• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Azhar Lujjatul Widad NIM: 1110053000011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

MIZAN AMANAH BINTAR.O

Skripsi

Diajukanke,pada Fakultas Dakrilah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Merrperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oieh:

Azhar LuiiatulWidad

NIM: 1110053000011

Pembimbiug

NIP: 196606051994031005

::,

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASI

I}NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA

AMIL

ZAKAT

MIZAN AMANAH BINTARO Oleh:

Azhar Lujjatul Widad 1 1 1005300001 I

Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8

Mei

2014. Skripsi ini telah diterima sebagai saiah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Program Studi Manajemen Dakwah

Jakarta, 8 Mei 2014 Sidang Munaqasyah

Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Cecep Castrawiiava. MA.

NIP. 19630701 199803

I 003

Mulkannasir. NIP. 19711003 199903 2 BA..S.Pd..MM.00r

Anggota,

Penguji I Penguji II

A

Dr. Sihabudin Noor.

MA.-NIP.l 001 NIP. 19690721 199703

I

001

Pembimbing

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketetuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 8 April 2014

(5)

v

Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro, Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dibawah bimbingan Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA.

Mizan Amanah adalah lembaga amil zakat yang menghimpun, mengelola dan mendistribusikan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf. Secara khusus Mizan Amanah memiliki konsen dalam membina dan memberdayakan generasi bangsa melalalui program-program pendidikan bagi anak yatim dan duafa. Oleh karena itu tugas Mizan Amanah untuk menghimpun dana dalam jumlah besar adalah suatu keharusan agar setiap program yang telah dibuat dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

Penulis memperhatikan pentingnya manajemen fundraising pada LAZ Mizan Amanah, berdasar latar belakang diatas maka rumusan masalah masalahnya adalah: Bagaimana fungsi-fungsi manajemen fundraising yang diterapkan pada LAZ Mizan Amanah dan bagaimana langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan fundraising pada LAZ Mizan Amanah.

Adapun teori yang digunakan adalah teori George R.Terry mengenai fungsi-fungsi manajemen yang mencakup Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Kemudian teori fundraising yang dikemukakan Hasanudin bahwa fundraising diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk ditarik kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian dengan melihat, menggambarkan tentang manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah Bintaro. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dengan manager fundraising Mizan Amanah serta dokumentasi Mizan Amanah.

Hasil dari penelitian manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah yaitu Mizan Amanah telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dan juga telah menjalankan langkah-langkah manajemen fundraising sesuai dengan teori-teori manajemen yang terdapat dalam literatur pustaka. Meskipun masih ada yang perlu diperbaiki dan dimaksimalkan kinerjanya seperti memperluas jaringan donatur ke luar negeri, sosialiasi yang lebih masif agar khalayak lebih mengenal dan mengetahui Mizan Amanah sebagai lembaga pengelola ZIS dan wakaf.

(6)

vi

Puji syukur saya ucapkan hanya kepada Allah SWT. yang telah memberi

taufik, hidayah dan berbagai pertolongan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir dalam bentuk skripsi dengan judul “ MANAJEMEN FUNDRAISING

LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH BINTARO” dapat terselesaikan

berkat bimbingan dari berbagai pihak. Selawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. semoga kita semua mendapat

syafaatnya kelak di hari kiamat nanti. Dengan selesainya skripsi ini kami

menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak sebagai

berikut:

1. Bapak Dr. Arif Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan I, Bapak

Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Dr. Sunandar, MA. selaku Wakil

Dekan III.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku ketua jurusan Manajemen

Dakwah dan Bapak Mulkanasir, BA, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Dakwah yang selalu menyumbangkan pemikiran dalam penulisan

skripsi dan juga semenjak penulis masuk pada bangku kuliah.

3. Bapak Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA. selaku pembimbing dalam penulisan

skripsi ini, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdialog dengan

penulis serta memotivasi penulis dalam mencari esensi dari tema yang penulis

(7)

vii

yang dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak telah mengetahui

informasi tentang dinamika pengetahuan yang ada.

5. Bapak Dede Sutisna, selaku Manager Fundraising Mizan Amanah yang rela

meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian skripsi, sehingga

penulis dapat menyelesaikannya.

6. Kepada kedua orangtua tercinta, Ibunda Siti Rosyidah dan Ayahanda Arif

Budiman yang senantiasa mendo’akan dan memotivasi penulis untuk terus

berkreasi dan berpacu dalam mencari ilmu. Kepada adik-adik saya Zahid

Shibghotulloh, Wafiq Syahrul Mubarok, Hilma Hilyatul Aulia, Nayla

Musysrifatul Urfa yang menjadi sumber kekuatan agar penulis terus mencari

ilmu dan mencapai cita-cita.

7. Kepada Bapak Budi Rahman Hakim dan Ibu Nia Rahman Hakim yang selalu

menjadi kakak terbaik, yang selalu membimbing dan mengayomi penulis pada

saat berjuang menuntut ilmu.

8. Teman-teman Manajemen Dakwah 2010, yang mengajarkan arti kebersamaan

dan kekompakan. Teman-teman seperjuangan Omen, Muchtar dan Fahmonk

yang selalu menginspirasi akan pentingnya kehidupan dunia dan akhirat

semoga Allah membalas kebaikan kalian. Teman-teman seperjuangan HIMA

PERSIS (Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam) DKI Jakarta dan

(8)

viii

refleksi studi S1 dan dapat memberikan sumbangan keilmuan, khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca yang berminat dengan tulisan ini. Dan

dengan harapan karya tulis ini dapat dijadikan amal bagi penulis, Amin ya robbal

‘alamin.

Jakarta, 8 April 2014

(9)

ix

ABSTRAK ………... v

KATA PENGANTAR …….………... vi

DAFTAR ISI ……… ix

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………. 4

C. Tinjauan Pustaka ………...………. 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...………... 6

E. Metodologi Penelitian ……….………...… 7

F. Sistematika Penulisan ……….... 12

BAB II: TINJAUAN TEORI TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT A. Manajemen Fundraising………. 14

1. Pengertian Manajemen Fundraising……….. 14

2. Fungsi-fungsi Manajemen Fundraising………. 17

3. Langkah-langkah Manajemen Fundraising………... 20

B. Lembaga Amil Zakat………. 25

1. Pengertian Lembaga Amil Zakat………... 25

2. Dasar Hukum Lembaga Amil Zakat………. 26

3. Fungsi Lembaga Amil Zakat……… 27

BAB III: GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH A. Latar belakang dan sejarah berdirinya LAZ Mizan Amanah……… 29

B. Visi, Misi, dan Tujuan LAZ Mizan Amanah……… 31

C. Struktur Kepengurusan LAZ Mizan Amanah………... 32

(10)

x

LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH

A. Fungsi-fungsi manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah……... 42 B. Langkah-langkah manajemen fundraising LAZ Mizan Amanah…. 49

C. Analisis………. 63

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan……….. 67

B. Saran-saran……….…….…. 68

DAFTAR PUSTAKA………. 69

(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim terbanyak di

dunia, hal ini menjadi faktor utama besarnya potensi zakat di Indonesia,

karena dalam tingkat perekonomian dan taraf hidup rakyatnya, Indonesia telah

mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Salah seorang pengurus Forum Zakat Indonesia, Sri Adi Bramasetia

sebagaimana dikutip di situs www.voaindonesia.com, beliau mengatakan, “meski jumlah zakat yang dihimpun di Indonesia naik tiap tahun, namun tidak

pernah mencapai potensi yang sesungguhnya.” Ia menyatakan bahwa jika

dikelola serius, potensi zakat di Indonesia, dengan jumlah penduduk Muslim

terbesar di dunia, bisa mencapai Rp 300 triliun per tahun. Namun dari potensi

besar itu, dana yamg terkumpul baru sekitar Rp 1,8 triliun. Sri Adi

memperkirakan, angka tersebut disebabkan karena perusahaan-perusahaan

besar dan masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah dalam

menunaikan zakat.1

Fenemona di atas menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan

oleh Lembaga Amil Zakat yang ada di Indonesia. Lembaga Amil Zakat harus

menjadi fasilitator antara duafa dan para aghniya, sehingga potensi zakat di

Indonesia bisa dimaksimalkan sebaik mungkin.

1

(12)

Karena berdasarkan data yang didapat pada tahun 2011, Lembaga

Amil Zakat sekelas Dompet Dhuafa saja baru mampu mengumpulkan dana

zakat sekitar 75 milyar pertahun, pada tahun yang sama BAZNAS baru

mampu mengumpulkan dana zakat sekitar 30 milyar. Hal ini menunjukkan

perlunya perhatian dari para praktisi zakat dan juga BAZ maupun LAZ agar

bisa memaksimalkan aktifitas fundraising.

Karena ketika kita membahas potensi zakat kemudian dikaitkan

dengan Lembaga Amil Zakat, maka fokus perhatian kita akan tertuju pada

aktifitas fundraising (penggalangan dana) di lembaga itu sendiri. Untuk

meraih hasil yang maksimal dalam pengumpulan dana zakat yang tentunya

untuk disalurkan kembali kepada yang berhak menerimanya, maka menjadi

suatu keniscayaan bagi setiap Lembaga Zakat agar aktifitas fundraising

dikelola dengan manajerial yang baik dan profesional.

Mengelola aktifitas fundraising yang baik, maka dibutuhkan

manajemen yang baik, karena menggalang dan menghimpun dana bukanlah

hal yang mudah, banyak proses dan dinamika yang harus dilalui, harus ada

proses manajemen dalam menjalankan fundraising, dari mulai proses

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Dari aspek perencanaan saja Adrean Sargeant dan Eliane Jay

mengemukakan setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu

“Where are we now, where do we want to be and how are we going to get

there.”2 Mereka menyebutkan bahwa dalam merencanakan fundraising

poin-poin yang harus diperhatikan adalah organisasi harus mengetahui keadaan

2

(13)

lingkungan dimana organisasi itu berada, kemudian objek fundraising kita

segmentasinya siapa, apakah individu, perusahaan atau yayasan, setelah

semuanya dilakukan maka lembaga atau organisasi membuat strategi dan

taktik yang akan digunakan dalam fundraising untuk mencapai target yang

telah ditentukan.

Sudah cukup banyak Lembaga Amil Zakat yang berdiri di Indonesia,

diantaranya Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Al-Azhar Peduli Umat dan Mizan

Amanah.

Mizan Amanah merupakan salah satu lembaga zakat yang telah

berkiprah kurang lebih 18 tahun dalam pengelolaan zakat. Mizan Amanah

merupakan lembaga amil zakat yang konsen terhadap pemberdayaan generasi

penerus bangsa, melalui jargon gerakan cinta yatim Indonesia yang kemudian

diejawantahkan dalam berbagai program yang mengutamakan pendidikan dan

pembinaan anak duafa dan yatim.

Namun apabila kita melihat laporan keuangan Mizan Amanah pada

tahun 2012,3 Mizan Amanah baru bisa mengumpulkan dana zakat kurang

lebih 6,5 milyar, jelas ini masih jauh dari harapan, apabila melihat potensi

zakat yang ada di Indonesia.

Dengan tanggung jawab yang besar dalam membina generasi bangsa

dan menjamin kehidupan yang layak untuk mereka, dan telah berdirinya

asrama-asrama yatim yang tersebar di setiap kota yang ada Indonesia serta

didirikannya lembaga-lembaga pendidikan dan sanggar-sangar belajar hal ini

jelas membutuhkan kecakapan dalam mencari dan mengelola dana zakat, agar

3

(14)

sarana tersebut bisa benar-benar bermanfaat untuk membantu proses

pendidikan dan pembinaan anak-anak yang berada dibawah naungan Mizan

Amanah. Manajemen yang baik dalam proses penggalangan dana adalah suatu

keniscayaan yang harus dilaksanakan oleh Mizan Amanah supaya segala

sesuatu yang telah diprogramkan bisa terlaksana secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

manajemen fundraising di Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah yang

kemudian penulis masukan dalam sebuah judul skripsi yaitu “Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembahasan mengenai manajemen fundraising memiliki cakupan

yang sangat luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi

masalah hanya pada Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan

Amanah Bintaro.

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah ini lebih terarah dan terfokus dalam

penulisan skripsi ini maka dirumuskan dalam rangka menjawab

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana fungsi-fungsi Manajemen Fundraising yang diterapkan

(15)

b. Bagaimana langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan fundraising pada Lembaga Amil Zakat

Mizan Amanah?

C. Tujuan Dan Manfaat Penilitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan penulis dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui fungsi-fungsi Manajemen Fundraising yang diterapkan

pada Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah

b. Mengetahui langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan Manajemen Fundraising Lembaga Amil

Zakat Mizan Amanah.

2. Manfaat Penelitian

a. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan

pengetahuan ilmiah di bidang Manajemen Zakat secara umumnya dan

dalam manajemen fundraising zakat pada khususnya.

b. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang

menarik dan dapat menambah wawasan khazanah keilmuan bagi para

pembaca khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah, serta dapat

berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau

(16)

c. Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru

dan memberikan motivasi bagi para praktisi yang kongkrit terhadap

perkembangan Ilmu Manajemen.

d. Lembaga terkait

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi Mizan Amanah secara umum, dan menjadi bahan kajian Divisi

Fundraising yang menangani masalah ini secara khusus, agar mampu

mempertahankan kinerja yang sudah baik dan memaksimalkan kinerja

yang belum tercapai secara optimal.

D. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus

diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis

melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa skripsi yang

membahas skripsi tentang zakat, judul-judul skripsi tersebut adalah :

1. Skripsi ditulis oleh Ikhwanul Hakim Mahasiswa Manajemen Dakwah 2011, “Strategi Penggalangan Dana Zakat Profesi Badan Amil Zakat

Daerah (BAZDA) Kabupaten Serang Banten”. Pada penulisan skripsi

tersebut sang peneliti mendapatkan hasil bahwa potensi zakat di

Kabupaten Serang sangat besar sekali, dengan kata lain ketika potensi

zakat tersebut digali dengan optimal, maka sumber dana untuk

(17)

2. Skripsi ditulis oleh Asep Muhdiyar Mahasiswa Manajemen Dakwah 2013.

“Manajemen Fundraising Masjid Jami Al-Hidayah Tangerang.” Pada

skripsi tersebut sang peneliti mendapatkan hasil bahwa Masjid Al-Hidayah

Tangerang telah melaksanakan konsep manajemen fundraising, dengan

menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan langkah-langkah manajemen

walaupun masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya.

3. Skripsi ditulis oleh Anis Priyani Mahasiswa Manajemen Dakwah 2012.

“Strategi Penggalangan Dana Zakat Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet

Dhuafa Untuk Program Layanan Kesehatan.” Skripsi ini lebih

memfokuskan strategi penggalangan dana dalam program layanan

kesehatan di Dompet Dhuafa.

Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari

penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini tidak menjadikan Masjid sebagai

objek penelitian dan juga tidak membahas aspek strategi, kali ini penulis

menggambarkan bagaimana Manajemen Fundraising pada Lembaga Amil

Zakat di Mizan Amanah. Oleh karena itu materi pembahasannya pun berbeda, materi yang penulis bahas tentang “Manajemen Fundraising Lembaga Amil

Zakat Mizan Amanah Bintaro”.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data

(18)

yang diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu

kiranya dikemukakan teori menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh

Lexy, dia mendifinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari perilaku

orang-orang yang dapat diamati.4 Dengan memilih metode kualitatif ini,

penulis berharap dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau

dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang

mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau produksi.5

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Bapak Dede Sutisna selaku Manager

Fundraising Mizan Amanah, orang yang dapat memberikan informasi

tentang Mizan Amanah mengenai permasalahan yang diteliti penulis..

Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah manajemen fundraising

pada Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah Bintaro.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di kantor pusat Mizan Amanah di

Jl.Kesehatan Raya No. 16 Bintaro Jakarta Selatan. Penelitian akan

dilaksanakan pada bulan januari sampai maret tahun 2014.

4

Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3.

5

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik

(19)

4. Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk

digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu

penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan :

a. Data Primer

Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber

pertama seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer,

peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini

adalah buku-buku, brosur, makalah dan sumber informasi lainnya yang

memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan

penunjang penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan:

a. Observasi atau pengamatan

Observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang

(20)

dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena

tersebut.6

Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah biasa

dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pertama, Observasi

secara langsung dan ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang

dijadikan obyek observasi. Dan kedua, observasi non partisipan, yakni

observer berada di luar obyek atau peran yang sedang diidentifikasi,

bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak observer hanya

mengamati dan mencatat fakta atau kejadian-kejadian yang tampak

sebagaimana layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu.

Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian langsung kepada

proses manajemen fundraising di Mizan Amanah. Dalam observasi

peneliti melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata dan

didengar oleh telinga, kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan

skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah satu cara atau teknik yang digunakan untuk

mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta

mental/kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien.

Wawancara juga merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam

penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik wawancara

mendalam, dimana seorang responden atau kelompok responden

6

(21)

mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan

secara bebas.7

Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan

cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan manajer

fundraising yang bertugas mengelola dan mengatur penghimpunan dan

penggalangan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.8 Dalam hal ini peneliti mengumpulkan, membaca,

memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di Kantor Pusat Lembaga

Amil Zakat Mizan Amanah serta data-data lain di perpustakaan yang

dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik

ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan

dalam buku dan majalah sesuia dengan masalah yang diteliti.

6. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian

dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini

disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif.9

7

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relation ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), cet ke-1, h. 61.

8

Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial ( Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 73.

9

(22)

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis

besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

hingga kesimpulan-kesimpulannya dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data, setelah data mengenai manajemen di peroleh, maka

data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matriks,

bagan, tabel, dan lain sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat

terjawab.

c. Penyimpulan, data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya

yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara

singkat, sehinnga dapat pengambilan kesimpulan mengenai

Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan Amanah.

7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Yang diterbitkan oleh CEQDA, April

2007, Cet. Ke-2.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun rincian

pembahasannya adalah sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah yang menjadi landasan awal yang melatarbelakangi permasalahan

(23)

batasan dan titik permasalahan yang akan diteliti, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II, berisi tentang tinjauan teori yang terdiri dari, teori manajemen

dan fundraising yang menguraikan tentang pengertian, fungsi-fungsi dan

langkah-langkah manajemen fundraising. Kemudian teori Lembaga Amil

Zakat, yang menguraikan pengertian, dasar hukum dan fungsi lembaga amil

zakat.

Bab III, berisi tentang gambaran umum Lembaga Amil Zakat Mizan

Amanah, yang meliputi latar belakang dan sejarah berdiri M, visi misi dan

tujuan, struktur kepengurusan dan program kerja.

Bab IV, membahas mengenai hasil analisis penulis yang diteliti dalam

skripsi ini, yang meliputi analisis penerapan fungsi-fungsi manajemen

fundraising dan langkah-langkah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

dan pengawasan.

Bab V, berisi kesimpulan yang berupa jawaban-jawaban dari

permasalahan penelitian yang dikemukakan sebelumnya. Bab ini juga berisi

saran yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah

(24)

14

TINJAUAN TEORI

TENTANG MANAJEMEN FUNDRAISING LEMBAGA AMIL ZAKAT

A. Manajemen Fundraising

1. Pengertian Manajemen Fundraising

Secara etimologi manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu manus

yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung

menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,

dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan

kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian manajemen,

penulis mengemukakan pendapat para pakar mengenai pengertian

manajemen, diantaranya sebagai berikut:

a. Menurut George Terry yang dikutip dalam buku Tommy Suprapto

mendefiniskan manajemen sebagai berikut, “manajemen merupakan

sebuah proses yang khas,, yang terdiri dari tindakan-tindakan:

perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

1

(25)

ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya.”2

b. Erni Trisnawati Sule mengemukakan bahwa “manajemen pada dasarnya

merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu terkait dengan

pencapaian tujuan.”3

c. Haimann dan Scott mengatakan “management is a social and technical

process which utilizies resources, influence human action, and facilitates

changes in order to accomplish or organization goals.”4

d. Ulber Silalahi dalam bukunya mengemukakan bahwa “manajemen

didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian

staf, pemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan

sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan

organisasional secara efektif dan efisien.”5

e. Scanlan dan keys mengemukakan “Management may be defined as the

coordination and integrating of all resources (both human and technical)

to accomplish various specific results.”6 Manajemen diartikan sebagai

proses pengkoordinasian dan pengintegrasian semua sumber daya (baik

manusia ataupun tindakan) untuk mencapai hasil tertentu.

2

Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Jakarta:MedPress, 2009), cet ke-1, h.122.

3

Erni Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2005), cet ke-1, h. 6.

4

Haimann and Scott, Management in the Modern Organization (Boston: Houghton Mifflin Company, 1970) h.7.

5

Ulber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 2002), cet ke-2, h. 4.

6

Burt Scanlan and Bernard Keys, Management And Organizational Behaviour

(26)

f. Andrew D Szilagy mengemukakan bahwa “Management as a process of

interacting resources and task toward the achievement of stated

organizational goals.”7 Manajemen merupakan proses interaksi antara

sumber daya dan tugas terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

Sementara itu yang dimaksud fundraising menurut Kamus

Inggris-Indonesia adalah pengumpulan dana.8 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

yang dimaksud dengan pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan

mengumpulkan; penghimpunan; pengerahan. Sedangkan yang dimaksud

dengan dana ialah uang yang disediakan untuk keperluan (kesejahteraan,

pemberian, hadiah, derma).9 Jadi fundraising dapat diartikan sebagai suatu

cara penghimpunan uang dengan tujuan kesejahteraan masyarakat dan

kepentingan umum.

Hasanudin dalam jurnal Manajemen Dakwah mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan “fundraising adalah kegiatan menghimpun dana dan sumber

daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi,

perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai

program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya untuk

mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut”.10

7

Andrew D. Szilagy, Jr., Management and Performance (Scott, Foresman and Company, 1981), h. 6.

8

Peter Salim, Advanced English-Indonesian Dictionary (Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 341.

9

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 183.

10 Hasanudin, “Strategi Fundraising Zakat dan Waqaf,” Jurnal Manajemen Dakwah, no.1

(27)

Jadi yang dimaksud dengan Manajemen Fundraising adalah ilmu dan

seni dalam mengelola kegiatan fundraising dengan memanfaatkan semua

sumber daya yang ada melalui proses perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan agar tujuan dari fundraising dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

2. Fungsi-fungsi Manajemen Fundraising

George R Terry dalam bukunya Principles of Management

sebagaimana dikutip oleh Winardi, mengemukakan bahwa fungsi-fungsi

manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, Controlling.11

Uraiannya sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran

dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan di

masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan.12

T. Hani Handoko mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan

selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.”13

11

Winardi, Asas-Asas Manajemen (Bandung: Bandar Maju, 2010), h.113.

12

Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 38.

13

(28)

Salah satu cara yang paling lumrah dalam penyusunan suatu

rencana adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari

dan menemukan jawaban terhadap enam pertanyaan yaitu apa, dimana,

bilamana, bagaimana, siapa, dan mengapa.14

Dalam aspek perencanaan terdapat dua tipe utama rencana, yaitu:15

1) Rencana-rencana Strategik (Strategic plans), rencana ini

dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang lebih

luas dan mengimplementasikan misi yang memberikan alasann

khas keberadaan organisasi.

2) Rencana-rencana operasional (Operational plans), dalam aspek

ini diuraikan secara terperinci bagaimana rencana-rencana

strategic akan dicapai. Dalam tipe operational plans, terdapat

dua sub-tipe dalam pelaksanaannya. Pertama, Rencana sekali

pakai (single use plans), bagian ini dikembangkan untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali

bila telah tercapai. Kedua, rencana tetap (standing plans),

merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan

situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi

berulang-ulang.

14

Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1, h.37.

15

(29)

b. Organizing (Peorganisasian)

Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan

orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab

sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan

sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditentukan simbolnya.16

Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen memiliki arti baik

secara statis ataupun dinamis. Secara statis, organisasi adalah skema,

bentuk, bagan yang menunjukkan hubungan antara fungsi serta otoritas

dan tanggung jawab yang berhubungan satu sama lain. Sedangkan

organisasi dalam arti dinamis adalah proses pendistribusian pekerjaan

yang harus dilaksanakan oleh individu atau kelompok dengan otoritas

yang diperlukan untuk pengoperasiannya. Jadi, pengorganisasian berarti

menetapkan sistem organisasi yang dianut dan mengadakan distribusi

kerja agar mempermudah perealisasian tujuan.17

c. Actuating (Penggerakan)

Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan “Penggerakan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik

dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas

16

Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1, h. 60.

17

(30)

bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif, dan ekonomis”.18

d. Controlling (Pengawasan)

Menurut Mc. Farland yang dikutip dalam buku Maringan Masry Simbolon mendefinisikan pengawasan sebagai barikut, “Pengawasan ialah

suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan

pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijkan yang telah ditentukan”.19

3. Langkah-langkah Manajemen Fundraising

Langkah-langkah dalam manajemen fundraising merupakan

penjabaran dari fungsi manajemen itu sendiri, maka langkah-langkah tersebut

merupakan pengejawantahan dari proses perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan.

Dalam proses perencanaan maka langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah: 20

a. Perkiraan dan perhitungan masa depan

Dalam aspek ini suatu organisasi bisa membuat perkiraan

mengenai kemungkinan terlaksananya kegiatan fundraising, baik dari segi

waktu, tempat ataupun kondisi organisasi.

b. Penentuan dan perumusan sasaran

18

Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-1, h.95.

19

Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 61.

20

(31)

Di bagian ini ditentukan sasaran yang akan dijadikan objek

fundraising, segmentasi mana yang akan dijadikan sasaran penggalangan

dana, kemudian ditentukan juga tujuan dari penggalangan dana itu sendiri.

c. Penetapan Metode

Di bagian ini ditentukan metode apa yang akan dipakai untuk

penggalangan dana, metode fundraising sangat banyak sekali macamnya,

hal ini bisa ditentukan dengan berdasar kepada kondisi lembaga ataupun

objek fundraising.

d. Penetapan Waktu dan Lokasi

Dalam poin ini ditentukan waktu pelaksanaan dan juga tempat

yang akan dijadikan sasaran fundraising.

e. Penetapan Program

Dalam poin ini ditentukan gambaran atau rentetan kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan fundraising.

f. Penetapan biaya

Dalam tahap ini organisasi harus memperkirakan biaya yang

diperlukan untuk proses fundraising, dan juga menentukan target dana

yang akan didapat.

Dalam proses pengorganisasian langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah:21

a. Pembagian dan penggolongan tindakan fundraising

21

(32)

Dalam tahap ini suatu lembaga membagi fundraising sesuai

dengan strategi dan metode yang dijalankannya, pembagian ini sangat

penting karena pelaksanaanya pun akan berbeda dan dilakukan dengan

cara yang berbeda.

b. Perumusan dan pembagian tugas kerja

Dibagian ini ditentukan pembagian tugas kerja dalam pelaksanaan

fundraising, pembagian tugas ini dimaksudkan agar tidak adanya tumpah

tindih tugas, semua tugas terbagi habis dan tidak ada yang terbengkalai

sehingga target fundraising yang telah ditetapkan dalam perencanaan

dapat tercapai secara efektif dan efisien.

c. Pemberian wewenang

Pada bagian ini para karyawan ataupun pekerja diberikan kejelasan

wewenang, agar tidak terjadi miss communication dan miss

understanding.

