• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN III TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERKEMBANGAN INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN III TAHUN 2020"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN III TAHUN 2020

I. Perkembangan Investasi Nasional

Secara nasional, perkembangan realisasi investasi di Indonesia periode Juli – September (Triwulan III) Tahun 2020 yang mencapai Rp 209,0 triliun sehingga realisasi investasi pada Januari – September Tahun 2020 mencapai Rp 611,6 triliun.

Realisasi investasi pada triwulan III 2020 tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,6% (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp 205,7 triliun. Demikian pula nilai investasi Januari - September tahun 2020 mengalami kenaikan 1,7%(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp 601,3 triliun.

Realisasi investasi domestik (PMDN) pada triwulan III tahun 2020 mengalami peningkatan 9,1%(qtq) dibandingkan triwulan II tahun 2020 atau mengalami peningkatan 2,2%(yoy) dibandingkan triwulan III tahun 2019. Realisasi investasi asing (PMA) mengalami peningkatan 8,7% (qtq) dibandingkan triwulan II tahun 2020 atau mengalami peningkatan 1,0% (yoy) dibandingkan triwulan III tahun 2019.

Dengan adanya peningkatan investasi tersebut, investasi asing kembali mendominasi dibandingkan investasi dalam negeri.

Sumber: BKPM (2020)

Gambar 1. Perkembangan Realisasi PMA dan PMDN di Indonesia (Triliun Rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2015 2016 2017 2018 2019 2020

PMDN 42,5 42,9 47,8 46,2 50,4 52,2 55,6 58,1 68,8 61 64,9 67,6 76,4 80,6 84,9 86,9 87,2 95,6 100,7 103 112,7 94,3 102,9 PMA 82,1 92,2 92,5 99,2 96,1 99,4 99,7 101,3 97 109,8 111,7 112 108,9 95,7 89,1 99 107,9 104,9 105 105,3 98 97,6 106,1 TOTAL 124,6 135,1 140,3 145,4 146,5 151,6 155,3 159,4 165,8 170,8 176,6 179,6 185,3 176,3 174 185,9 195,1 200,5 205,7 208,3 210,7 191,9 209

0 50 100 150 200 250

Rp. Triliun

(2)

Jika ditinjau dari proporsinya, pada triwulan III tahun 2020 realisasi nilai investasi PMDN sebesar Rp 102,9 triliun sebagian besar terserap pada sektor Konstruksi (22,3%), Transportasi, gudang dan telekomunikasi (17,2%), Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (12,2%), Listrik Gas dan air (11,0%), Industri Kimia dan Farmasi (7,3%), dan lainnya (30,0%). Kemudian dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA), Secara sektoral, PMA didominasi oleh sektor industri logam dasar, barang dari logam, bukan mesin dan peralatan (21,6%), diikuti Transportasi, gudang dan telekomunikasi (13,5%), listrik, gas dan air (12,2%), perumahan, kawasan industri dan perkantoran (8,1%), industri Kimia dan Farmasi (8,1%) dan lainnya (36,5%).

Dalam konteks sebaran wilayah, realisasi investasi triwulan III tahun 2020 masih terpusat di Pulau Jawa. Realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp. 110,4 triliun meningkat 17,9%(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp. 93,6triliun. Sedangkan jika dilihat dari periode Januari – September tahun 2020 realisasi investasi di luar Jawa meningkat 12,2%(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Realisasi berdasarkan lokasi pada triwulan III tahun 2020 didominasi oleh Jawa Barat Rp 28,4 triliun (13,6%), DKI Jakarta Rp. 22,3 triliun (10,7%), Banten 21,5 triliun (10,3%) Jawa Timur sebesar Rp 15,5 triliun (7,4%) dan Riau Rp 13,0 triliun (6,2%).

Jika dilihat perbandingan antara PMA dan PMDN, pada triwulan III tahun 2020 tren investasi PMA di Pulau Jawa masih mendominasi. Investasi PMA di pulau Jawa pada triwulan III tahun 2020 sebesar 50,24% dari total investasi, Sumatera 14,65%, Kalimantan 5,45%, dan Sulawesi 12,41%.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 2. Sebaran Investasi PMA Triwulan III tahun 2020 (Juta USD)

(3)

Sedikit berbeda dengan tingkat konsentrasi investasi PMA, tingkat konsentrasi investasi PMDN dari tahun ke tahun terlihat memang masih didominasi di Pulau Jawa, namun pulau Sumatera juga menjadi salah satu tujuan investasi PMDN terbesar kedua (Gambar 3). Angka menunjukkan bahwa, pada triwulan III tahun 2020 persentase jumlah investasi PMDN di Pulau Jawa masih mencapai 44,03% namun turun dibandingkan triwulan II tahun 2020 sebesar 53,94% dari total realisasi.

Meskipun demikian persebaran tetap terjadi di luar pulau Jawa. Dibandingkan dengan triwulan II tahun 2020, terjadi peningkatan realisasi investasi PMDN di pulau Sumatera, Kalimantan, Maluku, Bali, NTT dan NTB.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 3. Sebaran Investasi PMDN Triwulan III tahun 2020 (Rp Miliyar)

Dari sisi negara asal 5 investor terbesar, Singapura masih merupakan Investor terbesar pada triwulan III tahun 2020 yaitu mencapai US$ 2,4 Miliyar, meningkat 25,0% (qtq) dibandingkan triwulan II tahun 2020. Selanjutnya Tiongkok mencapai US$ 1.1 Miliyar, dan Jepang mencapai US$ 0,9 Miliyar. Pada periode Januari- September 2020, Singapura tetap menjadi investor terbesar pada tahun 2020 dengan investasi mencapai US$ 7,2 Miliyar (34,4%), disusul oleh Tiongkok sebesar US$ 3,5 Miliyar (16,7%) dan Hongkong sebesar US$ 2,5 Miliyar (12,0%).

(4)

Jika dilihat dari perkembangan penyerapan tenaga kerja Indonesia, pada triwulan III tahun 2020, jumlah tenaga kerja yang terserap dari realisasi investasi sebesar 295.387 atau naik 38,95% dibandingkan periode yang sama tahun 2019, namun jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 12,27%(qtq).

Sumber: BKPM (2020)

Gambar 4. Perkembangan penyerapan tenaga kerja (orang)

II. Perkembangan Investasi Industri Pengolahan Semester III tahun 2020

Realisasi investasi Industri Pengolahan pada triwulan III 2020 mencapai Rp. 72,32 triliun yang memberikan kontribusi sebesar 34,6% terhadap total realisasi investasi nasional yang tercatat senilai Rp. 209,6 triliun. Nilai investasi Industri Pengolahan triwulan III 2020 ini mengalami peningkatan 10,3% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (qtq), sedangkan secara tahunan (yoy) mengalami peningkatan yang cukup tajam yakni 69,3%. Peningkatan secara tahunan ini terjadi baik untuk investasi PMDN (naik 34,3%) dengan realisasi mencapai Rp. 19,52 triliun, maupun PMA (naik 95,1%) dengan realisasi sebesar US$ 3,67 miliar.

Seperti pada triwulan sebelumnya, Industri Logam Dasar masih menjadi penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi industri pengolahan pada triwulan III 2020 sebesar 33,2%, senilai Rp. 24,3 triliun, yang utamanya disumbangkan oleh investasi PMA mencapai Rp. 23,10 triliun, dengan investasi terbesar berasal dari Tiongkok sebesar Rp. 8,85 triliun. Kemudian disusul Industri Kimia dan Barang dari Bahan Kimia Rp. 10,71 triliun, Industri Makanan Rp. 10,40

(5)

triliun; Industri Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi Rp. 4,64 triliun;

serta Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Rp. 2,58 triliun.

Jika ditinjau berdasarkan asal negara, investasi terbesar industri pengolahan pada triwulan III 2020 berasal dari Singapura mencapai US$ 1,07 miliar yang meningkat sebesar 110,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 (yoy), yang menanamkan investasi terbesar pada Industri Logam Dasar, Industri Makanan, serta Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia. Selanjutnya investasi yang berasal dari Tiongkok sebesar US$ 670,13 juta (naik 41,5%), Hongkong sebesar US$

474,07 juta (naik 262,4%), Jepang sebesar US$ 441,39 juta (naik 110,7%), seta Korea Selatan sebesar US$ 293,58 juta (naik 280,3%). Dengan kontribusi kelima negara tersebut mencapai 80,5% terhadap total investasi industri pengolahan pada triwulan III 2020.

Sedangkan berdasarkan lokasi tujuan investasi pada triwulan III 2020, Jawa Barat memiliki kontribusi terbesar terhadap nilai investasi industri pengolahan mencapai 14,1% dengan nilai investasi sebesar Rp. 10,20 triliun, dengan investasi terbesar pada sektor Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer; Industri Pengolahan Lainnya; serta Industri Bahan Kimia dan Barang ari Bahan Kimia.

Kemudian selanjutnya Kepulauan Riau sebesar 13,8% (Rp. 9,97 triliun), Maluku Utara sebesar 12,6% (Rp. 9,09 triliun), Jawa Timur sebesar 11,6% (Rp. 8,37 triliun), dan Banten sebesar 8,1% (Rp. 5,85 triliun). Peningkatan investasi industri pengolahan pada triwulan III 2020 secara tahunan (yoy) terjadi baik di Pulau Jawa maupun di Luar Pulau Jawa. Di Pulau Jawa, investasi meningkat sebesar 88,2%, sedangkan di Luar Pulau Jawa terjadi peningkatan yang mencapai 59,2% terutama di Provinsi Kepulauan Riau, Maluku Utara dan Riau.

Sementara itu, jika ditinjau secara kumulatif selama Januari-September 2020, nilai investasi industri pengolahan mencapai Rp. 201,87 triliun, meningkat sebesar 37,0%

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (c to c) yang berkontribusi sebesar 33,0% terhadap total investasi nasional. Peningkatan terjadi baik untuk investasi PMDN (naik 18,0%) dengan realisasi mencapai Rp. 62,32 triliun, maupun PMA (naik 53,9%) dengan realisasi sebesar US$ 9,69 miliar.

Peningkatan nilai investasi terbesar selama Januari-September 2020 terjadi pada Industri Logam Dasar sebesar Rp. 33,26 triliun (naik 95,5%); kemudian Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia sebesar Rp. 10,06 triliun (naik 65,5%);

Industri Produk Dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak Bumi sebesar Rp. 4,88 triliun (naik 228,6%); Industri Mesin dan Perlengkapan Rp. 2,88 triliun (naik 211,9%); serta

(6)

Industri Barang Galian Bukan Logam sebesar Rp. 1,78 triliun (naik 25,9%).

Sedangkan dilihat berdasarkan negara, peningkatan investasi PMA terbesar selama Januari-September 2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya berasal dari Singapura naik US$ 359,80 juta, kemudian Korea Selatan US$ 118,19 juta, dan Tiongkok US$ 80,31 juta.

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Realisasi PMA dan PMDN di Indonesia (Triliun Rupiah)
Gambar 2. Sebaran Investasi PMA Triwulan III tahun 2020 (Juta USD)
Gambar 3. Sebaran Investasi PMDN Triwulan III tahun 2020 (Rp Miliyar)
Gambar 4. Perkembangan penyerapan tenaga kerja (orang)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memadukan dan mengolah antara Fungsi Otak Kanan dan Fungsi Otak Kiri melalui metode dari Flash Memory, maka anda akan terbantu untuk meningatkan Daya Ingat dan

Khiyâr asy-Syarth adalah hak pilih akibat persyaratan yang diminta oleh salah satu dari dua pihak yang bertransaksi. Bisa juga diminta masing-masing pihak untuk dirinya sendiri

RRT menyumbang defisit neraca perdagangan industri pengolahan non migas terbesar pada Maret 2021 mencapai US$ 987,35 Juta, sedangkan Amerika Serikat masih menjadi

Jika dirinci, 3 (tiga) jenis industri pengolahan non migas dengan nilai impor terbesar dari Afrika Selatan pada bulan Mei 2021 adalah: (1) Industri Logam Dasar;

Kontribusi ekspor industri pengolahan non migas ke RRT pada Maret 2021 masih merupakan yang terbesar (19,7%) dibandingkan total ekspor industri pengolahan non

Jika dirinci, 3 (tiga) jenis industri pengolahan non migas dengan nilai impor terbesar dari Swedia pada bulan September 2021 adalah: (1) Industri Mesin

Pada suatu proses sedang mengakses suatu resource, proses tsb dapat meminta ijin untuk mengakses resource lain yang dipakai oleh proses lain.. Circular

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota