• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian mixed method. Mixed method adalah jenis penelitian yang menggabungkan dua cara kerja penelitian kuantitatif dan kualitatif (Herman, 2019). Data kuantitatif dan data kualitatif akan dianalisis dan menciptakan suatu interpretasi sehingga terbentuk sebuah kesimpulan. Penelitian Mix method dibedakan menjadi dua metode yang berbeda yaitu sequential dan concurrent. Sequantial mix method adalah jenis penelitian yang dilakukan secara bergantian antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Sequance mix method dibedakan kembali menjadi tiga yaitu sequential explanatory, sequential exploratory, dan sequential transformative (Cresswell &

Clark, 2018). Concurrent mix method adalah jenis penelitian yang pelaksanaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan dalam kurun waktu yang sama.

Concurrent mix method dibedakan menjadi tiga yaitu concurrent triangulation, concurrent embedded, dan concurrent transformative (Cresswell & Clark, 2018).

Berdasarkan tipe mix method yang ada, peneliti menggunakan tipe concurrent triangulation.

Tipe concurrent triangulation menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif bersamaan. Pengumpulan data dan analisis data dari kedua metode dilakukan secara bersamaan. Data yang diperoleh dapat digabungkan dan dibedakan menjadi sebuah interpretasi (Herman, 2019). Desain penelitian tipe concurrent triangulation dapat diilustrasikan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain tipe concurrent triangulation

Penelitian ini akan menggunakan dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari hasil angket kebutuhan siswa, penilaian kelayakan oleh ahli materi, penilaian kelayakan oleh ahli media, penilaian

(2)

media oleh siswa, dan penilaian media oleh guru. Hasil angket kebutuhan siswa digunakan untuk mengetahui pandangan siswa terhadap materi jaringan tumbuhan serta harapan mereka mengenai media pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan. Hasil penilaian kelayakan media oleh ahli materi dan ahli media dapat dijadikan pegangan bagi peneliti untuk mencapai media pembelajaran yang layak untuk siswa. Dan hasil penilaian media oleh siswa dan guru digunakan untuk mengetahui sejauh apa keberhasilan media yang telah dirancang oleh peneliti.

Data kualitatif didapatkan dengan wawancara guru, wawancara siswa, systematic literature review, dan penilaian kelayakan media pembelajaran Articulate Storyline. Hasil wawancara guru digunakan untuk mengetahui kondisi permasalahan pembelajaran dari pandangan guru pada materi jaringan tumbuhan.

Sedangkan wawancara siswa digunakan untuk mengetahui kondisi permasalahan pembelajaran dari pandangan siswa terhadap materi jaringan tumbuhan. Data hasil wawancara guru, wawancara siswa, data hasil angket kebutuhan siswa, dan systematic literature review permasalahan pembelajaran jaringan tumbuhan dijadikan sebagai acuan dalam menyusun media pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan. Hasil Systematic literature review digunakan sebagai acuan peneliti dalam pemilihan media pembelajaran, khususnya jenis software untuk penyusunan media pembelajaran. Data hasil Systematic literature review menunjukan apakah jenis software yang digunakan memiliki tingkat kelayakan yang baik pada penelitian-penelitian terdahulu. Data kuantitatif dan data kualitatif dianalisis dan dijadikan sebuah interpretasi untuk membentuk prototype media pembelajaran menggunakan articulate storyline pada materi jaringan tumbuhan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMAN 5 Surakarta tahun pelajaran 2021/2022 serta guru biologi SMAN 5 Surakarta. Populasi siswa kelas XI MIPA berjumlah 173 orang dan populasi guru biologi berjumlah dua orang.

Pengambilan data sampel populasi dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dalam suatu

(3)

populasi dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dapat mewakili populasi (Payadnya & Jayantika, 2018).

