• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Peneliti dalam melakukan penulisan skripsi ini melakukan penggalian informasi dari penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai bahan perbandingan. Yang nantinya akan digunakan untuk melihat kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, penulis menggali informasi juga dari skripsi terdahulu maupun buku-buku untuk mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya yang membahas tentang Fenomena Friend With Benefit Mahasiswa di Kota Malang. Adapula hasil pencaharian tersebut sebagai berikut :

Tabel 2.1 : Perbandingan Penelitian

No Judul Temuan Relevansi

1 Maria Fransisca Mahatnya W.D,

“Dampak

Melakukan Friend With Benefit Relationship Pada Dewasa Awal”

(2019)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak

melakukan hubungan friend with benefit pada dewasa awal pada sampel tiga orang laki- laki dan satu orang perempuan dengan rentang usia 25-29 tahun, dampak yang diperoleh dari hubungan friend with benefit mendapatkan relasi pertemanan yang baru, meningkatkan kejujuran pada sebuah pertemanan,

menumbuhkan kepercayaan diri dan tidak memerlukan komitmen untuk melakukan hubungan seksual dan mendapatkan afeksi dari teman lawan jenis.

Relevansi penelitian yang telah dilakukan perilaku friend with benefit ini mengalami beberapa dampak yang terjadi seperti mendapati

perasaan bersalah setelah mengakhiri hubungan friend with benefit karena adanya perasaan telah merenggut harga diri seseorang dan tidak menjalankan amanat serta fasilitas yang diberikan orang tua selain itu mendapatkan stigma sebagai anak nakal karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku

(2)

9

Selain itu hubungan friend with benefit adalah hubungan seksualitas yang tidak lagi sakral dan sebatas rutinitas saja adanya perasaan bersalah yang muncul pada diri sendiri terlebih menjadi

ketergantungan terhadap pasangan akibat adanya hubungan friend with benefit dan mendapatkan cap sebagai anak nakal oleh orang

sekitarnya.

pada lingkungan masyarakat atau berperilaku abnormal

2 Nuril Azizah

“Interaksi Pertemanan Friend With Benefit (FWB) Pada Pengguna Aplikasi Tinder di Kota Surabaya”

(2019)

Dampak interaksi yang terjalin pada Friend with benefit pasangan bukan lah

merupakan suami istri atau berpacaran, sehingga tidak ada jaminan kelangengan dalam pertemanan tersebut.

Pertemanan ini bisa saja putus ditengah jalan tanpa adanya status yang jelas.

Fokus penelitian ini adalah mengenai motif seseorang dalam melakukan hubungan friend with benefit, dari hasil penelitian ini mendapatkan lima motif utama dalam hubungan friend with benefit yaitu pelampiasan seks, keinginan menjalin hubungan friend with benefit,

menhindari hubungan yang serius, menjalin pertemanan dan menginginkan hubungan yang tidak rumit.

Motif yang terjadi dalam hubungan friend with benefit pada penelitian yang ditemukan mendapatkan relasi pekerjaan karena jika menjalin hubungan friend with benefit pada rekan kerja maka akan

mendapatkan kemudahan atau tidak terjadinya perdebatan yang panjang serta mendapatkan kejujuran didalamnya Deskripsikan tentang perilaku friend with benefit pada aplikasi tinder dan tidak

mendeskripsikan subjek yang berhubungan secara langsung tidak melalui aplikasi kencan online.

3 Nisrina Nurika Agustin

“Dinamika Religiuistas Pelaku FWB (Friend With Benefit) Studi

Pendidikan agama dan nilai moral sering kali

direkomendasikan sebagai solusi dalam mengurangi perilaku seks bebas,

khususnya fwb. Namun, tak dapat dipungkiri terdapat pula

Pada penelitian ini menemukan nilai dan norma bukan salah satu hal yang dapat membatasi pelaku friend with benefit untuk melakukan

hubungan friend with

(3)

10 Kasus di Kampus

Islam”

(2019)

pelaku FWB dari komunitas islam seperti mahasiswa yang berkuliah di kampus islam. Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana dinamika religiusitas pelaku FWB yang berkuliah di kampus islam.

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan 1 partisipan utama dan 1 significant other. Penelitian ini dapat mengungkap 4 tema yang mempengaruhi partisipan untuk menjalani hubungan FWB yaitu

lingkungan pergaulan, konflik moral terkait perilaku seks bebas, pengalaman

keagamaan, dan kebutuhan akan cinta kasih.

benefit malah yang terjadi pelaku friend with benefit berperilaku abnormal atau tidak sesuai dengan nilai yang berlaku didalam masyarakat hal itu terjadi karena tidak adanya pengawasan pada orang tua atau keluarga sehingga pelaku bebas untuk

berperilaku abnormal dan menjalin hubungan friend with benefit karena keinginan untuk

mendapatkan rasa nyaman dan perlindungan.

4 Maria Elizabeth, Dkk

“Pandangan Generasi Milenial terhadap

Dinamika

Hubungan Friends with Benefits “ (2020)

Dikalangan milenial saat ini,friends with benefits (FWB) menjadi suatu fenomena baru dalam dinamika hubungan pada kaum milenial. FWB merupakan suatu hubungan yang tidak melibatkan keterikatan emosi serta komitmen dalam menjalin hubungan tersebut. Gejala sosial dan kesehatan fisik merupakan faktor yang mendukung terjadinya FWB.

Oleh karena itu, penelitian ini merupakan terobosan baru untuk melihat pandangan generasi milenial mengenai dinamika hubungan FWB.

Penelitian ini melibatkan 72 responden yang berasal dari latar belakang budaya yang

Relevansi dengan penelitian ini adalah gejala sosial yang terjadi pada perilaku friend with benefit juga mengacu pada masalah sosial yaitu pada penyimpangan sosial dimana pelaku berperilaku tidak sesuai dengan norma dan nilai pada masyarakat, kesehatan fisik bukanlah yang utama namun untuk menjalin hubungan friend with benefit terdapat motif motif untuk melakukan friend with benefit seperti pemenuhan life style dan terjadinya seksuaiitas pada hubungan friend with benefit ini dan dalam penelitian

dilakukan secara langsung

(4)

11

berbeda-beda, serta pergaulan yang bermacam-

macam.Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan jenis survey dan menggunakan alat pengambilan data

menggunakan google form.

bertemu dengan subjek dengan teknik wawancara serta observasi

5 Putu Yunita, Dkk

“Menguji Kepuasan Hubungan Melalui Intimasi dan Perasaan Cemburu pada Pelaku Hubungan Friends with Benefits Hubungan”

(2020)

Seksual yang terjadi dalam FWB dapat dilakukan secara rutin tanpa dipengaruhi oleh penggunaan alkohol maupun obat-obatan terlarang

(Wentland & Reissing, 2014), namun individu yang

menjalani hubungan FWB perlu menyepakati beberapa aturan secara bersama, seperti tidak melibatkan emosi atau rasa cinta, menjaga

komunikasi, pertemanan dan kerahasiaan hubungan tersebut (Hughes, Morrison & Asada, 2005).

Aktivitas seksual yang

dilakukan oleh pasangan FWB antara lain berciuman, oral sex, hingga sexual intercourse (Bisson & Levine, 2009;

Furman & Shaffer, 2011).

Salah satu alasan yang

mendasari individu melakukan hubungan FWB adalah

melampiaskan hasrat seksual, khususnya bagi laki-laki.

Laki-laki lebih mampu melakukan hubungan seksual tanpa disertai dengan

komitmen maupun emosi, sementara perempuan

cenderung menekankan aspek emosi saat melakukan

hubungan seksual (Lehmiller, Vanderdrift & Kelly, 2011;

Relevansi dengan

penelitian yang dilakukan proses terjadinya

hubungan friend with benefit karena adanya rasa saling nyaman dan

berlanjut untuk

menemukan kesepakatan dan benefit yang akan diperoleh dalam hubungan tersebut meskipun tidak adanya sebuah komitmen namun hubungan friend with benefit juga tetap ada kesepakatan seperti tidak memperbolehkan dekat dengan lawan jenis atau selalu memberi kabar namun tetap biasa meninggalkan satu sama lain meskipun sudah terjalin kesepakatan hal itu terjadi karena adanya rasa yang tidak nyaman atau bosan dengan

hubungan tersebut. Dalam penelitian ini aktivitas seksual bukan benefit yang utama melainkan banyak motif yang terjadi pada hubungan friend with benefit ini seperti mendapatkan rasa nyaman serta adanya relasi

perkerjaan dan pemenuhan life style

(5)

12

Gusarova, Fraser & Alderson, 2012; Weiten, Dunn &

Hammer, 2012).

Alasan lainnya adalah terdapat perasaan kecewa terhadap hubungan berkomitmen, sebagai bentuk perasaan cinta, hiburan semata (Putri, 2015), perasaan percaya dan

kenyamanan dengan pasangan (teman) dibandingkan dengan orang asing untuk melakukan hubungan FWB (Bisson &

Levine, 2009).

