• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh KASMINAH

Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan keterampilan gerak dasar bounce pass bola basket pada siswa kelas VI di SDN Banjar Agung Udik.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas Banjar Agung Udik tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar bounce pass bola basket dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dengan simpai dan tali dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar bounce pass bola basket pada siswa kelas VI di SDN Banjar Agung Udik tahun pelajaran 2011/2012.

(2)

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh KASMINAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Judul Skripsi : Peningkatan Gerak Dasar Bounce Pass Permainan Bola Basket Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SDN Banjar Agung Udik Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus

Nama Mahasiswa : Kasminah Nomor Pokok Mahasiswa : 1013126014

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Pembimbing I Ketua Jurusan Imu Pendidikan

(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Usman Adam, M.Pd

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Akor Sitepu, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pendidikan Jasmani... 6

B. Tujuan Pendidikan Jasmani... 7

C. Ruang Lingkup Pendiidkan Jasmani... 8

D. Keberhasilan Program Pendidikan Jasmani ... 9

E. Teori Belajar... 11

F. Belajar Gerak ... 13

G. Tahapan Belajar Gerak... 14

H. Bola Basket ... 18

I. Teknik Dasar Bola Basket... 19

J. Bounce Pass ... 20

K. Alat Modifikasi ... 22

L. Hipotesis Tindakan... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Metode Penelitian... 26

B. Setting Penelitian ... 27

C. Subjek Penelitian... 27

D. Rencana Tindakan... 28

E. Instrumen Penelitian... 30

F. Teknik Analisis Data... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan... 38

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 41

A. Simpulan ... 41

B. Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

1. Gerak Dasar Bounce Pass Bola Basket... 22

2. Bola Basket Standar Dimodifikasi dengan Bola Plastik ... 24

3. Spiral PTK... 27

4. Latihan Siklus Pertama ... 28

5. Latihan Pada Siklus Kedua ... 30

6. Grafik Batang Perbandingan Hasil Pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II. ... 36

7. Grafik Batang Prosentase Ketuntasan Belajar Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ... 37

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Format Penilaian Gerak Dasar Bounce Pass ... 31

(8)
(9)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh KASMINAH

Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan keterampilan gerak dasar bounce pass bola basket pada siswa kelas VI di SDN Banjar Agung Udik.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas Banjar Agung Udik tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar bounce pass bola basket dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan alat modifikasi berupa bola plastik dengan simpai dan tali dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar bounce pass bola basket pada siswa kelas VI di SDN Banjar Agung Udik tahun pelajaran 2011/2012.

(10)

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

OLEH KASMINAH

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(11)

PENINGKATAN GERAK DASAR BOUNCE PASS PERMAINAN BOLA BASKET MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN

PADA SISWA KELAS VI SDN BANJAR AGUNG UDIK KECAMATAN PUGUNG KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh KASMINAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerak Dasar Bounce Pass Bola Basket ... 22

2. Bola Basket Standar Dimodifikasi dengan Bola Plastik ... 24

3. Spiral PTK... 27

4. Latihan Siklus Pertama ... 28

5. Latihan Pada Siklus Kedua ... 30

6. Grafik Batang Perbandingan Hasil Pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II. ... 36

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pendidikan Jasmani... 6

B. Tujuan Pendidikan Jasmani... 7

C. Ruang Lingkup Pendiidkan Jasmani... 8

D. Keberhasilan Program Pendidikan Jasmani ... 9

E. Teori Belajar... 11

F. Belajar Gerak ... 13

G. Tahapan Belajar Gerak... 14

H. Bola Basket ... 18

I. Teknik Dasar Bola Basket... 19

J. Bounce Pass ... 20

K. Alat Modifikasi ... 22

L. Hipotesis Tindakan... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Metode Penelitian... 26

B. Setting Penelitian ... 27

C. Subjek Penelitian... 27

D. Rencana Tindakan ... 28

E. Instrumen Penelitian... 30

F. Teknik Analisis Data... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan... 38

(14)

A. Simpulan ... 41

B. Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.Panduan Pembelajaran Silabus Penjas. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli, dkk. 2002.Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta.

