• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Arsitektur Bioklimatik Pada Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Arsitektur Bioklimatik Pada Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: September 2018

Penerapan Arsitektur Bioklimatik Pada Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung

Mahar Fadhil Effendi Nasution

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Terminal Bus Cicaheum merupakan salah satu terminal yang ada di Kota Bandung. Lokasi terminal berada di Kota Bandung yang memiliki iklim tropis basah menimbulkan beberapa potensi dan kendala tersendiri. Cahaya matahari yang bersinar sepanjangan tahun menjadi potensi dalam hal pencahayaan alami. Namun panas terik dan curah hujan tinggi ditambah padat nya terminal pada jam sibuk serta pada agenda libur tahunan menimbulkan kendala baik dari segi kenyamanan maupun keamanan pengguna. Tujuan dari perencanaan ini adalah merencanakan terminal yang hemat energi. Arsitektur Bioklimatik diterapkan melalui teknik pasif dan hemat energi. Prinsip desain berupa solusi yang mendukung penghawaan alami, sekaligus mengantisipasi panas matahari (solar-heat gain), dengan menggunakan komponen bangunan berupa penerapan Orientation & zone agar memperoleh pencahayaan alami seoptimal mungkin sekaligus mengurangi radiasi panas matahari.

Penerapan Opening secara optimal pada area sirkulasi dan area komunal agar tercipta pertukaran udara yang maksimal. Penerapan Shade & filter pada area bukaan dan dibuatnya ruang transisi untuk memberikan pembayangan dan filtrasi panas matahari. Penerapan Green dengan tujuan pengadaan vegetasi baru yang dapat membantu efek pendinginan udara pada lingkungan dan pembayangan pada bangunan.

Kata kunci : Terminal, Iklim, Cuaca, Arsitektur Bioklimatik, Hemat Energi.

ABSTRACT

Cicaheum Bus Terminal is one of the terminals in the city of Bandung. The location of the terminal in the city of Bandung which has a wet tropical climate raises several potential and its own constraints. Sunlight that shines for a year is a potential in natural lighting. But the heat and high rainfall coupled with the tightness of the terminal during peak hours and on the annual holiday agenda create obstacles both in terms of comfort and security of the user. The purpose of this plan is to plan an energy-efficient terminal. Bioclimatic architecture is applied through passive and energy-saving techniques. The design principle is in the form of a solution that supports natural air loss, while anticipating solar heat, by using building components in the form of Orientation

& zone application to obtain natural lighting as optimal as possible while reducing solar heat radiation.

Optimal application of the opening in the circulation area and communal area to create maximum air exchange.

The application of the Shade & filter to the opening area and made the transition space to provide solar thermal imagery and filtration. The application of Green with the aim of procuring new vegetation that can help the cooling effect of the air on the environment and visualization of buildings.

Keywords: Terminal, Climate, Weather, Bioclimatic Architecture, Energy Saving.

(2)

1. PENDAHULUAN

Perkembangan metropolitan Bandung Raya dimulai dari perkembangan Kota Bandung sebagai ibu Kota Provinsi Jawa barat. Jumlah penduduk Kota Bandung pada 2013 (BPS Kota Bandung) adalah 2.483.977 jiwa dengan luas wilayah 16.729,50 hektare (167,67 km), atau tingkat kepadatan penduduknya adalah 150 jiwa per hectare. Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Bandung tersebut tentu berakibat pada aktivitas yang semakin padat dan membutuhkan mobilitas tinggi. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila pertumbuhan penggunaan kendaraan bermotor terus meningkat.

Beragam masalah tersebut menjadikan lalu lintas Kota Bandung menjadi semrawut dan kemacetan terjadi di mana-mana. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan kemacetan ialah berupa pengembangan sarana angkutan umum berbasis angkutan massal. Pengembangan sarana angkutan umum berbasis angkutan umum massal ini bertujuan meningkatkan peran jaringan angkutan umum di kota/metro Bandung. Salah satu TOD yang direncanakan oleh PEMKOT Bandung ialah TOD terminal Cicaheum yang berlokasi lokasi di terminal Cicaheum yang terdapat kawasan perumahan, industri, komersial, pendidikan. Lokasi terminal berada di Kota Bandung yang memiliki iklim tropis basah menimbulkan beberapa potensi dan kendala tersendiri. Cahaya matahari yang bersinar sepanjangan tahun menjadi potensi dalam hal pencahayaan alami. Namun panas terik dan curah hujan tinggi ditambah padat nya terminal pada jam sibuk serta pada agenda libur tahunan seperti lebaran menimbulkan kendala baik dari segi kenyamanan maupun keamanan pengguna. Oleh karena itu dipilihlah tema Arsitektur Bioklimatik dengan Penerapan Teknik Desain Pasif, karena teknik desain pasif dapat menjadi solusi untuk pemanfaatan potensi energi alami dan penghematan konsumsi energi saat operasional bangunan. Dalam jangka panjang berupa konservasi energi dan penghematan biaya operasional.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Deksripsi Proyek

