• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Risiko Pada Proses Forming dan Casting Produksi Tiang Pancang Dengan Metode HIRADC dan FTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisa Risiko Pada Proses Forming dan Casting Produksi Tiang Pancang Dengan Metode HIRADC dan FTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Risiko Pada Proses Forming dan Casting Produksi Tiang Pancang Dengan Metode HIRADC dan FTA

Erina Avidah Aulia

1*

, Galih Anindita

2

, dan Imah Luluk Kusminah

3

1,2,3

Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111

*E-mail: [email protected]

Abstrak

Produksi tiang pancang di perusahaan beton pracetak terbagi dalam 2 bagian pekerjaan yaitu forming dan casting. Identifikasi bahaya serta penilaian risiko yang telah dilakukan oleh perusahaan terkait dengan proses forming dan casting masih secara umum untuk semua produk, namun kenyataannya bahaya dan tingkat risiko yang ditimbulkan dalam setiap proses berbeda untuk produk tertentu. Penelitian ini bermaksud untuk melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko untuk setiap tahapan pekerjaan dengan metode HIRADC. Selain itu menggunakan FTA untuk mengetahui penyebab dasar dari setiap potensi bahaya yang memiliki tingkat risiko high dan extreme. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko, didapatkan 5 potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko high pada kegiatan pekerjaan stressing PC wire, pemasangan angkut, dan stripping yang selanjutnya menjadi top event pada FTA. Top event tertusuk akibat PC wire putus terdapat 20 penyebab dasar, top event tertusuk akibat alat pengaman tidak terpasang terdapat 18 penyebab dasar dan top event tertimpa beton akibat tumpukan beton terlalu tinggi terdapat 10 penyebab dasar.

Kata Kunci: Casting, Forming, HIRADC, Identifikasi Bahaya Abstract

The production of piles in precast concrete companies is divided into 2 parts of work, namely forming and casting. Hazard identification and risk assessment that has been carried out by the company related to the forming and casting process is still general for all products, but in reality the danger and level of risk posed in each process is different for certain products. This study intends to carry out hazard identification and risk assessment for each stage of work using the HIRADC method. In addition, use FTA to find out the basic cause of each potential hazard that has high and extreme levels of risk. Based on the results of hazard identification and risk assessment, there are 5 potential hazards with impacts that have a high level of risk on PC wire stressing work activities, transportation installation, and stripping then become the top events in FTA. Top event of stabbed due to broken of the PC wire material there are 20 basic causes, top event of stabbed due to the safety device not installed there are 18 basic causes, and top event of hit by the products due to the temporary stack of pile products is too high there are 10 basic causes.

Keywords: Casting, Forming, Hazard Identification, HIRADC

1. PENDAHULUAN

Proses produksi tiang pancang terbagi dalam 2 bagian pekerjaan yaitu forming dan casting dimana pada bagian casting memiliki risiko pekerjaan yang paling tinggi dikarenakan terdapat proses stressing PC wire yang merupakan salah satu pekerjaan rutin dalam tahapan casting. Proses ini memiliki risiko bahaya yang tinggi sehingga seringkali terjadi kegagalan. Seringnya potensi material PC wire putus saat stressing dapat menyebabkan PC wire keluar lajur dan melesat kemana – mana hingga menembus apapun yang terdapat di sekitarnya termasuk dinding gedung.

Sumber - sumber bahaya perlu dilakukan pengendalian untuk mengurangi kecelakaan kerja yang telah terjadi sebelumnya. Untuk mengendalikannya, maka sumber – sumber bahaya tersebut harus ditemukan dengan melakukan identifikasi sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja. Setelah sumber bahaya teridentifikasi, maka dapat dilakukan pengukuran tingkat risiko terhadap sumber bahaya tersebut. Identifikasi bahaya serta penilaian risiko yang telah dilakukan oleh perusahaan terkait dengan proses forming dan casting masih secara umum untuk semua produk dan tidak mendetail pada setiap tahapan pekerjaannya, namun kenyataannya bahaya

(2)

dan tingkat risiko yang ditimbulkan dalam setiap proses berbeda untuk produk tertentu seperti halnya pada proses casting produksi tiang pancang dimana terdapat proses stressing yang telah terjadi PC wire lepas dari lajur yang memiliki risiko tinggi terlebih lagi apabila sampai berdampak kepada pekerja.

Berdasarkan uraian kejadian di atas, perlu adanya identifikasi bahaya dan penilaian risiko beserta dengan pengendaliannya pada proses forming dan casting dalam produksi tiang pancang mengingat tingginya risiko yang ada dan perusahaan ini belum melakukannya. Dalam praktisi saat ini, identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendalian adalah salah satu elemen kunci dari rencana kerja yang aman. Rencana keselamatan kerja adalah alat penting untuk mengaudit kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Shamsuddin, Ani, &

Ismail, 2014).

Tentunya dari setiap tahapan aktivitas pekerjaan pada produksi tiang pancang yang termasuk dalam pekerjaan rutin memiliki potensi bahaya yang berbeda – beda, sehingga pada penelitian ini bermaksud untuk melakukan identifikasi bahaya dengan metode HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Dtermining Control) karena dapat menilai frekuensi dan tingkat keparahan dari terjadinya potensi bahaya tersebut yang selanjutnya dapat diketahui dampaknya dan diberikan pengendaliaan sampai batas yang diterima oleh perusahaan. Metode HIRADC merupakan salah satu persyaratan OHSAS 18001:2007, bahwa perusahaan harus menetapkan prosedur meliputi identifikasi bahaya (Hazards Identification), Penilaian risiko (Risk Assessment), dan menentukan pengendaliannya (Determining Control) yang keseluruhannya merupakan suatu program yang disebut juga dengan manajemen risiko (risk management).

2. METODOLOGI

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dalam bentuk dokumentasi proses pekerjaan dan wawancara kepada safety representative. Data sekunder dalam penelitian ini dalam bentuk dokumen Instruksi Kerja dan data identifikasi bahaya perusahaan.

Penelitian ini menggunakan metode HIRADC. Metode HIRADC dianggap lebih tepat dan lebih teliti karena bahaya yang ada dijelaskan dari setiap tahapan aktifitas kerja dan metode ini juga memberikan pengendalian yang sesuai untuk setiap bahaya. Variabel – variabel yang terdapat dalam worksheet HIRADC antara lain sebagai berikut:

a.

Kegiatan

b.

Tahapan kerja

c.

Rincian bahaya

Pengamatan dan penemuan potensi bahaya berdasarkan setiap tahapan / langkah kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan tipe jenis bahayanya. Tipe bahaya meliputi, physical, mechanical, chemical, environmental, ergonomic, biological, dan psychosocial.

d.

Dampak

e.

Penilaian risiko awal

f.

Pengendalian

g.

Penilaian risiko akhir

h.

Risiko diterima

i.

Pengendalian tambahan

Tujuan dari FTA sendiri adalah untuk mengidentifikasi kombinasi kegagalan peralatan dan kesalahan manusia yang dapat mengakibatkan suatu insiden. Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down, yang diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (top event) kemudian merinci sebab - sebab suatu top event sampai pada suatu kegagalan dasar (root cause) (Suliantoro, dkk., 2017).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tiang pancang adalah bagian - bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban - beban permukaan ke tingkat - tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton yang sebagian besar pekerjaan pengecoran di pabrik atau lokasi tertentu dalam bentuk komponen - komponen beton (Handayani,

(3)

2020). Proses produksi beton pracetak antara lain adalah forming dan casting.

Proses forming dalam kegiatan produksi tiang pancang merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan sebelum proses casting dilakukan. Casting merupakan salah satu tahapan dalam produksi tiang pancang dan termasuk dalam pekerjaan rutin yang dilakukan setiap harinya. Kedua kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin dalam prises pembuatan tiang pancang.

Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada proses forming dan casting dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil HIRADC Proses Forming dan Casting Produksi Tiang Pancang

Dari hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko pertama yang telah dilakukan pada proses forming dan casting pembuatan tiang pancang didapatkan 94 potensi bahaya pada kegiatan proses forming dan casting.

Terdapat 142 risiko atau dampak yang di hasilkan dari 94 potensi bahaya. Dari 142 dampak tersebut terdapat sejumlah 42 dampak risiko yang memiliki tingkat risiko low, 77 dampak risiko yang memiliki tingkat risiko medium, 17 dampak risiko memiliki tingkat risiko high, dan 6 dampak risiko yang memiliki tingkat risiko extreme.

Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko kedua yang mana hasil dari pengendalian yang dilakukan didapatkan 102 potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko low, 35 potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko medium, 5 potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko high, dan tidak ada potensi bahaya dengan dampak yang memiliki risiko extreme. Penelitian ini hanya melakukan analisa lebih lanjut terhadap potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko high dan extreme sebagai prioritas utama agar dapat dengan segera dilakukan pengendalian dan pencegahan secara efektif menurut hirarki pengendalian. Dikarenakan sudah tidak ditemukan potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko extreme, maka yang akan dianalisa pada metode FTA hanya potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko high. Mencari sebab dasar kecelakaan dan potensi bahaya dilakukan untuk menentukan rekomendasi pengendalian agar pencegahan yan dilakukan mencapai tingkat yang baik.

Penyebab dasar dampak dapat dicari dengan menggunakan fault tree analysis (FTA). Hasil FTA pada salah satu kegiatan forming dan casting dapat dilihat pada Gambar 1. berikut:

(4)

Gambar 1. Fault Tree Analysis Tertusuk Akibat PC Wire Putus

Dari hasil fault tree analysis (FTA) pada top event Tertusuk Akibat PC Wire Putus didapatkan sebanyak 20 penyebab dasar. Penyebab dasar pada top event tersebut antara lain adalah tidak tersedia SOP, tidak tersertifikasi, tidak ada safety briefing, kurangnya supervision, operator mengantuk, kurangnya tenaga kerja, supplier berbeda-beda, tidak ada sosialisasi, tidak ada kompetensi pembuatan safety sign, dana terbatas, jam kerja tinggi, proses vibration, proses stripping DUB, tidak ada uji material, penyimpanan material salah, kualitas buruk, kurangnya pengawasan, kurangnya APD, lifetime APD expired, kurangnya komitmen manajemen, dan mengejar target produksi.

Rekomendasi pada pekerjaan yang memiliki potensi bahaya PC wire putus adalah:

a.

Eliminasi

Pengendalian pada hierarki eliminasi dikatakan not applicable (tidak dapat dilakukan) dikarenakan tidak bisa menghilangkan material sebagai sumber risiko atau bahaya yang digunakan untuk produksi.

b.

Substitusi

Pengendalian pada hierarki substitusi dikatakan not applicable (tidak dapat dilakukan) dikarenakan material yang digunakan saat ini tidak dapat digantikan dengan material baru dengan kualitas yang lebih baik karena dapat menyebabkan pembengkakan biaya produksi.

c.

Rekayasa Teknik

1)

Penggunaan Handy Talkie (HT) sebagai alat bantu komunikasi antar operator.

2)

Penggunaan mesin uji material PC wire.

3)

Penyediaan gudang dengan kelembapan tinggi sebagai tempat penyimpanan material.

d.

Administrasi

1)

Sertifikasi keahlian operator stressing.

2)

Safety briefing secara rutin setiap sebelum bekerja yang diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan

3)

Safety patrol untuk melakukan pengawasan pada proses pekerjaan oleh HSE atau pun supervisor

4)

Melakukan review terhadap jam kerja

5)

Inspeksi material PC wire di area stock sebelum dilakukan produksi

6)

Membuat SOP proses stressing sebagai panduan yang digunakan dalam bekerja

7)

Sosialisasi SOP dan instruksi kerja kepada para pekerja di area casting tiang pancang

8)

Pemberian safety sign di area kerja agar pekerja memahami potensi bahaya yang ada

9)

Sertifikasi keahlian desain grafis

10)

Penjadwalan maintenance terhadap mesin dan peralatan kerja

e.

Alat Pelindung Diri

(5)

1)

Safety shoes dengan jenis material shoes untuk melindungi kaki dari besi atau benda – benda tajam

2)

Safety gloves untuk menghindari goresan atau lecet

3)

Safety helmet yang berfungsi untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda kerja atau pun terbentur benda keras

4. KESIMPULAN

Penelitian ini memiliki kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil identifikasi bahaya dan penilaian risiko menggunakan metode HIRADC dari 14 kegiatan pekerjaan proses forming dan casting produksi tiang pancang didapatkan penilaian risiko kedua sehingga didapatkan 102 potensi bahaya dengan yang memiliki tingkat risiko low, 35 potensi bahaya dengan yang memiliki tingkat risiko medium, 5 potensi bahaya dengan dampak tingkat risiko high, dan tidak ada potensi bahaya dengan dampak yang memiliki tingkat risiko extreme.

2. Hasil identifikasi bahaya menggunakan FTA (Fault Tree Analysis) dari 3 top event didapatkan beberapa penyebab dasar. Top event tertusuk akibat PC wire putus memiliki 20 penyebab dasar, top event tertusuk akibat alat pengaman tidak terpasang memiliki 18 penyebab dasar, dan top event tertimpa beton akibat tumpukan beton terlalu tinggi memiliki 10 penyebab dasar.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Allah SWT dan juga kedua orang tua. Terimakasih kepada seluruh orang yang telah memberikan data dan informasi sehingga terselesaikannya penelitian ini. Tidak lupa terimakasih terhadap Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang memberikan kesempatan menimba ilmu, serta kepada dosen pembimbing Bu Galih dan Bu Imah atas waktu dan ilmu dalam membantu proses pengerjaan penelitian ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

CCPS. (2008). Guidelines for Hazard Evaluation Procedures, Third Edition.

https://doi.org/10.1002/9780470924891

Handayani, A. (2020). Siklus Produksi (Cycle Time) Beton Pracetak dengan Metode Beton Self Compacting Concrete (SCC). Rekayasa Sipil, 9(1), 18. https://doi.org/10.22441/jrs.2020.v09.i1.04

OHSAS. (2007). OHSAS 18001 : 2007 (Vol. 4, pp. 5–7). Vol. 4, pp. 5–7.

Shamsuddin, K. A., Ani, M. N. C., & Ismail, A. K. (2014). Investigation the effective of the Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control (HIRADC) in manufacturing process.

International Journal of Innovative Research in Advanced Engineering, 2(8), 5.

Suliantoro, H., Susanto, N., Prastawa, H., Sihombing, I., & Mustikasari, A. (2017). Penerapan Metode Overall Equipment Effectiveness (Oee) Dan Fault Tree Analysis (Fta) Untuk Mengukur Efektifitas Mesin Reng. J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri, 12(2), 105. https://doi.org/10.14710/jati.12.2.105-118

Gambar

Tabel 1. Hasil HIRADC Proses Forming dan Casting Produksi Tiang Pancang
Gambar 1. Fault Tree Analysis Tertusuk Akibat PC Wire Putus

Referensi

Dokumen terkait

2) Tiang yang ditinjau adalah pondasi tiang pancang pada titik BH-01. 3) Pondasi yang digunakan dalam perhitungan adalah pondasi tiang pancang tunggal.. 4) Menghitung daya

Berdasarkan hasil perhitungan data sondir, besar daya dukung tiang pancang tunggal dengan metode Mayerhoff pada titik S3 adalah 779,976 ton, dan daya dukung tiang pancang

Berdasarkan hasil perhitungan data sondir, besar daya dukung tiang pancang tunggal dengan metode Mayerhoff pada titik S3 adalah 779,976 ton, dan daya dukung tiang pancang

2) Tiang yang ditinjau adalah pondasi tiang pancang pada titik BH-01. 3) Pondasi yang digunakan dalam perhitungan adalah pondasi tiang pancang tunggal.. 4) Menghitung daya

Dari hasil identifikasi yang telah didapatkan pada proses yang pertama, selanjutnya data tersebut disusun dalam bentuk tabel HIRADC. Tabel ini bertujuan untuk memberikan

Analisa menggunakan persamaan gelombang biasanya digunakan untuk pemilihan/persetujuan pada peralatan yang akan digunakan saat instalasi tiang pancang (sebagai contoh:

Dalam tugas akhir ini penulis menganalisa perbandingan perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan metode konvensional, statistik, dan probabilistik atau LRFD, dengan studi

Perumusan Masalah Setelah dilakukan identifikasi masalah selanjutnya perumusan masalah yaitu Bagaimana mengatasi kegagalan mesin pada setiap tahapan proses produksi untuk mencapai