• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Nazaruddin & Anwarudin (2019) dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Nazaruddin & Anwarudin (2019) dengan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nazaruddin & Anwarudin (2019) dengan judul pengaruh penguatan kelompok tani terhadap partisipasi dan motivasi pemuda tani pada usaha pertanian di Leuwiliang, Bogor. Penelitian bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif penguatan kelompok tani, partisipasi dan motivasi pemuda tani serta menganalisis pengaruh penguatan kelompok tani terhadap partisipasi dan motivasi pemuda tani pada usaha pertanian di Leuwiliang, Bogor.

Populasi penelitian adalah pemuda tani sebagai anggota kelompok tani yang menjadi sasaran pembinaan desa mitra. Variabel penelitian terdiri atas karakteristik individu (X1), penguatan kelompok tani (X2), partisipasi pemuda tani (Y1) dan motivasi pemuda tani (Y2). Analisis statistik menggunakan analisis statistik deskriptif dan regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan kelompok tani mitra berada pada kriteria tinggi, partisipasi dan motivasi pemuda tani berada pada kategori sedang. Patisipasi pemuda tani dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK dan penguatan kelompok tani. Motivasi pemuda tani dipengaruhi oleh persepsi, akses TIK, penguatan kelompok tani dan partisipasi dalam kegiatan pertanian. Perbedaan penelitian oleh Nazaruddin dan Anwarudin dengan penelitian ini yaitu variabel dan metode analisis data yang digunakan. Penelitian Nazaruddin dan Anwarudin menggunakan metode analisis secara statistik deskriptif dan regresi. Penelitian

(2)

tersebut berbeda dengan penelitian ini karena metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu SEM PLS.

Penelitian Insani et al. (2018) dengan judul determinan partisipasi dan peran petani muda dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan di Desa Cisondari, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi partisipasi petani muda dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan di Desa Cisondari. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Data diperoleh melalui wawancara terstruktur yang dilakukan terhadap responden yang dipilih dengan teknik simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor yang meningkatkan partisipasi petani muda ialah motivasi, inovasi, dan faktor lingkungan. Hal tersebut berarti bahwa seberapa tinggi tingkat karakteristik petani, sifat inovasi, dan faktor lingkungan dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat partsipasi yang dilakukan oleh petani muda. Perbedaan penelitian oleh Insani, et al. dengan penelitian ini yaitu terletak pada metode analisis data. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis data berupa analisis regresi linier berganda, sedangkan penelitian ini menggunakan SEM PLS. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu teknik pengambilan sampel. Teknik yang digunakan pada penelitian menggunakan teknik simple random sampling.

(3)

Penelitian Kusumo & Mukti (2019) dengan judul potret petani muda (kasus pada petani muda hortikultura di Kabupaten Bandung Barat). Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mengenai petani muda yang dianalisis melalui karakteristik, persepsi, dan latar belakang dalam menjalankan usahatani hortikultura di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik survei. Penentuan sampel dilakukan dengan metode systematic random sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah 120 orang petani muda yang dipilih secara acak. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan masih sedikit petani muda yang merupakan lulusan perguruan tinggi, sebagian besar menguasai lahan < 0,5 Ha dan belum cukup lama menjalankan usahatani. Faktor utama yang mendorong petani muda untuk terjun dalam bidang pertanian adalah dukungan orang tua dan lingkungan serta peluang yang cukup menjanjikan pada subsektor hortikultura. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu variabel penelitian, penentuan teknik pengambilan sampel dan metode analisis data. Penelitian tersebut menggunakan teknik systematic random sampling, sedangkan penelitian ini mengunakan teknik simple random sampling dengan penggunaan rumus slovin. Metode analisis data yang digunakan dipenelitian tersebut yaitu menggunakan analisis regresi, sedangkan penelitian ini menggunakan SEM PLS.

Penelitian Ningtyas & Santosa (2019) dengan judul minat pemuda pada pertanian hortikultura di Desa Kelor Kecamatan Karangmojo Kabupaten

(4)

Gunungkidul. Tujuan penelitian ini guna melihat proses peningkatan minat pemuda pada pertanian hortikultura, faktor yang mempengaruhi minat pemuda dan proses terbentuknya pilihan rasional pemuda terkait peningkatan minat pertanian hortikultura. Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif dilakukan di Desa Kelor Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun informan penelitian terdiri dari pemuda yang tergabung dalam kelompok pemuda tani hortikultura, pemuda desa non-kelompok dan perangkat desa.

Data dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pengujian validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman dengan teori Pilihan Rasional dari James S. Coleman. Hasil penelitian menunjukkan proses peningkatan minat pemuda melalui: peningkatan keterlibatan pemuda dalam pertanian hortikultura yang dibedakan menjadi keterlibatan langsung dan keterlibatan penunjang dengan memperhatikan frekuensi, lama bertani dan luasan lahan yang dimiliki pemuda; peningkatan anggota kelompok pemuda tani hortikultura; peningkatan lahan pertanian hortikultura; dan peningkatan inovasi pemuda pada pertanian hortikultura. Pada faktor yang mempengaruhi minat terdapat faktor pendorong yaitu inner urge, social motivation dan emotional factor juga faktor penarik berupa faktor ekonomis dan ketersediaan pasar.

Pilihan rasional pemuda terhadap pertanian hortikultura terjadi karena adanya tujuan-tujuan yang ingin diraih pemuda dengan melakukan kegiatan

(5)

pertanian hortikultura. Akses pemuda terhadap sumber daya alam maupun modal menjadi alat bagi pemuda untuk mendapatkan tujuannya. Upaya memaksimalkan usahanya pemuda melakukan perilaku kolektif yaitu dengan membentuk kelompok pertanian yang memiliki akses terhadap sumber daya manusia dan sumber daya modal yang mampu mengatasi keterbatasan pemuda selaku aktor individu dalam kegiatan pertanian hortikultura. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada metode analisis data. Metode analisis data yang digunakan dipenelitian tersebut yaitu Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman dengan teori Pilihan Rasional dari James S.

Coleman, sedangkan penelitian ini menggunakan analisis SEM-PLS.

Penelitian Makabori & Tapi (2019) dengan judul generasi muda dan pekerjaan di sektor pertanian : faktor persepsi dan minat (studi kasus mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persepsi generasi muda khususnya mahasiswa Polbangtan Manokwari terhadap pertanian dan minat mereka akan bekerja di sektor pertanian serta mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk minat tersebut. Penelitian yang dilaksanakan di Kampus Polbangtan Manokwari, dengan objek penelitiannya mahasiswa Polbangtan Manokwari, melalui pendekatan penelitian kuantitatif.

Analisis data lewat uji statistik non-parametrik (uji Chi-Square dan Spearman).

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan pada variabel internal maupun eksternal ketika dilakukan uji statistik.

(6)

Faktor internal (motivasi, pengetahuan dan kepribadian) dan faktor eksternal (status sosial ekonomi, sosialisasi pekerjaan dan tingkat kosmopolitan) pada generasi muda terlihat cenderung berpandangan negatif terhadap pekerjaan di sektor pertanian dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan persepsi pekerjaan di sektor pertanian. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu terletak pada metode analisa data yang digunakan dan beberapa variabel yang mempengaruhi persepsi. Metode analisa data yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu analisis uji statistik non- parametrik (uji Chi-Square dan Spearman). Penelitian ini menggunakan analisis SEM-PLS dengan tiga kategori uji yaitu uji outer model, inner model, dan uji hipotesis.

2.2 Persepsi

Persepsi merupakan proses menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera atau kemampuan dari panca indera dalam menerjemahkan stimulus.

Persepsi dapat berupa persepsi positif dan persepsi negatif dimana akan mempengaruhi tindakan yang nyata. Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses pemberian makna, interpretasi dari stimuli dan sensasi yang diterima oleh individu, dan sangat dipengaruhi faktor faktor internal maupun ekternal masing-masing individu tersebut (Arifin et al., 2017).

(7)

Macam-macam persepsi antara lain sebagai berikut : 1. Persepsi visual (penglihatan)

2. Persepsi auditori (pendengaran atau telinga) 3. Persepsi perabaan (kulit)

4. Persepsi penciuman (hidung) 5. Persepsi pengecapan (lidah) 6. Persepsi selektif

Persepsi selektif adalah menginterpretasikan secara selektif apa yang dilihat seseorang yang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang. Menurut Toha (2003) dalam (Arifin et al., 2017) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut :

2.2.1 Faktor Internal 1. Perasaan

Perasaan merupakan respon yang didapatkan atau dipelajari dari suatu keadaan emosi di lingkungan tertentu.

2. Sikap dan karakteristik individu

Sikap merupakan keadaan mental atau kesiapan yang berasal dari pengalaman yang menciptakan pengaruh secara dinamik atau terserah terhadap suatu respon individu pada semua objek atau hal yang berkaitan.

3. Prasangka

Prasangka merupakan suatu keputusan yang dibuat sebelum mengetahui fakta yang sesungguhnya atau relevan tentang suatu objek. Prasangka dapat berupa

(8)

prasangka baik maupun prasangka buruk. Hal tersebut tergantung situasi lingkungkan sekitar dan keadaan psikologis orang tersebut.

4. Keinginan atau harapan

Keinginan atau harapan merupakan kebutuhan lebih terhadap barang ataupun jasa yang ingin dipenuhi. Situasi tersebut dapat tercipta karena rasa kurang puas. Keinginan tidak memiliki kewajiban untuk langsung dipenuhi.

5. Perhatian (fokus)

Perhatian merupakan kadar kesadaran atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas. Perhatian juga dapat dikatakan pemusatan atau fokus psikologis seseorang terhadap suatu objek.

6. Proses belajar

Proses belajar merupakan keadaan rasa ingin tahu yang lebih terhadap suatu objek. Rasa ingin tahu tesebut mendorong seseorang untuk mencoba melakukannya atau bertindak. Proses belajar dapat meningkatkan kreatifitas dan pola pikir seseorang. Hal tersebut dikarenakan kerja otak yang terus dipaksa untuk lebih berkembang.

7. Keadaan fisik

Keadaan fisik merupakan kondisi raga manusia. Kondisi raga yang baik dapat dijaga dengan melakukan olahraga ataupun mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Makanan-makanan yang yang bergizi dapat memberikan energi atau manfaat bagi tubuh agar tetap dalam kondisi prima.

(9)

8. Gangguan kejiwaan

Gangguan kejiwaan merupakan salah satu penyakit yang menyerang pikiran dan mental manusia. Gangguan kejiwaan ini dapat berskala ringan dan berat.

Gangguan kejiwaan yang bersifat ringan atau gangguan kecemasan biasanya cukup diberikan perawatan yang ringan ataupun pemberian obat-obatan. Gangguan jiwa bersifat ringan ini dapat berupa fobia, sedangkan gangguan kejiwaan yang bersifat berat biasanya terjadi karena guncangan mental atas permasalahan yang berat dan tiba-tiba terjadi dikehidupan seseorang sedangkan orang tersebut tidak menduga atau tidak siap dengan kenyataan tersebut.

9. Nilai dan kebutuhan juga minat

Menurut Djaali (2008) dalam Ningtyas & Santosa (2019) minat merupakan rasa suka dan ketertarikan terhadap suatu hal tanpa adanya sebuah paksaan. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan terhadap hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

10. Motivasi.

Motivasi merupakan proses yang menjelaskan ketekunan, arah, dan intensitas seseorang dalam usaha untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai alasan individu dalam mencapai suatu tujuan. Besar kecilnya suatu tujuan berpengaruh secara sejajar dengan besar kecilnya motivasi suatu individu.

(10)

2.2.2 Faktor Eksternal 1. Latar belakang keluarga

Latar belakang keluarga sangat berpengaruh terhadap pola pikir suatu individu atau anak. Anak yang terlahir dari keluarga yang harmonis dan berpendidikan tentu memiliki sedikit kelebihan dalam pola berpikir dan melakukan tindakan dibandingkan anak yang terlahir atau besar dalam lingkungan keluarga yang dapat dikatakan brokenhome dan meskipun termasuk keluarga berpendidikan.

2. Informasi yang diperoleh

Cepat lambatnya informasi yang ditangkap atau diperoleh suatu individu tentu akan mempengaruhi cepat lambatnya tindakan yang akan diambil dalam suatu situasi atau keadaan. Individu yang dapat menagkap suatu informasi dengan cepat tentu akan mampu bersaing di suatu lingkungan yang sedang ditempati, sedangkan individu yang sedikit telat menangkap informasi akan tertinggal dengan individu yang lain.

3. Pengetahuan dan kebutuhan sekitar

Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan dapat berasal dari membaca maupun pengalaman hidup suatu individu. Individu yang memiliki pengetahuan yang luas tentu akan lebih memiliki polapikir yang lebih luas. Hal tersebut dapat berguna untuk indvidu dalam melakukan suatu pengambilan keputusan. Adapun tingkat pengetahuan individu atau seseorang dapat dibedakan menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antaralain yaitu 1) Tahu 2) Memahami 3) Aplikasi atau tindakan 4) Analisis 5)

(11)

Sintesis 6) Evaluasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan suatu individu meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, lingkungan, informasi.

4. Intensitas

Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

5. Pengulangan gerak

Individu akan memberikan lebih banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangan individu tersebut dibandingkan obyek yang diam. Hal tersebut terjadi dikarenakan manusia atau individu akan lebih tertarik pada suatu objek yang bergerak. Fokus akan mereka berikan secara lebih pada objek bergerak tersebut.

6. Hal-hal baru dan familiar atau ketidakasingan suatu objek.

Hal-hal baru dan familiar akan memberikan suatu persepsi suatu individu terhadap objek tertentu. Hal tesebut akan membentuk pola pikir individu terhadap objek tersebut. Hal-hal yang familiar akan lebih melekat pada persepsi individu terhadap objek tersebut. Hal ini dapat terjadi karena sudah paham dan mengenalnya individu terhadap objek tersebut.

(12)

2.2 Pekerjaan Tani

Petani merupakan sebuah profesi yang disandang seseorang yang sedang mengusahakan mengolah produk pada sebidang tanah dengan memanfaatkan alam yang ada. Kegiatan pertanian saat ini juga dapat dijadikan sebagai hobi yang menguntungkan dan banyak manfaatnya. Secara sosial, petani dipandang rendah dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat menganggap petani adalah suatu profesi yang kurang bergengsi untuk dibanggakan. Mereka lebih bangga menjadi buruh pabrik daripada menjadi seorang petani. Secara ekonomi, pendapatan seorang petani tidak pasti. Petani lebih sering dirugikan karena keadaan pasar yang tidak menentu. Gagal panen juga salah satu masalah yang paling sering dialami. Hal tersebut terjadi karena tidak menentunya iklim atau kondisi cuaca. Hal tersebut terjadi dikarenakan rendahnya pengetahuan atau kompetensi petani. Petani mengalami kerugian, dan bergelut dengan kemiskinan. Dengan stigma demikian sektor pertanian bukanlah sektor yang dapat menarik perhatian kaum muda (Ibrahim, 2020).

Pengetahuan yang luas atau sebuah kompetensi yang tinggi perlu dimiliki seorang petani saat ini. Menurut Manyamsari & Mujiburrahmad (2014) menyatakan kompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif. Kompetensi yang tinggi akan mampu membawa petani pada suatu pertanian modern. Kompetensi seorang petani dalam menjalankan usahanya merupakan wujud dari sikap petani dalam merencanakan usahataninya. Kompetensi

(13)

yang dimiliki tentunya diharapkan mampu mewujudkan petani dalam mencapai target pada usahatani yang dijalankan. Kompetensi yang dimiliki dapat digunakan petani dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsinya harus secara kompeten.

Petani harus mampu menjadi seorang manajer bagi dirinya sendiri dalam usahatani yang dijalankan. Manajer yang dimaksud yaitu mampu mengontrol diri sendiri untuk tetap disiplin dan menjalankan usahatani sesuai dengan prosedur dan target usahatani yang dijalankan. Petani harus mampu mengetahui dan paham secara mendalam tentang usahatani yang dijalankan. Hal tersebut merupakan perwujudan dari keseriusan dan tanggungjawab menjadi seorang petani. Petani harus mengetahui kapan waktu tanam yang tepat, kapan melakukan pemupukan, bagaiamana cara mengelola, darimana modal yang akan digunakan, bagaimana cara mengolah hasil pertanian guna menambah nilai dari hasil tani tersebut, bagaimana pemasarannya, dan lain-lain.

2.3 Pemuda

Menurut UU No. 40 (2009) pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda seringkali disibukkan akan pengembangan potensi diri, dan mengembangkan budaya. Proses tersebut terjadi karena adanya pencarian jati diri atau adanya rasa ingin pengakuan. Menurut Naafs

& White (2012) kunci kategorisasi konvesional kepemudaan merupakan bukan salah satu dimensi dominan identitas pemuda pada transisionalitas. Minat pemuda

(14)

telihat begitu besar pada budaya dan gaya hidup. Mereka kurang meminati aktivitas dan kepentingan praktis.

Menurut UU No. 40 (2009) pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.

Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan :

1. Menumbuh kembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan

2. Memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual; dan/atau 3. Meningkatkan kesadaran hukum.

Peran aktif pemuda sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan : 1. Memperkuat wawasan kebangsaan

2. Membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara

3. Membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum

(15)

4. Meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi.

Peran aktif pemuda sebagai agen perubahan diwujudkan dengan:

1. Mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi 2. Sumberdaya ekonomi

3. Kepedulian terhadap masyarakat 4. Ilmu pengetahuan dan teknologi, 5. Seni budaya

6. Kepedulian terhadap lingkungan hidup 7. Pendidikan kewirausahaan

8. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.

Pemuda bertanggungjawab dalam pembangunan nasional untuk menjaga Pancasila sebagai ideologi Negara, menjaga tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum, meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan ketahanan budaya nasional, dan meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa. Setiap pemuda berhak mendapatkan perlindungan, pelayanan dalam penggunaan prasarana dan sarana kepemudaaan tanpa diskriminasi, advokasi, akses untuk pengembangan diri, dan kesempatan berperan serta dalam perencanaan,

(16)

pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengambilan keputusan strategis program kepemudaan.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pemuda pada Pertanian.

Menurut Djaali (2008) dalam Ningtyas & Santosa (2019) minat merupakan rasa suka dan ketertarikan terhadap suatu hal tanpa adanya sebuah paksaan. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan terhadap hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan peserta didik. Minat juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap sikap dan perilaku. Minat dapat mempengaruhi berjalannya regenerasi petani dengan cepat ataupun lambat. Hal ini dipengerahi oleh beberapa faktor. Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pada pertanian :

2.4.1 Status Sosial

Status sosial merupakan salah satu konsep sosiologi yang menjelaskan posisi seseorang dalam stratifikasi sosial. Kaum milenial juga mempersepsi bekerja di sektor pertanian kurang bergengsi dalam terminologi sosiologi disebut kurang memiliki privilege dan prestise (Ibrahim, 2020). Hal ini akan membentuk suatu stratifikasi sosial karena adanya penggolongan atau pembedaan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilege, dan prestise. Privilege berarti hak istimewa, hak mendahului dan hak untuk memperoleh perlakuan khusus baik dalam kehidupan bersama.

Prestise berarti kehormatan dan harus dikaitkan dengan suatu sistem sosial tertentu.

(17)

Orang-orang yang masuk dalam stratifikasi sosial atas umumnya, mendapatkan pelayanan istimewa di dalam sistem sosialnya karena mereka mendapat privilege dari masyarakat. Unsur- unsur dalam stratifikasi sosial terwujud dari status (kedudukan) dan role (peranan).

1. Status sosial

Status sosial merupakan kedudukan seseorang dalam suatu sistem sosial yang dihubungkan dengan orang-orang lain dalam sistem tersebut. Seseorang dapat diposisikan pada status sosial yang tinggi apabila mempunyai nilai lebih dari yang lain atau diakui lebih baik oleh orang lain di sistem sosial tersebut. Contohnya yaitu pegawai negeri sipil di pedesaan akan diakui atau mempunyai status sosial yang lebih tinggi karena mayoritas masyarakat desa tersebut bekerja sebagai petani.

Status sosial dapat diperoleh dengan dua cara yaitu ascribed status dan achieved status. Ascribed status adalah status yang diperoleh karena proses keturunan.

Mereka tidak akan mampu memilih dilahirkan oleh siapa dan bagaimana.

Contohnya masyarkat jawa yang dilahirkan dari kalangan darah biru, maka akan mempunyai status sosial yang tinggi. Achieved status adalah status atau kedudukan yang didapatkan karena usahanya secara disengaja. Mereka yang mampu bersaing dengan orang lain dan mampu meraih apa yang menjadi tujuannya akan mendapatkan status yang tinggi. Contohnya mereka yang mengejar pendidikan tertentu atau lebih tepatnya lulusan sarjana akan dapat meningkatkan status sosial keluarga. Hal tersebut dapat dimengerti karena orang yang berpendidikan tinggi

(18)

mempunyai pola pikir yang maju, inovatif, dan relatif mempunyai pekerjaan yang lebih baik serta penghasilan yang lebih baik.

2. Social role

Social role atau peranan sosial merupakan perilaku normatif seseorang karena kedudukannya. Seseorang yang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai keduduknnya berarti dia sedang menjalankan perannya. Kedudukan dan peranan tidak dapat dipasrahkan. Ukuran-ukuran yang menentukan tinggi rendahnya status sosial berdasarkan social role berdasarkan tiga dimensi pelapisan sosial yaitu kekuasaan, privelese, dan prestige.

Menurut Ibrahim (2015) di pedesaan golongan terdidik seperti para guru mendapat tempat tersendiri dalam lapisan sosial masyarakat desa. Hal tersebut dapat disadari bahwa orang yang terdidik dianggap mampu ataupun sudah memberikan sumbangsihnya ke daerah tersebut. Perbedaan terasa jelas dengan keadaan masyarakat desa yang kurang terdidik. Profesi sebagai petani memiliki status sosial dibawah golongan terdidik seperti guru, dan lain-lain. Hal tersebut dapat terjadi karena mayoritas petani sudah tua dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Namun tidak semua petani memiliki tingkat pendidikan yang rendah karena sejatinya menjadi petani adalah sebuah pilihan bagi orang yang hobi atau berpendidikan, tapi sebuah keharusan bagi orang yang berpendidikan rendah dan berstatus sebagai anak petani.

(19)

2.4.2 Pendapatan

Pendapatan adalah hasil atau laba bersih dari suatu proses penerimaan.

Mardani et al. (2017) menyatakan pendapatan usahatani (net farm income) didefinisikan sebagai selisih pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Secara garis besar pendapatan terbagi menjadi dua jenis yaitu operasional dan non-operasional.

1. Pendapatan Operasional, pendapatan operasional merupakan hasil yang diperoleh secara langsung dari operasional usaha tersebut. Pendapatan operasional mencakup pendapatan bersih dan kotor.