Dalam proses penggerakan langkah-langkah yang harus dilakukan

adalah:

a. Pembimbingan

Pembimbingan adalah aktivitas manajemen yang berupa

memerintah, menugaskan, memberi arah, memberi petunjuk kepada

bawahan dalam menjalankan tugas sehingga dapat tercapai dengan efisien.

b. Pengkoordinasian

(33)

manajemen yang dilakukan dengan jalan menghubungkan-hubungkan,

memanunggalkan dan menyeleraskan orang-orang dan

pekerjaan-pekerjaanya sehingga semuanya berlangsung tertib dan seirama menuju ke arah tercapainya tujuan bersama”.22

c. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan pada hakikatnya merupakan kegiatan

manajemen yang terwujud dalam tindakan pemilihan diantara pelbagai

kemungkinan untuk menyelesaikan persoalan dan pertentangan yang

timbul dalam proses pengelolaan organisasi.23

Kemudian dalam proses pengawasan langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah:

a. Menetapkan standar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan

standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan.24

Adapun syarat-syarat standar yang baik adalah:25

1) Validitas; kesahihan

2) Reliabilitas; handal, terpercaya

3) Sensitivitas; kepekaan, kemampuan untuk membedakan

4) Akseptabilitas; dapat diterima untuk digunakan

22

Hasanudin, Manajemen Dakwah (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 30.

23

Hasanudin, Manajemen Dakwah, h. 31.

24

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 858.

25

(34)

5) Practicable; dapat dipraktikan.

b. Pemeriksaan dan penelitian

Dalam pemeriksaan dan penelitian terhadap pelaksanaan kegiatan

fundraising. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan,yaitu:26

1) Peninjauan pribadi manajer

2) Laporan secara lisan

3) Laporan tertulis

4) Laporan dengan penelitian terhadap hal-hal yang bersifat

istimewa.

c. Membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan standar.

Dalam proses ini dapat diadakan penilaian apakah proses

fundraising berjalan dengan baik atau sebaliknya telah terjadi

penyimpangan-penyimpangan. Apabila ternyata proses fundraising

berjalan dengan baik, artinya pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana

dan hasilnya dapat mendekati atau bahkan mencapai target yang telah

ditentukan. Hal itu bisa dijadikan contoh untuk pelaksanaan fundraising

berikutnya. Tetapi apabila dalam prosesnya terdapat

penyimpangan-penyimpangan dan hasilnya tidak dapat mencapai target yang telah

ditentukan, maka manajer harus memfokuskan perhatiannya ke arah

penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi.27

26

Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977), h. 144-146.

27Abd.Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1977),

(35)

d. Mengadakan tindakan perbaikan dan pembetulan terhadap

penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi.

Diantara penyebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan

yaitu:28

1) Kekurangmampuan pihak pelaksana. Solusi dari permasalahan

ini dilakukan dengan training, penambahan atau penggantian

tenaga pelaksana.

2) Waktu dan biaya tidak cukup tersedia. Solusinya dengan

tindakan perbaikan berupa penyesuaian waktu dan biaya

dengan kepadatan volume pekerjaan.

3) Ketidakmampuan manajer/pemimpin dalam mengelola setiap

elemen yang dibutuhkan. Solusinya dengan peningkatan

kualitas manajemen melalui pelatihan, Training Development,

dan Organization Development.

B. Lembaga Amil Zakat

1. Pengertian Lembaga Amil Zakat

Lembaga Amil Zakat merupakan lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat dan mendapatkan pengakuan dari pemerintah.29 Lembaga Amil

Zakat dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki afiliasi dengan BAZ

28

T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 365.

29

(36)

(Badan Amil Zakat). BAZ dan LAZ masing-masing berdiri sendiri dalam

pengelolaan zakat.

2. Dasar Hukum Lembaga Amil Zakat

Dasar hukum berdirinya lembaga pengelola zakat di Indonesia adalah

Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan

Menteri Agama No. 581 tahun keputusan Direktur Jendral Bimbingan

Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Zakat. Sedangkan dasar hukum lain yang memiliki kaitan

erat dengan zakat adalah Undang-undang No. 17 tahun 2000 tentang Pajak

Penghasilan. Undang-undang ini menjelaskan bahwa zakat merupakan

pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP).30

Untuk dapat dikukuhkan oleh pemerintah, sebuah LAZ harus

memenuhi dan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. Akta pendirian (berbadan hukum)

b. Data Muzaki dan Mustahik

c. Daftar susunan pengurus

d. Rencana program kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang

e. Neraca atau laporan posisi keuangan

f. Surat Pernyataan bersedia untuk di audit.

30

(37)

Hanya LAZ yang telah dikukuhkan oleh pemerintah saja yang diakui

bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzaki

yang membayarkan dananya. Bentuk badan hukum untuk LAZ adalah

yayasan, karena LAZ termasuk organisasi nirlaba, dan badan hukum yayasan

dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk memupuk laba.31

3. Fungsi Lembaga Amil Zakat

Lembaga Amil Zakat memiliki peran penting dalam proses

penghimpunan, pengelolaan, dan pendistribusian dana zakat. Penghimpunan

merupakan awal dari kesuksesan suatu lembaga zakat, karena proses

pengelolaan dan pendistribusian bisa terlaksana ketika lembaga tersebut bisa

menghimpun dana zakat dari para aghniya. Pengelolaan zakat dalam artian

mengusahakan agar dana zakat yang berhasil dihimpunnya bisa disalurkan

kepada pos-pos (ashnaf) yang sesuai dengan yang dianjurkan dan ditetapkan oleh syari’at Islam.

Dalam Lembaga Amil Zakat, usaha pendistribusian zakat ini terdapat

dalam program pendayagunaan zakat. Pendayagunaan sendiri secara konseptual terdiri dari dua kata yaitu “daya” dan guna. Kata “daya” berarti

power, energy dan capacity. Kata “daya” mengisyaratkan kekuatan atau

tenaga untuk menggerakan. Sementara daya guna berarti daya kerja yang

mendatangkan hasil sebanyak-banyaknya dengan penuh manfaat (using,

31

(38)

efficiency, usefulness). Dengan demikian program pendayagunaan berarti

program pendayagunaan berarti program yang didalam pendistribusiannya itu

tidak hanya memastikan dana zakat sampai kepada mustahik, melainkan juga

bernilai produktif dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.32

Abdurahman Qadir sebagaimana dikutip Didin Hafidhuddin

mengemukakan bahwa fungsi dari lembaga amil zakat adalah :33

a. Menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat

b. Menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan

langsung untuk menerima zakat dari muzaki

c. Mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam

penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu

tempat.

d. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang Islami.

32

Purnawarman el-Atimi, “Fungsi dan kedudukan Lembaga Amil Zakat dalam Syari’at Islam,

“ artikel diakses pada 13 Maret 2014 dari http://mediapurnawarman.blogspot.com/2011/08/fungsi-dan-kedudukan-lembaga-amil-zakat.html

33

(39)

29

MIZAN AMANAH

A. Sejarah Berdirinya Mizan Amanah

Mizan Amanah1 merupakan lembaga pengelola amanah umat yang

berfungsi menyambungkan antara donatur dengan kaum duafa melalui

mekanisme prinsip accountable dan credible. Didirikan pada tanggal 19 Juli

1995 oleh mahasiswa yang peduli dan orang-orang yang mau membaktikan

dirinya dibidang kemanusiaan.

Sejak saat itu dari tahun ke tahun, Mizan Amanah terus berkembang

sebagai organisasi pengelola amanah umat yang bertujuan untuk membina

dan mengelola anak yatim piatu dan kaum duafa yang ada di Indonesia,

tercatat sampai periode Mei tahun 2012 telah tersantuni lebih dari 11.864

anak yatim dan duafa.

Secara struktural, lingkup kegiatan Mizan Amanah terbagi menjadi dua

yaitu Yayasan dan Panti. Yayasan berfungsi untuk mengelola amanah titipan

donatur dan membina sumber daya insani yang dinamis, agamis, credible,

accountable dan profesional. Sedangkan Panti berfungsi khusus mendidik dan

mengelola anak-anak yatim piatu dan duafa supaya menjadi muslim hakiki

1

Mizan Amanah terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu “Mizan” dan “Amanah”, Mizan berarti neraca/timbangan sedangkan amanah berarti sesuatu yang

[image:39.595.100.518.222.589.2]
(40)

dan menjadi pribadi mandiri di masyarakat nantinya. Dalam perjalanan

keorganisasiannya, selain membina dan mengelola anak yatim piatu dan

duafa, Mizan Amanah telah banyak melakukan kegiatan kemanusiaan baik

dalam bentuk kegiatan rutin seperti bakti sosial, pengayoman asuransi

kesejahteraan sosial kemudian bantuan korban bencana alam, beasiswa

prestasi serta bentuk pengabdian masyarakat lainnya.

Tujuh belas tahun berlalu, Mizan Amanah telah mencetak

manusia-manusia tangguh dan berkualitas ke dalam masyarakat yang insya berusaha

seoptimal mungkin dalam pengabdian dan pelayanan masyarakat Indonesia.

Kemudian pada tahun 2008, Mizan Amanah mendapat penghargaan

berturut-turut dari walikota Cimahi, gubernur Jawa Barat dan puncaknya penghargaan

organisasi terbaik tingkat nasional dari mentri sosial RI yang di saksikan oleh

presiden SBY, selain itu selama empat tahun secara berturut-turut Mizan

Amanah telah lulus audit akuntan publik dengan predikat terbaik wajar tanpa

pengecualian.

Legalitas Mizan Amanah yaitu :SK Menteri Hukum dan HAM RI

Nomor : AHU-AH.01.08-498, akta notaris Yudha Iswardani.SH No.4 tanggal

16 juni 2008, surat izin Dinas Sosial Kota Cimahi Nomor : 920/1000/kesbang,

Surat izin Dinas Sosial propinsi Jawa Barat Nomor : 062/2031/PRKS/98/2008,

(41)

B. Visi dan Misi Mizan Amanah

1. Visi2 Mizan Amanah :

“Menjadi lembaga pengelola amanah umat terdepan di tingkat

nasional dan membentuk generasi yang bermanfaat.

2. Misi3 Mizan Amanah :

a. Memperluas jaringan dan memberikan pelayanan prima bagi

pemangku kepentingan.

b. Mengelola amanah umat secara professional dan sesuai syariah

sehingga lebih berdaya guna

c. Mendidik dan mengembangkan potensi anak yatim dan kaum duafa

untuk menjadi muslim yang hakiki

3. Tata Nilai Mizan Amanah :

a. Islamic

Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang

berlandaskan Islam dan mengedepankan nilai syar'i dalam

menjalankan aktivitasnya.

b. Responsive

Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang

senantiasa merespon dengan cepat dan tepat demi menjawab tantangan

kedepan dan peningkatan pelayanan kepada pemangku kepentingan.

2

Visi adalah suatu impian/keadaan dimasa akan datang yang dicita-citakan oleh seluruh personil organisasi untuk dicapai. Lihat: Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik (Binarupa Aksara, 1996), cet ke-1, h. 38.

3

Misi adalah rangkaian kegiatan utama yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai visinya. Menurut Peter Drucker untuk merumuskan misi, organisasi harus mengajukan pertanyaan:

(42)

c. Integrity

Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang

memiliki integritas dan komitmen tinggi dalam menjaga amanah yang

diberikan kepada kami.

d. Loyality

Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang

memiliki loyalitas tinggi dalam segala aktivitasnya sehingga memiliki

nilai lebih dan menumbuhkan kesetiaan untuk mencapai tujuan

bersama.

e. inovative

Mizan Amanah adalah lembaga pengelola amanah umat yang

proaktif menemukan ide baru dalam pengembangan program dan

kelembagaan kearah yang lebih baik.

C. Struktur Organisasi Mizan Amanah

Menurut Didiet Hardjito struktur organisasi adalah susunan formal

dan mekanisme-mekanisme dengan mana organisasi dikelola. Struktur

organisasi menunjukkan kerangka dan susunan sebagai perwujudan

hubungan-hubungan antar komponen-komponen, bagian-bagian,

fungsi-fungsi, kegiatan-kegiatan dan posisi-posisi juga menunjukkan hierarki,

tugas dan wewenang serta memperlihatkan hubungan pelopornya.4

Berikut daftar nama-nama pengurus yang berada dalam struktur

kepengurusan Mizan Amanah:

4

(43)

1. Dewan Pembina : Aos Firdausil Malisi , STP

Aos Saefudin

Dedi Efendi

2. Direktur : Andri Yanto, SHI

3. General Manager : Jemu Riyanto

4. Manager Keuangan : Deni Wastiadi, SE

5. Manager HRD : Budi Suhendar

6. Manager Soskem : Dindin Suryanto

7. Manager Pendidikan : RendiYulianto, S.Hum

8. Manager Pemberdayaan : Unang Hendrayana

9. Manager Fundraising : DedeSutisna

10.Manager Wakaf Bandung : Fuad Hasyim

11.Manager Wakaf Jakarta : Nurcholis Sayidi

Selain itu Mizan Amanah dibantu juga oleh relawan-relawan di

daerah yang siap bertugas kapan saja untuk kegiatan sosial

kemasyarakatan.5

D. Program Kerja Mizan Amanah

Mengenai program kerja, Mizan Amanah membaginya kedalam empat

program kerja besar yang nantinya direalisasikan dalam sub-sub program yang

ada didalamnya. Empat program kerja tersebut adalah Program Generasi

5

(44)

Hebat, Generasi Sehat, Generasi Berdaya dan Generasi Peradaban. Berikut

uraian sub-sub program yang telah dibentuk oleh Mizan Amanah untuk

merealisasikan penyaluran dana zakat, infak dan sedekah.6

1. SAPA (Santunan Peduli Yatim dan Duafa)

SAPA merupakan salah satu rangkaian program “Gerakan Cinta

Anak Yatim dan Dhuafa” yang didedikasikan oleh Mizan Amanah dengan

menunjukkan kepedulian terhadap generasi masa depan bangsa. SAPA

didesain sebagai sarana kepedulian terhadap pendidikan dan kesejahteraan

anak yatim7 dan duafa. Dengan menghadirkan 12.000 anak yatim dan

duafa penerima manfaat, progran SAPA dapat dirasakan keberadaannya

serta dapat memotivasi mereka untuk menjadi generasi yang berprestasi

dan memiliki daya saing.

2. SAHABAT YATIM (Santunan Harian bagi Anak Yatim)

Program Sahabat Yatim ini merupakan bentuk kepedulian para

dermawan kepada anak yatim dengan cara memberikan donasi untuk

kebutuhan harian mereka. Bentuk donasi yang diberikan dapat berupa

kebutuhan makan, sekolah, kesehatan dan kebutuhan penting lainnya.

Kategori pada program ini adalah membantu atau menyantuni anak-anak

yatim dan duafa yang berada di luar asrama.

Program ini telah berjalan di seluruh asrama Mizan Amanah,

sampai saat ini anak-anak yang telah terbantu secara rutin melalui program

ini sebanyak ratusan anak untuk daerah Jakarta, sampai bulan Mei 2012

6

http://mizanamanah.org/ diakses pada tanggal 4 Maret 2014

7

(45)

tercatat sebanyak 407 anak dibina oleh Mizan Amanah. Konsep dari

program ini adalah membantu anak-anak yatim atau duafa yang berada di

sekitar jangkauan asrama Mizan Amanah.

3. Ibunda Yatim (Santunan Ibunda Yatim )

Ibunda Yatim adalah program santunan bagi ibu yang memiliki

anak yang masih duduk di sekolah dasar dan suaminya telah meninggal

dunia. Program ini digulirkan untuk membantu para ibu yang secara fitrah

mendidik dan membimbing anak-anaknya. Namun karena tulang

punggung keluarga telah tiada, yaitu suami tercinta, sang ibu harus

menanggung semua biaya untuk menghidupi anak-anaknya.

4. KKB (Komunitas Kampung Barokah)

Komunitas Kampung Barokah (KKB) adalah program

pemberdayaan masyarakat dengan sasaran masyarakat dari desa yang

tertinggal, terisolasi dan memiliki problem sosial. program KKB berusaha

untuk mencari solusi yang tepat sehingga diharapkan masyarakat desa

dapat keluar dari ketertinggalannya, dengan KKB juga diharapkan

masyarakat dapat menggali potensi alam yang dimiliki secaramandiri.

Program KKB meliputi peningkatan pendidikan, pelayanan dan

peningkatan pola hidup sehat, peningkatan potensi sumber daya alam dan

skill usaha masyarakat, serta peningkatan nilai-nilai spiritual dan kearifan

lokal lainnya.

Data pelaksanaan program KKB

JENIS KEGIATAN JUMLAH KETERANGAN

Survey I : lokasi Desa Cintanegara Kec. Cigedug

1 kali (tanggal 10-13 Maret 2012)

(46)

Kel. Garut-Jawa Barat 8.643 jiwa. Potensi sumber daya ada di bidang

pertanian, peternakan, pakan ternak dan perikanan

Survey II : Lokasi Desa Sukatani Kec. Surade, Kel. Sukabumi-Jawa Barat

1 kali (tanggal 21-25 Maret 2012)

Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2011 tercatat 3.411 jiwa. Potensi sumber daya ada di bidang

pertanian, perkebunan, hasil laut, hasil hutan dan tambang (pasir hitam)

Survey pertama lokasi Desa Campakasari Kec. Bojong Gambir, Kel. Tasikmalaya-Jawa Barat

1 kali (tanggal 4-8 April 2012)

Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2011 tercatat 4662 jiwa. Potensi sumber daya ada di bidang

pertanian, peternakan, dan hasil hutan.

5. THE BEST (Dana Santunan Beasiswa Berprestasi)

The Best adalah program pemberian bantuan pendidikan prestasi

yang dikhususkan untuk anak-anak yatim dan duafa yang memiliki

prestasi dan motivasi untuk maju dan menjadi muslim berprestasi yang

tangguh dan berpandangan maju terhadap masa depan. Mizan Amanah

berupaya menjadi mediator bagi para sahabat dermawan yang peduli

terhadap masa depan anak-anak berprestasi Indonesia namun terhalang

oleh kekurangan biaya pendidikan.

6. Dhuafa Bangkit

Dhuafa Bangkit adalah program pemberdayaan zakat produktif8

bagi kaum duafa yang bertujuan untuk memberikan peluang kepada kaum

8

(47)

duafa yang mempunyai motivasi untuk berubah dengan memberikan

bantuan stimulan baik berupa motivasi, pengarahan manajemen,

pemberian bantuan permodalan bergulir, pembimbingan berkala sehingga

menghasilkan entrepreneur yang mandiri serta dapat menjadi motor

pergerakan ekonomi baik bagi dirinya, keluarga dan masyarakat lainya.

7. SIGAP (Siaga Tanggap Bencana)

SIGAP merupakan program sosial penanggulangan korban

bencana alam. Indonesia merupakan negara dengan potensi ancaman

bencana alam yang tinggi. banjir tahunan, gunung meletus, gempa bumi,

tsunami dan tanah longsor adalah beberapa bencana yang kerap melanda

Indonesia. SIGAP hadir dan berperan serta dalam kegiatan

penanggulangan korban bencana alam dengan disertai komitmen tinggi

dalam menolong sesama dan memulihkan korban pasca bencana.

8. ARTIS SIAGA (Ambulans Gratis Siaga)

Ambulans Gratis Siaga merupakan program layanan kepedulian

terhadap duafa yang hadir saat mereka membutuhkan sarana pengantaran

atau penjemputan pada kondisi sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia.

Program ini dirancang untuk menolong para duafa yang membutuhkan

sarana transportasi yang dirasa cukup berat dan berbiaya mahal. Program

Artis Mizan Amanah hadir untuk memberikan fasilitas cuma-cuma khusus

untuk para duafa.

Lihat: Mohammad Yusuf, “Zakat Produktif,” artikel diakses pada 11 April 2014 dari

(48)

9. QMB (Qurban9 Menembus Batas)

QMB merupakan program tahunan yang digulirkan oleh Mizan

Amanah. QMB merupakan fasilitas ibadah berqurban yang disunahkan

bagi umat islam yang mampu. Mizan Amanah akan mendistribusikan

hewan qurban ke berbagai pelosok di Indonesia termasuk keluar pulau

Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB dan pulau-pulau lain.

Bahkan hewan qurban pun didistribusikan juga ke luar negeri. Seperti

Somalia di benua Afrika yang saat ini sedang membutuhkan bantuan.

10.SEHATI (Sehat dan Bergizi)

SEHATI adalah program layanan kesehatan bagi anak yatim dan

kaum dhuafa dengan memberikan layanan kesehatan cuma-cuma dengan

merujuk ke rumah sakit yang layak, serta penanganan masalah gizi buruk

bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

11.Pendidikan Peradaban

Pendidikan adalah hak bagi setiap anak tanpa terkecuali. Termasuk

anak–anak yatim dan duafa berhak mendapatkan pendidikan yang

berkualitas. Sekolah peradaban mengutamakan anak–anak yatim dan

dhuafa binaan Mizan Amanah untuk dapat mengenyam pendidikan full di

asrama. Selain itu diberikan wadah community learning untuk anak–anak

lainnya yang ingin belajar di sekolah peradaban.

9

Qurban berasal dari bahasa arab yang diambil dari kata qaruba-yaqrabu-qurbaanan

artinya mendekati atau menghampiri. Qurban juga sering disebut udhhiyah atau dhahiyyah yang berarti hewan sembelihan. Dalam fikih Islam, qurban adalah hewan yang dipotong dalam rangka

(49)

12.AKU (Anak Unggul)

Anak unggul. Itulah suatu harapan dari pendidikan yang ada di

asrama Mizan Amanah. AKU (Anak Unggul) adalah program pembinaan

dan pendidikan anak asuh yatim dan duafa yang meliputi pembinaan

dalam bidang jasmani, rohani, dan intelektual. Yang pada akhirnya

kecerdasan intelektual (IQ)10, kecerdasan emosional (EQ)11, dan

kecerdasan spiritual (SQ)12 mereka seimbang. Program AKU ini bertujuan

untuk mewujudkan anak binaan yang tidak hanya memiliki kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosional yang tinggi, tetapi juga kecerdasan

spiritualnya yang luar biasa, yang wujud nyatanya tercermin dalam

prestasi, perilaku, dan akhlak yang paripurna dalam kesehariannnya.

13.Basmalah

Basmalah ini adalah program bantuan beasiswa pendidikan bagi

anak-anak yatim dan dhuafa, agar bisa bebas dari putus sekolah. Agar

mereka tetap berhak mendapatkan pendidikan. Melalui program ini Mizan

Amanah memberikan layanan jaminan pembiayaan sekolah bagi

anak-anak yang rentan putus sekolah terutama di daerah pinggiran kota di

Indonesia.

10

Kecerdasan intelektual (Intelectual Quotiet) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan,

dan mengolah informasi menjadi fakta. Lihat: Silviastrilyani, “Pengertian IQ, EQ, dan SQ,” artikel

diakses pada 8 April 2014 dari silvistrilyani.wordpress.com/2013/02/11/pengertian-iq-eq-dan-sq/

11

Danil Goleman mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosi (Emotional Quotient) adalah “kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.” Lihat: Muhammad Muhyidin, Manajemen ESQ Power (Yogyakarta: Diva Press, 2007), h. 83.

12

(50)

Sebelumnya nama program ini adalah BPS (Beasiswa Bebas Putus

Sekolah), kemudian diubah dengan Basmalah. Program bantuan ini hampir

sama bentuknya dengan program beasiswa The BEST, namun bantuan

beasiswa ini diberikan untuk anak-anak yatim dan dhuafa secara umum

tanpa penilaian prestasi yang didapat. Cakupan bantuan ini nantinya

adalah untuk usia Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Tingkat Atas

(SMU). Program bantuan ini di koordinasi oleh divisi pendayagunaan

Mizan Amanah.

14.KAMI

KAMI adalah Program pendidikan kemandirian bagi anak yatim

yang sudah dewasa dengan memberikan bekal life skill dan kemampuan

kemandirian lainnya.

15.Pahlawan Yatim

Pahlawan Yatim adalah program kepedulian dengan membentuk

koordinator (dari kalangan da'i, guru ngaji, pekerja sosial). Pahlawan

Yatim ada di setiap daerah yang terdapat anak-anak yatim yang rentan

baik bidang pendidikan kesehatan, dan kesejahteraan hidup mereka.

16.Promosi

Program penanganan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi

bagi anak yatim dan kaum dhuafa.

Data Layanan Program Promosi

KEGIATAN JUMLAH KETERANGAN

Layanan pengantaran sakit 40 orang

(51)

Layanan pengantaran meninggal 22 orang

Layanan pengantaran melahirkan 4 orang

TOTAL 68 orang Sampai dengan

bulan mei 2012

17.Orphan Smart Building

Bersekolah di sekolah yang baik dan layak adalah dambaan setiap

anak, tak terkecuali anak-anak yatim dan anak dhuafa yang ada di

sekeliling kita. Mizan Amanah berencana untuk membangun sebuah

sekolah khusus yang dinamakan Orphan Smart Building yaitu Pusat

Pendidikan dan Kemandirian Anak Yatim. Lokasi pembangunan tepatnya

di kawasan Bintaro, yang saat ini menjadi asrama anak yatim dan duafa

Mizan Amanah. Gedung ini akan didukung oleh berbagai fasilitas layak

(52)

42

ANALISIS PENELITIAN MANAJEMEN FUNDRAISING

LEMBAGA AMIL ZAKAT MIZAN AMANAH

A. Fungsi-fungsi Manajemen Fundraising Lembaga Amil Zakat Mizan

Amanah

Berikut penulis uraikan hasil penelitian di Mizan Amanah tentang

penerapan fungsi-fungsi manajemen.

1. Perencanaan ( Planning)

Perencanaan adalah fungsi paling mendasar dalam manajemen,

karena proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap sesuatu

yang akan dikerjakan di masa yang akan datang ditentukan dalam tahap

ini.1 Perencanaan menjawab pertanyaan tentang bagaimana sebuah

lembaga akan bergerak kedepan. Karena perencanaan memiliki hubungan

erat dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Berikut uraiannya:2

a. Hubungan perencanaan dengan pengorganisasian. Dibagian ini

perencanaan menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana

menggunakan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai

efektifitas paling tinggi.

b. Hubungan perencanaan dengan penggerakan. Penggerakan yang

didalamnya terdapat aspek pengarahan dan pemberian motivasi

memiliki kaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan

kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan,

1

Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 38.

2

(53)

sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang diperlukan

untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.

c. Hubungan perencanaan dengan pengawasan. Pengawasan sangat

penting bagi produk perencanaan aktif. Hal ini menunjukkan apakah

rencana yang telah disusun realistik atau tidak., apa

Gambar

GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA AMIL ZAKAT

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : Pertama, keberhasilan implementasi kebijakan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

Untuk lebih jelasnya maka peneliti akan menyajikan tentang faktor-faktor yang mendorong kenakalan remaja i SMK Negeri 01 Batu melalui hasil interview berikut: Berdasarkan

Penghimpunan atau disebut juga fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun atau menggalang dana zakat, infaq dan sadaqah serta sumber daya lainnya dari

Teknik ini memungkinkan ahli bedah untuk mendapatkan pemahaman tentang hubungan yang tepat antara molar ketiga mandibula dan kanal alveolar inferior yang dapat

Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan dampak kebijakan kebudayaan yang sudah diterapkan terhadap komunitas seni dan tradisi budaya Banyuwangi, khusunya Using, untuk

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lem- baran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan

Penghimpunan dana (fundraising) dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan

Strategi penegakan hukum yang dilakukan oleh Badan Penaggulangan Narkotika Kota (BPNK) Kabupaten Sidrap adalah upaya terpadu dalam pemberantasan narkoba secara