Nama Proyek : Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung

Lokasi : Jl. Jendral Ahmad Yani, Cicaheum, Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40282 Luas Lahan : 31.367 m

2

Zona : C; Campuran; Campuran Tinggi; C1 (RTDR 2015 – 2035) KDB : 65%

KLB : 6,5

KDH : 30%

GSB : 10 meter (Jl. Jendral A. Yani) GSS : 4m (Jl. Antapani Lama)

Batas Wilayah : Utara : Jl. Jendral Ahmad Yani, Cicaheum, (Kolektor Primer) Barat : Ruko, Pemukiman

Timur : Ruko, Pemukiman

Selatan : Pasar Cicaheum, Pemukiman

2.2 Arsitektur Bioklimatik

Bioclimatic Architecure/Arsitektur Bioklimatik adalah konsep arsitektur dengan pendekatan desain

yang menekankan konteks terhadap kondisi iklim dan cuaca setempat (relation to climate of the place)

dengan memanfaatkan potensi dan mengantisipasi kendala iklim dan cuaca tersebut, agar diperoleh

penghematan energi operasional bangunan (energy saving/conservation energy) dalam memperoleh

kenyamanan termal (thermal comfort) sekaligus kenyamanan visual (visual comfort), melalui teknik

pasif dan hemat energy (passive & low energy technique).

(3)

2.3 Teknik Desain Pasif

Passive mode adalah operasional bangunan dengan level teknif pasif, dimana kenyamanan termal dan visual dilakukan melalui desain bangunan, tanpa menggunakan bantuan peralatan mekanis. Prinsip desain berupa solusi yang mendukung penghawaaan alami, sekaligus mengantisipasi penerimaan radiasi panas matahari (solar- heat gain), dengan mengggunakan komponen bangunan. Komponen- Komponen banguna tersebut adalah sebagai berikut:

1. Opening

Opening adalah komponen pada fasad bangunan berupa bukaan udara untuk penghawaan alami dan bukaan cahaya untuk penerangan alami.

2. Orientation & zone

Orientation adalah mengarahkan/ mengorientasikan bangunan dan bukaan cahaya (building orientation, opening orientation), agar dapat memperoleh penerangan alami seoptimal mungkin sekaligus menghindari penerimaan radiasi panas matahari (solar-heat gain).Dasar orientasi adalah lintasan matahari (sunpath), bila bertentangan dengan bentuk site (site geometry) maka harus dilakukan kompromi desain (site/building adjustments).

3. Zone adalah alokasi core, agar diperoleh penghematan energi saat operasional bangunan.

4. Shade & filter

Shade adalah pembayangan pada fasad bangunan, terutama pada bukaan.Filter adalah penyaringan radiasi panas matahari pada fasad bangunan.

5. Insulate

Insulate adalah menahan penerimaan radiasi panas matahari (solar-heat gain) melalui dinding insulasi (insulative wall) dan atap insulasi (insulative roof).

6. Green

Green adalah pengadaan vegetasi yang dapat membantu efek pendinginan udara pada bangunan dan lingkungannya.

7. Cooling effect

Cooling effect adalah teknik pasif pendinginan udara menggunakan elemen air pada bangunan dan lingkungannya.

2.4 Konsep Bentuk Massa Bangunan

Bentuk dasar bangunan merupakan balok dengan substraksi pada bagian sisi dan atas balok. Tujuan dilakukannya substraksi ialah memberikan celah untuk tangkapan angin masuk dan keluar didalam bangunan. Sistem cross ventilation dilakukan dengan pembuatan dinding-dinding yang dapat dilalui oleh angin dan bukaan pada bagian atap bangunan serta ruang-ruang terbuka didalam bangunan.

Contoh substraksi yang dilakukan pada bentuk dasar balok dapat dilihat pada gambar 1. dibawah ini.

Gambar 1. Transformasi Bentuk Massa Bangunan

(4)

2.5 Konsep Fasad

Pengolahan area fasad merupakan kombinasi dari material masif dan material tipe ventilation wall yang memungkinkan masuknya cahaya alami dan adanya pertukaran udara dititik titik tertentu dan membuat pola tertentu pada area fasad. Konsep dan visualisasi fasad dapat dilihat pada gambar 2. dan gambar 3. dibawah ini.

Gambar 2. Konsep dan visualisasi fasad depan

Gambar 3. Konsep dan visualisasi fasad samping

(5)

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Penerapan Teknik Desain Pasif Arsitektur Bioklimatik

Teknik desain pasif opening dan shade & filter diterapkan pada area fasad bangunan melalui bukaan- bukaan pada area ruang tunggu dan pasar modern serta penerapan spsm yang berfungsi memberikan efek pembayangan terhadap bangunan. Penerapaan orientation & zone dapat dilihat pada zonasi tapak hasil rancangan, dimana fasad utama bangunan berorientasi utara-selatan dan pada bagian timur dan barat diberikan spsm sebagai shading. Penambahan vegetasi dan pembuatan plaza serta box tanaman rambat merupakan penerapan dari teknik green. Hasil dari penerapan teknik desain pasif arsitektur bioklimatik ini dilakukan tiga pengujian, yaitu: pengujian ecotect untuk pencahayaan, pengujian flowdesign untuk pergerakan angin, dan perhitungan ottv untuk radiasi panas matahari. Untuk kuat penerangan cahaya matahari didapatkan hasil 421,15 lux pada lantai satu dan 364,36 lux pada lantai dua, hasil ini memenuhi standar yaitu 300 lux – 500 lux. Kemudian untuk pengukuran kecepatan angin didapatkan hasil 0,9 m/s < v < 1,2 m/s untuk data uji menggunakan kecepatan angin rata-rata kota Bandung menurut BMKG yaitu 2,230 m/s dan 0,7 m/s < v < 1m/s untuk hasil dari data uji kecepatan dilapangan yaitu 1,050 m/s. Kedua hasil pengujian pergerakan angin ini memenuhi standar kecepatan angin yaitu 0,6 m/s < v 1,5 m/s. Untuk pengujian perhitungan paparan panas radiasi matahari dilakukan perhitungan OTTV dengan hasil memenuhi persyaratan dan mendapat klasifikasi bintang tiga. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4, 5 dan 6 dibawah ini.

Gambar 4. Hasil Pengujian Ecotect

(6)

Gambar 5. Hasil Pengujian Flow Design

(7)

3.2 Penerapan Konsep Fasad

Fasad bagian depan didominasi oleh sirip penangkal sinar matahari vetrikal modular yang dikombinasikan dengan perforated sheet diantara celah spsm yang berfungsi sebagai shading untuk dinding transparan berupa kaca stopsol green classic. Tidak hanya dinding transparan, fasad bangunan pun memiliki bagian masif untuk menutupi area servis yang mungkin dapat terlihat oleh pengunjung.

Fasad dan perspektif bangunan Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung dapat dilihat pada gambar 7. dan gambar 8. dibawah ini.

Gambar 7. Fasad Depan Bangunan

Gambar 8. Perspektif Eksterior

Fasad bangunan terdiri dari modul-modul secondary skin grc yang dikombinasikan dengan perforated

sheet dengan pola dan ukuran tertentu yang bertujuan sebagai shading dan area masuknya cahaya

alami masuk kedalam bangunan. Detail dan bahan penyusun fasad bagian depan dapat dilihat pada

gambar 9. dan untuk fasad bagian samping dapat dilihat pada gambar 10. dibawah ini.

(8)

Gambar 9. Detail Fasad Depan Bangunan

Gambar 10. Detail Fasad Samping Bangunan

(9)

4. SIMPULAN

Perancangan Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung dengan penerapan Arsitektur Bioklimatik dengan pemanfaatan potensi energi alami menciptakan penghematan konsumsi energi saat operasional bangunan. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai pencahayaan alami pada siang hari serta pembuatan area bukaan-bukaan pada bangunan memungkinkan terjadinya pertukaran udara alami sehingga mengurangi penggunaan AC, sehingga penghematan biaya operasional dapat dilakukan dan dalam jangka panjang berupa konservasi energi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT, pada kesempatan ini penulis megucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan dan pelaksanaan Tugas Akhir ini khususnya kepada pihak Terminal Bus Terpadu Cicaheum Bandung yang telah memberikan waktu, izin, serta informasi kepada penulis dalam proses pengerjaan tugas akhir.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Latifah, Nur Laela. 2013. Arsitektur & Energi Modul 1. Bandung: Institut Teknologi Nasional [2] Brandt, Donald. 2007. Ventilation for Acceptable Indoor Air Quality. Atlanta: ASHRAE

[3] Khairunnisa, Syarifah. 2013. “ Studi Pendinginan Pasif dalam Bangunan Pendidikan Bahasa di

Kawasan Kampung Inggris Pare”.Malang : Universitas Brawijaya

Gambar

Gambar 1. Transformasi Bentuk Massa Bangunan
Gambar 3. Konsep dan visualisasi fasad samping
Gambar 4. Hasil Pengujian Ecotect
Gambar 5. Hasil Pengujian Flow Design
+3

Referensi

Dokumen terkait