2. Pendapatan Non-operasional, pendapatan non-operasional dapat dikatakan sebagai pendapatan pasif karena tanpa melakukan usaha pun akan tetap mendapatkan pendapatan. Contoh dari pendapatan non-operasional yaitu pendapatan dari sewa atau bunga dari meminjamkan sejumlah uang.

Sumber-sumber pendapatan dapat diperoleh melalui beberapa cara. Secara garis besar sumber pendapatan dibedakan menjadi tiga yaitu gaji atau upah, usaha sendiri, dan pendapatan lain. Gaji atau upah biasanya diperoleh setelah melakukan pekerjaan terntentu dan biasanya gaji atau upah akan diberikan dalam tenggang waktu yang telah ditentukan. Waktu yang digunakan bisa berbagai macam bisa dalam jangka waktu per bulan, per minggu, bahkan per hari. Pendapatan dari sendiri merupakan pendapatan yang diperoleh setelah melakukan suatu usaha atau kegiatan penjualan usahanya sendiri. Pendapatan lain dapat dikatakan sebagai pendapatan tambahan. Pendapatan ini bisa didapat melalui investasi, sewa, dan lain-lain.

(20)

Pendapatan petani sangat bergantung pada banyaknya hasil produksi usahatani yang dijalankan. Semakin besar produksinya maka pendapatan yang diperoleh akan semakin besar dan sebaliknya semakin kecil produksinya maka pendapatan yang diperoleh juga semakin kecil. Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh petani juga dipengaruhi modal yang dikeluarkan pada proses produksi.

Analisis usaha tani dapat digunakan petani untuk meminimalisir pengeluaran yang tidak perlu dan menjadi acuan untuk usahatani kedepannya. Penerimaan usahatani adalah perkalian dari jumlah output dengan harga per item. Penerimaan usahatani berwujud tiga hal, yaitu hasil penjualan produk, hasil penjualan produk sampingan, serta produk yang dikonsumsi rumah tangga selama melakukan kegiatan usahatani.

2.4.3 Lahan

Lahan pertanian merupakan tempat untuk melakukan kegiatan pengolahan usaha pertanian. Tingkat kepadatan penduduk dan budaya mempengaruhi pola kepemilikan lahan. Pola kepemilikan lahan juga dipengaruhi ketidakmerataan distribusi penduduk. Daerah yang memiliki jumlah penduduk yang jarang akan menyebabkan pola pertanian yang berpindah-pindah lahan. Keadaan tersebut biasanya lahannya berupa lahan milik adat. Daerah yang memiliki jumlah penduduk yang padat cenderung memiliki pola kepemilikan lahan perorangan dan pertanian yang diusahakan bersifat menetap.

Lahan pertanian cenderung terbagi-bagi menjadi skala kecil. Penurunan jumlah petani diduga dominan dipengaruhi oleh luas garapan yang sempit (0,86 Ha/petani) sehingga peluang meningkatkan pendapatan juga sulit (Ibrahim, 2020).

(21)

Besar kecilnya luas lahan yang dimiliki tentu akan mempengaruhi minat pemuda untuk terjun dibidang pertanian. Kecilnya pendapatan yang diperoleh petani juga berimbas pada modal petani. Hal tersebut terjadi karena petani tidak bisa menabung. Keadaan ini susah bagi petani untuk mengembangkan usahataninya.

Status dan sumber kepemilikan tanah merupakan hubungan yang ada antara hukum dan tanah yang dikelola. Status kepemilikan tanah dapat dibuktikan dengan sertifikat tanah. Sertifikat tersebut berisi siapa dan berapa luas tanah yang dimiliki.

Hak milik tanah terbagi menjadi beberapa jenis antara lain : 1. Hak milik

2. Hak guna usaha 3. Hak pakai

4. Hak guna bangunan 5. Hak sewa

6. Hak memungut hasil hutan 7. Hak membuka tanah

Sumber-sumber kepemilikan tanah dapat berasal dari berbagai sumber.

Sumber kepemilikan tanah antara lain :

1. Pembelian, adanya akta jual beli dari PPAT 2. Warisan

3. Menyewa

4. Menyakap atau bagi hasil

5. Hibah, tetap harus ada akte tanah yang dihibahkan dari PPAT

(22)

6. Pemberian oleh Negara 7. Membuka lahan sendiri 2.4.4 Pendidikan

Pendidikan adalah proses pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan seseorang melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan dapat diperoleh melalui suatu lembaga atau melalui inisiatif diri sendiri. Pendidikan yang diperoleh melalui lembaga bersifat secara formal atau kewajiban. Wajib disini berarti merupakan salah satu program yang dijalankan pemerintah untuk mengentas rakyatnya dari jurang kebodohan dan kemiskinan sehingga diadakan wajib belajar.pendidikan yang diperoleh melalui inisiatif diri sendiri biasanya berkaitan dengan hobi atau ketertarikan suatu hal yang ingin dicoba. Pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa tahap antara lain pra- sekolah (TK), sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas atau kejuruhan, universitas. Pendidikan didalamnya terdapat suatu kegiatan yang membuat siswa atau mahasiswa berinteraksi langsung dengan dunia kerja atau usaha. Kegiatan tersebut dikenal sebagai kegiatan magang. Magang diharapkan mampu membuat siswa ataupun mahasiswa siap menghadapi dunia kerja serta memiliki pengalaman yang baik didunia kerja sebelum mereka lulus dan siap untuk kerja. Fungsi dari pendidikan antara lain sebagai berikut :

1. Mempersiapkan individu untuk siap bersaing dalam dunia kerja.

2. Mengembangkan kemapuan pengetahuan dan bakat seseorang agar berguna bagi individu tersebut ataupun masyarakat.

(23)

3. Sebagai alat untuk mencerdaskan bangsa agar terhindar dari jurang kemiskinan dan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul.

4. Menanamkan etika ataupun moral dalam berkehidupan sosial dan berdemokrasi.

Mayoritas tingkat pendidikan petani masih rendah. Hal ini dikarena petani yang sekarang adalah petani yang sudah berusia tua. Mereka hanya mengandalkan pendidikan non formal atau penyuluhan. Pendidikan juga dapat mengubah pola pikir seseorang. Pendidikan yang semakin tinggi umumnya akan diikuti dengan tingkat gengsi yang tinggi juga. Hal ini akan berpengaruh pada profesi.

Pemanfaatan sumber daya manusia yang berpendidikan tinggi pada sektor pertanian tentu akan membuat sektor pertanian semakin maju, dan sebaliknya apabila gengsi yang tinggi ada pada diri seseorang yang berpendidikan tinggi maka sektor pertanian akan susah untuk berkembang.

Ibrahim (2015) menyatakan tingkat kekosmopolitan, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non formal, dan kecepatan menerima teknologi mempunyai korelasi satu sama lain. Ciri petani yang kosmopolit yaitu berpendidikan formal, mengikuti pendidikan non formal, cepat menerima inovasi baru. Petani yang berpendidikan formal cenderung aktif mengikuti pendidikan non formal, cepat menerima teknologi baru, dan berwawasan kosmopolit. Ciri petani yang aktif mengikuti pendidikan non formal di pedesaan yaitu warga terdidik, berwawasan kosmopolit, dan cepat menerima teknologi baru.

(24)

2.4.5 Usia

Usia merupakan waktu yang digunakan untuk menghitung berdasarkan waktu yang terlewat sejak lahir. Usia secara garis besar diukur hingga tahunnya sekarang. Usia dapat digunakan untuk mengategorikan suatu objek. Hal tersebut dapat dilakukan untuk memudahkan membedakan jenis sesuai skala usia yang ditentukan. Usia terbagi menjadi 3 jenis yaitu :

1. Usia kronologis merupakan usia yang dihitung sejak lahir sampai waktu perhitungan usia.

2. Usia mental merupakan usia yang diperoleh berdasarkan kemampuan mental seseorang. Contohnya yaitu balita yang masih merangkak dan berbicaranya masih susah menunjukkan kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun. Anak tersebut dapat dikatakan mempunyai usia mental satu tahun.

3. Usia biologis merupakan usia yang dimiliki berdasarkan kematangan biologis.

Usia atau umur dapat dikategorikan untuk memudahkan dalam membedakan kemampuan atau sifat seseorang. Manusia yang memiliki usia < 13 tahun dapat dikategorikan sebagai anak-anak. Anak-anak cenderung memiliki sifat yang manja, masih belum bisa mandiri, dan lebih banyak waktu luang. Usia 13 sampai 18 tahun dapat dikategorikan sebagai remaja. Fase ini merupakan fase transisi dari seorang anak-anak menuju dewasa. Remaja biasanya memiliki sifat yang mudah marah, tidak sabar, dan menggebuh-gebuh. Perubahan yang mecolok dapat tergambarkan melalui sikap dan perilaku yang berubah-ubah setiap saat. Usia 18 sampai 65 tahun dapat dikategorikan sebagai dewasa. Proses menginjak dewasa

(25)

biasanya masih terdapat sifat atau sikap dari kebiasaan remaja yang masih terbawa.

Kedewasaan seseorang dapat dilihat melalui bagaimana cara bersikap, berpikir, dan bagaimana cara menangani masalah yang ada.

Mayoritas petani memiliki usia yang sudah tua. Petani susah menangkap adanya informasi atau teknologi terbaru di sektor pertanian. Tenaga yang digunakan untuk mengolah lahan pertanian juga cepat terkuras atau mudah lelah. Hal ini dapat berpengaruh pada tingkat produktivitas. Petani yang berusia muda atau produktif akan lebih baik dalam usaha mengolah usahataninya daripada petani yang sudah tua. Usia produktif merupakan usia seseorang mampu bekerja dan menggunakan kemampuannya secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan.

Produktivitas seseorang dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh usia. Putri &

Setiawina (2013) menyatakan umumnya seseorang yang berada pada usia produktif akan mampu memperoleh pendapatan yang lebih banyak daripada seseorang yang termasuk usia non produktif.

2.5 Kerangka Pemikiran

Total jumlah penduduk Desa Watukenongo adalah 4892 jiwa, sedangkan untuk pemuda usia 16-30 tahun berjumlah 1026 pemuda. Angka tersebut menunjukkan bahwa desa tersebut mempunyai potensi yang baik untuk regenerasi petani. Luas lahan yang dimiliki rata-rata berskala kecil per petak-petak.

Pembangunan industri maupun properti di kawasan ini juga berjalan cukup cepat sehingga banyak lahan yang berubah atau beralih fungsi. Hal ini tentunya

(26)

merugikan untuk regenerasi petani karena pemuda bisa kehilangan minat serta lahan untuk kegiatan bertani. Persepsi pemuda terhadap pertanian dipengaruhi beberapa faktor. Sebagai tolak ukur keberhasilan persepsi pemuda terhadap pertanian maka ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah variabel independent (mempengaruhi) atau faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pemuda terhadap pertanian yaitu variabel X1 status sosial (pekerjaan tani), X2 pendapatan, X3 lahan, X4 pendidikan, X5 usia. Variabel Y merupakan variabel dependent yaitu persepsi. Adapun indikator variabel Y yaitu Y1 semangat melanjutkan usahatani orangtua, Y2 kepuasan pendapatan, Y3

kemampuan mengolah pertanian, Y4 kesenangan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling dan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin. Metode analisis data akan menggunakan SEM PLS dan kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan dan mengetahui persepsi pemuda terhadap pertanian di Desa Watukenongo Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengangkat judul Persepsi Pemuda Pada Pertanian di Desa Watukenongo Kecamatan pungging Kabupaten Mojokerto dengan tujuan mengetahui persepsi pemuda terhadap pertanian di Desa Watukenongo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda terhadap pertanian di Desa Watukenongo Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto sehingga didapat kerangka pemikiran berikut :

(27)

Bagan 1. Kerangka Pemikiran Persepsi Pemuda Pada Pertanian Keberlanjutan

pertanian

Penelitian mengenai persepsi pemuda

pada pertanian

Persepsi pemuda pada

pertanian

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda pada pertanian

Status sosial

Pendapatan

Lahan

Pendidikan

Usia Analisis SEM PLS

Analisis Deskriptif

Regenerasi Petani Jumlah petani yang menipis tiap tahun.

(28)

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Status sosial (profesi tani) mempunyai pengaruh terhadap persepsi pemuda terhadap pertanian.

2. Pendapatan diduga mempunyai pengaruh terhadap persepsi pemuda terhadap pertanian.

3. Lahan mempunyai pengaruh terhadap persepsi pemuda terhadap pertanian.

4. Pendidikan mempunyai pengaruh terhadap persepsi pemuda terhadap pertanian.

5. Usia mempunyai pengaruh terhadap persepsi pemuda terhadap pertanian.

Referensi

Dokumen terkait

Perempuan dapat mengalami haid minimal sejak sejak 9 tahun kurang dari 16 hari dengan hitungan kalender Hijriyah. Perempuan yang mengalami pendarahan beberapa hari sebelum usia

Hasil dari penelitian adalah 5 dari 30 ekor sapi perah di kawasan usaha peternakan Cibungbulang Bogor yang menunjukkan indeks kesehatan normal. 12 dari 30 ekor

Dalam memperoleh suatu pengetahuan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) Pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi.

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Dengan adanya sistem e-grocery maka konsumen yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu dapat memanfaatkan jaringan internet yang terhubung ke website untuk

semua peristiwa yang pernah dialami 2 setiap orang punya pengalaman sendiri 3 pengalaman ada yang senang atau sedih 4 ada cerita diri yang tidak kita ingat. kita dapat

Pada tahun 2016 sendiri terjadi beberapa peristiwa penting yang juga berimbas pada pasar modal, antara lain: pencabutan sanksi ekonomi Iran yang artinya setealah

Untuk menghindari unsur subjektif dalam melakukan penyeleksian penerima beasiswa, maka tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang