• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. psikotropika dan zat adiktif lainnya telah berkembang dan menjadikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. psikotropika dan zat adiktif lainnya telah berkembang dan menjadikan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penyalahgunaan obat-obat terlarang di Indonesia seperti narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya telah berkembang dan menjadikan Indonesia sebagai negara darurat narkoba. Penyalahgunaan narkotika di Indonesia telah sampai pada titik yang sangat memprihatinkan dan membahayakan dengan sasaran yang telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari survei yang telah dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia sepanjang tahun 2017.

Berdasarkan survei tersebut, terdapat 3.376.115 orang pada kelompok usia 10-59 tahun, jumlah tersebut merupakan jumlah penyalahguna narkoba sepanjang tahun 2017.1

Dewasa ini, teknologi telah tumbuh dan berkembang dengan pesatnya, yang kemudian memberikan kemudahan bagi kita dalam mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Perkembangan teknologi ini tentu membawa dampak besar bagi masyarakat Indonesia yang mempengaruhi perilaku masyarakat, baik itu perilaku positif maupun negatif.

Perliaku positif adalah perilaku yang dapat berpengaruh baik ke masyarakat, sedangkan perilaku negatif adalah perilaku yang mempengaruh sifat masyarakat ke arah yang menyimpang dari kultur dan budaya masyarakat itu

1 Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba di 34 Provinsi Tahun 2017, Laporan Tahunan (Jakarta:

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2017). Hlm.28

(2)

2 sendiri. Salah satu dampak negatif tersebut adalah peningkatan jumlah kenakalan dan kejahatan yang terjadi. Beberapa kenakalan yang terjadi di masyarakat adalah dengan adanya pergaulan bebas yang disalah artikan dengan merokok, minum-minuman beralkohol, sex bebas dan yang paling marak belakangan ini adalah penyalahgunaan narkotika.

Mengacu pada Pasal 1 Angka 1 UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, bahwa

“narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU ini.”.

Narkotika termasuk kategori kejahatan luar biasa dengan dampak yang sangat berbahaya bagi masyarakat, bangsa, serta agama. Penyelundupan gelap narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana narkotika. Hingga sekarang, para pengedar narkotika seakan tidak takut terhadap ancaman hukuman yang telah diatur dalam sistem perundang- undangan di Indonesia. Bahkan, warga negara asing pun sudah banyak yang ditangkap polisi karena berani membawa narkotika masuk ke dalam Indonesia maupun membawa keluar dari Indonesia.

Penyalahgunaan narkotika tidak lagi memandang usia dan menyerang mulai dari remaja, dewasa, orang tua, bahkan dampaknya telah masuk ke

(3)

3 dalam anak-anak. Minimnya pengetahuan terhadap narkotika dan rasa keingintahuan anak-anak yang besar, menjadikan mereka target yang mudah untuk dipengaruhi. Lingkungan tempat perkembangan anak-anak pun turut menjadi faktor penentu perilaku menyimpang pada anak.

Berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum.”. Sehingga, negara dalam setiap menjalankan kebijakannya harus berlandaskan pada hukum yang berlaku (wetmatigheid van bestuur). Dipertegas, dengan pendapat ahli hukum yakni M. Tahir Azhary, bahwa penyeleggaraan kekuasaan pemerintahan harus didasarkan atas hukum, bukan titah kepala negara. Negara dan lembaga-lembaganya dalam bertindak apapun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Maka, tidak ada satu pun yang berada di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa.2

Anak adalah tunas-tunas harapan bangsa, gambaran dan cermin masa depan, aset keluarga, bangsa, dan negara secara estafet untuk selama- lamanya sehingga perlindungan hukum pada anak adalah hal yang diupayakan oleh negara. Selain itu, perlindungan hukum terhadap anak juga merupakan tuntutan hak asasi mereka yang juga merupakan tanggung jawab segenap komponen bangsa Indonesia.3 Hal tersebut sesuai dengan Pasal 28B Ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari

2M. Tahir Azhary. 2003. Negara Hukum: Suatu Studi tentang Prinsip-Prinsipnya, Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini.

