• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi macam macam energi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi macam macam energi"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Advensia Sari Kusumawati NIM: 131134067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Advensia Sari Kusumawati Nim: 131134067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan kasihnya.

Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu

mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini. Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat

Dalam mengerjakan skripsi.

Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala kondisiku dan memberikan semangat.

Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan kasihnya.

Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu

mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini. Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat

dalammengerjakan skripsi.

Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala kondisiku danmemberikan semangat.

Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

(7)

vi

MOTTO

(8)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,... Penulis

(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Advensia Sari Kusumawati

Nomor Mahasiswa : 131134067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK KELAS IV SD MATERI MACAM-MACAM ENERGI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta,... Yang menyatakan,

(10)

ix

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI

Maria Advensia Sari Kusumawati Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah terbatasnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA dan kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi dan dapat mengembangkan LKS IPA dengan kualitas yang baik.

Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model pengembangan Dick & Carey (2003). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah pengembangan, yaitu analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif.

(11)

x

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET OF SCIENCE BASED ON SCIENTIFIC APPROACH FOR THE GRADE FOUR OF THE

ELEMENTARY SCHOOL ABAOUT THE KINDS OF ENERGY.

Maria Advensia Sari Kusumawati Sanata Dharma University

2017

The background of this research is the limited use of student worksheets of science learning and teachers' lack in understanding the scientific approach observe, question, reason, try, and communicate. The sample of this research is SDN Demangan Yogyakarta grade four, 2016/2017 academic year. The purpose of this research is to develop the student worksheet’s product of science based on the scientific approach to the material of kinds of energy and develop student worksheet of science in a good quality.The methods in this research are the research and the development (R & D). The model used is the model of Dick & Carey’s development (2003). This model is modified into eight stages of development. There are analysis of needs, the formulate specific goals, developing instruments, develop strategy, develop the content of student worksheet of science, formative evaluation, revision, and summative evaluation.

(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Macam-Macam Energi dengan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat

kesehatan dan kelancaran dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph. D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M. Pd selaku Kaprodi PGSD.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd selaku Wakaprodi PGSD.

5. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S. S., BST., M.A selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Kintan Limiansih, M. Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Albertus Hariwangsa Panambuh, M. Sc selaku dosen IPA yang telahmembantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Muryanto, S.Pd selaku kepala SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah memberikan izin serta dukungan selama proses pelaksanaan penelitian di SDtersebut.

9. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

(13)

xii 11. Siswa-siswa SD Negeri Demangan yang telah membantu dalam uji coba

terbatas.

12. Para dosen PGSD, yang dengan sabar dan selalu mendampingi serta mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD.

13. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu dalam proses perkuliahan dan skripsi.

14.Orang tuaku tercinta, Bapak Hendrikus Parwoto dan Ibu Tarsisia Wasilah yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi.

15. Kakakku Yeni dan Yeti, serta adikku Putra yang telah membantu dalam proses menyusun skripsi ini.

16. Sahabat-sahabatku di kelas B yang selalu memberikan motivasi dandukungan. 17. Teman-teman payung skripsi Sela, Asa, Ama, Julison, dan Pricilyang selalu

membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

18. Yustin dan Lia sahabat dikos yang selalu menemani dalammengerjakan skripsi.

19. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidakdapat peneliti sebutkan satu-persatu.Peneliti menemui banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menjadi menyerah dan putus asa, namun menjadikan semangat dan antusias untuk maju dan menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Peneliti menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan selain milik Tuhan, begitu pula dengan penulisan skripsi ini. Karena itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta,... Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN………..iii

PERSEMBAHAN ... iiv

MOTTO...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRAK...ix

KATA PENGANTAR………....x

DAFTAR ISI... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.I Latar Belakang Penelitian ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 5

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Spesifikasi Produk ... 7

1.6 Definisi Operasional... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.1.1.1 Cara Anak Belajar ... ...10

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam ... 10

2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu ... 11

2.1.2.2 Pembelajaran Sains ... 11

2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains ... 12

2.1.3 Pendekatan Santifik ... 13

2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ... 15

(15)

xiv

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 17

2.1.4.1 Pengertian LKS ... 17

2.1.4.2 Fungsi LKS ... 18

2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ... 18

2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa... 20

2.1.5 Bentuk Energi... 20

2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi ... 21

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 30

3.2.1 Subjek Penelitian ... 30

3.2.2 Objek Penelitian ... 30

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 31

3.2.4 Waktu Penelitian ... 31

3.3 Rancangan Penelitian ... 31

3.4 Prosedur Penelitian... 35

3.4.1. Analisis Kebutuhan ... 37

3.4.1.1 Analisis Siswa ... 37

3.4.1.2 Analisis Pembelajaran ... 37

3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus ... 38

3.4.3 Mengembangkan Instrumen ... 38

3.4.4 Mengembangkan Strategi... 39

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ... 39

3.4.6 Evaluasi Formatif ... 39

3.4.7 Revisi ... 39

3.4.8 Evaluasi Sumatif ... 39

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5.1 Observasi ... 40

3.5.2 Wawancara ... 40

3.5.3. Kuesioner ... 41

3.5.4 Tes ... 42

3.6 Instrumen Penelitian... 42

3.6.1 Pedoman observasi ... 42

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 43

3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah ... 43

3.6.2.2 Wawancara guru kelas IV ... 44

3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV... 44

3.6.3 Kuesioner ... 45

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 45

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli ... 46

(16)

xv

3.7. Triangulasi... 48

3.8 Teknik Analisis Data ... 50

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ... 50

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah ... 55

4.1.1.1 Identifikasi Potensi ... 55

4.1.1.2 Identifikasi Masalah ... 55

4.1.2 Proses Pengembangan LKS ... 60

4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ... 61

4.1.2.2 Merumuskan tujuan khusus... 62

4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ... 64

4.1.2.4 Mengembangkan Strategi... 66

4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ... 67

4.1.2.6 Evaluasi Formatif ... 73

4.1.2.7 Revisi ... 75

4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ... 75

4.1.3 Kualitas LKS ... 76

4.1 Hasil Perhitungan Kenaikan Pretest dan Posttest ... 78

4.2 Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 86

5.3 Saran ... 86

DAFTAR REFERENSI ... 87

LAMPIRAN ... 90

(17)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan...27

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick & Carey...32

Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan...36

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan...49

(18)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Masing-Masing Siswa...77

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes...38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV...43

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah...44

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV...44

Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa kelas IV...45

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Terbuka...46

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Tertutup...46

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Kuesioner untuk Siswa...46

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli...47

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Instrumen Tes...48

Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif...52

Tabel 3.12 Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli...52

Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen...64

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas Tes...65

Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes...66

Tabel 4.4 Pemetaan KI,KD, Indikator, dan Tujuan Kegiatan...66

Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Guru...75

Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli...76

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah...57

Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data...59

Gambar 4.3 Kegiatan LKS Tentang Energi Panas...68

Gambar 4.4 Kegiatan LKS Tentang Energi Angin...69

Gambar 4.5 Kegiatan LKS Tentang Energi Bunyi...70

Gambar 4.6 Kegiatan LKS Tentang Energi Cahaya...71

Gambar 4.7 Kegiatan LKS Tentang Energi Kimia...72

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi...91

Lampiran 2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas...92

Lampiran 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Oleh Ahli...93

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru...95

Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah...96

Lampiran 6 Lembar Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Oleh Ahli...98

Lampiran 7 Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Terbuka...101

Lampiran 8 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa Oleh Ahli...102

Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa...103

Lampiran 10 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli IPA...109

Lampiran 11 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli Guru...114

Lampiran 12 Hasil Perhitungan Item Tes Valid dan Reabilitas Item Tes Valid...119

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian...122

Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...123

Lampiran 15 LKS IPA...124

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.I Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam adalah adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Mata pelajaran IPA dipelajari di berbagai jenjang pendidikan dan salah satunya pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar dipelajari berbagai macam materi. Pada penelitian ini peneliti membahas Kompetensi Dasar (KD) 3.4 membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang diajarkan kepada siswa berdasarkan KD tersebut adalah macam-macam energi.

(23)

2 kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif di dalam kelas. Guru menggunakan sumber belajar buku siswa dan Buku Siswa Elektronik (BSE).

Potret pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta memperlihatkan pembelajaran di dalam kelas yang cenderung pasif. Situasi pembelajaran IPA tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi guru dalam merancang dan menggunakan metode yang menarik dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, dengan metode ceramah tingkat pemahaman siswa pun rendah, karena siswa hanya mendengarkan dan tidak mempraktikannya secara langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui ketika guru bertanya dan mengulang kembali materi pembelajaran yang telah dijelaskan. Sebagian besar siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan santifik untuk membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas. Di dalam LKS terdapat berbagai macam kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif belajar di kelas yang mencakup lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa sebelum dan susudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Saat melaksanakan uji coba produk lapangan terbatas peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik yang tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diberi soal pretest dan keenam siswa mendapatkan nilai rerata sebesar 69,1% dan setelah menggunakan LKS siswa mendapatkan nilai posttest rerata sebesar 89,1% siswa mengalami peningkatan rerata sebesar 29%.

(24)

3 memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, 5 tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan mencari jawaban dari berbagai macam sumber informasi dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mbasi (2016) guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.Pengembangan LKS ini menggunakan pendekatan saintifik model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi Borg dan Gall serta sugiyono. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang memodifikasi tahapan pengembangan Dick & Carey menjadi delapan tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi. Penelitianyang dilakukan oleh Irna (2016) masih banyak guru yang membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Dalam penelitian ini guru menyatakan kesulitan kecerdasan ganda dimana guru harus mempunyai LKS agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Bailaen (2016) Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik adalah hal baru seiring dengan digunakannya kurikulum 2013 dalam pendidikan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan agar dapat membantu guru-guru yang sangat membutuhkan sebuah contoh Lembar Kerja Siswa dengan kualitas baik.

(25)

4 menggunakan bahan ajar LKS bukan buatan sendiri, kebanyakan LKS yang beredar bersifat kognitif, masih banyak siswa yang kurang fokus pada saat pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2016) LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Dari hasil paparan penelitian relevan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa untuk membantu kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat peneliti berdasarkan empat karakteristik yaitu(1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. LKS dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan guru yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner.

(26)

5 melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 7) mewawancarai narasumber (guru, teman, orangtua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan pembelajaran IPA, 8) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 9) menyampaikan hasil kerja saya di dalam kelompok, 10) menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau menunjukkan hasil kerja.

Berdasarkan permasalahan mengenai penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk materi macam-macam energi. Kebutuhan LKS dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada paparan di atas. Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research & Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi. Pengembangan LKS memperhatikan lima langkah dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Berdasarkan permasalahan mengenai penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk materi macam-macam energi penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan produk LKS yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan revisi LKS setelah melakukan uji coba lapangan terbatas.

I.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan untuk siswa kelas IV SD?

I.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD dengan materi macam-macam energi.

(27)

6 I.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Untuk Mahasiswa

Mahasiswa memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa dalam mempelajari materi macam-macam energi. Produk LKS yang dikembangkan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pendekatan saintifik secara utuh yang dapat menunjang proses belajar mengajar siswa di kelas.

1.4.2 Untuk Guru

Guru menjadi lebih paham tentang pendekatan saintifik dan semakin menyadari pentingnya penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk membantu kesulitan siswa dalam belajar dan mengajak siswa untuk aktif di kelas dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang ada pada LKS.

1.4.3 Untuk Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Siswa juga terbantu dalam mengatasi kesulitan dalam memahami materi dan menjadi semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan.

1.4.4 Untuk Sekolah

Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan dan merekomendasikan pengembangan LKS IPA yang membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar.

1.4.5 Untuk Prodi PGSD

(28)

7 1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD. Peneliti mengembangkan KD 3.4 yaitumembedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator yang dikembangkan adalah 3.4.1 menyebutkan bentuk-bentuk energi yang ada disekitar dan 3.4.3 . menjelaskan manfaat bentuk-bentuk energi yang ada disekitar. Tujuan pembelajaran dari setiap indikator yaitu siswa menyebutkan minimal tiga bentuk energi melalui kegiatan mengamati di dalam maupun di luar kelas, Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk energi melalui kegiatan percobaan di dalam maupun di luar kelas, serta siswa dapat menyebutkan manfaat bentuk energi untuk kehidupan sehari-hari minimal tiga manfaat melalui kegiatan percobaan. Kemudian peneliti mengembangkan rencana kegiatan. Hal ini ditujukan untuk membuat desain prototipe IPA materi macam-macam energi.

LKS yang dibuat terdiri dari daftar isi, kata pengantar, petunjuk penggunaan LKS, isi LKS yang terdiri dari berbagai macam kegiatan IPA materi macam-macam energi dengan menggunakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Dalam LKS juga terdapat 20 soal posttest. LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25cm. LKS dibuat dengan meggunakan Microsoft Word. Kertas yang digunakan adalah ivory 230 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Bahasa yang digunakan sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan analisis kebutuhan siswa.

(29)

8 1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi barudengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya. 1.6.2 Pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses pembelajaran.

1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar.

1.6.4 Pendekatan Saintifik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan siswa untuk melakukan lima tahapan dalam saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

1.6.5 LKS adalah lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa dan dapat digunakan sebagai buku panduan dalam mengerjakan praktikum.

1.6.6 Materi macam-macam energi adalahmateri tentang berbagai macam energiyang terdiri dari energi panas, energi gerak, energi cahaya, energi listrik,energi bunyi, dan energi kimia.

1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di kelas IV untuk belajar dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam sub bab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan pembelajaran, IPA, pendekatan saitifik, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan materi macam-macam energi.

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan peoses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian (Majid, 2014: 15). Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Majid, 2014: 16). Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dalam menata lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik Jackson (dalam Rusman, 2013: 252). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi baru dengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya.

(31)

10 melaksanakan aktivitas belajar mengajar Trianto (dalam Daryanto, 2014: 41). Suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Carey (dalam Rusman, 2013: 132). Pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013: 133). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatau tujuan tertentu dalam proses pembelajaran

2.1.1.1 Cara Anak Belajar

Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif) Piaget (dalam Majid, 2014: 9). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman anak yang lebih khusus mengenai apa yang dilakukan ketika mereka memecahkan sebuah masalah sehingga mereka dapat dibantu dengan perilaku yang cerdas Sternberg (dalam Rusman, 2014: 12). Proses belajar siswa sebagai bagian dari kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor (Rusman, 2014: 11). Belajar yang berpusat pada siswa dengan cara mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman langsung secara kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi pengalaman belajarnya (Rusman, 2014: 382).Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa cara anak belajar berbeda-beda hal ini dikarenakan setiap anak memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang berbeda pula.

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam

(32)

11 pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habis-habisnya Sumaji (dalam Sani, 2013: 31). IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam ( Dardmojo, 1992: 5). Untuk ini diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamatinya.

IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam Nash (dalam Samatowa, 2011: 3). Cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar.

2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu

Krisis dalam pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan untuk menegakkan pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya penelitian-penelitian yang dihasilkannya Paul (dalam Samatowa, 2011: 7). Meskipun pendidikan sains merupakan disiplin ilmu yang relatif masih muda sekitar 50 tahun, namun telah berfungsi sebagai daerah liputan untuk studi lanjut dan penelitian bagi 65 perguruan tinggi di Amerika Serikat Yager (dalam Samatowa, 2011: 8). Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu merupakan pendidikan IPA berdasarkan bukti yang ada dan berfungsi untuk penelitian lebih lanjut.

2.1.2.2 Pembelajaran Sains

(33)

12 penjelasan ilmiah menyediakan alternatif yang lebih meyakinkan dan lebih berdaya. Pembelajaran sains dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis Cullingford (dalam Samatowa, 2011: 9). Pembelajaran Sains akan dapat ditingkatkan, bila anak dapat lebih berkelakuan seperti seorang ilmuwan bagi diri mereka sendiri, dan jika mereka diperbolehkan serta disorong untuk melakukan hal itu Claxton (dalam Samatowa, 2011: 9). Mereka dapat memperoleh bahwa beberapa materi menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Dari berbagai ide mengenai pembelajaran sains, kegiatan anak di kelas diantisipasi menjadi serupa dengan apa yang sesungguhnya dilakukan para ilmuwan dalam percobaan mereka, namun dalam situasi yang berbeda.

2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains

Berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan sains saat ini lebih menekankan pada anak daripada gurunya dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar sains Yager (dalam Sumaji, 2003: 121) . Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh hasil interaksi antara berbagai informasi yang seharusnya diberikan kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang dimiliki sebelumnya. melalui kegiatan bertanya, anak akan berlatih menyampaikan gagasan dan memberikan respons yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan Gall (dalam Sumaji, 2003: 122). Bertanya merupakan ciri utama dalam sains yang telah menunjukkan bahwa dengan berbagai pertanyaan yang diajukan, sains dapat dikembangkan.

(34)

13 yang sebenarnya ingin dipelajari anak (Samatowa, 2011: 8). Dari berbagai ide diatas peneliti menyimpulkan bahwa memberdayakan anak dalam pendidikan sains proses belajar lebih difokuskan kepada anak dan anak diminta untuk berfikir kritis dengan bertanya pada guru, sehingga anak dapat memberikan gagasan serta respons terhadap suatu permasalahan yang ada.

2.1.3 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan bermacam-macam teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan kreatifitas dan penemuan peserta didik sehingga memperoleh pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan kepentingan peserta didik sendiri (Kokasih, 2014: 72). Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang memadu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan (Abidin, 2014: 125).

(35)

14 2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Karakteristik mengenai pembelajaran saintifik, yaitu materi pembelajaran yang didapat dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedeasaannya sehingga peserta didik dapat mengkritisi, mengetahui cara pemerolehannya, dan kelemahan-kelemahannya (Kosasih, 2014: 72). Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif sehingga peserta didik dapat mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya serta dapat mendorong peserta didik untuk selalu berpikir analistis dan kritis. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya (Abidin, 2014: 129). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

(36)

15 2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Hosnan, 2014: 36) yaitu. 1) meningkatkan kemampuan intelek 2) membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik 3) menciptakan kondisi pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan (4) memperoleh hasil belajar yang tinggi 5) melatih peserta didik mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, 6) mengembangkan karakter peserta didik.

2.1.3.3 Kegiatan Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, berikut ini merupakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diuraikan sebgai berikut (Abidin, 2014: 133).

1. Mengamati

Pada awal pembelajaran kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah mengamati. Metode mengamati ini mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran atau meaningful learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara nyata, sehingga peserta didik tertarik dan tertantang serta mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran saintifik dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini. (1) menentukan objek apa yang diamati (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang diamati (3) menentukan data-data yang akan diamati secara jelas, baik primer maupun sekunder (4) menentukan tempat pengamatan objek yang akan diamati (5) menentukan secara jelas langkah-langkah pengamatan agar berjalan mudah dan lancar (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, perekaman video, dan lainnya.

2. Menanya

(37)

16 Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik demi membina keterampilan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan (Abidin, 2014: 137). Kriteria pertanyaan ini ialah sebagai berikut. Singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi.

3. Menalar

Kegiatan menalar adalah tahapan ketiga dalam pembelajaran saintifik. Istilah menalar pada kurikulum 2013 diartikan sebagai istilah asosiasi yang merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa dan menjadikannya sebagai penggalan memori. Teori asosiasi sangat efektif dalam menanamkan sikap ilmiah dan motivasi kepada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai intrinsik dari pembelajaran partisipatif. Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui cara berikut ini (Kemendikbud dalam Abidin, 2014: 139).

Pertama, guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum. Kedua, guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh,baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. Ketiga, bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Keempat, kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Keenam, setiap kesalahan atau kekeliruan segera dikoreksi atau diperbaiki. Keenam,perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik. Ketuju, evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik. Kedelapan, guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

4. Mencoba

(38)

17 percobaan berjalan lancar guru wajib melakukan beberapa hal berikut ini. Pertama, guru hendaknya merumuskan tujuan kegiatan mencoba yang akan dilaksanakan pada peserta didik. Kedua, guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Ketiga, guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Keempat, guru harus memperhitungkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan mencoba. Kelima, guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik. Keenam, guru membicarakan masalah yang akan dilakukan percobaannya. Ketuju, membagi kertas kerja kepada peserta didik. Kedelapan, peserta didik melakukan kegiatan mencoba dengan bimbingan guru. Kesembilan, guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan mengevaluasinya bila dianggap perlu didiskusikan.

5. Mengomunikasikan

Kegiatan mengomunikasikan ialah akhir pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kegiatan ini menggunakan kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)

2.1.4.1 Pengertian LKS

(39)

18 pertanyaan) sehingga peserta didik dapat melakukannya secara aktif (Depdikbud dalam Trianto, 2011: 243).

Lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua macam yaitu lembar kegiatan siswa berstruktur dan lembar kegiatan siswa tak berstruktur Ibrahim (dalam Trianto, 2011: 244). Lembar kegiatan siswa berstruktur adalah lembar kegiatan yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru. Lembar kegiatan siswa tak berstruktur adalah lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan, dan menemukan konsep dalam suatu tema. Dari berbagai penjelasan LKS di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari dan dapat digunakan sebagai buku panduan dalam mengerjakan praktikum.

2.1.4.2 Fungsi LKS

Berdasarkan pengertian LKS pada dasarnya sudah dapat diterka apa saja fungsinya dalam kegiatan pembelajaran tematik (Prastowo, 2014: 270). Namun lebih jelasnya berikut ini akan diungkapkan bahwa LKS mempunyai empat fungsi yaitu. Pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga,LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Dan keempat, LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

2.1.4.3 Jenis-jenis LKS

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKS yang bemacam-macam (Prastowo, 2014: 271). Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKS yang umum digunakan oleh siswa, yaitu:

(40)

19 mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu karateristik pembelajaran tematik. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas yaitu dengan cara mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

Kedua, LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan). Di dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video. Kemudian meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa dilatih unruk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa.

Ketiga, LKS Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar). LKS penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

Keempat, LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan). LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar. LKS ini juga cocok untuk pengayaan.

(41)

20 dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS.

2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa

Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki beberapa manfaat. Lembar kerja siswa memiliki manfaat (Lismawati, 2010: 40) sebagai berikut.

(1) dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. (2) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. (3) dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. (4) secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2.1.5 Bentuk Energi

(42)

21 adalah kemampuan untuk melakukan usaha dan energi tidak dapat diciptakan serta dimusnahkan.

2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi

Energi ada bermacam-macam jenis atau bentuknya (Saptorini, 2013: 40), antara lain:

1. Energi cahaya

Energi cahaya membantu kita melihat benda-benda di sekitar. Sumber energi cahaya di bumi adalah matahari. Karena adanya cahaya matahari, bumi menjadi terang di siang hari. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga buni menjadi gelap gulita. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga bumi menjadi gelap gulita. Untuk melihat kamu memerlukan alat penerangan, seperti lampu, lilin, lentera, obor, atau senter. Namun, energi cahaya dari alat-alat penerangan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi cahaya dari matahari.

2. Energi Panas

Energi panas dan energi cahaya biasanya dihasilkan secara bersamaan. Sumber energi panas terbesar adalah matahari (Saptorini, 2013: 39). Adanya energi panas dari matahari menyebutkan suhu di bumi menjadi hangat sehingga dapat dihuni pleh mahluk hidup. Energi panas matahari juga membuat baju dan makanan yang dijemur menjadi kering. Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi. Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas (Parulian, 2011: 114). Sumber energi panas dapat berasal dari gesekan suatu benda, kompor yang menyala (api), panas matahari, dan uap panas. Energi panas dari matahari digunakan manusia untuk berbagai macam keperluan (Sumantoro, 2009: 142). Matahari merupakan sumber energi utama.

(43)

22 panas di bumi sesuai untuk kehidupan mahluk hidup. (2) panas matahari memungkinkan terjdinya daur air dan perubahan musim di belahan bumi utara dan selatan (3) panas matahari berguna untuk mengeringkan pakaian serta bermacam-macam bahan makanan, misalnya gabah, padi, ikan asin kerupuk, dan garam (4) panas dari kompor digunakan untuk memasak makanan dan air.

3. Energi Bunyi

Berbagai bunyi yang kamu dengar itu dihasilkan oleh benda yang bergetar (Parulian, 2011: 117). Benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi itu disebut sumber bunyi. Getaran lebih mudah dirasakan daripada diamati karena getaran berlangsung sangat cepat. Bunyi berasal dari benda yang bergetar. Getaran benda menyebabkan udara di sekitar benda ikut bergetar sehingga terciptalah bunyi (Saptorini, 2013: 40). Misalnya senar gitar akan menghasilkan bunyi saat dipetik. Energi bunyi menyebabkan kita dapat mendengar berbagai suara misalnya orang berbicara, alat musik dimainkan, sirine berdengung, atau bel berdentang.

Benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat timbul dengan berbagai macam cara (Sumantoro, 2009: 150). Salah satu caranya adalah dipukul. Jika meja dipukul dengan keras, akan muncul bunyi yang keras. Jika meja dipukul dengan pelan, bunyinya akan pelan. Getaran sumber bunyi dapat merambat melalui benda perantara atau medium dalam bentuk gelombang bunyi. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar (Herliani, 2003: 134). Getaran karet gelang, penggaris plastik, garpu, dan pita suara menyebabkan terjadinya bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui udara, benda padat, dan benda cair. Oleh karena itu kalian dapat mendengar suara melalui udara, dinding tembok, dan dalam air. Agar bunyi dapat didengar, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu: ada sumber bunyi yang menghasilkan bunyi, ada perantara, dan ada pendengar yang menerima bunyi. Semua getaran benda yang dapat mengahasilkan bunyi disebut sember bunyi (Haryanto, 2013: 97).

4. Energi Listrik

(44)

23 energi listrik juga menyebabkan kita tidak kegelapan di malam hari. Peralatan yang dapat berfungsi karena energi listrik membantu meringankan pekerjaan kita sehari-hari, seperti mesin cuci dan penanak nasi. Peralatan listrik juga dapat membuat hidup kita lebih nyaman, misalnya AC (air conditioner) dan kipas angin yang mendinginkan tubuh di saat cuaca panas.

5. Energi Kimia

Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bentuk bahan kimia, seperti makanan dan baterai (Saptorini, 2013: 40). Dengan mengonsumsi makanan kita mendapatkan energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. energi kimia juga terdapat pada baterai. Baterai membuat peralatan yang memerlukan energi listrik kecil dapat bekerja, seperti senter, radio, arloji, jam dinding, dan mainan. Jika kita tidak makan seharian maka tubuh kita akan lemas. Energi kimia juga terdapat pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

6. Energi Gerak

Energi gerak dihasilkan oleh angin dan air (Saptorini, 2013: 39). Energi gerak dari angin dapat membuat berbagai benda bergerak, misalnya kincir angin dan perahu layar. Energi gerak dari angin juga dapat merusak, misalnya dapat membuat batang pohon menjadi tumbang. Selain angin, energi gerak juga dapat dihasilkan dari air yang mengalir. Energi gerak dari air yang mengalir membuat berbagai benda, seperti kincir air dan perahu bergerak energi gerak dari air juga dapat menyebabkan kerugian manusia, misalnya banjir yang dapat merusak berbagai bangunan dan menewaskan manusia. Benda-benda dapat bergerak karena adanya energi (Sumantoro, 2009: 163).

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik merupakan hal baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini enam penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian berjudul “ Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas 1V Materi Bentuk Energi”.

(45)

24 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I (2) mendeskripsikan kualitas produk prosedur LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat bergama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I. Hasil penelitian dalam tahap pengembangan menunjukan bahwa kualitas produk LKS oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan media LKS masing-masing ialah, Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS memberikan skor 4,00 dengan kategori “Baik” dan Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS (B) memberikan skor 4,06 dengan kategori “Baik”. Kualitas produk LKS oleh dua orang guru kelas II SD masing-masing ialah, Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1 memberikan skor 3,56 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil validasi aspek tersebut oleh Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS serta Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1, penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS dengan memperoleh skor rata-rata 3,73. Berdasarkan hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar.

(46)

25 Mustofa (2016) mengembangkan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar Sains di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kelayakan LKS oleh: pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas (IVB) menunjukkan: rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11%, dengan rerata nilai sebesar 7,84. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang.

Afifah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis metode percobaan. jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan LKS berbasis metode percobaan dan efektifitas LKS IPA berbasis metode percobaan serta peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis metode percobaan IPA dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa validasi penyajian LKS melalui angket oleh ahli media dengan presentase 62% , dengan kriteria cukup dari ahli materi dengan presentase 61% dengan kriteria cukup. Hasil angket aktifitas siswa dengan presentase 80% dengan tanggapan dari guru terhadap LKS berbasis metode percobaan sebesar 91%, tanggapan siswa sebesar 81% dan ketuntasan hasil belajar dengan > 70. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan postets dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis metode percobaan kelas IV SD dapat digunakan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pretest dan posttest.

(47)

26 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi berpedoman pada 12 aspek LKS seperti 1) Identitas atau judul LKS, 2) Kompetensi Dasar yang akan dicapai, 3) Waktu penyelesaian, 4) Peralatan atau bahan yang dibutuhkan, 5) Informasi singkat, 6) Langkah kerja, 7) Tugas yang harus dilakukan, 8) laporan yang harus dikerjakan, 9) Masalah yang ditampilkan, 10) Aspek yang dikembangkan, 11) Penggunaan EYD, dan 12) Tampilan LKS. Menunjukkan bahwa LKS model PBM mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk model PBM yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan.

Shalikhah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas (IV) Sekolah Dasar. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikpada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk SD/MI kelas (IV), 2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, 3) mengetahui kualitas LKS IPA, 4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi ahli materi, kualitas produk LKS IPA memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik. Hasil validasi ahli media memperoleh persentase penilaian 91,25% dengan kategori sangat baik. Hasil penilaian teman sejawat dan guru memperoleh persentase penilaian 92,66% dengan kategori sangat baik. Hasil observasi keterampilan proses sains siswa yang menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikdengan siswa yang tidak menggunakan LKS berbasis saintifik terdapat perbedaan secara signifikan, yaitu sig 0,01< 0,05. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang menggunakan poduk LKS IPA berbasis saintifikdapat meningkatkan keterampilan proses sains dan produk LKS IPA layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD.

(48)

27

Yang diteliti adalah LKS IPA ,

Pendekatan saintifik, bentuk energi

kelas IV

Lombo (2016) LKS, kurikulum 2013, siswa

kelas V SD

untuk siswa kelas 1V materi macam-macam energi”. LKS yang dikembangkan oleh peneliti memiliki empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam seperi di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat, mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melakukan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Bagan 2.1 Literature map hasil penelitian yang relevan.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam proses belajar dan mengajar di sekolah seringkali kita jumpai berbagai macam strategi, metode, atau model pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar di kelas. Ada banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi di dalam kelas agar siswa dapat memahami materi yang telah diberikan. Disini peneliti

Irna (2016) LKS, Subtema Kebersamaan Dalam Keberagaman, Siswa

Kelas IV SD. Bailaen (2016)

LKS, pendekatan saintifik, siswa

kelas II SD

Mustofa (2016) LKS, Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber

BelajarSains, kelas IV SD.

Afifah (2015) LKS, IPA, siswa kelas IV SD.

Shalikhah (2016) LKS, IPA, pendekatan

saintifik,Sains siswa kelas IV

(49)

28 meneliti pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa sekolah dasar.Penggunaan lembar kerja siswa untuk siswa Sekolah Dasar sangat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari fungsi, tujuan, jenis-jenis, dan karakteristik LKS yang sesuai dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terdiri dari beberapa tahap yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik memfokuskan siswa untuk belajar secara mandiri, kritis, dan dapat menemukan sendiri informasi dari berbagai macam sumber yang didapat.

LKS IPA dengan materi macam-macam energi berisi tentang energi yang ada di lingkungan sekitar dan manfaat energi untuk kehidupan sehari-hari. Ada enam bentuk energi yang dibahas oleh peneliti yaitu energi panas, energi cahaya, energi listrik, energi bunyi, energi kimia, dan energi gerak. Dalam LKS berbasis pendekatan saintifik siswa diminta untuk aktif dalam bertanya, melakukan observasi dan pengamatan secara langsung terhadap benda-benda yang ada di sekitar, menalar dengan mengembangkan informasi yang telah didapat dari berbagai macam sumber, melakukan uji coba dengan melakukan kegiatan praktikum dengan panduan atau petunjuk yang ada pada LKS, dan mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada guru dan teman. Oleh karena itu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran serta dapat mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang disampaikan oleh guru.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017?

(50)

29 2.4.3.Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materimacam-macam energi untuk siswa kelas IVSD tahun ajaran 2016/2017?

2.4.4.Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil belajar siswa pada ujicoba lapangan terbatas?

(51)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rangcangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008: 164). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 40).

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV. Untuk sampel penelitian ini peneliti mengambil siswa SD kelas 4 di SD Negeri Demangan Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sekelompok siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru wali kelas. Peneliti juga mempunyai beberapa pertimbangan dalam memilih subjek berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dalam kelas serta diskusi dengan guru kelas terkait potensi akademik yang dimiliki masing-masing siswa.

3.2.2 Objek Penelitian

(52)

31 pendekatan saitifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk keperluan atau pengujian. Pengambilan data yang dilakukan di SD Negeri Demangan yang terletak di Jalan Munggur No.38, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Demangan sebagai tempat uji coba produk karena guru di SD Negeri Demangan belum terlalu memahami tentang pendekatan saintifik, minimnya penggunaan LKS di dalam proses pembelajaran, dan guru hanya menerapkan beberapa tahapan saintifik dalam pembelajaran IPA. Selain itu, SD Negeri Demangan lokasinya dekat dengan kampus sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni s.d. Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama tujuh bulan.

3.3 Rancangan Penelitian

(53)

32 berbasis pendekatan saintifik. Berikut ini merupakan model pengembangan yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey

Dari langkah-langkahtersebutdiatas,

berikutpenjelasansetiaptahappadapenelitian R & D Dick & Carey.

1. Analisis kebutuhan dan tujuan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternative pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.

2. Analisis pembelajaran

Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai

(54)

33 tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu di identifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.

3. Analisis pembelajaran dan konteks

Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran dan konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2 dan 3 dapat dilakukan baik secara berurutan, atau secara bersamaan.

4. Merumuskan tujuan performansi

Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisis-analisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan.

5. Mengembangkan instrumen

Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat penting. Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrument untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.

(55)

34 Pada tahap ini peneliti mengembangkan strategi pembelajaran dengan memetakan KI, KD, indikator, tujuan kegiatan, dan rencana kegiatan menjadi desain prototipe IPA yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Langkah ini merupakan kegiatannyata yang dilakukan oleh peneliti. Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argument atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe at

Gambar

Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Pretest dan Posttest............................................78
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah..............57
tabel 3.1 kisi-kisi soal tes pilihan ganda
Gambar yang disukai siswa pada LKS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tokoh Lintas Agama Tulungagung.

[r]

dari pihak luar. 4) kemiskinan struktural: situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem sosial

01 Proporsi nilai tambah IKM Pangan, Barang Dari Kayu, dan Furnitur terhadap total nilai tambah industri pengolahan nonmigas 8.. 01 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai

PENJELASAN MODUL I/O IMDSI02, IMDSO04, IMASO01, DAN IMRIO02 PADA PLC BAILEY INFI 90 DI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK PABRIK TUBAN..

Rumusan masalah dalam pembuatan media promosi Morning Glory Coffe adalah : Bagaimana membuat media promosi yang sesuai dengan Morning Glory Coffe sebagai klien dari

(3) Dalam penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan dapat bekerja sama dengan Setiap

Perbedaan aktivitas makrofag dari mencit yang diberi perlakuan ekstrak etanol daun katuk dapat dilihat dari kemampuan jumlah makrofag yang memfagosit lateks