• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe DALAM CUPLIKAN SEDIMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe DALAM CUPLIKAN SEDIMEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC

UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe DALAM CUPLIKAN

SEDIMEN

Sunardi, Susanna TS, Elin Nuraini

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

ABSTRAK

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN PADA METODE AANC UNTUK ANALISIS N, P, K, Si, Al, Cu, Fe, DALAM CUPLIKAN SEDIMEN. Telah dilakukan estimasi ketidakpasdtian pengukuran pada analisis N, P, K, Si. Al, Cu, Fe, dalam cuplikan sedimen sungai dengan metoda AANC. Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi peryaratan akreditasi laboratorium Generator Neutron PTAPB - BATAN sesuai standar ISO/IEC 17025-2005. Untuk melakukan estimasi/perhitungan ketidakpastian diperlukan persiapan data pendukung hasil analisis contoh dengan metode uji AANC, yaiitu spesifikasi kuantitas yang diukur, identifikasi sumber-sumber ketidakpastian, kuantisasi masing-masing komponen ketidakpastian dan menghitung ketidakpastian kombinasi serta ketidakpastian yang diperluas. Dalam metode ini, sebelum cuplikan sedimen diukur atau dianalisis harus dibersihkan terlebih dahulu dari rumput batu-batu yang terikut, kemudian cuplikan dikeringkan pada panas matahari dan dihomogenkan. Cuplikan ditimbang dengan berat terentu dan diaktivasi dengan neutron cepat dan dicacah dengan spektrometer gamma. Analisis secara kuantitatif dilakukan dengan metode relatif dengan bahan standar pembanding SRM 8704. Dari perhitungan estimasi ketidakpastian unsur N, P, K, Si, Al, Cu, Fe diperoleh hasil sebagai berikut: 0,0274 %, 0,0051 %, 0,0188 %, 0,0632 %, 0,071 %, 0,0122 %, 0,094 %. Dengan melihat hasil estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa metode AANC masih cukup handal dan valid, untuk analisis unsur dalam cuplikan.

Kata kunci:ketidakpastian, sedimen, AANC, ISO/IEC 17025-2005.

ABSTRACT

UNCERTAINTY MEASUREMENT OF N, P, K, Si, Al, Cu, Fe ANALYSIS IN SEDIMENT SAMPLES BY FNAA METHOD. Uncertainty measurement of N, P, K, Si, Al, Cu, Fe analysis in river sediment samples by FNAA method has been done. The aim of the research is to get accreditation certificate on laboratory of neutron generator as well as ISO guide 17025. The estimation of uncertainty were prepared of supported data samples with AANC method as measurement specific quantitative, identification of contribute uncertainty, quantity of uncertainty component, determination of combination uncertainty. Before analyzed the samples must be cleaned from grass and stone and then samples was dried in sun shine and were homogened. Samples were weighted for certain weight and iradiated with fast neutron using neutron generator and counted with gamma spectrometry. Quantitative analyzed using relative method with SRM 8704 standard reference. The result uncertainty estimation of N, P, K, Si, Al, Cu, Fe are 0,0274 %, 0,0051 %, 0,0188 %, 0,0632 %, 0,071 %, 0,0122 %, 0,094 %. From this data uncertainty estimation it can be concluded that the FNAA method reliable and valid for element contents analysis in samples.

Keyword: Uncertainty, sediment, FNAA, ISO/IEC 17025-2005

LATAR BELAKANG

usat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) mempunyai alat akselerator generator neutron (GN) yang telah digunakan untuk penelitian analisis unsur maupun keperluan penelitian yang lain. Untuk mendukung penelitian menggunakan GN tersebut diperlukan suatu pengakuan tentang kebenaran penilaian hasil uji pada alat tersebut. Dalam rangka mendukung program laboratorium

GN untuk memperoleh pengakuan formal atau sertifikat akreditasi diperlukan hasil uji yang absah atau valid dengan ralat atau ketidakpastian peng-ukuran sekecil mungkin. Salah satu hasil uji yang diperlukan dalam rangka memperoleh sertifikat akreditasi adalah ketidakpastian pengukuran, sehingga diperoleh pengakuan dari pengguna yang dituangkan dalam sertifikat mutu dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).

(2)

Sertifikasi mutu suatu laboratorium bertujuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen atau pengguna bahwa hasil uji yang dihasilkan alat tersebut mempunyai nilai ketelitian yang baik.

Program PTAPB dalam perluasan akreditasi laboratorium perlu melakukan pengujian ketidakpastian terhadap suatu bahan dengan metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat (AANC), sehingga diperoleh data yang memenuhi standar ISO/IEC 17025, sehingga data-data yang dihasilkan dapat menunjang pengakuan keberadaan laboratorium bagi pengguna alat tersebut[1].

Setiap nilai yang diperoleh dari suatu pengukuran kuantitatif hanya merupakan suatu perkiraan terhadap nilai benar (true value) dari sifat yang diukur. Dalam hal ini diperlukan suatu indikator mutu yang dapat diterapkan secara universal, tetap/sesuai (consistent), dapat diukur serta mempunyai arti yang jelas dan tidak samar-samar. Indikator yang memenuhi persyaratan tersebut adalah ketidakpastian (uncertainty) yang merupakan suatu parameter yang menyatakan rentang/kisaran yang didalamnya diperkirakan terletak nilai benar dari sifat yang diukur. Yang mempengaruhi perhitungan kadar unsur dan nilai ketidakpastian dengan metode AANC meliputi proses preparasi cuplikan, aktivasi, penimbangan cuplikan waktu iradiasi, waktu tunda, pencacahan dapat ditelusur dan diperhitungkan.

AANC adalah metode analisis unsur dalam cuplikan dengan aktivasi neutron cepat, sehingga cuplikan menjadi radioisotop. Radioisotop yang terbentuk akan meluruh memancarkan gamma yang spesifik, sehingga dengan alat spectrometer gamma dapat dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif. AANC mempunyai kelebihan tidak merusak cuplikan, cuplikan tidak perlu banyak, hasil yang diperoleh cepat, analisis multi unsur dalam waktu bersamaan.

Tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai ketidakpastian pengukuran unsur N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, dengan metode AANC dalam cuplikan sedimen, untuk memenuhi persyaratan akreditasi laboratorium akselerator generator neutron sesuai ISO Guide 17025.

TATA KERJA

Alat:

Unit generator neutron untuk mengaktivasi cuplikan, spektrometer gamma dengan detektor HPGe, timbangan analitik yang terkalibrasi, ampul

polietilen, stopwatch terkalibrasi, timbangan analit yang terkalibrasi.

Bahan:

Cuplikan contoh uji sedimen, cuplikan standar SRM 8704, sumber standar pemancar gamma Co-60, Cs-137, Eu-152.

Preparasi cuplikan

Cuplikan sedimen diambil dari beberapa lokasi sepanjang sungai Code, cuplikan dibersihkan dari kotoran rumput, batu/kerikil kemudian digerus hingga halus dan diayak agar homogen dan ditimbang dengan berat tertentu dan dimasukkan dalam vial polietilen. Cuplikan/contoh uji sedimen dan standar disiapkan dari SRM ditimbang dengan berat kurang lebih 1 gram dimasukkan dalan ampul polietilen.

Iradiasi dan Pencacahan

Cuplikan sedimen dan standar SRM diakti-vasi secara bersama-sama dengan neutron cepat menggunakan generator neutron selama 30 menit dengan arus ion 850 µA. Setelah itu isotop yang terbentuk dicacah dengan spektrometer gamma dengan detektor HPGe.

Penentuan kadar unsur

Penentuan unsur N, P, K, Si, Al, Cu, Fe dilakukan dengan aktivasi neutron cepat 14 MeV dari generator neutron dan isotop yang terbentuk dicacah dengan spektroskopi gamma.

Dalam penelitian ini, untuk menghitung kadar cuplikan digunakan metode relatif atau komparatif, untuk itu diperlukan cuplikan standar yang mengandung unsur yang akan ditentukan, yang jumlah dan komposisi telah diketahui dengan pasti. Cuplikan dan standar dipersiapkan dengan perlakuan yang sama dan diiradiasi bersama-sama, sehingga mengalami paparan neutron yang sama besarnya. Dengan jalan membandingkan laju cacah cuplikan dan standar dapat dihitung kadar unsur di dalam cuplikan

Identifikasi Ketidakpastian

Untuk menentukan ketidakpastian terdapat beberapa langkah yaitu:

Menyusun suatu model dari langkah pengerjaan dan menentukan persamaan atau rumus yang digunakan dalam perhitungan hasil pengukuran, Faktor yang berkontribusi dalam ketidakpastiannya dalam per-samaan tersebut. Mengidentifikasi dan menginven-tarisasi semua faktor yang dapat memberikan

(3)

kontribusi kesalahan terhadap hasil akhir dalam bentuk cause and effect diagram, serta mengelom-pokkan faktor-faktor tersebut kedalam kategori komponen ketidakpastian seperti terlihat pada Gambar 1. Selanjutnya ditentukan spesifikasi kuantitas yang diukur, menghitung masing-masing komponen ketidakpastian dan menghitung ketidak-pastian kombinasi serta ketidakketidak-pastian yang diperluas. Gambar 1 menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpastian pengukuran.

Mengestimasi masing-masing komponen ketidakpastian sehingga ekivalen dengan simpangan baku (deviation standard), sesuai dengan faktor kesalahannnya maka dilakukan kuantifikasi masing-masing komponen ketidakpastian. Kategori komponen ketidakpastian dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu A dan B. Tipe A merupakan komponen ketidakpastian yang berdasarkan data percobaan dan dihitung dari rangkaian pengamatan, sedangkan tipe B merupakan komponen ketidak-pastian yang berdasarkan informasi yang dapat dipercaya (data sekunder), misalnya spesifikasi pabrik, data pustaka, atau data validasi metode.

Langkah selanjutnya menggabungkan komponen ketidakpastian baku untuk menghasilkan ketidakpastian baku gabungan. Penggabungan ini disesuaikan dengan persamaan atau rumus yang digunakan dalam perhitungan hasil pengukuran, maka persamaan umum untuk menggabungkan nilai ketidakpastian baku dari komponen-komponennya menjadi ketidakpastian gabungan (µc) sebagai

berikut :

( )

( )

( )

2 2 2 2 2 2 z y x c z C y C x C µ µ µ µ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∂ ∂ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∂ ∂ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∂ ∂ = (1)

Untuk mendapatkan probabilitas yang memadai bahwa nilai hasil pengukuran berada dalam rentang yang diberikan oleh ketidakpastian, maka ketidakpastian baku gabungan dikalikan dengan faktor cakupan (coverage factor). Berdasar-kan distribusi Gauss menunjukBerdasar-kan bahwa faktor cakupan = 2 memberikan ketidakpastian diperluas dengan tingkat kepercayaan 95,5 %

RINCIAN FORMULA YANG

DIGU-NAKAN

Untuk penentuan konsentrasi unsur dalam cuplikan dengan metoda AANC, digunakan rumus umum[2]. ) 1 ( ) 1 ( ta td tc Aa Y e e e BA mN C λ λ λ λ φσε − − − = (2)

dengan φ = fluks neutron, σ = tampang lintang reaksi, λ = tetapan peluruhan, ta = waktu yang

diperlukan untuk iradiasi, td = waktu tunda

(coolling time), tc = waktu yang diperlukan untuk

pencacahan, m = massa cuplikan, a = kelimpahan relatif isotop cuplikan, NA = bilangan Avogadro,

BA = berat atom unsur cuplikan.

(4)

Persamaan (2) tersebut dapat dipandang sebagai dasar dan persamaan akhir analisis aktivasi neuton cepat (AANC). Untuk penghitungan kadar/konsen-trasi dalam penelitian ini digunakan metode relatif atau komparatif, maka diperlukan cuplikan standar SRM yang telah diketahui konsentrasi dengan pasti. Cuplikan standar dan cuplikan contoh uji (unknown) diaktivasi bersama-sama, sehingga mendapat paparan neutron yang sama, sehingga persamaan (2) dapat disederhanakan menjadi

s s x x m C C m = × (3)

dengan : mx = massa unsur dalam contoh uji,

ms = massa cuplikan standar

Cx = cacah pada contoh uji,

Cs = cacah pada cuplikan stándar

Cacah yang diperoleh pada alat spektrometer gamma adalah cacah setelah mengalami penundaan dengan waktu tertentu (Ct). Untuk memperoleh cacah saat selesai aktivasi (C0) maka cacah penundaan dikonversi ke cacah awal (saat selesai aktivasi) dengan rumus sebagai berikut :

Ct = C0.e -λt

dengan λ = tetapan peluruhan radioaktif t = waktu tunda

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan ketidakpastian penentuan kadar unsur nitrogen (N) dalam contoh uji dengan metode komparatif menggunakan standar pembanding SRM dengan metode relatif.

1. Ketidakpastian dari timbangan[3]

Nilai ketidakpastian (µ) Perbedaan maksimum pembacaan 1.10-5

Keseragaman skala optik 0,00132

Kalibrasi massa yang terpasang pada timbangan 0,0000047 Unjuk kerja timbangan 0,00032

Ketidakpastian penimbangan 0,000053 5,8 . 10-7 7,6 . 10-5 2,7 . 10-7 1,847 . 10-5 3,06 . 10-6 Ketidakpastian (µ )total = √ (5,8 . 10-7)2 + (7,6 . 10-5)2 + (2,7 . 10-7)2 + (1,847 . 10-5)2 + (3,06 . 10-6)2 = 7,82 . 10-6 2. Ketidakpastian massa (mx dan ms)

Nilai ketidakpastian (µ) Kontribusi dari timbangan

Repeatibilitas penimbangan sebanyak 10 kali Ketidakpastian kalibrasi = 0,0014

Massa contoh uji (mx) rata-rata = 1,1 gr

Massa total standar (ms) rata-rata = 1,035 gr

Massa unsur N standar = 0,10971 gram

7,82 . 10-6 1,543 . 10-4 8,1 . 10-5 0,0028 0,0028 Ketidakpastian (µ )m total = √ (7,82 . 10-6)2 + (1,543 . 10-4)2 + (8,1 . 10-5)2 = 0,0028 3. Aktivitas cuplikan (Cs, Cx) Nilai ketidakpastian (µ) Aktivitas cuplikan N dalam contoh uji rata-rata (Cx) = 10,3 ± 0,13

Aktivitas cuplikan standar N (Cs) = 21,36 ± 0,08

Aktivitas blanko 2,1 ± 0,005 Pulse pile up = 140,78 ± 0,008

Ketidakpastian aktivitas contoh uji (µCx) total unsur N Ketidakpastian aktivitas total (µCx) total unsur N standar

0,13 0,08 0,005 0,008 0,1303 0,0805

Ketidakpastian aktivitas contoh uji (µCx) total unsure N adalah = √ (0,13)2 + (0,005)2 + (0,008)2 = 0,1303 Ketidakpastian aktivitas total (µCx) total unsur N standar = √ (0,08)

2

(5)

4. Ketidakpastian standar SRM (standard reference Material)[4]

Nilai ketidakpastian (µ)

Ketidakpastian unsur N =0,0005 (data sertifikat) 2,88 10-5

5. Menghitung massa yang terkandung dalam cuplikan (mx)

Menghitung kadar N

Dengan persamaan.(3) dapat dihitung kadar unsur N

s s x x m C C m = × 0529 , 0 10971 , 0 36 , 21 3 , 10 × = =

dengan berat total cuplikan 1,1 gram maka kadar N adalah 4,81 %. Ketidakpastian Gabungan µg = √(µCx/Cx) 2 + (µCs/Cs) 2 + (µms/ms) 2 + (µmx/mx)2 = √(0,1303/10,3)2 + (0,0805/21,36)2 + (0,0028/1,035)2 + (0,0028/1,1)2 = 0,0137 Ketidakpastian diperluas 0,0137 × 2 = 0,0274 Sehingga kadar unsur N dalam cuplikan contoh uji dan nilai ketidakpastiannya adalah

mx = (4,81 ± 0,0274) %

Dengan perhitungan seperti diatas, maka nilai ketidakpastian untuk unsur yang lain dapat di-tentukan, yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Perhitungan ketidakpastian unsur N, P, K, Si, Al, Cu, Fe. No Unsur Kadar unsur dan ketidakpastian (µ)

1 2 3 4 5 6 8 N P K Si Al Cu Fe (4,81 ± 0,0274) % (0,645 ± 0,0051) % (0,238 ± 0,0188) % (21,27 ± 0,0632) % (6,13 ± 0,071) % (60,4 ppm ± 0,0122 %) (5,71 ± 0,094) %

Ketidakpastian adalah rentang nilai yang menyatakan perkiraan nilai benar hasil penelitian/ pengujian berada. Nilai ketidakpastian juga menyatakan mutu hasil pengukuran atau pengujian, semakin kecil nilai ketidakpastian maka semakin baik hasil penelitian atau pengujian. Ketidakpastian dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: tatacara sampling dan preparasi contoh, kalibrasi peralatan, instrumen, kesalahan random, kesalahan sistemik serta kecakapan peneliti.

Dalam penelitian ini cuplikan ditempatkan dalam satu wadah, sehingga menerima paparan neutron yang sama, sehingga ketidakpastian yang timbul akibat perbedaan fluks neutron dapat diabai-kan dan jarak cuplidiabai-kan dengan detektor maupun standar dengan detektor dibuat sama kurang lebih 2,5 cm, maka perbedaan geometri dapat diabaikan[5].

Sumber-sumber ketidakpastian antara lain: kehomogenan contoh sewaktu sampling mempeng-aruhi hasil pengujian sehingga ketidakseragaman contoh uji harus diperhatikan; preparasi cuplikan, proses recovery cuplikan dari proses preparasi harus diperhatikan; kalibrasi peralatan, pengkalibrasian alat turut mempengaruhi ketidakpastian alat yang digunakan dalam pengujian., instrumen-instrumen yang digunakan juga memiliki penyimpangan sebagaimana tercantum dalam sertifikat sehingga akan turut mempengaruhi pengujian, oleh karena itu harus diperhatikan pula kesalahan random, merupakan kesalahan yang terjadi tanpa disengaja, bervariasi dari satu uji ke uji berikutnya. Kesalahan random sulit dihindari karena disebabkan oleh fluktuasi yang tidak diduga-duga[6] serta kesalahan sistematik, berupa kesalahan yang ditimbulkan oleh adanya faktor tetap yang mengakibatkan data hasil uji cenderung lebih tinggi atau lebih rendah dari harga yang sesungguhnya. Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh kesalahan kalibrasi, ke-salahan titik nol, kelelahan komponen alat, gesekan dan keadaan saat bekerja[7]. Personil, keterampilan dan ketelitian seorang analis akan memberikan pengaruh pada besar kecilnya nilai ketidakpastian pengukuran[8].

Untuk memudahkan pemahaman penyum-bang atau kontribusi ketidakpastian dalam peng-ukuran dengan metode AANC maka data-datanya dibuat Tabel 2.

(6)

Tabel 2. Kontribusi ketidakpastian dalam peng-ukuran dengan metode AANC.

Kuantitas Nilai Ketidakpastian (µ) µ relatif (µ/nilai) Rangking

Aktivitas cuplikan Aktivitas standar Massa cuplikan Massa standar 10,3 cps 21,36 cps 1,1 gram 1,035 gram 0,130 0,080 0,0028 0,0028 0,0126 0,0037 0,0025 0,0027 1 2 3 4

Pada Tabel 2 dapat dilihat rangking ketidak-pastian relatif yang paling besar menyumbang ketidakpastian berasal dari faktor aktivitas, hal ini disebabkan aktivitas cuplikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti waktu cacah, waktu tunda waktu iradiasi, fluktuasi fluks neutron, faktor ROI (region Of Interest), sedang yang paling kecil menyumbang ketidakpastian relatif berasal dari faktor ketidakpastian dari timbangan, hal ini dimungkinkan, karena timbangan yang digunakan secara rutin dilakukan kalibrasi ulang oleh badan yang berwenang, namun tetap memberikan sumbangan ketidakpastian yang nilainya relatif kecil..

Merujuk pada Gambar 1. yaitu Cause and Effect Diagram (Fish Bone Diagram), dari diagram tersebut sumber-sumber ketidakpastian dapat dibedakan atas preparasi cuplikan contoh uji dan standar, aktivasi dan pencacahan, kalibrasi tim-bangan serta proses perhitungan.

Dalam preparasi cuplikan atau contoh uji dan standar, ketidakpastiannya dapat bersumber dari timbangan, yang meliputi perbedaan maksimum pembacaan, keseragaman skala optik, kalibrasi massa yang terpasang pada timbangan, serta unjuk kerja timbangan. Data-data ini merupakan data sekunder, karena berasal dari Sertifikat Kalibrasi dari timbangan, dalam hal ini diterapkan perhitungan dengan tipe B, faktor ketidakpastian timbangan akan mempengaruhi ketidakpastian massa. Selain itu, faktor lainnya yang berpengaruh pada ketidakpastian adalah aktivitas yang diperoleh dari hasil aktivasi dan pencacahan, baik itu aktivitas cuplikan maupun aktivitas standar, nilai ketidak-pastian aktivitas diperoleh dari perambatan ralat sehingga dalam perhitungannya yang diterapkan adalah tipe A, yaitu data yang digunakan adalah data primer atau data hasil percobaan/eksperimen. Ketidakpastian ini mempengaruhi ketidakpastian perhitungan, kemudian dengan menggabungkan seluruh faktor ketidakpastian akan diperoleh ketidakpastian gabungan.

Untuk mendapatkan probabilitas yang memadai bahwa nilai hasil pengukuran berada

dalam rentang yang diberikan oleh ketidakpastian, maka ketidakpastian gabungan dikalikan dengan faktor cakupan, faktor tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan. Dalam penelitian ini, faktor cakupan yang digunakan adalah 2 dengan tingkat keper-cayaan 95,5 %.

Penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki nilai ketidakpastian yang kecil, karena rentang nilai yang menyatakan perkiraan nilai benar juga kecil.

Pada Tabel 1 terlihat bahwa hasil ketidak-pastian pengukuran yang dilakukan dengan metode AANC memiliki nilai ketidakpastian yang berubah-ubah, berkisar antara 0,0051 % sampai dengan 0,094 %.. Persentase kesalahan ini cukup kecil dan memenuhi tingkat kepercayaan 95,5% yang memperbolehkan persentase kesalahan hingga 4,5%, sehingga tingkat keakuratan yang diperoleh dari penelitian ini cukup baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran ketidakpastian pengujian kandungan unsur dalam cuplikan sedimen sungai dengan metode AANC adalah penentuan suatu unsur dalam cuplikan dipengaruhi oleh pancaran energi gamma, kelimpahan relatif, tampang lintang aktivasi, reaksi inti yang terjadi dan waktu paronya, hasil pencacahan sangat dipengaruhi oleh komposisi cuplikan, reaksi antara neutron dengan unsur lain yang tidak diinginkan akan mempengaruhi proses pencacahan sehingga menghasilkan hasil yang tidak sesuai harapan. Nilai yang akurat dari analisis kuantitatif dapat diperoleh jika kondisi pencacah pada saat melakukan pencacahan sama dengan kondisi pada saat kalibrasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil eksperimen dan per-hitungan ketidakpastian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Diperoleh nilai kadar dan ketidakpastian peng-ukuran dengan metode AANC pada cuplikan, N, P, K, Si Al, Cu, Fe adalah (4,81 ± 0,0274) %, (0,645

(7)

±0,0051) %, (0,238 ± 0,0188) %, (21,27 ± 0,0632) %, (6,13 ± 0,071) %, (60,4 ppm ± 0,012%), (5,76 ± 0,094) %. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai ketidakpastian pengukuran dengan metode AANC untuk analisis unsur N, P, K, Si, Al, Cu, Fe memiliki nilai ketidakpastian relatif kecil hal ini menunjukkan rentang kisaran yang didalamnya terletak nilai benar dari sifat yang dikur relatif kecil, sehingga ada kedekatan antara nilai hasil uji dengan nilai yang sebenarnya, sehingga metode AANC memenuhi standar sebagai alat uji dalam analisis unsur.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Suraji dan Sdr. Supriyanto yang telah membantu dalam aktivasi cuplikan, semoga amal kebaikan Sdr. mendapat imbalan dari Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

1. BSN, Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi, ISO/IEC 17025, Edisi Kedua, Jakarta, 2005.

2. NARGOLWALLA, SAM..S. et.al, Activation Analysis with Neutron Generators, John Wiley and Sons, New York, 1973.

3. Sertifikat kalibrasi Timbangan Mekanik, Indocal Laboratori System, Bandung, 2005. 4. NATIONAL INSTITUTE OF STANDART &

TECHNOLOGY, Certificate Reference Material 8704, Buffalo River Sediment, 2000.

5. J.KUCERA, P. BODE, V.STEPANEK, The 1993 ISO Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement Applied to Neutron Activation Analysis, J Radional. Nucl. Chem. 245, Nuclear Physics Institute, Rez near Prague, Czech Republic, 2000.

6. KUKUH S., Validasi Metode, Buku Panduan Pelatihan Asesor, BSN, Jakarta, 1999.

7. B. DARMAWAN DJONOPUTRO, Teori

Ketidakpastian Menggunakan Satuan SI, Terbitan Kedua, ITB, Bandung, 1984.

8. JULIA KANTASUBRATA, Dasar Ketidak-pastian Pengukuran, Pusat Penelitian Kimia-LIPI, Jakarta, 2003.

9. WILLIAMS, A., ELLISON, SLR., ROSSLEIN, M., Quantifiying Uncertainty in Analytical Measurement, Euraghem/citac Guide, Second Edition, 2000.

Gambar

Gambar 1.  Cause and effect diagram.
Tabel 1.  Hasil Perhitungan ketidakpastian  unsur N, P, K, Si, Al, Cu, Fe.
Tabel 2.   Kontribusi ketidakpastian dalam peng-ukuran dengan metode AANC.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis sidik ragam (Anova) menunjukkan variasi berat arang aktif kayu ulin memiliki pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter Amoniak, sedangkan uji

Untuk mengetahui peringkat atau urutan faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap keterlambatan proyek konstruksi, berdasarkan relative importance index atau

Oleh karena itu, pada penelitian tugas akhir ini akan diggunakan sebuah konsep berfikir dengan logika knapsack problems untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.. Strategi Pembangunan Ekonomi

Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang rekayasa bioplastik maka penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan

Setelah melalui proses pemeriksaan, disassembly dan proses analisa kerusakan hydraulic steering cylinder, dapat diketahui penyabab utama kerusakan hydraulic

Pada pekerjaan proyek yang hanya berjalan selama periode tertentu, besar kemungkinan banyak material yang hanya dipakai pada jangka waktu tertentu saja, sehingga pada proyek

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi hidrolisat dan konsentrasi urea terhadap kadar etanol yang dihasilkan dari fermentasi terpisah dan