• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, manusia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia merupakan cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas guna mendukung tercapainya pembangunan nasional.

Di Indonesia pendidikan menjadi hak setiap warga negara. Hak setiap warga Negara tersebut diatur dalam Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar tersebut negara wajib memfasilitasi dan memberi kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga negara tanpa diskriminasi. Selain itu, masyarakat berkewajiban untuk mendukung terselenggaranya pendidikan dengan cara turut memberikan dukungan sumber daya serta mengawasi proses penyelenggaraan pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan budaya. Menurut Sumar Warni (2018:82) untuk membangun manusia melalui budaya maka nilai- nilai yang terkandung dalam budaya harus menjadi satu dengan dirinya. Untuk itu diperlukan waktu panjang untuk transformasi budaya. Cara yang dilakuakn untuk proses transformasi adalah dengan mengenalkan budaya dan memasukkan aspek budaya dalam pembelajaran. Kebudayaan merupakan dasar dari praksis pendidikan maka tidak hanya seluruh proses pendidikan berjiwakan kebudayaan nasional saja, tetapi seluruh unsur kebudayaan harus diperkenalkan dalam proses pendidikan.

(2)

Tidak dapat dipungkiri, perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini menyebabkan terkikisnya nilai-nilai budaya di dalam masyarakat. Menurut Agustin (2011:178) berbagai masalah dalam bidang kebudayaan yang ditimbulkan akibat perkembangan globalisasi misalnya, hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terkikisnya rasa cinta budaya dan nasionalisme generasi muda, menurunnya rasa patriotisme dan nasionalisme, kehilangan kepercayaan diri dan gaya hidup kebarat-baratan hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pada Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, budaya nasional indonesia dan tanggap pada tuntutan perubahan zaman. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kekayaan budaya bangsa merupakan salah satu dasar pelaksanaan pendidikan nasional.

Keberhasilan pembelajaran PPKn akan mencerminkan peserta didik yang sadar dan menghidupkan nilai-nilai lokal dalam masyarakat. Mereka diharapkan memiliki kesadaran hak dan kewajiban terhadap pembangunan bangsa yang diwujudkan dalam berbagai peran aktif dalam setiap bidang kehidupan. Oleh karena itu, keberagaman muatan lokal masyarakat merupakan potensi besar bagi dunia pendidikan di Indonesia dengan visi sebagai pewarisan nilai budaya. Karena nilai-nilai luhur budaya bangsa tersebut dapat dikembangkan menjadi sumber belajar berbasis muatan lokal masing-masing daerah.

Kebudayaan nasional maupun kebudayaan daerah atau kebudayaan lokal milik suku-suku, sepatutnya diberdayakan untuk menciptakan dan menghasilkan

(3)

kurikulum dan silabus yang sesuai dan mampu membentuk manusia yang pintar dan cerdas serta berkarakter kebangsaan. Getz (dalam Sumar, 2018:3).

mengemukakan bahwa kebudayaan adalah pola dari pengertian-pengertian atau makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis suatu sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbol-simbol yang dengan cara tersebut manusia berkomunikasi, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehidupan. Pendapat ini menekankan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang dapat mengembangkan sikap mereka terhadap kehidupan.

Adat budaya daerah, khususnya adat budaya daerah Jambi yang merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dari budaya bangsa. Sampai saat ini menyusut dan hilang keberadaannya dari kehidupan keseharian masyarakat Jambi. Padahal adat budaya Jambi itu berdiri pada pondasi yang kokoh dan kuat serta berlandaskan kepada agama khususnya agama islam. Prinsip dasar adat dan budaya Jambi adalah sebagaimana tertuang dalam seloko adat yang berbunyi

“Adat bersendi syara’, dan syara’ bersendi kitabullah” (Lembaga adat provinsi jambi, 2001:1).

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berorientasi pada pendidikan nilai-nilai dan pendidikan moral pancasila yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hakikatnya, PPKn menekankan pada kesadaran sebagai warga negara (civic literacy), komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill and

(4)

participation), penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), dan partisipasi

kewarganegaraan yang bertanggung jawab (civic participation and civic responsibility). Menurut Zamroni (dalam Rahman & Madiong, 2017:15)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat.

Untuk melaksanakan pembelajaran PPKn kepada siswa diperlukan bahan ajar yang inovativ dengan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang tepat agar mampu mengantarkan siswa dapat memahami materi pembelajaran yang akan di sampaikan guru. Bahan ajar yang tidak variatif dan monoton akan membuat siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran PPKn. Hal tersebut menyebabkan tujuan pembelajaran PPKn tidak tercapai. Menurut Andi Prastowo (2018:51) bahan ajar merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari komponen yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran, contohnya: buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, dan bahan ajar interaktif.

Materi Kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi materi pokok dalam mata pelajaran PPKn di jenjang SMA. Dalam materi pokok tersebut bisa menjadi rujukan siswa agar dapat memahami esensi dari materi tersebut untuk di kaitkan dengan materi yang

(5)

sedang di pelajari siswa. Selain itu, siswa di dorong untuk dapat mengimplementasikan secara luas di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

Rahman & Madion (2017:13-14) mengemukakan bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta kepentingan warga negara sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warga negara yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi SMA Negeri 9 Batanghari, pada saat kegiatan belajar mengajar, materi yang di pelajari siswa kurang diintegrasikan dengan unsur-unsur budaya lokal terutama budaya Jambi. Selama ini tugas-tugas hanya diberikan dengan panduan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan buku paket yang kurang mengintegrasikan dengan karakter budaya Jambi. Padahal, Keberhasilan pembelajaran PPKn akan mencerminkan peserta didik yang sadar dan menghidupkan budaya lokal.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru PPKn di SMA Negeri 9 Batanghari, Bahan ajar yang ada tidak memperhatikan kondisi dan lingkungan di sekitar siswa khususnya bahan ajar yang Berkarakter budaya Jambi.