Bogor. Kencana. Hal. 30.

3Suherman Toha. 2009. Laporan Akhir Penelitian Hukum Aspek Hukum Perlindungan Tehadap Anak. Jakarta. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM.

Hal. 22.

(4)

4 kekerasan dan diskriminasi.” sebagai dasar lahirnya peraturan perundang- undangan di bawah UUD 1945 dalam rangka melindungi hak atas anak.

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.4 Pemerintah serta jajarannya wajib memberikan perlindungan anak.

Salah satu contoh kejahatan oleh Anak adalah yang terjadi pada perkara tindak pidana penyalahguna narkotika oleh anak dalam Putusan No.

6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg yang duduk perkaranya adalah bahwa ketika Reza teman Anak, menghubungi Anak dengan handphone untuk memesan sabu-sabu. Lalu pada hari Sabtu tanggal 21 Juli 2018 sekira jam 18.00 WIB Anak memberitahu Firman dan mengajak Firman untuk membeli sabu-sabu, tapi sebelum pergi, Anak menghubungi Yoga lewat handphone milik Firman untuk memesan sabu-sabu. Lalu Anak janjian bertemu dengan Yoga di warung kopi/cafe IJS Jl. Raya Codo Kec. Wajak Kota Malang, sekitar jam 21.00 WIB. Anak bersama Firman pergi ke warung kopi/cafe IJS untuk bertemu Yoga. Saat bertemu, Yoga menanyakan uang untuk membeli sabu- sabu. Kemudian, Anak bersama Firman mengambil uang terlebih dahulu di Reza. Setelah kembali ke warung kopi/cafe IJS, Anak menyerahkan uang sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) kepada Yoga. Lalu, Yoga pergi. Tidak lama kemudian, Yoga datang lagi dan menyerahkan 1 (satu)

4Lihat Pasal 1 Butir 2 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.

23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

(5)

5 plastik klip kecil berisi sabu-sabu kepada Firman. Selanjutnya, Firman menyimpannya disaku celana belakang. Kemudian, Anak dan Firman pergi untuk menyerahkan sabu kepada Reza sekira jam 22.30 WIB di depan Alfamart Jl. Mayjen Sungkono Kec. Kedungkandang Kota Malang. Akan tetapi, sebelum menyerahkan sabu kepada Reza, Anak dan Firman keburu ditangkap petugas Polisi dan saat dilakukan penggeledahan sabu-sabu ditemukan di saku celana belakang yang dipakai Firman. Hakim kemudian menjatuhkan putusan pidana penjara 1 (satu) tahun, pelatihan kerja selama 1 (satu) bulan, dan membebankan biaya perkara sejumlah Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah).

Dalam penerapan diversi sebagai upaya perlindungan hukum bagi Anak, masih terdapat permasalahan salah satunya adalah ketidakpastian hukum dalam pengupayaan diversi dalam Tindak Pidana Narkotika oleh Anak. Dimana dalam UUSPPA menyatakan dalam pasal 7 ayat 1 bahwa pada tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan dalam pengadilan negeri wajib diupayakan diversi, adanya pembatasan syarat diversi yang haruslah tindak pidana yang ancaman pidana tidak lebih dari 7 tahun dan bukan merupakan tindak pidana pengulangan. Terdapat sebuah fakta yuridis dalam Putusan Pengadilan Negeri Malang No.6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg yang menjatuhkan pidana penjara terhadap anak dan tidak berhasilnya upaya diversi dalam proses pidananya hal ini perlu menjadi perhatian negara khusunya penega hukum karena perlindungan anak wajib diutamakan dan pidana penjara merupakan upaya terakhir.

(6)

6 Anak yang diharapkan menjadi masa depan bangsa yang telah diupayakan perlindungan hukumnya, salah satunya dengan UUSPPA, ternyata malah menjadi pelaku kejahatan pengedaran narkotika. Hal ini menjadi sebuah ironi bagi negara dan menjadi sebuah masalah sosial yang patut diberikan perhatian khusus. Berdasarkan keseluruhan yang telah diuraikan oleh penulis tersebut di atas, maka penulis skripsi dengan judul

“Analisis Yuridis Normatif Putusan Pengadilan Negeri Malang No.

6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg Tentang Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Oleh Anak Ditinjau dari Sistem Peradilan Pidana Anak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Pelaksanaan Diversi Pada Putusan No.6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg Tentang Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Oleh Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak?

2. Apa Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Narkotika pada Putusan No.

6/Pid.sus.Anak/2018/PN.Mlg?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian hukum ini adalah :

1. Mengetahui dan mengkaji Implementasi Pelaksanaan Diversi Pada Putusan No.6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg Tentang Tindak Pidana

(7)

7 Penyalahguna Narkotika Oleh Anak Ditinjau Dari Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak.

2. Mengetahui dan mengkaji Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Narkotika pada Putusan No. 6/Pid.sus.Anak/2018/PN.Mlg.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Dapat menambah pemahaman mengenai bagaimana implementasi pelaksanaan Pengadilan Negeri Malang Putusan No.

6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg tentang tindak pidana penyalahguna narkotika oleh anak ditinjau dari Sistem Peradilan Pidana Anak dan apa Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Narkotika pada Putusan No.

6/Pid.sus.Anak/2018/PN.Mlg. serta untuk memenuhi tugas dan syarat kelulusan mendapat gelar sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Hukum.

2. Bagi Mahasiswa

Memberikan pemahaman tentang bagaimana implementasi pelaksanaan Pengadilan Negeri Malang Putusan No. 6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg tentang tindak pidana penyalahguna narkotika oleh anak ditinjau dari Sistem Peradilan Pidana Anak dan apa Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Narkotika pada Putusan No. 6/Pid.sus.Anak/2018/PN.Mlg.

3. Bagi Hakim

(8)

8 Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada hakim, sehingga hakim lebih mengedepankan aspek sistem peradilan pidana anak.

4. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat mengetahui dan memahami adanya hukum perlindungan dan sistem peradilan pidana anak di Indonesia.

E. Kegunaan Penelitian

Dilakukannya penelitian ini berguna untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana implementasi pelaksanaan Pengadilan Negeri Malang Putusan No. 6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg tentang tindak pidana penyalahguna narkotika oleh anak ditinjau dari Sistem Peradilan Pidana Anak dan apa Dasar Pertimbangan Hakim dalam Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Narkotika pada Putusan No.

6/Pid.sus.Anak/2018/PN.Mlg.

F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Menurut Soerjono Soekanto pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.5

5Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta. Rajawali Pers. Hal. 13-14.

(9)

9 2. Jenis Bahan Hukum

Bahan hukum adalah bagian terpenting dalam penelitian hukum, tanpa bahan hukum tidak mungkin dapat ditemukan jawaban atas permasalahan hukum yang diketengahkan.6 Jenis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini, yakni bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang memiliki authority (otoritas), artinya bersifat mengikat. Bahan hukum primer dibedakan lagi menjadi bahan hukum primer yang bersifat mandatory authority (meliputi peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan di wilayah hukum sendiri dan putusan hakim) dan persuasive authority (meliputi peraturan perundang-undangan di wilayah hukum negara lain tetapi menyangkut hal yang sama dan putusan hakim di wilayah yurisdiksi negara lain).7 Adapun bahan hukum primer yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

3) Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

6Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi. 2018. Penelitian Hukum (Legal Research). Jakarta.

Sinar Grafika. Hal. 48.

7Ibid. Hal. 52.

(10)

10 4) Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak.

5) Putusan Pengadilan Negeri Malang No.

6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg.

2. Bahan hukum sekunder adalah dokumen atau bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku- buku, artikel, jurnal, hasil penelitian, makalah dan lain sebagainya yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.8

3. Bahan hukum tersier sebagai bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus, maupun ensiklopedi.9

3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik kepustakaan, dari berbagai sumber pustaka dan dilakukan dengan cara menelusuri baik berupa peraturan perundang- undangan, putusan pengadilan, buku-buku, jurnal majalah dari media cetak maupun media online yang dapat mendukung pengkajian masalah yang diteliti.

A. Teknik Analisis Bahan Hukum 1. Content Analysis

Dalam penelitian ini, setelah bahan hukum terkumpul maka bahan hukum tersebut dianalisis untuk mendapatkan konklusi, bentuk dalam

8I Ketut Suardita. 2017. Pengenalan Bahan Hukum. Bali. Bagian Hukum Administrasi Negara. Fakultas Hukum Universitas Udayana. Hal. 3.

9Ibid.

(11)

11 teknik analisis bahan hukum adalah content analysis. Content Analysis menunjukkan pada metode analisis yang integratif dan secara konseptual cenderung diarahkan untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis bahan hukum untuk memahami makna, signifikansi dan relevansinya.10

2. Analisis Preskriptif

Analisis preskriptif ini merupakan suatu metode analisis yang mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum.11 Menganalisis suatu permasalahan hukum dengan menyandarkan pada isi yang terkandung dalam suatu hukum hukum yang dibuat. Analisis preskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau merumuskan masalah sesuai dengan keadaan atau fakta yang ada.12

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian hukum yang ada dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) bab, yakni:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis menguraikan latar belakang yang berkaitan dengan permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, dan metode penelitian serta sistematika

10Burhan Bungin. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Aktualisasi Metodologi Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Hal. 203.

11Ibid. Hal. 22.

12Halim H.S. dan Erlies Septiana Nurbani. 2013. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Hal. 9.

(12)

12 penelitian. Sehingga dapat memudahkan para pembaca dalam memahami penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis menguraikan definisi dan teori-teori yang berkaitan dengan tema utama dari penelitian yang dilakukan. Beberapa teori yang penulis gunakan adalah tinjauan umum tentang narkotika, tinjauan umum tentang anak, konsep umum tentang putusan pengadilan, tinjauan umum tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis memaparkan terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu bagaimana pertimbangan hukum hakim Pengadilan Negeri Malang Putusan No. 6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg tentang tindak pidana penyalahguna narkotika oleh anak ditinjau dari Sistem Peradilan Pidana Anak dan Apa kelemahan pasal 112 yang didakwakan kepada pelaku anak pengedaran narkotika pada Putusan Pengadilan Negeri Malang No.

6/Pid.Sus.Anak/2018/PN.Mlg.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir atau penutup yang berisi suatu kesimpulan dari hasil pembahasan skripsi serta saran-saran dari penuli

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen, opini audit dan kesulitan keuangan ( financial distress ) tidak

Kadang, Anda butuh pendapat dari orang lain untuk memahami diri Anda sendiri. Tak masalah, Anda bisa mencoba bertanya pada orang-orang terdekat soal pandangan

[r]

[r]

Penelitian lain mengenai bioplastik pati yang pernah dilakukan adalah (Riza et al ., 2013) dengan judul “Sintesa Plastik Biodegradable dari Pati Sagu dengan Gliserol dan

Lewat bukunya, al-Islam wa Ushul al-Hukmi, ia mengemukakan ide-ide dan alasan persetujuannya itu, antara lain : Pertama, Al- 4XU¶DQ GDQ KDGLWV WLGDN PHQJDWXU WHQWDQJ

Kesenian ulin barong yang ada di Kelurahan Sekeloa Kecamatan Coblong. Bandung telah dipertahankan secara turun temurun tetapi kurang dikenal

Kepala Seksi Bina Satuan Linmas atau Kepala Seksi Bina Potensi Masyarakat membuat nota dinas dan konsep surat pemberitahuan Pembinaan dan Pemberdayaan Satuan Linmas atau