• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Eminence, Perancangan Busana Ready-To-Wear Deluxe untuk Wanita Dewasa Muda dengan Menerapkan Teknik Macrame Mengacu pada Trend Forecasting 2014 Sub Tema Indigen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Eminence, Perancangan Busana Ready-To-Wear Deluxe untuk Wanita Dewasa Muda dengan Menerapkan Teknik Macrame Mengacu pada Trend Forecasting 2014 Sub Tema Indigen."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Judul yang diambil untuk koleksi busana ready to wear deluxe ini adalah “The Eminence”. Definisi kata eminence sendiri adalah keunggulan, posisi yang tinggi. “Your Eminence” atau “His Eminence” juga merupakan sebutan yang ditujukan untuk berbagai jabatan kegerejaan umat Katolik. Vestment atau pakaian kegerejaan merupakan inspirasi utama koleksi ini. Koleksi desain ini mengambil tema ‘Demotic‟ dengan sub tema ‘Indigen‟, diambil dari buku Fashion Trend Forecasting 2014 “Tradition Revolution”. „Demotic

-Indigen‟ merupakan tema yang berbicara mengenai craftmanship.

Terinspirasi dari vestment yang memopulerkan macramé pada abad ke-14 dan ke-15, koleksi busana ini pun menggunakan macramé sebagai teknik reka bahan. Macramé dibentuk menyerupai eksterior dan rancangan arsitektural gereja utama di Vatican yaitu Saint Peter‟s Basilica. Karakter paus saat ini dengan segala kesederhanaannya yang dipadukan dengan kemewahan dari Gereja Saint Peter‟s Basilica Vatican merupakan kesan yang ingin

ditampilkan koleksi dengan siluet klasik ini. Material yang dipilih adalah Innocent dan Gabardine, untuk macramé dibuat dari bahan thick satin, tafeta dan organdi. Warna yang digunakan adalah broken white, cream soft peach, dan coklat.

Proses produksi busana dari pembuatan pola busana, cutting, hingga penjahitan. Proses pembuatan macramé dimulai dari penjahitan kain serong yang kemudian dibalik menyerupai tali, lalu disimpulkan satu per satu. Ketika busana sudah selesai dan macramé sudah dibuat, proses pemasangan macramé pada busana dilakukan dengan jahit tangan.

Pembuatan koleksi desain ini untuk memperlihatkan teknik dan inspirasi yang berbeda untuk busana ready to wear deluxe. Hasil desain diharapkan dapat menciptakan kesan elegant tanpa harus terkesan berlebihan dan tetap humble. Busana ini diperuntukan bagi wanita berusia 25-35 tahun yang percaya diri, stylish, menyukai gaya klasik, dan menginginkan penampilan yang berbeda dari pasaran.

(2)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This ready to wear deluxe collection is entitled "The Eminence". Eminence means

superiority of position. "Your Eminence" or "His Eminence" is also A title or form of address

given to a Roman Catholic cardinal. This collection was inspired from the vestment which is

an eclesiastical clothing of The Pope with 'Demotic' theme and 'Indigen' sub-theme.

According to the 2014 Fashion Trend Forecasting "Tradition Revolution", the

'Demotic-Indigen' reflects the craftmanship.

Inspired from the vestment which made macramé became popular on 14th and 15th

century, this collection also using macramé as a manipulating fabric technique. The

macramé formed the external and architectural design of Saint Peter‟s Basilica, the major

church in Vatican. The character of present Pope which is very humble combined with every

opulences of Saint Peter‟s Basilica of Vatican are a focal point on this classic style -collection. Innocent and Garbadine was chosen for the materials of the clothes, the macramé

were made from thick satin, tafeta, and organdi. Colors of this collection are broken white,

cream, soft peach, and brown.

The production process divided into several process: creation of clothing pattern,

cutting, and sewing. The macramé creation process begun with cutting the fabric diagonally,

turned it upside-down so it has a shape of a rope and knotted one by one. Macramé

installation on the clothing was done by hand sewing.

This collection was created to show a different technique and inspiration for ready

to wear deluxe clothing. The results were expected to disclose elegant impression without

being excessive yet still humble. This clothing is destined for confident and stylish women

aged 25-35 years who love dressing classically and different.

(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Abstrak………..……i

Abstract………...………..ii

Kata Pengantar……….…iii

Daftar Isi………...………v

Daftar Gambar………..…….….vii

Daftar Tabel………...…..x

Daftar Bagan ... .xi

Daftar Lampiran………..xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metode Perancangan... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Fashion ... 5

2.2 Teori Busana ... 11

(4)

iv Universitas Kristen Maranatha

2.4 Teori Reka Bahan Tekstil ... 21

2.5 Teori Desain... 24

2.6 Teori Warna ... 29

2.7 Teori Arsitektural... 33

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI PERANCANGAN 3.1 Vatican ... 37

3.2 Gereja St. Peter Basilica ... 38

3.3 Hierarki Gereja Katolik Roma ... 51

3.4 Pope Francis, Jorge Mario Bergoglio ... 52

3.5 Vestment ... 55

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Perancangan Umum ... 59

4.2 Perancangan Khusus ... 61

4.3 Perancangan Detail Fashion ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 72

DATA PENULIS ... 76

(5)

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Pola Konstruksi ... 19

Gambar 2.2 Pola Draping ... 20

Gambar 2.3 Bentuk Dasar Macramé ... 24

Gambar 2.4 Color Wheel... 31

Gambar 2.5 Basic Geometric Forms ... 36

Gambar 3.1 Vatican City State ... 38

Gambar 3.2 Presentasi Gambar Donato Bramante untuk St. Peter Basilica ... 39

Gambar 3.3 Guiliano da Sangallo Plan untuk St. Peter Basilica ... 41

Gambar 3.4 Model for the Dome dari St. Peter‟s karya Michelangelo ... 42

Gambar 3.5 Section of The Project karya Michelangelo ... 43

Gambar 3.6 View of St. Peter‟s Square pada masa Sixtus V ... 44

Gambar 3.7 Carlo Mademo‟s Plan untuk St. Basilica ... 45

Gambar 3.8 Floorplan St. Peter Basilica ... 49

Gambar 3.9 Vestment ... 56

Gambar 3.10 Pope’s Vestment ... 56

Gambar 3.11 Fanon ... 57

Gambar 3.12 Cope ... 57

Gambar 3.13 Zucchetto ... 58

(6)

vi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.2 Ilustrasi Fashion I ... 61

Gambar 4.3 Ilustrasi Fashion II ... 62

Gambar 4.4 Ilustrasi Fashion III ... 63

Gambar 4.5 Ilustrasi Fashion IV ... 64

Gambar 4.6 Macramé Pertama ... 66

Gambar 4.7 Macramé Kedua ... 66

Gambar 4.8 Macramé Ketiga ... 66

Gambar 4.9 Macramé Keempat ... 66

Gambar 4.10 Macramé untuk Kancing ... 66

Gambar 4.11 Payet Broken White ... 67

Gambar 4.12 Payet Cokelat muda ... 67

Gambar 4.13 Payet Cokelat Tua ... 67

Gambar 4.14 Payet pada Macramé Pertama ... 67

Gambar 4.15 Payet pada Macramé Kedua ... 67

Gambar 4.16 Payet pada Macramé Keempat ... 67

Gambar 4.17 Sepatu Pertama ... 68

Gambar 4.18 Sepatu Kedua ... 68

Gambar 4.19 Sepatu Ketiga ... 68

Gambar 4.20 Sepatu Keempat... 68

Gambar 4.211 Zuchetto Pertama ... 69

(7)

vii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.23 Zuchetto Ketiga ... 69