Hal tersebut bila diintegrasikan dalam bahan ajar, siswa akan lebih tertarik karena pembelajaran akan disesuaikan dengan pengalaman empiris siswa, maka akan menambah pemahaman siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Menindaklanjuti kendala dan permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 9 Batanghari, maka solusi yang tepat adalah dengan mengembangkan sebuah bahan ajar dalam bentuk modul yang Berkarakter budaya lokal Jambi agar dapat

(6)

menunjang proses pembelajaran terutama pada materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti jelaskan di atas, peneliti mencoba melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Materi Kehidupan Bernegara Dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Berkarakter Budaya Jambi di Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Batanghari, untuk membantu kesulitan belajar agar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga harapan peneliti siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah

1. Bagaimana prosedurpengembangan bahan ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia(NKRI) Berkarakter budaya Jambi?

2. Bagaimana kualitas bahan ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Berkarakter budaya Jambi?

1.3 Tujuan Pengembangan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, makan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah.

1. Mendeskripsikan prosedur pengembanganbahan ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Berkarakter budaya Jambi.

(7)

2. Mengetahui kualitas bahan ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Berkarakter budaya Jambi.

1.4 Spesifikasi Pengembangan

Secara umum produk yang dikembangkan adalah bahan ajar yang dapat membantu dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa dalam belajar mandiri. Secara khusus spesifikasi produk yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Dalam bentuk modul cetak

2. Kertas yang akan digunakan HVS 70% dengan ukuran kertas A5.

3. Memenuhi kriteria kelayakan isi, penyajian materi, bahasa, dan media/kegrafisan.

4. Bahan ajar memuat budaya Jambi yang terkait dengan materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

5. Tingkat pengguna bahan ajar: Sekolah Menengah Pertama (SMA).

1.5 Pentingnya Pengembangan 1. Bagi Guru

Dapat memberi pemahaman dan menambah wawasan terhadap alternatif bahan ajar yang menarik dan bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber belajar yang bervariasi bagi siswa sehingga memotivasi siswa untuk balajar mandiri, kreatif, efektif, dan efisien dalam proses pembelajaran untuk mencapai untuk mencapai penguasaan kompetensi.

(8)

3. Bagi Sekolah

Dapat memberi masukan dalam pengembangan sumber belajar sebagai perbaikan pembelajaran PPKn disekolah .

1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.6.1 Asumsi Pengembangan

Asumsi pengembangan bahan ajar pembelajaran PPKn ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan ajar pembelajaran PPKn yang disusun tersebut merupakan bahan ajar pembelajaran alternatif yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa didalam kelas, diluar kelas, dimanapun dan kapanpun.

2. Validator memiliki pandangan yang sama mengenai kriteria kualitas atau kelayakan bahan ajar PPKn yang baik.

3. Validator dalam penelitian ini adalah ahli materi, ahli bahasa, ahli budaya Jambi dan ahli media/kegrafikan.

4. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan bahan ajar pembelajaran PPKn berbasis Modul pada materi kehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

5. Penelitian ini hanya sebatas melihat kelayakan bahan ajar dan respon siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan.

1.6.2 Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan penelitian pengembangan ini adalah.

1. Pengembangan bahan ajar PPKn materikehidupan bernegara dalam konsep negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikembangkan mengikuti tahapan: (1) Preliminary (persiapan) (2) self evaluation (analisis dan desain)

(9)

(3) prototyping (expert reviews danone-to-one, dansmall group)dan (4) field test (tes lapangan).

2. Budaya Jambi fokus kepada penggunaan Seloko adat melayu Jambi.

1.7 Defenisi Oprasional

1. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menamilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah mata pelajaran wajib untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berorientasi pada pendidikan nilai- nilai dan pendidikan moral pancasila yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3. Budaya Jambi merupakan satu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat Jambi.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan MANDIRI INVESTA SYARIAH BERIMBANG yang telah dipenuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak

Isolat Cirata 2003 mempunyai virulensi lebih tinggi dari pada iso- lat Padang 2004, hal ini ditunjukkan oleh ting- kat kematian ikan yang lebih tinggi yaitu 80% berbanding 40%;

Banyak orang tidak percaya adanya penyakit non medis yang disebabkan oleh gangguan makhluk gaib,seperti gangguan ilmu warisan, gangguan ditempel makhluk halus, gangguan

Hasil yang didapat dari kajian ini adalah bahwa reservoir CBM mempunyai laju produksi gas lebih rendah, daerah pengurasan lebih kecil dan recovery factor lebih

Ratifikasi UNCAC 2003 oleh pemerintah Indonesia yang secara politis menempatkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki komitmen pemberantasan korupsi

Kaum wanita pada hari ini juga banyak yang menceburkan diri dalam bidang beruniform seperti anggota tentera,polis,imigresen dan pelbagai lagi. - mereka berani menghadapi cabaran

Berdasarkan ketentuan pajak di Amerika Serikat terdapat aturan mengenai wash sale rule, bagaimana pendapat bapak terkait dengan keuntungan dan kerugian yang timbul dari

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, artinya adalah semakin puas karyawan terhadap kompensasi yang diterima maka