Muhajir. 2007.Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasman, Olahraga dan Kesehatan.Erlangga. Bandung.

Perbasi. 2000.Peraturan Permainan Bolabasket. Perbasi . Jakarta.

Sodikun, Imam. 1992.Olahraga Pilihan Bolabasket. Depdikbud. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007.Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(17)

I. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang disebutClassroom Action Research.Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelasnya. (Arikunto dkk, 2007: 61).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil bounce pass bola basket siswa adalah masalah yang muncul dari proses pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh guru sebagai peneliti dalam merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan penilaian.

Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,

meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

(18)

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

2. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di SDN Banjar Agung Udik b. Pelaksanaan penelitian : selama satu bulan ( Februari 2012).

3. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VI di SDN Banjar Agung Udik yang berjumlah 11 siswa, terdiri dari 3 laki-laki dan 8 perempuan.

4. Rencana Tindakan Siklus I

(19)

Merancang skenario pembelajaran siklus pertama

Menyiapkan instrumen penilaian berupa instrumen gerak dasar bouncepass

Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

Mempersiapkan alat modifikasi yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu penggunaan 5 bola plastik dan seutas tali.

Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan :

Guru menjelaskan alat modifikasi siklus pertama bola plastik dan tali

Guru mendemonstrasikan cara melakukan bounce pass dengan

menggunakan bola plastik dengan mengarahkan pantulan melewati tali yang dipasang di depan siswa

Siswa melakukan latihan pada pertemuan tersebut

Guru melakukan koreksi gerakan salah yang dilakukan siswa

(20)

Selama proses pembelajaran guru sekaligus melakukan observasi atau pengamatan bagaimana situasi yang terjadi selama proses pembelajaran. Refleksi :

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

Merumuskan tindakan untuk siklus kedua

Siklus II Rencana :

Merancang skenario pembelajaran siklus kedua

Menyiapkan instrumen penilaian gerak dasar bounce pass bola basket

Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

Mempersiapkan alat modifikasi yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu penggunaan 5 bola plastik dan 5 simpai.

Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua. Tindakan :

Guru menjelaskan alat modifikasi yaitu bola plastik dan simpai

Guru mendemonstrasikan cara melakukan bounce pass dengan

menggunakan bola plastik dengan mengarahkan pantulan pada simpai

Siswa melakukan latihan pada pertemuan tersebut

(21)

Gambar 5. Latihan Siklus Kedua.

Observasi :

Selama proses pembelajaran guru sekaligus melakukan observasi atau pengamatan bagaimana situasi yang terjadi selama proses pembelajaran. Refleksi :

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian kemudian ditarik kesimpulan. Maka instrumen dalam penelitian ini berupa tes gerak dasar bounce pass bola basket yang berupa penilain tiap indikator dengan rentang nilai 1-3. Dimana nilai 3 adalah baik, nilai 2 adalah cukup, dan nilai 1 adalah kurang.

(22)

No Indikator Deskriptor Nilai 1 2 3 1 Tahap

Persiapan Posisi badan tegak

Kedua kaki dibuka selebar bahu Bola dipegang di depan dada Kedua tangan ditekuk ke dalam memegang bola

Pandangan mata ke depan 2 Tahap

Pelaksanaan Dorong kedua lengan bersamaan melepas bola ke depan bawah

Luruskan tangan ke depan bawah Saat mendorong bola ke depan, kaki kanan mengikuti maju ke depan Pandangan mata masih tertuju pada sasaran pantul

3 Tahap Akhir Gerak

Pelurusan lengan untuk menambah momentum hasil operan

Jaga keseimbangan badan

(Adaptasi Imam Sodikun, 1992)

6. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

= × 100%

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

(23)

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Siswa yang dikatakan tuntas apabila ketuntasan belajar telah mencapai nilai

(24)

III. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

bounce pass bola basket siswa kelas IV SDN Gunung Kasih Kecamatan .

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan bagi :

1. Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai peningkatan gerak dasar bounce pass bola basket dengan modifikasi alat yang digunakan. 2. Siswa memperbaiki gerak dasar bounce pass bola basket sehingga

mencapai ketuntasan belajar.

(25)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh

pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pembentukan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia

berkualitas berdasarkan Pancasila. (Depdiknas, Kurikulum Penjas 2004).

Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

(26)

penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, pendidikan jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Tujuan Pendidikan Jasmani

Mata pelajaran Jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

(27)

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani di SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa

alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.

(28)

keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.

D. Keberhasilan Program Pendidikan Jasmani

Karakteristik seseorang yang terdidik jasmaninya adalah sebagai berikut:

1. Memiliki keterampilan-keterampilan yang penting untuk melakukan bermacam-macam kegiatan fisik antara lain:

a. Bergerak dengan menggunakan konsep-konsep kesadaran tubuh, kesadaran ruang, usaha, dan hubungannya.

b. Menunjukkan kemampuan dalam aneka ragam keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non lokomotor.

c. Menunjukkan kemampuan mengkombinasikan keterampilan manipulatif, locomotor dan non-locomotor baik yang dilakukan secara perorangan maupun dengan orang lain.

d. Menunjukkan kemampuan pada aneka ragam bentuk aktivitas jasmani.

(29)

f. Memiliki kemampuan tentang bagaimana caranya mempelajari keterampilan baru.

2. Bugar secara fisik

a. Menilai, meningkatkan, dan mempertahankan kebugaran jasmaninya.

b. Merancang program kesegaran jasmani sesuai dengan prinsip latihan tetapi tidak membahayakan.

3. Berpartisipasi secara teratur dalam aktivitas jasmani.

a. Berpartisipasi dalam program pembinaan kesehatan melalui aktivitas jasmani minimal 3 x per minggu.

b. Memilih dan secara teratur berpatisipasi dalam aktivitas jasmani pada kehidupan sehari-hariya.

4. Mengetahui manfaat dari keterlibatan dalam aktivitas jasmani a. Mengidentifikasi manfaat, pengorbanan, dan kewajiban yang

berkaitan dengan teraturnya partisipasi dalam aktivitas jasmani. b. Menyadari akan faktor resiko dan keselamatan yang berkaitan

dengan teraturnya partispasi dalam aktivitas jasmnai.

c. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengembangan keterampilan gerak.

d. Memahami bahwa hakekat sehat tidak sekedar fisik yang bugar. e. Mengetahui aturan, strategi, dan perilaku yang harus dipenuhi

pada aktivitas jasmani yang dipilih.

(30)

g. Memahami bahwa aktivitas jasmani memberi peluang untuk mendapatkan kesenangan, aktualisasi diri dan berkomunikasi.

5. Menghargai aktivitas jasmani dan kontribusinya terhadap gaya hidup yang sehat

a. Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh dari partisipasi dalam aktivitas jasmani.

b. Hormat terhadap peraturan yang terdapat dalam aktivitas jasmani sebagai cara untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan

sepanjang hayat.

c. Menikmati perasaan bahagia yang diperoleh dari partisipasi teratur dalam aktivitas jasmani.

E. Teori Belajar

Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.

Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)

(31)

dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.

Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b) afektif, c) psikomotor.

Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahaf berikutnya. Adapun tahapan tersebut adalah a) tahap kognitif, b) tahap asosiatif, c) tahap otomatis.

F. Belajar Gerak

Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.

(32)

Belajar gerak merupakan suatu pengaturan kembali pola gerak dasar yang mengakibatkan suatu perubahan tingjah laku gerak yang terjadi, sebagai hasil latihan. Tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.