Gambar 4.24 Zuchetto Keempat ... 69

Gambar 4.25 Kain Innocent ... 69

Gambar 4.26 Kain Garbadine ... 69

Gambar 4.27 Kain Thick Satin Broken White ... 70

Gambar 4.28 Kain Thick Satin Soft Peach ... 70

Gambar 4.29 Kain Organdi Coklat ... 70

Gambar 4.30 Kain Organdi ... 70

(8)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ready to Wear Womenswear ... 17

(9)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Metode Perancangan ... 3

(10)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Ukuran Model dan Pola Kecil ... ..78

Lampiran B : Material ... ..98

Lampiran C : Dokumentasi Busana ... .100

Lampiran D : Gambar Teknik ... 110

Lampiran E : Ilustrasi Fashion ... 126

Lampiran F : Reka Bahan ... 128

Lampiran G : Proses Pembuatan ... 139

Lampiran H : Rincian Harga Material ... 142

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Selain makanan dan tempat tinggal, busana merupakan kebutuhan pokok

manusia. Busana berfungsi untuk menutupi dan melindungi tubuh. Busana juga

menjadi penghalang masuknya faktor eksternal dan pengaman saat melakukan

aktivitas yang berbahaya. Seiring perkembangan zaman, pakaian digunakan bukan

hanya berdasarkan fungsinya, tetapi juga sebagai simbol kelas sosial atau kedudukan

bagi penggunanya. Perkembangan busana pun menjadi tidak dapat dilepaskan dari

perkembangan kebudayaan manusia.

Menurut buku „The Style Mentors‟, definisi fashion adalah “...identity, fantasy, protection, and communication (Ellysa Dimant, 2012: 8). Oleh karena itu, fashion

personalities memegang peranan yang penting dalam kehidupan karena

memengaruhi cara seseorang melihat dirinya sendiri, hubungan dengan orang

disekitarnya, dan peranan seseorang dalam masyarakat. Peranan penting fashion

tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan busana yang deluxe namun

tetap wearable.

Seiring meningkatnya kebutuhan, terdapat kejenuhan akan busana ready to wear

deluxe yang ada saat ini. Trimmings yang banyak ditemukan terbatas pada brocade, lace, dan reka bahan siap pakai lainnya. Bentuk yang ditemukan pada umumnya

berupa floral atau swirl. Busana yang mewah pun seringkali dianggap busana

dengan batu atau payet yang berlimpah. Oleh karena itu desainer fashion sebagai

perancang dituntut untuk dapat kreatif menciptakan busana ready to wear deluxe

dengan teknik baru yang menarik, dapat menghasilkan bentuk yang berbeda, dan

menciptakan kesan mewah yang berbeda dari pasaran.

Inspirasi koleksi busana dengan judul “The Eminence” ini adalah vestment atau pakaian kegerejaan. Teknik reka bahan yang digunakan adalah macramé, selain

karena teknik ini dianggap menarik dan berbeda, macramé pada abad ke-14 dan ke-

(12)

2 Universitas Kristen Maranatha inspirasi bentuk-bentuk eksterior dan arsitektural gereja St. Peter‟s Basillica Vatican

dimana gereja tersebut merupakan gereja utama umat Katolik.

Koleksi “The Eminence” ini memiliki siluet klasik yang terinspirasi dari vestment. Warna yang digunakan adalah soft peach, broken white, dan coklat untuk

kesan rendah hati dari karakter seorang paus. Kesan rendah hati dipadukan dengan

macramé yang menghasilkan intricate detail yang mewah tanpa harus menggunakan

batu yang berlimpah menghasilkan koleksi busana ready to wear deluxe yang elegant

dan berbeda dari pasaran.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan

adalah :

1. Kejenuhan akan busana ready to wear deluxe dengan penggunaan trimmings

yang terbatas pada brocade, lace, dan trimmings siap pakai lainnya

2. Busana yang mewah seringkali diidentikan dengan batu atau payet yang

berlimpah

3. Macramé yang belum terlalu dikenal masyarakat umum dan teknik macramé

yang belum banyak digunakan untuk pakaian ready to wear deluxe di

Indonesia

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan tugas akhir dengan judul “The Eminence” ini adalah :

1. Menciptakan busana ready to wear deluxe yang menggunakan teknik reka

bahan yang berbeda dari pasaran

2. Menciptakan busana yang eksklusif dan berkesan mewah melalui detail

buatan tangan, bukan payet, batu, dan sebagainya

3. Memopulerkan macramé sebagai teknik baru yang menarik untuk

(13)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.4Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan dengan judul “The Eminence” ini, yaitu sebagai berikut :

1. Trend 2014 khususnya tema demotic, dengan sub-tema indigen dan macramé

itu sendiri

2. Inspirasi yang diambil yaitu karakter paus utama di Vatican yang rendah hati,

juga vestment dan kaitannya dengan sejarah memopulerkan macramé

3. Gereja St. Peter Basilica yang menjadi kediaman paus; arsitektural serta

eksteriornya yang menjadi inspirasi bentuk untuk macramé

4. Busana ready to wear deluxe dengan memakai berbagai material seperti

tafeta, thick satin, dan organdi

5. Warna yang digunakan yaitu putih, broken white, soft peach, dan sentuhan

coklat

1.5Metode Perancangan

(14)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.6Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan proposal laporan tugas akhir ini berisikan empat bab. Bab 1

mengulas tentang latar belakang dari pembuatan koleksi berjudul “The Eminence”, selain itu juga mengulas tentang identifikasi masalah dan tujuan dari pembuatan

koleksi ini. Metode perancangan menjelaskan mengenai proses dalam pembuatan

koleksi ini, dan sistematika penulisan menjelaskan mengenai kesimpulan setiap bab.

Bab II mengulas tentang kajian teori yang berkaitan dengan konsep dari koleksi

ini. Bab ini membahas teori mengenai fashion, teori busana, style dan trend yang

menjadi acuan koleksi ini. Bab ini juga membahas mengenai teori pola dan jahit,

teori reka bahan tekstil, macramé, teori desain, teori warna, dan teori arsitektural.

Bab III mengulas tentang deskripsi objek studi perancangan yang lebih spesifik.

Bab ini menjelaskan mengenai objek studi secara lebih rinci dan mendalam seperti

penjelasan detil mengenai Vatican, gereja St. Peter‟s Basilica, hierarki gereja katolik

Roma, biografi Paus Fransiskus, dan vestment.

Bab IV mengulas tentang perancangan umum dari koleksi ini. Terdapat image

board yang menjadi acuan untuk koleksi ini. Terdapat penjelasan mengenai konsep

yang diambil dan keterkaitannya dengan image board. Bab ini juga mengulas

(15)

71 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui berbagai proses dalam pembuatan koleksi berjudul “The Eminence” ini, maka telah tercapai tujuan awal yaitu sebagai busana ready to wear deluxe yang menggunakan teknik reka bahan buatan tangan yang berbeda dari

pasaran, yaitu macramé. Kesan mewah dari koleksi ini pun dapat terlihat melalui

detail dari reka bahan. Koleksi ini juga bertujuan memopulerkan macramé sebagai

teknik baru yang menarik untuk diaplikasikan pada busana ready to wear deluxe.

Busana pada koleksi ini sesuai bagi wanita yang percaya diri, menyukai detil

dari sebuah busana dan stylish tanpa harus menggunakan bling-bling dengan target

market berusia 25-35 tahun. Busana ini diperuntukan bagi wanita yang menyukai

penampilan yang elegant, klasik dan tidak pasaran. Koleksi ini dapat dipakai untuk

menghadiri gala dinner, award, fashion show, dan special occasion lainnya ataupun

digunakan untuk fashion editorial.

Dalam keseluruhan proses perancangan yang telah dilakukan terdapat

beberapa kendala, yaitu:

1. Kendala dalam pencarian data, tidak terlalu banyak data yang membahas

lengkap mengenai sejarah vestment. Selain itu buku yang terbitan terbaru

yang membahas macramé dari sejarah hingga teknik simpul jarang

ditemukan terutama di Indonesia.

2. Kendala berupa teknis, kain yang digunakan terlalu tipis, sehingga

diperlukan beberapa kali percobaan dalam penempelan kain keras.

3. Kendala teknis pada pengerjaan macramé, tali dengan warna dan

karakteristik yang sesuai tidak tersedia di pasaran sehingga harus dibuat

satu per satu dari kain serong.

4. Kendala teknis dalam membuat manipulating fabric macramé yang

(16)

72 Universitas Kristen Maranatha lama dan memerlukan tingkat craftmanship yang tinggi agar macramé

yang satu dengan lainnya serupa.

5. Kendala teknis dalam pemasangan macramé pada kain dengan som

tangan satu per satu, sehingga pengerjaan memakan waktu.

6. Kendala teknis dalam som tangan terutama pada macramé berbahan thick

satin yang tebal dan sangat keras, membutuhkan waktu yang lebih lama

untuk di som.

7. Kendala teknis dalam pemasangan bentuk macramé agar sesuai dan

presisi, sehingga memerlukan ketelitian dan tingkat kerapihan yang

tinggi.

8. Kendala teknis pada saat macramé sudah dipasang pada kain, kain mudah

sekali berkerut karena macramé cenderung tebal, dan kain cenderung

tertarik dan berkerut. Proses pemasangan ini membutuhkan kehati-hatian

yang tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan keseluruhan pembuatan koleksi “The Eminence” maka terdapat

berbagai saran yang dapat diberikan perancang. Koleksi dengan tema-tema yang

menyangkut keagamaan, memerlukan pencarian data yang lebih lagi sehingga tidak

salah menafsirkan tema dan konsep yang diambil ke dalam rancangan. Teknik reka

bahan yang belum banyak dibahas secara lengkap seperti macramé, terutama pada

buku-buku di Indonesia memerlukan pencarian data yang lebih untuk sebagai

pertimbangan. Selain itu terdapat saran berupa teknis, yaitu :

1. Pemilihan kain keras lebih baik yang tebal jika kain yang digunakan tipis.

2. Proses penyetrikaan kain keras lebih baik dilakukan sebelum proses

pemotongan bahan, agar lebih rapi.

3. Pemilihan kain untuk tali macramé jangan yang terlalu tebal agar proses som

tidak terlalu sulit.

4. Sebelum pemasangan macramé pada kain, lebih baik diberi tanda terlebih

(17)

73 Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Barbour Brothers, 2010. The Imperial Macrame Lace Book – With Numerous Illustrations and Instruction – Flax Thread. New York: Obsecure Press. Baugh, gail.2011. The Fashion Designer’s Textile Directory. London: Thames &

Hudson Ltd.

BD+A, 2013. Trend Forecasting 2014 – Tradition Revolution. Jakarta: BD+A. Dimant, Elyssa. 2012. The Style Mentor. New York: Harper Collin Publishers.

DuMont, Katie. 2000. The New Macrame: Contemporary Knotted Jewelry and

accessories. New York: Lark Book.

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan.

Hopkins, John. 2012. Fashion Design- The Complete Guide. Singapore: AVA Book

Production Pte.Ltd.

Koester, A.W & N.O. Bryant. 1991. Fashion Terms and Style for Women’s

Garments. Oregon: Oregon State University Extension Service.

Oriol, Anja Llorella. 2009. Color in Fashion. Singapore: Page One Publishing Pte

Ltd.

Poespo, Goet. 2009. A to Z to Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Shean, Sally. 2007. Eksplorasi Organdi untuk Produk Fashion. Bandung: ITB.

Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Sullivan, Robert. 2013. LIFE: Pope Francis - The Vicar of Christ From Saint Peter

to Today. New York: Time Home Entertainment Inc.

Suryawati., Vivi Radiona., Yeni Sesnawati. 2011. Membuat Pola. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Wallach, I Paul. 1982. Basic Architectural Drafting. Ohio: South-Western Publishing

(18)

74 Universitas Kristen Maranatha Sumber yang diperoleh dari internet:

Acajou Crafts. 2008. Alternating Half Hitch.

http://www.free-macrame-patterns.com/alternating-half-hitch.html

Diakses pada 1 November 2013

Acajou Crafts. 2008. Larks Head Sennits.

http://www.free-macrame-patterns.com/larks-head-sennits.html

Diakses pada 1 November 2013

Kevin Knight. 2014. Vestment.

http://www.newadvent.org/

Diakses pada 14 February 2014

Libreria Editrice Vaticana. 2013. Biography of a Holy Father

http://www.vatican.va/holy_father/francesco/biography/documents/papa-francesco-biografia-bergoglio_en.html

Diakses pada 14 February 2014

Maurice and Eloise Howard. Floorplan.

http://www.saintpetersbasilica.org/floorplan.htm

Diakses pada 14 February 2014

Maurice and Eloise Howard. The History.

http://www.saintpetersbasilica.org/Docs/JLM/SaintPeters-1.htm

Diakses pada 14 February 2014

Papal Basilica of Saint Peter. 2008. The Church.

http://www.vatican.va/various/basiliche/san_pietro/it/basilica /esterno.html

(19)

75 Universitas Kristen Maranatha Rudd, Steve.. The 3 Tier Hierarchy Of The Roman Catholic Church.

http://www.bible.ca/catholic-church-hierarchy-organization.htm

Diakses pada 9 February 2014

Uffici di Presidenza S.C.V.2007.Vatican City Today.

http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/stato-e-governo/storia/la-citta-del-vaticano-oggi.htmlbiografia-bergoglio_en.html

Diakses pada 14 February 2014

Uffici di Presidenza S.C.V.2007.History.

http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/monumenti/basilica-di-s-pietro/storia.paginate.1.html

Diakses pada 14 February 2014

Uffici di Presidenza S.C.V.2007.The Basilica.

http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/monumenti/basilica-di-s-pietro/basilica.html

Diakses pada 14 February 2014

Uffici di Presidenza S.C.V.2007.The Façade.

http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/monumenti/basilica-di-s-pietro/facciata.html

Diakses pada 14 February 2014

Uffici di Presidenza S.C.V.2007.The Dome.

http://www.vaticanstate.va/content/vaticanstate/en/monumenti/basilica-di-s-pietro/cupola.html

Referensi

Dokumen terkait

This study aims to investigate Lab senior high school students’ perceptions toward the advantages and disadvantages of teacher feedback in their writing activities.. The

Form Input Data Perusahaan berfungsi untuk menampilkan daftar pegawai atau keluarganya yang telah melakukan pemeriksaan pada masing-masing PPK yang telah disimpan (Gambar

Tradisi dalam pengertian sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat (Coomans, 1987:

Contohnya senyawa nikel dengan ligan asetonitril yang diamobilisasi pada material support poli-4- vinil piridin (P4VP) dan amobilisasi senyawa kompleks

Hasil penelitian ini adalah: (1) Karakteristik Wisatawan yang berkunjung ke Waduk Gajah Mungkur didominasi penduduk lokal dengan penghasilan menengah kebawah, (2)

[r]

Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan II ( PPL II ) yang dalam jurusan Bimbingan dan Konseling sering disebut dengan Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling (

Demikianlah sebuah ilustrasi yang menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam proses komunikasi, yakni bahwa dengan kesalahan berbahasa dapat berkibat fatal