• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS ANGGREK Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JENIS ANGGREK Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

JENIS ANGGREK

Keanekaragaman Hayati

Acriopsis, Agrostophyllum,

Appendicula, Arachnis, Arundina,

Brachypeza, Bulbophyllum, Calanthe,

Claderia, Cleisostoma, Chelonistele,

Coelogyne, Cordiglottis, Cymbidium,

Dendrobium, Dimorphorchis,

Dipodium, Eria, Eulophia, Flickingeria,

Grammatophyllum, Liparis, Luisia,

Malaxis, Nephelaphyllum, Oberonia,

Phalaenopsis, Pholidota, Plocoglottis,

Pomatocalpa, Robiquetia,

Schoenorchis, Spathoglottis,

Thecopus, Thelasis, Trichotosia,

Thrixspermum

(2)

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

JENIS ANGGREK

Keanekaragaman Hayati

Buku Seri Informasi Konservasi-1

(3)

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga buku ini dapat diselesaikan.

Kalimantan sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia mempunyai kawasan hutan yang luas dan merupakan habitat dari beragam flora dan fauna.

Pulau ini diperkirakan memiliki 10.000-15.000 jenis tumbuhan berbunga, sekitar 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis Dipterocarpaceae (58% endemik), 2.000 jenis anggrek dan 1.000 jenis pakis tercatat hidup di Kalimantan.

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis pegunungan yang terletak diperbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, yang didalamnya terdapat habitat dari kakayaan keanekaragaman hayati yang tinggi, salah satu diantaranya adalah anggrek alam.

Namun karena minimnya kegiatan eksplorasi terhadap potensi alamnya khususnya anggrek, keberadaan dan kekayaan jenis anggreknya belum tergali secara optimal.

Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk mengenalkan dan menambah pengetahuan mengenai anggrek-anggrek yang berada didalam kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.

Tim Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Balai TNBBBR (Dr.Ir. Widada, MM) atas dorongan dan bimbingannya sehingga penyusunan buku ini dapat diselesaikan.

Akhir kata, semoga buku ini memberikan manfaat sebesar-besarnya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Sintang, Nopember 2011 Tim Penyusun

KATA PENGANTAR KEPALA BALAI TNBBBR...ii

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN ...iii

DAFTAR ISI ...iv

PENDAHULUAN ... 1

1. Sejarah dan Penetapan TNBBBR...1

2. Aksesibilitas... 2

3. Potensi Ekosistem... 3

4. Potensi Flora... 4

5. Potensi Fauna...5

MENGENAL ANGGREK ...6

1. Latar Belakang...6

2. Karakteristik...7

3. Jenis Anggrek... 7

4. Pembiakan Anggrek... 9

KEANEKARAGAMAN HAYATI JENIS ANGGREK TNBBBR...10

Acriopsi...11

Acriopsis liliifolia ...11

Agrostophyllum ...12

Agrostophyllum elongatum ...12

Agrostophyllum laxum ...13

Appendicula ...13

Appendicula anceps ...14

Appendicula elegans ...14

Appendicula undulate ...15

Arachnis ...15

Arachnis breviscava ...16

Arundina ...16

Arundina graminifolia ...17

Brachypeza ...18

Brachypeza indusiata ...18

Bulbophyllum ...19

Bulbophyllum acuminatum...19

DAFTAR ISI

(4)

Buku Seri Informasi Konservasi-1 Tim Penyusun

Ketua : Firasadi Nursub'i, S.Hut Anggota : - Ivonne BR. Panggabean, S.Hut

- Muhammad Abduh, S.Hut - Didin Joharuddin, S.Hut - Rony Setiawan, S.Hut - Muhammad Helmi, A.Md Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

JENIS ANGGREK

Keanekaragaman Hayati

KATA PENGANTAR KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKAT BUKI RAYA

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi untuk tujuan penelitian, pendidikan, kegiatan yang menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Keanekaragaman tumbuhan TNBBBR sangat tinggi. Ribuan jenis tumbuhan baik yang dilindungi maupun tidak dilindungi hidup di dalam kawasan TNBBBR.

Jenis-jenis pohon bernilai ekonomis yang tumbuh di dalam kawasan diantaranya jenis Bintangur, Benuang, Bengkirai, Geronggang, Kapur, Keladan, Keruing, Medang, Meranti, Resak, dll. Disamping itu di dalam kawasan TNBBBR juga banyak ditemukan berbagai jenis tumbuhan, diantaranya tumbuhan berbunga, paku-pakuan, lumut, tumbuhan obat, dan berbagai jenis anggrek

.

Buku “Keanekaragaman Hayati Jenis Anggrek Taman Nasional Bukit Bakat Bukit Raya” diharapkan dapat digunakan sebagai buku panduan lapangan yang informatif serta bermanfaat bagi masyarakat, pelajar/mahasiswa, peneliti ataupun kalangan yang berkunjung dan tertarik terhadap keanekaragaman jenis anggrek TNBBBR. Disamping itu juga buku ini diharapakan dapat menambah pengetahuan dan memperkuat capacity building petugas Balai TNBBBR dalam mengemban tugas memberikan informasi kepada masyarakat tentang kekayaan jenis-jenis anggrek TNBBBR.

Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Tim Penyusun buku ini, atas ketekunan dalam menuangkan segala pikiran, pengetahuan dan kemampuannya dalam peyusunan buku ini.

Semoga buku ini dapat menambaha khasanah ilmu pengetahuan di Indonesia dan bermanfaat bagi pencinta anggrek, penggiat konservasi alam dan masyarakat secara luas.

Sintang Nopember 2011 Kepala Balai

Dr. Ir. Widada, MM

28

AN K

I E

R H

E U

T T

N A

E N

A

EM N

K

IV 28

AN

P M

E A

R L

L IA

IN S

D A

UNGAN HUTAN DANKONSERV AL DIREKTORA JTENDER

N N A

A S

M I O

A N

T A

I L

LA BA

- BUK

A IT

AK RA

B Y

T A

KI BU

(5)

Bulbophyllum auratum ...20

Bulbophyllum blumei ...20

Bulbophyllum brienianum ...21

Bulbophyllum dearei ...21

Bulbophyllum flavescens ...22

Bulbophyllum lobii ...22

Bulbophyllum macrochilum ...23

Bulbophyllum medusa ...24

Bulbophyllum mutabile ...25

Bulbophyllum pileatum ...25

Bulbophyllum refractilingue ...26

Bulbophyllum reticulatum ...26

Calanthe ...27

Calanthe vestita ...27

Claderia ...29

Claderia viridiflora ...29

Cleisostoma ...30

Cleisostoma simondii ...30

Chelonistele ...31

Chelonistele sulphurea ...31

Coelogyne ...32

Coelogyne asperata ...32

Coelogyne cuprea ...34

Coelogyne foerstermannii ...34

Coelogyne mayeriana ...35

Coelogyne pandurata ...35

Coelogyne rumphii ...36

Coelogyne speciosa ...36

Coelogyne swaniana ...37

Coelogyne verrucosa ...37

Cordiglottis ...38

Cordiglottis filiformis ...38

Cymbidium ...39

Cymbidium bicolor ...39

Cymbidium finlaysonianum ...40

Cymbidium sp ...40

Dendrobium ...41

Dendrobium affine ...41

Dendrobium anosmum ...42

Dendrobium bracteosum ...43

Dendrobium cinerium ...44

Dendrobium compressistyllum ...44

Dendrobium crumenatum ...45

Dendrobium grande ...45

Dendrobium hepaticum ...45

Dendrobium indivisum ...46

Dendrobium leonis ...46

Dendrobium lowii ...47

Dendrobium macrophyllum ...47

Dendrobium oblongum ...48

Dendrobium inflatum ...48

Dendrobium patentilobum ...49

Dendrobium secundum ...49

Dendrobium singaporense ...50

Dendrobium smithianum ...50

Dendrobium spurium ...51

Dendrobium subulatum ...51

Dendrobium tetraedre ...52

Dendrobium uniflorum ...52

Dimorphorchis ...53

Dimorphorchis rossii ...53

Dipodium ...54

Dipodium scandens ...54

Dipodium pictum ...55

Eria ...55

Eria biglandulosa ...56

Eria bractescen ...56

Eria bradonii ...57

Eria javanica ...57

Eria jenseniana ...58

Eria leiophylla ...59

Eria longissima ...59

Eria monostachya ...60

Eria multiflora ...60

Eria pannea ...61

Eria xanthocheila ...61

Eulophia ...62

Eulophia spectabilis ...62

Flickingeria ...63

Flickingeria auriloba ...63

Flickingeria fimbriata ...64

Grammatophyllum ...64

Grammatophyllum speciosum ...65

(6)

Liparis ...66

Liparis latifolia ...67

Luisia ...68

Luisia curtisii Seidenfaden ...68

Malaxis ...69

Malaxis latifolia ...69

Nephelaphyllum ...70

Nephelaphyllum pulchrum ...70

Oberonia ...71

Oberonia ciliolate ...71

Phalaenopsis ...72

Phalaenopsis pantherina ...72

Pholidota ...73

Pholidota carnea ...73

Pholidota imbricate ...73

Plocoglottis ...74

Plocoglottis acuminata ...74

Plocoglottis lowii ...75

Pomatocalpa ...76

Pomatocalpa latifolia ...76

Robiquetia ...77

Robiquetia spathulata ...77

Schoenorchis ...78

Schoenorchis juncifolia ...78

Spathoglottis ...79

Spathoglottis plicata ...79

Thecopus ...81

Thecopus secunda ...81

Thelasis ...82

Thelasis micrantha ...82

Trichotosia ...83

Trichotosia ferox ...83

Thrixspermum ...84

Thrixspermum raciborskii ...84 DAFTAR PUSTAKA

(7)

I. PENDAHULUAN

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) ditunjuk sebagai Kawasan Pelestarian Alam dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 281/Kpts- II/1992 tanggal 26 Februari 1992. Secara geografis terletak antara 112 12'12.345” o

o o o

– 112 56'31.295 Bujur Timur dan 0 28'41.32” – 0 56'22.252” Lintang Selatan dengan luas kawasan 181.090 Ha. Secara administrasi TNBBBR berada pada Kabupaten Sintang dan Melawi Provinsi Kalimantan Barat serta Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.

Kawasan TNBBBR merupakan kawasan yang mulanya memiliki status sebagai Cagar Alam Bukit Raya dan Cagar Alam Bukit Baka. Cagar Alam Bukit Raya seluas + 50.000 ha ditetapkan melalui keputusan Menteri Pertanian No.

409/Kpts/Um/6/1978 tanggal 6 Juni 1978. Cagar Alam yang berlokasi di Daerah Tingkat II Kota Waringin Timur, Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah ini diperluas menjadi 110.000 Ha melalui Keputusan Menteri Pertanian No.

781/Kpts/Um/12/1979 tanggal 17 Desember 1979, yang dikelola Sub Balai KSDA Kalimantan Tengah.

Kawasan Bukit Baka mulai ditetapkan sebagai Cagar Alam melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 1050/Kpts/Um/12/1981 tanggal 24 1. Sejarah dan Penetapan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

dan Menukung, yang terletak di Daerah Tingkat II Sintang, Daerah Tingkat I Kalimantan Barat dan memiliki luas 100.000 ha. Luas Cagar Alam Bukit Baka kemudian dikurangi sebagian untuk konsesi HPH PT. Kurnia Kapuas Plywood (KKP) menjadi 70.500 Ha. Pengurangan luas ini dikukuhkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 192/Kpts-II/1987 tanggal 9 Juni 1987 tentang Perubahan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 1050/Kpts/Um/12/1981.

Pengelolaannya di bawah tanggung jawab Sub Balai KSDA Kalimantan Barat.

Kedua cagar alam ini kemudian digabungkan menjadi TNBBBR melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 281/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992. Untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi pengelolaannya, maka kawasan ini menjadi tanggung jawab Unit Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya berdasarkan SK Menhut No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 serta memiliki kantor di Sintang. Dalam upaya mendukung dan memperkuat kelembagaan maka melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002 telah melakukan peningkatan dari eselon IV menjadi eselon III, sehingga berubah nama dari Unit menjadi Balai TNBBBR.

Posisi letak kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya secara administratif kepemerintahan termasuk dalam dua wilayah provinsi dan pada tiga kabupaten. Pada daerah Utara di Provinsi Kalimantan Barat termasuk dalam Kabupaten Sintang dan Melawi serta Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah pada bagian Selatannya. Perjalanan menuju taman nasional ini, semakin mendekati kawasan semakin menantang, karena sebagian besar aksesibilitasnya sangat tergantung dengan kondisi alami air sungai disamping kondisi jalan darat yang sangat terbatas. Informasi mengenai aksesibilitas menuju kawasan TNBBBR disajikan dalam tabulasi sebagai berikut:

No. Rute Jalur Waktu Biaya Keterangan

1 Pontianak – Sintang Darat 9 Jam 110.000,- Bus Darat 3 Jam 30.000,- Bus 2 Sintang Nanga Pinoh

Sungai 2 Jam 100.000,- Speed Boat 3 Nanga Pinoh – Menukung Sungai 3 Jam 200.000,- Speed Boat 4 Menukung – Mengkilau Darat 1 Jam 200.000,- Ojek Motor 5 Mengkilau – Nanga Juoi Sungai 2 Jam 1.000.000,- Long Boat 6 Nanga Juoi – Pintu Gerbang

Bukit Baka Darat 3 Jam - Jalan Kaki

1. Rute Menuju Bukit Baka 2. Aksesibilitas

(8)

Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) merupakan serangkaian gugusan pegunungan dengan beranekaragam ekosistem dengan vegetasi hutan yang masih baik dan relatif utuh. Ekosistem yang terbentuk di dalam kawasan taman nasional sesuai dengan perubahan topografi dan bentang alam. Berbagai tipe ekosistem masing-masing dicirikan oleh munculnya tumbuhan dominan yang mencirikannya. Keanekaragaman dari tipe ekosistem yang terdapat di dalam kawasan TNBBBR secara umum terbagi dalam empat tipe ekosistem, yaitu:

1. Ekosistem hutan Dipterocarpaceae dataran rendah, terletak pada ketinggian 100-1.000 m dpl, diperkirakan luasnya mencapai 115.070 Ha atau sekitar 46%.

2. Ekosistem hutan perbukitan, terletak pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl, diperkirakan seluas 58.489,26 Ha atau 23,6%.

3. Ekosistem hutan pegunungan terletak pada ketinggian di atas 1.500 m dpl, tipe ekosistem tersebut seluas 6.930 Ha atau 30%.

4. Ekosistem hutan lumut, vegetasi lumut terdapat pada puncak-puncak bukit, terletak pada ketinggian 2.000 m dpl ke atas atau 100-200 m ke bawah puncak gunung yang memiliki ketinggian 1500–2000 m dpl.

No. Rute Jalur Waktu Biaya Keterangan

1 Pontianak - Sintang Darat 9 Jam 110.000,- Bus

Darat 3 Jam 30.000,- Bus

2 Sintang - Nanga Pinoh

Sungai 2 Jam 100.000,- Speed Boat 3 Nanga Pinoh - Serawai Sungai 6 Jam 200.000,- Speed Boat 4 Serawai - Rantau malam Sungai 8 Jam 1.500.000,- Long Boat

5 Rantau Malam - Pintu Darat 3 Jam -

6

Gerbang Batu Lintang

Pintu Gerbang Batu Lintang Darat 4 Hari

Jalan Kaki

Bukit Raya Jalan Kaki

2. a. Rute Menuju Bukit Raya (Kalimantan Barat)

3. b. Rute Menuju Bukit Raya (Kalimantan Tengah)

No. Rute Jalur Waktu Biaya Keterangan

1 Palangkaraya - Kasongan Darat 1 Jam 35.000,- Darat 3 Jam 70.000,- 2 Kasongan - Tumbang Samba

4 Jam Taksi

3 Tumbang Samba - Tumbang Habangoi Tumbang Habangoi - Dehie

Sungai 200.000,-

4 Sungai 2.000.000,- Long Boat

5 Dehie - Bukit Raya Darat 2 hari - Jalan Kaki

Taksi Taksi

1 hari

3. Potensi Ekosistem Dari hasil analisis Citra Landsat/satelit Imagery (1995), yang

mengklasifikasikan tipe ekosistemnya mengacu pada Van Steenis (1984), diketahui bahwa TNBBBR memiliki tiga tipe ekositem yaitu: Zona tropika, Zona pegunungan bawah dan Zona pegunungan atas. Di antara ketiga tipe ekosistem tersebut, ekosistem pegunungan bawah memiliki keragaman jenis (Jumlah individu) pohon serta keseragaman individu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua zona lainnya.

Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) mempunyai keanekaragaman ekosistem dan kekayaan jenis flora dan fauna yang tinggi.

Ditinjau dari tingkat keanekaragaman jenisnya, mulai tingkat semai dan tumbuhan bawah, pancang, tiang dan pohon, berdasarkan indeks Shannon- Wienner TNBBBR memiliki keanekaragaman jenis flora yang tinggi (BPKH Samarinda & Lembaga Penelitian UNPAR, 1998; Himakova 2008). Selain itu, Nooteboom (1987) menemukan 817 jenis dalam 139 famili. James K Jarvie et al.

(1996) menemukan 154 species dari 357 marga dari 135 famili. Penelitian serupa dilakukan pula oleh LIPI tahun 1994.

Hasil awal dari penelitian tumbuhan dan ekologi yang telah dipublikasikan Nooteboom (1987) dari jalur Timur taman nasional hingga ke Puncak Bukit Raya 4. Potensi Flora

(9)

berupa hutan dipterocarpaceae dataran rendah pada ketinggian 400 m dpl, dimana Dipterocarpaceae mendominasi >30% tajuk hutannya. Di atas 400 m dpl, jumlah Dipterocarpaceae mengalami penurunan dan didominasi oleh hutan Fagaceous. Sedangkan wilayah

pegunungannya didominasi oleh Vegetasi Ericoid, dan pada ketinggian di atas 1.600 m dpl didominasi oleh hutan moss.

D a t a m e n g e n a i p o t e n s i anggrek menunjukkan di jalur tracking Bukit Baka ditemukan 20 genus pada ketinggian 400- 650 m dpl (Tim Invent, 2006).

Keanekaragaman jenis fauna yang terdapat di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dapat dikatakan sangat tinggi, hal ini tercermin dari survey yang dilakukan dalam waktu singkat pada jalur jalan patroli menuju ke Bukit Raya, jenis satwa yang berhasil di data yaitu berjumlah 241 jenis yang terdiri dari 65 jenis mamalia, 160 jenis aves (burung), 9 jenis reptilia, dan 7 jenis amfibia. Dari sepuluh hari explorasi ragam burung pada sekitar jalur patroli Bukit Baka ( p r a s u r v e y , 2 0 0 8 ) , d i te m u ka n 1 0 8 j e n i s termasuk didalamnya 32 jenis yang dilindungi.

Himakova (2008), di sekitar jalur patroli Bukit Baka menginventarisir 28 jenis mamalia, 84 jenis burung, terdiri dari 28 suku dan 64 marga, 61 jenis herpetofauna yang terdiri dari 29 jenis amfibi dari 6 famili dan 32 jenis reptil dari 11 famili, dan tercatat pula 40 jenis kupu-kupu dalam 4 famili, yaitu papilionidae (4 jenis), nymphalidae (20 jenis), pieridae (10 jenis) dan lycaenidae (6 jenis).

Himakova (2010), di jalur Bukit Raya menginventarisir sebanyak 44 jenis mamalia, 81 jenis burung terdiri dari 28 famili dan 59 marga, 32 jenis herpetofauna yang terdiri dari 20 jenis amfibi dari 6 famili dan 12 jenis reptil dari 11 famili.

5. Potensi Fauna

Anggrek atau Orchidaceae termasuk dalam keluarga tanaman bunga- bungaan. Anggrek terdapat pada hutan yang gelap, di lereng yang terbuka, pada batu karang yang terjal, pada batu-batuan didaerah pantai dengan garis pasang surut tinggi. Bahkan di tepi gurun pasir pun anggrek dapat ditemukan. Tumbuh dari kutub utara sampai daerah khatulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika. Anggrek yang banyak digemari adalah anggrek epifit dari daerah tropis.

Anggrek mempunyai lebih banyak jenis (species) nya daripada keluarga tanaman bunga-bungaan lainnya. Para ahli tumbuh-tumbuhan berkeyakinan anggrek mempunyai lebih dari 25.000 species yang tersebar di seluruh dunia.

Tetapi karena kerusakan hutan kita kehilangan species yang belum dikenali dan tidak tahu dengan pasti berapa jumlahnya.

Kalimantan sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia mempunyai kawasan hutan yang luas dan merupakan habitat dari beragam flora dan fauna.

Pulau ini diperkirakan memiliki 10.000-15.000 jenis tumbuhan berbunga, sekitar 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis Dipterocarpaceae (58% endemik), 2.000 jenis anggrek dan 1.000 jenis pakis tercatat hidup di Kalimantan. Tingkat endemisitas flora di Borneo (termasuk Kalimantan) cukup tinggi, yaitu sekitar 34%. Anggrek merupakan salah satu kekayaan alam yang termasuk dalam family terbesar dan menempati 7-10% tumbuhan berbunga serta memiliki kurang lebih 20.000 sampai 35.000 jenis (Dressler, 1993 dalam Puspitaningtyas, D.M., 2007).

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis pegunungan di Kalimantan dan merupakan habitat dari kakayaan ragam hayati yang tinggi, satu diantaranya adalah anggrek alam.

Berdasarkan Undang-undang RI. No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, strategi yang digunakan untuk mewujudkan tujuan konservasi adalah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman spesies tumbuhan dan satwaliar beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Sebagai salah satu kawasan konservasi menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan untuk melakukan upaya pengawetan keanekaragaman hayati.

1. Latar Belakang

II. MENGENAL ANGGREK

(10)

mengalami masalah dalam penyerapan air. Setiap pseudobulb mempunyai satu sampai beberapa daun. Tunas baru muncul dari dasar pseudobulb yang sudah tua dan tempat titik tumbuhnya disebut "eye" (mata). Pada jenis pseudobulb yang pendek dan bulat, ada yang dibungkus oleh pelepah daun (sheath) dimana dari dasar pseudobulb tersebut bunga akan muncul, contoh:

coelogyne dan oncidium. Pada pseudobulb yang berbentuk batang (cane), tangkai bunga akan muncul dari ujung batangnya, contoh: dendrobium.

Anggrek Monopodial :

Anggrek yang tumbuh keatas dari satu batang (stem). Daunnya akan bertambah terus dari ujung batang selama hidupnya. Jenis ini tidak mempunyai rhizome dan pseudobulb, dan biasanya tumbuh akar udara (aerial root) dari sepanjang batangnya. Tangkai bunga (spike/inflorescence) tumbuh dari sisi batang dan dimulai dari sebelah bawah (bukan dari ujungnya), berbeda dengan sympodial (dendrobium) dimana tangkai bunga tumbuh dari ujung batang. Jika ujung batangnya rusak karena busuk (contoh: jenis phalaenopsis) atau dipotong/distek (contoh: jenis vanda), maka akan muncul batang baru dari sisi batang lama dan daun akan tumbuh dari batang baru tersebut.

B e r d a s a r k a n t e m p a t t u m b u h n y a , a n g g r e k d i b a g i m e n j a d i beberapa jenis :

Epiphyte:

Angrek yang tumbuh menumpang pada batang tanaman lainnya tetapi tidak parasit (tidak mengambil sari makanan dari tanaman.

Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman bunga-bungan lainnya adalah pada bentuk bunganya, Pada bunga anggrek umumnya :

mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap keatas dinamakan sepal dorsal.

mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak dibawah berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan.

putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column.

tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia.

buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak.

tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya.

Berdasarkan pertumbuhannya secara umum anggrek dibagi menjadi 2 jenis :

Anggrek Simpodial :

Biasanya pola tumbuhnya horizontal seperti tumbuhan merambat. Batang tumbuhnya disebut rhizome. Rhizome terbaring horizontal pada permukaan tanah dan akar-akarnya tumbuh pada sekitar panjang rhizome dengan arah menurun dan membuat batang vertikal keatas yang disebut umbi semu (pseudobulb). Ada yang pseudobulb-nya memanjang keatas seperti batang (cane), dan ada pula yang pendek dan bulat atau pipih. Salah satu fungsi dari pseudobulb adalah sebagai tempat penyimpanan air dan sari makanan.

2. Karakteristik

3. Jenis Anggrek

(11)

KEANEKARAGAMAN HAYATI

JENIS ANGGREK

TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

tersebut). Dengan demikian anggrek akan memperoleh posisi yang lebih baik untuk mendapatkan cahaya yang lebih. Akarnya melekat pada dahan pohon dan mendapatkan air hanya dari hujan dan kabut.

Lithophyte:

Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Mereka menggunakan batu sebagai pegangannya.

Saprophyte:

Anggrek yang tumbuh pada humus dan daun-daun kering.

Terrestrial:

Anggrek yang tumbuh pada padang rumput, tanah humus dihutan.

Berdasarkan kisaran suhu udara yang sesuai, anggrek dibagi dalam 3 jenis :

· Anggrek suhu dingin (gunung, ketinggian 2000-4000m) : tumbuh baik pada suhu 15-21°C pada siang hari dan 10-13°C pada malam hari. Contoh : Cymbidium, Masdevallia, Miltonia, Odontoglossum, Oncidium, Paphiopedilum

· Anggrek suhu sedang (dataran tinggi, 750-2000m) : tumbuh baik pada suhu 21- 32°C pada siang hari dan 13-18°C pada malam hari. Contoh : Brassavola, Cattleya, Dendrobium, Epidendrum, Laelia, Paphiopedilum (molted leaves)

· Anggrek suhu panas (dataran rendah, 0-750m) : tumbuh baik pada suhu 26- 35°C pada siang hari dan 18-24°C pada malam hari. Contoh: Phalaenopsis, Vanda, dan beberapa jenis Dendrobium.

Anggrek dapat diperbanyak dengan cara :

· Pembiakan generatif : Perbanyakan dengan biji buah yang telah masak. Masa masak buah anggrek sangat tergantung dari jenis anggreknya, dan iklim juga mempengaruhi kematangan buahnya. Pembiakan generatif ini memerlukan perlakuan yang khusus diantaranya biji harus steril dari hama dan penyakit.

Pembiakan vegetatif : Pembiakan dengan mengambil tanaman induknya seperti :

Stek untuk jenis monopodial.

Memecah rumpun untuk jenis simpodial.

Keiki, yaitu anak tanaman yang tumbuh dari batang atas (dendrobium), atau tangkai bunga (phalaenopsis).

Kultur jaringan, yaitu mengambil sebagian jaringan tanaman untuk diperbanyak dengan melalui proses di laboratorium. Dengan cara ini bisa dihasilkan tanman bebas virus meskipun tanaman induknya terjangkit,

4. Pembiakan Anggrek

(12)

Anggrek epifit yang menyebar diseluruh K a l i m a n t a n B a r a t b e r b e n t u k pseudobulb (umbi semu yang berfungsi untuk penyimpanan air) bulat telur, kecil dan tumbuh berdesakan, sangat rapat, tanpa ada jarak satu dengan lainnya.

Umumnya memiliki akar sepaerti serabut berwarna hijau pucat. Berbunga kecil, sepal (Helaian Kelopak bunga) dan mahkota bunga (petal)nya menyatu.

Tangkai bunga keluar dari bagian bawah p s e u d o b u l b , p a n j a n g nya d a p at mencapai 25-50 cm, berbunga banyak tapi kecil-kecil.

Spesies ini sangat umum dan tersebar luas di Asia Tenggara dengan nama lain Acriopsis javanica. Dapat tumbuh pada ketinggian ± 1500 m dpl di hutan-hutan dataran rendah dan perkebunanan.

Anggrek ini merupakan salah satu dari anggrek yang biasa berasosiasi dengan semut-semut yang bersarang di akar- akarnya. Daun berbentuk panjang dengan bulb kecil seperti bawang, anggrek ini biasa disebut “anggrek bawang”. Tangkai bunganya bercabang- cabang terdiri dari 50 bunga yang kecil- kecil berwarna ungu keputihan. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, kadaka, lumut atau ditempelkan pada kayu yang telah dibalut sabut atau ditempelkan langsung di pohon.

Acriopsis

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae

Magnoliophyta Liliopsida Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Podochilaeae Eriinae Acriopsis :

: : : : : : : :

Acriopsis liliifolia

Acriopsis liliifolia (Anggrek Bawang)

Umumnya genus Agrostophyllum adalah epifit, namun ada juga yang t u m b u h d i a t a s b a t u c a d a s . Pertumbuhan batang lambat dan ke atas berakhir dengan kumpulan bunga di bagian ujung batang. Batang tertutup pelepah daun yang tersusun dalam dua deret. Ada beberapa spesiesnya yang tumbuh cepat, merambat dengan batang yang bercabang. Perbungaan di ujung, berbentuk bongkol, membulat, terdiri dari beberapa bunga. Bunga kecil, putih atau kuning, sering ber-bercak merah atau putih pucat, ukuran mahkota lebih menyempit dari kelopak. Bibir terbagi menjadi dua lipatan melintang; polonia delapan.

Batang : Mencapai panjang ± 115 cm, diameter ± 0,3 cm, panjang tiap buku ± 0,5 cm. Daun : tegak lurus terhadap batang, letak berseling ± 3 x 1 cm, ujung membelah dua.

Perbungaan : di ujung batang, bongkol, jumlah bunga 1-2 kuntum

Agrostophyllum

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Epidendreae Glomerinae Agrostphyllum :

: : : : : : : :

Agrostophyllum elongtum Agrostophyllum elongatum

(13)

Bunga : bergaris tengah 0,1-0,2 cm, lebih besar dari kelopak; dagu pendek, bersekat tebal bergabung dengan cuping bibir bagian bawah, berwarna kuning dengan dua tanda ungu; cuping tengah agak lebar di bandingkan dengan panjang.

Persebaran : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Pulau Karoline.

Spesies ini penyebarannya hamper diseluruh Kalimantan. Tumbuh di daratan rendah, daerah berbukit dan di hutan-hutan bersungai pada ketinggian 900 m dpl. Anggrek ini memiliki 4-6 helai daun berselang seling pada sisi batangnya yang pipih. Tangkai bunga berbentuk bulat dan dengan bunga kecil-kecil berwarna putih.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media kadaka, sabut dan arang.

Anggrek epifit yang pertumbuhan batangnya keatas berakhir dengan tangkai bunga yang terdiri dari banyak sekali kuntum bunga berukuran kecil dan mekar tidak bersamaan. Anggrek ini belum dibudidayakan, karena kurang menarik namun tetap dipelihara oleh kolektor.

Agrostophyllum laxum

Appendicula

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Podochilaeae Eriinae Appendicula :

: : : : : : : : Agrostophyllum laxum

Merupakan anggrek epifit yang sangat umum dijumpai di hutan baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Habitatnya di tepi sungai maupun di riam-riam.

Batang pipih dengan panjang 10 - 35 cm, daun tersusun dua baris berukuran kecil dan membentuk pertumbuhan datardataran rendah maupun di dataran tinggi.

Habitatnya di tepi sungai maupun di riam-riam. Batang pipih dengan panjang 10 - 35 cm, daun tersusun dua baris berukuran kecil dan membentuk pertumbuhan datar.

Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman s e p a n j a n g 2 - 4 c m terdiri dari banyak bunga-bunga kecil yang m e k a r t i d a k bersamaan. Untuk b u d i d a y a d a p a t ditanam di pot dengan media kadaka, sabut dan lumut.

Anggrek epifit yang monopodial, berumpun rapat, berbatang langsing dengan panjang 6-15 cm, lebar 0,1-0,7 cm. Daun tersusun rapat 2 baris, bentuknya bulat oval dan tebal. Tangkai bunga mempunyai daun pelindung yang tidak rontok.

Bunga 2-10 kuntum, membuka 1-2 secara bersamaan. Sepal dan petal berwarna putih.

Gynostemium berwarna keunguan, labelum berwarna putih.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media kadaka, sabut dan lumut.

Appendicula anceps

Appendicula elegans Appendicula anceps

Appendicula elegans

(14)

Spesies ini tumbuh dihutan dataran rendah, biasanya pada cabang-cabang pohon atau dahan-dahan yang besar. Mempunyai batang yang bergantung atau terjuntai, ramping dan rata. Daun tumbuh berselang seling, warna daunnya hijau gelap dan ada yang ungu. Tangkai bunga panjangnya 2 cm dan

menghasilkan rangkaian bunga yang kecil dan berwarna putih.Dapat dibudidayakan dengan membalut bagian akar dengan sabut dan digantung dengan posisi terbalik atau ditempelkan di pohon dengan posisi terbalik.

Sudah sejak lama anggrek spesies ini dibudidayakan dengan nama “anggrek kalajengking”. Walaupun epifit, anggrek ini bisa juga dibudidayakan dengan menanam di tanah layaknya anggrek terrestrik dengan menggunakan media sabut kelapa. Anggrek ini mempunyai nilai ekonomis, digunakan sebagai bunga potong.

Appendicula undulata

Arachnis

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae

Magnoliophyta Liliopsida Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Vandaeae Aeridinae Arachnis :

: : : : : : : : Appendicula undulata

Tumbuh secara litofit dan epifit pada ketinggian 600 m dpl. Diameter cabang 0,9 cm, berdaun banyak, jarak antar buku batang 2-4 cm. Daun panjangnya 17 cm, lebar 3 cm dengan jarak antar daunnya 4 cm.Bunga terdiri dari 1-6 tangkai, panjangnya

± 8 cm dengan kuntum bunga 2-3, panjang kuntum bunga 2 cm dan diameter bunga 6,5 cm.Sepal dan petal berwarna kuning

dengan bercak berwarna jingga kecoklatan pada sepal dan petalnya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut dan arang.

Arundina secara etimologis berasal dari kata latin arundo, karena batangnya mirip dengan batang ruput yang mirip dengan batang bambu. Anggrek tumbuh di tanah, kadang di batuan, berumpun dan tidak berumbi semu. Batang seperti bambu yang kecil langsing berumpun, tertutup daun pelepah. Daun melanset menyempit ke ujung, banyak, seperti rumput-rumputan, tersusun dalam dua baris, beruas, konvolutif. Perbungaan tandan, tumbuh di ujung batang, kadang-kadang bercabang, satu atau dua bunga mekar bersamaan. Bunga terpuntir, ukuran beragam (cukup besar), berumpun pendek, membuka lebar.

Kelopak cukup lebar, berbeda tidak banyak: kelopak umumnya lebih besar. Bibir lebih besar dari bagian lainnya dan menutupi tugu: pangkal memeluk tiang, lebar, tepi ujung keriting, polos atau bercuping 3 lemah. Gynostemium langsing bersayap, kepala sari menunduk. Polinia berjumlah delapan, pipih dan ekor- ekornya mengarah ke ujung kepala sari.

Arachnis breviscava

Arundina

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae

Magnoloiphyta Liliopsida Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Arethuseae Bletiinae Arundina :

: : : : : : : : Arachnis breviscava

(15)

Anggrek ini terlihat di pinggir-pinggir jalan, dengan bentuk daun seperti rumput.

Apabila sedang tidak berbunga, tumbuhan ini mirip dengan alang – alang atau tanaman bambu sehingga anggrek ini sering disebut “anggrek bambu”.

Tumbuhan anggrek ini memiliki 3 sepal dan 3 petal. Pada dataran tinggi sepal dan petal berwarna putih sedangkan di dataran rendah sepal dan petal berwarna merah jambu sampai keungguan.

Untuk budidaya dapat ditanam pada tanah terbuka dengan media tanah pasir.

Tumbuhan anggrek ini memiliki tinggi antara 20 – 200 cm, bunga berada di ujung paling atas dengan diameter antara 5 - 8 cm. Anggrek jenis ini memiliki periode berbunga sepanjang tahun dan tumbuh pada suhu 23-31 °C dengan intensitas cahaya 100%.

Arundina graminifolia Arundina graminifolia (anggrek bambu)

Merupakan anggrek epifit terdapat di p u l a u S u m a t r a , S u l a w e s i d a n Kalimantan. Sepintas pertumbuhannya mirip dengan Phalaenopsis, hanya berbeda dalam pembungaannya yang tak tahan lama. Anggrek ini tidak memiliki nilai ekonomis namun biasa dibudidayakan oleh hobbiest anggrek.

Merupakan anggrek epifit yang tumbuh di pohon-pohon pada dataran rendah di pinggiran sungai. Anggrek ini mirip dengan B. Zamboangensis, berbatang pendek serta berdaun sedang berwarna hijau kemerah-merahan, panjangnya 15-25 cm dan lebarnya 4-5 cm.Tangkai

bunga keluar dari celah daun bagian bawah panjangnya 10- 15 cm yang berisi 20-30 kuntum bunga dimana bunga mekar secara bergantian mulai dari pangkal tangkai bunga. Sepal dan petal berwarna putih dengan bercak berwarna merah maron. Labelum berwarna putih bersih.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut atau bagian akar dibalut dengan sabut dan digantung atau ditempelkan di pohon dengan posisi terbalik.

Brachypeza

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Vandeae Aeridinae Brachypeza :

: : : : : : : :

Brachypeza indusiata Brachypeza indusiata

(16)

Asal kata Bulbophyllum dari bahasa Yunani bolbos (umbi) dan phylum (daun), karena kebanyakan dari anggrek genus ini khas mempunyai umbi semu dan sebuah dau saja. Bulbophyllum merupakan anggrek epifit; jarang sekali anggrek tanah, simpodial. Umbi semu;

beruas satu, berdaun satu, antar umbi semu panjang atau pendek. Daun umumnya sangat tebal; jarang tipis, ukuran beragam, tumbuh di ujung umbi semu, beruas, duplikatif. Akar rimpang merayap. Perbungaan satu (solitaire) atau lebih (majemuk), susunan beragam; kalau majemuk- paying, tandan, kepala atau berkas, bunga besar – sedang – kecil (umumnya dalam ukuran kecil), jumlah bunga satu atau lebih. Bunga biasanya mempunyai kelopak menonjol lebih besar atau panjang dari mahkota, kelopak samping tumbuh pada kaki tiang sekaligus membentuk dagu. Bibir tumbuh pada ujung kaki tiang, atau bercuping 3.

Gynostemium pendek, kerapkali dengan stelidium, kaki tiang cukup panjang;

kepala sari menunduk. Polinia berjumlah empat dalam dua pasang.

Anggrek ini tumbuh epifit pada hutan-hutan dengan ketinggian ± 600 m dpl.

Mempunyai akar yang menjalar (stolon) dengan jarak antar bulb 2-6 cm. Bunganya tipis dan ke luar dari bagian bawah bulb dan mempunyai 5-8 kuntum bunga dengan bentuk setengah lingkaran. Mempunyai warna yang bervariasi.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Podochilaeae Bulbophyllinae Bulbophyllum :

: : : : : : : :

Bulbophyllum

Bulbophyllum acuminatum Bulbophyllum acuminatum

Anggrek epifit tumbuh di dataran rendah sampai 1000 m dpl. Tangkai bunga keluar dari dasar bulb,

sepanjang 10-15 cm d e n g a n b e b e r a p a kuntum bunga yang t u m b u h s a n g a t berdekatan membentuk bola. Warna sepal bagian a t a s m e r a h t u a s e d a n g k a n s e p a l samping dan petalnya berwarna muda. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Merupakan anggrek epifit tumbuh di dataran rendah sampai 600 m dpl. Anggrek tumbuh berkelompok. Batang merupakan pseudobulb berbentuk kerucut.

Tangkai bunga sepanjang 6-7 cm berisi satu kuntum bunga dengan warna merah muda pada sepal dan petalnya. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Bulbophyllum auratum

Bulbophyllum blumei Bulbophyllum auratum

Bulbophyllum blumei

(17)

Anggrek epifit hidup di hutan dataran rendah berawa. Daun sepanjang 6 cm meruncing dibagian ujungnya. Tangkai bunga mudah patah (rapuh) panjangnya 10-15 cm dengan kuntum bunga membentuk kipas. Sepal, petal menyatu, panjang berwarna krem dengan warna coklat tuas di dekat tangkai

bunganya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Tumbuh pada dataran rendah secara epifit di hutan primer dan bebatuan di ketinggian 700-1200 m dpl. Anggrek ini mirip dengan Bulbophyllum lobii, hanya dapat kita bedakan bentuk labelumnya,

pada Bulbophyllum lobii berbentuk seperti paruh burung yaitu ujung labelum bengkok kebelakang. Bulb besar berdaun langsing dan tebal, tangkai bunga panjang dengan bunga tunggal dan berbau.

harum. Sepal dan petal berwarna kuning bergaris-garis merah maron, sedangkan labelumnya berwarna kuning tua. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Anggrek epifit tumbuh pada dataran rendah di hutan primer dan bebatuan pada ketinggian 100-200 m dpl. Daun langsing dengan pseudobulb berukuran 0,2-1,5 cm, panjang tangkai bunga 2,5-25 cm terdiri dari 3-60 kuntum bunga.Sepal dan petal berwarna putih, ungu dan m e ra h m u d a . L a b e l u m b e r w a r n a p u t i h . U n t u k budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, k a d a k a d a n l u m u t a t a u ditempelkan langsung di pohon.

Anggrek epifit. Batang : membentuk umbi semu yang membulat agak pipih (bulat telur), hijau cerah, panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm, tumbuh pada dan dihubungkan oleh akar rimpang yang bercabang; jarak ± 3 cm. Daun : tunggal, membundar telur, panjang ± 12-15 cm, lebar ± 3 -4 cm, kaku dan keras. Perbungaan : tumbuh dari pangkal umbi semu; dari buku akar rimpang, menjurai, panjang mencapai ± 10 cm. Umumnya berbunga sepanjang tahun. Bunga berbau harum, masa mekar bunga 10 hari. Bunga : bergaris tengah ± 7,5 cm, kelopak lebih kecil dari mahkota, panjang ± 6,5 cm, lebar ± 4,5 cm, kuning pucat, bergaris ungu atau merah, kelopak atas berbentuk tumbak runcing, tegak, kelopak bawahnya berbentuk sabit, melengkung kebawah dan berwarna merah pada bagian luarnya. Mahkota dorsal berbentuk menyempit; bagian lateral lebih pendek dan lebar; mahkota lebih menyempit. Bibir : menyempit ke ujung dari pangkal yang lebar, panjang ± 1 cm, putih kecoklatan dengan sedikit warna kuning dan merah, bintik-bintik ungu, bagian bawah berbintik merah-jingga, menjurai dan mudah bergoyang.

Bulbophyllum brienianum

Bulbophyllum dearei

Bulbophyllum flavescens Bulbophyllum brienianum

Bulbophyllum dearei

Bulbophyllum flavescens

Bulbophyllum lobii (anggrek kembang goyang)

(18)

Persebaran : Jawa (Barat), Sumatera (Utara), Kalimantan, Asam, Burma, Thailand, Philipina, Kamboja, dan Semenanjung Malaysia.Hidup ditempat yang teduh dan lembab,umumnya di hutan-hutan basah pada ketinggian antara 900-1.800 M dpl.

Merupakan anggrek epifit di dataran rendah dan hutan-hutan rawa, dapat pula tumbuh sebagai anggrek terrestrik di hutan podsolik. Anggrek ini memiliki rhizome yang tumbuh menjalar dengan pseudobulb antara 1-1,5 cm. Daun tebal ekleptik (lonjong), panjangnya 7-19 cm. Tangkai bunga panjangnya antara 20 - 30 cm dengan kuntum bunga mekar pada saat yang bersamaan. Petal berwarna putih kekuningan kurus berbentuk lonjong dengan bagian ujung runcing, labelum berwarna putih dan kuning pada tengahnya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Spesies ini tumbuh pada ketinggian ± 400 m dpl, di daerah-daerah terbuka pada pohon-pohon. Bunga berwarna putih dengan bintik jingga/merah didalamnya dan panjang rumbai sekitar 12-15 cm yang berwarna kekuningan. Anggrek ini biasa disebut “anggrek rumbai'.

Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut atau langsung ditempelkan di pohon.

Bulbophyllum lobii

Bulbophyllum macrochilum

Bulbophyllum medusa Bulbophyllum macrochilum

Bulbophyllum medusa (anggrek rumbai)

(19)

Tumbuh secara epifit pada hutan-hutan dataran rendah pada ketinggian 400- 2700 m dpl. Daunnya keras berbentuk oval dengan ujung yang tumpul. Panjang tangkai bunga 1-1,2cm dengan 1-2 kuntum bunga. Sepal dan petal mempunyai w a r n a y a n g

beragam, ada yang p u t i h , j i n g g a , kuning, coklat atau merah tua. Untuk budidaya dapat ditanam di pot d e n g a n m e d i a pakis,sabut,kadak a dan lumut.

Merupakan anggrek epifit yang tumbuh di tempat-tempat berbukit pada dataran rendah di hutan rawa. Pseudobulb berbentuk bulat panjang dengan satu helai daun. Antara pseudobulb dihuubungkan oleh rhizome yang berambut.Tangkai bunga sepanjang 7-8 cm dengan satu kuntum bunga berwarna kuning kotor. Sepal dan petal bergaris-garis. Labelum keluar

dari dasar bunga sampai setengah sepalnya dan berlekuk pada bagian bawah gymnostemium.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Ang grek ini endemik Kalimantan, tumbuh epifit atau terrestrik pada lumut, sampah-sampah organik, d i t e m p a t - t e m p a t terlindung atau pada kayu- kayu yang lapuk pada ketinggian 100-400 m dpl.

Panjang tangkai bunga 11- 16 cm berisi 5-8 kuntum bunga yang berwarna hijau kekuningan atau krem berbintik ungu merah, labelum putih bercampur

merah muda atau ungu muda.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Anggrek epifit tumbuh di pohon-pohon dibebatuan dan pohon yang lapuk.

Daunnya berwarna hijau dengan urat-urat daun yang jelas sekali, seperti retak- r e t a k . M e m p u n y a i

pseudobulb yang pipih dan rhizome.Tangkai bunga muncul diantara bulb.

Warna sepal dan petal ungu cerah dengan lidah yang dapat bergerak-gerak bila tertiup angin. Anggrek ini biasa juga disebut dengan “anggrek retak seribu”. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Bulbophyllum mutabilea

Bulbophyllum pileatum

Bulbophyllum refractilingue

Bulbophyllum reticulatum Bulbophyllum mutabile

Bulbophyllum pileatum

Bulbophyllum refractilingue

Bulbophyllum reticulatum (anggrek retak seribu)

(20)

C a l a n t h e b e r a s a l d a r i b a h a s a Yunani,yang berarti “bunga yang indah”.

A n g g r e k t a n a h , j a r a n g s e k a l i epifit,berukuran kecil sampai besar, berimpang ditanah. Umbi semu jelas atau tidak jelas, di pangkal, tertutup pelepah daun, biasanya bergerombol.

Daun bertangkai atau kadang-kadang tidak bertangkai, tidak beruas atau beruas, konvolutiv, berlipat membujur, berdaging lunak, lonjong-memanjang, ukuran beragam, permukaan tidak rata.

Perbungaan dari ketiak daun atau dari bekas tempat ketiak daun, tegak, tangkai bunga lebih panjang. Bunga tandan, berukuran sedang, tersusun rapat padarakhila; kelopak atas biasanya membuka lebar; mahkota beragam, kadanghampir sama dengan kelopak. Bibir selalu bercuping tiga; cuping tengah kadang terbagi dua lagi, berspora, pangkalnya bersatu sepanjang tepi tiang, membentuk buluh, apabila terluka berwarna biru- hitam. Polinia berjumlah delapan, terdiri atas 2 pasang, masing-masing tersusun oleh 4 polinia dengan ekor yang mengarah ke ujung kepala sari, kadang-kadang terlihat dengan lempeng rekat.

Anggrek epifit. Umbi semu : terbentuk dari batang, beruas banyak, bulat telur memanjang, pendek berusuk, hijau keputihan, sebagian yang tua tidak berdaun, tinggi umbi ± 7-12 cm, diameter ± 3-5 cm. Daun : terutama pada umbi semu yang muda, berjumlah 2-4 helai, bertangkai ± 6-10 cm, beruas, berlipat membujur, konvolutiv, bentuk lonjong-tombak (lanset), ujung runcing, pinggirnya berombak dengan 5-7 tulang daun yang bulat, panjang ± 30-40 cm, lebar ± 7-12 cm.

Perbungaan : tersusun dalam rangkaian tandan, tumbuh pada sisi samping dekat di atas pangkal umbi semu; kebanyakan pada umbi yang tidak berdaun, tandan tegak kemudian melengkung agak kebawah, berbunga banyak, jarang. Berbunga pada bulan Juli dan Agustus. Lama mekar bunga 8-9 hari.

Bunga : sedang, berambut, diameter ± 3,35 cm, warna putih, bibir sebagian merah. Kelopak punggung bulat telur terbalik, pangkal sempit, ujung membulat, panjang ± 2 cm lebar ± 1-1,2 cm, warna putih. Kelopak samping lebih besar, melengkung ke atas, simetris, ujung runcing, panjang ± 2 cm, lebar ± 1 cm, warna putih. Mahkota bentuk dan warnanya lebih kurang sama dengan kelopak punggung.

Bibir : Berspora, bentuk buluh, panjang ± 2-2,3 cm, diameter ± 0,1 cm, melengkung ke depan; cuping samping menancap pada sisi samping tiang, membentuk buluh yang tertekan, segitiga, merah; cuping tengah bercuping 3, cuping dengan ujung membulat, putih, pangkal merah. Gynostemium dengan pangkal bibir dan tiang bersatu, warna merah jambu. Polinia 8, terbagi dalam 2 pasang, masing-masing dengan 4 polinia, berekor yang mengarah ke ujung kepala sari. Persebaran : Sumatera, Kalimantan, Sulawesi (Selatan) Birma, Vietnam, dan Thailand. Menyukai tempat tumbuh di dataran pegunungan sampai ketinggian 1500 m dpl.

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae -

-

Calanthe :

: : : : : : : :

Calanthe

Calanthe vestita Calanthe vestita (anggrek lau batu)

(21)

Anggrek terrestrik, tumbuh di tanah y a n g l e m b a b . U m u m n y a t i d a k mempunyai pseudobulb, daun besar, lonjong dan runcing di ujungnya. Daun tumbuh berselang-seling biasanya berjumlah 4 helai. Tangkai bunga keluar dari celah daun yang paling ujung, bunga mekar tidak bersamaan dan bertahan lama. Umumnya bunga berwarna hijau ke ku n i n ga n d e n ga n ga r i s h i j a u tua.Habitat hidupnya di hutan rawa gambut.Anggrek ini belum banyak dikenal,namun dapat bernilai ekonomi karena bunganya sangat menarik dan tahan lama.

Claderia viridiflora Merupakan anggrek terrestrik yang tumbuh di atas tanah. Daun b e s a r l o n j o n g d a n runcing diujungnya.

Tangkai bunga panjang bisa mencapai 30 cm dan berisi beberapa kuntum b u n g a y a n g m e k a r bergantian. Sepal dan petal berwarna hijau, labelum berlekuk di d e p a n d a n b a g i a n s a m p i n g m e n u t u p i gynostemium dengan garis-garis coklat tua diseluruh bagiannya.

Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Claderia

Anggrek epifit, kadang agak sama dengan Sarcanthus. Genus Cleisostoma ditandai dengan bunga yang memiliki kalus pada bagian labelum.

Spesies ini merupakan anggrek epifit yang tersebar di Kalimantan Barat. Tanaman berdaun teretai dan tangkai bunga keluar dari batang sepanjang 10 cm yang berisi beberapa kuntum bunga dan mekar secara tidak bersamaan. Sepal dan petal berwarna coklat, labelum berwarna putih.

Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, arang dan pakis atau membalut b a g i a n a k a r dengan sabut dan digantung p a d a p o s i s i terbalik.

diseluruh bagiannya.

Claredia viridflora

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Vandeae Sarcanthinae Cleisostoma :

: : : : : : : :

Cleisostoma

Cleisostoma simondii Kingdom

Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae

Magnoliophyta Liliopsida Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Cymbidieae Cymbidiinae Claderia :

: : : : : : : :

Cleisostoma simondii

(22)

Anggrek terrestrik, dengan ukuran t a n a m a n s e d a n g . P s e u d o b u l b menghasilkan dua daun, mirip dengan genus Coelogyne dimana tangkai bunga keluar dari tunas (anakan) muda yang terdiri dari beberapa kuntum bunga dengan ukuran sedang dan harum.

Anggrek ini belum banyak dikenal, namun dibudidayakan oleh hobbiest dan kolektor.

Spesies ini tumbuh epifit di dataran tinggi pada ketinggian 600-2.300 m dpl.

Tangkai bunga ke luar dari tunas-tunas muda, berisi 10-15 kuntum bunga yang berwarna putih dengan labelum berwarna kuning dibagian dalamnya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, pakis dan lumut.

Coelogyne dijabarkan dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu coelom atau koilos (Cekung) dan gynandros (sex) atau gynaecium (putik), karena dari salah satu sifat khas anggrek ini mempunyai bagian atas tiang yang bersayap dan sangat menonjol cekungannya; jadi Coelogyne sudah mengandung arti mempunyai putik yang cekung. Anggrek simpodial,umumnya epifit, jarang sekali anggrek tanah. Berumbi semu beruas 1- 2, mempunyai satu atau dua helai daun, akar rimpang di antarumbi semu. Daun melipat membujur lemah atau tidak jelas, bertangkai, beruas, konvolutiv, tebal seperti kulit. Perbungaan tandan, selalu diujung umbi semu, tegak menggapai atau menggantung, sumbu tandan zig-zag, ujung biasa ditutup oleh kuncup bunga. Bunga biasanya berukuran besar, kelopak dan mahkota tidak berbeda banyak; daun kelopak seringnya lebih cekung, daun makota lebih sempit. Bunga biasanya berukuran besar, kelopak dan mahkota tidak berbeda banyak; daun kelopak seringnya lebih cekung, daun makota lebih sempit. Bibir bercuping tiga, cuping tengah terbuka lebar, di tengah-tengah ada penebalan membujur, mempunyai ragam tonjolan permukaan atasnya. Gynostemium langsing, di ujung tiang, bersayap, cekung, kepala sari tersembunyi di dalam sayap yang cekung.

Polinia berjumlah empat, masing-masing dengan ekor mengarah ke ujung kepala sari.

Anggrek epifit atau anggrek tanah, kadang-kadang tumbuh dibatu karang.

Batang : membentuk umbi semu. Umbi semu : bentuk kerucut, bulat telur, agak pipih, mengkerut, berusuk empat membulat panjang ± 10-15 cm. Daun : melipat membujur, konvulatif, beruas, bentuk tombak memanjang (jorong), melebar pada ujungnya, bergagang,panjang ± 45-100 cm, lebar ± 5-17 cm.

Perbungaan : Rangkaian berbentuk tandan, agak menjurai, panjang 40-50 cm.

Jumlah bunga pada tiap tandan sebanyak 7-30 kuntum, masing-masing bunga bergaris tengah 7-9 cm, umumnya berbunga pada bulan

Coelogyne sulphurea

Coelogyne

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae

Magnoliophyta Liliopsida Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Coelogyneae Coelogyninae Coelogyne :

: : : : : : : :

Chelonistele

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Dendrobieae Coelogyninae Chelonistele :

: : : : : : : :

Chelonistele sulphurea

Coelogyne asperata (anggrek pisang)

(23)

Maret – Mei. Lama mekar bunga 5-6 hari. Bunga : melengkung- menggantung, sumbu zig-zag, seringkali ujungnya diakhiri kuncup bunga. Kelopak berbentuk lanset, panjang 7 cm, berwarna kuning susu dengan pinggir berwarna keputihan;

kelopak punggung berbentuk lonjong-memajang, ujung runcing, berlunas, cekung, putih kekuningan, panjang ± 4 cm, lebar ± 1,5-1,75 cm; kelopak samping bentuk tombak, ujung membengkak sedikit kedalam, panjang ± 4 cm, lebar 0,8-1 cm, warna putih sedikit kekuningan. Mahkota lebih ramping, bentuk pita berkuku, warna sama dengan kelopak, panjang ± 4 cm, lebar ± 0,6-1 cm. Bibir : bercuping 3; cuping samping tegak,trapesium terbalik, sisi luar putih, sisi dalam putih bergaris coklat, di antara 2 cuping samping pangkal berwarna putih, ujung kecoklatan, ada 2 tonjolan membujur, pangkal berwarna putih, ujung coklat;cuping tengah bentuk colet, tangkai colet trapesium, coklat, bagian ujung colet lebih kurang

segiempat-setengah lingkaran, ujung sedikit meruncing, tepi putih berlipat-lipat, pangkal ada corak coklat segitiga, 2 tonjolan membujur sejajar, semakin ke ujung mendekat. Gynostemium langsing, membengkok kedepan, ujung membesar, putih kehijauan, bintik-bintik coklat halus, kepala sari menunduk kehijauan, kaki tiang ber-cak kuning-jingga 2 buah. Polinia berjumlah 4, segitiga-kebulatan pipih, berpasangan dua-dua, masing-masing dengan ekor rekat. Persebaran : Sumatera, Kalimantan, Maluku, Irian Jaya, dan kawasan Timur Malaysia. Menyukai tempat teduh. Terdapat didataran rendah dan daerah pegunungan sampai pada ketinggian 100 m dpl.

Coelogyne cuprea

Tumbuhan ini ditemukan di hutan pegunungan yang berlumut di Sumatera dan Kalimantan pada ketinggian 1000 – 2500 m dpl dan tumbuh di tempat yang hangat hingga dingin sebagai epifit, pseudobulbnya yang berjumlah 2 menyempit secara apikal, berbentuk lonjong, sedikit tumpul, meluas kearah atas, tulangnya berjumlah 7 s a m p a i 9 , s e c a r a b e r t a h a p menyempit kearah bawah menuju dasar daun. Bunga-bunganya muncul pada pseudobulb dewasa yang bersusun zigzag.

Anggrek epifit. Batang : membentuk umbi semu. Umbi semu : bulat panjang, meruncing ke ujung, berlekuk berdekatan satu sama lainnya, panjang 12-18 cm.

Daun : berbentuk lanset, belipatan, hijau, panjang 40-50 cm, lebar 5-7 cm.

Perbungaan : tersusun dalam rangkaian yang berbentuk tandan, tegak atau sedikit merunduk, jumlah bunga dalam tiap tandan 15 kuntum atau lebih.

Berbunga pada bulan September. Mekar bunga 5-6 hari. Bunga : masing-masing bunga bergaris tengah 5-6 cm, daun kelopak berbentuk lanset, panjang 3-4 cm, labar 10-15 cm, berwarna putih dengan kuning di tengahnya; mahkota berbentuk

: berbentuk lanset, belipatan,

Coelogyne foerstermannii Coelogyne cuprea

Coelogyne asperata

Coelogyne foerstermannii (anggrek meteor)

(24)

runcing, lebih ramping daripada daun kelopak; daun kelopak dan daun mahkota berwarna putih. Bibir : berwarna kekuning-kuningan, bagian tengahnya berwarna coklat pinggirnya keriting. Buah : bentuk ,lonjong, panjang 7 cm, jarang berbuah sendiri. Persebaran : Sumatera dan Kalimantan. Tumbuh baik di daerah pegunungan yang tidak terlalu tinggi, menyukai tempat yang setengah rendah.

Anggrek epifit dan kadang-kadang terrestrik pada humus di hutan. Tumbuhan pada ketinggian 0-100 m dpl. Pseudobulb besar, sekilas hampir menyerupai coelogyne pandurata jarak antara pseudobulb 5-10 cm, dengan bentuk agak besar, bulat dan sedikit pipih. Daun keluar dari pseudobulbberjumlah 2 helai, agak panjang lonjong dengan 7 urat daun.

Tangkai bunga keluar dari ujung rhizome yang terdiri dari beberapa kuntum bunga yang mekar tidak bersamaan. Bunga dapat bertahan selama 7 hari. Sepal dan petal berwarna hijau muda dengan labelum berwarna hitam pada saat baru mekar, kemudian setelah dua hari labelum berubah warnanya menjadi coklat.

Anggrek ini biasa disebut “ anggrek sendok “.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, arang dan lumut.

Coelogyne pandurata adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan.

Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama anggrek hitam.

C. pandurata merupakan anggrek epifit yang terdapat di pohon sepanjang sungai.

Tangkai bunga berukuran 30 - 40 cm dengan 12 kuntum bunga yang berdiameter 7 cm.

Sepal dan petal berwarna hijau muda dengan bibir berwarna hitam pada daerah tengahnya dan putih di bawah gynosternium. Permukaan labelum besar berwarna putih.Tumbuhan anggrek ini memiliki tinggi 50 cm,berbunga sepanjang tahun dengan syarat lingkungan tumbuh pada suhu 26 - 31˚C dan intensitas cahaya 50%.

Anggrek ini sudah langka, ditemukan di pinggiran sungai, memiliki daun yang cukup besar, Tangkai bunga ke luar dari ujung bulb dan melengkung ke bawah, berisi 1-2 kuntum b u n g a d a n m e k a r bergantian. Sepal dan petal berwarna hijau m u d a , g y n o ste m i u m b e r w a r n a k u n i n g , labelumnya berwarna coklat ditengah dan berenda putih ditepinya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, arang dan lumut.

Anggrek ini ditemukan di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera (Indonesia) dan Malaysia. Habitatnya di hutan hujan tropis dengan ketinggian 700 – 2000 m dpl sebagai epifit dan terestrial.

Bunganya harum dan mekar di musim semi hingga musim panas dan terdapat 1 – 3 bunga perkuntum dengan ukuran 7,5 cm. Sepal dan kelopaknya berwarna putih sedangkan bibirnya berwarna merah.

Coelogyne speciosa Coelogyne rumphii

Coelogyne pandurata Coelogyne mayeriana

Coelogyne mayeriana (anggrek sendok)

Coelogyne pandurata

Coelogyne rumphii

Coelogyne speciosa

(25)

Spesies ini tumbuh epifit pada ketinggian 650-1600 m dpl. Dapat tumbuh di pohon- pohon, bebatuan dan di tanah.Tangkai bunga panjangnya dapat mencapai 40 cm yang keluar dari dasar bulb dan menjuntai yang berisi 17 kuntum bunga. Sepal dan petal berwarna putih dengan labelum berwarna putih dengan pinggiran berwarna coklat bergaris-garis putih, bunga mekar serempak. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, arang dan lumut.

Dijumpai sangat umum di Kalimantan, memiliki pseudobulb yang pipih, berdaun 2 dan hidup memanjat dipepohonan.Tangkai bunga keluar dari ujung pseudobulb yang masih muda,berisi 10 kuntum bunga yang mekar pada saat bersamaan.Sepal dan petal hijau dengan labelum berenda ujungnya berbercak bercak coklat dan bersisik putih,bunga berbau harum. Untuk budidaya dapat ditanam di potdengan media sabut, arang dan lumut.

Anggrek epifit, berukuran kecil, daunnya berbentuk pinsil (terret). Ditemukan di habitat yang kurang subur, seperti di hutan kerangas atau hutan sekunder.

Tangkai bunga keluar dari dasar batangnya, sepanjang 5-6 cm dan bagian ujung bergerigi dengan kuntum bunga kecil. Anggrek ini tidak diperjual belikan karena ukuran bunganya kecil (1,5 cm) dan hanya bertahan satu hari saja.

Spesies ini sangat sedikit dan hidup di dataran rendah, tumbuh pada ranting dan cabang yang kecil dihutan-hutan yang lembab. Batang panjangnya 4-5 cm dan memiliki daun yang bulat kecil memanjang kadang-kadang berwarna ungu apabila terkena sinar matahari.Tangkai bunga dapat berukuran 10 cm dan tegak ke atas, berbunga secara bergantian selama beberapa bulan, diameter bunga 1 cm. Sepal dan petal berwarna putih, labelum berwarna kuning muda.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis dan lumut.

Cordiglottis

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae -

-

Cordiglottis :

: : : : : : : :

Cordiglottis filiformis Coelogyne verrucosa

Coelogyne swaniana Coelogyne swaniana

Coelogyne verrucosa

Cordiglottis filiformis

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan yang sangat erat antara komunitas burung dengan indeks keragaman habitat menunjukkan bahwa burung sangat tergantung pada keragaman kompleksitas dari pohon, tiang dan

Dalam melakukan pengamatan di lapangan terhadap jumlah individu klampiau ( Hylobates muelleri ) di jalur Interpretasi Bukit Baka dalam kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

Pada lahan terbuka km 35 jenis kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu Junonia hedonia, s edangkan pada riparian Sungai Ella Hulu-Botas dalam km 37

pengelolaan dan pengembangan potensi satwa liar yang ada di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, perlu dilakukan penelitian mengenai jumlah individu dan kepadatan klampiau..

Untuk jalur pendakian Bukit Raya belum bisa dihitung daya dukung efektifnya dikarenakan jumlah personil Resort Rantau Malam sebanyak empat orang yang terdiri dari

Karangan bunga: terletak di ketiak daun, tersusun atas 3 bunga, bunga kecil ukuran 8-10 mm, panjang tangkai 8 mm, mahkota berwarna putih, kelopak 8, hijau kekuningan.. Buah: ukuran

Bunga salak berukuran kecil-kecil dan tumbuh rapat pada satu tangkai sebagian tandan bunga terbungkus oleh seludang atau tongkol yang berbentuk seperti perahuyang terletak

Hubungan yang sangat erat antara komunitas burung dengan indeks keragaman habitat menunjukkan bahwa burung sangat tergantung pada keragaman kompleksitas dari pohon, tiang dan