• Tidak ada hasil yang ditemukan

NARASI CAPAIAN KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NARASI CAPAIAN KINERJA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Sasaran Kegiatan 3 (SK-3)

Tersusunnya Paket Rekomendasi Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil

Pagu Anggaran : Rp 1.000.000.000,00

Realisasi Anggaran TW III : Rp 707.038.597,00 Persentase Realisasi Anggaran TW III : 70,71%

Nilai Kinerja Sasaran (NKS) TW III : 100%

Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, Pemerintah memandang perlu dikembangkannya akses pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, mengingat masih terbatasnya kemampuan UMKM untuk memperoleh akses tersebut.

Pemerintah telah membentuk Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM, yang diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015, untuk menyinergikan kebijakan atas pengembangan akses pembiayaan. Komite Kebijakan bertanggung jawab kepada Presiden, diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan beranggotakan 9 Menteri, 2 Kepala Badan, serta Sekretaris Kabinet.

Adapun tugas Komite Kebijakan meliputi: 1) merumuskan dan menetapkan kebijakan pembiayaan bagi UMKM termasuk penetapan prioritas bidang usaha; 2) melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi UMKM, dan 3) mengambil langkah-langkah penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan pembiayaan bagi UMKM.

Sekretariat Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM berada di Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tugas dan fungsi Sekretariat KomiteKomite Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berada di Keasdepan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Pada tahun 2019, Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM telah menetapkan target penyaluran KUR sebesar 140 triliun dengan porsi penyaluran sektor produksi sebesar minimal 60%

dari total penyaluran. Pelaksanaan kebijakan KUR sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR yang berlaku secara efektif mulai 1 Januari 2018 dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Permenko No 11 Tahun 2017 yang berlaku sejak tanggal 31 Oktober 2018 serta Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Permenko No 11 Tahun 2017 yang berlaku sejak tanggal 30 Juli 2019.

Stabilisasi harga pangan dapat dimonitor melalui koefisien variasi (KV) harga pangan.

Tersusunnya 1 Paket Rekomendasi Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil yang terdiri dari rekomendasi kebijakan dalam rangka pencapaian target penyaluran KUR total sebesar 140 triliyun IKU 3 : Jumlah Paket Rekomendasi Kebijakan Pembiayaan UMKM

Latar Belakang

Target Kinerja

NARASI CAPAIAN KINERJA

(2)

Pengukuran capaian IKU Paket Rekomendasi Kebijakan yang terkait dengan Pembiayaan UMKM pada Triwulan III telah mencapai target yang ditetapkan. Sebanyak 1 (satu) paket rekomendasi kebijakan Kebijakan yang terkait dengan pembiayaan UMKM, telah dihasilkan dan ditindaklanjuti oleh Kementerian/Lembaga teknis, diantaranya berupa rekomendasi kebijakan sebagai berikut:

1) Realisasi penyaluran KUR hingga 30 September 2019 sebesar Rp 115,7 triliun (82,64% dari target 2019)

Penyaluran KUR sampai dengan 30 September 2019 sudah mencapai Rp 115,7 triliun (82,64%

dari target tahun 2019 sebesar Rp140 triliun) kepada 4.127.920 debitur.

Penyaluran KUR masih didominasi untuk skema KUR Mikro (64,54%) diikuti dengan skema KUR Kecil (35,06%) dan KUR TKI (0,39%). Kinerja ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha kecil.

Total realisasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 sampai dengan 30 September 2019 sebesar Rp 449,38 triliun kepada 18,01 juta debitur dengan outstanding sebesar Rp 158,07 triliun, dan NPL 1,23% dengan rincian NPL KUR Mikro 1,73%, KUR Kecil 0,71%, dan KUR Penempatan TKI 0,71%.

Agt 2015 s.d. 31 Sep 2019

Jan s.d. Sep 2019

Agt 2015 s.d. 31 Sep 2019

Jan s.d. Sep 2019

Agt 2015 s.d. 31 Sep 2019

Jan s.d. Sep 2019 1 PT. BRI (Persero) 312.706.661 77.258.469 93.511.436 64.050.794 16.220.797 3.656.091 2 PT. Bank Mandiri (Persero) 65.189.181 17.449.087 28.543.168 15.720.835 1.080.602 222.825 3 PT. BNI (Persero) 53.527.878 14.423.807 24.452.528 12.444.107 431.223 164.813 4 PT. BTN (Persero) 200.157 75.037 129.929 62.789 846 362 5 Bank Umum Swasta 4.883.761 1.586.622 2.769.656 1.409.050 135.425 23.564 6 Bank Pembangunan Daerah 12.549.235 4.694.139 8.526.869 4.239.059 128.217 43.660 7 Perusahaan Pembiayaan 287.405 234.347 109.229 108.100 18.608 15.395 8 Koperasi 36.842 28.266 29.218 27.619 1.567 1.210 Total 449.381.122 115.749.774 158.072.033 98.062.352 18.017.285 4.127.920

No. Penyalur

Plafon Outstanding Debitur

(Rp juta) (Rp juta)

Total

Capaian Kinerja

(3)

2) Penyaluran di sektor produksi triwulan III 2019 sebesar 50,39 %

Penyaluran di sektor produksi tahun 2019 sampai dengan 30 September sebesar 50,39 % (dari target sebesar 60%). Adapun penyaluran penyaluran KUR sektor produksi meliputi sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi dan jasa – jasa. Langkah-langkah yang ditempuh komite kebijakan untuk mengoptimalkan penyaluran KUR sektor produksi yaitu dengan melaksanakan acara penyaluran KUR Peternakan Rakyat, KUR Ketahanan Pangan, KUR Perikanan Rakyat dan KUR Garam Rakyat serta KUR Pariwisata secara serentak dibeberapa daerah di Indonesia.

3) Fasilitasi dan Sosialisasi peningkatan penyaluran KUR:

• Kegiatan Penyaluran KUR Sektor Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi provinsi Jawa Timur pada tanggal 19 Juli 2019

• Kegiatan Penyaluran KUR Peternakan Rakyat di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 19 September 2019

Akumulasi Th Berjalan Akumulasi Th Berjalan Akumulasi Th Berjalan

01 Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 100.427.907 29.666.256 36.572.807 24.868.572 4.706.737 1.280.139 02 Perikanan 6.737.170 1.793.216 2.379.165 1.528.807 276.392 66.876 03 Pertambangan dan Penggalian 7.338 4.388 4.828 3.556 95 58 04 Industri Pengolahan 29.159.773 9.168.983 12.180.061 8.121.996 1.105.809 324.716 05 Listrik, Gas dan Air 5.108 3.848 1.829 1.188 33 15 06 Konstruksi 473.067 149.281 265.814 126.514 5.204 2.573 07 Perdagangan 255.895.948 57.422.313 81.476.898 48.281.237 10.059.015 1.943.857 08 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan

Makanan 18.756.268 6.572.786 10.491.253 5.917.553 341.608 122.649 09 Transportasi - Pergudangan - dan

Komunikasi 5.627.229 1.414.221 2.041.969 1.217.816 179.119 36.650 10 Perantara Keuangan 3.253 1.805 1.529 578 35 9 11 Real Estate - Usaha Persewaan - Jasa

Perusahaan 5.440.975 1.441.775 2.263.205 1.170.784 141.838 36.124 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,

dan Jaminan Sosial Wajib - - - - - - 13 Jasa Pendidikan 458.442 108.514 170.159 95.118 14.369 2.474 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 711.869 289.048 430.126 256.648 12.092 5.644 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan, Perorangan Lainnya 24.806.375 7.542.210 9.652.026 6.351.364 1.114.913 293.457 16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah

Tangga 675.274 146.114 121.181 104.634 49.317 11.228 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra

Internasional Lainnya - - - - - - 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 195.126 25.016 19.183 15.987 10.709 1.451

Pariwisata 2.309.132 1.627.560 1.970.392 1.476.912 20.263 14.319 449.381.122 115.749.774 158.072.033 98.062.352 18.017.285 4.127.920 TOTAL

(Rp juta) (Rp juta)

Plafon Outstanding Debitur

SEKTOR EKONOMI Kode

LBU

(4)

4) Perluasan penerima Kredit Usaha Rakyat

Telah diundangkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Permenko Nomor 11 Tahun 2017 tentang pedoman pelaksanaan KUR.

Komite Kebijakan Pembiayaan UMKM melakukan revisi peraturan tersebut dalam rangka perluasan penerima kredit usaha rakyat kepada Pensiunan PNS, anggota TNI/Polri dan/atau PNS, TNI/Polri yang akan memasuki masa pensiun serta penambahan akad syariah.

5) Penilaian Penghargaan Bagi Stakeholder KUR 2019

Pada penilaian penghargaan KUR Tahun 2019, kuesioner yang dikembalikan pada seleksi tahap I sebanyak 347 kuesioner, yang terdiri dari 30 kuesioner Penyalur KUR, 6 kuesioner penjamin KUR, 277 pemerintah daerah serta 34 kanwil ditjen perbendaharaan. Sebanyak 50% dari kuesioner tahap I yang telah dikembalikan akan mengikuti seleksi tahap II penghargaan KUR 2019, dengan kanwil DJPb melaksanakan seleksi wawancara. Nota Dinas KUR/328/D.I.M.EKON.4/07/2019 berfungsi sebagai laporan rapat pembahasan hasil seleksi tahap I yang dilaksanakan pada Tanggal 22 Juli 2019 sekaligus ND pengantar kepada Deputi untuk pengiriman kuesioner seleksi tahap II kepada penyalur KUR, Penjamin KUR, dan Pemerintah Daerah sebagaimana tercantum melalui Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan dengan No. KUR/250/D.I.M.EKON/08/2019 Tanggal 1 Agustus 2019, KUR/251/D.I.M.EKON/08/2019 Tanggal 1 Agustus 2019, KUR/252/D.I.M.EKON/08/2019 Tanggal 1 Agustus 2019, serta KUR/253/D.I.M.EKON/08/2019 Tanggal 1 Agustus 2019, dengan tenggat waktu pengiriman kuesioner tahap II adalah Tanggal 30 Agustus 2019.

Kemudian dalam Nota Dinas KUR/401/D.I.M.EKON.4/09/2019 yang merupakan laporan hasil seleksi tahap II kepada Deputi, pemerintah daerah yang lulus seleksi tahap II sebanyak 17 pemerintah daerah yang terdiri dari 5 pemerintah provinsi, 6 pemerintah kabupaten/kota pulau jawa, dan 6 pemerintah labupaten/kota luar pulau jawa serta 4 penjamin KUR. Adapun seleksi wawancara untuk pemerintah daerah dan penjamin KUR dilaksanakan pada Tanggal 16-17 September 2019 di Bogor sebagaimana tercantum melalui Surat Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan no KUR/285/D.I.M.EKON/09/2019 Tanggal 10 September 2019 dan KUR/286/ D.I.M.EKON/09/2019 Tanggal 10 September 2019.

6) Penyelesaian Permasalahan Pembayaran Imbal Jasa Penjaminan (IJP) KUR Tahun 2014 Latar belakang permasalahan Tunggakan IJP atas Selisih Lebih Penyaluran KUR Tahun 2014 karena masih terdapat tagihan IJP KUR untuk periode Oktober – Desember 2014 yang belum terbayar. Adapun permasalahan yang mendasari belum dapat terbayarnya tagihan IJP tersebut adalah adanya ketentuan pada Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2014 tanggal 1 Oktober 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Imbal Jasa Penjaminan KUR, yaitu: Target penyaluran tahunan KUR yang ditetapkan oleh Komite Kebijakan dan penjaminan KUR yang masih berjalan merupakan batas tertinggi dasar perhitungan pembayaran IJP KUR. Selisih lebih dari penyaluran KUR yang melampaui target penyaluran tahunan KUR sebagaimana dimaksud tidak diberikan IJP – KUR. Pada tanggal 3

(5)

Juli 2019 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Komite Kebijakan dengan salah satu topiknya adalah penyelesaian permasalahan pembayaran Imbal Jasa Penjaminan (IJP) KUR tahun 2014. Tindak lanjut hasil rapat koordinasi tersebut, telah dikeluarkan surat Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Nomor: T/KUR/273/D.I.M.EKON/08/2019 tanggal 27 Agustus perihal Tindak Lanjut Penyelesaian Pembayaran IJP KUR Tahun 2014.

7) Peningkatan Penyaluran KUR Kepada Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Berdasarkan Nota Dinas EK.04.04/286/D.I.M.EKON.4/07/2019 Tanggal 1 Juli 2019, Nota Dinas KUR/310/D.I.M.EKON.4/07/2019 Tanggal 23 Juli 2019, dan Nota Dinas KUR/367/DI.M.EKON.4/08/2019 Tanggal 16 Agustus 2019, belum terdapat penyaluran KUR kepada KUBE meskipun telah terdapat ketentuan mengenai KUBE yang dapat menerima pembiayaan KUR sebagaimana tercantum pada Permenko No 11 Tahun 2017 jo. Permenko No 8 Tahun 2018 jo. Permenko No 6 Tahun 2019. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah sulitnya mindset KUBE yang sebelumnya merupakan penerima hibah, untuk kemudian "graduasi" mengembangkan usahanya melalui pembiayaan lain salah satunya melalui Program KUR. Kemenko Perekonomian Cq. Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan bekerjasama dengan Kemenko PMK dan Kemensos berkoordinasi dalam rangka sinkronisasi data KUBE yang berpotensi untuk naik kelas dengan mengakses pembiayaan KUR. Berdasarkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara bersama, disepakati pelaksanaan pilot project dalam rangka optimalisasi penyaluran KUR kepada KUBE, dengan lokasi pilot project yaitu di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Lumajang, terdapat 18 KUBE yang berminat untuk mengajukan pembiayaan KUR. Pilot project dilaksanakan sejak Tanggal 12 Agustus 2019 dengan diawali sosialisasi mengenai penyaluran KUR kepada KUBE di Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Lumajang, diikuti dengan kunjungan kepada 4 (empat) KUBE yang berpotensi memperoleh pembiayaan KUR. Penyalur KUR yang terlibat pada pilot project (BRI, Bank Mandiri, BNI, BRI Syariah) berikutnya melakukan reviu dan assessment terhadap Keseluruhan 18 KUBE yang berminat mengajukan pembiayaan KUR di Kab. Lumajang, dengan sekiranya terdapat realisasi penyaluran KUR, penjaminan KUR dilakukan oleh Perum Jamkrindo untuk penyaluran secara skema konvensional, dan oleh Jamkrindo Syariah untuk penyaluran KUR secara skema syariah

Stabilisasi harga pangan dapat dimonitor melalui koefisien variasi (KV) harga pangan.

1. Realisasi Penyaluran KUR Menurut Sektor Ekonomi

Porsi penyaluran KUR menurut Sektor Ekonomi sampai dengan 30 September 2019 di Dominasi Oleh sektor Perdagangan sebesar 50%, kemudian disusul sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 26%, Sektor Pariwisata sebesar 1%, Sektor Industri Pengolahan sebesar 8% dan lain-lain.

Key Monitoring Indicators (KMI)

(6)

2. Realisasi Penyaluran KUR Menurut Provinsi

Berdasarkan sebaran wilayah, penyaluran KUR selama tahun 2019 tertinggi masih didominasi oleh wilayah Jawa, yaitu Jawa Tengah (Rp 20,7 triliun), Jawa Timur (Rp 20,3 triliun), dan Jawa Barat (Rp 14,5 triliun). Sedangkan di luar pulau Jawa, sebaran penyaluran KUR yang tinggi adalah di Provinsi Sulawesi Selatan (Rp 6,8 triliun), Sumatera Utara (Rp 4,7 triliun), dan Bali (Rp 4,5 triliun).

3. Realisasi Penyaluran KUR Menurut Penyalur KUR

Kinerja penyaluran KUR 1 Januari 2019 sampai dengan 30 September 2019 menunjukkan tren capaian yang positif. Penyaluran KUR tertinggi dicapai oleh BRI (Rp 77,3 T); Bank Mandiri (Rp 17,3 T); BNI (Rp 14,4 T) dan BTN (Rp 75 M). Sedangkan untuk kinerja penyaluran Bank Umum Swasta (Rp 1,59 T), BPD (Rp 4,7 T), Perusahaan Pembiayaan (Rp 234 M) dan Koperasi (Rp 28 M).

4. Realisasi Penyaluran KUR di Sektor Produksi

Penyaluran di sektor produksi tahun 2019 sampai dengan 30 September sebesar 50,39 % (dari target sebesar 60%). Adapun penyaluran penyaluran KUR sektor produksi meliputi sektor pertanian, perikanan, industri, konstruksi dan jasa – jasa.

Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta % Rp Juta %

1 Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 19.052.805 25,59% 22.301.820 31% 8.651.578 18,81% 7.359.947 17% 27.704.383 23,01% 29.661.767 26%

2 Perikanan 1.245.816 1,67% 1.196.905 2% 606.099 1,32% 589.058 1% 1.851.915 1,54% 1.785.963 2%

3 Industri Pengolahan 5.331.630 7,16% 5.693.120 8% 3.500.468 7,61% 3.465.496 8% 8.832.098 7,33% 9.158.615 8%

4 Perdagangan 40.844.929 54,87% 34.142.531 48% ######### 50,33% 23.257.283 52% 63.989.389 53,14% 57.399.814 50%

5 Konstruksi 31.132 0,04% 41.138 0% 188.188 0,41% 108.143 0% 219.320 0,18% 149.281 0,1%

6 Pariwisata 47.214 0% 1.580.347 4% 1.627.560 1%

7 Lain - lain 7.936.373 10,70% 7.986.867 11% 9.891.747 21,51% 9.607.466 22% 17.828.120 14,80% 17.594.333 15%

Total 74.442.685 100% 71.362.380 100% ######### 100% 44.387.393 100% 120.425.225 100,00% 115.749.774 100%

Total

Desember 2018 s.d. 30 September 2019 Desember 2018 s.d. 30 September 2019 Desember 2018 s.d. 30 September 2019

No KUR Mikro KUR Kecil

Sektor Ekonomi

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

1 PT. BRI (Persero) 74.649 68.003 91,10% 12.100 9.116 75,34% 222 140 62,84% 86.971 77.258 88,83%

2 PT. Bank Mandiri (Persero) 1.850 1.385 74,84% 23.125 16.045 69,38% 25 19 77,52% 25.000 17.449 69,80%

3 PT. BNI (Persero) 2.000 1.335 66,75% 15.500 12.854 82,93% 500 235 46,92% 18.000 14.424 80,13%

4 PT. BTN (Persero) 30 1 3,09% 270 74 27,45% - - 0,00% 300 75 25,01%

5 Bank Umum Swasta 1.047 312 29,80% 1.626 1.245 76,58% 250 29 11,67% 2.923 1.587 54,27%

6 Bank Pembangunan Daerah 1.066 302 28,29% 6.589 4.392 66,66% 52 - 0,00% 7.708 4.694 60,90%

7 Perusahaan Pembiayaan 50 - 0,00% - - 0,00% 520 234 45,07% 570 234 41,11%

8 Koperasi Simpan Pinjam 158,50 25,45 16,06% 50 2,81 5,62% - - 0,00% 209 28 13,56%

TOTAL 80.850 71.362 88,26% 59.261 43.730 73,79% 1.569 657 41,87% 141.680 115.750 81,70%

Total

No Penyalur KUR Mikro KUR Kecil KUR Penempatan TKI

(7)

1. Koordinasi secara intensif dengan K/L, pemda, dan pihak penyalur KUR dalam pencapaian target penyaluran KUR sebesar 140 triliun

2. Pelaporan penyaluran KUR bulanan oleh masing-masing penyalur secara tepat waktu

Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 09 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 04 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 5 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Asisten

Setiap bulan, tubuh wanita akan melepaskan hormon yang memicu penebalan dinding rahim atau endometrium, yang merupakan persiapan untuk menerima sel telur yang sudah dibuahi..

Dengan mengintegrasikan DAS dengan metode saluran suplesi lebih dapat memenuhi debit andalan dari daerah irigasi yang defisit dan kritis dari pada DAS dengan DI tunggal.

Setiap staf pengajar diwajibkan untuk membayar premi, untuk itu perlu diketahui lebih jelas mengenai prinsip kemampuan dan kemauan membayar premi BPJS Kesehatan pada staf

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem komputerisasi yang dapat mengelola data serta membuat laporan kunjungan pasien, laporan pembayaran, laporan

Masing- masing Suku tersebut mempunyai Rumah Adat, diantara 4 buah Rumah Adat tersebut hanya Rumah Gadang 9 Ruang di Jorong Balerong Bunta ini yang masih