• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengklasifikasikan tipe ekosistemnya mengacu pada Van Steenis (1984), diketahui bahwa TNBBBR memiliki tiga tipe ekositem yaitu: Zona tropika, Zona pegunungan bawah dan Zona pegunungan atas. Di antara ketiga tipe ekosistem tersebut, ekosistem pegunungan bawah memiliki keragaman jenis (Jumlah individu) pohon serta keseragaman individu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua zona lainnya.

Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) mempunyai keanekaragaman ekosistem dan kekayaan jenis flora dan fauna yang tinggi.

Ditinjau dari tingkat keanekaragaman jenisnya, mulai tingkat semai dan tumbuhan bawah, pancang, tiang dan pohon, berdasarkan indeks Shannon-Wienner TNBBBR memiliki keanekaragaman jenis flora yang tinggi (BPKH Samarinda & Lembaga Penelitian UNPAR, 1998; Himakova 2008). Selain itu, Nooteboom (1987) menemukan 817 jenis dalam 139 famili. James K Jarvie et al.

(1996) menemukan 154 species dari 357 marga dari 135 famili. Penelitian serupa dilakukan pula oleh LIPI tahun 1994.

Hasil awal dari penelitian tumbuhan dan ekologi yang telah dipublikasikan Nooteboom (1987) dari jalur Timur taman nasional hingga ke Puncak Bukit Raya 4. Potensi Flora

berupa hutan dipterocarpaceae dataran rendah pada ketinggian 400 m dpl, dimana Dipterocarpaceae mendominasi >30% tajuk hutannya. Di atas 400 m dpl, jumlah Dipterocarpaceae mengalami penurunan dan didominasi oleh hutan Fagaceous. Sedangkan wilayah

pegunungannya didominasi oleh Vegetasi Ericoid, dan pada ketinggian di atas 1.600 m dpl didominasi oleh hutan moss.

D a t a m e n g e n a i p o t e n s i anggrek menunjukkan di jalur tracking Bukit Baka ditemukan 20 genus pada ketinggian 400-650 m dpl (Tim Invent, 2006).

Keanekaragaman jenis fauna yang terdapat di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dapat dikatakan sangat tinggi, hal ini tercermin dari survey yang dilakukan dalam waktu singkat pada jalur jalan patroli menuju ke Bukit Raya, jenis satwa yang berhasil di data yaitu berjumlah 241 jenis yang terdiri dari 65 jenis mamalia, 160 jenis aves (burung), 9 jenis reptilia, dan 7 jenis amfibia. Dari sepuluh hari explorasi ragam burung pada sekitar jalur patroli Bukit Baka ( p r a s u r v e y , 2 0 0 8 ) , d i te m u ka n 1 0 8 j e n i s termasuk didalamnya 32 jenis yang dilindungi.

Himakova (2008), di sekitar jalur patroli Bukit Baka menginventarisir 28 jenis mamalia, 84 jenis burung, terdiri dari 28 suku dan 64 marga, 61 jenis herpetofauna yang terdiri dari 29 jenis amfibi dari 6 famili dan 32 jenis reptil dari 11 famili, dan tercatat pula 40 jenis kupu-kupu dalam 4 famili, yaitu papilionidae (4 jenis), nymphalidae (20 jenis), pieridae (10 jenis) dan lycaenidae (6 jenis).

Himakova (2010), di jalur Bukit Raya menginventarisir sebanyak 44 jenis mamalia, 81 jenis burung terdiri dari 28 famili dan 59 marga, 32 jenis herpetofauna yang terdiri dari 20 jenis amfibi dari 6 famili dan 12 jenis reptil dari 11 famili.

5. Potensi Fauna

Anggrek atau Orchidaceae termasuk dalam keluarga tanaman bunga-bungaan. Anggrek terdapat pada hutan yang gelap, di lereng yang terbuka, pada batu karang yang terjal, pada batu-batuan didaerah pantai dengan garis pasang surut tinggi. Bahkan di tepi gurun pasir pun anggrek dapat ditemukan. Tumbuh dari kutub utara sampai daerah khatulistiwa dan selatan pada semua benua kecuali Antartika. Anggrek yang banyak digemari adalah anggrek epifit dari daerah tropis.

Anggrek mempunyai lebih banyak jenis (species) nya daripada keluarga tanaman bunga-bungaan lainnya. Para ahli tumbuh-tumbuhan berkeyakinan anggrek mempunyai lebih dari 25.000 species yang tersebar di seluruh dunia.

Tetapi karena kerusakan hutan kita kehilangan species yang belum dikenali dan tidak tahu dengan pasti berapa jumlahnya.

Kalimantan sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia mempunyai kawasan hutan yang luas dan merupakan habitat dari beragam flora dan fauna.

Pulau ini diperkirakan memiliki 10.000-15.000 jenis tumbuhan berbunga, sekitar 3.000 jenis pohon, termasuk 267 jenis Dipterocarpaceae (58% endemik), 2.000 jenis anggrek dan 1.000 jenis pakis tercatat hidup di Kalimantan. Tingkat endemisitas flora di Borneo (termasuk Kalimantan) cukup tinggi, yaitu sekitar 34%. Anggrek merupakan salah satu kekayaan alam yang termasuk dalam family terbesar dan menempati 7-10% tumbuhan berbunga serta memiliki kurang lebih 20.000 sampai 35.000 jenis (Dressler, 1993 dalam Puspitaningtyas, D.M., 2007).

Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis pegunungan di Kalimantan dan merupakan habitat dari kakayaan ragam hayati yang tinggi, satu diantaranya adalah anggrek alam.

Berdasarkan Undang-undang RI. No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, strategi yang digunakan untuk mewujudkan tujuan konservasi adalah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman spesies tumbuhan dan satwaliar beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Sebagai salah satu kawasan konservasi menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan untuk melakukan upaya pengawetan keanekaragaman hayati.

1. Latar Belakang

II. MENGENAL ANGGREK

mengalami masalah dalam penyerapan air. Setiap pseudobulb mempunyai satu sampai beberapa daun. Tunas baru muncul dari dasar pseudobulb yang sudah tua dan tempat titik tumbuhnya disebut "eye" (mata). Pada jenis pseudobulb yang pendek dan bulat, ada yang dibungkus oleh pelepah daun (sheath) dimana dari dasar pseudobulb tersebut bunga akan muncul, contoh:

coelogyne dan oncidium. Pada pseudobulb yang berbentuk batang (cane), tangkai bunga akan muncul dari ujung batangnya, contoh: dendrobium.

Anggrek Monopodial :

Anggrek yang tumbuh keatas dari satu batang (stem). Daunnya akan bertambah terus dari ujung batang selama hidupnya. Jenis ini tidak mempunyai rhizome dan pseudobulb, dan biasanya tumbuh akar udara (aerial root) dari sepanjang batangnya. Tangkai bunga (spike/inflorescence) tumbuh dari sisi batang dan dimulai dari sebelah bawah (bukan dari ujungnya), berbeda dengan sympodial (dendrobium) dimana tangkai bunga tumbuh dari ujung batang. Jika ujung batangnya rusak karena busuk (contoh: jenis phalaenopsis) atau dipotong/distek (contoh: jenis vanda), maka akan muncul batang baru dari sisi batang lama dan daun akan tumbuh dari batang baru tersebut.

B e r d a s a r k a n t e m p a t t u m b u h n y a , a n g g r e k d i b a g i m e n j a d i beberapa jenis :

Epiphyte:

Angrek yang tumbuh menumpang pada batang tanaman lainnya tetapi tidak parasit (tidak mengambil sari makanan dari tanaman.

Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman bunga-bungan lainnya adalah pada bentuk bunganya, Pada bunga anggrek umumnya :

mempunyai tiga sepal (daun kelopak bunga). Salah satunya yang terletak pada bagian belakang (punggung) yang menghadap keatas dinamakan sepal dorsal.

mempunyai tiga petal (daun mahkota bunga) yang letaknya selang seling dengan daun kelopak bunga. Salah satu dari petal yang terletak dibawah berbentuk seperti lidah yang disebut labellum (bibir bunga), membuat bunga simetris antara kiri dan kanan.

putik dan benang sari (bagian jantan dan betina) yang bergabung bersama pada bagian yang disebut column.

tepung sari yang biasanya berkumpul bersama pada bagian yang disebut pollinia.

buahnya mempunyai biji yang sangat kecil dan banyak.

tangkai bunga dapat berkelak-kelok saat pertumbuhannya, tergantung arah sumber cahaya.

Berdasarkan pertumbuhannya secara umum anggrek dibagi menjadi 2 jenis :

Anggrek Simpodial :

Biasanya pola tumbuhnya horizontal seperti tumbuhan merambat. Batang tumbuhnya disebut rhizome. Rhizome terbaring horizontal pada permukaan tanah dan akar-akarnya tumbuh pada sekitar panjang rhizome dengan arah menurun dan membuat batang vertikal keatas yang disebut umbi semu (pseudobulb). Ada yang pseudobulb-nya memanjang keatas seperti batang (cane), dan ada pula yang pendek dan bulat atau pipih. Salah satu fungsi dari pseudobulb adalah sebagai tempat penyimpanan air dan sari makanan.

2. Karakteristik

3. Jenis Anggrek

KEANEKARAGAMAN HAYATI

JENIS ANGGREK

TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

tersebut). Dengan demikian anggrek akan memperoleh posisi yang lebih baik untuk mendapatkan cahaya yang lebih. Akarnya melekat pada dahan pohon dan mendapatkan air hanya dari hujan dan kabut.

Lithophyte:

Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Mereka menggunakan batu sebagai pegangannya.

Saprophyte:

Anggrek yang tumbuh pada humus dan daun-daun kering.

Terrestrial:

Anggrek yang tumbuh pada padang rumput, tanah humus dihutan.

Berdasarkan kisaran suhu udara yang sesuai, anggrek dibagi dalam 3 jenis :

· Anggrek suhu dingin (gunung, ketinggian 2000-4000m) : tumbuh baik pada suhu 15-21°C pada siang hari dan 10-13°C pada malam hari. Contoh : Cymbidium, Masdevallia, Miltonia, Odontoglossum, Oncidium, Paphiopedilum

· Anggrek suhu sedang (dataran tinggi, 750-2000m) : tumbuh baik pada suhu 21-32°C pada siang hari dan 13-18°C pada malam hari. Contoh : Brassavola, Cattleya, Dendrobium, Epidendrum, Laelia, Paphiopedilum (molted leaves)

· Anggrek suhu panas (dataran rendah, 0-750m) : tumbuh baik pada suhu 26-35°C pada siang hari dan 18-24°C pada malam hari. Contoh: Phalaenopsis, Vanda, dan beberapa jenis Dendrobium.

Anggrek dapat diperbanyak dengan cara :

· Pembiakan generatif : Perbanyakan dengan biji buah yang telah masak. Masa masak buah anggrek sangat tergantung dari jenis anggreknya, dan iklim juga mempengaruhi kematangan buahnya. Pembiakan generatif ini memerlukan perlakuan yang khusus diantaranya biji harus steril dari hama dan penyakit.

Pembiakan vegetatif : Pembiakan dengan mengambil tanaman induknya seperti :

Stek untuk jenis monopodial.

Memecah rumpun untuk jenis simpodial.

Keiki, yaitu anak tanaman yang tumbuh dari batang atas (dendrobium), atau tangkai bunga (phalaenopsis).

Kultur jaringan, yaitu mengambil sebagian jaringan tanaman untuk diperbanyak dengan melalui proses di laboratorium. Dengan cara ini bisa dihasilkan tanman bebas virus meskipun tanaman induknya terjangkit,

4. Pembiakan Anggrek

Anggrek epifit yang menyebar diseluruh K a l i m a n t a n B a r a t b e r b e n t u k pseudobulb (umbi semu yang berfungsi untuk penyimpanan air) bulat telur, kecil dan tumbuh berdesakan, sangat rapat, tanpa ada jarak satu dengan lainnya.

Umumnya memiliki akar sepaerti serabut berwarna hijau pucat. Berbunga kecil, sepal (Helaian Kelopak bunga) dan mahkota bunga (petal)nya menyatu.

Tangkai bunga keluar dari bagian bawah p s e u d o b u l b , p a n j a n g nya d a p at mencapai 25-50 cm, berbunga banyak tapi kecil-kecil.

Spesies ini sangat umum dan tersebar luas di Asia Tenggara dengan nama lain Acriopsis javanica. Dapat tumbuh pada ketinggian ± 1500 m dpl di hutan-hutan dataran rendah dan perkebunanan.

Anggrek ini merupakan salah satu dari anggrek yang biasa berasosiasi dengan semut-semut yang bersarang di akar-akarnya. Daun berbentuk panjang dengan bulb kecil seperti bawang, anggrek ini biasa disebut “anggrek bawang”. Tangkai bunganya bercabang-cabang terdiri dari 50 bunga yang kecil-kecil berwarna ungu keputihan. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut, kadaka, lumut atau ditempelkan pada kayu yang telah dibalut sabut atau ditempelkan langsung di pohon.

Acriopsis liliifolia (Anggrek Bawang)

Umumnya genus Agrostophyllum adalah epifit, namun ada juga yang t u m b u h d i a t a s b a t u c a d a s . Pertumbuhan batang lambat dan ke atas berakhir dengan kumpulan bunga di bagian ujung batang. Batang tertutup pelepah daun yang tersusun dalam dua deret. Ada beberapa spesiesnya yang tumbuh cepat, merambat dengan batang yang bercabang. Perbungaan di ujung, berbentuk bongkol, membulat, terdiri dari beberapa bunga. Bunga kecil, putih atau kuning, sering ber-bercak merah atau putih pucat, ukuran mahkota lebih menyempit dari kelopak. Bibir terbagi menjadi dua lipatan melintang; polonia delapan.

Batang : Mencapai panjang ± 115 cm, diameter ± 0,3 cm, panjang tiap buku ± 0,5 cm. Daun : tegak lurus terhadap batang, letak berseling ± 3 x 1 cm, ujung membelah dua.

Perbungaan : di ujung batang, bongkol, jumlah bunga 1-2 kuntum

Agrostophyllum

Bunga : bergaris tengah 0,1-0,2 cm, lebih besar dari kelopak; dagu pendek, bersekat tebal bergabung dengan cuping bibir bagian bawah, berwarna kuning dengan dua tanda ungu; cuping tengah agak lebar di bandingkan dengan panjang.

Persebaran : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Pulau Karoline.

Spesies ini penyebarannya hamper diseluruh Kalimantan. Tumbuh di daratan rendah, daerah berbukit dan di hutan-hutan bersungai pada ketinggian 900 m dpl. Anggrek ini memiliki 4-6 helai daun berselang seling pada sisi batangnya yang pipih. Tangkai bunga berbentuk bulat dan dengan bunga kecil-kecil berwarna putih.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media kadaka, sabut dan arang.

Anggrek epifit yang pertumbuhan batangnya keatas berakhir dengan tangkai bunga yang terdiri dari banyak sekali kuntum bunga berukuran kecil dan mekar tidak bersamaan. Anggrek ini belum dibudidayakan, karena kurang menarik namun tetap dipelihara oleh kolektor.

Agrostophyllum laxum

Appendicula

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Podochilaeae Eriinae Appendicula :

: : : : : : : : Agrostophyllum laxum

Merupakan anggrek epifit yang sangat umum dijumpai di hutan baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Habitatnya di tepi sungai maupun di riam-riam.

Batang pipih dengan panjang 10 - 35 cm, daun tersusun dua baris berukuran kecil dan membentuk pertumbuhan datardataran rendah maupun di dataran tinggi.

Habitatnya di tepi sungai maupun di riam-riam. Batang pipih dengan panjang 10 - 35 cm, daun tersusun dua baris berukuran kecil dan membentuk pertumbuhan datar.

Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman s e p a n j a n g 2 - 4 c m terdiri dari banyak bunga-bunga kecil yang m e k a r t i d a k bersamaan. Untuk b u d i d a y a d a p a t ditanam di pot dengan media kadaka, sabut dan lumut.

Anggrek epifit yang monopodial, berumpun rapat, berbatang langsing dengan panjang 6-15 cm, lebar 0,1-0,7 cm. Daun tersusun rapat 2 baris, bentuknya bulat oval dan tebal. Tangkai bunga mempunyai daun pelindung yang tidak rontok.

Bunga 2-10 kuntum, membuka 1-2 secara bersamaan. Sepal dan petal berwarna putih.

Gynostemium berwarna keunguan, labelum berwarna putih.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media kadaka, sabut dan lumut.

Appendicula anceps

Appendicula elegans Appendicula anceps

Appendicula elegans

Spesies ini tumbuh dihutan dataran rendah, biasanya pada cabang-cabang pohon atau dahan-dahan yang besar. Mempunyai batang yang bergantung atau terjuntai, ramping dan rata. Daun tumbuh berselang seling, warna daunnya hijau gelap dan ada yang ungu. Tangkai bunga panjangnya 2 cm dan

menghasilkan rangkaian bunga yang kecil dan berwarna putih.Dapat dibudidayakan dengan membalut bagian akar dengan sabut dan digantung dengan posisi terbalik atau ditempelkan di pohon dengan posisi terbalik.

Sudah sejak lama anggrek spesies ini dibudidayakan dengan nama “anggrek kalajengking”. Walaupun epifit, anggrek ini bisa juga dibudidayakan dengan menanam di tanah layaknya anggrek terrestrik dengan menggunakan media sabut kelapa. Anggrek ini mempunyai nilai ekonomis, digunakan sebagai bunga potong. epifit pada ketinggian 600 m dpl. Diameter cabang 0,9 cm, berdaun banyak, jarak antar buku batang 2-4 cm. Daun panjangnya 17 cm, lebar 3 cm dengan jarak antar daunnya 4 cm.Bunga terdiri dari 1-6 tangkai, panjangnya

± 8 cm dengan kuntum bunga 2-3, panjang kuntum bunga 2 cm dan diameter bunga 6,5 cm.Sepal dan petal berwarna kuning

dengan bercak berwarna jingga kecoklatan pada sepal dan petalnya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut dan arang.

Arundina secara etimologis berasal dari kata latin arundo, karena batangnya mirip dengan batang ruput yang mirip dengan batang bambu. Anggrek tumbuh di tanah, kadang di batuan, berumpun dan tidak berumbi semu. Batang seperti bambu yang kecil langsing berumpun, tertutup daun pelepah. Daun melanset menyempit ke ujung, banyak, seperti rumput-rumputan, tersusun dalam dua baris, beruas, konvolutif. Perbungaan tandan, tumbuh di ujung batang, kadang-kadang bercabang, satu atau dua bunga mekar bersamaan. Bunga terpuntir, ukuran beragam (cukup besar), berumpun pendek, membuka lebar.

Kelopak cukup lebar, berbeda tidak banyak: kelopak umumnya lebih besar. Bibir lebih besar dari bagian lainnya dan menutupi tugu: pangkal memeluk tiang, lebar, tepi ujung keriting, polos atau bercuping 3 lemah. Gynostemium langsing bersayap, kepala sari menunduk. Polinia berjumlah delapan, pipih dan ekor-ekornya mengarah ke ujung kepala sari.

Arachnis breviscava

Anggrek ini terlihat di pinggir-pinggir jalan, dengan bentuk daun seperti rumput.

Apabila sedang tidak berbunga, tumbuhan ini mirip dengan alang – alang atau tanaman bambu sehingga anggrek ini sering disebut “anggrek bambu”.

Tumbuhan anggrek ini memiliki 3 sepal dan 3 petal. Pada dataran tinggi sepal dan petal berwarna putih sedangkan di dataran rendah sepal dan petal berwarna merah jambu sampai keungguan.

Untuk budidaya dapat ditanam pada tanah terbuka dengan media tanah pasir.

Tumbuhan anggrek ini memiliki tinggi antara 20 – 200 cm, bunga berada di ujung paling atas dengan diameter antara 5 - 8 cm. Anggrek jenis ini memiliki periode berbunga sepanjang tahun dan tumbuh pada suhu 23-31 °C dengan intensitas cahaya 100%.

Arundina graminifolia Arundina graminifolia (anggrek bambu)

Merupakan anggrek epifit terdapat di p u l a u S u m a t r a , S u l a w e s i d a n Kalimantan. Sepintas pertumbuhannya mirip dengan Phalaenopsis, hanya berbeda dalam pembungaannya yang tak tahan lama. Anggrek ini tidak memiliki nilai ekonomis namun biasa dibudidayakan oleh hobbiest anggrek.

Merupakan anggrek epifit yang tumbuh di pohon-pohon pada dataran rendah di pinggiran sungai. Anggrek ini mirip dengan B. Zamboangensis, berbatang pendek serta berdaun sedang berwarna hijau kemerah-merahan, panjangnya 15-25 cm dan lebarnya 4-5 cm.Tangkai

bunga keluar dari celah daun bagian bawah panjangnya 10-15 cm yang berisi 20-30 kuntum bunga dimana bunga mekar secara bergantian mulai dari pangkal tangkai bunga. Sepal dan petal berwarna putih dengan bercak berwarna merah maron. Labelum berwarna putih bersih.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media sabut atau bagian akar dibalut dengan sabut dan digantung atau ditempelkan di pohon dengan posisi terbalik.

Brachypeza

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Vandeae Aeridinae Brachypeza :

: : : : : : : :

Brachypeza indusiata Brachypeza indusiata

Asal kata Bulbophyllum dari bahasa Yunani bolbos (umbi) dan phylum (daun), karena kebanyakan dari anggrek genus ini khas mempunyai umbi semu dan sebuah dau saja. Bulbophyllum merupakan anggrek epifit; jarang sekali anggrek tanah, simpodial. Umbi semu;

beruas satu, berdaun satu, antar umbi semu panjang atau pendek. Daun umumnya sangat tebal; jarang tipis, ukuran beragam, tumbuh di ujung umbi semu, beruas, duplikatif. Akar rimpang merayap. Perbungaan satu (solitaire) atau lebih (majemuk), susunan beragam; kalau majemuk- paying, tandan, kepala atau berkas, bunga besar – sedang – kecil (umumnya dalam ukuran kecil), jumlah bunga satu atau lebih. Bunga biasanya mempunyai kelopak menonjol lebih besar atau panjang dari mahkota, kelopak samping tumbuh pada kaki tiang sekaligus membentuk dagu. Bibir tumbuh pada ujung kaki tiang, atau bercuping 3.

Gynostemium pendek, kerapkali dengan stelidium, kaki tiang cukup panjang;

kepala sari menunduk. Polinia berjumlah empat dalam dua pasang.

Anggrek ini tumbuh epifit pada hutan-hutan dengan ketinggian ± 600 m dpl.

Mempunyai akar yang menjalar (stolon) dengan jarak antar bulb 2-6 cm. Bunganya tipis dan ke luar dari bagian bawah bulb dan mempunyai 5-8 kuntum bunga dengan bentuk setengah lingkaran. Mempunyai warna yang bervariasi.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Subfamily Suku Subsuku Genus

Plantae Angiosperms Monocots Asparagales Orchidaceae Epidendroideae Podochilaeae Bulbophyllinae Bulbophyllum :

: : : : : : : :

Bulbophyllum

Bulbophyllum acuminatum Bulbophyllum acuminatum

Anggrek epifit tumbuh di dataran rendah sampai 1000 m dpl. Tangkai bunga keluar dari dasar bulb,

sepanjang 10-15 cm d e n g a n b e b e r a p a kuntum bunga yang t u m b u h s a n g a t berdekatan membentuk bola. Warna sepal bagian a t a s m e r a h t u a s e d a n g k a n s e p a l samping dan petalnya berwarna muda. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Merupakan anggrek epifit tumbuh di dataran rendah sampai 600 m dpl. Anggrek tumbuh berkelompok. Batang merupakan pseudobulb berbentuk kerucut.

Tangkai bunga sepanjang 6-7 cm berisi satu kuntum bunga dengan warna merah muda pada sepal dan petalnya. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Bulbophyllum auratum

Bulbophyllum blumei Bulbophyllum auratum

Bulbophyllum blumei

Anggrek epifit hidup di hutan dataran rendah berawa. Daun sepanjang 6 cm meruncing dibagian ujungnya. Tangkai bunga mudah patah (rapuh) panjangnya 10-15 cm dengan kuntum bunga membentuk kipas. Sepal, petal menyatu, panjang berwarna krem dengan warna coklat tuas di dekat tangkai

bunganya.Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Tumbuh pada dataran rendah secara epifit di hutan primer dan bebatuan di ketinggian 700-1200 m dpl. Anggrek ini mirip dengan Bulbophyllum lobii, hanya dapat kita bedakan bentuk labelumnya,

pada Bulbophyllum lobii berbentuk seperti paruh burung yaitu ujung labelum bengkok kebelakang. Bulb besar berdaun langsing dan tebal, tangkai bunga panjang dengan bunga tunggal dan berbau.

harum. Sepal dan petal berwarna kuning bergaris-garis merah maron, sedangkan labelumnya berwarna kuning tua. Untuk budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, kadaka dan lumut.

Anggrek epifit tumbuh pada dataran rendah di hutan primer dan bebatuan pada ketinggian 100-200 m dpl. Daun langsing dengan pseudobulb berukuran 0,2-1,5 cm, panjang tangkai bunga 2,5-25 cm terdiri dari 3-60 kuntum bunga.Sepal dan petal berwarna putih, ungu dan m e ra h m u d a . L a b e l u m b e r w a r n a p u t i h . U n t u k budidaya dapat ditanam di pot dengan media pakis, sabut, k a d a k a d a n l u m u t a t a u ditempelkan langsung di pohon.

Anggrek epifit. Batang : membentuk umbi semu yang membulat agak pipih (bulat telur), hijau cerah, panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm, tumbuh pada dan dihubungkan oleh akar rimpang yang bercabang; jarak ± 3 cm. Daun : tunggal, membundar telur, panjang ± 12-15 cm, lebar ± 3 -4 cm, kaku dan keras. Perbungaan : tumbuh dari pangkal umbi semu; dari buku akar rimpang, menjurai, panjang mencapai ± 10 cm. Umumnya berbunga sepanjang tahun. Bunga berbau harum, masa mekar bunga 10 hari. Bunga : bergaris tengah ± 7,5 cm, kelopak lebih kecil dari mahkota, panjang ± 6,5 cm, lebar ± 4,5 cm, kuning pucat, bergaris ungu atau merah, kelopak atas berbentuk tumbak runcing, tegak, kelopak bawahnya berbentuk sabit, melengkung kebawah dan berwarna merah pada bagian luarnya. Mahkota dorsal berbentuk menyempit; bagian lateral lebih pendek dan lebar; mahkota lebih menyempit. Bibir : menyempit ke ujung dari pangkal yang lebar, panjang ± 1 cm, putih kecoklatan dengan sedikit warna kuning dan merah, bintik-bintik ungu, bagian bawah berbintik merah-jingga, menjurai dan mudah bergoyang.

Bulbophyllum brienianum

Bulbophyllum brienianum

Dokumen terkait