Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |35
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Kota Langsa Tahun 2019
Mukhlis1, Balqis Amalia Sari2
1Dosen STIKes Bustanul Ulum Langsa
2Mahasiswa Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit STIKes Bustanul Ulum Langsa
Abstrak
Pengembalian berkas rekam medis tepat waktu merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan manajemen rekam medis yang berkualitas. Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis lebih dari 1x24 jam dapat menghambat pengajuan klaim asuransi dan legiatan pelaporan pasien. Dampak lainnya adalah akan mempengaruhi dan mengakibatkan pada pengolahan data rekam medis selanjutnya (Jefriany, 2017). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain crossectional. Data yang telah dikumpulkan dianalisa secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang ada di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa, jumlah sampel sebanyak 73 orang dengan teknik sampel secara Proportional Stratified Random Sampling. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan supervisi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap dengan CI = 95% dan α = 0,05 dimana p(0,000) < α = (0,05) sehingga Ho ditolak.
Ada hubungan sikap dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap dengan CI = 95% dan α = 0,05 dimana p(0,004) < α = (0,05) sehingga Ho ditolak. Ada kelengkapan dokumentasi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap dengan CI = 95% dan α = 0,05 dimana p(0,000) < α = (0,05) sehingga Ho ditolak.
Kata kunci : Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis, Supervisi, Sikap dan Kelengkapan Dokumentasi.
Factors Relating To The Delay In Returning Inpatient Medical Records Files Of RSUD Langsa Year 2019
Abstract
Returning medical records on time is one of the efforts that can be made to create good quality medical records management. Delay in returning medical records more than 1x24 hours can hamper the submission of insurance claims and unperfectly patient reporting activities. Another impact is that will affect for the processing of further medical record files. (Jefriany, 2017). This research aimed to factors associated with delay in returning the inpatient medical record files at the RSUD Langsa City. This research was analytic with crosssectional study design.
The documents that have been collected is analyzed univariately in the form of frequency distributions. The population in this research were all nurses who were in the inpatient room of RSUD Langsa City, the sampling technique is proportional stratified random sampling by the number of respondents were 73 people. Documents were analyzed univariat and bivariat using the chi-square test. Results of the research concluded that there was a relationship between supervision and the delay in returning the inpatient medical record files with CI = 95% and α = 0,05 where p(0,000) < α (0,05) so H0 was rejected. There are the relationship of supervision in the delay in returning inpatient medical records files. There are the relationship of nurse’s attitude in the delay in returning inpatient medical records files with CI = 95% and α = 0,05 where p(0,004) < α (0,05) so H0 was rejected. There are the relationship the completeness of documentation in the delay in returning inpatient medical records files with CI = 95% and α = 0,05 where p(0,000) < α (0,05) so H0 was rejected.
Keyword : The Delay In Returning Inpatient Medical Records Files, Supervision, Attitude, and Completeness Documentation.
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |36 Pendahuluan
Rumah sakit merupakan suatu institusi milik pemerintahan atau swasta yang menjadi salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik yang sangat kompleks. Di era globalisasi, rumah sakit perlu mempersiapkan diri agar dapat bersaing. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang semakin pesat menyebabkan meningkatnya tuntutan masyarakat bagi rumah sakit untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang cepat dan pofesional terhadap kebutuhan informasi medis. Rumah sakit wajib menjalankan rekam medis dengan baik [1].
Sesuai dengan amanat Undang- Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), saat ini Pemerintah sedang melakukan persiapan-persiapan pelaksanaan SJSN bidang kesehatan untuk mewujudkan jaminan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage.
Pelaksanaan SJSN di bidang kesehatan tersebut akan dimulai pada tahun 2014, kemudian secara bertahap akan ditingkatkan cakupan kepesertaannya hingga mencapai jaminan kesehatan semesta pada tahun 2019 [1].
Sebagai bentuk upaya kesiapan dalam rangka mewujudkan program tersebut, fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) termasuk rumah sakit,
tentunya dibutuhkan sumber daya manusia dan sumber daya pendukung berupa data berkualitas. Data kesehatan yang berkualitas dari fasyankes ini berwujud kelengkapan data, khususnya data yang terekam dalam rekaman medis yang dikenal sebagai rekam medis. Penatalaksanaan rekam medis yang baik, akan menunjang terselenggaranya upaya peningkatan derajat kesehatan masayarakat untuk menghasilkan rekam medis yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan dengan seluruh bagian yang terkait.
Rekam medis memegang peranan penting dalam penyediaan informasi pasien, karena rekam medis adalah merupakan suatu berkas yang menjadi sumber dan penyediaan informasi medis yang menggambarkan seluruh aspek pengelolaan rekam medis dan aspek pelayanan yang diberikan terhadap pasien [2].
Salah satu faktor yang mendukung dalam kegiatan pengolahan berkas rekam medis yaitu pengembalian berkas rekam medis pasien yang telah selesai mendapat pelayanan kesehatan dari unit rawat inap. Pengembalian berkas rekam medis merupakan awal kegiatan pengolahan berkas rekam medis pasien. Semakin cepat berkas tersebut dikembalikan ke unit rekam medis, maka semakin cepat pula pelaksanaan kegiatan pengolahan berkas rekam medis yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja unit rekam medis [3].
Pengembalian berkas rekam medis tepat waktu merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan manajemen rekam medis yang berkualitas. Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis lebih
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |37 dari 1x24 jam dapat menghambat
pengajuan klaim asuransi dan legiatan pelaporan pasien, pelayanan terhadap pasien menjadi lama karena harus mencari berkas rekam medis yang terlambat pengembaliannya, sedangkan pasien sangat membutuhkan pelayanan untuk segera ditangani hal tersebut akan berpengaruh pada keselamatan pasien [3].
Dampak lainnya adalah akan mempengaruhi dan mengakibatkan pada pengolahan data rekam medis selanjutnya, karena rekam medis rawat inap yang telah dikembalikan akan diolah kemudian akan menghasilkan informasi yang tepat waktu dan tepat guna bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan [4].
Angka keterlambatan
pengembalian dokumen rekam medis ke bagian assembling di beberapa rumah sakit pemerintahan di Indonesia yaitu sekitar 55,6%, rata-rata kembalinya dokumen rekam medis (DRM) 5 hari paling cepat 3 hari dan paling lama 159 hari [5].
Berdasarkan penelitian Mardiana tahun 2013 yang dilakukan di RSUDZA Banda Aceh ditemukan bahwa keterlambatan pengembalian berkas rekam medis sebanyak 42,1% dimana penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam medis yaitu tidak adanya supervisi dan tidak adanya sanksi yang tegas dan jelas dan ketidaklengkapan
dokumen rekam medis [6].
Beberapa faktor yang behubungan dengan ketepatan pengembalian berkas rekam medis adalah supervisi keperawatan dimana supervisi merupakan proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat pembinaan, bimbingan atau pengawasan oleh pengelola manajer terhadap pelaksanaan dari tingkat yang rendah, menengah, atas dalam rangka menetapkan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan [7].
Penelitian terkait lainnya yang dilakukan oleh Lubis tahun 2017, mengenai analisa faktor yang berhubungan dengan ketidaktepatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap di RSU IPI Medan yang menyimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan ketidaktepatan waktu pengembalian rekam medis rawat inap antara lain ketidaklengkapan dokumentasi dan tidak adanya pengawasan [10].
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Langsa tentang pengembalian berkas rekam medis rawat inap 1x24 jam yaitu pada tahun 2017 seluruh total dokumen rekam medis adalah 15.614 berkas, tahun 2018 sebanyak 13.208 berkas, tahun 2019 dari bulan Januari sampai April sebanyak 4.249 berkas, lalu berkas yang tidak lengkap dan dikembalikan tidak tepat waktu pada tahun 2017 sebanyak 12.675 berkas (81,2%), tahun 2018 sebanyak 10.942 berkas (82,7%) dan tahun 2019 sebanyak 3.365 berkas (79,2%).
Hasil survey awal yang peneliti lakukan dengan melakukan wawancara kepada 10 orang perawat ditemukan masalah-masalah seperti keterlambatan pemulangan berkas rekam medis, identitas pasien, resume diagnosa yang belum terisi dengan lengkap sehingga menjadi kendala bagi petugas rekam
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |38 medis untuk melakukan perakitan dan
mengecek kelengkapan isi dokumen rekam medis sehingga akan berdampak pada terhambatnya pengolahan data, pengajuan klaim asuransi serta mutu pelayanan rekam medis dan rumah sakit. Selain itu pihak rekam medis juga sering menghubungi pihak ruang rawat inap untuk mengembalikan berkas rekam medis yang terlambat namun sampai saat ini juga masih sering terlambat pengembaliannya. Sedangkan berdasarkan supervisi ditemukan sebayak 6 (60%) perawat mengatakan bahwa supervisi yang dilakukan kurang baik, sebanyak 7 (70%) perawat bersikap negatif sebanyak 7 (70%) perawat yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen rekam medis.
Dari uraian masalah diatas dapat dilihat bahwa pentingnya ketepatan pengembalian rekam medis untuk pelayanan terhadap pasien, pengajuan klaim asuransi, kegiatan pelaporan pasien, pengolahan data, serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan
pengembalian berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Metode
Jenis analitic yang bersifat cross sectional study Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat rawat inap sebanyak 73 orang dan seluruh berkas rekam medis yang sudah dikembalikan ke ruang rekam medis RSUD Kota Langsa. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling yaitu dengan cara mengundi atau lotre technique. Data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan uji chi- square disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikembangkan peneliti berdasarkan variable penelitian sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara observasi dan wawancara.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 73 perawat Ruang Rawat Inap RSUD Kota Langsa, data yang diperoleh dari hasil tabulasi data primer berdasarkan jawaban kuesioner dari responden didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
No Keterlambatan Pengembalian Berkas
Rekam Medis
Frekuensi (f)
Persentase (%)
1 2
Terlambat Tidak Terlambat
47 26
64,4 35,6
Jumlah 73 100
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |39 Berdasarkan tabel 1 diatas hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 73 responden mayoritas terlambat dalam
mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 47 responden (64,4%).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Supervisi Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
Berdasarkan tabel 2 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 73 responden mayoritas mengatakan
bahwa supervisi yang dilkakukan kurang baik sebanyak 43 responden (58,9%).
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
No Sikap Frekuensi
(f)
Persentase (%)
1 2
Positif Negatif
38 35
52,1 47,9
Jumlah 73 100
Berdasarkan tabel 3 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 73 responden mayoritas bersikap positif
tentang pengembalian berkas rekam medis sebanyak 38 responden (52,1%).
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Dokumentasi Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
No Kelengkapan Dokumentasi
Frekuensi (f)
Persentase (%) 1
2
Lengkap
Tidak Lengkap
42 31
57,7 42,5
Jumlah 73 100
Berdasarkan tabel 4 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 73 2. Analisis Bivariat
responden mayoritas lengkap dalam mengisi dokumentasi rekam medis sebanyak 42 responden (57,7%).
Tabel 5 Hubungan Supervisi dengan Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
No Supervisi Frekuensi
(f)
Persentase (%) 1
2
Baik
Kurang Baik
30 43
41,1 58,9
Jumlah 73 100
No Supervisi
Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam
Medis p-
Value Terlambat Tidak
Terlambat
Jumlah
F % F % F
1 2
Baik
Kurang Baik 8 39
26,7 90,7
22 4
73,3 9,3
30 43
100
100 0,000
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |40 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat
disimpulkan bahwa dari 30 responden yang mengatakan supervisi baik mayoritas tidak terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 22 responden (73,3%) sedangkan dari 43 responden yang mengatakan supervisi kurang baik mayoritas terlambat mengembalikan berkas
rekam medis sebanyak 39 responden (90,7%). Hasil uji statistik Chi–Square) pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan supervisi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Tabel 6 Hubungan Sikap dengan Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 38 responden yang bersikap positif mayoritas tidak terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 20 responden (52,6%) sedangkan dari 35 responden yang bersikap negatif mayoritas terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 29 responden (82,9%). Hasil
uji statistik Chi–Square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,004 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Tabel 7 Hubungan Kelengkapan Dokumentasi dengan Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis Rawat Inap RSUD Kota Langsa Tahun 2019
No Kelengkapan Dokumentasi
Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam
Medis p-
Value Terlambat Tidak
Terlambat
Jumlah
F % F % F %
1 2
Lengkap Tidak Lengkap
16 31
38,1 100
26 0
61,9 0
42 31
100
100 0,000
Jumlah 47 26 73
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 42 responden
yang lengkap mengisi dokumentasi mayoritas tidak terlambat
Jumlah 47 26 73
No Sikap
Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam
Medis p-
Value Terlambat Tidak
Terlambat
Jumlah
F % F % F %
1 2
Positif Negatif
18 29
47,4 82,9
20 6
52,6 17,1
38 35
100
100 0,004
Jumlah 47 26 73
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |41 mengembalikan berkas rekam medis
sebanyak 26 responden (61,9%) sedangkan dari 31 responden yang tidak lengkap mengisi dokumentasi seluruhnya terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 31
responden (100%). Hasil uji statistik Chi–Square pada derajat kepercayaan
95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kelengkapan dokumentasi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Pembahasan
1. Keterlambatan Pen g e m b a l i a n R e k a m M e d i s
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 73 responden mayoritas terlambat dalam mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 47 responden (64,4%). Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis sebagian besar dikarenakan keterlambatan pembuatan resume medis oleh DPJP (dokter penanggung jawab pasien), kurangnya supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan, sikap yang kurang kooperatif terhadap ketentuan yang berlaku dalam pengisian dan pengembalian berkas rekam medis. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2017), mengenai analisa faktor yang berhubungan dengan ketidaktepatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap di RSU IPI Medan yang menyimpulkan bahwa mayoritas berkas rekam medis dikembalikan tidak tepat waktu sebanyak 65,5%. [10]
Penyebabnya adalah sumber daya manusia, kurannya sosialisasi SPO, kurangnya kelengkapan pengisian formulir rekam medis rawat inap.
Pengembalian berkas rekam medis tepat waktu merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan manajemen rekam medis yang berkualitas.
Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis lebih dari 1x24 jam dapat menghambat pengajuan klaim asuransi dan legiatan pelaporan pasien, pelayanan terhadap pasien menjadi lama karena harus mencari berkas rekam medis yang terlambat pengembaliannya, sedangkan pasien sangat membutuhkan pelayanan untuk segera ditangani hal tersebut akan berpengaruh pada keselamatan pasien [9].
Pengembalian berkas rekam medis merupakan awal kegiatan pengolahan berkas rekam medis pasien.
Semakin cepat berkas tersebut dikembalikan ke unit rekam medis, maka semakin cepat pula pelaksanaan kegiatan pengolahan berkas rekam medis yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja unit rekam medis.
2. Hubungan Supervisi d e n g a n Keterlambatan Pengembalian B e r k a s R e k a m M e d i s
Hasil penelitian mendapatkan bahwa dari 73 responden terdapat 30 responden yang mengatakan supervisi baik mayoritas tidak terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 22 responden (73,3%) sedangkan dari 43 responden yang mengatakan supervisi kurang baik mayoritas terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 39 responden (90,7%). Hasil uji statistik Chi–Square pada derajat kepercayaan
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |42 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value =
0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan supervisi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irmawanti Indar, dkk (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis di RSUD H. Padjonga Dg.
Ngale Takalar Anyak, hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan supervisi dengan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis dengan nilai p = 0,0003 (p<0,05) [12].
Peneliti berasumsi bahwa supervisi merupakan bagian yang penting dalam pengembalian berkas rekam medis dengan tepat waktu dan tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan, hal ini dibuktikan dengan semakin sering melakukan supervisi maka berdampak pada ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis.
Pengelolaan asuhan keperawatan membutuhkan kemampuan manajer keperawatan dalam melakukan supervisi. Kepala ruangan merupakan manajer garda depan dan penanggung jawab ruangan harus mampu menjadi supervisor yang baik terhadap perawat pelaksana dalam upaya mengembalikan berkas rekam medis secara tepat waktu.
Adapun pelaksanaan supervisi yang belum maksimal adalah pada aspek kepala ruangan yang kurang memberikan pengarahan dan memotivasi perawat untuk mengisi rekam medis, kepala ruangan juga tidak memberikan penilaian yang objektif atas hasil kerja dalam melaksanakan
pengisian berkas rekam medis serta supervisi yang dilakukan tidak bersifat membimbing.
3. H u b u n g a n S i k a p d e n g a n Keterlambatan Pengembalian B e r k a s R e k a m M e d i s
Hasil penelitian mendapatkan bahwa dari 73 responden terdapat 38 responden yang bersikap positif mayoritas tidak terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 20 responden (52,6%) sedangkan dari 35 responden yang bersikap negatif mayoritas terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 29 responden (82,9%). Hasil uji statistik Chi–Square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,004 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan sikap dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irmawanti Indar, dkk (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis di RSUD H. Padjonga Dg.
Ngale Takalar Anyak, hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan sikap perawat dengan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis dengan nilai p = 0,001 (p<0,05) [12].
Sikap perawat juga merupakan salah satu faktor dalam ketepatan pengembalian berkas rekam medis, hal ini dikarenakan semakin baik sikap yang dimiliki seorang perawat, maka akan semakin baik pula kinerja yang dimilikinya. Sikap memiliki beberapa tingkatan yaitu menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab [8].
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |43 Peneliti berasumsi bahwa
perawat yang memiliki sikap positif cenderung tepat dalam mengembalikan berkas rekam medis, hal ini dikarenakan sikap yang dimiliki akan mendorong perawat untuk melakukan asuhan keperawatan dengan tepat dsehingga sikap yang positif dalam bekerja perlu dijaga, dibina, dan ditingkatkan.
4. H u b u n g a n K e l e n g k a p a n D o k u m e n t a s i d e n g a n Keterlambatan Pengembalian B e r k a s R e k a m M e d i s Hasil penelitian mendapatkan bahwa dari 73 responden terdapat 42 responden yang lengkap mengisi dokumentasi mayoritas tidak terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 26 responden (61,9%) sedangkan dari 31 responden yang tidak lengkap mengisi dokumentasi seluruhnya terlambat mengembalikan berkas rekam medis sebanyak 31 responden (100%). Hasil uji statistic Chi–Square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diperoleh nilai p Value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kelengkapan dokumentasi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang kelengkapan pengisian dan pengembalian rekam medis yang dilakukan oleh Winarti dan Supriyatno (2013), dimana dalam hasilnya menyebutkan angka bahwa kelengkapan rekam medis rawat inap rumah sakit di Surabaya mencapai 66%.
Kepatuhan petugas kesehatan dalam tanggung jawab melengkapi formulir
pengisian berkas medis sebanyak 85% [9].
Peneliti berasumsi bahwa kelengkapan pengisian dokumentasi merupakan salah satu kendala dalam mengembalikan berkas rekam medis, jika dokumentasi tidak lengkap maka pengembalian berkas juga akan terhambat. Ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis yaitu terletak pada assessment awal keperawatan rawat inap, pengkajian risiko jatuh (apabila umur pasien 19-59 tahun) dan khusus lansia (apabila umur pasien >60 tahun) serta pengkajian resiko dekubitus, karena belum maksimalnya upaya evaluasi kinerja dalam pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat sehingga belum kuat.
Kesimpulan
1. Ada hubungan supervisi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa dengan p-value 0,000 (p<0,05).
2. Ada hubungan sikap dengan Keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa dengan p-value 0,004 (p<0,05).
3. Ada hubungan kelengkapan dokumentasi dengan keterlambatan pengembalikan berkas rekam medis rawat inap di RSUD Kota Langsa dengan p-value 0,000 (p<0,05)
Saran
1. Kepada Pimpinan RSUD Langsa, untuk menertibkan kembali peran kepala ruangan dalam hal supervisi kelengkapan dokumentasi dan pengembalian berkas rekam medis secara berkala disemua ruangan untuk mendapatkan hasil asuhan
Jurnal Edukes, Vo.2, No.1, Maret 2019 |44 yang lengkap sebagai upaya dan
strategi dalam peningkatan kelengkapan data rekam medis.
Kepada perawat pelaksana untuk lebih disiplin dalam prosedur kerja terutama dalam kelengkapan pengisian dokumentasi dan meningkatkan sikap yang positif dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja yang baik terutama dalam mengembalikan berkas rekam medis tepat waktu.
2. Bagi Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit agar menambah bahan pustaka dalam pengembangan ilmu dan pendidikan yang berhubungan dengan ketepatan waktu pengembalian berkas rekam medis.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar mampu mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah terhadap permasalahan kesehatan yang ada di tempat kerja.
Daftar Pustaka
1. Kemenkes RI. (2014). Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit.
Jakarta : Direktorat Jenderal Bina P e l a y a n a n M e d i k.
2. Purba. (2016). Analisis Faktor- F a k t o r Penyebab Keterlambatan Pengembalian B e r k a s R e k a m
Medis dari Instalasi Rawat Inap Ke Unit Instalasi R e k a m M e d i s di Rumah Sakit Vina Estetica Medan.
J u rnal Ilmiah STIKes I m e l d a.
3. W i n a r t i. ( 2013 ). F a k t o r Determinan K e t e r l a m b a t a n Pengembalian Berkas Rekam Medis Rua n g R a w a t I n a p . J u r n a l K e d o k t e r a n B r a w i j a y a, Korespondensi: Bramantya Surya Pratama.
4. J e f r i a n y. ( 2017 ). S t a n d a r
Pengembalian Berkas Rekam Medis (Suatu Kajian di Unmas Denpasar).
T e s i s. Denpasar : P r o g r a m P r o g r a m P a s c a sarjana - UU 5. Kemenkes R I. (2016). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Kementerian Kesehatan R I. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
6. Mardiana. ( 2013 ). P e n g a r u h Karakteristik Individu, Iklim Kerja
dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kelengkapan Rekam Medik dalam Manajemen Klaim Pasien Rawat Inap di Ba d a n Layanan U m u m Daerah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainal Abidin Ba n d a A c e h.
7. Gunawan ( 2016 ). M a n a j e m e n Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media
8. Notoatmojo, So e k i d j o, ( 2012 ).
Promosi Kese h a t a n d a n I l m u Perilaku, E d i s i R e v i s i, Jakarta.
Rineka Cipta.
9. Winarti & Supriyatno (2013).Faktor
Determinan K e t e r l a m b a t a n Pengembalian Berkas Rekam Medis
R u a n g R a w a t I n a p. J u r n a l J u r n a l K e d o k t eran Brawijaya, Korespondensi: Bramantya Su r y a Pratama.
10. Lubis. (2017). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakleng- kapan Pengembalian D o k u m e n Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSU IPI Medan. Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda.