• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. di kepulauan ini. Transportasi merupakan tulang punggung perekonomian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. di kepulauan ini. Transportasi merupakan tulang punggung perekonomian"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang besar dan terdiri dari ribuan pulau, tanpa sarana transportasi yang memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini. Transportasi merupakan tulang punggung perekonomian

nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Menurut Nasution (2008) transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Jadi, pengertian transportasi berarti sebuah proses, yakni proses pemindahan, proses pergerakan, proses mengangkut, dan mengalihkan di mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Negara-negara maju biasanya menggunakan kereta bawah tanah dan taksi. Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam

pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor transportasi akan secara langsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang

berjalan.

Transportasi dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dalam cakupan yang besar, transportasi sebagai salah satu sektor kegiatan perkotaan merupakan kegiatan yang berpotensi

(2)

mengubah kualitas udara perkotaan, udara yang semula sejuk dan sehat menjadi panas dan tidak sehat akibat adanya polusi yang dikeluarkan kendaraan.

Perkembangan transportasi juga membawa dampak kehidupan yang lebih baik.

Tenaga manusia berpindah menjadi tenaga mesin sehingga mempermudah masyarakat untuk melakukan aktifitas walaupun tempat tersebut jauh. Namun, kemacetan yang semakin banyak di jalan yang disebabkan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan. Jika masyarakat banyak yang menggunakan kendaraan umum maka akan semakin efektif penggunaan jalan raya, dan secara tidak langsung kendaraan umum merupakan salah satu solusi dari masalah yang dihadapi kota-kota besar yaitu kemacetan.

Di Indonesia salah satu masalah yang populer adalah transportasi, khususnya pada kendaraan umum banyak orang yang mengeluhkan tentang buruknya pelayanan transportasi sampai kemacetan yang terjadi dimana-mana. Masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi memilih naik kendaraan umum yang murah dan cepat seperti kereta api, kereta api merupakan salah satu transportasi yang bebas

hambatan, seharusnya transportasi ini menjadi alternatif pilihan utama

masyarakat. Tapi, pada kenyataannya banyak orang yang mengeluhkan tentang pelayanan kereta api, mulai dari keterlambatan jam keberangkatan, tenaga kerja yang kurang profesional, dan lain-lain. Padahal seharusnya karyawan bekerja dengan profesional dan sungguh-sungguh agar perusahaan tersebut maju dan berkembang.

Sumber daya manusia adalah unsur yang sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk mengoperasikan setiap kegiatan yang telah direncanakan dengan sebaik

(3)

mungkin, untuk mendukung hal tersebut maka sumber daya manusia harus dibentuk agar memiliki komitmen yang kuat terhadap perusahaan. Pengertian komitmen sendiri menurut Panggabean (2004) adalah kuatnya pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Komitmen sebagai kecendrungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain

(berhenti bekerja). Maksud dari teori tersebut adalah bahwa sebagai karyawan harus konsisten dan mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap pekerjaannya.

Selain itu, karyawan juga merupakan aset perusahaan. Jadi, karyawan harus menyadari bahwa jika ia mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut maka akan ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk pelatihan karyawan yang baru. Sedangkan menurut Robbins (2009) menyatakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang merefleksikan

perasaan suka atau tidak suka dari seseorang karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja, pendapat tersebut memiliki empat arti yang berbeda mengenai

komitmen yaitu hal mempercayakan, perintah untuk menahan, ikatan, dan kewajiban.

Konsep tentang komitmen karyawan pada perusahaan merupakan dimensi perilaku yang penting, yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan menjadi anggota suatu perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur hasil kerja karyawan yang juga akan mempengaruhi produktivitas perusahaan.

(4)

Komitmen karyawan pada perusahaan akan membuat karyawan merasa

mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga akan timbul rasa memiliki terhadap organisasi. Rasa memiliki yang kuat akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku yang kurang produktif. Sementara bagi individu atau karyawan,

komitmen pada perusahaan juga mempunyai dampak personal yang positif yaitu reward dan kepuasan. Nampak bahwa komitmen pada perusahaan memiliki arti

berharga baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri, terutama dalam mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan dan karyawan.

Selain dipengaruhi komitmen karyawan, prestasi kerja juga dipengaruhi oleh hal lain, salah satunya adalah pemberian insentif. Insentif yang memuaskan atau minimal mampu memenuhi sebagian kebutuhan pokok akan menimbulkan rasa syukur dan rasa tanggung jawab besar terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian insentif sendiri menurut Hasibuan (2008) adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar.

Insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi. Menurut Panggabean (2004) pengertian insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan. Jadi, insentif merupakan sejumlah uang tambahan dan fasilitas yang bersifat khusus yang diberikan sebuah perusahaan kepada karyawan yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut yang dapat mendorong karyawan lain untuk meningkatkan kinerjanya.

(5)

Tujuan pemberian insentif pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hal ini

dimaksudkan untuk mendorong karyawan agar bekerja lebih giat dan lebih baik, sehingga prestasi karyawan dapat meningkat, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai. Insentif yang diberikan dapat berupa insentif finansial dan insentif non finansial. Karyawan akan memiliki motivasi kerja yang tinggi jika insentif diberikan secara adil, layak dan memadai. Program insentif diharapkan seseorang akan memiliki motivasi kerja yang tinggi dan berusaha bekerja lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang semakin baik pula.

Insentif diberikan perusahaan sebagai imbalan diluar gaji utama dengan tujuan supaya karyawan selalu meningkatkan kinerjanya baik secara individu maupun kelompok, selain itu, insentif akan menciptakan persaingan yang sehat sehingga karyawan terdorong untuk menghasilkan prestasi kerja supaya mendapatkan insentif yang sesuai dengan hasil kerja dan memuaskan. Pengertian prestasi kerja sendiri menurut Musanef (2002) adalah kemampuan seseorang dalam usaha mencapai hasil kerja yang lebih baik ke arah tercapainya tujuan organisasi.

Menurut Hariandja (2002) mendefinisikan prestasi kerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau prilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi.

Pengertian prestasi kerja di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya serta merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan seseorang dalam pencapaian tujuan

(6)

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta berdasarkan kriteria ukuran prestasi kerja yaitu : kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan, dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain.

Sebelum memberikan penghargaan kepada karyawan, perusahaan harus memberikan penilaian hasil kerja karyawan, dalam hal ini perusahaan harus memiliki acuan yang haruh dilihat dalam penilaian tersebut diantaranya disiplin kerja pegawai, apakah pegawai mengikuti instruksi atasan dan mematuhi peraturan atau tidak, inisiatif artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari atasan, kualitas, dan kuantitas artinya penilaian terhadap kecepatan dan ketepatan kerja karyawan serta dilihat dari kemampuan bekerjasama dan bergaul dengan karyawan lain. Namun, pada intinya penilaian yang dilakukan untuk memilih karyawan berprestasi diukur dari masa karja dan kinerja karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

PT Kereta Api Indonesia(Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.

Layanan yang diberikan perusahaan ini meliputi angkutan barang dan penumpang.

Pada akhir bulan Maret 2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang 13/1992 yang isinya menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberikan kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan

(7)

kereta api penumpang yang dijalankan secara teratur. Selain kereta penumpang, PT Kereta Api Indonesia juga melayani Kelas Argo, Kelas Satwa, Kelas Publik yaitu campuran Eksekutif-Bisnis, Eksekutif-Ekonomi, dan Eksekutif-Bisnis- Ekonomi. Kelas Ekonomi, Kelas Bisnis, Komuter, Kereta Wisata, dan Kereta Barang.

Seperti kita ketahui, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerapkan program insentif supaya karyawan lebih komitmen terhadap pekerjaan dan perusahaan serta meningkatkan kinerja agar target perusahaan dapat tercapai dan untuk lebih jelasnya mengenai produktivitas perusahaan tersebut. Berikut ini adalah data-data yang dapat menggambarkan keadaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung.

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

No Unit Jumlah (Orang)

1 Seksi Sumber Daya Manusia dan Umum 25

2 Seksi Keuangan 25

3 Seksi Hubungan Masyarakat Daerah 5

4 Seksi Pengamanan 30

5 Seksi Hukum 3

6 Seksi Aset 15

7 Seksi Sarana 10

8 Seksi Operasi 20

9 Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik 8

10 Seksi Jalan, Rel dan Jembatan 10

11 Seksi Pengadaan Barang dan Jasa 8

12 Seksi Komersial 15

13 Seksi Pelayanan 25

14 Seksi Pelayanan Kesehatan 15

Jumlah 214

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah karyawan PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung sebanyak

(8)

214 orang yang terbagi dalam 14 bagian, dimana antara satu bagian dengan bagian yang lain saling terkait dan saling bekerja sama untuk mengoptimalkan kinerja guna mencapai tujuan dan memajukan perusahaan.

Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1 SD 0

2 SMP 0

3 SMA 204

4 D3 2

5 S1 8

Jumlah 214

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung adalah lulusan SMA, yaitu 204 orang, sedangkan karyawan dengan lulusan D3 ada dua orang dan lulusan S1 hanya delapan orang.

Tabel 1.3 Target Volume Angkutan Barang dan Realisasi Serta Persentase Tingkat Pencapaian Volume Angkutan Per Bulan Tahun 2013 Bulan Target Volume

Angkutan Barang (ton)

Realisasi Volume (ton)

Tingkat Pencapaian

(%)

Januari 907.892 975.777 107,48

Februari 840.248 869.126 103,44

Maret 909.092 1.006.394 110,70

April 1.080.744 923.556 85,46

Mei 1.231.992 838.257 68,04

Juni 1.241.244 996.257 80,26

Juli 1.369.467 1.008.380 73,63

Agustus 1.369.467 946.216 69,09

September 1.322.244 988.572 74,76

Oktober 1.369.467 919.031 67,11

November 1.322.244 980.776 74,18

Desember 1.369.467 977.888 71,41

Rata-Rata 82,13

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

(9)

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa selama Tahun 2013 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung memiliki rata-rata pencapaian target sebesar 82,13%, pencapaian tersebut dibawah standar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 100%. Namun, pada bulan Januari, Februari, dan Maret target pencapaiannya memenuhi standar yang ditetapkan , sedangkan pada bulan-bulan berikutnya tidak mencapai target. Hal ini terjadi kemungkinan baik perusahaan maupun karyawan menganggap bahwa angkutan barang lebih mudah direalisasikan, dengan alasan bahwa barang tidak

membutuhkan fasilitas yang bermacam-macam seperti angkutan penumpang, padahal baik angkutan barang maupun penumpang sama-sama membutuhkan pelayanan yang bagus sehingga pelanggan merasa puas.

Tabel 1.4 Target Volume Angkutan Penumpang dan Realisasi Serta Persentase Tingkat Pencapaian Volume Angkutan Per Bulan Tahun 2013

Bulan Target Volume Angkutan Penumpang

(orang)

Realisasi Volume (orang)

Tingkat Pencapaian

(%)

Januari 136.147 43.155 31,70

Februari 127.719 38.525 30,16

Maret 138.996 46.760 33,64

April 118.363 43.954 37,13

Mei 120.175 46.710 38,87

Juni 124.766 51.852 41,56

Juli 86.498 43.952 50,81

Agustus 88.402 62.838 71,08

September 83.543 47.531 56,89

Oktober 88.105 54.979 62,40

November 71.153 50.606 71,12

Desember 78.376 65.403 83,45

Rata-Rata 50,73

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

(10)

Tabel 1.4 menunnjukkan bahwa tidak ada satu pun target angkutan penumpang yang tercapai, pencapaian rata-rata pada Tahun 2013 yaitu sebesar 50,73%.

Pencapaian target tersebut dibawah standar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 100%. Bahkan pada saat musim mudik lebaran yaitu pada Bulan Juli dan Agustus program atau targetnya lebih kecil dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara, program angkutan barang maupun penumpang ditentukan oleh kantor pusat, sehingga cabang

perusahaan pada setiap daerah hanya merealisasikan dengan semaksimal mungkin.

Tabel 1.5 Data Turn Over Karyawan Tetap Dan Karyawan Kontrak Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2011-2013.

Bulan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Karyawan Keluar

Kary awan Baru

Karyawan Keluar

Kary awan Baru

Karyawan Keluar

Kary awan Tetap Kon Baru

trak

Tetap Kon trak

Tetap Kon trak

Jan 1 1 1

Feb 3 1 1

Mar 1

Apr 1 2

Mei 2 1 4

Jun 1

Jul 3 1 8

Agu 9

Sep 1 2 17

Okt 2 2 1

Nov 6 5

Des 2 1 1

JK 3 10 9 15 18 26

JKAT 213 214 214

TT 3,27% 2,81% 3,8%

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

(11)

Keterangan:

JK : Jumlah Karyawan

JKAT : Jumlah Karyawan Akhir Tahun TT : Tingkat Turn Over

Perputaran tenaga kerja atau Labour Turn Over adalah aliran karyawan yang keluar dan masuk dari dan ke dalam perusahaan. Untuk menghitung Labour Turn Over (LTO), menurut Hasibuan (2008) digunakan rumus sebagai berikut:

= ∑ Karyawan Keluar − Karyawan Baru 1 2 ∑ Karyawan Awal + Karyawan akhir

X 100%

= 3 − 10

1 2(213 + 214)X 100% = 3,27%

= 9 − 15

1 2(214 + 213)X 100% = 2,81%

= 18 − 26

1 2(214 + 214)X 100% = 3,8%

Berdasarkan tabel 1.5 dapat terlihat bahwa perputaran karyawan yang disebabkan pensiun dini dan pemutusan hubungan kerja. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diketahui bahwa tingkat perputaran karyawan pada Tahun 2011 sebesar 3,27% dengan jumlah karyawan kontrak yang keluar tiga orang dan jumlah karyawan baru sepuluh orang, tingkat perputaran karyawan Tahun 2012 sebesar 2,81% dengan karyawan tetap yang keluar berjumlah lima orang dan karyawan kontrak yang keluar berjumlah empat orang, sedangkan tingkat perputaran karyawan pada Tahun 2013 sebesar 3,8% dengan karyawan tetap yang keluar berjumlah tujuh orang dan karyawan kontrak yang keluar

(12)

berjumlah sebelas orang. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa perputaran karyawan dari Tahun 2011 sampai Tahun 2013 mengalami naik turun dengan perputaran karyawan yang tertinggi terjadi pada Tahun 2013 yaitu sebesar 3,8%.

Tabel 1.6 Data Punishment Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2012- 2013.

Tahun Jumlah (Orang) Kesalahan Sanksi Yang Diberikan

2012 5 Mangkir Diberhentikan

2013 2 Mangkir Diberhentikan

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 1.6 diperoleh keterangan bahwa pada Tahun 2012 terdapat lima orang dan Tahun 2013 terdapat dua orang yang diberhentikan karena mangkir dari pekerjaan selama satu bulan, pemberhentian dilakukan melalui surat keputusan yang berasal dari kantor pusat.

Tabel 1.7 Daftar Gaji Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2011- 2013.

2011 2012 2013

GOLONGAN I

Ia Rp.1.292.500,00 Rp.1.385.000,00 Rp.1.455.300,00 Ib Rp.1.403.600,00 Rp.1.509.970,00 Rp.1.589.300,00 Ic Rp.1.463.000,00 Rp.1.573.880,00 Rp.1.656.500,00 Id Rp.1.524.900,00 Rp.1.640.400,00 Rp.1.726.600,00 GOLONGAN

II

Iia Rp.1.655.900,00 Rp.1.787.130,00 Rp.1.885.500,00 Iib Rp.1.798.300,00 Rp.1.947.020,00 Rp.2.059.100,00 Iic Rp.1.874.300,00 Rp.2.029.400,00 Rp.2.146.200,00 Iid Rp.1.954.600,00 Rp.2.115.190,00 Rp.2.237.000,00 GOLONGAN

III

IIIa Rp.2.092.500,00 Rp.2.270.480,00 Rp.2.405.000,00 IIIb Rp.2.181.100,00 Rp.2.368.560,00 Rp.2.506.800,00 IIIc Rp.2.273.300,00 Rp.2.466.680,00 Rp.2.612.800,00 IIId Rp.2.369.500,00 Rp.2.571.020,00 Rp.2.723.300,00 GOLONGAN

IV

IVa Rp.2.469.700,00 Rp.2.679.690,00 Rp.2.838.600,00 IVb Rp.2.574.200,00 Rp.2.793.100,00 Rp.2.958.600,00 IVc Rp.2.683.000,00 Rp.2.911.250,00 Rp.3.083.700,00 IVd Rp.2.7965.00,00 Rp.3.034.320,00 Rp.3.214.200,00 IVe Rp.2.914.900,00 Rp.3.162.730,00 Rp.3.350.200,00

(13)

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Tabel di atas menunjukan besarnya gaji karyawan pada setiap golongan yaitu dari golongan Ia sampai golongan IVe, perusahaan memberikan gaji kepada karyawan dengan nominal berbeda-beda yang disesuaikan berdasarkan tingkat pendidikan karyawan. Golongan I untuk karyawan dengan tingkat pendidikan SD dan SMP, golongan IIa, IIb, dan IId untuk karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, sedangkan golongan IIc untuk karyawan dengan tingkat pendidikan D-3, serta golongan III untuk karyawan dengan tingkat pendidikan S-1.

Tabel 1.8 Daftar Penghasilan Tambahan Karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Jabatan Penghasilan Tambahan

Manager(M) Rp.4.163.986,00

Junior Manager(JM) Rp.2.226.875,00

Assistant Manager(AM) Rp.2.645.462,00

Sr. Supervisor(SS) Rp.2.448.875,00

Supervisor(S) Rp.1.541.319,00

Junior Supervisor/JS Rp. 731.561,00

Officer (OFC) Rp. 474.048,00

Pelaksana Rp .440.838,00

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Tabel di atas menunjukkan besarnya insentif yang diberikan perusahaan kepada karyawan pada masing-masing bagian, insentif diberikan sesuai dengan jabatan dan kinerja yang dihasilkan karyawan itu sendiri, hal ini menunjukkan bahwa pihak perusahaan berupaya untuk memberikan balas jasa yang layak dan adil terhadap seluruh karyawan. Namun, dalam proses pemberian insentif ini tidak terlepas dari masalah, diantaranya jumlah nominal yang diberikan terkadang tidak membuat karyawan merasa puas.

(14)

Tabel 1.9 Daftar Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2011-2013.

Tahun Tingkat Prestasi Jumlah karyawan (Orang)

2011 Tingkat Divre -

2012 Tingkat Divre -

2013 Tingkat Divre 1

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 1.9 dapat dilihat bahwa pada Tahun 2013 terdapat satu karyawan yang terpilih sebagai karyawan berprestasi, sedangkan pada Tahun 2011 dan Tahun 2013 tidak ada karyawan PT.Kereta Api Indonesia(Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung yang berprestasi, kriteria karyawan yang mendapatkan prestasi adalah dilihat dari masa kerja dan kinerja individu itu sendiri, yaitu karyawan yang sudah bekerja pada perusahaan tersebut minimal 20 tahun dengan tingkat kinerja yang tertinggi daripada karyawan lain.

Tabel 1.10 Pendapatan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Bulan Program

Pendapatan (Rp)

Realisasi Pendapatan

(Rp)

Realisasi Pendapatan

(%)

Januari 142.713.278.071 166.871.477.671 106,40

Februari 132.475.045.612 149.149.606.150 102,44

Maret 142.678.512.090 171.884.313.734 109,88

April 169.430.717.576 157.943.627.108 84,96

Mei 193.256.698.833 143.016.403.319 67,35

Juni 195.567.602.370 163.650.406.036 76.95

Juli 215.332.000.855 171.930.003.447 72,75

Agustus 215.488.133.752 163.398.531.426 69,04

September 206.916.427.332 173.680.092.648 76,46

Oktober 214.368.302.653 160.938.917.152 68,33

November 207.647.946.476 176.380.376.087 77,30

Desember 215.649.332.542 171.233.998.012 72,30

Total Pendapatan 2.251.523.998.162 1.970.077.752.790 948,16

Pendapatan Rata-Rata 82,01

umber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

(15)

Berdasarkan tabel 1.10 dapat dilihat bahwa pandapatan PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013 rata-rata setiap bulan adalah sebesar 82,01%, dengan pendapatan tertinggi pada Bulan Maret yaitu sebesar 109,88%, dan pendapatan terkecil pada Bulan Mei yaitu sebesar 67,35%.

Tabel 1.11 Tingkat Absensi Karyawan Pada PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Bulan Jumlah Karyawan

(Orang)

Hari Kerja

JHK Jumlah

Absensi (hari)

Tingkat Absensi

(%)

Januari 214 21 4494 24 0.53

Februari 214 20 4280 32 0.74

Maret 214 19 4066 35 0.86

April 214 22 4708 40 0.84

Mei 214 22 4708 38 0.81

Juni 214 19 4066 20 0.49

Juli 214 23 4922 25 0.51

Agustus 214 20 4280 26 0.61

September 214 21 4494 37 0.82

Oktober 214 22 4708 41 0.87

November 214 20 4280 35 0.82

Desember 214 21 4494 42 0.93

Rata-Rata 0.73

Sumber : PT Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung Tahun 2013.

Berdasarkan tabel 1.11 terlihat bahwa tingkat ketidakhadiran karyawan selalu ada setiap bulannya yaitu dengan rata-rata sebesar 0,73% per bulan. Tingkat absensi ini sangat rendah karena jauh dibawah standar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 4,8% selama satu tahun. Tingkat kehadiran karyawan yang tinggi

seharusnya ikut mempengruhi prestasi kerja karyawan menjadi lebih baik. Namun pada kenyataannya selama dua tahun berturut-turut tidak ada karyawan yang terpilih menjadi karyawan berprestasi. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat komitmen karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan masih rendah.

(16)

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kemajuan sebuah perusahaan merupakan hasil kerja sama antara pihak perusahaan dengan karyawan, dalam hal ini perusahaan bertindak sebagai tempat untuk mengekspresikan diri karyawan berdasarkan bidang yang disediakan dengan aturan-aturan tertentu serta memberikan gaji dan insentif yang susuai dengan hasil kerja karyawn, sedangkan karyawan sebagai sumber daya manusia harus selalu mengerjakan segala bentuk tanggungjawab dengan sebaik-baiknya dan selalu berinovasi agar pelayanan kereta api semakin baik. Hal inilah yang perlu diperhatikan agar perusahaan terus

berkembang dan tujuan perusahaan dapat tercapai sehingga akan menguntungkan kedua belah pihak, yaitu perusahaan dan karyawan.

Berdasarkan pemahaman bahwa setiap karyawan memiliki komitmen terhadap pekerjaan serta adanya program insentif diperusahaan maka prestasi kerja karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung seharusnya meningkat setiap tahun. Untuk mewujudkan hal itu maka komitmen karyawan dan program insentif perlu dibenahi dan ditingkatkan dalam rangaka memajukan perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:” Pengaruh Komitmen Karyawan Dan Pemberian Insentif Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Subdivre III.2 Tanjung Karang Bandar Lampung”.

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data-data di atas maka permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah minimnya prestasi kerja karyawan akibat dari program insentif yang belum berjalan dengan baik dan kurangnya komitmen karyawan terhadap pekerjaan serta perusahaan. Masalah tersebut terlihat dari pencapaian target angkutan penumpang maupun barang, walaupun angkutan barang mencapai target pada tiga bulan pertama yaitu bulan Januari sebanyak 107,48%, Februari 103,44% dan bulan Maret 110,70%, namun pada bulan selanjutnya tingkat pencapaiannya naik turun.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditarik pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah komitmen karyawan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung?

2. Apakah pemberian insentif berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung?

3. Apakah komitmen karyawan dan pemberian insentif berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh komitmen karyawan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung.

2. Mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung.

(18)

3. Mengetahui pengaruh komitmen karyawan dan pemberian insentif terhadap prestasi kerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Sebagai syarat kelulusan perkuliahan mahasiswa dari program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Memberi masukan positif pada perusahaan khususnya mengenai komitmen karyawan,program insentif dan prestasi kerja karyawan pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan pada pembaca mengenai pengaruh komitmen karyawan dan pemberian insentif terhadap prestasi kerja

karyawan pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Tanjung Karang Bandar Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.43 menyatakan bahwa: “Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan piutang

Dengan terpasangnya SKIMMER pada mulut atm, setiap yang nasabah datang melakukan transaksi dengan memasukan kartunya ke atm, sebelum data tersebut dibaca oleh mesin

Heriyanti, D., 2007, Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Kepuasan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasional Sebagai

Hasil perhitungan butir material penyusun fragmen Lutut Beds kemudian dilakukan komparasi dengan fragmen Formasi Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi Worawari, Formasi

 Membuat tabel sederhana hasil pengukuran berat dengan 3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru

Proses pembakaran merupakan tahapan penting dalam pembuatan benda keramik karena melalui proses pembakaran ini bentukan benda dari tanah liat akan berubah menjadi keramik,

RINGKASAN EKSEKUTIF Mahestrayu School of Art adalah sekolah seni yang menawarkan tempat bagi seseorang yang ingin belajar tentang seni, memberikan pengajaran tentang