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin, maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 siswa. Pengambilan sampel akan dibagi menjadi 2 kelas XI MIPA. Berikut ini adalah rumus Slovin yang digunakan dalam penelitian:

n = 𝑁

1 + N.𝑒2

n = jumlah sampel N = total populasi

e = batas toleransi kekeliruan (Payadnya & Jayantika, 2018)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu obeservasi, wawancara, angket (kuesioner), dokumentasi, ataupun gabungan keempatnya (Mamik, 2015). Teknik pengumpulan data penelitian ini dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis datanya yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Teknik pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui teknik angket berskala likert. Sedangkan teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui teknik wawancara dan systematic literature review.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari angket analisis kebutuhan siswa, penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli materi, penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli media, angket penilaian Articulate Storyline oleh siswa, dan angket penilaian Articulate Storyline oleh guru. Kisi-kisi angket dan lembar angket dapat dilihat pada lampiran. Angket yang ditujukan kepada siswa dan guru menggunakan pilihan jawaban tes berskala likert 1-4. Penjabaran skala likert 1-4 yaitu 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (Kurang Setuju), dan 1 (Tidak Setuju). Sedangkan penilaian kelayakan oleh ahli materi dan ahli media

(4)

menggunakan skala likert 1-4 dengan kriteria indikator yang telah dicapai oleh peneliti. Skala likert 1-4 menunjukan 4 indikator yang harus dicapai peneliti dalam tiap aspek atau butir penilaian yang ada dalam instrumen. Angket disebarkan dalam bentuk google form bagi yang ditujukan untuk siswa dan guru, sedangkan angket yang ditujukan kepada ahli materi dan media disebarkan dalam bentuk instrumen penilaian di file Microsoft word. Data kuantitatif yang didapatkan kemudian diinterpretasikan dalam bentuk kategori- kategori penilaian sesuai dengan topik bahasan.

Angket analisis kebutuhan siswa digunakan untuk mengetahui kondisi pembelajaran yang dialami siswa pada materi jaringan tumbuhan. Soal yang diberikan mencakup pertanyaan mengenai pandangan siswa mengenai karakteristik materi jaringan tumbuhan dan mengenai media pembelajaran seperti apa yang lebih mereka senangi. Angket tes ini menggunakan 13 soal berskala likert 1-4. Data analisis kebutuhan siswa dianalisis dengan pemodelan rasch. Data rasch yang diperoleh adalah data summary statistic, dan item measure.

Penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli materi dan ahli media dibutuhkan untuk mengetahui kualitas Articulate Storyline yang telah dirancang oleh peneliti. Berdasarkan penilaian ahli materi dan media, peneliti dapat melihat kembali perbaikan apa yang dapat dilakukan untuk memberikan hasil rancangan Articulate Storyline yang baik. Penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli materi terdiri dari 4 indikator dengan perolehan nilai maksimal 16. Sedangkan penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli media terdiri dari 9 indikator dengan perolehan nilai maksimal 36. Data hasil penilaian kelayakan Articulate Storyline diolah menggunakan penghitungan kalkulator dan mengkategorikan presentase nilai yang berhasil didapatkan.

Penilaian Articulate Storyline oleh siswa dan guru digunakan untuk mengetahui manfaat yang telah diberikan dari Articulate Storyline jaringan tumbuhan melalui pandangan siswa dan guru. Articulate Storyline yang telah dirancang peneliti diharapkan sudah sesuai dengan harapan siswa dan guru.

Angket tes penilaian Articulate Storyline oleh siswa terdiri dari 17 soal

(5)

sedangkan angket tes penilaian Articulate Storyline oleh guru terdiri dari 15 soal. Data hasil penilaian Articulate Storyline oleh siswa dan guru diolah menggunakan Microsoft excel dan dikategorikan hasil penjumlahan presentase nilai sesuai kategori interpretasi data kuantitatif menjadi data kualitatif.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh melalui wawancara, systematic literature review mengenai permasalahan pembelajaran jaringan tumbuhan dan software Articulate Storyline (Triandini et al., 2019), dan penilaian kelayakan Articulate Storyline.

a) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan dari sudut pandang guru biologi serta siswa sebagai pendukung. Wawancara guru berisi 11 pertanyaan yang mencakup pertanyaan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran.

