• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KIMIA SEDIMEN AKTIF SUNGAI CITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KIMIA SEDIMEN AKTIF SUNGAI CITA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KIMIA SEDIMEN AKTIF SUNGAI CITARUM DAN SEKITARNYA

Oleh: Kurnia, dan Ronaldo Irzon Pusat Survei Geologi-Badan Geologi

Abstrak

Sedimen aktif di ambil dengan metoda BLEG dan fraksi -80 mesh dikeringkan, digerus, selanjutnya dilarutkan dengan campuran asam dan dianalisis dengan AAS. Analisis Ag, Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Cr menggunakan AAS-flame; Cd dengan AAS-Grafit; dan As, Se dengan AAS-VGA. AAS-grafit digunakan pada analisa Au setelah conto dilarutkan dengan air raja dan diekstrak dengan MIBK. Analisis Merkuri dengan AAS-VGA setelah conto dilarutkan dengan air raja. Hasil analisis dikontrol dengan Standar Batuan (CRM), spike standar dan conto duplikat. Hasil analisis memperlihatkan sebaran kadar unsur-unsur tersebut di lokasi penelitian relatif rata meskipun terlihat terdapat perbedaan jenis sedimen serta kandungan bahan organik, kecuali beberapa unsur di lokasi yang dijumpai mineral pirit dan kuarsa ada beberapa unsur yang terindikasi tinggi. Unsur tersebut adalah Au, Ag, Pb, Zn, Hg, As dan Cd di aliran anak sungai dari Kp.Bojonglaja-Soreang terus sampai bermuara ke Sungai Ciwidey. Unsur Cr indikasi sedikit tinggi di S. Ciwidey, S. Citarik sebelah hulu, S. Cidurian dan Citarum pada bagian hilir muara S. Ciwidey. Unsur Ni indikasi sedikit tinggi di hulu Sungai Citarik, Cidurian dekat Bojongsoang, S. Ciwidey dekat muara Citarum. Terdapat korelasi yang kuat ditemukannya mineral pirit, kuarsa, dan lempung pada sedimen dengan tingginya kandungan Au, Ag, Pb, Zn, Hg, As dan Cd yang bisa lebih dari 10 x lebih besar dibandingkan kadar rata-rata. Sedangkan korelasi kandungan unsur–unsur yang dianalisis dengan adanya zat organik dari limbah rumah tangga, pertanian dan industri tidak terlalu besar, terdapat kecenderungan menaikkan kandungan logam tertentu tetapi tidak melebihi dua kali dari kadar rata-rata.

PENDAHULUAN

Kandungan unsur-unsur dalam sedimen aktif sungai sangat berkaitan dengan kandungan unsur-unsur tersebut di daerah yang dilalui oleh aliran sungai baik secara alamiah dari mineral yang terkandung dalam batuan / soil ataupun berkaitan dengan adanya aktifitas manusia yang menghasilkan buangan unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur-unsur dalam batuan atau soil dapat berinteraksi dengan udara dan air sehingga beberapa unsur larut dalam air dan merembes ke dalam perairan, dan sebaliknya unsur dalam air dapat mengendap lagi apabila keadaan potensial dan pH air berubah. Kandungan unsur dalam sedimen aktif merupakan gabungan dari kadar unsur dalam mineral yang ada dalam sedimen dan hasil keseimbangan unsur tersebut antara fasa air dan koloid.

Satuan batuan yang dilalui aliran anak sungai dan sungai Citarum yang sangat mempengaruhi jenis mineral / fragmen batuan yang terkandung dalam endapan sungai memenurut Silitonga Dkk. adalah Endapan Danau (Ql), Batuan Terobosan Andesit (a) dan Dasit (d), batuan hasil kegiatan gunung api terdiri dari Breksi Tufan, Lava, Batu Pasir dan Konglomerat (Pb), dan Tuf Batuapung (Qyt) terdiri dari pasir tufan, lapili, bom-bom, lava berongga dan kepingan-kepingan andesit-basal padat yang bersudut dengan banyak bongkahan dan pecahan batu apung.

(2)

dilalui oleh aliran anak Sungai Citarum di sebelah selatan Majalaya, Banjaran dan Soreang. Tuf Batuapung (Qyt) dilalui oleh aliran anak sungai dari sebelah utara aliran Citarum.

Aktifitas manusia yang erat kaitannya dengan komposisi kimia sedimen aktif sungai antara lain buangan rumah tangga, industri, dan pertanian. Buangan rumah tangga yang besar terutama yang dari daerah perkotaan yang dilalui oleh S. Cikapundung dan S. Cidurian. Kegiatan industri yang berada di daerah sekitar Cicalengka dilalui oleh S. Citarik, Gedebage oleh S. Cikeruh, Muhamad Toha oleh S. Cidurian.

Kandungan unsur-unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Co, Cr, Hg, As, Se dan Cd dalam sedimen aktif sungai dapat digunakan untuk keperluan eksplorasi maupun untuk studi lingkungan. Pengambilan conto pada kegiatan ini tidak terlalu sistimatik karena awalnya hanya ditujukan untuk pengambilan conto yang akan dibuat Standar Batuan (CRM) lokal di laboratorium kami, tetapi conto cukup banyak dan dapat mewakili beberapa area yang terlewati oleh aliran sungai. Metode pengambilan sedimen sungai menggunakan metode BLEG (Bulk Liquid Ekstractable Gold).

Analisis Au menggunakan metode ekstraksi, conto dilarutkan dengan aquaregia ditambahkan garam Sorenson dan diekstrak dengan MIBK, selanjutnya diukur dengan AAS-grafit. Merkuri diukur dengan metode AAS-VGA setelah conto di dekstruksi dengan air raja, menggunakan reduktor larutan SnCl2.

Analisis Ag, Cu, Pb, Zn, Co, Ni, Co, Cr menggunakan metode AAS-flame dengan bahan bakar asetilen dan oksidator udara, setelah conto dilarutkan dengan campuran asam HF, HClO4, HNO3 dan HCl. Analisis

Cd menggunakan metode AAS-Grafit dari proses pelarutan yang sama. Analisis As dan Se menggunakan metode AAS-VGA menggunakan reduktor Sodium Borohidrid,

menggunakan hasil pelarutan yang sama dengan di atas.

Dalam mengontrol keabsahan hasil analisis digunakan SRM Gold ore MA-1b untuk Au, sedangkan spike untuk Ag, Cu, Pb, Zn, Ni, Co, Cr, As, Se dan Hg. Lebih jauh, untuk melihat variasi dalam pengulangan analisis dilakukan analisis duplo pada conto tertentu (jumlahnya 10 % jumlah conto).

METODE

Pengambilan Conto

Pengambilan conto dalam kegiatan ini tidak sistimatik sesuai dengan cara yang digunakan untuk keperluan eksplorasi Geokimia maupun untuk studi lingkungan, karena kegiatan ini awalnya ditujukan untuk pengambilan conto yang akan dipakai sebagai standar batuan (CRM) yang digunakan lokal di laboratorium. Pengambilan dilakukan dengan kerapatan sekitar 5 km pada aliran sungai Citarum dan di beberapa anak sungainya hanya beberapa titik yang berdekatan dengan muara ke S. Citarum. Pengambilan sedimen sungai di lakukan dengan metode BLEG (Bulk Liquid Ekstractable Gold) yaitu dengan penyaringan secara basah menggunakan saringan nilon ukuran 80 mesh, fraksi yang lolos ditampung dalam wadah dan untuk mempercepat pengendapan ditambahkan koagulan bisa tawas/PAC (poli alumunium klorida). Sedimen diambil pada sisi sungai yang arusnya lemah sehingga cukup keterdapatannya, atau dibalik dan di bawah batuan float. Supaya mewakili pengambilan conto di suatu lokasi tidak di satu titik tetapi beberapa titik ( 50 m jarak terjauh) sepanjang aliran sungai kemudian disatukan. Pengambilan sedimen menggunakan sekop bukan logam atau tempurung kelapa.

(3)

penting lagi adalah keadaan sungai apakah sedang surut atau banjir.

Preparasi

Conto sedimen yang lolos ayakan 80 mesh dikeringkan diterik matahari, apabila menggunakan oven jangan melebihi 50 0C,

karena Hg bisa menguap pada suhu tinggi. Setelah kering digerus dengan ball mill sampai halus (sekitar -200 mesh).

Analisis Cu, Pb, Zn, Ni, Co, Ag dan Cr Instrumen yang digunakan pada analisa ini adalah SSA, Variant 120 FS. Asam yang diperlukan adalah HClO4 p.a, HF p.a, HNO3

p.a. Pada tahap awal 0,5 gr conto ditimbang dengan teliti dimasukkan kedalam beker teflon, ditambahkan 5 ml HF, dan 1 ml HClO4 selanjutnya dipanaskan di atas pelat

panas sampai macak-macak. Setelah dingin ditambahkan 1,5 ml HNO3 p dan 7,5 ml HCl parameter alat seperti pada Tabel 1.

Analisis Au

Instrumen yang dipakai tetap sama dengan penambahan asesoris Grafit Furnace. 20 gr conto dimasukkan ke dalam gelas piala 150 mL, tambahkan 40 mL HCl pekat dan 16 mL HNO3 pekat. Campuran dibiarkan selama 4 jam atau lebih baik 1 malam. Campuran lalu diaduk, tutup dengan kaca arloji sebelum dipanaskan di atas pelat panas selama 1¼ jam pada saat mendidih, didinginkan, diencerkan dengan air suling sampai 50 mL dan aduk campuran dengan baik, dibiarkan 1 malam. Pipet aliquot 5 mL ke dalam tabung pengekstrak dan tambahkan sekitar 5 mL larutan garam Sorenson sampai warna kuning hilang dan kocok. Tambahkan 5 mL MIBK bandpass 0,5 nm; dan arus lampu 6 mA Analisis Se

Pengujian Se membutuhkan asessoris VGA. Larutan yang dipakai analisis dapat digunakan dari hasil dekstruksi pada analisis Cu, Pb, Zn dan Ag di atas. Pipet 1 ml larutan hasil dekstrusi conto, encerkan dengan HCl 6-7M dan panaskan 60-70 0C selama 10

menit tanda bataskan sampai 10 ml dan masukkan kedalam botol tempat conto. Masukkan ke dalam botol reductant larutan NaBH4 0,6 % dalam NaOH 0,5 %. Masukkan

ke dalam botol acid larutan HCl 10M. Ketiga larutan di atas yakni conto, acid dan reductan disambungkan dengan kapiler, tutup rapat botol tersebut. Sambungkan pipa kapiler dari outlet uap ke sel yang ditempatkan di atas burner SSA. Panggil program VGA untuk Se dan lakukan optimasi, kalibrasi dan analisis. Analisis As

Asesoris analisa As sama dengan yang dipakai untuk Se. Sebanyak 1 ml larutan hasil dekstruksi conto, encerkan dengan HCl 1 M, tambahkan larutan KI 1% 2 ml, tandabataskan sampai 10 ml biarkan 1 malam. Masukkan ke dalam botol reductant larutan NaBH4 0,6 % dalam NaOH 0,5 %.

Masukkan ke dalam botol asam larutan HCl 5-10 M. Ketiga larutan di atas yakni conto, asam dan reductan disambungkan dengan kapiler yang sesuai dengan lihat, tutup rapat botol tersebut. Panggil program VGA untuk As dan lakukan optimasi, kalibrasi dan analisis.

Analisis Hg

SSA Hitachi khusus dipakai untuk analisa Hg dengan asesoris Merkuri Analizer. Bahan yang butuhkan juga berbeda, yakni : HNO3 p,

HCl p.a., SnCl2, H2SO4 p, Hidroksil amin

HCl p.a dan K2S2O7 p.a. Timbang 0,5 gr

(4)

lalu diencerkan dengan aquades, sambil optimasi SSA untuk analisis Hg. Conto dimasukkan ke dalam reaktor Hg dan ditambahkan 5 ml SnCl2 10% dalam HCl,

sambil dikocok selama 5 menit dan reaktor ditiup udara kering serapan Hg diukur.

Kontrol Hasil Uji

Untuk mengontrol keabsahan dari hasil yang didapat, bersama conto yang diuji dilakukan pengerjaan yang sama seperti conto tetapi diganti dengan standar SRM Gold ore MA-1b.

Standar MA-1b, untuk unsur-unsur Cu,Pb,Zn, Ni,Co,Cr,Ag, dan As nilainya bukan sertifikat, sehingga ditambah lagi dengan metode penentuan % recovery. Penentuan % recovery adalah dengan menambahkan ke dalam conto yang telah ditimbang dalam cawan teflon sejumlah volume tertentu standar Cu,Pb,Zn, Ni,Co,Cr,Ag, dan As 10 ppm kemudian didekstruksi dan dikerjakan sama seperti conto.

Untuk melihat variasi dalam hasil karena pengulangan analisis dilakukan analisis duplo terhadap 3 conto dari 24 conto yang pasiran dijumpai di S. Citarum agak ke hulu, S. Cisangkuy, S. Ciraseah, dan S. Ciwidey yang terdiri dari mineral golongan feldsfar, mineral berat berwarna hitam dan sedikit lempung. Khusus di aliran S. Ciwidey tepatnya di sungai kecil dekat stadion Persib selain mineral di atas terdapat juga pirit, kuarsa, dan lempungnya cukup banyak. Sedimen jenis lempung pasiran kaya zat organik dijumpai di sebagian besar aliran sungai yang diteliti yaitu di S. Citarum dari

Majalaya ke hilir, S. Citarik, S. Cikeruh, S. Cipamokolan dan S. Cidurian. Sedimen jenis lempungan sangat kaya zat organik dijumpai di S. Cikapundung sekitar Dayeuhkolot.

Kontrol Hasil Analisis

Hasil kontrol hasil analisis dengan melihat hasil kadar unsur dalam standar yang dianalisis bersama-sama dengan analisis conto, terlihat pada Tabel 2. Hasil analisis Au memperlihatkan hasil yang cukup dekat dengan nilai yang ada di sertifikat, baik menggunakan standar lokal maupun standar international Mb dikeluarkan Canada. Sedangkan unsur lainnya dalam standar international hanya merupakan informasi tidak disertifikatkan, hasil analisis mempunyai nilai yang dekat dengan nilai tersebut seperti Cu, Pb, Zn, Ag, Co dan Ni. Kontrol analisis menggunakan metode spike memperlihatkan hasil yang cukup baik recovery berkisar 80 s.d. 120 %, kecuali untuk Co terlihat adanya penekanan dari matrik conto dalam sedimen sungai.

Metode lain adalah dengan membandingkan hasil analisis dengan metode XRF,dan ICP data yang terkumpul masih sedikit terlihat beberapa unsur tertentu ada kesamaan dan sebagian lagi berbeda, untuk menyimpulkan masih memerlukan hasil dari Laboratorium berbeda atau hasil dari metode NAA.

Variasi hasil dari pengulangan analisis secara duplo terhadap 3 conto memperlihatkan variasi yang tidak terlalu besar (< 10%).

Hasil Analisis Kimia dan Peta Sebaran Unsur dalam Sedimen Aktif S. Citarum dan Sekitarnya

Au

(5)

terlihat kebanyakan sedimen konsentrasinya antara 3 s.d. 20 ppb yang dapat dianggap sebagai kadar Au dalam sedimen aktif sungai yang mineralisasinya kecil dan tidak ada pembuangan limbah yang mengandung Au. Kadar yang agak besar antara 21 s.d. 40 ppb dijumpai di S.Citarik agak hulu, S. Cidurian sekitar Bojongsoang, S. Citarum sekitar Baleendah dan S. Cikapundung sekitar Dayeuhkolot, mungkin berkaitan dengan industri rumah tangga. Sedangkan hasil yang tinggi di sungai kecil di Kampung Bojonglaja, 1900 ppb dan terus sampai bermuara dengan sungai Ciwidey konsentrasi Au masih 129 ppb sedangkan setelah bermuara ke sungai Citarum kandungan Au hanya sedikit diatas rata-rata yaitu 21 ppb erat hubungannya dengan ditemukannya mineral pirit halus dan kuarsa pada sedimen sungai. Batuan yang tersingkap di sekitar aliran sungai ini adalah tuf berkomposisi dasitik ada yang terindikasikan mineralisasi dengan adanya rekahan yang diisi mineral berwarna coklat kehitaman. Mineral pirit, kuarsa dan lempung cukup banyak dalam sedimen sungai tidak sebanding dengan mineralisasi yang ada pada batuan jadi diperkirakan berasal dari buangan pengolahan bijih emas.

Ag

Hasil analisis Ag dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 1,7 ppm dan terbesar 9,4 ppm. Peta sebaran unsur ini hampir sama dengan sebaran Au, kebanyakan berkisar antara 1,7 s.d. 2,8 ppm kecuali di aliran sungai kecil di Kampung Bojonglaja, 9,4 ppm dan terus sampai bermuara dengan Sungai Ciwidey. Meskipun telah terencerkan konsentrasi Ag masih 4,9 ppm sedangkan setelah bermuara ke sungai Citarum kandungan Ag hanya rata-rata bagian atas yaitu 2,6 ppm. Terlihat hubungan yang erat antara sebaran Au dengan Ag, diperkirakan anomali berasal dari sumber yang sama dari mineral yang asosiasinya dengan Au dan Ag.

Cu

Hasil analisis Cu dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 33 ppm dan terbesar 104 ppm. Pada peta sebaran Cu di sepanjang aliran S. Citarum dan sekitarnya terlihat relatif rata antara 30 s.d. 50 ppm ini dapat dianggap nilai rata-rata, yang agak tinggi antara 50-60 ppm terdapat di aliran S. Cisangkuy dan S. Cikapundung bagian hulu diperkirakan alamiah berasal dari alam karena dari pengamatan lapangan sedimen sungai relatif tidak banyak zat organiknya dari buangan dan sungai cukup bersih. Sedangkan yang di S. Citarik, Cikeruh, Cipamokolon, Cikapundung dan Citarum dekat Baleendah diperkirakan berkaitan dengan kegiatan industri dan rumah tangga, berdasarkan pengamatan di lapangan sedimen banyak zat organiknya yang berasal dari buangan. Tingginya kadar Cu di aliran sungai kecil di sungai yang sama dengan anomali Au dan Ag di Kampung Bojonglaja, 104 ppm, tentunya berhubungan dengan sumber yang sama.

Zn

(6)

Co

Hasil analisis Co dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 8 ppm dan terbesar 20 ppm. Hasil analisis setiap conto relatif rata antara 8 s.d. 20 ppm.

Li

Hasil analisis Li dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 2,5 ppm dan terbesar 4,7 ppm. Hasil analisis setiap conto relatif rata antara 2,5 s.d. 4 ppm, di lokasi S. kecil di Kampung Laja sedikit diatas rata-lokasi yang sedikit diatas rata-rata yaitu di S. Ciwidey dekat ke muara Citarum, S. Cidurian dan Citarum setelah muara Cidurian di daerah Bojongsoang, dan S. Citarik agak ke hulu.Agak tingginya kadar Ni dalam sedimen diperkirakan ada kaitannya dengan kandungan zat organik dari limbah industri dan rumah tangga dalam sedimen.

Pb

Hasil analisis Pb dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 0 ppm dan terbesar 943 ppm. Hasil analisis setiap conto relatif rata antara 0 s.d. 40 ppm kecuali di aliran sungai kecil di Kampung Bojonglaja, 943 ppm, dan di muara Sungai Citarik sedikit diatas rata-rata. Anomali Pb di Kampung Bojonglaja berkaitan dengan anomali Au dan unsur-unsur lainnya sedangkan di S. Citarik mungkin disebabkan adanya zat organik dari limbah.

Hg

Hasil analisis Hg dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 100 ppb dan terbesar 30.000 ppb. Hasil analisis setiap

conto relatif rata antara 100 s.d. 200 ppb kecuali di aliran sungai kecil di Kampung Bojonglaja, 30.000 ppb dan setelah bermuara ke S. Ciwidey yang besar kadar Hg masih tinggi ,745 ppb bahkan sampai bermuara ke Citarum masih terdeteksi kadar Hg di atas rata-rata, 350 ppb. Di Sungai Cikapundung sekitar Dayeuhkolot kandungan Hg sedikit di atas rata-rata, 428 ppb, di lapangan memperlihatkan sedimen sangat didominasi lempung kaya zat organik berwarna hitam dan berbau mungkin berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Di Sungai Cikapundung agak ke hulu di wilayah desa Cikawao kandungan Hg sedikit tinggi, 405 ppb, di lapangan memperlihatkan sungai bersih dan sedimen sungai berupa pasiran yang tidak banyak bahan organik, kemungkinan merkuri berasal dari alam misalnya berkaitan dengan air panas atau sungai melewati daerah hidrotermal. Di tempat yang air sungainya kotor dan sedimennya banyak bahan organik seperti di S. Cidurian sekitar Bojongsoang, S. Citarum sekitar Baleendah, S. Cikeruh, Citarik dan Cipamokolan kadar merkuri masih dalam range rata-rata.

Cd

(7)

dan terlihat limbah kadar Cd hanya sedikit agak tinggi.

As

Hasil analisis As dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 0,178 ppm dan terbesar 79,930 ppm. Hasil analisis setiap conto relatif rata antara 0.178 s.d. 1,00 ppm kecuali di aliran sungai kecil di Kampung Bojonglaja, 79,93 ppm dan setelah bermuara ke S. Ciwidey yang besar kadar As masih tinggi, 1,923 ppm tetapi setelah bermuara ke Citarum konsentrasinya tidak tinggi lagi dekat dengan kadar Cd rata-rata. Yang menarik adalah di sebelah hulu bermuaranya sungai kecil dengan S. Ciwidey terdeteksi kadar As tinggi 3,623, berarti ada sumber As lain selain sungai kecil dari Kampung Bojonglaja, di lapangan keadaan sungai cukup bersih dan tidak banyak limbah organiknya. Sedangkan kadar As di sungai yang terlihat kotor dan banyak zat organiknya dari limbah tidak terlalu terlihat perbedaannya dengan rata-rata.

Se

Hasil analisis Se dalam sedimen aktif aliran sungai Citarum dan sekitarnya di kelompokkan. Kadar terkecil 0,114 ppm dan terbesar 0,274 ppm. Hasil analisis setiap conto relatif rata antara 0.1 s.d.0,3 ppm. Beberapa unsur yang memperlihatkan anomali di beberapa lokasi tertentu yang terlihat ada limbahnya tidak memperlihatkan gejala yang sama dalam kandungan Se, hasil relatif rata diseluruh lokasi baik sungai keadaannya bersih atau tercemar.

KESIMPULAN

Sebaran unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Hg, Cd dan As memperlihatkan pola sebaran yang hampir sama, memperlihatkan anomali positip di aliran sungai kecil yang melewati Kampung Bojonglaja, Soreang, terus sampai bermuara ke S.Ciwidey terus sampai bermuara dengan S. Citarum. Sedangkan di

S. Citarum ke sebelah hilirnya anomali sudah tidak terlalu jelas karena pengenceran yang banyak. Di aliran sungai Citarum dan sekitarnya yang lain tidak memperlihatkan variasi yang besar dari kandungan unsur-unsur tersebut.

Kandungan unsur Zn, Pb, Cd, Hg dan Cr pada sedimen yang di lapangan terlihat banyak limbah baik industri maupun rumah tangga seperti di S. Cidurian sekitar Bojongsoang, S. Cikapundung sekitar Dayeuh Kolot, S. Citarum sekitar Baleendah, S. Citarik dan S. Cikeruh memperlihatkan sedikit lebih tinggi tetapi tidak melebihi 2 (dua) kali lipat kadar rata-rata dari sedimen yang bersih / tidak ada mineralisasi.

Hasil analisa juga memperlihatkan bahwa kandungan unsur Se dan Li relatif tidak memperlihatkan variasi yang besar, hampir rata pada semua conto. Kemudian, kandungan Co dalam sedimen sungai kurang bagus hasilnya jika dianalisis dengan AAS, terlihat adanya penekanan signal pada saat dilakukan kualiti kontrol dan hasil uji banding dengan metode XRF maupun ICP. Hasil AAS < XRF < ICP..

DAFTAR PUSTAKA

Arthur W.R., Hawkes R.E, dan Webb J.S., 1979. Geochemistry in Mineral Exploration. Second Edition, Academic Press, London, 1979.

Brady, J.E., 1990. General Chemistry: Principles and Structure, 5th edition, John Wiley & Sons, New York.

Broekoert J.A.C,. 2002. Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas. Wiley VCH, New York.

(8)

freeze-dried plant samples as determined by HG-AAS. Fresenius J. Anal. Chem, 368,702-707.

Reeves R.D. dan Brooks R.R., 1978. Trace element analysis of Geological Materials.

Vol.51, John Wiley & Sons, New York. Seider, W.D., Seader, J.D., dan Lewin, D.R., 2003, Product and Process Design Principles: Synthesis,Analysis and Evaluation, Edisi ke-2, John Wiley & Sons, New York.

Silitonga P.H., 2003. Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Viets J.G., Clark J.R. dan Campbell W.L., 1984. A Rapid partial leach and organic seperation for the sensitive determination of Ag, Bi, Cd, Cu, Mo, Pb, Sb, and Zn in surface geologic material by flame atomic absorption. Jour. Geochem. Exploration, 20, 355-366.

Wesley J., dan Maxwell ., 1981. Rock and Mineral Analysis, 2nd edition, John Wiley &

Sons, New York.

(9)

Tabel 1. Parameter AAS Dalam Analisis Unsur

Parameter AAS Ni Pb Cu Zn Cr Co Cd V Se

Tipe Flame Flame Flame Flame Flame Flame Furnace Furnace Vapor

Panjang gelombang

(nm) 232.0 217.0 324.8 213.9 357.9 240.7 228.8 318.5 196.0

Lebar celah (nm) 0.2 1.0 0.5 1.0 0.2 0.2 0.5 0.2 0.5

Arus (mA) 4.0 8.0 4.0 5.0 7.0 7.0 4.0 20.0 8.0

Bacground On On Of On Off On On Off On

Standar 1 (ppm/ppb) 0.25 0.25 0.25 0.10 1.000 0.500 0.50 10 2.00 Standar 2 (ppm/ppb) 0.50 0.50 0.50 0.20 2.500 1.000 1.00 20 4.00 Standar 3 (ppm/ppb) 1.00 1.00 1.00 0.40 5.000 2.500 2.50 30 6.00 Standar 4(ppm/ppb) 2.00 2.00 2.00 0.80 7.500 5.000 5.00 40 8.00 Waktu pengukuran

(detik) 1.5 1.7 1.5 1.0 1.5 1.2 5

Tipe nyala Udara/

Asetilen Udara/ Asetilen Udara/ Asetilen Udara/ Asetilen Udara/ Asetilen Udara/ Asetilen Udara/ Asetilen

Aliran udara (l/mnt) 13.50 13.50 13.50 13.50 13.50 13.50 13.50

Aliran asetilen (l/mn) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.90 2.00 2.00

Tabel 2. Parameter Kontrol Uji

Unsur kontrol Jenis Nilai Sertifikat Hasil Uji Keterangan

(Nilai Taksiran)

Au CRM lokal 1,0 ± 0,1 1,17

0,97 95%

0,99

CRM Mb 17,0 ± 0,3 16,42 97%

16

16,3

Ag CRM Mb 3,9 4,2

4,3 90%

4,4

Pb CRM Mb 200 231

228 89%

219

Cu CRM Mb 100 99

101 99%

98

Zn CRM Mb 100 76

77 77%

78

Co CRM Mb 30 34

33 90%

33

Ni CRM Mb 90 66

68 76%

(10)

Tabel 3. Hasil Analisis Kimia Sedimen Aktif Dari Sungai Citarum dan Sekitarnya

No Kode Cu Pb Zn Ni Co Ag Li Au Hg Cr As Se Cd

1 K-01 54.75 7.4 100.07 16.82 9.54 2.70 3.54 0.011 200.00 86.04 0.705 0.15 0.21 2 K-02 52.39 11.7 142.50 19.18 10.07 2.60 3.00 0.03 150.00 96.75 0.492 0.134 0.21 3 K-03 103.5 942 3342.8 17.57 7.82 9.40 4.71 1.589 48400 87.21 79.93 0.148 17.46 4 K-04 48.43 14.6 169.29 17.36 11.79 2.60 3.21 0.021 350.9 100.6 0.879 0.118 0.375 5 K-05 56.79 11.4 93.32 16.18 11.04 2.10 2.57 0.009 185.20 73.18 0.756 0.172 0.225 6 K-06 58.39 9.5 89.14 16.71 10.29 1.90 2.57 0.008 405.20 61.61 0.769 0.222 0.27 7 K-07 44.04 19.4 75.32 16.61 10.29 2.10 2.79 0.031 100.00 69.11 0.553 0.114 0.12 8 K-08 51.00 40.2 79.61 14.36 9.21 1.80 2.89 0.016 163.00 51.21 0.480 0.158 0.18 9 K-09 56.57 35.7 115.71 16.29 9.00 1.80 4.07 0.013 192.60 46.07 0.179 0.174 0.255 10 K-10 43.29 27.4 92.57 19.82 10.71 2.10 2.79 0.011 118.50 85.93 0.606 0.182 0.18 11 K-11 35.25 19.6 125.79 16.71 12.43 2.30 3.32 0.006 177.80 100.6 3.623 0.202 0.135 12 K-12 32.89 31.2 265.07 27.11 19.71 4.90 2.68 0.129 745.10 218.6 1.923 0.142 0.405 13 K-13 47.04 31.3 86.04 11.14 7.50 1.80 3.32 0.011 192.59 37.93 0.623 0.25 0.255 14 K-14 49.07 21 108.21 15.75 9.64 1.70 3.96 0.017 140.74 62.04 0.583 0.188 0.165 15 K-15 53.04 15.4 119.25 13.5 8.46 1.80 3.54 0.008 200.00 48.32 1.710 0.274 0.195 16 K-16 63.96 36.9 178.93 8.89 7.29 1.80 3.96 0.031 428.80 29.46 0.255 0.248 0.345 17 K-17 41.04 2.5 75.32 19.29 10.82 2.20 3.32 0.004 100.00 77.46 0.376 0.152 0.135 18 K-18 39.96 t.d 179.79 22.39 18.21 2.60 2.89 0.012 100.00 150.7 0.350 0.206 0.09 19 K-19 43.50 t.d. 101.36 22.07 12.11 2.30 3.32 0.013 133.30 98.36 0.491 0.178 0.12 20 K-20 49.18 3.54 88.50 14.46 9.11 1.90 3.11 0.005 163.00 42.21 0.553 0.218 0.105 21 K-21 46.39 1.82 99.64 17.14 9.75 2.10 2.68 0.003 148.20 67.93 0.178 0.19 0.165 22 K-22 43.18 t.d. 86.46 18.54 10.07 2.30 3.00 0.005 163.00 78.86 0.547 0.154 0.06 23 K-23 55.71 14.8 124.39 18.54 8.04 2.10 2.79 0.012 200.00 33 0.287 0.222 0.225 24 K-24 47.04 6.32 199.07 30.32 11.68 2.80 2.79 0.029 200.00 110.3 0.293 0.16 0.09

25 K-01 dup 55.79 5.14 108.9 16.29 7.9 2.3 3.50 0.012 206

26 K-02 dup 54.4 8.6 151.0 22.0 8.8 2.0 3.20 0.021 159

(11)
(12)

Gambar

Tabel 3. Hasil Analisis Kimia Sedimen Aktif Dari Sungai Citarum dan Sekitarnya

Referensi

Dokumen terkait

Korištenje web stranica svodi se na slanje zahtjeva prema serveru i dobave odgovora na taj zahtjev. Tako za svaku promjenu prikaza trebamo proći taj proces koji se

dapat dijelaskan bahwa posisi ekstraksi yang berbeda memiliki tekanan yang berbeda dan semakin banyak laju aliran massa yang diambil mengakibatkan semakin tingginya

Teknik evaluasi proses bisnis yang digunakan adalah dengan Business Process Management (BPM) menggunakan metode process mining yang bertujuan untuk menganalisa

Gravemeijer dalam Wijaya (2011: 47) menyebutkan ada empat level atau tingkatan dalam pengembangan model yaitu level situasional, referensial, general, formal, dan

Agar penelitian lebih terarah serta adanya keterbatasan waktu dalam penelitian, maka perlu adanya cakupan dan batasan dalam penelitian ini, yaitu: pengkajian

Kendala yang ditemui dalam implementasi lesson study pada matakuliah terapi edukatif anak berkesulitan belajar adalah mahasiswa belum terlibat secara penuh dalam

Maka Pejabat Umum yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Jabatan Notaris harus dibaca sebagai Pejabat Publik atau Notaris sebagai Pejabat Publik yang berwenang

Menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmah ini dengan judul Ekstrak Bunga Kamboja ( Plumeria acuminata ) Pada Larva Aedes aegypti (Studi Di Wilayah Kecamatan