• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

II

(3)
(4)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

IV

(5)

P E N G A N T A R

Pada tahun 2017, dari hasil pengukuran kinerja, Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

DJA tahun 2017 menunjukkan nilai sebesar 106,42%

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi DJA pada Tahun Anggaran 2017. Penyusunan LAKIN DJA mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Di samping itu, LAKIN DJA Tahun 2017 ini disusun mengacu Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2016 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Anggaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor KEP-20/ AG/2015.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJA mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Sentra dari peran DJA tersebut terletak pada tugasnya untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), kebijakan di bidang fiskal diarahkan pada keseimbangan antara peningkatan alokasi anggaran dengan upaya untuk memantapkan kesinambungan fiskal melalui pengingkatan penerimaan negara dan efisiensi belanja negara, serta dengan tetap

mengupayakan penurunan defisit anggaran.

Selama tahun 2017 DJA telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam peta strategis DJA Tahun 2017 yang diterjemahkan dalam Kontrak Kinerja DJA Tahun 2017 yang terdiri dari 12 Sasaran Strategis dan 21 Indikator Kinerja Utama (IKU) . Dalam LAKIN DJA ini akan dijabarkan perbandingan antara realisasi pencapaian IKU tahun 2017 dengan kontrak kinerja tahun 2017, serta beberapa kinerja lainnya yang telah dicapai oleh DJA.

Dalam situasi dan kondisi perekonomian yang sangat fluktuatif, serta tuntutan masyarakat yang sangat dinamis, tugas pengelolaan anggaran negara dirasakan semakin penuh tantangan. Walaupun demikian, dengan dimotivasi oleh visi “memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan”, aparatur DJA senantiasa berupaya untuk mengatasi segala tantangan tersebut, sehingga tugas yang diemban dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Akhir kata, semoga laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai pertanggungjawaban kami

(6)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

VI

(7)

R I N G K A S A N

E K S E K U T I F

Dari 21 IKU yang ditetapkan, terdapat 19 IKU

berstatus hijau dan 2 IKU berstatus kuning

Laporan Kinerja DJA, merupakan perwujudan akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi DJA atas penggunaan anggarannya. Selain itu, Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Anggaran merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi, sebagaimana yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis, yang mengacu kepada Rencana Strategis DJA Tahun 2015-2019.

Dalam rangka menghadapi perubahan kondisi perekonomian nasional yang cepat dan dinamis, DJA telah menetapkan Visi DJA yaitu “Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan”

Untuk mewujudkan visi tersebut, DJA mempunyai lima misi yaitu (1) memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan; (2) menggunakan monitoring dan evaluasi secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaan; (3) mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses; (4) terus-menerus

meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran; serta (5) membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal.

Dalam mencapai visi dan misi, DJA menetapkan tujuan strategis sebagaimana tertuang dalam arah kebijakan dan strategi DJA dalam Rencana Strategis DJA tahun 2015-2019 yaitu meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran dan membangun sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negara. Untuk menunjang pencapaian tujuan strategis tersebut, disusunlah Peta Strategi DJA berdasarkan sistem manajemen/pengelolaan kinerja berbasis balanced scorecard (BSC) yang terdiri dari empat perspektif yaitu stakeholder, customer, internal process dan learning and growth. Peta strategi tersebut terdiri dari 12 (dua belas) sasaran strategis, 1 (satu) sasaran strategis diantaranya merupakan bagian dari stakeholder perspective, 3 (tiga ) sasaran strategis pada customer perspective, 4 (empat) sasaran strategis pada

(8)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

VIII

(9)

PENGANTAR... V RINGKASAN EKSEKUTIF... VII BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 2

B. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi... 3

C. Peran Strategis... 5

D. Sistematika Laporan... 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis... 10

B. Penetapan/Perjanjian Kerja... 11

C. Evaluasi Rencana Strategis... BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi... 20

1. Pengelolaan Anggaran yang Berkualitas... 22

2. Pemenuhan Layanan Publik... 28

3. Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi... 31

4. Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas... 34

5. Penyusunan Anggaran yang Akurat... 38

6. Sistem Penganggaran yang Optimal... 43

7. Sistem Pelayanan PNBP yang Optimal... 48

8. Monitoring dan Evaluasi yang Efektif... 52

9. SDM yang Kompetitif... 56

10. Organisasi yang Kondusif... 59

11. Sistem Manajemen Informasi yang Handal... 63

12. Pengelolaan Anggaran yang Optimal... 66

D A F T A R

(10)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

X

(11)
(12)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

2

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Dalam melaksanakan tugas tersebut, DJA dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan DJA, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders

demi perbaikan kinerja DJA. Selain untuk

memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Salah satu asas penyelenggaraan good governance

yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah asas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja.

Laporan Kinerja (LAKIN) disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban DJA dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2017 dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai visi DJA. LAKIN DJA sebagai alat kendali dan

(13)

B. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, dinyatakan bahwa DJA adalah salah satu unit eselon I yang melaksanakan sebagian fungsi dari Kementerian Keuangan. Sentral dari peran DJA tersebut terletak pada tugasnya menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, DJA menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan di bidang penyusunan

anggaran pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan pajak; b. pelaksanaan kebijakan di bi dang penyusunan

anggaran pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan pajak; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria di bidang penyusunan anggaran pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan pajak;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyusunan anggaran pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan pajak;

e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyusunan anggaran pendapatan negara, anggaran belanja negara, anggaran pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan negara bukan pajak;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

(14)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

4

Adapun struktur organisasi DJA terdiri atas: a. Sekretariat Direktorat Jenderal;

b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

c. Direktorat Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman;

d. Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;

e. Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara; f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak; g. Direktorat Sistem Penganggaran; dan h. Direktorat Harmonisasi Peraturan

Penganggaran.

Gambar 1.1

(15)

C. Peran Strategis

DJA mempunyai peran strategis yaitu merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran serta melaksanakan pemungutan pendapatan dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak. Peran ini sangat strategis mengingat kedua fungsi tersebut merupakan fungsi Menteri Keuangan selaku Chief of Financial Officer (CFO) yang salah satu fungsinya adalah menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN serta melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan undang-undang.

Guna mewujudkan penganggaran yang berkualitas, DJA melaksanakan kegiatan pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat, penyusunan APBN, serta pengembangan sistem penganggaran. Dari sisi pelaksanaan pemungutan PNBP, DJA melaksanakan kegiatan merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta subsidi.

Peran tersebut sejalan dengan sasaran yang hendak dicapai pemerintah melalui agenda prioritas Nawa Cita yang salah satunya adalah “Mewujudkan kemandirian Ekonomi dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik”. Untuk mencapai sasaran tersebut, Kementerian Keuangan melakukan upaya penguatan kapasitas fiskal negara. Upaya ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong strategi industrialisasi dalam

upaya pencapaian sasaran Nawa Cita tersebut, DJA melaksanakan upaya peningkatan PNBP melalui pembangunan sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak yang handal serta peningkatan kualitas belanja melalui perencanaan anggaran yang berkualitas.

Upaya tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk perubahannya;

b. Pengalokasian anggaran Kementerian/ Lembaga;

c. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

d. Penghitungan resource envelope untuk penetapan pagu anggaran;

e. Penetapan Pagu Indikatif, Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran;

(16)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

6

D. Sistematika Laporan

Sistematika penyajian Laporan Kinerja DJA Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

2. Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. 3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

C. Kinerja Lain-Lain

Pada sub bab ini dijelaskan terobosan-terobosan yang diinisiasi DJA dan berdampak secara nasional (tidak masuk dalam output yang diukur pada IKU) 4. Bab V Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian/keberhasilan kinerja organisasi, serta strategi di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

5. Lampiran

Formulir Pengukuran Kinerja dan Perjanjian Kinerja DJA Tahun 2017

(17)
(18)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

8

(19)
(20)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

10

P E R E N C A N A A N

K I N E R J A

A. Rencana Strategis

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025, DJA telah menetapkan visi yaitu:

“Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, DJA mempunyai lima misi DJA yaitu:

1. Memacu kualitas pengelolaan APBN dari perencanaan, penyusunan, hingga pelaporan; 2. Menggunakan monitoring dan evaluasi

secara efektif untuk meningkatkan kualitas perencanaan;

3. Mendorong kerjasama dengan stakeholders dalam rangka pemberdayaan di keseluruhan proses;

4. Terus-menerus meningkatkan kualitas sistem dan proses penganggaran; dan

5. Membangun kapabilitas SDM dan organisasi internal.

Sesuai dengan Rencana Strategis DJA, telah ditetapkan tujuan lima tahun ke depan dari tahun 2015 – 2019 yang menggambarkan arah strategis organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dalam mencapai visi dan misi, DJA menetapkan tujuan strategis sebagaimana tertuang dalam arah kebijakan dan strategi DJA dalam Rencana Strategis DJA tahun 2015-2019 yaitu meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran dan membangun sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang handal untuk optimalisasi penerimaan negara.

Tujuan DJA untuk periode 2015-2019 tersebut dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) tema pokok sebagai berikut:

1. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat (ABPP);

2. Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (BSBL);

3. Penyusunan Rancangan APBN; 4. Pengelolaan PNBP dan Subsidi; 5. Pengembangan Sistem Penganggaran; 6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Lainnya DJA; dan

(21)

B. Evaluasi Rencana Strategis

Dalam rangka mencapai visi “Memacu pengelolaan APBN yang berkualitas untuk mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan”, Direktorat Jenderal Anggaran dalam Rencana Strategis 2014-2019 dan Rencana Kerja K/L tahun 2017 telah menetapkan program “Pengelolaan Anggaran Negara” dengan sasaran program pengelolaan APBN yang berkualitas dan PNBP yang optimal.

Selanjutnya, untuk mengukur tercapainya sasaran program tersebut pada tahun 2017 dalam Renja DJA tahun 2017 disusun 3 (tiga) Indikator Kinerja Program (IKP) dengan target sebagai berikut : 1. Persentase implementasi single source

data-base PNBP dengan target 50%,

2. Akurasi perencanaan APBN dengan target 96%, dan

3. Indeks kepuasan pengguna layanan dengan target 4,17.

Adapun kegiatan dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran program di atas dilaksanakan ke dalam 7 (tujuh) kegiatan dengan alokasi pendanaan keseluruhan sebesar Rp160.282,8 juta yang dirinci sebagai berikut : a. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah

Pusat (ABPP) dengan alokasi Rp9.260,8 juta b. Penyusunan dan Penyampaian Laporan

Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain (BSBL) dengan alokasi Rp593,9 juta

g. Harmonisasi Peraturan Penganggaran dengan alokasi Rp1.642,1 juta

Adapun realisasi atas ketiga IKP dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Persentase implementasi single source database (SSD) PNBP

Target yang ditetapkan dalam Renja tahun 2017 sebesar 50% dalam realisasinya tercapai sebesar 52,5% dengan penjelasan capaian sebagai berikut : 1). Integrasi sistem pelayanan PNBP di K/L dan

BUMN capaiannya sebesar 30,0% dimana sampai dengan saat ini telah terjadi integrasi 15 sistem yaitu (1) Bina Karantina Pertanian (Barantan), (2) Ditjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (Binfar), (3) Kem. Perhubungan, (4) Ditjen HKI dan (5) Ditjen Adminstrasi Hukum Umum (AHU), (6) BPN, (7) Bappeten, (8) Ditjen Imigrasi, (9) BPOM, (10) Ditjen Binapenta Kemenaker, (11) BATAN, (12) MTKI (Kemenkes),

(22)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

12

dengan SIMPONI, telah dan sedang dilakukan interkoneksi antara SIMPONI dengan Kem. Lingkungan Hidup dan Kehutanan (SIPUHH), Kem. Kelautan dan Perikanan (SIPEPI), Kem. ESDM (MOMI).

2). Terbentuknya database SDA Non Migas capaiannya sebesar 17,5% dimana dari target 2.000 perusahaan dalam realisasinya terbentuk 2.338 perusahaan.

3). Monitoring dan evaluasi capaian kinerja satker penyetor PNBP capaiannya sebesar 5,0% dimana target monev sebanyak 1.000 satker telah dilakukan semuanya.

Mengingat target SSD masih berlangsung hingga tahun 2019 sesuai Renstra DJA, maka tahun mendatang target untuk IKP ini mengacu pada target yang tertuang dalam Renstra DJA.

B. Akurasi perencanaan APBN

Indikator ini dipergunakan untuk mengukur tingkat akurasi atas proyeksi PNBP, Belanja Pemerintah Pusat, dan Pembiayaan dibanding dengan realisasi. Adapun obyek yang dihitung adalah proyeksi perhitungan Laporan Semester I (Lapsem) yang diajukan pemerintah ke DPR dan hasil konferensi pers Menteri Keuangan atas realisasi APBN tahun sebelumnya yang diselenggarakan pada awal tahun berikutnya.

Berdasarkan perhitungan proyeksi dan realisasi semester I tahun 2017 diperoleh capaian sebesar 97,41%. Selanjutnya, berdasarkan konferensi pers yang dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2018 Menteri Keuangan menyampaikan realisasi APBN 2017 sehingga diperoleh capaian IKU sebesar 97,92%.

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh angka IKP yang ditargetkan dalam Renja tahun 2017 sebesar 96% realisasinya sebesar 97,92%. Selanjutnya, target pada tahun berikutnya disamakan dengan target Renstra DJA mengingat target tersebut sudah sangat menantang dan butuh effort untuk mencapainya (deviasi hanya diperbolehkan sebesar 3% saja).

C. Indeks kepuasan pengguna layanan

Untuk mengukur capaian indikator ini dilakukan dengan teknis survei oleh pihak independen (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta) atas layanan unggulan DJA yang diterima oleh responden DJA. Dalam Renja tahun 2017 ditetapkan target sebesar indeks sebesar 4,20 yang realisasinya sebesar 4,25 dengan rincian per jenis layanan sebagai berikut : 1). Layanan penyelesaian usulan Standar Biaya

Keluaran (SBK) dengan skor 4,30

2). Layanan pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)dengan skor 4,31

3). Layanan penyelesaian revisi DIPA non APBNP dengan skor 4,25

4). Layanan Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Online (SIMPONI) dengan skor 4,20

Prestasi tersebut dicapai DJA dengan melakukan perbaikan proses bisnis internal terkait layanan DJA dan menampung masukan dari mitra kerja DJA (selaku user layanan DJA). Pada tahun berikutnya target IKP merupakan angka capaian IKP pada tahun sebelumnya (target minimal indeks sebesar 4,25), meski target tersebut berada di atas target Renstra DJA.

(23)

Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan hubungan antara Renstra tahun 2015-2019, Renja DJA tahun 2017, dan Kontrak Kinerja Kemenkeu One DJA tahun 2017 sebagai berikut :

Dari keterkaitan di atas, dapat disimpulkan bahwa target yang ditetapkan di dalam Kontrak Kinerja Kemen-keu One DJA tahun 2017 ternyata pada 2 (dua) IKP/IKU lebih tinggi dibandingkan target yang telah ditetap-kan dalam Renstra dan Renja.

Kode Program / Kegiatan / Tujuan / Indikator pada Renstra

Sasaran Strategis Renstra Tahun 2014-2019 Renja Tahun 2017 Kontrak Kinerja Kemenkeu One 2017

015.03.07 PROGRAM PENGELOLAAN ANGGARAN NEGARA

Pengelolaan APBN yang berkualitas dan PNBP yang optimal

Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah

1. Akurasi perencanaan APBN 96% 96% 97%

2. Persentase implementasi single source database PNBP

50% 50% 50%

3. Indeks kepuasan pengguna layanan 4,17 (skala 5) 4,17 (skala 5) 4,20 (skala 5) Tabel 2.1

Renja DJA tahun 2017, dan Kontrak Kinerja Kemenkeu One DJA tahun 2017

(24)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

14

C. Penetapan/Perjanjian Kerja

Dalam rangka menyusun strategi organisasi dan meningkatkan kinerja, DJA juga telah melaksanakan penandatangan kontrak kinerja bagi semua pegawai. Kontrak kinerja merupakan dokumen kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsung yang berisi pernyataan kesanggupan untuk mencapai IKU dengan target tertentu. Penyusunan kontrak kinerja dimulai dari level pejabat tertinggi sampai ke pelaksana berdasarkan tugas dan fungsi. IKU yang dimiliki bawahan boleh jadi merupakan turunan dari IKU atasan. Pada tahun 2017, DJA menjadikan kontrak kinerja

sebagai dokumen penetapan kinerja. Kontrak kinerja pejabat eselon I dan II berisikan Peta Strategi yang terdiri dari kumpulan beberapa sasaran strategis yang dikelompokkan dalam

empat perspektif yaitu stakeholders, customers, internal process, dan learning & growth. Sasaran strategis tersebut dirumuskan dari visi dan misi organisasi serta tugas dan fungsi utama unit kerja serta kondisi terkini organisasi.

Gambar 2.1

(25)

Peta Strategi DJA 2017 memuat 12 Sasaran Strategis. Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Anggaran yang Berkualitas 2.. Pemenuhan Layanan Publik

3. Kepatuhan Penguna Layanan yang Tinggi 4. Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas 5. Penyusunan Anggaran yang Akurat 6. Sistem Penganggaran yang Optimal 7. Sistem Pelayanan PNBP yang Optimal

Tabel 2.2

Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu One Direktorat Jenderal Anggaran

8. Monitoring dan Evaluasi yang Efektif 9. SDM yang Kompetitif

10. Organisasi yang Kondusif

11. Sistem Manajemen Informasi yang Andal 12. Pengelolaan Anggaran yang Optimal Dari 12 Sasaran Strategis tersebut ditetapkan 21 Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan target masing-masing IKU selama 2017 dengan rincian sebagaimana Tabel 2.2

Kode SS/IKU

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target

1 Perencanaan Anggaran yang Berkualitas

1a-N Akurasi Perencanaan APBN 97%

1b-CP Deviasi ExerciseI-account 7,5%

2 Pemenuhan Layanan Publik

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4,2

3 Kepatuhan Penguna Layanan yang Tinggi

3a-N Persentase implementasi KPJM 100%

4 Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas

4a-N Persentase Penyelesaian Kebijakan Perbaikan Sistem Pensiun dan THT PNS 90% 4b-N Persentase Penyelesaian Kebijakan terkait Peraturan Pelaksanaan dan

Penyelenggaraan SJSN

100%

5 Penyusunan Anggaran yang Akurat

5a-CP Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat 5%

(26)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

16

Kode SS/IKU Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target

6 Sistem Penganggaran yang Optimal

6a-N Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA- K/L 100%

6b-N Persentase Implementasi e-revisi Tahap I 100%

6c-N Persentase Implementasi RKA- K/L online 85%

7 Sistem Pelayanan PNBP yang Optimal

7a-N Persentase Implementasi single source data PNBP 50%

7b-N Persentase penyusunan mapping potensi PNBP 100%

8 Monitoring dan Evaluasi yang Efektif

8a-CP Persentase Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang Telah Ditindaklanjuti 75% 8b-N Persentase penyusunan analisis kinerja K/L atas pelaksanaan RKA-K/L 100%

9 SDM yang Kompetitif

9a-CP Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan 100%

10 Organisasi yang Kondusif

10a-CP Persentase Implementasi Inisiatif Transformasi Kelembagaan 90%

10b-N Indeks Tata Kelola Organisasi 74

11 Sistem Manajemen Informasi yang Andal

11a-CP PersentaseDowntime Sistem TIK 1%

11b-N Indeks Implementasi IT Service ManagementTahap I 80%

12 Pengelolaan Anggaran yang Optimal

(27)
(28)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

18

(29)
(30)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

20

A K U N T A B I L I T A S

K I N E R J A

A. Capaian Kinerja Organisasi

Capaian kinerja organisasi pada DJA diukur dengan cara membandingkan antara target yang direncanakan pada awal tahun anggaran dengan realisasi indikator kinerja utama pada masing-masing perspektif. Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Anggaran memiliki 4 (empat) perspektif yaitu stakeholders perspective, customers perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective.

Dari hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJA tahun 2017 adalah sebesar 106,42 Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif sebagai berikut:

a. Stakeholders perspective dengan bobot 25 %, capaian kinerja 110,46

b. Customers perspective dengan bobot 15 %, capaian kinerja 100,60

c. Internal process perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 102,74; dan d. Learning and growth perspective dengan bobot 30 %, capaian kinerja 109,63

Selama tahun 2017, dari 21 IKU DJA, terdapat 19 IKU berstatus hijau dan 2 IKU berstatus kuning. Adapun rincian capaian masing-masing IKU sebagaimana tabel 3.1.

Tabel 3.1

Capaian IKU Kemenkeu One DJA Tahun 2017

Kode SS/ IKU

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Nilai

Stakeholder Perspective 110,46

1 Perencanaan Anggaran yang Berkualitas 110,46

1a-N Akurasi Perencanaan APBN 97% 97,9% 100,93

1b-CP Deviasi ExerciseI-account 7,5% 1,56% 120,00

Customer Perspective 100,60

2 Pemenuhan Layanan Publik 101,19

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan 4,2 4,25 101,19

3 Kepatuhan Penguna Layanan yang Tinggi 100,00

(31)

Kode SS/ IKU

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Nilai

Internal Process Perspective 102,74

4 Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas 105,56

4a-N Persentase Penyelesaian Kebijakan Perbaikan Sistem Pensiun dan THT PNS

90% 100% 111,11

4b-N Persentase Penyelesaian Kebijakan terkait Peraturan Pelaksanaan dan Penyelenggaraan SJSN

100% 100% 100,00

5 Penyusunan Anggaran yang Akurat 102,50

5a-CP Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat 5% 3,49% 120,00 5b-N Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan

Anggaran K/L

8% 9,20% 85,00

6 Sistem Penganggaran yang Optimal 100,86

6a-N Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA- K/L

100% 100% 100,00

6b-N Persentase Implementasi e-revisi Tahap I 100% 100% 100,00 6c-N Persentase Implementasi RKA- K/L online 85% 87,21% 102,60

7 Sistem Pelayanan PNBP yang Optimal 103,00

7a-N Persentase Implementasi single source data PNBP 50% 52,5% 105,00 7b-N Persentase penyusunan mapping potensi PNBP 100% 100% 100,00

8 Monitoring dan Evaluasi yang Efektif 101,80

8a-CP Persentase Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang Telah Ditindaklanjuti

75% 77,70% 103,60 8b-N Persentase penyusunan analisis kinerja K/L atas

pelaksanaan RKA-K/L

100% 100% 100,00

Learning & Growth Perspective 109,63

9 SDM yang Kompetitif 99,50

9a-CP Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompe-tensi jabatan

100% 99,50% 99,50

10 Organisasi yang Kondusif 110,65

10a-CP Persentase Implementasi Inisiatif Transformasi Kelem-bagaan

90% 93,40% 103,78

10b-N Indeks Tata Kelola Organisasi 74 85,88 116,05

11 Sistem Manajemen Informasi yang Andal 118,13

(32)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

22

1. Perencanaan anggaran yang berkualitas

Dalam tahun 2017, Pemerintah akan menjaga keberlanjutan reformasi struktural atas kebijakan fiskal, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang telah digulirkan sejak tahun 2015. Reformasi yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkesinambungan dalam jangka panjang tersebut, mencakup tiga pilar yaitu optimalisasi pendapatan, peningkatan kualitas belanja dan menjaga kesinambungan pembiayaan anggaran.

Optimalisasi pendapatan diarahkan pada

perluasan basis pendapatan dengan tetap selaras dengan kapasitas perekonomian, sehingga tidak mengganggu iklim investasi. Peningkatan kualitas belanja diarahkan pada pemanfaatan anggaran untuk belanja yang bersifat produktif dan prioritas, seperti pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan. Selain itu, peningkatan kualitas belanja dari aspek pelaksanaan anggaran juga terus dioptimalkan melalui peningkatan kualitas penyerapan anggaran. Reformasi pada bidang pendapatan dan belanja tersebut, akan diikuti dengan upaya menjaga kesinambungan sumber-sumber pembiayaan.

Upaya-upaya untuk melanjutkan reformasi tersebut harus tetap dilakukan di tengah kondisi perekonomian yang diperkirakan belum

kondusif. Perekonomian global, walaupun diperkirakan membaik, tetap masih diwarnai ketidakpastian. Di sisi lain, lemahnya harga komoditas diproyeksikan masih akan terus terjadi. Hal tersebut selain menghambat upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, juga berpotensi menghambat optimalisasi pendapatan negara, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kesinambungan fiskal.

Untuk itu, dibutuhkan suatu strategi pengelolaan kebijakan fiskal dan APBN yang sehat dan berkesinambungan. Salah satu strategi tersebut diwujudkan dengan menyusun Sasaran Strategis (SS) “Pengelolaan Anggaran yang Berkualitas”. SS dimaksud diukur dengan 2 (dua) indikator yaitu “Akurasi Perencanaan APBN” dan “Deviasi Exercise I-Account” dengan target dan realisasi sebagaimana tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2

Capaian Sasaran Strategis Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas

Kode SS/ IKU

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Utama Target 2017

Realisasi 2017

Nilai

1 Perencanaan anggaran yang berkualitas 110,46

1a - N Akurasi perencanaan APBN 97,00% 97,9% 100,93

(33)

1a-N Akurasi Perencanaan APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). Perencanaan APBN yang berkualitas merupakan tujuan utama dari siklus penganggaran yang berawal dari perencanaan hingga pertanggungjawaban. Kualitas pengelolaan anggaran negara dapat diukur melalui perhitungan perkiraan besaran APBN yang

tertuang dalam tabel I-account.

Dalam rangka mengukur tingkat kualitas perencanaan APBN yang disusun Pemerintah, DJA menetapkan IKU “Akurasi Perencanaan APBN”. Tingkat akurasi perencanaan APBN adalah kesesuaian atau ketepatan antara angka exercise

Pemerintah (yang disusun berdasarkan formula yang ditetapkan dan masukan-masukan dari

stakeholders terkait) dengan realisasinya.

Adapun komponen yang diukur IKU ini meliputi, antara lain :

1. Perencanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

2. Perencanaan Belanja Pemerintah Pusat; dan 3. Perencanaan Pembiayaan.

Adapun alokasi untuk memenuhi target IKU tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp176.686.000,- dengan realisasi sebesar Rp173.579.501 (98,24%)

IKU ini diukur dengan formula sebagai berikut:

Adapun alokasi untuk memenuhi target sasaran strategis tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp2.658.711.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.596.393.963 (97,66%).

(34)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

24

Selanjutnya, rincian atas capaian IKU ini adalah sebagai berikut :

URAIAN PNBP BELANJA PEMERINTAH PUSAT PEM-BIAYAAN Realisasi s.d. 30 Juni 2017 146,1T 498,6T 209,4T Proyeksi 150,4T 510,1T 203,3T Tingkat Akurasi 97,14% 97,75% 97,00% Bobot perhitungan 25% 50% 25% Hasil 24,29% 48,87% 24,25% Realisasi IKU 97,41% Target IKU 97,00%

Indeks capaian IKU 100,42

Tabel 3.3

Proyeksi dan Realisasi Semester I Tahun 2017

Perhitungan di atas diperoleh berdasarkan proyeksi perhitungan Laporan Semester I (Lapsem) yang diajukan Pemerintah ke DPR.

Tabel 3.4

Proyeksi dan Realisasi Semester I dan II Tahun 2017

URAIAN PNBP BELANJA PEMERINTAH PUSAT PEM-BIAYAAN Realisasi s.d. 31 Desember 2017 308,3T 1.259,6T 364,5T Pagu APBNP 2016 294,6T 1.252,7T 355,4T Tingkat Akurasi 95,35% 99,45% 97,44% Bobot perhitungan 25% 50% 25% Hasil 23,84% 49,72% 24,36% Realisasi IKU 97,92% Target IKU 97,00%

(35)

Selanjutnya, perhitungan di atas diperoleh berdasarkan konferensi pers yang dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2018 oleh Menteri Keuangan.

Mempergunakan jenis konsolidasi periode metode

take last known, maka perhitungan atas IKU ini memperoleh capaian sebesar 100,95 (melebihi target yang telah ditetapkan sebesar 97,00%). IKU ini tergolong sangat menantang karena capaian atas IKU ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar kendali pemerintah.

Berbagai langkah mitigasi telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran pada tahun 2017 agar deviasi IKU tersebut dapat diminimalisasi, antara lain :

1. Monitoring secara intensif pelaksanaan APBN 2017 dan menyusun opsi-opsi kebijakan dalam rangka mitigasi risiko pelaksanaan APBN.

2. Melakukan rapat koordinasi secara berkala dalam rangka pengamanan pelaksanaan APBN tahun 2017, yaitu pertemuan bulanan Asset Liability Management (ALM), pertemuan bulanan/mingguan Tim Evaluasi dan

Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA), dan pertemuan bulanan/mingguan Cash Planning Information Network (CPIN).

3. Melakukan penyusunan analisis sensitivitas APBN 2017 terhadap asumsi dasar ekonomi makro.

4. Melakukan konsolidasi supporting belanja pemerintah pusat yang dapat digunakan untuk cross check dengan pergerakan I-account

Pada tahun mendatang, beberapa upaya dilakukan Grafik 3.1

Perkembangan IKU Akurasi perencanaan APBN

(36)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

26

1b-CP Deviasi

Exercise I-account

(IKU Baru)

IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat akurasi atas ketepatan dan kesesuaian angka pada RUU APBN/ APBNP dibandingkan dengan UU APBN/APBNP atas komponen yang ada dalam I-account. Adapun komponen dihitung adalah pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan. Obyek yang dihitung untuk mengukur IKU Deviasi Exercise I-Account ini adalah proyeksi usulan RUU APBNP 2017 dibandingkan dengan UU APBNP 2017, serta proyeksi usulan RUU APBN 2018 dibandingkan dengan UU APBN 2018. Data yang akurat akan menunjukkan seberapa

besar deviasi yang dihasilkan. Semakin baiknya nilai deviasi ditandai dengan semakin kecilnya nilai yang dihasilkan dari perhitungan IKU ini. Masukan-masukan dari stakeholder dan perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan

penyusunan APBN maupun APBN perubahan sangat mempengaruhi hasil perhitungan. Adapun alokasi untuk memenuhi target sasaran strategis tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp2.482.025.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.422.814.462,- (97,61%)

Formula perhitungan IKU Deviasi Exercise I-account adalah sebagai berikut:

Untuk tahun 2017, Deviasi exercise I-account di-peroleh capaian sebesar 1,56 dengan target 7,5%. Dari perhitungan menggunakan jenis konsolidasi

periode metode average dan polarisasi indikator kinerja minimize, didapatkan nilai capaian IKU sebesar 189,54 (di-capping menjadi 120).

(37)

Tabel 3.5

Perkembangan IKU Deviasi Exercise I-account

No Akun Usulan

(Miliar rupiah)

Persetujuan (Miliar rupiah)

Capaian Bobot Nilai

APBN-P 2017 1. Pendapatan Negara 1.714.128,1 1.736.060,1 1,28% 40% 0,51% 2. Belanja Negara 2.111.363,9 2.133.295,9 1,04% 40% 0,42% 3. Pembiayaan 397.235,8 397.235,8 0,00% 20% 0,00% JUMLAH 0,93% No Akun Usulan (Miliar rupiah) Persetujuan (Miliar rupiah)

Capaian Bobot Nilai

APBN 2018 1. Pendapatan Negara 1.878.447,3 1.894.720,3 0,87% 40% 0,35% 2. Belanja Negara 2.204.383,9 2.220.656,9 0,74% 40% 0,30% 3. Pembiayaan 325.936,9 325.936,6 0,00% 20% 0,00% JUMLAH 0,64% JUMLAH RATA-RATA 2017 0,78%

IKU ini memiliki tingkat kendali low (rendah) karena realisasinya (angka akhir) berdasarkan kesepa-katan pembahasan bersama antara Pemerintah dengan DPR. Adanya faktor di luar kendali yang cukup besar (dominan unsur politik), yang secara langsung sangat mempengaruhi hasil IKU, maka pada tahun-tahun selanjutnya upaya yang akan dilakukan untuk mempertahankan capaian IKU ini adalah:

1. Monitoring dan evaluasi atas kebijakan-kebija-kan yang diterbitkebijakan-kebija-kan.

2. Update model estimasi yang dilaksanakan untuk mendapatkan estimasi/exercise yang berkualitas.

3. Secara berkaladan berkelanjutan melakukan update data.

(38)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

28

2. Pemenuhan Layanan Publik

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, layanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Perbaikan layanan publik merupakan salah satu amanat dari reformasi birokrasi di pemerintahan. Dari waktu ke waktu, pemerintah dituntut untuk senantiasa berinovasi meningkatkan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Sebagai jawaban atas tuntutan tersebut, pada tahun 2017 Direktorat Jenderal Anggaran menempatkan pemenuhan layanan publik sebagai salah satu sasaran strategis yang ditetapkan di dalam dokumen kontrak kinerja. Sasaran Strategis Pemenuhan Layanan Publik diturunkan menjadi IKU Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan ini dilaksanakan dengan mengukur kepuasan pelanggan atas layanan unggulan DJA terhadap pihak eksternal, yang terdiri dari 4 (empat) jenis layanan unggulan DJA, yaitu: a. Layanan Penyelesaian Usulan Standar Biaya

Keluaran (SBK);

b. Layanan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

c. Layanan Penyelesaian Revisi DIPA non Angga-ran Pendapatan dan Belanja Negara Perubah-an (non-APBN-P);

d. Layanan Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Online (SIMPONI).

Pemenuhan layanan publik diukur berdasarkan hasil survei kepuasan pelanggan oleh lembaga independen berdasarkan pemenuhan atas asas penyelenggaraan pelayanan publik sesuai Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Adapun komponen yang dinilai yaitu: (a) kepentingan umum; (b) kepastian hukum; (c) kesamaan hak; (d) keseimbangan hak dan kewajiban; (e) keprofesionalan; (f) partisipatif; (g) persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; (h) keterbukaan; (i) akuntabilitas; (j) fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; (k) ketepatan waktu; dan (l) kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Tabel 3.6

Capaian Sasaran Strategis Pemenuhan Layanan Publik

Kode SS/IKU

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target 2017

Realisasi 2017

Nilai

2 Pemenuhan layanan publik 101,19

(39)

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan merupakan nilai kepuasan pelanggan atas layanan unggulan Kemenkeu yang pelaksanaannya dinilai oleh pihak eksternal.

Pada tahun 2017, penilaian dilaksanakan melalui metode survey kepada pihalk eksternal yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada dengan koordinasi dari Biro Organta. Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

IKU = Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (Hasil Survei)

Adapun alokasi untuk memenuhi target IKU tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp197.726.000,- dengan realisasi sebesar Rp191.590.910,- (96,90%) Hasil survei kepuasan pengguna layanan DJA tahun 2017 yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan skor Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJA pada tahun 2017 sebesar 4,25 (skala 5). Adapun rincian skor yang didapatkan Direktorat Jenderal Anggaran untuk setiap jenis layanan yang disurvey adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skor Kepuasan Pengguna Layanan DJA per Jenis Layanan

Adapun alokasi untuk memenuhi target sasaran strategis tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp197.726.000,- dengan realisasi sebesar Rp191.590.910,- (96,90%)

(40)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

30

Capaian tersebut lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan sebesar 4,20 (indeks capaian 101,19). Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Anggaran telah melakukan beberapa langkah guna menjaga tingkat kepuasan pelanggan DJA agar di atas nilai yang ditargetkan. Beberapa langkah yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Anggaran antara lain:

1. Terus menyempurnakan aplikasi e-revisi yang ditujukan untuk pengajuan usulan revisi DIPA secara daring serta membuat monitoring proses penyelesaian usulan revisi anggaran yang disampaikan secara daring. Dari hasil penyempurnaan ini, dapat diketahui bahwa

pada triwulan keempat tahun 2017 seluruh pengajuan revisi Kementerian/Lembaga telah diproses malalui aplikasi e-revisi.

2. Melanjutkan kegiatan forum DJA mendengar yang bertujuan untuk menjaring masukan dari Kementerian/Lembaga terkait layanan yang diberikan oleh DJA. Pada tahun 2017, kegiatan

Grafik 3.2

Perkembangan Indeks Kepuasan Pengguna Layanan terhadap Kinerja Layanan DJA

DJA Mendengar dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus di Aula lantai 20 Gedung Sutik-no Slamet dan 1 September 2017 di gedung Dhanapala.

3. Melakukan integrasi sistem penerimaan PNBP K/L dengan aplikasi SIMPONI.

Pada tahun 2018 nanti, DJA akan merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kepuasan pengguna layanan DJA, misalnya melalui perbaikan SOP Layanan Unggulan, pembuatan maklumat layanan, atau pembuatan sistem mon-itoring proses penyelesaian layanan unggulan di DJA. Dari grafik dapat dilihat bahwa trend kepua-san pelanggan DJA dari tahun 2010 ke tahun 2017

menunjukkan hasil yang semakin baik/positif. Skor 4,25 (skala 5) yang diperoleh oleh DJA juga menunjukkan bahwa masih terdapat ruang yang cukup untuk terus melaksanakan langkah-langkah perbaikan agar di masa yang akan datang kepua-san pelanggan atas layanan yang diberikan oleh DJA semakin meningkat.

(41)

3. Kepatuhan Pengguna Layanan yang tinggi

Meningkatkan kepatuhan pengguna layanan adalah salah satu strategi yang ditujukan untuk peningkatan kualitas penganggaran. Sebagai pengelola anggaran negara, DJA memiliki ekspektasi terhadap pengguna layanan agar patuh terhadap berbagai peraturan dan kebijakan yang ditetapkan dalam bidang

penganggaran. Untuk itu, DJA berkepentingan agar setiap peraturan dan kebijakan di bidang penganggaran yang diinisiasi langsung DJA dapat dipatuhi dan diimplementasikan Kementerian Negara/Lembaga.

Dalam rangka mewujudkan hal di atas, disusunlah Sasaran Strategis yang dimaksudkan untuk memenuhi keinginan tersebut yaitu Sasaran Strategis “Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi”. Sasaran Strategis ini diterjemahkan dalam IKU Persentase Implementasi KPJM.

Tabel 3.8

Capaian Sasaran Strategis Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi

Kode SS/IKU

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target 2017

Realisasi 2017

Nilai

3 Kepatuhan Pengguna Layanan yang Tinggi 100,00

3a - N Persentase implementasi KPJM 100% 100,00% 100,00

3a-N Persentase implementasi KPJM

KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran. Hal tersebut ditempuh dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam sebuah prakiraan maju. Dalam prakteknya, KPJM berisi proyeksi pengeluaran untuk tahun berikutnya, sebagai bentuk penuangan rencana fiskal tahunan, yang disertai dengan prakiraan maju tiga tahun berikutnya (sebagai dasar proyeksi jangka menengah).

Adapun alokasi untuk memenuhi target sasaran strategis tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp358.406.000,- dengan realisasi sebesar Rp341.608.500,- (95,31%)

(42)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

32

memperbaiki kualitas belanja negara menjadi lebih efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Dalam rangka mengimplementasikan harapan tersebut, IKU Persentase Implementasi KPJM diharapkan dapat mengawal maksud reformasi di bidang penganggaran. IKU ini disusun untuk

Tabel 3.9

Target dan Status Penyelesaian IKU Persentase Implementasi KPJM

mengukur kepatuhan penanggung jawab program dalam menyusun rencana kerja pemerintah jangka menengah sebagaimana yang dituangkan ke dalam aplikasi RKA-K/L. Untuk mengukur tingkat capaian IKU ini, dengan target capaian sebagai berikut:

No Kegiatan Target PIC Status

1. Penyempurnaan aplikasi dengan memasukkan perubahan parameter-parameter

Triwulan I Direktorat SP Selesai

2. a. pemantauan atas input, proses pengguliran, evaluasi kinerja tahun lalu, penyesuaian parameter yang dilakukan oleh K/L, dan kebijakan baru

b. pembahasan hasil reviu KPJM yang disusun K/L (kertas kerja output aplikasi KPJM) Triwulan IV Direktorat Anggaran Bidang Ekontim, Direktorat Anggaran Bidang PMK, Direktorat Anggaran Bidang Polhukhankam dan BA BUN Selesai

Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

IKU = % Implementasi Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah oleh K/L

Adapun alokasi untuk memenuhi target IKU tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp358.406.000,- dengan realisasi sebesar Rp341.608.500,- (95,31%)

(43)

Grafik 3.4

Perkembangan Implementasi KPJM

Pada masa mendatang, DJA telah menetapkan beberapa rencana aksi dalam rangka mencapai IKU ini diantaranya melalui asistensi atas KPJM yang disusun K/L dalam RKA-K/L pada saat penelaahan Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi melalui perbaikan

sebagai berikut :

1. Perbaikan top down dalam menetapkan base-line

2. Penggunaan output standar

3. Pemetaan struktur data yang terintegrasi Pada tahun 2017, seluruh penanggung jawab program atau unit eselon I di setiap K/L telah menyusun RKA-K/L atau DIPA 2018 termasuk KPJM dengan memperhitungkan alokasi multiyears. Disamping itu, telah dilaksanakan forum penelaahan antara DJA dan penanggung jawab program guna meminimalisir anomali dalam KPJM, serta dilakukan perbaikan pada RKA-K/L atau DIPA 2018.

(44)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

34

4. Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas

Kebijakan penganggaran yang berkualitas adalah kebijakan yang berimplikasi pada penyusunan dan pengelolaan anggaran kementerian/lembaga yang merupakan hal mendasar yang perlu diwujudkan agar keseluruhan program kerja pemerintah dapat berjalan optimal. Dalam rangka mewujudkan hal ini, disusunlah Sasaran Strategis “Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas” yang dimaksudkan untuk memenuhi keinginan tersebut. Sasaran Strategis itu diterjemahkan dalam IKU Persentase persetujuan atas rekomendasi harmonisasi peraturan bidang penganggaran.

Tabel 3.10

Capaian Sasaran Strategis Kebijakan Penganggaran yang Berkualitas

Kode SS/IKU

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target 2017

Realisasi 2017

Nilai

4 Kebijakan penganggaran yang berkualitas 105,56

4a - N Persentase penyelesaian kebijakan perbaikan sistem pensiun dan THT PNS

90 100% 111,11

4b - N Persentase penyelesaian kebijakan terkait peraturan pelaksanaan dan penyelenggaraan SJSN

100% 100% 100

4a-N Persentase penyelesaian kebijakan perbaikan sistem pensiun dan THT PNS

Untuk meningkatkan kualitas penyelesaian rekomendasi kebijakan perbaikan sistem jaminan pensiun dan THT PNS, DJA pada tahun 2016 menetapkan IKU “Persentase penyelesaian kebijakan perbaikan sistem pensiun dan THT PNS”. IKU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelesaian rekomendasi kebijakan perbaikan sistem jaminan pensiun dan THT PNS berupa penyusunan kajian dan peraturan. Perhitungan IKU ini didasarkan pada penyelesaian kegiatan berikut ini:

1. Menyusun kajian pensiun dan THT PNS

2. Menyusun draft PP Jaminan Pensiunan dan Jaminan Hari Tua (tahap pembahasan internal Kementerian Keuangan dan unit-unit terkait).

Adapun alokasi untuk memenuhi target sasaran strategis tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp501.995.000,- dengan realisasi sebesar Rp494.298.500,- (98,47%)

(45)

Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

IKU = % penyelesaian kebijakan perbaikan sistem pensiun dan THT PNS

Pagu dan realisasi atas IKU ini pada DIPA DJA tahun 2017 dapat dirinci sebagai berikut:

IKU Pagu 2017

(Rp)

Realisasi 2017 (Rp)

%

Persentase penyelesaian kebijakan perbaikan sistem pensiun dan THT PNS

148.200.000 147.966.000 99,84%

Berdasarkan data yang didapat dari PIC kegiatan, diketahui bahwa tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai target IKU ini seluruhnya telah dilaksanakan. Dengan demikian, realisasi atas IKU ini pada tahun 2017 adalah sebesar 100%

Grafik 3.5

Perkembangan Capaian IKU Persentase penyelesaian kebijakan perbaikan sistem pensiun dan THT PNS

Untuk rencana selanjutnya yang akan dilak-sanakan, Direktorat Jenderal Anggaran memiliki beberapa rencana tindak lanjut, yaitu:

1. Mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan unit/instansi terkait melalui pemba-hasan yang dilakukan secara terencana &

perhitungan beban pensiun sesuai skema yang akan dipilih (Skema DB untuk Pegawai Lama dan Skema DC untuk Pegawai Baru) dan pihak Kemen PAN-RB akan fokus pada reformasi kelembagaan program pensiun.

(46)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

36

4b-N Persentase penyelesaian kebijakan terkait peraturan pelaksanaan dan

penyelenggaraan SJSN

IKU ini bertujuan untuk meningkatkan Kualitas penyelesaian Kebijakan peraturan pelaksanaan dan penyelenggaran SJSN berupa penyusunan kajian dan peraturan. IKU dihitung berdasarkan penyelesaian kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pembahasan konsep monev dana operasional SJSN 2. Pelaksanaan monev dana operasional SJSN

3. Pengumpulan data dukung terkait dana operasional SJSN 4. Penyelesaian PMK dana operasional SJSN

Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

IKU = % penyelesaian kebijakan terkait peraturan pelaksanaan dan penyelenggaraan SJSN

Adapun alokasi untuk memenuhi target IKU tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp5353.795.000,- dengan realisasi sebesar Rp346.332.500,- (97,89%) Keseluruhan pentahapan di atas telah diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan sehingga capaian untuk IKU ini adalah 100%

Grafik 3.5

Perkembangan Capaian IKU Persentase penyelesaian kebijakan terkait peraturan pelaksanaan dan penyelenggaraan SJSN

(47)

Sampai dengan akhir tahun 2017, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka penanganan dan pencapaian IKU ini. Beberapa kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Pembahasan regulasi terkait pencairan Dana

Cadangan Program Jaminan Kesehatan Tahun 2017.

2. Pembahasan antar kementerian revisi kedua PP 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan HAM, DJSN, BPJS Kesehatan dan Internal Kementerian Keuangan.

3. Pembahasan dana operasional BPJS Kesehatan tahun 2018 bersama dengan Direktorat Anggaran Bidang PMK.

4. Pembahasan dana operasional BPJS

Ketenagakerjaan tahun 2018 bersama dengan Direktorat Anggaran Bidang Ekontim.

5. Telah disusun PMK tentang Dana Operasional BPJS Kesehatan Tahun 2018 dan PMK tentang

Dana Operasional BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2018.

6. Pengumpulan masukan dari Dewas dan Direksi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka penyusunan R-Perpres Tata Kelola.

7. Pembahasan penyesuaian premi program Jamkesmen Jamkestama Tahun 2018. Rencana tindak lanjut ke depan dalam hal ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pembahasan secara intensif terkait Revisi Kedua PP 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan. 2. Melakukan pembahasan secara intensif terkait

Rperpres Tata Kelola.

3. Penyusunan draft peraturan / kebijakan 4. Pembahasan awal draft peraturan / kebijakan 5. Pembahasan draft peraturan / Kebijakan 6. Finalisasi peraturan / kebijakan

(48)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

38

5. Penyusunan Anggaran yang Akurat

Perencanaan anggaran merupakan perencanaan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial yang akan menentukan penyediaan dana serta terselenggaranya program-program pemerintah sehingga mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional dan kesinambungan fiskal. Dalam rangka mewujudkan kondisi tersebut disusunlah sasaran strategis “Penyusunan Anggaran yang Akurat”.

Tabel 3.11

Capaian Sasaran Strategis Penyusunan Perencanaan Anggaran yang Akurat

Kode SS/IKU

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target 2017

Realisasi 2017

Nilai

5 Penyusunan Anggaran yang Akurat 102,5

5a-CP Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat 5% 3,49% 120,00 5b-N Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan

Anggaran K/L

8% 9,20% 85,00

5a-CP Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat

Dalam rangka mencapai sasaran startegis yang telah ditetapkan tersebut, DJA menyusun IKU “Devi-asi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat”. Adapun deviasi proyeksi perencanaan kas terdiri atas dua komponen, yaitu:

a. Deviasi Penerimaan Kas yaitu Proyeksi atas Penerimaan PNBP kecuali PNBP K/L karena

sejalan dengan arahan Menteri Keuangan bahwa Penerimaan PNBP bukan domain dari DJA, DJA hanya menyelenggarakan sistem pen-gelolaanya saja.

b. Deviasi Pengeluaran Kas hanya untuk proyeksi BA BUN yang PPA-nya adalah DJA adalah BA 999.07 dan 08.

Adapun alokasi untuk memenuhi target IKU tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017 telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp3.167.086.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.741.675.300,- (86,57%)

(49)

Pada tahun 2017, guna mendukung tercapainya IKU ini, DJA telah melaksanakan rapat koordinasi

IKU ini disusun dalam rangka mencapai sasaran startegis Penyusunan Anggaran Yang Akurat. Unit eselon I wajib menyampaikan data proyeksi satu tahun yang dirinci bulanan kepada Tim CPIN paling lambat 3 (lima) hari kerja melalui surat. Apabila unit tidak menyampaikan proyeksi bulanan, maka data proyeksi yang diambil adalah proyeksi yang disampaikan pada awal tahun sebagai dasar perhitungan capa-ian IKU pada bulan berjalan.

Dalam rangka memenuhi target IKU ini, pada tahun 2017 telah dialokasikan pendanaan pagu sebesar Rp427.420.000,- dengan realisasi sebesar Rp409.717.600,- (95,86%)

Dalam satu bulan tim CPIN dapat melakukan rapat sebanyak 2 kali. Adapun formula untuk menghitung IKU ini ditentukan dengan cara:

(50)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

40

pembangunan nasional dan kesinambungan fiskal.

Adapun deviasi proyeksi perencanaan kas terdiri atas dua komponen, yaitu Deviasi Penerimaan Kas yaitu Proyeksi atas Penerimaan PNBP kecuali PNBP K/L, dan Deviasi Pengeluaran Kas hanya untuk proyeksi BA BUN yang PPA-nya adalah DJA yaitu BA 999.07 dan 08. Pada tahun 2017, proyeksi perencanaan kas pemer-intah pusat sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari target sebesar 5% ternyata realisasi tahun 2017 tercapai sebesar 3,49% (Indeks Capaian 130,3).

Adapun rincian deviasi tersebut dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3.12

Capaian IKU Deviasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat

Uraian Deviasi Perencanaan Kas Per Triwulan Y-17

Q1 Q2 Q3 Q4

Rata-rata Deviasi Penerimaan 10,47% 9,86% 3,38% 4,17% 6,97% Rata-rata Deviasi Pengeluaran 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Capaian IKU per triwulan 5,24% 4,93% 1,69% 2,09% 3,49%

Capaian (metode minimize) 95,3 101,4 166,2 158,3 130,30

Pada masa mendatang, untuk menjaga agar proyeksi perencanaan kas Pemerintah Pusat tetap berada pada batas deviasi yang ditetapkan, DJA akan melaksanakan rapat koordinasi dan monitoring penerimaan dan subsidi secara berkala.

Grafik 3.7

(51)

5b-N Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L

IKU ini mengukur deviasi antara rencana penyerapan dana yang akan dibelanjakan seluruh K/L

sebagaimana yang tertuang pada halaman III DIPA (berdasarkan pagu APBN-P) pada setiap bulan dengan realisasi penyerapan belanja negara dalam DIPA K/L (sesuai SP2D yang telah diterbitkan oleh KPPN). Mengingat IKU ini mengukur perencanaan anggaran dan realisasi penyerapan dana, maka DJA ditunjuk menjadi Unit in Charge (UIC) atas tercapainya target yang dicanangkan untuk IKU tersebut. Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

[Rencana Penarikan Dana - Realisasi Penyerapan Anggaran]

x 100% Rencana Penarikan Dana

Dalam rangka memenuhi target IKU ini, pada tahun 2017 telah dialokasikan pendanaan pagu sebesar Rp2.739.666.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.331.957.700,- (85,12%)

Angka rencana penyerapan anggaran merupakan jumlah rencana yang akan dibelanjakan oleh K/L setiap bulan yang tertuang dalam data aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART). Di sisi lain, penyerapan belanja negara dalam DIPA K/L adalah jumlah realisasi penyerapan belanja negara dalam satu periode. Adapun data realisasi anggaran bersumber dari dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (sumber data: Data Bussiness Intelegence DJA).

Pada tahun 2017 ditetapkan target deviasi antara rencana dan realisasi penyerapan anggaran K/L sebesar 8%. Selanjutnya, berdasarkan realisasi pengeluaran SP2D hingga 31 Desember 2017 yang diterbitkan Ditjen Perbendaharaan diperoleh capaian deviasi selama tahun 2017 sebesar 9,20% sehingga indeks capaian IKU sebesar 85. Adapun

Tabel 3.13

Perbandingan Target dan Capaian IKU Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L

Target/ Realisasi Q1 Q2 Q3 Q4 Y-2017

a. Target 8,00% 8,00% 8,00% 8,00% 8,00%

b. Realisasi 6,12% 8,15% 8,87% 13,67% 9,20%

rincian detil target dan realisasi per triwulan sebagaimana Tabel 3.13

(52)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

42

Grafik 3.8

Perkembangan Capaian IKU Deviasi antara Rencana dan Realisasi Penyerapan Anggaran K/L

Pada masa mendatang, DJA telah mempersiapkan rencana aksi salah satunya menyampaikan materi dan sosialisasi terkait PMK Nomor 277/PMK.05/2015 untuk mendorong K/L atau Satker untuk menyusun RPD yang akurat berdasarkan rencana kegiatan.

(53)

6. Sistem Penganggaran yang optimal

Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) adalah penganggaran yang disusun dengan orientasi output. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan.

Berkenaan dengan hal tersebut, pada Sasaran Strategis ini disusun IKU Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L, IKU Penyelesaian Revisi Anggaran yang Tepat Waktu.

Tabel 3.14

Capaian Sasaran Strategis Kebijakan sistem penganggaran yang optimal

Kode SS/IKU

Sasaran Strategis/ Indikator Kinerja Utama

Target 2017

Realisasi 2017

Nilai

6 Kebijakan sistem penganggaran yang optimal 100,86

6a-N Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA- K/L

100% 100% 100,00

6b-N Persentase Implementasi e-revisi Tahap I 100% 100% 100,00 6c-N Persentase Implementasi RKA- K/L online 85% 87,21% 102,60

6a-N Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L

Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam RKA-K/L merupakan tahapan penting yang perlu diwujudkan Adapun alokasi untuk memenuhi target sasaran strategis tersebut di dalam DIPA DJA TA 2017

telah dialokasikan pendanaan dengan pagu sebesar Rp1.345.174.000,- dengan realisasi sebesar Rp1.314.868.450,- (97,75%)

(54)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

44

Terdapat 3 hal yang dihitung dalam IKU ini antara lain :

1. Penyelesaian aplikasi ADIK yang terintegrasi dengan RKAKL 2. Penyusunan kajian evaluasi implementasi ADIK

3. Mereview penerapan ADIK pada RKAKL dengan mempertimbangkan kaidah-kaidah penyusunan ADIK untuk menghasilkan informasi kinerja dalam aplikasi RKAKL

Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

IKU = % Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L

Dalam rangka memenuhi target IKU ini, pada tahun 2017 telah dialokasikan pendanaan pagu sebesar Rp398.933.000,- dengan realisasi sebesar Rp394.496.225,- (98,89%)

Keseluruhan pentahapan di atas telah diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Pada tahun 2017 DJA dapat mencapai IKU tersebut. Dalam rangka mencapai dalam rangka mencapai target penerapan arsitektur dan informasi kinerja dalam RKA-K/L, DJA melaksanakan beberapa tindakan yaitu : 1. Pembuatan aplikasi ADIK yang terintegrasi dengan RKAKL

2. Reviu penggunaan ADIK pada RKAKL pada saat penelaahan Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran

Grafik 3.9

Perkembangan Capaian IKU Persentase Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja dalam RKA-K/L

Pada tahun mendatang, untuk meningkatkan kualitas penerapan ADIK pada RKA-K/L, DJA akan melakukan monitoring dan evaluasi berkala sampai dengan akhir tahun antar Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

(55)

6b-N Persentase Implementasi e-revisi Tahap I (IKU Baru)

IKU ini bertujuan untuk mengukur persentase pengajuan usulan revisi melalui email dan monitoring usulan revisi DIPA secara elektronik guna meningkatkan pelayanan revisi anggaran kepada K/L.

Target dari IKU ini (perhitungan Take Last Known) adalah : 1. Direktorat Sistem Penganggaran:

a. Memfinalisasi UAT (target triwulan I sebesar 20%)

b. Perbaikan akhir atas aplikasi e-revisi (target triwulan II sebesar 40%)

c. Penyelesaian modul laporan rekapitulasi penyelesaian revisi anggaran dalam aplikasi e-revisi (target triwulan III sebesar 60%).

2. Direktorat Anggaran

Memfasilitasi satker mitra kerja (K/L) untuk mengajukan seluruh usulan revisi yang diajukan ke DJA dengan menggunakan fasilitas email (target triwulan IV sebesar 100%).

Adapun formula perhitungan IKU ditetapkan sebagai berikut :

IKU = % tahapan Implementasi e-revisi Tahap I

Dalam rangka memenuhi target IKU ini, pada tahun 2017 telah dialokasikan pendanaan dalam DIPA DJA TA 2017 sebagai berikut: IKU Pagu 2017 (Rp) Realisasi 2017 (Rp) %

Persentase Implementasi e-revisi Tahap I 547.308.000 525.876.000 96,08% Keseluruhan pentahapan di atas telah diselesaikan

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pada tri-wulan IV tahun 2017 seluruh usulan revisi telah dis-ampaikan melalui saluran elektronik ke Direktorat Jenderal Anggaran, sehingga pada tahun 2017, IKU tersebut tercapai 100%. Beberapa hal yang dilaku-kan untuk mencapai IKU tersebut adalah :

1. Pembuatan dan maintenance aplikasi e-revisi tahap pertama

2. Komunikasi dan sosialiasi kepada K/L men-genai mekanisme baru pelaksanaan revisi anggaran

3. Fasilitasi penyampaian usulan revisi melalui saluran elektronik di pusat layanan DJA Pada tahun mendatang, untuk menyempurnakan implementasi E-Revisi, beberapa hal perlu dilaku-kan antara lain :

1. Penyempurnaan aplikasi e-revisi

2. Seluruh permohonan revisi dilakukan via ap-likasi e-revisi web based.

(56)

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

46

6c-N PePersentase Implementasi RKA- K/L

online

Untuk mengukur jumlah K/L yang telah melakukan penelaahan online sesuai dengan penyesuaian proses bisnis pengelolaan RKA-K/L, pada tahun 2016 DJA menetapkan IKU ” Persentase Implementasi penelaahan RKA-K/L Online”.

Penelaahan RKA-K/L merupakan kegiatan meneliti : - kesesuaian data dalam RKA-K/L dengan pagu anggaran; - kesesuaian antara kegiatan, keluaran dan anggarannya; - relevansi komponen/tahapan dengan keluaran; dan

- konsistensi pencantuman sasaran kinerja K/L dengan RKP termasuk prakiran maju 3 (tiga) tahun kede-pan

Adapun kegiatan penelaahan RKA-K/L Online merupakan penelaahan yang dilakukan tanpa tatap muka dan menggunakan aplikasi RKA-K/L DIPA Online pada penelaahan Pagu Anggaran dan Penelaahan Alokasi Anggaran.

Untuk menghitung capaian atas IKU ini ditetapkan formula sebagai berikut:

Berdasarkan database diketahui sampai dengan akhir tahun 2017, sebanyak 75 K/L dari seluruh K/L (86 K/L) (87,21%)telah melaksanakan Penelaahan Pagu Anggaran dan Penelaahan Pagu Alokasi

Ang-garan mengunakan Aplikasi RKA-K/L DIPA Online. Dengan demikian pencapaian IKU tersebut sebesar 102,60% dari target 85% yang telah ditetapkan. Dalam rangka memenuhi target IKU ini, pada tahun 2017 telah dialokasikan pendanaan pagu sebesar Rp398.933.000,- dengan realisasi sebesar Rp394.496.225,- (98,89%)

(57)

Grafik 3.10

Perkembangan Capaian IKU Persentase Implementasi RKA- K/L online

Untuk mencapai IKU tersebut, pada tahun 2017 DJA melaksanakan beberapa tindakan antara lain : 1. Pengajuan pemeliharaan storage server DJA kepada Setditjen Anggaran

2. Koordinasi dengan pusintek terkait dengan peningkatan kualitas jaringan antara jaringan DJA dengan Pusintek

Referensi

Dokumen terkait

Konstruksi “ mengelola “ ( Beheerdaad ) dapat saja bermakna melalui jalan atau mekanisme korporasi, yaitu dengan status Pemegang saham yang diwakili oleh Meneg

1) Fasilitasi dan Monitoring Pita Cukai Ilegal (DBHCHT), di 15 Kecamatan Se Kabupaten Wonosobo selama 12 Bulan yaitu mulai tanggal 10 Januari 2012 s/d 13 Desember 2012 dengan

Hal ini sesuai dengan uji kimia yang menunjukkan bahwa semakin besar substitusi tepung biji ketapang maka kadar proteinstik semakin besar.Pola perubahan warna

Pagu dana penelitian adalah alokasi dana dengan sumber pendanaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun anggaran berjalan yang disediakan fakultas untuk masing-masing

Bakteri Escherichia coli Pada Jus Jeruk Yang Dijual Di Kantin Yang Ada Di Universitas Sumatera Utara Medan Tahun 2010”.. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari 2 (dua) variabel independen yang digunakan (Anggaran program KB (APBN) dan Anggaran

Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama atau antar Program dalam 1 (satu) bagian anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni untuk memenuhi kebutuhan Belanja

Optimalisasi pendapatan negara Pengendalian defisit APBN Pengendalian utang Meningkatkan kualitas belanja negara.. Belanja Pemerintah Pusat naik Rp12,6 T dari RAPBN 2015,