Hubungan FWB pun dipilih oleh beberapa orang dewasa muda saat ini juga karena keinginan untuk menunda pernikahan, sedang

mengembangkan pendidikan dan karir ataupun

kekhawatiran tentang komitmen dalam hubungan (Lamanna & Riedmann, 2009).

B. Konseptual

1. Definisi Fenomena

Fenomena adalah suatu tampilan objek, peristiwa, dalam persepsi.

Sesuatu yang tampil dalam kesadaran. Bisa berupa hasil rekaan atau kenyataan. Menurut Moustakas (19 94:26), fenomena adalah apa saja yang muncul dalam kesadaran. Fenomena, dalam konsepsi Huesserl, adalah realitas yang tampak, tanpa selubung atau tirai antara manusia dengan realitas itu.

Fenomena adalah realitas yang menampakkan dirinya sendiri kepada manusia.Sementara itu, dalam mengahadapi fenomena itu manusia melibatkan

(6)

13

kesadarannya, dan kesadaran selalu berarti kesadaran akan sesuatu (realitas) (Bertens,1981:201).

2. Definisi Mahasiwa

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id) Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun (Monk et. al., 2001, h. 260-262). Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal.

Masa peralihan yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru.

Tugas perkembangan yang harus dijalankan oleh mahasiswa sebagai masa dewasa awal menurut Havinghurst (Dariyo, 2003, h. 105) antara lain: mencari dan menemukan pasangan hidup, membina kehidupan rumah tangga, meniti karir dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

3. Definisi Friend With Benefit

Berbagai literatur perihal FWB terlihat menyeragamkan karakteristiknya ke dalam 3 kategori (Hughes,Morrison,& Asada, 2005; Bisson &

Levine, 2009; Lehmiller, Vanderdrift, & Kelly, 2011; Owen & Fincham, 2011):

(7)

14

Pertama, keintiman seksual (sexual intimacy); kedua yaitu persahabatan yang tetap berlanjut (on going friendship); ketiga, adanya keinginan ataupun kesepakatan diantara keduanya untuk menghindari adanya komitmen romantis secara resmi (berpacaran/ courtship/ dating ataupun menuju ke tahap pernikahan/marriage).

Gusarova, Fraser, danAlderson (2012) berpendapat bahwa FWB sebagai suatu hubungan yang berawal dari persahabatan ataupun perkenalan, kemudian berlanjut pada beberapa tingkatan dalam keintiman seksual untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, dan bagi kedua individu hal tersebut dianggap sebagai hubungan non-dating.

Secara singkat, dapat diperjelas bahwa FWB cukup dengan memadukan unsur persahabatan & keintiman fisik, yakni seksualitas (Owen &

Fincham, 2017).

Istilah kekinian yang mungkin tepat untuk kami (peneliti) sodorkan sebagai sebuah memeticsialah TTN (teman tapi ngesex), yang merupakan turunan dari istilah popular TTM (teman tapi mesra), mengingat beberapa artikel online terkini (Oktiani, 2020; Beautynesia, 2020; Indozone, 2020) belum dapat memisahkan kedua istilah tersebut secara spesifik.

Gambar

Tabel 2.1 : Perbandingan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penindakan dilakukan setelah dilakuakannya pembinaan terhadap pengusaha dan pengusaha tersebut tetap melanggar hal tersebut maka pengusaha tersebut akan dikenakan

Melalui eksperimen ini akan diketahui fraksi volume kristal superkonduktor yang terbentuk pada setiap variasi kadar molar dopan Pb yang digunakan dalam

Metode menyuntikkan nutrien berupa cairan ke dalam amnion embrio ( in ovo feeding) , menyebabkan embrio tersebut secara alami mengkonsumsi nutrien tersebut secara oral sebelum

(2) Variasi luasan korden memberikan pengaruh yang dapat dirasakan pendengaran, (3) kombinasi substitusi pengurangan jumlah audian dengan korden cukup berhasil pada

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Galeri Seni dan Arsitektur Kontemporer adalah sebuah tempat atau ruangan yang digunakan untuk menyimpan karya yang

Hasil pengenalan pola motif batik yang dikenali atau termirip dan tidak mirip atau tidak dapat dikenali dapat ditentukan dengan membandingkan mencocokan nilai citra

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..

Status Informasi Formal Informasi yang Dikuasai.. Fazhari Irvansyah Sinaga [email protected] Permohonan soft copy berkas ijazah dan transkrip nilai.. 300 8 Juli 2020