Kemampuan koordinasi gerak, dinilai berdasarkan kemampuan melakukan gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relative lambat pada masa tesebut justru menguntung dalam hal peningkatan koordinasi. Masa anak besar merupakan masa

penyempurnaan keterampilan melakukan gerakan-gerakan dasar. Gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa anak kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi lagi pola geraknya.

Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak dasar. Perkembangan penguasaan gerak dasar sendiri terjadi sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot,

peningkatan penguasaan gerak dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai berikut :

1. mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik; 2. kontrol dan kelancaran gerak semakin baik;

(33)

Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa anak besar, di kala memperoleh kesempatan yang cukup untuk mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan, berlari, mendaki amemanjat, meloncat, berjengket, mencongklang, mengguling, lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul, memantul-mantulkan bola, dan berenang.

G. Tahapan Belajar Gerak

Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahaf berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar Pendidikan Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang ideal.

Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan

perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Kognitif

(34)

secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat. Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru

untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

2. Tahap Asosiatif/Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat. Apabila siswa telah melakukan latihan

(35)

baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.

3. Tahap Otomatis

Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis atau dapat melakukan aktivitas secara terampil, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten, siswa telah dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

Dan untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran. (Arma Abdullah, 1994)

(36)

sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.

3) Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. (Arma Abdullah, 1994)

4) Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

5) Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak

membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back.

6) Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.

H. Bola Basket

(37)

angka ke keranjang lawan dan mencegah regu lain mencetak angka. Keranjang yang diserang oleh suatu regu adalah keranjang lawan dan keranjang yang di jaga oleh suatu regu adalah keranjang miliknya. Suatu regu yang telah mencetak suatu angka terbanyak pada akhir waktu permainan adalah menjadi pemenang.

Permainan bola basket diciptakan pada Desember 1891 oleh Dr.James Naismith, seorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield Massachusetts yang sekarang dikenal dengan Springfield College. Naismith menciptakan permainan bola basket atas tugas yang diberikan oleh Dr.Luther Gulick untuk membentuk suatu permainan yang dapat dimainkan dalam ruangan di musim dingin. Bola basket segera terkenal dan tersebar cepat ke seluruh negeri dan dunia oleh perjalanan para

Pada tanggal 21 Juli 1992 terbentuk federasi bola basket International

(FIBA) dengan Leon Bounffard sebagai presidennya dan Williams Jones sebagai sekretaris Jendral. Untuk pertama kalinya pada tahun 1936 bola basket dipertandingkan dalam Olimpiade di Jerman dan di ikuti 21 negara.

I. Teknik Dasar Bola Basket

(38)

1. Dribel Bola, untuk mendapatkan gerakan dribble yang sempurna adalaj dengan cara memantulkan bola dengan jemari, gunakan atas telapak tangan yang juga mengenai jari-jari tangan, dan arahkan sesuai gerak bola, kecepatan pantulan juga sesuai dengan dorongan yang kita lakukan, jika kita dorong terlalu keras maka pantulan balik juga cepat, sebaliknya jika pelan maka kecepatan pantukan akan berkurang.

2. Pivot, gerakan yang satu ini merupakan dasar dari bermain bola basket. Dengan posisi bola yang masih ditangan ( mempertahankan bola ) dari lawan, dengan menggunakan gerakan badan,putaran kaki atau badan tersebut dapat diputar sampai 360 derajat, selama tidak bergeser kaki yang satunya.karena satu kaki sebagai tumpuan, atau poros, jika kedua kaki sama-sama bergerak maka akan terjadi pelenggaran.

3. Shooting atau tembakan, mengguakan dua atau satu tangan. Cara dengan mengarahkan bola lurus sejajar pada ring dengan

menumpukan bola pada satu tangan diangkat sejajar dengan telinga di atas pundak dan satu tangan sebagai menyeimbang, untuk hasil lemparan yang semurna gunakan jari-jari untuk mendorong bola. Memang untuk pemula akan terasa berat dan sulit akan tetapi hasil gerakan bola akan maksimal.

(39)

5. Jump Shoot adalah teknik menembakkan bola kedalam ring, dengan lompatan semakin tinggi lompatan semakin bagus.

J. Bounce Pass

Operan dalam bola basket bisa dengan menggunakan dua tangan atau satu tangan. Operan yang dilakukan secara tatis, tepat waktu dan akurat dapat menciptakan peluang untuk membuat angka. Mengetahui saatnya mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga mencegah kehilangan bola dari intersep lawan yang sering kali memudahkan lawan untuk mencetak angka.

Dalam permainan bola basket ada beberapa macam operan yang sering digunakan (Depdiknas, 2007: 4) yaitu :

a) Chest pass (operan dada) b) Bounce pass (operan pantul) c) Baseball pass (operan baseball) d) Overhead pass (operan di atas kepala)

Operan yang akan diteliti dalam PTK ini adalah operan pantul atau bounce pass, operan ini dilakukan karena masih banyak siswa yang belum melakukan gerak dasar bounce pass dengan benar sehingga perlu diadakan perbaikan.

(40)

pada pemain yang mendekati keranjang. Operan ini dapat digunakan dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan.

[image:40.595.183.493.389.557.2]

Adapun pelaksanaannya adalah kedua tangan atau salah satu tangan ditempatkan di belakang bola, kemudian lepaskan bola e arah bawah. Bola menyentuh lantai kira-kira dua pertiga dari jarak arah sipenerima sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi pinggang. Memamtulkan bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungannya akan tinggi dn pantulannya lambat sehingga akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi pantulan bola terlalu dekatdengan penerima akan membuat bola sulit direbut oleh lawan.

Gambar 1. Gerak Dasar Bounce Pass Bola Basket.

K. Alat Modifikasi

(41)

atau alat bantu perlu dipergunakan untuk membantu guru menyampaikan materi latihan dengan demonstrasi langsung. Dengan penggunaan alat bantu yang dapat dimodifikasi penyampaian materi latihan di lapangan dapat membantu pelatih untuk menyampaikan materi pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya pengubahan, atau perubahan. Penggunaan alat modifikasi diaharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran Penjasorkes dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif 3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran

(42)
[image:42.595.190.462.162.298.2]

yang benar maka digunakan alat simpai dan juga tali plastik sebagai sasaran pantul bola siswa.

Gambar 2. Bola Basket Standar Dimodifikasi Dengan Bola Plastik.

Pendekatan modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan

pengayaan pembendaharaan gerak agar dapat sukses dalam

mengembangkan keterampilan gerak. Diharapkan dengan penggunaan modifikasi alat berupa bola plastic maka siswa akan lebih mudah belajar karena bola terasa ringan dan tidak menyulitkan siswa.

I. Hipotesis

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian

tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.

(43)

Gambar

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas.(Hopkins dalam Arikunto, 2007)
Gambar 4. Latihan siklus Pertama.
Gambar 5. Latihan Siklus Kedua.
Gambar 1. Gerak Dasar Bounce Pass Bola Basket.
+2

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat kasih karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “ DESAIN DAN

Mengetahui tingkat konsumsi dan tingkat kecukupan zat gizi serta daya terima pasien rawat inap penyakit kardiovaskular terhadap makanan yang disajikan RSUP H. Mengetahui gambaran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi rendahnya cakupan K4 di Puskesmas Aek Kota Batu Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara1. Penelitian

Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari komponen mesin electric motor di fiberline area cooking yaitu

Sistem elektrikal yang ada di garbarata terdiri dari beberapa peralatan elektronik semisal programmable logic control (PLC),limit switch,sensor infrared dll.Semua peralatan itu

Lampiran 10 Rekap Data Skor Kelompok Konvensional Laki-Laki

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh