• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Yuni et al., 2021) dengan judul Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Bank Syariah Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif dan sumber data yang digunakan adalah annual report yaitu perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil Penelitian Tidak terdapat perbedaan rata-rata BOPO bank syariah selama pandemi dan saat pandemi Covid-19. Yang berarti adanya pandemi Covid-19 belum memberikan dampak pada bank syariah jika dilihat dari nilai rasio BOPOnya. Tidak terdapat perbedaan rata-rata ROA bank syariah sebelum pandemi dan saat pandemi Covid- 19. Yang berarti adanya pandemi Covid-19 belum memberikan dampak pada bank syariah jika dilihat dari nilai rasio ROAnya. Sedangkan rata-rata FDR menunjukkan perbedaan antara kinerja keuangan bank syariah sebelum pandemi Covid-19 dan saat pandemi Covid-19, yang artinya jika dilihat dari rasio FDR adanya pandemi covid-19 sudah memberikan dampak terhadap bank syariah yang terdaftar di OJK..

Penelitian serupa juga dilakukan oleh (Riduan et al., 2020) dengan judul Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Saat Pandemi Covid 19 Pada Pt Semen Indonesia Persero Tbk.

Metode yang digunakan yaitu deskcriptive research dan sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan yang didapat dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode yang digunakan oleh peneliti adalah sebelum pandemi covid 19 (2019) dan juga saat pandemi covid 19 (2020). Hasil penelitian Sebelum dan juga saat pandemi covid 19 yaitu 2019 – 2020 tersaji dalam 6 rasio keuangan yaitu Rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran persediaan, rasio perputaran piutang, umur persediaan, dan juga umur piutang.

mengalami dampak negatif daripada covid 19 dikarenakan rasio yang menurun yaitu rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran

(2)

persediaan, dan juga rasio perputaran piutang dari 2019 ( Sebelum covid 19) ke 2020 ( Saat Pandemi covid 19) dan juga rasio yang meningkat yaitu umur piutang dan juga umur persediaan yang mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan persediaan menjadi penjualan dan juga menghasilkan piutang menjadi kas kembali semakin lama dari 2019 ( Sebelum covid 19) ke 2020 ( Saat Pandemi covid 19).

Penelitian sebelumnya juga telah dilakukan oleh (Candrayani et al., 2021) dengan judul Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi Milik Bumn Dan Swasta Periode 2016-2018. Metode yang digunakan oleh penelitian ini adalah metode desriptif komparatif. Sumber data yang digunakan yaitu data laporan keuangan industri perusahaan farmasi BUMN dan perusahaan farmasi swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil Penelitian menyatakan Dalam variabel ROE pada kinerja”perusahaan”farmasi”milik”BUMN terdapat perbedaan signifikan dalam persentase perusahaan BUMN berada diposisi tidak aman dan perusahaan milik Swasta ada diposisi aman karena berada diatas 15%. Berdasarkan variabel EPS pada kinerja”perusahaan”farmasi milik BUMN”dan perusahaan farmasi milik swasta apabila dilihat dari dari fundamental memiliki perbedaan untuk perusahaan farmasi milik BUMN hanya mencapai 0,35 saja, sedangkan untuk perusahaan farmasi milik swasta dapat mencapai 50,71.

Serta dalam variabel EVA kinerja perusahaan farmasi milik BUMN selama tiga tahun ada perbedaan, sedangkan untuk perusahaan farmasi milk swasta selama tiga tahun mengalami penurunan yang signifikan.

2.2. Teori yang berkaitan dengan masalah 2.2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui kondisi kesehatan dari suatu perusahaan. Dalam sebuah laporan keuangan meliputi neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan serta laporan posisi keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menerangkan bahwa laporan keuangan merupakan proses pelaporan keuangan yang lengkap, yang mana laporan keuangan tersebut

(3)

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan seperti laporan arus kas, laporan arus dana (Candrayani et al., 2021)

Tujuan Laporan Keuangan menurut (Pongoh, 2013) yang menyatakan secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Kegunaan Laporan Keuangan menurut (Pongoh, 2013) yang menyatakan laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang peranan yang luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

Analisis pada laporan keuangan merupakan kegiatan menganalisis data yang ada didalamnya sehingga memberikan laporan yang sederhana dan memperlihatkan hubungan yang nyata atau memiliki hubungan satu sama lain baik data kuantitatif maupun non-kuantitatif. Hal tersebut dilakukan dengan mengetahui keadaan keuangan yang sesungguhnya untuk proses menghasilkan keputusan yang tepat (Yuni et al., 2021).

Berdasarkan pengertian diatas laporan Keuangan dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah proses pencatatan dan pengikthisaran transaksi perusahaan yang digunakan sebagai alat komunikasi kepada pihak manajemen, pemilik, dann investor dan juga sebagi alat ukur untuk menilai kondisi kesehatan perusahaan dengan melihat data keungan dalam perusahaan dengan periode tertentu.

2.2.2 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya digunakan untuk menilai kesehatan keuangan dan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Kinerja

(4)

keuangan perusahaan dalam menggunakan aset perusahan untuk tujuan mendapatkan pendapatan bagi perusahaan. Kinerja keuangan dapat di definisikan sebagai hasil kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan (Nursito, 2019). Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan, dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Lestari & Purnawati, 2018).

Berdasarkan perngertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan usaha dari perusahaan untuk mengukur dan menilai setiap keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan laba, sehingga perusahaan dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang telah dicapai suatu perusahaan.

Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan suatu Perusahaan, ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu persahaan secara umum menurut (Pongoh, 2013), yaitu:

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan. Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

2. Melakukan perhitungan. Penerapan metode hitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.

(5)

4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut.

5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan input atau masukan agar apa saja yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

2.2.3 Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah cara analisa pada bidang manajemen keuangan untuk mengukur keadaan pendanaan perusahaan pada satu periode penghasilan kegiatan usaha sebuah perusahaan pada waktu tertentu dengan cara melihat perbandingan variabel yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan, baik dari neraca ataupun laba rugi (Yuni et al., 2021).

Rasio keuangan, membantu mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan apakah baik atau sebaliknya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis, beberapa di antaranya yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

Tingkat likuiditas adalah menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancar yang dimilikinya.

Sedangkan tingkat solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat aktivitas, mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Tingkat profitabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. Apakah perusahaan yang kelihatan besar sudah bisa menyatakan keefektifan kinerja perusahaan tersebut. Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas suatu perusahaan, akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya sehingga dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan (Maith, 2013).

(6)

Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Perusahaan adalah rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan sangat banyak jumlahnya dan setiap rasio itu mempunyai kegunaannya masing-masing. Bagi investor ia akan melihat rasio dengan penggunaan yang paling sesuai dengan analisis yang akan ia lakukan. Jika rasio tersebut tidak mempresentasikan tujuan dari analisis yang akan ia lakukan maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan , karena dalam konsep keuangan dengan namanya fleksibilitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti (Pongoh, 2013).

2.2.4 Rasio yang digukan untuk mengukur kinerja keuangan sebagai berikut : 1. Profitabilitas adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian dari

investasi yang dilakukan. (Riduan et al., 2020) menyatakan bahwa rasio profitabilitas, atau perbandingan untuk mengetahui kemampuan dari perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (profit) dari pendapatan (earning) terkait dengan asset, ekuitas dan penjualan perusahaan. Berikut Pengukuran rasio profitabilitas:

a. Return on Asset (ROA)

Merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on asset sering juga disebut sebagai return on investment, karena retutn on assets ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang dianamkan. Semakin tinggi return on assets, maka semakin baik total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan sehingga kondisi ini efisien bagi perusahaan (Faisal et al, 2018). Standar yang harus dicapai untuk ROA yaitu dengan nilai 5,98%, jika rasio tersebut mencapai ada nilai 5,98% berarti nilai ROA tersebut dikatakan baik (S. Encep, Listiawati, n.d.).

b. Return on Equity (ROE)

Merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total modal sendiri. Return on equity adalah suatu perhitungan

(7)

yang sangat penting pada suatu perusahaan yang memperlihatkan suatu return on equity yang tinggi dan konsisten yang mengindikasikan:

1. perusahaan mempunyai suatu keunggulan yang tahan lama dalam persaingan

2. Investasi dalam bentuk modal para pemegang saham akan tumbuh pada suatu tingkat pertumbuhan tahunan yang tinggi.

Sehingga akan mengarahkan kepada suatu harga saham yang tinggi di masa depan. Semakin tinggi return on equit, maka semakin baik laba yang dihasilkan dan semakin banyak investor untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut sehingga perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang efisien(Faisal et al., 2018). Standar yang harus dicapai untuk ROE yaitu dengan nilai 8,32 %, jika rasio tersebut mencapai ada nilai 8,32 % berarti nilai ROE tersebut dikatakan baik (S. Encep, Listiawati, n.d.).

2. Likuiditas adalah rasio yang memberikan gambaran mengenai kapasitas perusahaan untuk membayarkan kewajiban jangka pendek secara tepat sesuai waktu yang telah ditentukan. Perusahaan yang berupaya menyelesaikan utang jangka pendek tepat waktu maka perusahaan tersebut dikategorikan dalam keadaan liquid, sedangkan perusahaan yang tidak memilki kemampuan membayarkannya secara tepat waktu mencerminkan perusahaan dalam keadaan ilikuid (Hidayati et al., 2021). Berikut pengukuran rasio likuiditas :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Riduan et al., 2020). Standar rasio industri untuk current ratio adalah 200%

(Dewi, 2017), hal ini mengindikasikan bahwa jika rasio tersebut mencapai nilai 200% berarti nilai CR bisa dikatakan baik.

(8)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat adalah perbandingan aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang likuid untuk menutup kewajiban lancar (Dewi, 2017), hal ini mengindikasikan bahwa jika nilai rasio tersebut mencapai nilai 150% berarti nilai QR bisa dikatakan baik.

3. Rasio Leverage (leverage ratio) adalah rasio yang mengukur utang perusahaan. Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur seberapa leverage/solvabel perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya (Debt). Dalam hal ini perusahaan dapat dikatakan solvabel apabila total asetnya lebih besar dari pada hutangnya begitupula sebaliknya perusahaan tidak dapat dikatakan solvabel apabila total hutangnya lebih besar dari pada total aktivanya (Riduan et al., 2020). Berikut pengukuran rasio Leverage/Solva :

a. Rasio Debt to Total Aset Ratio (DAR)

Mengemukakan bahwa rasio total hutang didapat dari membagi total hutang perusahaan dengan total aktivanya. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang (Riduan et al., 2020). Rata-rata standar industri untuk debt ratio adalah 35% (Arsita, 2021). Hal ini mengindikasikan jika nilai mencapai 35% berarti nilai DAR bisa di katakan baik.

b. Rasio Debt to Total Equity Ratio (DER).

Rasio hutang ekuitas merupakan rasio yang mengukur perbandingan total kewajiban terhadap ekuitas/ modal jangka panjang.

Kegunaan daripada rasio ini adalah untuk melihat perbandingan total kewajiban daripada total hutangnya sehingga jika total ekuitas lebih besar dari hutangnya maka perusahaan dapat dikatakan solvable begitupula sebaliknya (Riduan et al., 2020). Rata-rata standar industri rasio DER yaity dibawah 100% apabila nilai standar dibawah 100%

maka perusahaan dikatakan baik begitu pula sebaliknya.

(9)

4. Rasio Aktivitas adalah rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi laba. Karena berkaitan dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan yang ada untuk menghasilkan penjualan. Semakin cepat rasio aktivitas maka laba yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan sumber daya tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan (Esthirahayu, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Paseki et al., 2017), Berikut pengukuran rasio aktivitas :

a. Total Asset Turnover Ratio

Rasio Perputaran Aset atas Penjualan Neto (TATO – Total Asset Turnover Ratio) Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Sulaiman & Atmana, 2020). Mengacu pada hasil pengukuran rasio menurut Kasmir dalam (Saridawati & I. A. Vidada, 2021) rata-rata setandar industri yaitu 2 kali. Hal ini mengindikasikan jika rata-rata nilai rasio tersebut mencapai 2 kali berarti nilai TATO bisa dikatakan baik begitupun sebaliknya.

b. Inventory Turnover Ratio

Rasio Perputaran Persediaan (ITO – Inventory Turnover Ratio) Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan (Sulaiman & Atmana, 2020). Mengacu pada hasil pengukuran rasio menurut Kasmir dalam (Saridawati &

I. A. Vidada, 2021), rata-rata standar industri 20 kali. Hal ini

(10)

mengindikasikan jika rata-rata nilai rasio tersebut mencapai 20 kali berarti nilai ITO bisa dikatalan baik begitupun sebaliknya.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian laporan keuangan secara umum adalah informasi yang dibuat oleh pihak perusahaan tertentu dimana

a) Laporan keuangan merupakan alat ukur untuk menilai kesehatan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis atau

tujuan perusahaan. Penilaian dilakukan dengan mengukur faktor-faktor yang dicapai dan mengevaluasi keberhasilan kinerja dari strategi guna perumusan dan penerapan lanjutan

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisis rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai dan mengukur kemampuan

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang ditandai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu penilaian perusahaan terhadap posisi keuangan dan kemampuan mengelola

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah sebuah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada satu periode tertentu, dengan penyajian