• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2017

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2017 tentang Tata Cara Revisi

Anggaran TA 2017

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN

(2)

PENGATURAN UMUM

JenderalAnggaran

DEFINISI REVISI

Perubahan rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN TA 2017 dan disahkan dalam DIPA TA 2017

RUANG LINGKUP

Revisi berlaku juga dalam hal perubahan APBN 2017, perubahan Kebijakan Prioritas Pemerintah, penghematan dan/atau pemotongan anggaran

2

JENIS-JENIS REVISI

1. Pagu tetap 2. Pagu berubah 3. Administrasi

(3)

BATASAN REVISI ANGGARAN

JenderalAnggaran

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:

 Tidak dikenal adanya pagu minus dalam tahun berjalan

 Revisi anggaran dilakukan dengan memperhatikan petunjuk penyusunan RKA-KL (PMK Nomor 163/PMK.02/2016) dan dilakukan pada TA berjalan setelah DIPA Petikan ditetapkan.

REVISI ANGGARAN DILAKUKAN SEPANJANG TIDAK MENGAKIBATKAN:

1. Pengurangan alokasi gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji, kecuali untuk memenuhi Belanja Pegawai Satker yg sama atau satker lain sepanjang tidak mengakibatkan pagu minus

2. Pengurangan anggaran untuk pembayaran tunggakan 3. Pengurangan RMP sepanjang paket pekerjaan on-going

4. Pengurangan anggaran untuk Paket pekerjaan yang telah dikontrakkan atau direalisasi sehingga minus 5. Tidak mengubah target kinerja, dengan ketentuan

 Tidak Mengubah sasaran program, keluaran yg sudah terdapat realisasi anggaran,

 Tidak Mengurangi volume keluaran (output) kecuali terdapat kebijakan pemotongan/penghematan anggaran, kahar, pengurangan PHLN dan perubahan prioritas penggunaan anggaran

 Tidak menyebabkan volume keluaran (output) yang telah ditetapkan tidak tercapai

(4)

JENIS REVISI

JenderalAnggaran

4

Pemenuhan persyaratan dalam rangka pencairan

anggaran

Perubahan rumusan yang tidak terkait dengan

anggaran

Kesalahan administrasi Pergeseran anggaran

dalam 1 program Pergeseran antar

program Pergeseran antar Bagian Anggaran Pagu Berkurang Pagu Bertambah PAGU BERUBAH

PAGU TETAP

REVISI ADMINISTRASI

REVISI ANGGARAN Kewenangan/

dengan persetujuan DPR

(5)

Revisi yang berupa perubahan rincian anggaran yang

disebabkan penambahan atau pengurangan Pagu Anggaran, termasuk pergeseran rincian anggarannya, meliputi a.l :

1. Perubahan anggaran sumber dana PNBP, PHLN, SBSN 2. Perubahan anggaran belanja sebagai akibat dari

perubahan kurs, parameter dll 3. Transfer daerah & dana desa

4. Perubahan Program, Kegiatan, proyek prioritas, Output, dan lokasi

JENIS REVISI

JenderalAnggaran

PAGU

BERUBAH

(6)

Revisi yang berupa pergeseran anggaran atau rincian anggaran a.l:

1. BA 999.08 ke BA K/L atau antar sub BA dalam BA 999 (BA BUN);

2. pergeseran dlm satu Prog. atau antar Prog. dlm satu BA yang bersumber dari RM untuk memenuhi kebutuhan Ops, Ineligible Expenditure, penyelesaian restrukturisasi K/L, Kegiatan yang ditunda akibat penghematan tahun 2016.

3. pergeseran dlm satu Prog. yang sama untuk kebutuhan selisih kurs,

tunggakan, penggunaan Sisa Anggaran Kontraktual/Swakelola.

4. pergeseran rincian untuk Satker BLU yang sumber dananya PNBP;

JENIS REVISI

JenderalAnggaran

6

PAGU TETAP

Revisi berupa pergeseran : Antar Output/sama;

Antar Kegiatan/sama;

Antar Satker/sama;

Antar Program/sama 5. pergeseran belanja PNBP yang berasal

dari instansi penghasil;

6. penyelesaian sisa kewajiban pembayaran yang dibiayai SBSN 7. pergeseran antara Prog. Lama/baru

dlm rangka penyelesaian administrasi DIPA sepanjang disetujui DPR;

8. pergeseran untuk pembayaran utang sebagai dampak dari perubahan komposisi instrumen pembiayaan utang, kantor baru, penanggulangan bencana, inkracht, rekomposisi

pendanaan antar tahun terkait KTJ, pemenuhan kewajiban negara sebagai anggota organisasi internasional,

perubahan prioritas penggunaan anggaran

9. pergeseran dlm satu atau antar lokasi dan/atau antar kewenangan untuk TP, UB, dan/atau Dekon;

10. penggunaan anggaran dalam BA BUN yang belum dialokasikan dalam DIPA BUN;

11. penghapusan/perubahan/pencant uman catatan halaman IV DIPA terkait pemenuhan persyaratan pencairan, penggunaan Keluaran (Output) cadangan, dan/atau tunggakan, penggunaan dana OC

(7)

kesalahan adm, a.l :

1. Ralat kode kewenangan, BA/Satker, akun, lokasi

2. Ralat KPPN, RPD, Pejabat Perbendaharaan

3. Ralat RPD

4. Ralat volume, satuan keluaran,

perubahan rumusan sasaran kinerja di RKA-K / L DIPA

JENIS REVISI

JenderalAnggaran

REVISI ADMINISTRASI

(8)

REVISI TERKAIT KEBIJAKAN PEMOTONGAN, PENGHEMATAN, PENGURANGAN PINJAMAN PROYEK/HIBAH, KAHAR

Direktorat Jenderal Anggaran

8

Kebijakan Pemotongan, Penghematan, Pengurangan Pinjaman/

Hibah Atau Kahar

Usul Revisi

Pengurangan Volume Output

Data Dukung Lainnya berupa:

• Surat Pernyataan PA terkait usul pengurangan volume output Kegiatan Prioritas Nasional atau bukan

• Surat Persetujuan PA terkait pengurangan volime keluaran

Penelaahan Output Prioritas

Nasional ditelaah dalam Trilateral

Meeting (K/L, Bappenas, DJA)

Output Non Prioritas Nasional

ditelaah K/L dengan DJA) Output Prioritas

Nasional (PN) disampaikan

kepada:

Bappenas dan DJA

Output Non Prioritas Nasional

disampaikan kepada:

Ditjen Anggaran

(9)

REVISI TERKAIT PERUBAHAN PRIORITAS PENGGUNAAN ANGGARAN

Jenderal Anggaran

Perubahan Prioritas K/L

Usul Revisi Pengurangan Volume Output

Dapat dilakukan bila perubahan prioritas (terkait berubahnya Kebijakan Pemerintah dan/Prioritas K/L) akan mengakibatkan pengurangan anggaran dan berdampak serta mengakibatkan

PENAMBAHAN volume Output lain Revisi dapat berupa:

Antar keluaran dengan kegiatan

yang sama atau berbeda Data Dukung Lainnya berupa:

• Surat Pernyataan KPA terkait usul pengurangan volume output Kegiatan Prioritas Nasional atau bukan

• Surat Persetujuan eselon I

* Revisi terkait perubahan prioritas mempunyai persyaratan yang sama, baik mengurangi volume maupun tidak

(10)

Direktorat Jenderal Anggaran

KEWENANGAN dan MEKANISME REVISI ANGGARAN

10

KEWENANGAN DAN MEKANISME REVISI

Diatur pada BAB III Pasal 36

s.d.

Pasal 41

DITJEN ANGGARAN DITJEN PERBENDAHARAAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Diatur pada BAB IV Pasal 42

s.d.

Pasal 46

Diatur pada BAB V Pasal 47

(11)

Jenderal Anggaran

REVISI ANGGARAN PADA DITJEN ANGGARAN

REVISI ANGGARAN DI DJA

Pagu Berubah

(termasuk rinciannya)

Pasal 36 ayat (3) huruf a butir 1 s.d. 13

Pagu Tetap

Pasal 36 ayat (3) huruf b butir 1 s.d. 31 Memerlukan Penelaahan

Revisi Administrasi

Pasal 36 ayat (4) huruf d s.d. i

Tidak memerlukan Penelaahan

Pagu Berubah

(termasuk rinciannya)

Pagu Tetap

Pasal 36 ayat (4) huruf a

Pasal 36 ayat (4) huruf b dan c

(12)

Jenderal Anggaran

Pasal 16

Pergeseran anggaran dalam 1 program atau antar program dalam 1 Bagian Anggaran untuk satker yang bersangkutan atau antar satker berupa :

 Antar detail Belanja Pegawai Komponen 001 dalam akun yang sama antar satker

 Antar detail Belanja Barang Operasional Komponen 002 dalam akun yang sama antar satker

 Antar detail Belanja Pegawai dalam Komponen 001 selain gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji

 Antar detail Belanja Barang Operasional Komponen 002 untuk memenuhi Biaya Operasional dalam satker yang bersangkutan.

 Pergeseran alokasi gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji utk memenuhi Biaya Operasional Komponen 001 dapat dilakukan jika : (1) berlebih dan dinyatakan oleh KPA, (2) Tidak minus, (3) Dilakukan setelah Oktober 2017

 Untuk memenuhi kebutuhan gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji dan atau tunkin, dapat dipenuhi dari belanja non operasional, sepanjang alokasi biaya operasional pada K/L tidak mencukupi, dan apabila tidak seluruhnya dapat dipenuhi baik dari ops. Maupun non ops, maka bisa diusulkan pemenuhan kekurangannya dari BA BUN ke Menkeu.i

 Gaji Ke-14 dipenuhi dari mengoptimalkan Belanja Operasional dan Non Operasional K/L ybs terlebih dahulu

BIAYA OPERASIONAL

Biaya Operasional dapat dipenuhi dari

12

(13)

Jenderal Anggaran

Komponen 001 : Gaji dan Tunjangan

1. Gaji pokok;

2. Tunjangan jabatan struktural/fungsional;

3. Tunjangan keluarga;

4. Tunjangan kinerja;

5. Honorarium Non PNS;

6. Tunjangan lain yg sah;

7. Lembur;

8. Uang makan;

Komponen 001 : Gaji dan Tunjangan

1. Gaji pokok;

2. Tunjangan jabatan struktural/fungsional;

3. Tunjangan keluarga;

4. Tunjangan kinerja;

5. Honorarium Non PNS;

6. Tunjangan lain yg sah;

7. Lembur;

8. Uang makan;

PERGESERAN BELANJA OPERASIONAL ANTAR SATKER

Pergeseran anggaran belanja operasional dalam peruntukan akun yang sama

Komponen 002 :

Operasional Penyelenggaraan Satker 1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;

2. Bel. Barang Operasional;

3. Langganan daya dan jasa;

4. Biaya sewa;

5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran;

6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;

7. Honorarium pejabat perbendaharaan;

Gaji dan tunjangan melekat pada gaji

1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;

2. Bel. Barang Operasional;

3. Langganan daya dan jasa;

4. Biaya sewa;

5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran;

6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;

7. Honorarium pejabat perbendaharaan;

Komponen 002 :

Operasional Penyelenggaraan Satker

(14)

Jenderal Anggaran

14

PERGESERAN ANGGARAN BELANJA OPERASIONAL DALAM SATKER YANG SAMA

Komponen 001 : Gaji dan Tunjangan

1. Gaji pokok;

2. Tunjangan jabatan struktural/fungsional;

3. Tunjangan keluarga;

4. Tunjangan kinerja;

5. Honorarium Non PNS;

6. Tunjangan lain yg sah;

7. Lembur;

8. Uang makan;

Komponen 001 : Gaji dan Tunjangan 1. Gaji pokok;

2. Tunjangan jabatan struktural/fungsional;

3. Tunjangan keluarga;

4. Tunjangan kinerja;

5. Honorarium Non PNS;

6. Tunjangan lain yg sah;

7. Lembur;

8. Uang makan;

Komponen 002 :

Operasional Penyelenggaraan Satker 1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;

2. Bel. Barang Operasional;

3. Langganan daya dan jasa;

4. Biaya sewa;

5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran;

6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;

7. Honorarium pejabat perbendaharaan;

Komponen 002 :

Operasional Penyelenggaraan Satker 1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran;

2. Bel. Barang Operasional;

3. Langganan daya dan jasa;

4. Biaya sewa;

5. Biaya pemeliharaan peralatan perkantoran;

6. Biaya perjalanan dinas biasa/tetap;

7. Honorarium pejabat perbendaharaan;

Gaji dan tunjangan melekat pada gaji

(15)

Jenderal Anggaran

Pasal 24

Pergeseran anggaran dalam 1 program sepanjang tidak mengurangi volume keluaran :

 Dicantumkan dalam catatan Halaman IV DIPA per tagihan per tunggakan

 Dilampiri dengan pernyataan dari KPA jika nilainya sampai dengan Rp200 juta

 Dilakukan verifikasi oleh APIP jika nilainya Rp200 juta – Rp2 miliar

 Dilakukan verifikasi BPKP jika diatas Rp2 miliar

 Tunggakan sesuai kriteria yang diatur pada tahun sebelumnya dapat dibebankan pada DIPA TA 2017 dengan ketentuan tanpa melalui mekanisme revisi DIPA sepanjang alokasi anggaran untuk peruntukan akun yang sama sudah tersedia, tidak memerlukan surat pernyataan KPA, verifikasi APIP, maupun BPKP. Diluar kriteria tersebut, dapat dibebankan pada DIPA TA 2017 dengan ketentuan merupakan tagihan atas pekerjaan yang alokasi anggarannya sudah cukup tersedia pada DIPA Tahun sebelumnyta dan pekerjaan tersebut telah selesai namun belum dibayarkan sampai dengan akhir tahun anggaran.

TUNGGAKAN

Tunggakan dapat dipenuhi dari

(16)

Jenderal Anggaran

Pasal 27

 Telah disetujui Kementerian PAN dan RB

 Telah memiliki kode satker dan telah ditetapkan Pejabat Perbendaharaannya

 Dari DIPA Petikan Satker Induk ke DIPA Petikan Satker Baru

KANTOR BARU

Anggaran pembukaan Kantor Baru dapat dipenuhi sepanjang

16

(17)

Jenderal Anggaran

Pasal 31

 Meningkatkan volume keluaran dalam 1 kegiatan

 Meningkatkan volume keluaran dalam 1 program

 Mendanai Prioritas Nasional yang dananya belum teralokasikan namun sasaran kinerja telah tercantum dalam RKP

SISA DANA SWAKELOLA/KONTRAKTUAL

Sisa dana dari pelaksanaan kegiatan setelah penandatangan kontrak/kegiatan swakelola yang targetnya telah tercapai dan tidak mengurangi volume keluaran

Disertai dengan surat persetujuan Menteri selaku

PA

(18)

Direktorat Jenderal Anggaran

Pasal 32 & 33

 Memerlukan persetujuan DPR

 Memerlukan audit/reviu dan/atau persetujuan pihak eksternal

 Belum memiliki loan agrement/register

 Direkomendasikan oleh APIP karena belum dilengkapi dokumen pendukung (TOR,RAB,Penawaran harga dll)

 Belum dirinci/didistribusikan ke masing-masing satker

 Penyelesaian tunggakan tahun yg lalu

 Pencantuman volume pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara dan pengadaan kendaraan bermotor

 Dokumen pendukung untuk DIPA BUN

 Output Cadangan

PENGHAPUSAN PERUBAHAN/PENCANTUMAN CATATAN HALAMAN IV DIPA

TERDIRI ATAS

Dapat dihapus setelah persyaratan dipenuhi secara lengkap

 Dapat digeser dalam 1 kegiatan atau antar kegiatan dalam program yang sama

 PN yg dananya belum teralokasi, menambah volume keluaran atau utk kegiatan mendesak, kedaruratan atau tidak dpt ditunda

18

(19)

Jenderal Anggaran

Pasal 35

 Penambahan rumusan program

 Penambahan sasaran strategis, dan indikatornya, sasaran program dan/atau indikator program

 Penambahan/perubahan rumusan keluaran dan/atau satuan keluaran

 Perubahan atau penambahan rumusan komponen keluaran

PERUBAHAN RUMUSAN SASARAN KINERJA

Dapat dilakukan dalam rangka perubahan struktur organisasi beserta TUSI atau penataan ADIK dalam RKA-KL DIPA

 Sebagai akibat restrukturisasi organisasi atau tambahan penugasan

 Tidak berkaitan dengan alokasi anggaran

 Perubahan rumusan keluaran dan/atau satuan keluaran dapat dilakukan sepanjang : (1) Tidak mengubah substansi, (2) Bukan Keluaran Generik (3) Belum ada realisasi

JENISNYA KETENTUAN

•Usul perbaikan melalui aplikasi

ADIK •Usul kepada DJA

disertai ADK

ESELON I

•Perbaikan Database Aplikasi

RKAKL DIPA Perbaikan database RKA-KL DIPA sebagai

dasar Eselon I menyampaikan usul Revisi

(20)

Hal yang perlu dilakukan :

1) Menghitung kebutuhan belanja pegawai s.d akhir tahun anggaran 2017 2) Identifikasi satker-satker yang berpotensi minus

3) Identifikasi anggaran yang bisa dilakukan realokasi ke Belanja Pegawai Penyelesaian (dilakukan dari tahap 1 terlebih dahulu):

1) Dipenuhi melalui pergeseran anggaran antar Program dalam 1 BA 2) Dipenuhi melalui BA 999.08 (BA BUN Pengelolaan Belanja Lainnya).

Mekanisme :

1) Mengajukan usul revisi sesuai dengan kewenangan penetapan revisi 2) Batas akhir mengikuti batas akhir penyelesaian LKPP TA 2017

Jenderal Anggaran

PAGU MINUS BELANJA PEGAWAI

Pasal 55

Pagu minus terkait dengan Belanja Gaji dan/atau tunjangan yg melekat pada gaji diselesaikan melalui mekanisme revisi DIPA dan merupakan penyesuaian administrasi

20

(21)

30 Oktober 2017

• Batas akhir penerimaan usul revisi di DJA

• Output Cadangan APBN-P 2017

30 November 2017

Batas akhir penerimaan usul revisi di Kanwil DJPb

15 Desember 2017

- BA 999 ke BA K/L

- Pemenuhan Bel Pegawai - PNBP, PLN/PDN, HLN/HDN

- Kegiatan yang memerlukan persetujuan /dokumen dr unit eksternal K/L

30 Desember 2017

- BA BUN

- Bencana Alam

- Pengesahan (penerimaan hibah langsung)

Jenderal Anggaran

BATAS AKHIR PENGAJUAN REVISI

Minggu I April 2017

Output Cadangan APBN 2017

Batas Akhir LKPP

Pagu Minus Bel Peg

(22)

Terima Kasih

22

Integritas, Profesional, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Referensi

Dokumen terkait