• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN KELAS VII-1 SMP SWASTA PAB 18 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN KELAS VII-1 SMP SWASTA PAB 18 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN KELAS VII-1 SMP SWASTA PAB 18 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh :

Utari Mustika NIM 4103311047

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan, kesempatan dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Bilangan Pecahan Kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

(4)

v

PAB 18 Medan, guru, staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Swasta PAB 18 Medan yang namanya tidak memungkinkan penulis untuk menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Mustafa dan Ibunda Kamsinar sebagai orang tua penulis yang telah banyak memberi kasih sayang, semangat, nasehat, doa dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayahanda dan Ibunda, amin. Terimakasih juga untuk adik tercinta Riky Maulana yang telah memberikan doa, semangat dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.

Penulis juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada Harry Hardianto yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Tak lupa penulis ucapkan juga terima kasih untuk sahabat Anindya Miranda, Poppy Pradina, Yuli Novita Sari A.Md, Desy Ratna Sari, Aisyah Hutasuhut S.Pd, Meida Hasda Hasibuan S.Pd, Cindy Novalia Silitonga, Runny Tri Sulistyowati, Alice Chulaisyah S.Pd dan teman-teman seperjuangan di kelas Ekstensi A 2010 pendidikan matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2015

Penulis

(5)

vi

2.1.5.2. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi 21

2.1.6. Pengertian Model Pembelajaran 23

2.1.7. Model Quantum Teaching 24

2.1.7.1. Pengertian Quantum Teaching 24

2.1.7.2. Asas Utama Quantum Teaching 25

2.1.7.3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching 25

2.1.7.4. Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching 26 2.1.8. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Quantum Teaching 27

2.2. Materi Pokok 29

2.2.1. Bilangan Pecahan 29

(6)

vii

2.2.2. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan 30 2.2.2.1. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan

Bilangan Bulat 30

2.2.3. Perkalian Pecahan 32

2.2.3.1. Perkalian pecahan dengan pecahan 32

2.2.3.2. Perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa

dan sebaliknya 33

2.2.3.3. Perkalian bilangan asli dengan pecahan campuran 34 2.2.3.4. Perkalian Pecahan Biasa dengan Pecahan Biasa 35 2.2.3.5. Perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran 36 2.2.3.6. Perkalian pecahan campuran dengan pecahan campuran 37 2.2.3.7. Mengalikan tiga pecahan berturut-turut 37

2.2.4. Pembagian Pecahan 37

2.3. Contoh Penerapan Quantum Teaching Pada Materi

Bilangan Pecahan 39

2.4. Kerangka Konseptual 47

2.5. Hipotesis Tindakan 48

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 49

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 49

3.2.1. Subjek Penelitian 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 67

4.1.1. Deskripsi Motivasi Awal Siswa 67

4.1.1.1. Deskripsi Tes Awal 68

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 68

4.1.1.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 69

4.1.1.4. Analisis Data I 71

4.1.1.4.1. Analisis Data Motivasi Siswa I 71

4.1.1.4.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar I 72

4.1.1.5. Hasil Observasi I 74

4.1.1.6. Analisis Data Hasil Siklus I 76

4.1.1.6.1. Hasil Tes Siklus I 76

(7)

viii

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 79

4.1.2.1. Permasalahan II 79

4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 79

4.1.2.3. Analisis Data II 81

4.1.2.3.1. Analisis Data Motivasi Siswa II 81 4.1.2.3.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar II 82

4.1.2.4. Hasil Observasi II 83

4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II 86

4.1.2.5.1. Hasil Tes Siklus II 86

4.1.2.6. Hasil Refleksi II 87

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 94

5.2 Saran 94

(8)
(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa

Siklus I 73

Diagram 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa

Siklus I I 83

Diagram 4.3. Hasil Observasi Terhadap Guru 89

Diagram 4.4. Hasil Observasi Terhadap Siswa 90 Diagram 4.5. Persentase Motivasi Awal Siswa, Siklus I dan Siklus II 92 Diagram 4.6. Persentase THB Siswa pada Tes Awal, THB I dan

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 98 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 106 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 114 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II 120

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 127

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 130

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 133

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 135

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 137 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 140 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 143 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 145 Lampiran 13. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 147

Lampiran 29. Lembar Observasi Siswa 181

Lampiran 30. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 185 Lampiran 31. Lembar Validitasi Angket Motivasi Siswa 186 Lampiran 32. Angket Motivasi Belajar Siswa Siswa 189

Lampiran 33. Hasil Angket Motivasi Awal 192

Lampiran 34. Hasil Angket Motivasi I 194

Lampiran 35. Hasil Angket Motivasi II 196

Lampiran 36. Hasil Tes Awal 198

Lampiran 37. Hasil Tes Belajar I 200

Lampiran 38. Hasil Tes Belajar II 202

Lampiran 39. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran

Pada Siklus I 204

Lampiran 40. Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran

(12)

xii

Lampiran 41. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran

Pada Siklus I 206

Lampiran 42. Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran

Pada Siklus II 207

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Matematika memiliki peran penting dalam aspek kehidupan.Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung,mengukur dan lain-lain. Peran matematika dewasa ini semakin penting, karena banyak informasi yang disampaikan dalam bahasa matematika seperti tabel, grafik, diagram dan persamaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memahami dan menguasai informasi yang berkembang pesat yaitu dengan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Perkembangan teknologi yang pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan yang dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan guru dan siswa. Idris (dalam makalahpendidikan.blogdetik.com) mengungkapkan :

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemerintah harus bisa membuat prioritas dalam upaya perbaikan kualitas manusia Indonesia. Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara, khususnya daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Terakhir, perbaikan kualitas para pendidik pun harus bisa diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai para guru yang mengajari para calon pemimpin bangsa ini justru merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa yang mereka ajarkan.

(14)

2

menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetensi di bidang teknologi dan ekonomi.

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; (6) memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang untuk berpikir logis, teliti dan penuh perhitungan yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009: 253) juga mengemukakan alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(15)

3

Hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS, 1999) menunjukkan bahwa peringkat matematika siswa Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Hasil penelitian TIMMS empat tahun kemudian (2003), peringkat matematika siswa Indonesia berada pada deretan 34 dari 45 negara. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah dan jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai pelajaran yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika. Abdurrahman (2009: 252) mengungkapkan: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Kenyataan ini sejalan dengan hasil pelaksanaan observasi yang dilaksanakan di SMP Swasta PAB 18 Medan. Observasi dilaksanakan pada kelas VII-1 Jumlah Siswa sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil

Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi bilangan. Siswa belum dapat memahami konsep bilangan, serta siswa juga masih belum mampu menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan materi bilangan dan mengaitkan soal cerita ke dalam pecahan. Karena dalam belajar siswa masih kurang termotivasi dan berminat untuk mempelajari matematika khususnya pada materi bilangan. Sehingga hasil belajar siswa tidak mencapai nilai ketuntasan KKM 70.

(16)

4

(7,14%) siswa yang memiliki kategori tinggi, 3 orang (10,71%) siswa yang memiliki kategori sedang, 8 orang (28,58%) siswa yang memiliki kategori rendah, 15 orang (53,57%) siswa yang memiliki kategori sangat rendah.

Adapun deskripsi data kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tiap-tiap butir soal pada tes kemampuan awal dapat dilihat pada gambar berikut ini :

1. Siswa belum mengerti pengertian bilangan pecahan dan belum bisa memberikan contohnya kedalam kehidupan sehari-hari

Gambar 1.1. Kesalahan salah satu siswa dalam mengartikan bilangan pecahan

2. Siswa belum bisa menjumlahkan pecahan

(17)

5

3. Siswa belum bisa mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa

Gambar 1.3. Kesalahan salah satu siswa dalam mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa

Faktor lain yang juga mempengaruhi hasil belajar siswa yang masih rendah adalah pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa, jika seorang guru kurang tepat menggunakan model pembelajaran dalam belajar, maka akan berdampak pada siswa, seperti: hasil belajar siswa yang tidak memuaskan, pasifnya siswa dalam belajar, kurangnya siswa untuk berpikir dalam belajar, dan kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Hal di atas sejalan dengan hasil wawancara oleh seorang guru matematika kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan, menyatakan:

(18)

6

Quantum Teaching belum pernah beliau terapkan dalam proses KBM, selama ini guru melakukan KBM dengan metode ceramah dan tanya jawab.

Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat sangat diperlukan demi keberhasilan proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti diungkapkan Slameto (2010 : 65) mengemukakan :

Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Hal tersebut mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah karena siswa hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto (dalam http://pendidikan-matematika.blogspot.com/2009/03/pengaruh-model-pembelajaran) menyatakan bahwa “Motivasi adalah usaha yang didasari untuk menggerakkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Dalam proses belajar mengajar matematika hendaknya guru berupaya agar siswa terlibat secara aktif untuk menemukan kembali konsep matematika. Dengan kata lain, proses pembelajaran tidak di dominasi oleh guru, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dapat terjalin. Dengan cara demikian, siswa dapat termotivasi untuk belajar.

(19)

7

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Quantum Teaching.

Menurut Deporter, dkk (2010:32) menyatakan “Hubungan dinamis yang tercipta berguna untuk menarik keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.”

Deporter,dkk (2010:34) menyatakan bahwa :

Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang menekankan kegiatan aktif, bermakna menyenangkan, dimana dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator.

Menurut Deporter (2010:39) menyatakan bahwa :

Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dalam model pembelajaran Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, mennjadikan isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.

Dengan pembelajaran Quantum Teaching, konsep yang ada pada matematika dapat diikuti dan dipelajari siswa dengan lebih rileks dan santai tanpa dibayangi dengan ketakutan dan kesulitan dalam mempelejari matematika. Model pembelajaran Quantum Teaching dapat membuat siswa merasa nyaman dalam memahami dan belajar matematika secara baik dan mendalam. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar yang akan berdampak pada hasil belajar siswa.

(20)

8

1.2Identifikasi Masalah

Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah yaitu :

1. Motivasi belajar siswa masih kurang

2. Siswa masih banyak melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal pecahan yang telah diberikan

3. Kegiatan belajar mengajar yang digunakan oleh guru didominasi oleh metode ceramah dan tanya jawab

4. Metode Quantum Teaching belum pernah di terapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini untuk melihat apakah motivasi dan hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan pecahan akan lebih baik dengan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran Quantum Teaching.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi bilangan pecahan di kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Apakah Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi bilangan pecahan di kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum

(21)

9

pecahan di kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan

pecahan di kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru bidang studi matematika untuk menggunakan penerapan model Quantum Teaching sehingga dapat menvariasikan model pembelajaran pada proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas VII-1 SMP PAB VII-18 Medan pada materi bilangan pecahan.

2. Bagi siswa, melalui penerapan model Quantum Teaching diharapkan dapat meningkatkan perhatian terhadap materi yang diajarkan dalam pelajaran matematika sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga mengakibatkan meningkatnya motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII-1 SMP PAB 18 Medan.

3. Bagi sekolah, penerapan model Quantum Teaching dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu kebijakan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran termasuk dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

(22)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Melalui penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching pada materi bilangan pecahan di kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang telah diberikan pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II yakni dari angket motivasi awal yang diberikan, diperoleh nilai rata-rata tingkat motivasi awal siswa adalah 58,89% (rendah), pada siklus I adalah 71,78% (sedang), dan meningkat pada siklus II menjadi 85,21% (tinggi).

2. Melalui penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching pada materi bilangan pecahan di kelas VII-1 SMP Swasta PAB 18 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari tes hasil belajar, diperoleh siswa telah mencapai ketuntasan individual dan klasikal, lembar observasi guru dan siswa yang telah diberikan pada saat pembelajaran berlangsung sudah dalam kategori baik. Dari tes awal yang diberikan, diperoleh nilai rata-rata tingkat hasil belajar awal siswa adalah 42,85%, pada siklus I adalah 75%, dan meningkat pada siklus II menjadi 89,28% .

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

(23)

95

2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran , mau bertanya kepada guru dan berdiskusi dengan temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

3. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik, mampu memotivasi siswa dan mampu mengembangkan penelitian dengan mempersiapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan lebih baik lagi.

(24)

96

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2009) . Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryanto. (2010) . Belajar dan Mengajar, CV.Yrama Widya. Bandung

DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah. (2010) . Quantum Teaching : Orchestrating Student Success. Terjemahan Ary Nilandari . PT

Mizan Pustaka. Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2006) . Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fidian,A. (http://remajasampit.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-motivasi-dalam belajar.html) ( diakses April 2012 )

Herzberg.(http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi : 1966)

Idris (dalam makalahpendidikan.blogdetik.com) (diakses Februari 2013) Istarani. (2011) . 58 Model Pembelajaran Inovatif. Media Persada, Medan. Likert (http://nadhirin.blogspot.com/).

Oemar Hamalik. (2010) . Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Purwanto (http://pendidikan-matematika.blogspot.com/2009/03/pengaruh-model-pembelajaran)

Purwanto. (2010) . Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar. Yogyakarta

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Sihombing (http://www.peduli-matematika.org)

Slameto. (2010) . Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

(25)

97

Suprijono, Agus. (2009) . Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Trianto. (2009) . Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana, Jakarta.

(26)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1.2. Kesalahan salah satu siswa dalam menjumlahkan
Gambar 1.3. Kesalahan salah satu siswa dalam mengubah pecahan

Referensi

Dokumen terkait

Buah manggis merupakan buah klimakterik, sehingga setelah dipanen masih melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan etilen dan karbondioksida

4) use case Penilaian dengan aktor Wali Kelas yang melakukan proses input nilai akademik siswa. Berikut langkah-langkahnya: a) Wali Kelas memilih menu nilai akademik untuk

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Di wilayah Madura, budaya carok sudah menjadi salah satu kehidupan masyarakat, sehingga carok ini dapat menimbulkan perkelahian bahkan sampai dengan pembunuhan. Budaya yang

Buku Pegangan Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kelas 4, Depdikbud, 2013. 2.6 Memiliki sikap amanah sebagai implementasi dari pemahaman kisah

Lokasi ini dipilih karena beberapa mahasiswa yang menonton Drama Korea menggunakan kosa kata Bahasa Korea sehari-hari dalam pergaulannya saat berkomunikasi secara lisan

Jalan Kolonel Wahid

Setelah siswa mempelajari materi persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk abstrak siswa dapat membuat model matematika dari