1 BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN, sehingga Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki kewajiban untuk membuat laporan pertanggungjawaban dalam pengalokasian dana pembangunan melalui APBN dalam Laporan Kinerja Tahun 2014.
Metode penyusunan Laporan Kinerja telah diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.53 Tahun 2014, tanggal 20 November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Struktur organisasi dan kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah diatur dalam Permentan No.56/Permentan/OT.140/9/2011 tanggal 28 September 2011 tentang rincian tugas
2 pekerjaan Eselon I dan II lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura.
Berdasarkan Permentan tersebut tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 377, Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang hortikultura,
2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan,
3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik,
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura,
3 5. Pelaksanaan urusan tata usaha
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Dalam upaya mendukung tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dijabarkan menjadi unit-unit kerja Eselon III untuk menjalankan tugas operasional.
Susunan organisasi dan tata laksana unit kerja Eselon III tersebut terdiri dari:
1. Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, anggaran dan kerjasama di bidang hortikultura,
2. Bagian keuangan dan perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan dan perlengkapan,
3. Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, ketatalaksanaan, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, urusan kepegawaian, hubungan masyarakat dan informasi publik, serta tata usaha dan rumah tangga,
4 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura.
Struktur organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan komposisi pegawai berdasarkan golongan dan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Sebagai institusi pelayanan maka sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura, dan memfasilitasi seluruh stakeholders dalam mengakses seluruh pelayanan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura.
5 BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Laporan Kinerja tersusun atas beberapa komponen yang merupakan satu kesatuan.
Komponen-komponen tersebut antara lain;
Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja.
Komponen perencanaan kinerja meliputi;
a) Rencana Strategis (Renstra), b) Indikator Kinerja Utama (IKU), c) Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK) atau juga sering disebut sebagai perjanjian kinerja.
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan telah disusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Tahun 2014 yang digunakan sebagai sasaran dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tupoksi dapat dilihat pada Lampiran 3.
6 2.1 Perencanaan Kinerja
2.1.1 Rencana Strategis
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura dan berpedoman pada PP RI No.5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 serta Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014, maka telah disusun Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2010-2014, yang mencakup:
a. Visi dan Misi
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam melaksanakan tugas dan fungsi telah berupaya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean government) dengan menetapkan norma-norma pokok dalam kepemerintahan yang baik. Disamping itu Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam melakukan pembinaan dan memberikan
7 pelayanan teknis serta administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Hortikultura telah menerapkan standar baku dalam memberikan pelayanan yang mengacu pada tugas pokok dan fungsi.
Kepedulian kepada masyarakat petani sebagai pelaku pembangunan hortikultura merupakan prioritas
utama dalam melakukan
pembangunan pertanian khususnya hortikultura. Di samping itu, aparatur pembina selaku fasilitator, regulator dan dinamisator pembangunan dalam melaksanakan tugasnya harus dilandasi dengan ketulusan hati dan semangat pengabdian yang tinggi.
Oleh karena itu aparatur pembina hortikultura dalam melaksanakan pembangunan dilandasi oleh ruh atau nilai, berupa jiwa yang bersih, pikiran yang peduli dan hati yang tulus.
Bersih berarti bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
8 amanah, transparan dan akuntabel.
Peduli berarti memberikan perhatian, fasilitasi, pelayanan, perlindungan, pembelaan, pemberdayaan dan keberpihakan terhadap kepentingan masyarakat/ petani hortikultura di atas kepentingan pribadi dan golongan (demokratis) dan aspiratif.
Tulus berarti ikhlas, penuh pengabdian, jujur dan memiliki integritas.
Dengan memperhatikan prioritas pembangunan hortikultura dan dinamika lingkungan strategis maka visi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura adalah ; “Menjadi fasilitator yang handal menunjang pengembangan usaha produksi hortikultura yang berdaya saing, berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat pertanian”.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut Direktorat Jenderal Hortikultura mengemban misi yang harus dilaksanakan ;
9 a. Meningkatkan profesionalisme aparatur Direktorat Jenderal Hortkultura,
b. Merumuskan kebijakan dan
perencanaan program
pengembangan hortikultura yang operasional dan efisien,
c. Meningkatkan dan melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi program pengembangan hortikultura yang obyektif dan akuntabel,
d. Meningkatkan sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Hortikultura mendukung pengembangan hortikultura,
e. Mengembangkan data dan informasi hortikultura.
f. Meningkatkan sistem dan penyebaran informasi pembangunan hortikultura,
g. Merumuskan peraturan perundang-undangan bidang pengembangan hortikultura dan pengembangan kelembagaan.
10 b. Tujuan dan Sasaran Strategis
Sesuai dengan visi dan misi, Sekretariat Ditjen Hortikultura mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Meningkatnya kemampuan dan
keterampilan SDM aparatur, b. Meningkatnya perencanaan
pengembangan hortikultura,
c. Meningkatnya evaluasi dan pelaporan pengembangan hortikultura,
d. Meningkatnya penyediaan dan kualitas data serta informasi hortikultura,
e. Meningkatnya ketersediaan fasilitas/ sarana mendukung pengembangan agribisnis hortikultura,
f. Meningkatnya pemasyarakatan informasi hasil pembangunan agribisnis hortikultura,
11 g. Meningkatnya peraturan perundang-undangan di bidang hortikultura dan kelembagaan.
Sasaran yang ingin dicapai oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura adalah sebagai berikut : a. Terdidik dan terlatihnya SDM
aparatur Ditjen Hortikultura, b. Tersedianya rumusan kebijakan
dan program pengembangan agribisnis hortikultura yang operasional dan efisien,
c. Tersedianya laporan dan evaluasi program pengembangan agribisnis hortikultura yang meningkat kualitasnya (obyektif dan akuntabel),
d. Tersedianya data dan informasi hortikultura yang meningkat kualitasnya (lengkap, akurat dan up to date),
e. Tercukupinya fasilitas dan sarana pendukung pengembangan agribisnis hortikultura,
12 f. Tersosialisasinya hasil-hasil pembangunan agribisnis hortikultura,
g. Tersusunnya rancangan peraturan perundang-undangan di bidang hortikultura.
c. Arah Kebijakan, Strategi, Program dan Kegiatan
Keberhasilan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran dipengaruhi oleh peningkatan indikator; kualitas SDM aparatur melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), pelayanan/fasilitasi pengembangan hortikultura, monitoring dan evaluasi, produk hukum di bidang hortikultura, sosialisasi hasil pembangunan hortikultura, Sistem Informasi Manajemen dan data hortikultura, dan peningkatan sistem pengarsipan dan administrasi.
Strategi yang dirumuskan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
13 Setditjen Hortikultura adalah sebagai berikut ;
1. Peningkatan Kualitas SDM dan Optimalisasi Sarana Kerja
Untuk dapat membina sumber daya manusia petani / pelaku usaha, pembina di Dinas Pertanian dalam memanfaatkan ketersediaan teknologi, maka harus didukung oleh peningkatan kompetensi SDM Ditjen Hortikultura, bersamaan dengan pembinaan mental dan moral agar memiliki kejujuran, kepedulian dan ketulusan hati, integritas yang tinggi, untuk dapat menjadi pembina dan pelaku usaha hortikultura yang berhasil.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM petugas di bidang hortikultura menjadi hal yang sangat penting untuk ditangani.
Melalui kegiatan magang, pelatihan, kursus, studi banding dan lain-lain yang dilakukan di
14 dalam dan di luar negeri diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagaimana yang diharapkan sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kualitas SDM yang baik harus didukung dengan ketersediaan sarana kerja yang memadai. Oleh karena itu, fasilitasi sarana kerja dalam menunjang pengembangan hortikultura akan mendapat perhatian serius sejalan dengan pemanfaatan sumberdaya manusia yang tersedia.
2. Pemasyarakatan Hasil Pembangunan Hortikultura
Pemasyarakatan hasil pembangunan hortikultura dilakukan melalui peningkatan frekuensi promosi, kampanye, sosialisasi atau pemasyarakatan baik di dalam maupun di luar negeri, melalui media cetak maupun elektronik untuk
15 menginformasikan dan menanamkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap produk hortikultura nasional.
3. Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan
Sinkronisasi dan koordinasi perencanaan merupakan wadah yang tepat untuk menyatukan aspirasi daerah yang beragam sejalan dengan program pembangunan nasional. Upaya sinkronisasi dan koordinasi perencanaan dilakukan melalui penyusunan rencana kerja, pertemuan nasional, pertemuan regional yang bersifat internal dan lintas sub sektor-sektor, konsultasi, dan advokasi perencana program.
4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pengembangan Hortikultura
Pengelolaan sumberdaya yang bijaksana, efektif dan efisien
16 dilakukan melalui pengendalian teknis dan administrasi pelaksanaan program, sosialisasi, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan yang mengacu kepada prinsip-prinsip akuntabilitas.
5. Pengembangan Data Statistik Hortikultura
Pengembangan data dan informasi dilakukan melalui penyempurnaan metode pengumpulan data dan informasi hortikultura, pengembangan sistem informasi manajemen, pelatihan petugas, sinkronisasi data statistik hortikultura serta penyediaan sarana prasarana yang memadai bagi pengumpulan, pengolahan dan pengujian data.
6. Pemantapan Peraturan Perundangan
Peraturan perundangan dimaksudkan untuk mendukung pengembangan agribisnis hortikultura dengan melakukan
17 perlindungan terhadap petani produsen, pengusaha dan eksportir dalam menciptakan / menghasilkan produk hortikultura yang berdaya saing.
2.1.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah ditetapkan dengan peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan /OT.140/8/2013 (Lampiran 4).
Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura disajikan dalam tabel berikut:
18 Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
No Sasaran Indikator
Kinerja Utama Sumber Data
1. Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia sarana dan prasarana anggaran, serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi
hortikultura
1. Pelayanan Manajemen
Laporan dari pegawai melalui bagian tata usaha
2. Pelaporan Kinerja
Laporan dari
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura, Dinas Teknis yang membidangi
hortikultura di tingkat propinsi dan kab/kota 3. Dokumen
Manajemen
Laporan dari Ditjen Hortikultura, Dinas
teknis yang
Membidangi
Hortikultura di tingkat propinsi, Kab/Kota dan instansi terkait lainnya.
4. Lembaga Pengembang an
Hortikultura (PMD dan LM3)
Laporan dari
Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura.
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian, 2012
19 2.1.3 Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura pada tahun 2014 telah disusun, dan sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2014 yang ditetapkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) dan disesuaikan dengan sasaran strategis pada Rencana Strategis 2010-2014. Dalam RKT telah ditetapkan target-target yang akan dijadikan ukuran tingkat keberhasilan/ kegagalan pencapaiannya. Adapun target Rencana Kinerja Tahunan 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
20 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setditjen Hortikultura Tahun 2014
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Meningkatnya
kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura
1 Pelayanan Manajemen Bulan 12 2 Pengelolaan laporan Laporan 348 3 Pengelolaan dokumen Dokumen 489 4 Pemberdayaan LM3 Lembaga 300 5 Pemberdayaan
Konsorsium Hortikultura Kelompok
PMD 240
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Adapun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 5.
21 2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura dengan Direktur Jenderal Hortikultura.
Dokumen Perjanjian Kinerja lebih dikenal dengan Penetapan Kinerja (PK) yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
Adapun dokumen Penetapan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura
1. Pelayanan Manajemen (bulan) 12 2. Laporan kinerja (laporan) 348 3. Dokumen Manajemen (dokumen) 489 4. Lembaga Mandiri dan Mengakar di
Masyarakat (LM3) (Kelompok)
300
5. Pemberdayaan Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban (Kelompok)
240
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
22 Hortikultura Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 6.
Pada Bulan Agustus 2014 dilakukan penghematan anggaran dari semula Rp. 176.730.839.000,- seperti yang tercantum pada penetapan kinerja, menjadi sebesar Rp. 162.658.280.000,- dengan target indikator kinerja seperti yang tercantum dalam penetapan kinerja yang direvisi pada tabel berikut.
Tabel 4. Penetapan Kinerja yang Direvisi
Adapun dokumen Penetapan Kinerja yang telah direvisi tercantum pada Lampiran 7.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatnya kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura
1. Pelayanan Manajemen (bulan) 12 2. Laporan kinerja (laporan) 348 3. Dokumen Manajemen (dokumen) 471 4. Lembaga Mandiri dan Mengakar di
Masyarakat (LM3) (Kelompok)
300
5. Pemberdayaan Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban (Kelompok)
0
Sumber : Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
23 BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Pengukuran Kinerja
Untuk melihat realisasi pencapaian kinerja yang telah difasilitasi melalui APBN maka harus dilakukan pengukuran target yang telah ditetapkan sesuai penetapan kinerja dibandingkan dengan pencapaian realisasi targetnya.
3.1.1 Capaian Kinerja Tahun 2014
Secara rinci realisasi pencapaian target penetapan kinerja tahun 2014 sesuai dengan Penetapan Kinerja yang telah direvisi dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
24 Tabel 5. Pengukuran Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2014 Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Kegiatan PMD 2014 dilaksanakan sampai penetapan CP/CL, sedangkan bantuan sarana produksi untuk pemberdayaan kelompok tani akan dilaksanakan tahun 2015 dikarenakan adanya pemotongan/
penghematan anggaran.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Meningkatnya
kapasitas manajemen administrasi, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana anggaran serta piranti lunak organisasi pengembangan produksi hortikultura
1. Pelayanan Manajemen (bulan)
12 12 100
2. Laporan kinerja (laporan) 348 620 178,16 3. Dokumen Manajemen
(dokumen)
471 438 92,99
4. Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) (Kelompok)
300 303 101
5. Penggerak Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban (Kelompok)
- 0 0
25 3.1.2. Capaian Kinerja Tahun 2010–2014
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Renstra Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura periode 2010-2014. Untuk melihat perkembangan pelaksanaan Renstra Tahun 2010 -2014 yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja setiap tahun, telah dilakukan Pengukuran Kinerja yang telah tertuang pada Laporan Kinerja Setditjen setiap tahunnya.
Secara rinci realisasi capaian kinerja dari target Penetapan Kinerja Tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 6.
26 Tabel 6. Pengukuran Kinerja Pembangunan Hortikultura Tahun 2010-2014 Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
Target (T)
Realisasi
(R) % T R % T R % T R % T R %
1
Pelayanan Manajemen (Bulan)
12 12 108,5 12 12 100 12 12 100 12 12 100 12 12 100
2 Laporan Kinerja (Laporan)
176 191 100 553 781 141,2 7 9 128,6 263 414 157,4 348 620 178,2
3 Dokumen Manajemen (dokumen)
7 7 100 6 8 133,3 22 23 104,5 244 299 122,5 471 438 92,9
4
Penggerak Membangun Desa (PMD)
60 60 100 140 140 100 220 220 100 240 300 125 0 0 0
5 Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) (Lembaga)
400 434 108,5 150 200 133,3 80 79 98,75 300 299 99,7 300 303 101 2014 No Indikator
Kinerja
2010 2011 2012 2013
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat secara umum capaian realisasi Penetapan Kinerja Tahun 2010 – 2014
27 sesuai dengan target yang telah ditetapkan bahkan beberapa indikator dapat melebihi target. Dengan demikian, kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura sudah cukup baik.
Namun demikian, pada indikator kinerja Pelaporan Kinerja dan Dokumen Manajemen, masih terdapat perbedaan satuan indikator. Pada indikator Laporan Kinerja, pada Tahun 2012 satuan indikator kinerja merupakan jenis laporan yang berupa jenis laporan yang dihasilkan oleh Setditjen Hortikultura. Sedangkan pada Tahun 2010, Tahun 2011, Tahun 2013 dan Tahun 2014 satuan indikator merupakan jumlah laporan yang merupakan banyaknya laporan yang dihasilkan oleh Setditjen Hortikultura.
Demikian juga yang terdapat pada indikator kinerja Dokumen Manajemen, pada Tahun 2010 – Tahun 2012,satuan indikator yang
28 ditetapkan merupakan jenis dokumen.
Sedangkan pada Tahun 2013 – Tahun 2014 satuan indikator yang ditetapkan merupakan jumlah dokumen.
Pada penyusunan Renstra Tahun 2015 -2019 akan dilakukan perbaikan dengan menetapkan satuan indikator kinerja Laporan Kinerja dan Dokumen Manajemen dalam satuan jenis laporan dan jenis dokumen.
3.2 Analisis Pencapaian Kinerja
Pada Penetapan Kinerja Tahun 2014, dana yang dialokasikan untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan semula sebesar Rp. 176.730.839.000,- dan
terdapat penghematan anggaran sebesar Rp. 14.072.559.000,- sehingga alokasi
anggaran Sekretaris Direktorat Jenderal
Hortikultura menjadi Rp.
162.658.280.000,- seperti yang tercantum pada Penetapan Kinerja yang telah direvisi.
Adapun capaian strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Tahun 2014 dijabarkan sebagai berikut :
29 3.2.1 Pelayanan Manajemen
Pelayanan manajemen merupakan komponen penting yang mendukung pelaksanaan kegiatan utama yang telah diemban oleh petugas-petugas di bagian umum. Berbagai output kerja meliputi;
pembayaran gaji pegawai, pembayaran honor, penyediaan ruang-ruang kerja yang representatif, jamuan delegasi/tamu, keasrian dan kebersihan lingkungan sarana dan prasarana, keamanan, fasilitasi listrik dan penerangan, peringatan hari besar keagamaan/ kerohanian, keperluan sehari- hari perkantoran, sarana olahraga dan ruang-ruang pertemuan yang nyaman.
Berdasarkan penghitungan capaian kinerja pada aspek pelayanan manajemen ini mencapai 100% artinya sepanjang 12 bulan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah memberikan pelayanan yang terbaik sepanjang tahun 2014. Hasil ini tentunya merupakan capaian ketersediaan fasilitas pada tahun sebelumnya.
30 3.2.2 Pengelolaan Laporan
Pengelolaan laporan dilaksanakan oleh Bagian Evaluasi dan Pelaporan serta Bagian Keuangan dan Perlengkapan. Output pengelolaan laporan pada tahun 2014 telah tercapai sesuai target. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari 348 laporan yang direncanakan dikelola pada tahun 2014 telah direalisasikan sebanyak 620 laporan.
Dengan demikian, telah mencapai realisasi sebesar 178,16 %.
Beberapa jenis laporan yang dihasilkan secara rutin sebagai berikut :
a. Pusat
1. Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
2. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
3. Laporan Tahunan Satker Tahun 2014 4. Laporan Pengendalian Program Pembangunan Hortikultura Tahun 2014
31 5. Laporan Evaluasi Kinerja Program Pembangunan Hortikultura Tahun 2013
6. Laporan Evaluasi Kinerja Program Pembangunan Hortikultura Tahun 2010 – 2014
7. Laporan Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Hortikultura Tahun 2014
8. Laporan Sistem Pengendalian Intern Hortikultura Tahun 2014
9. Laporan Bulanan Kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
10. Laporan Triwulan
11. Laporan Rapat Pimpinan (RAPIM) 12. Laporan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
13. Laporan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 249 Tahun 2011
14. Laporan Rekap Provinsi Statistik Pertanian Hortikultura (RPSPH)
15. Laporan Hasil Audit
16. Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
17. Laporan Kerugian Negara
32 18. Laporan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK)
19. Laporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
20. Laporan Rekening Kementerian Lembaga
21. Laporan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) 22. Laporan Hibah
23. Laporan Pekan Flori Flora Nasional (PF2N) dan Hari Pangan Sedunia (HPS)
b. Daerah
1. Laporan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 249
2. Laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
3. Laporan Rekap Provinsi Statistik Pertanian Hortikultura (RPSPH)
Pada Tahun 2014 terdapat 199 satker daerah yang wajib membuat laporan, sehingga laporan yang dibuat sebanyak 3x199=597 laporan.
33
Gambar 1. Workshop SIMONEV Ditjen Hortikultura Tahun 2014 di Pontianak, Kalimantan Barat
Laporan tersebut disusun sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan yaitu ada mingguan, bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil. Kewajiban membuat dan mengirimkan laporan merupakan tanggung jawab pusat dan daerah.
Gambar 2. Sinkronisasi Angka Tetap Tahun 2013 di Medan, Sumatera Utara
34 Dalam pembuatan laporan dibutuhkan penyediaan bahan dan berbagai sumber-sumber informasi terkini seputar hasil pelaksanaan kegiatan dan perkembangan pembangunan hortikultura.
3.2.3 Pengelolaan Dokumen
Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura selama tahun 2014 yaitu;
Pusat:
1. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
3. Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L) Tahun 2014
4. Penetapan Kinerja (PK) Ditjen Hortikultura Tahun 2014
5. Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014
35 6. Penetapan Kinerja (PK) Ditjen
Hortikultura Revisi Tahun 2014 7. Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat
Direktorat Jenderal Hortikultura Revisi Tahun 2014
8. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Tahun 2014
9. Pedoman Umum Pengembangan Hortikultura Tahun 2014
10.Pedoman Teknis Dukungan Manajemen Pengembangan Hortikultura Tahun 2014
11.Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Tahun 2014
12.Daftar Nominatif Pegawai Tahun 2014
13.Kenaikan Gaji Berkala Tahun 2014 14.Rekapitulasi Absensi Tahun 2014 15.Daftar Perpustakaan Digital
16.Data Perubahan Pemangku Jabatan
17.Laporan Induk Penerapan Nilai Budaya Kerja
18.Inventarisasi Dokumen Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
19.Dokumen Impasing
36 20.Dokumen Standar Operasional
Prosedur
21.Pedoman Umum Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3)
22.Pedoman Umum Penggerak Membangun Desa (PMD)
23.SK Dirjen Tim LM3 24.SK Dirjen Tim PMD 25.SK Dirjen Tim Agribisnis
26.SK Dirjen Tim Monitoring dan Evaluasi
27.SK Dirjen Tim Horti Park 28.SK Dirjen Tim PF2N 29.SK Dirjen Tim HPS
30.SK Dirjen Peraturan Bidang Hortikultura
31.Permentan No 40/ Permentan/
OT.210/3/2014 tentang peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan hortikuktura 32.Permentan No 70/ Permentan/
PD.200/6/2014 tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Hortikultura
37 33.Permentan No 109/ Permentan/
OT.140/9/2014 tentang Kualifikasi Keahlian dan Kemampuan tertentu SDM di Bidang Hortikultura dan Luar Negeri
34.Dokumentasi Aset
35.Dokumentasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
36.Dokumentasi Bendahara Gaji
37.Dokumentasi Pengadaan Barang dan Jasa
38.Pedoman Pengelolaan Barang dan Jasa
39.Daftar Inventarisasi
40.Daftar Penghapusan Aset Keuangan.
Daerah:
1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggara (DIPA)
2. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL)
Pada Tahun 2014 terdapat 199 satker yang wajib menyusun dokumen sehingga jumlah dokumen yang
38 disusun sebanyak 2x199=398 dokumen.
Dokumen tersebut seluruhnya telah direalisasikan dan merupakan bagian dari proses perencanaan dan menjadi acuan dan landasan kerja untuk pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2014 Tim Satuan Pelaksana SPI Sekretariat Ditjen Hortikultura telah bekerja dengan baik sehingga Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura mendapat penghargaan berupa sertifikat Wilayah Bebas dari Korupsi.
Gambar 3. Sinkronisasi 2014 dan Koordinasi Rancangan Pengembangan Hortikultura 2015 Wilayah Barat di Yogyakarta
39
Gambar 4. Apresiasi Pengelola Satker Lingkup Direktorat Jenderal Hortikultura di Medan, Sumatera Utara
Gambar 5. Pelaksanaan PF2N Tahun 2014 di Makasar
Dari 471 dokumen yang ditargetkan hingga akhir tahun 2014 terealisasi sebanyak 438 dokumen atau sebesar 92,99%. Pencapaian ini menunjukkan kinerja yang cukup baik khususnya bagi para petugas di lingkup Setditjen
40 Hortikultura sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3.2.4 Pemberdayaan LM3
Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) adalah lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat dan telah berperan dalam pembinaan dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat. Pada awalnya bantuan LM3 hanya diberikan kepada pondok pesantren, namun dalam perkembangannya mencakup juga lembaga-lembaga keagamaan lainnya seperti seminari, paroki, gereja, pasraman, vihara, subak dan lain- lain. Lembaga tersebut sebagian besar berada di daerah pedesaan yang mempunyai basis utama perekonomian dalam bidang usaha pertanian. Pada prinsipnya tujuan dari pelaksanaan LM3 adalah memberikan penguatan modal bagi lembaga- lembaga keagamaan tersebut.
41
Gambar 6. Workshop LM3 Tahap I Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014 di Bandung, Jawa Barat
Pada Tahun 2014 kegiatan pemberdayaan LM3 ditargetkan sebanyak 300 Lembaga sedangkan realisasinya melebihi target yaitu mencapai 303 lembaga atau sebesar 101 %. Hal ini disebabkan karena dalam pengalokasian dana bantuan LM3 bervariasi antara Rp. 75 Juta – Rp. 100 Juta. Hal ini disesuaikan dengan data profil LM3 dan potensi sumberdaya alam khususnya potensi lahan yang dimiliki oleh LM3 tersebut.
42 Lokasi LM3 tersebar di 22 propinsi, 121 kabupaten/kota.
Gambar 7. Workshop LM3 Tahap II Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun 2014 di Bogor, Jawa Barat
Kegiatan ini sangat mendukung terwujudnya program Direktorat Jenderal Hortikultura dalam pencapaian peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura berkelanjutan. Beberapa hal yang terus ditekankan oleh instansi pengawas fungsional terkait
43 dengan pelaksanaan LM3 ini adalah transparansi dan objektifitas yang harus mendapat rekomendasi dari petugas di daerah sehingga tidak ditemui lagi adanya lembaga-lembaga yang tidak kompeten tetapi masuk dalam proses seleksi. Di samping itu Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dari masing-masing LM3 diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan kegiatan budidaya hortikultura di lapangan.
3.2.5 Pemberdayaan Membangun Desa (PMD/Kelompok Tani pada Area Periurban)
Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses terhadap sumber permodalan dan lemahnya kelembagaan petani.
Atas dasar kondisi tersebut dan dalam rangka pemberdayaan kelembagaan petani hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura mengalokasikan dana APBN untuk Kegiatan Penggerak Membangun Desa (PMD). Tujuan dari
44 Kegiatan PMD adalah meningkatkan peran tenaga penggerak (champion) di kawasan hortikultura dalam mendukung pengembangan agribisnis hortikultura dan memberdayakan kelembagaan petani menjadi Badan Usaha Milik Petani.
Pemberdayaan konsorsium hortikultura akan dilaksanakan melalui PMD yang semula direncanakan 240 kelompok dan setiap PMD membina 4 (empat) kelompok.
Bantuan untuk pengembangan usaha hortikultura kepada PMD difokuskan pada pengembangan komoditas yang memiliki kontribusi terhadap inflasi, komoditas substitusi impor dan komoditas ekspor (cabai, semangka dan krisan). Paket bantuan cabe (benih cabai, mulsa hitam perak, pupuk organik padat/kandang), paket bantuan semangka (benih semangka, mulsa hitam perak, pupuk organik padat/kandang), paket bantuan
45 krisan (benih stek, insect nect, plastik UV dan pupuk organik). Namun demikian, terjadi perubahan pola penyaluran bantuan untuk pengembangan usaha hortikultura kepada PMD dari semula Belanja Bantuan Sosial menjadi Belanja Barang Fisik lainnya yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 42/PB/2012 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Akun Neraca pada Bagan Akun Standar (BAS).
Proses pengadaan barang fisik lainnya yang akan diserahkan kepada masyarakat/pemda untuk Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura kepada PMD Hortikultura direncanakan dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang yang akan diselenggarakan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP) Direktorat Jenderal Hortikultura.
46 Penyaluran sarana produksi kepada kelompok tani binaan PMD akan diserahkan secara langsung kepada kelompok tani binaan PMD yang disaksikan oleh PMD dan atau oleh petugas Dinas Pertanian tingkat Kabupaten/ Kota.
Saat ini kegiatan tersebut telah dilakukan proses CPCL, sedangkan pengadaan sarana bantuan fisik untuk kelompok tidak dilaksanakan akibat penghematan anggaran dan direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2015.
3.3 Analisis Pencapaian Keuangan
Analisis pencapaian keuangan dilakukan untuk melihat sejauh mana pencapaian sasaran strategis yang telah tergambar di Penetapan Kinerja dapat dicapai dengan ketersediaan anggaran.
Pagu awal sesuai penetapan kinerja (PK) sebesar Rp. 176.730.839.000,- dan selanjutnya menjadi Rp. 162.658.280.000 karena adanya penghematan anggaran
47 sebesar Rp. 14.072.559.000,-. Adapun realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura per output tertanggal 20 Januari 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura per Output Kegiatan
Kegiatan Output Satuan Target
Output Realisasi Output
% Pagu
(Rp.000)
Realisasi- DIPA (Rp.000) % 1774
Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
1774.009 Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura Kepada LM3
Lembaga 300 301 100,33 34.026.750 33.520.385 98,51
1774.010 Bantuan Pengembangan Usaha Hortikultura Kepada PMD
Klp PMD 0 0 0 950.256 906.684 95,41
1774.021 Penataan dan Pengelolaan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hortikultura
Laporan 348 620 178,16 22.987.072 21.037.295 91,52
1774.023 Penataan
dan Pengelolaan Dokumen 471 438 92,99 31.089.539 25.849.923 83,15
48
Kegiatan Output Satuan Target
Output Realisasi Output
% Pagu
(Rp.000)
Realisasi- DIPA (Rp.000) % Perencanaan,
Keuangan dan Perlengkapan, Kepegawaian Kegiatan Pengembangan Hortikultura 1774.994 Layanan
Perkantoran Bulan
Layanan 12 12 100 66.908.499 55.485.984 82,93 1774.996 Perangkat
Pengolah Data dan Komunikasi
Unit 74 74 100 839.669 651.733 77,62
1774.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
Unit 462 457 98,92 2.189.495 1.608.588 73,47
1774.998
Gedung/Bangunan M2 1.35
9 1.359 100 3.667.000 2.948.779 80,41
TOTAL 162.658.280 142.009.371 87,31
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura, diakses di http://monev.anggaran.depkeu.go.id/2013 /eselon/bi tanggal 20 Januari 2015.
*) Tidak dilaksanakan
Sampai dengan tanggal 20 Januari 2015, realisasi Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Hortikultura baik pusat maupun daerah sebesar Rp.
142.009.371,- (87,31%), dan masih
49 memungkinkan untuk terjadi kenaikan realisasi anggaran karena batas terakhir penyelesaian realisasi anggaran dalam http://monev.anggaran.depkeu.go.id tanggal 8 Februari 2015. Namun karena keterbatasan waktu dan administrasi penyelesaian Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura menggunakan data realisasi keuangan per tanggal 20 Januari 2015.
Serapan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya mendukung pelaksanaan program peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu produk hortikultura berkelanjutan secara umum sudah cukup baik namun perlu ada identifikasi terhadap titik-titik kritis yang menyebabkan terjadinya hambatan penyerapan anggaran yang sebagian besar dikarenakan:
a. Adanya proses revisi DIPA, karena terdapat banyak kegiatan yang mengalami penghematan anggaran, sehingga memperlambat realisasi pelaksanaan kegiatan;
50 b. Adanya revisi POK/ROK sehingga pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal palang yang telah ditetapkan pada awal penyusunan;
c. Beberapa kegiatan yang bersifat pengadaan sehingga membutuhkan proses tender dan lelang yang panjang melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan) Ditjen Hortikultura (e-Procurement);
d. Adanya pergantian pejabat pembuat komitmen (PPK) pada propinsi dan kabupaten/kota sehingga berimplikasi pada proses penyerapan anggaran.
e. Beberapa kegiatan dukungan manajemen teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura berupa pemantauan, pembinaan serta monitoring ke daerah tidak terserap secara optimal.
51 3.4 Permasalahan
Beberapa permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura antara lain :
a. SDM yang menangani kegiatan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Hortikultura khususnya Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan masih terbatas,
b. Banyaknya jenis laporan yang harus dibuat oleh petugas evaluasi dan pelaporan di daerah sementara petugas pelaporan jumlahnya masih terbatas, c. Reward and Punishment belum
diterapkan secara optimal,
d. Inventarisasi dan penilaian aset belum terlaksana secara baik dan sistematis, e. Sosialisasi peraturan perundang-
undangan hortikultura perlu diintensifkan, f. SDM petugas perencanaan, evaluasi,
kehumasan dan umum dari aspek kualitas masih perlu terus ditingkatkan,
52 g. Ketersediaan fasilitasi penunjang kegiatan
di kas bendahara kesatkeran dalam mendukung pelaksanaan kegiatan sering terlambat,
h. Reformasi birokrasi belum berjalan optimal, utamanya tingkat kedisiplinan pegawai,
i. Koordinasi pada lingkup manajemen masih lemah; yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.
3.5 Tindaklanjut
Beberapa upaya tindaklanjut yang telah dan akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura untuk perbaikan antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan pelatihan-pelatihan kedinasan, baik untuk petugas perencana, evaluasi pelaporan, pengelolaan keuangan, kehumasan maupun petugas yang menangani kedinasan secara umum,
53 b. Petugas kesatkeran dan jajarannya berupaya mengantisipasi dinamisasi dan kebutuhan penanggungjawab kegiatan dalam merealisasikan kegiatan sesuai POK/ROK,
c. Perlu adanya penerapan reward and punishment dalam mendukung dan menegakkan reformasi birokrasi yang diyakini dapat meningkatkan kinerja petugas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
d. Menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam mengedukasi prinsip-prinsip koordinasi, kerjasama dan keterpaduan dalam bertugas,
e. Melakukan inventarisasi aset di lingkup kerja Direktorat Jenderal Hortikultura, f. Perbaikan Kinerja dan SPI (Sistem
Pengendalian Intern).
54 BAB IV
PENUTUP
Akselerasi program yang dilaksanakan pada Direktorat Jenderal Hortikultura, dengan melaksanakan satu program yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura berkelanjutan, memberi pengaruh positif terhadap cara dan strategi Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura dalam mempertajam visi dan misinya menjadi institusi pelayanan yang handal dalam mendukung setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan hortikultura.
Hasil dan prestasi yang diraih oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura telah cukup banyak, salah satunya adalah keberhasilan dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) lingkup Kementerian Pertanian yang telah diapresiasi oleh Inspektorat Jenderal. Hal ini merupakan upaya serius dan komitmen tinggi dari jajaran pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura
55 dalam mewujudkan prinsip Akuntabilitas Kinerja.
Diharapkan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Hortikultura ini juga menjadi salah satu cerminan dari ketaatan
dan transparansi dalam
mempertanggungjawabkan seluruh pengelolaan keuangan negara di tahun 2014.