TRANSFORMASI TEKNOLOGI DAN INOVASI DALAM
PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM DIMASA PANDEMI COVID-19
Drs. Syarmadani. M. Si
DIREKTUR POLITIK DALAM NEGERI Oleh:
Batam, 8 Januari 2021
“
PEMBANGUNAN POLDAGRI UNTUK KEDAULATAN RAKYAT, GUNA PERWUJUDAN PERLINDUNGAN &
KESEJAHTERAAN SELURUH BANGSA INDONESIA
2
TAHAPAN DAN PRIORITAS
RPJPN 2005-2025 BIDANG POLITIK
Penguatan
struktur politik dan
pengokohan kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila
RPJMN
2004-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024
RPJMN RPJMN RPJMN
Perbaikan peran negara dan masyarakat melalui penguatan kapasitas Ormas dan Parpol
Pemantapan pelembagaan nilai-nilai demokrasi dengan titik berat pada prinsip-prinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan
Perwujudan konsolidasi demokrasi pada semua bidang kehidupan sosial politik, berupa tegaknya supremasi hukum dan HAM
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
Perwujudan konsolidasi demokrasi pada semua bidang kehidupan sosial politik
→ tegaknya supremasi hukum dan HAM
Pemantapan pelembagaan nilai-nilai demokrasi dengan titik berat pada prinsip-prinsip toleransi, non diskriminasi dan kemitraan
Penguatan struktur politik dan pengokohan kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum : memantapkan kelembagaan demokrasi yang kokoh;
memperkuat peran masyarakat sipil; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat UU No. 17 Tahun 2007
tentang RPJPN 2005-2025
I
II
III
IV RPJMN 2020 - 2024
RPJMN 2015 - 2019 RPJMN 2010 - 2014
RPJMN 2005 - 2009
Perbaikan peran negara dan masyarakat
melalui penguatan kapasitas OMS dan Parpol
SISTEM POLITIK :
MEKANISME SEPERANGKAT FUNGSI ATAU PERANAN DALAM STRUKTUR POLITIK DALAM HUBUNGAN SATU SAMA LAIN YANG MENUNJUKKAN SUATU PROSES YANG
LANGGENG
INPUT
PROSES
OUTPUT TUNTUTAN
DUKUNGAN SIKAP APATIS
SERANGKAIAN TINDAKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
OLEH LEMBAGA POLITIK SESUAI FUNGSI MASING-MASING
YANG MEMBENTUK STRUKTUR POLITIK
PEMENUHAN ATAU PENOLAKAN
ASPIRASI BAGAN SISTEM
POLITIK
FEEDBACK
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KOMPONEN INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
ASPEK VARIABEL INDIKATOR
1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 2 indikator
2. Kebebasan Berpendapat 2 indikator
3. Kebebasan Berkeyakinan 3 indikator
4. Kebebasan dari Diskriminasi 3 indikator
5. Hak Memilih dan Dipilih 5 indikator
6. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Pemerintahan
2 indikator
7. Pemilu yang Bebas dan Adil 2 indikator
8. Peran DPRD 3 indikator
9. Peran Partai Politik 2 indikator
10. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 2 indikator
11. Peradilan yang Independen 2 indikator
Kebebasan Sipil
Hak-Hak Politik
Lembaga Demokrasi
CAPAIAN OUTPUT DIREKTORAT
POLITIK DALAM NEGERI TAHUN ANGGARAN 2020
NO INDIKATOR TARGET URAIAN
1
Kebijakan Bidang Politik Dalam Negeri 2 Kebijakan / PeraturanRealisasi Output sampai dengan Bulan Desember sebesar 65% dan sampai dengan Tahap Penyiapan Konsep namun terdapat Efisiensi / Optimalisasi Anggaran terkait Penanganan Pandemi Covid-19
2
Daerah yang ditingkatkan kapasitaskelembagaan demokrasinya 34 Provinsi Realisasi sampai dengan Bulan Desember sebesar 99% yang terdiri dari Bantuan Keuangan kepada Partai Politik dan Perjalanan Dinas dalam rangka Koordinasi/ Pendampingan Kunjungan Kerja Lembaga Perwakilan namun Tidak Terdapat Penyesuaian Target Output
3
Forum Komunikasi dan Koordinasi Sosial Politik Lintas Sektor Nasional dan Regional
2 Forum Tidak / belum dilakukan Revisi Penyesuaian Target Output Re alisasi sampai dengan Bulan Desember sebesar 50% yang telah terlaksana 1 (satu) forum namun Terdapat Efisiensi / Optimalisasi Anggaran terkait Penanganan Pandemi Covid-19
4
Pemantapan dan Penguatan Hak PolitikSerta Terpenuhnya Hak-Hak Politik 1 Provinsi Tidak / belum dilakukan Revisi Penyesuaian Target Output. Re alisasi sampai dengan Bulan Desember sebesar 10% dalam Rangka Perjalanan Dinas Koordinasi dan Monitoring Evaluasi namun terdapat Efisiensi / Optimalisasi Anggaran terkait Penanganan Pandemi Covid-19
5
Daerah yang meningkat PartisipasiPolitik Masyarakatnya 5 Provinsi
Tidak / belum dilakukan Revisi Penyesuaian Target Output Realisasi sampai dengan Bulan Desember sebesar 10% dalam rangka Pembayaran Belanja Barang, Rapat Persiapan dan Perjalanan dinas namun Terdapat Efisiensi / Optim alisasi Anggar an terkait Penanganan Pandemi Covid- 19
6
Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan Realisasi sampai dengan Bulan Desember sebesar 99% dalam rangka Pembayaran Belanja Barang, Belanja Bahan, Rapat Persiapan dan Perjalanan Dinas1
PENGUATAN PERAN AKTIF KESBANGPOL DGN DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI
(TERMASUK PEMANFAATAN AI)
KOORDINASI & KERJA SAMA
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN & ANEV
RKP/RKPD Kesbangpol
PENDIDIKAN POLITIK
PENYUSUNAN KEBIJAKAN
PENDATAAN/ PENGUKURAN
TUGAS LAINNYA
BANTUAN KEUANGAN PARPOL
Peningkatan kapasitas
Internalisasi nilai & sosialisasi,
RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT
POLITIK DALAM NEGERI TAHUN ANGGARAN 2021
1. Seleksi Anggota Penyelenggaraan Pemilu
3. Fasilitasi Verifikasi Keabsahan dan Kelengkapan Administrasi
4. Evaluasi Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik
5. Revisi Undang – Undang
Penerapan Best Practice Dialog Politik Dan Pendidikan Politik
2. Penguatan Pengurus Parpol dalam Rangka
Penanaman Karakter, Ideologi dan Wawasan Kebangsaan
8. Kursus Singkat Bagi pengurus Parpol Dalam Rangka Penguatan Ideologi Kebangsaan Dan Wawasan Kebangsaan Melalui Kerjasama Lembaga Ketahanan Nasional
6. Pengembangan Literasi Politik bagi Masyarakat dan Pengurus Lembaga Demokrasi
10. Penguatan Demokrasi di Daerah
Peningkatan Kualitas Demokrasi Pada Aspek Lembaga
12.
9. Penyaluran Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Peningkatan Hak-Hak Politik Dan Kebebasan Sipil
Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah Tangga dan Perlengkapan Direktorat Politik Dalam Negeri
11.
13.
7.
2
Menindaklanjuti Keputusan Presiden No 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional, diperlukan adanya dukungan langkah cepat, tepat, fokus, terpadu, dan sinergis antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan seluruh pihak terkait, termasuk Partai Politik. Hal ini merupakan bagian dari edukasi kepada parpol untuk senantiasa memberikan andil yang terbaik kepada semua permaslahan yang dihadapi bangsa dan negara sesuai dengan ruang yang dimiliki sebagaimana tugas dan fungsi parpol menurut Perturan Per UU .
Dalam rangka meningkatkan tertib administrasi tata kelola bantuan keuangan kepada partai politik khususnya usulan kenaikan banpol dari pemerintah daerah sehingga fungsi evaluasi yang dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh Kemendagri dapat efektif serta menghindarkan tekanan oleh DPRD kepada Pemda untuk menaikan banpol diluar kewajaran (Kemendagri tidak sekedar “terpaksa” menyetujui setiap usulan kenaikan yang di ajukan Pemda).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik perlu disesuaikan dengan proses perencanaan keuangan daerah dan dinamika sosial akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 sehingga perlu diubah;
1
2
LATAR BELAKANG PERUBAHAN
3
4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
PASAL 29 AYAT 2 DITAMBAH HURUF H
dukungan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sekretariat Partai Politik.
5
PASAL 29A
Bentuk Dukungan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Sekretariat Partai Politik
6
PASAL 37
Penambahan Format Rencana Penggunaan dan Perubahan Judul Format Realisasi Penerimaan dan Belanja Bantuan
Keuangan kepada Partai Politik
7
BAB IXA Ketentuan Peralihan
8
PASAL 8
Persetujuan Menteri dan Gubernur Terhadap
Kenaikan Bantuan Keuangan Partai Politik
1
PASAL 9
Pemberian Persetujuan Berdasarkan Penilaian
dengan Kriteria
2
PASAL 9A
Syarat Pem enuhan Kriteria Berdasarkan Kondisi Kem am puan Keuangan Daerah dan Nilai Bantuan
Partai Politik Tahun Sebelumnya
3
PASAL 28A
Bentuk Kegiatan Pendidikan Politik Perihal Sosialisasi dan Edukasi Protokol Kesehatan
Penanganan COVID-19
4
PASAL 39A
Batas Masa Berlaku Pasal 28A Sesuai Status Bencana Non Alam Pandemi COVID-19 oleh
Pem erintah Pusat
9
Perubahan Penormaan dan Su bstansi terdiri dari 9
( Sembilan) Ketentuan
MATERI MUATAN RANCANGAN PERUBAHAN ATAS
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 36 TAHUN 2018
6
1. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
(1) Persetujuan Menteri terhadap kenaikan bantuan keuangan partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) di berikan setelah dilakukan evaluasi APBD Provinsi.
(2) Persetujuan Gubernur terhada p kenaikan bantuan keuangan partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) di berikan setelah dilakukan evaluasi APBD Kabupaten/Kota.
Semula Menjadi
Pasal 8
(1) Persetujuan Menteri terhadap Kenaikan Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), menjadi dasar penganggaran Bantuan Keuangan Partai Politik di tingkat provinsi.
(2) Persetujuan Gubernur terhadap kenaikan Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), menjadi dasar penganggaran Bantuan Keuangan Partai Politik ditingkat kabupaten/kota.
(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), di berikan berdasarkan permohonan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menjadi dasar pencantuman dalam kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
2. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Semula Menjadi
Pasal 9
Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), di berikan berdasarkan penilaian dengan kriteria meliputi:
a. kondisi kemampuan keuangan daerah; dan
b. nilai per suara bantuan keuangan tahun anggaran sebelumnya.
Pasal 9
(1) Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) di berikan berdasarkan penilaian dan evaluasi yang dilakukan secara selektif sesuai kriteria dan tidak mengganggu pelaksanaan program prioritas daerah.
(2) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kondisi kemampuan keuangan daerah;
b. nilai per suara bantuan keuangan tahun anggaran sebelumnya; dan c. indeks kemahalan.
3. Di antara Pasal 9 dan Pasal 10 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 9A berbunyi sebagai berikut:
Tidak termuat dalam ketentuan sebelumnya
Semula Menjadi
Pasal 9A
(1) Kondisi kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a dengan ketentuan telah terpenuhinya:
a. belanja urusan wajib dan mengikat;
b. belanja yang telah diamanatkan oleh peraturan-perundang-undangan; dan c. standar pelayanan minimal terkait pelayanan dasar kepada masyarakat.
(2) Nilai per suara bantuan keuangan tahun anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, merupakan nilai per suara sebelum dinaikkan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
4. Di antara Pasal 28 dan Pasal 29 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 28A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Tidak termuat dalam ketentuan sebelumnya
Semula Menjadi
Pasal 28A
(1) Kegiatan Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3), dapat berupa sosialisasi dan edukasi kebijakan protokol kesehatan penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019.
(2) Kegiatan Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam bentuk pertemuan secara daring atau pertemuan terbatas sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Corona Virus Disease 2019.
(3) Selain bentuk kegiatan Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3), dapat berupa penyediaan perbekalan atau alat kesehatan pencegahan pandemi Corona Virus Disease 2019 kepada anggota Partai Politik dan masyarakat berupa masker, sabun cuci tangan, hand sanitizer, tempat cuci tangan, vitamin, pelindung wajah, sarung tangan, dan/atau penyemprotan disinfektan.
5. Ketentuan Pasal 29 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 29
(1) Kegiatan operasional sekretariat partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) berkaitan dengan:
a. administrasi umum;
b. berlangganan daya dan jasa;
c. pemeliharaan data dan arsip; dan d. pemeliharaan peralatan kantor.
(2) Kegiatan operasional sekretariat partai politik berkaitan dengan administrasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain:
a. keperluan ATK;
b. rapat internal sekretariat;
c. perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi partai politik;
d. transport dalam rangka mendukung kegiatan operasional sekretariat;
e. pengadaan barang inventaris, antara lain berupa: furniture, komputer, mesin fotokopi;
f. sewa kantor; dan
g. honor tenaga administrasi sekretariat partai politik yang berkompeten di bidang pengelolaan keuangan.
Semula Menjadi
Pasal 29
(1) Kegiatan operasional sekretariat Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2), berkaitan dengan:
a. administrasi umum;
b. berlangganan daya dan jasa;
c. pemeliharaan data dan arsip; dan d. pemeliharaan peralatan kantor.
(2) Kegiatan operasional sekretariat Partai Politik berkaitan dengan administrasi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berupa:
a. keperluan alat tulis kantor;
b. rapat internal sekretariat;
c. perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Partai Politik;
d. transport dalam rangka mendukung kegiatan operasional sekretariat;
e. pengadaan barang inventaris berupa furniture, komputer, atau mesin fotokopi;
f. sewa kantor;
g. honor tenaga administrasi sekretariat Partai Politik yang berkompeten di bi dang pengelolaan keuangan; dan
h. dukungan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sekretariat Partai Politik.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
Lanjutan….
(3) Kegiatan operasional sekretariat partai politik berkaitan dengan berlangganan daya dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain:
a. telepon, internet dan listrik;
b. air minum sekretariat;
c. jasa pos dan giro;
d. surat menyurat; atau e. media cetak dan elektronik.
(4) Kegiatan operasional sekretariat partai politik berkaitan dengan pemeliharaan data dan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c antara lain:
a. Penyimpanan Data Elektronik; dan/atau b. Penyimpanan Data Manual.
(5) Kegiatan operasional sekretariat partai politik berkaitan dengan pemeliharaan peralatan kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d antara lain:
a. Pemeliharaan Peralatan Elektronik Sekretariat; dan/atau b. Pemeliharaan Peralatan Inventaris Kantor Sekretariat.
Semula Menjadi
(3) Kegiatan operasional sekretariat Partai Politik berkaitan dengan berlangganan daya dan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa:
a. telepon, internet, dan listrik;
b. air minum sekretariat;
c. jasa pos dan giro;
d. surat menyurat; dan/atau e. media cetak dan elektronik.
(4) Kegiatan operasional sekretariat Partai Politik berkaitan dengan pemeliharaan data dan arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, berupa:
a. penyimpanan data elektronik; dan/atau b. penyimpanan data manual.
(5) Kegiatan operasional sekretariat Partai Politik berkaitan dengan pemeliharaan peralatan kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, berupa:
a. pemeliharaan peralatan elektronik sekretariat; dan/atau b. pemeliharaan peralatan inventaris kantor sekretariat.
6. Di antara Pasal 29 dan Pasal 30 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 29A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Tidak termuat dalam ketentuan sebelumnya
Semula Menjadi
Pasal 29A
(1)
Dukungan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sekretariat Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf h, paling sedikit berupa obat untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.(2)
Selain penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sebagaimana dimaksud pa da ayat (1), dapat berupa penyediaan alat kesehatan untuk pencegahan Corona Virus Disease 2019 yang meliputi masker, sabun cuci tangan, hand sanitizer, tempat cuci tangan, vitamin, pelindung wajah, sarung tangan, dan/atau penyemprotan disinfektan.KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
7. Ketentuan Pasal 37 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 37
Format surat pernyataan, berita acara hasil verifikasi kelengkapan administrasi, berita acara serah terima bantuan keuangan, dan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf h, Pasal 15 ayat (3) huruf g, dan Pasal 16 ayat (3) huruf g, Pasal 22, Pasal 25 ayat (4) dan Pasal 31 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Semula Menjadi
Pasal 37 Format mengenai:
a. rencana penggunaan dana Bantuan Keuangan Partai Politik diprioritaskan untuk Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf f, Pasal 15 ayat (3) huruf e, dan Pasal 16 ayat (3) huruf e;
b. surat pernyataan ketua umum Partai Politik atau sebutan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) huruf h, Pasal 15 ayat (3) huruf g, dan Pasal 16 ayat (3) huruf g;
c. berita acara hasil verifikasi kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22;
d. berita acara serah terima Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4); dan
e. rekapitulasi realisasi penerimaan, belanja Bantuan Keuangan Partai Politik, dan rincian realisasi belanja dana bantuan keuangan Partai Politik per kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2),
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
8. Di antara BAB IX dan BAB X disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB IXA sehingga berbunyi sebagai berikut:
Tidak termuat dalam ketentuan sebelumnya
Semula Menjadi
BAB IXA
KETENTUAN PERALIHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
9. Di antara Pasal 39 dan Pasal 40 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 39A sehingga berbunyi sebagai berikut:
Tidak termuat dalam ketentuan sebelumnya
Semula Menjadi
Pasal 39A
Ketentuan mengenai penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebagai upaya pencegahan Corona Virus Disease 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28A berlaku sampai berakhirnya masa status keadaan darurat bencana nonalam Corona Virus Disease 2019 yang ditetapkan secara resmi oleh pemerintah pusat.