• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF RAGAM HIAS BATIK PADA RUANG PUBLIK KOTA JAYAPURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MOTIF RAGAM HIAS BATIK PADA RUANG PUBLIK KOTA JAYAPURA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIF RAGAM HIAS BATIK PADA RUANG PUBLIK KOTA JAYAPURA

Oleh :

Victor Marthen Iriano Mambraku

ABSTRAK

Research with ”variety of batik decorative on public space in Jayapura” title, explain about variety of decorative expressed on papua’s batik which is includes one of national batik. how does development right now? Is there any custom difference because of science and high technology this day?

According research result, the fact Papuan never had tradition of batik making in the past. First time batik been introduce by Irian Jaya Joint Development Foundation (IJJDF) there were collaborated with Papuan to learn batik. with technology growth and fast development of national batik industry put batik in Papuan on level that must be assure, so other people will significance about decorative variety of batik papua but must diffrenciate by culture region in papua (emic concept and etic concept). So there will be harmony mixture between batik and local culture element according now condition.

Riset Desain dengan judul Motif Ragam Hias Batik Pada Ruang Publik Kota Jayapura ini membahas tentang motif ragam hias yang diekspresikan pada Batik Papua yang merupakan bagian dari batik nusantara. Bagaimana perkembangannya pada masa kini, apakah mengalami perbedaan secara adat karena perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ataukah tetap berjalan seperti dahulu (mulai terbentuknya).

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tradisi membatik tidak pernah ada dalam kebudayaan Orang Papua pada masa lampau, batik pertama kali diperkenalkan oleh IJDF (Irian jaya Joint Development Foundation) yang berkolaborasi dengan penduduk asli Papua dan memperkenalkan batik. Kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan industri batik nusantara menempatkan batik di

(2)

Papua pada posisi yang harus di pertegas sehingga orang di luar Papua tidak salah memaknai motif ragam hias yang ada pada batik di Papua tetapi harus dibedakan berdasarkan wilayah budaya yang ada di Papua (konsep emik dan konsep etik).

Sehingga terjadi bauran yang harmoni antara batik dan unsur-unsur budaya yang jelas dan sesuai dengan kondisi saat ini.

Keyword: Motif, Batik, Papua

(3)

1 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku A. PENDAHULUAN

Papua merupakan Propinsi yang terletak di wilayah paling timur negara Republik Indonesia dan merupakan daerah dengan keadaan topografi bervariasi mulai dari dataran rendah berawa sampai dataran tinggi yang dipadati dengan hutan hujan tropis, padang rumput dan lembah dengan alang- alangnya. Terdapat 257 suku atau kelompok etnik dengan budaya dan adat istiadat yang berbeda. Dengan mengacu pada keberagaman suku serta adat istiadat di Papua maka sacara garis besar penduduk Papua di bedakan menjadi 7 kelompok wilayah adat yaitu: Wilayah Adat Mamta, Wilayah Adat Saereri, Wilayah Adat Bomberai, Wilayah Adat Domberai, Wilayah Adat Ha-Anim, Wilayah Adat La-Pago, Wilayah Adat Me-Pago.

Gb.1 Peta Wilayah Adat di Papua (Sumber: Victor, 2014)

1. Deskripsi Objek Amatan

Kota Jayapura memiliki sejarah yang panjang bagaimana terbentuknya wilayah hutan belantara pada era- nya hingga menjadi ibukota propinsi saat ini, hal ini dapat kita temui dalam berbagai literatur yang bersebaran di internet maupun buku- buku yang banyak mengulas tentang latar belakang kota ini. Jayapura adalah ibukota propinsi – Papua, yang terletak di bagian timur Indonesia, secara geografis Kota jayapura terbagi dalam 5 wilayah, yang kemudian terbagi lagi menjadi 25 kelurahan

(4)

2 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku dan 14 kampung, Luas Kota Jayapura adalah 940 Km2 atau 940.000 Ha, terletak pada 1°28”17,26”LS - 3°58’082”LS dan 137°34’10,6”BT - 141°0’8’22”BT.

Gb.2 Peta Administratif Kota Jayapura.

(Sumber: http://skylinealee.blogspot.com/2011/08/skyline-jayapura.html), 31 Maret 2014.

Ruang publik (public space) adalah ruang sosial yang umumnya terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, misalnya jalan, alaun-alun, taman kota, pantai, gedung pertokoan, gedung pendidikan, gedung pemerintahan yang terbuka untuk umum, dan perpustakaan umum.

Menurut Ensiklopedi Bebas wikipedi1, public space atau sebuah ruang publik adalah ruang sosial yang umumnya terbuka dan dapat diakses oleh orang-orang. Jalan (termasuk trotoar), alun-alun publik, taman dan pantai biasanya dianggap ruang publik. Gedung-gedung pemerintah yang terbuka untuk umum, seperti perpustakaan umum adalah ruang publik. Meskipun tidak dianggap ruang publik, bangunan milik pribadi atau properti terlihat dari trotoar dan jalan umum dapat mempengaruhi lanskap visual yang umum, misalnya, oleh iklan luar ruangan. Baru-baru ini, konsep ruang bersama telah maju untuk meningkatkan pengalaman pejalan kaki di ruang

1 http://en.wikipedia.org/wiki/Public_space, diakses 11 Maret 2014, Jam 00.05 Wib

(5)

3 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku Gb.3 Beberapa Ruang Publik di Kota Jayapura. (Sumber: Victor, 2014)

publik bersama-sama digunakan oleh mobil dan kendaraan lainnya. Ruang publik juga telah menjadi semacam batu ujian bagi teori kritis dalam kaitannya dengan filsafat, (perkotaan) geografi, seni visual, studi budaya, ilmu sosial dan desain perkotaan. Sebut saja ruang publik seputaran Taman Imbi, Universitas Cendrawasih, Saga Mal, Mal Jayapura, Bandara Sentani. Didalam setiap ruang publik ini dapat ditemukan elemen budaya2 yang menjadi ciri khas kebudayaan Indonesia seperti penggunaan batik profan dengan ciri khas Papua dengan ragam hias dan corak yang menarik.

2 Elemen budaya yang merupakan kebudayaan universal secara mendalam, baca: Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Rineka Cipta, 1989, / 391 pages).

(6)

4 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku 2. Defenisi Objek Amatan

Eko Purnomo, dkk (2013) dalam wikipedi mengemukkan bahwa: Ragam Hias3 adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi. Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog. Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.

Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia, serta Barat.

Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk-bentuk flora, fauna, figuratif, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.

1. Ragam Hias Flora

Ragam Hias Flora atau tumbuhan sebagai objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora mudah dijumpai pada barang-barang seni seperti batik, ukiran, dan tenunan.

3 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ragam_hias&section=2, diakses 13 Maret 2014.

(7)

5 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku 2. Ragam Hias Fauna

Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya.

Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.

Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan. Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, anyaman, dan tenun.

Gb.4. Stilasi Ragam Hias Flora Pada Kertas (Sumber: Victor, 2007)

(8)

6 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku 3. Ragam Hias Geometris

Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk- bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.

Gb.5. Stilasi Ragam Hias Fauna Pada Kertas (Sumber: Victor, 2007)

(9)

7 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku 4. Ragam Hias Figuratif

Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.

Gb.5 Stilasi Ragam Hias Figuratif pada media kertas (Sumber: Victor, 2007) Gb.6 Stilasi Ragam Hias Geometris

(Sumber: http://dpi476diana.files.wordpress.com/2011/11/tumpal1_small.jpg (july 21-2014))

(10)

8 19062-Riset Desain| Desain Produk-FTPD|UMB| Victor M I Mambraku Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang-ulang.

Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola ragam hias yang teratur, terukur, dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur.

Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan mengubah susunan pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan (Eko Purnomo, dkk 2013.

''Seni Budaya''. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia).

Batik di Papua dalam perjalanannya tidak dapat berdiri secara terpisah, meski dengan motif corak ragam hias yang menjadi pembeda, sebab di dalam batik di Papua terdapat unsur moderenisasi dan proses bagaimana indonesia memperkenalkan Batik Papua4 mulai dari tahun 1984 sampai pada puncak popularitas Batik Papua dimulai periode 2 oktober 2009 ketika UNESCO mendeklarasikan batik nusantara sebagai salah satu warisan budaya dunia milik indonesia. Batik Papua terus berkembang dan sejajar dengan batik-batik lainnya. Sejarah Batik Papua juga merupakan sejarah batik indonesia, seperti yang dikatakan dalam website: http://kainbatik.co.id, Sejarah Batik Nusantara.

Batik sebagai kata benda merupakan hasil penggambaran corak ragam hias di atas kain dengan menggunakan canting sebagai alat gambar dan malam sebagai zat perintang. Di dalam pengertian tradisi yang ketat, membatik adalah keseluruhan proses dari pembuatan pola, penentuan tujuan, pemilihan Ragam Hias, pemalaman dengan canting tulis, penggunaan zat pewarna alam, sampai pelorodan. Jadi secara umum teknis batik identik dengan celup rintang dengan menyertakan zat pewarna,

4 Batik Papua yang dimaksud adalah batik yang di produksi secara massal untuk kebutuhan komersial (sehingga banyak dijumpai di ruang publik). Motif ragam hias yang ada dalam batik tersebut hanya bersifat motif-motif umum, di datangkan dari luar Papua. Sampai pada penulisan karya ilmiah ini batik yang merupakan hasil karya seniman asli papua masih terfokus pada batik port-numbay dan batik phukaw-fa atau batik pada wilayah adat mamta lainnya, namun terdapat dua wilayah adat yang sedang berusaha mengembangkan batik khas wilayah kebudayaan mereka yaitu batik kaimana masuk dalam wilayah adat Domberai dan Batik Raja-ampat masuk dalam wilayah adat Bomberai.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut. Mengetahui perbedaan yang signifikan kemampuan membaca pemahaman cerpen antara peserta didik yang mendapat

Namun pada PM 24 Tahun 2015, mengenai Standar Keselamatan Perkeretaapian, Pasal 45, disebutkan bahwa untuk ketentuan pengamanan dan keselamatan harus disediakan

Berdasarkan latar belakang di atas dan penelitian yang pernah dilakukan maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai ZNT di Kota Surabaya dengan

Similarly, the concept of the symbolic use of knowledge tends towards the dominance of political rationality as it assumes the relevant politico- administrative actors tap and

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu Pada model jaringan pertama , flow control Stall / Go , Ack / Nack dan DyML tidak menyebabkan jaringan

Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam persediaan akan mempunyai efek yang menekan keuntungan perusahaan karena kekurangan bahan baku,

Bahasa Indonesia yang memiliki peranan dalam perkembangan ekonomi, yaitu sebagai alat untuk membantu kelancaran komunikasi dalam bidang ekonomi dan membantu cara berfikir yang