• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Photography Center dengan Konsep Cahaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Photography Center dengan Konsep Cahaya."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRACT

Along with the advancement of technology, the need for photography is not

only about capturing important moments in human’s life as a hobby, but the need

has become a growing business activity. At this moment, however, different photographic activities such as photo studios, photography training, exhibition, etc. tend to walk separately and are not integrated. This project explains how a photography center interior design can facilitate different photographic activities through the application of a lighting concept. The application of this concept may result in efficient, synergic, comfortable and pleasant photographic activities.

(2)

ii ABSTRAK

Sejalan dengan perkembangan teknologi, kebutuhan terhadap fotografi

tidak hanya menyangkut kebutuhan atau hobi seseorang untuk mengabadikan

moment penting dalam kehidupan manusia, tetapi sudah menjadi sebuah kegiatan

bisnis yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Namun demikian, hingga saat

ini berbagai kegiatan fotografi, seperti foto studio, kursus fotografi, pameran, dan

lain-lain, cenderung dilaksanakan secara sendiri-sendiri di tempat terpisah dan

belum dilaksanakan secara terintegrasi. Tulisan ini menjelaskan bagaimana

perancangan interior photography center yang dapat memfasilitasi berbagai

kegiatan fotografi dengan menerapkan konsep cahaya. Melalui penerapan konsep

ini diharapkan berbagai kegiatan fotografi dapat dilaksanakan secara efisien,

sinergis, nyaman, dan menyenangkan penggunanya.

(3)

v

2.2.1 Pengertian Gallery Fotografi 14

2.2.2 Jenis Gallery 15

2.2.3 Prinsip-Prinsip Perancangan Gallery 17

2.2.4 Standar Perancangan Ruang Gallery 18

(4)

vi

2.2.4.2 Standar Visual Ruang Objek Pamer 21

2.2.4.3 Standar Pencahayaan Ruang Gallery 23

2.3 Studio Foto 24

2.3.1 Pengertian Studio Foto 24

2.3.2 Ketentuan Desain Ruang 26

2.4 Ruang Kelas Fotografi 32

2.4.1 Pengertian Kelas Fotografi 32

2.4.2 Perancangan Ruang Kelas Fotografi 33

2.5 Mini Library Fotografi 39

2.6 Retail dan Printing 40

2.6.1 Pengertian Retail dan Printing 40

2.6.2 Perancangan Ruang Retail dan Printing 42

2.7 Café 43

2.7.1 Pengertian Café 43

2.7.2 Perancangan Interior Café 44

2.8 Perancangan Photography Center 46

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 52

3.1 Lokasi Perancangan 52

3.1.1 Deskripsi Site 53

3.1.1.1 Analisa Site 53

3.1.1.2 Denah Bumi Bandhawa Hotel 55

3.1.2 Deskripsi Fungsi 56

BAB IV PERANCANGAN INTERIOR PHOTOGRAPHY CENTER 65

(5)
(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Luas Objek Pamer 19

Tabel 2.2 Besarnya Penerangan, Warna Cahaya, dan Ra

(Colour Rendering/ Warna Asli) yang Dianjurkan 24

(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior 5

Gambar 1.2 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior 6

Gambar 2.1 Ruang Pameran Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

50 cm x 50 cm 19

Gambar 2.2 Ruang Pameran Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

100 cm x 100 cm 20

Gambar 2.3 Ruang Pameran Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

200 cm x 200 cm 20

Gambar 2.4 Ruang Pameran Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

300 cm x 300 cm 21

Gambar 2.5 Jarak Visual Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

50 cm x 50 cm 21

Gambar 2.6 Jarak Visual Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

100 cm x 100 cm 22

Gambar 2.7 Jarak Visual Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

200 cm x 200 cm 22

Gambar 2.8 Jarak Visual Karya Seni Dua Dimensi Ukuran

(8)

x

Gambar 2.9 Studio Foto 27

Gambar 2.10 Contoh Hasil Foto dengan Letak Penerangan

yang Berbeda 28

Gambar 2.11 Contoh Hasil Foto dengan Letak Penerangan

yang Berbeda 28

Gambar 2.12 Contoh Hasil Foto dengan Letak Penerangan

yang Berbeda 29

Gambar 2.13 Kamera 29

Gambar 2.14 Tripod 30

Gambar 2.15 Lampu 31

Gambar 2.16 Payung 31

Gambar 2.17 Reflektor 32

Gambar 2.18 Kelas Gaya Auditorium 34

Gambar 2.19 Kelas Gaya Tatap Muka 35

Gambar 2.20 Kelas Gaya Seminar 36

Gambar 2.21 Kelas Gaya Cluster 36

(9)

xi

Gambar 2.23 Kelas Gaya Fishbowl 37

Gambar 2.24 Kelas Gaya Workstation 38

Gambar 2.25 Kelas Gaya Breakout Grouping 38

Gambar 2.26 Kelas Gaya Chevron 39

Gambar 2.27 Tinggi Konter Retail 42

Gambar 2.28 Sirkulasi pada Retail 43

Gambar 2.29 Penataan Perangkat Makan Optimal 44

Gambar 2.30 Lebar Meja Minimal 45

Gambar 2.31 Jarak Bersih Minimal untuk Kursi 45

Gambar 2.32 Jonas Photo Studio, Bandung 46

Gambar 2.33 Studio Foto di Jonas Photo Studio PVJ, Bandung 47

Gambar 2.34 Studio Foto di Jonas Photo Studio PVJ, Bandung 47

Gambar 2.35 Oktagon Gunung Sahari, Jakarta Pusat 48

Gambar 2.36 Ruang Kelas Oktagon Gunung Sahari, Jakarta Pusat 49

Gambar 2.37 Retail Oktagon Kemang Icon, Jakarta 49

(10)

xii

Gambar 2.39 Ruang Serba Guna Oktagon Kemang, Jakarta 50

Gambar 2.40 Studio Oktagon Kemang, Jakarta 51

Gambar 3.1 Lokasi Bumi Bandhawa Hotel 54

Gambar 3.2 Denah Lantai Dasar Bumi Bandhawa Hotel 55

Gambar 3.3 Denah Lantai Dua Bumi Bandhawa Hotel 56

Gambar 3.4 Bubble Diagram 62

Gambar 3.5 Zoning Blocking Lantai Dasar 63

Gambar 3.6 Zoning Blocking Lantai Dua 63

Gambar 3.7 Zoning Blocking Studio Foto 64

Gambar 4.1 Bentuk-bentuk Geometris Tegak Lurus dan Siku 67

Gambar 4.2 Konsep Warna 68

Gambar 4.3 Cermin 69

Gambar 4.4 Lantai Epoxy Abu-abu 69

Gambar 4.5 White Acrylic 70

(11)

xiii

Gambar 4.7 HPL Black Glossy 70

Gambar 4.8 LED 71

Gambar 4.9 Sandblast Glass 71

Gambar 4.10 Konsep Pencahayaan 72

Gambar 4.11 Denah General Lantai Dasar 74

Gambar 4.12 Denah General Lantai Dua 75

Gambar 4.13 Denah General Studio Foto 76

Gambar 4.14 Flow Pengunjung Umum 77

Gambar 4.15 Flow Peserta Kelas Fotografi 79

Gambar 4.16 Flow Penyewa Studio Foto 80

Gambar 4.17 Flow Barang Pameran 82

Gambar 4.18 Potongan Lobby 83

Gambar 4.19 Potongan Lobby 84

Gambar 4.20 Perspektif Lobby 84

Gambar 4.21 Potongan Gallery Foto 85

(12)

xiv

Gambar 4.23 Perspektif Gallery Foto 86

Gambar 4.24 Potongan Studio Foto 87

Gambar 4.25 Potongan Studio Foto 88

Gambar 4.26 Perspektif Studio Foto 88

Gambar 4.27 Potongan Retail dan Printing 90

Gambar 4.28 Potongan Retail dan Printing 90

Gambar 4.29 Perspektif Retail dan Printing 91

Gambar 4.30 Potongan Café Indoor 92

Gambar 4.31 Potongan Café Indoor 92

(13)

xv

DAFTAR BAGAN

(14)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia

fotografi pun terus mengalami perkembangan yang luar biasa dari waktu ke waktu.

Dewasa ini, fotografi telah mewarnai berbagai aspek kehidupan manusia dengan

mengabadikan berbagai moment penting dan objek menarik di seluruh belahan

dunia. Tidak hanya itu, perkembangan dunia fotografi juga telah menarik perhatian

banyak kalangan yang ingin mendokumentasikan berbagai moment, baik yang

bersifat pribadi, keluarga, maupun sekedar hobi untuk mengabadikan keindahan

alam atau peristiwa terkait seni dan budaya, dan peristiwa-peristiwa lainnya.

Melalui fotografi seseorang dapat lebih mudah mengingat sebuah peristiwa

dibandingkan dengan tulisan atau lebih mudah memahami suatu objek berita,

berbagai produk yang ditawarkan, dan berbagai informasi lainnya. Oleh karena

fotografi mampu menggambarkan berbagai peristiwa, maka timbulah ungkapan

(15)

2

Dalam perkembangannya, dunia fotografi pun mengalami perkembangan

fungsi. Selain berfungsi sebagai media yang merekam berbagai peristiwa, fotografi

pun telah menjadi bagian dari seni dimana seorang fotografer dapat

mengekspresikan dirinya dalam setiap karya fotografinya. Adanya fungsi-fungsi

tersebut menyebabkan dunia fotografi menjadi semakin dekat dengan kehidupan

dan dibutuhkan masyarakat luas. Perkembangan teknologi fotografi yang semakin

maju, minat masyarakat yang ingin mengenal dunia fotografi lebih mendalam,

bertambahnya jumlah komunitas fotografi, dan berbagai kebutuhan praktis lainnya

merupakan fakta yang menggambarkan semakin berkembangnya dunia fotografi.

Gambaran tersebut mengisyaratkan tumbuhnya demand terhadap berbagai hal

terkait dengan fotografi yang perlu direspons dengan baik agar dunia fotografi

benar-benar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Perkembangan teknologi fotografi dewasa ini pun telah mendorong

tumbuhnya berbagai kegiatan bisnis seperti studio foto, kursus fotografi, pameran

foto, photo library, dan berbagai kegiatan sejenis lainnya, hingga tumbuhnya

komunitas pecinta fotografi. Aktivitas-aktivitas tersebut sangat mudah ditemukan

di banyak kota di Indonesia, bahkan di banyak kota di dunia, dengan berbagai

karakteristik desain yang ditampilkan dengan menonjolkan fungsi dan estetika

masing-masing. Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan fotografi tersebut,

umumnya dilakukan secara sendiri-sendiri atau terpisah satu sama lain. Aktivitas

yang satu dengan yang lain, seringkali tidak memiliki keterkaitan. Sebuah kegiatan

bisnis hanya menyelenggarakan satu pelayanan saja, seperti pelayanan foto studio,

kursus fotografi, atau pameran foto.

Sejalan dengan perkembangan berbagai aktivitas tersebut, dewasa ini

terdapat kebutuhan untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang terpisah itu

dalam sebuah photography center. Photography center ini merupakan sebuah

tempat yang menyediakan berbagai fasilitas untuk terselenggaranya berbagai

aktivitas fotografi. Selain memudahkan pelayanan yang terkait dengan fotografi,

terintegrasinya kegiatan-kegiatan ini akan lebih memudahkan fotografer dalam

menjalankan aktivitasnya. Fotografer akan lebih mudah melakukan pemotretan,

(16)

3

karena dilakukan dalam satu kesatuan lokasi yang sama. Sebagai contoh adalah

Photofusion Photography Center di London yang menyelenggarakan berbagai

kegiatan fotografi dalam satu lokasi, mencakup kursus fotografi, picture library,

foto studio, jasa printing dan mounting, scanning, film processing, media sosial

untuk pecinta fotografi, dan lain-lain.

Terkait dengan kebutuhan adanya photography center yang menyediakan

berbagai fasilitas fotografi, seperti gallery, studio foto, kelas fotografi, mini

library, retail dan printing, serta café tempat berkumpul komunitas fotografi, perlu dipikirkan perancangan interior, termasuk di dalamnya pengelolaan tata cahaya,

yang memungkinkan pengguna ruangan dapat melakukan berbagai aktivitasnya

dengan baik dalam suasana nyaman. Pengelolaan tata cahaya dimaksud tidak

hanya dapat memenuhi aspek estetika, tetapi juga memenuhi fungsi lain dalam

ruangan. Demikian pentingnya pengelolaan tata cahaya dalam perancangan

photography center, dan oleh karenanya, penulis memandang perlu untuk mendalami Perancangan Interior photography center dengan Konsep Cahaya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi terkait dengan perancangan photography center adalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana merancang sebuah photography center yang sesuai dengan konsep

cahaya dengan tema kontemporer?

b. Bagaimana memenuhi fasilitas sebuah photography center dengan dukungan

(17)

4 1.3 Rumusan Masalah

Beberapa pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam perancangan

interior photography center dengan konsep cahaya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang ruang-ruang untuk aktivitas fotografi beserta sirkulasi

dan pencahayaan yang sesuai dengan perancangan interior photography

center?

b. Bagaimana menerapkan konsep cahaya secara terintegrasi dengan tema

kontemporer pada perancangan interior photography center?

1.4 Ide dan Gagasan Perancangan

Pengembangan photography center merupakan sebuah upaya membangun

fasilitas fotografi secara terintegrasi yang dapat memadukan berbagai kegiatan

fotografi dalam satu lokasi. Agar seluruh kegiatan fotografi tersebut dapat

dilakukan secara efisien, sinergis, dan menyenangkan diperlukan perancangan

interior yang sesuai dengan karakteristik photography center itu sendiri dan para

penggunanya.

Fotografi berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan grafi yang berarti

menggambar. Dengan demikian, fotografi dapat diartikan sebagai kegiatan

menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera

dengan bantuan cahaya (Amir Hamzah Sulaeman, 1981). Dalam hal ini, cahaya

merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan fotografi. Penciptaan

komposisi cahaya alami dan buatan akan menjadi elemen estetis yang dapat

mempresentasikan dunia fotografi. Oleh karena itu, photography center akan

didesain secara terintegrasi dengan konsep cahaya yang meliputi bentuk, warna,

dan pencahayaan yang akan diterapkan berdasarkan sifat-sifat cahaya seperti

refleksi (memantul), transmisi (meneruskan), dan absorsi (menyerap). Warna yang

(18)

5

Tema yang diambil dalam desain interior photography center ini adalah

kontemporer. Hal ini mengacu pada adanya kecenderungan fotografi menjadi

lifestyle masyarakat Indonesia pada masa kini. Peminat muda pada bisnis fotografi juga meningkat, yang terlihat dari semakin banyaknya komunitas-komunitas

pecinta fotografi di Indonesia.

Gambar 1.1 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior

(19)

6

Gambar 1.2 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior

Sumber : Pinterest, 2014

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Perancangan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis membuat

batasan-batasan yang menjadikan ruang lingkup perancangan interior photography

center dari konsep cahaya yang terintegrasi dengan tema kontemporer, berdasarkan perspektif fotografi. Area perancangan terdiri atas gallery foto, studio foto, kelas

fotografi, mini library, retail dan printing, serta café tempat berkumpul komunitas

fotografi.

1.6 Tujuan dan Manfaat Perancangan

(20)

7

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan rancangan interior photography center

yang terintegrasi ini adalah sebagai berikut:

a. Menghadirkan konsep cahaya secara terintegrasi dengan tema kontemporer

pada perancangan interior photography center;

b. Menerapkan rancangan ruang-ruang untuk aktivitas fotografi beserta sirkulasi

dan pencahayaan yang sesuai dengan perancangan interior photography center.

1.6.2 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan rancangan interior photography center

yang terintegrasi ini adalah:

a. Bagi penulis, diharapkan perancangan interior photography center ini dapat

membuka wawasan mengenai standar perancangan sebuah photography center

yang terintegrasi dengan baik;

b. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, diharapkan mampu menambah koleksi

literatur mengenai data photography center khususnya yang berkaitan dengan

fasilitas-fasilitas pendukungnya;

c. Bagi komunitas fotografi, sebagai media untuk mengembangkan profesi

fotografer, mempublikasikan karya-karyanya, dan memperoleh informasi

terbaru menganai fotografi;

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan perancangan interior photography center yang terintegrasi ini

(21)

8 1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang pemilihan topik perancangan,

identifikasi masalah dan rumusan masalah, ide dan gagasan perancangan,

batasan dan ruang lingkup perancangan, tujuan dan manfaat perancangan,

pembatasan masalah, dan sistematika penelitian pembahasan;

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung perancangan tugas

akhir yang dipilih, yang diambil dari studi literatur;

3. BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Pada bab ini dibahas mengenai proyek yang akan dibuat, analisa objek studi,

serta programming;

4. BAB IV PERANCANGAN INTERIOR PHOTOGRAPHY CENTER

Pada bab ini dibahas mengenai konsep dan tema yang dipilih, yang kemudian

diaplikasikan pada bentuk-bentuk rancangan;

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disampaikan kesimpulan bagi perancangan yang telah dibuat, serta

saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang akan melakukan perancangan

(22)

94 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5

.1 Kesimpulan

Kegiatan perancangan interior photography center dengan konsep cahaya

sebagaimana dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

a. Perancangan interior photography center dengan konsep cahaya di lokasi Bumi

Bandhawa Hotel menghasilkan desain photography center yang dapat

mengakomodasi berbagai kebutuhan ruang untuk berbagai kegiatan fotografi

yang mencakup: entrance dan receptionist; lobby; gallery foto; studio foto;

kelas fotografi; mini library fotografi; retail dan printing; café; dan ruang

office. Keseluruhan kegiatan fotografi dirancang dengan konsep cahaya melalui pendekatan sifat-sifatnya, yaitu refleksi (memantul), transmisi (meneruskan),

dan absorsi (menyerap). Tema kontemporer terlihat dalam pemilihan bentuk,

warna, dan material, yang didominasi dengan warna monocrom bergradasi

warna hitam sampai putih. Diharapkan para pengguna dapat memanfaatkan

(23)

95

Dengan demikian, perancangan ini telah dapat menghimpun berbagai kegiatan

fotografi seperti studio foto, tempat kursus fotografi, ruang pameran, dan

kegiatan fotografi lainnya, yang semula cenderung terpisah dan tidak memiliki

kaitan satu dengan yang lain menjadi lebih terintegrasi. Keunggulan lain dari

photography center ini adalah pengunjung khusus maupun umum dapat diakomodasikan dalam konsep ini;

b. Konsep pencahayaan yang diterapkan pada perancangan interior photography

center telah dapat memberikan efek yang sangat penting pada tata cahaya dalam interior dan berhasil membangun rasa nyaman dan menyenangkan dalam

photography center. Pencahayaan di lobby, gallery foto, serta retail dan printing yang menggunakan pencahayaan yang redup bahkan nyaris gelap dapat memberi efek dramatis dan memunculkan efek geometris dengan

dipasangnya banyak lampu LED yang ditanam di dalam acrylic putih.

Sedangkan pada ruang-ruang kelas fotografi, café, dan mini library fotografi

yang menggunakan pencahayaan alami dan dibantu dengan pencahayaan

buatan lampu downlight dapat menerangi seluruh ruangan. Khusus gallery foto,

pemasangan lampu spotlight dapat menerangi objek pameran sehingga terlihat

lebih fokus. Konsep cahaya tersebut dipadukan dengan sarana berupa furniture

kontemporer dan prasarana berupa ruang-ruang yang disesuaikan dengan

fungsinya (tata ruang, pemilihan material, sirkulasi) dapat memenuhi

kebutuhan pengguna dalam penyedian berbagai fasilitas yang tersedia.

5

.2 Saran

Terkait dengan kegiatan perancangan interior photography center dengan

konsep cahaya sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sebelumnya dan

dalam upaya mengembangkan desain dan konsep tersebut pada perancangan yang

(24)

96

a. Dalam menghasilkan rancangan yang sesuai dengan kebutuhan, desainer

interior perlu melakukan survey terlebih dahulu untuk membandingkan secara

akurat antara kebutuhan dengan bangunan yang akan dirancang. Kesesuaian

antara kebutuhan dengan karakteristik bangunan yang akan dirancang akan

menghasilkan rancangan yang efisien dan sesuai dengan preferensi pengguna

dan pengunjung photography center;

b. Dalam merancang interior photography center, sebaiknya terlebih dahulu

mencari, memilih, dan menentukan apa yang menjadi keunikan dari fotografi.

Setelah mendapatkan sisi menarik dari fotografi, barulah menentukan konsep

desain yang akan diterapkan. Keunikan dari fotografi tersebut, dapat dilihat

dari cara seorang fotografer yang sedang mengambil gambar suatu moment.

Biasanya hal ini ditunggu oleh para peminat fotografi. Situasi seperti ini dapat

ditampilkan dalam rancangan, sehingga menghasilkan desain yang menarik dan

memiliki keistimewaan tersendiri.

c. Ketika mendesain suatu ruang publik, sebaiknya diperhatikan karakterisitik

pengguna ruang tersebut. Sehingga tujuan penyediaan fasilitas yang ada dalam

ruang publik tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh para

(25)

97

DAFTAR PUSTAKA

Albertus Indratno. 2014. Peta Omzet Bisnis Fotografi. Yogyakarta: Pustaka

Ananda Srva.

Amir Hamzah Sulaeman. 1982. Teknik Kamar Gelap untuk Fotografi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

_____. 2011. Bandung Citizen Magazine.

Berman, Barry dan Evans, Joel R. 2011. Retail Management : a Strategic

Approach. New York : Prentice Hall.

_____. 2014. Brosur Bumi Bandhawa Hotel.

_____. 2011.Collins English Dictionary. Glasgow : Harper Collins.

Davenport, Alma. 1991. The History of Photography. Mexico City : University of

New Mexico Press.

e-journal.uajy.ac.id. 2014.

_____. 2013. International Design School.

(26)

98

Lasa. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Pinus.

Levy, Michael dan Weitz, Barton. 2001. Retailing Management. Boston : Irwin

McGrauw-Hill.

Locker, Pam. 2010. Basic Interior Design : Exhibition Design. Switzerland : AVA

Publishing SA.

Merriam – Webster. 1964. Dictionary. Amerika Serikat : Encyclopedia Britanica.

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.

_____. 1998. Oxford Dictionary.

Risch, Ernest H. 1991. Retail Merchandising. New Jersey : MacMillan Publishing

Company.

ronitadp.wordpress.com. 2014.

static.panoramio.com. 2014.

Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : CV Sagung Seto.

Szarowski. 1980. The Photographers Eye. New York : Museum of Modern Art.

Thompson. G. 1978. The Museum Environment. London : Butterworth & Co. Ltd.

_____. 1977. The First Photograph – Heliography.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Ummu Hany Almasitoh. 2012. Jurnal : Menciptakan Lingkungan yang Positif

(27)

99

Vintageclothingaccessoriescentral.com. 2014. Setting Up the Fashion Photo

Student.

W.J.S. Poerwadarminta.1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

www.ahlidesain.com. 2014. Bagaimana Memulai Studio Foto Rumahan.

www.ehow.com. 2014. How to Design and Art Gallery.

www.motret.com. 2014.

Yuda Kurniawan. 2011. Pengenalan Jenis-Jenis Foto dan Teknis Dasar

Gambar

Gambar 1.1 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior
Gambar 1.2 Penerapan Cahaya sebagai Elemen pada Interior

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dasar teori-teori tersebut, maka dapat dipelajari bentuk dan sifat dasar dari elemen-elemen arsitektural pada permukiman tradisional beberapa suku di Papua, sehingga dapat

Ratri, Lucia Natalia Rosari. The Use of Reader’s Log in Basic Reading I Class. English Language Education Study Program. Yogyakarta: English Language Education Study

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan potensi kebangkrutan pada perusahaan Automotive and Components Terbuka di Bursa Efek Indonesia di dengan menggunakan model

Masalah pencemaran lingkungan adalah masalah masyarakat banyak sehingga solusi dalam pengendalian pencemaran dapat dikaji mulai dari masukan sampai keluaran proses

Pada hari ini Senin tanggal Enam bulan April Tahun Dua Ribu Lima Belas, dimulai pada Pukul 09.00 Wib sd 12.00 Wib, Kami yang bertandatangan dibawah ini Kelompok Kerja (Pokja)

Menurut Beichner (1999:101), ketika penyiapan peralatan untuk melakukan demonstrasi, sebenarnya siswa mulai menghubungkan adanya konsep waktu, konsep jarak,

Dari penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa Pakaian muslimah perspektif hadis nabi adalah pakaian tersebut menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak

Pertanggungjawaban ini dituangkan melalui laporan keuangan yang tidak hanya dapat diperoleh oleh DPRD tetapi juga oleh publik, dalam hal ini yaitu masyarakat, Lembaga Swadaya