Wawancara siswa berisi 5 pertanyaan terkait kesulitan belajar jaringan tumbuhan dan media pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan kepada guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Perolehan data wawancara guru dan siswa dijadikan sebagai data pendukung dari data angket analisis kebutuhan siswa. Sehingga dapat terkumpul data mengenai permasalahan pembelajaran siswa pada materi jaringan tumbuhan dan karakteristik media pembelajaran yang siswa senangi.

b) Systematic literature review 1) Research Question

Pertanyaan penelitian yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan topik yang diambil. Berikut ini adalah pertanyaan penelitian:

RQ1. Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbasis aplikasi articulate storyline?

RQ2. Bagaimana permasalahan pembelajaran siswa dalam materi jaringan tumbuhan?

(6)

2) Search Process

Tahapan proses pencarian dilakukan untuk menjawab research question dengan mencari referensi yang relevan. Pencarian sumber yang relevan dilakukan dengan menggunakan google scholar.

3) Inclusion and Exclusion Criteria

Tahapan ini dilakukan untuk membatasi data yang akan digunakan sebagai sumber data yang relevan. Berikut ini adalah kriteria yang digunakan untuk membatasi data penelitian:

- Data yang digunakan dalam rentang waktu 2017-2021

- Data didapatkan melalui google scholar dengan jenis literatur jurnal dan prosiding

- Data yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan media pembelajaran dengan aplikasi articulate storyline

- Data yang digunakan adalah data yang berhubungan dengan permasalahan pembelajaran dalam materi jaringan tumbuhan 4) Quallity Assesment

Tahapan ini dilakukan untuk menemukan dan mengevaluasi data yang telah diperoleh dengan kesesuaian kriteria yang telah dibuat.

5) Data Collection

Tahapan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang telah diperoleh dan telah terseleksi sesuai dengan kriteria.

6) Data Analysis

Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis data yang telah terkumpul. Tahapan ini juga digunakan untuk mengetahui apakah data yang telah terkumpul sudah menjawab pernyataan dari research question.

c) Penilaian kelayakan Articulate Storyline

Penilaian kelayakan Articulate Storyline selain penilaian melalui angket juga disertai dengan saran yang diberikan oleh penilai. Saran yang

(7)

diberikan dari validator, guru, dan siswa termasuk data kualitatif yang terdapat pada penelitian ini. Berdasarkan saran-saran yang diberikan, kemudian dijadikan sebagai bahan perbaikan yang dapat peneliti lakukan untuk memperoleh hasil Articulate Storyline yang lebih baik.

D. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas instrumen angket analisis kebutuhan siswa, instrument wawancara guru, instrumen penilaian kelayakan media Articulate Storyline oleh ahli materi, instrumen penilaian kelayakan media Articulate Storyline oleh ahli media, instrumen penilaian Articulate Storyline oleh siswa, dan instrumen penilaian Articulate Storyline oleh guru. Instrumen dirancang berdasarkan referensi jurnal-jurnal nasional. Butir-butir soal maupun indikator dalam instrumen dilakukan atas pertimbangan ahli dan dosen pembimbing.

Instrumen penelitian yang telah dinilai baik oleh ahli dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu analisis data kuantitatif dan analisis kualitatif.

1. Analisis Kuantitatif

Data skor hasil angket kebutuhan siswa yang telah berhasil dikumpulkan akan dianalisis secara kuantitatif. Angket analisis kebutuhan siswa menggunakan jenis pertanyaan skala likert. Hasil data angket dikumpulkan dalam bentuk file excel. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis menggunakan model Rasch. Data skala likert adalah data ordinal yang tidak memiliki kesamaan interval antar skor. Model rasch dapat mengolah data-data ordinal menjadi nilai logit yang memperlihatkan kesamaan interval antar skor dan dapat mencerminkan probabilitas antara item dan responden (Muntazhimah et al., 2020). Data angket kebutuhan siswa dianalisis menggunakan pemodelan rasch untuk memperlihatkan interaksi antara butir item soal dengan responden. Data dapat menggambarkan tingkatan tanggapan siswa mengenai materi jaringan tumbuhan dan media pembelajaran yang

(8)

mereka senangi. Pengolahan data menggunakan model Rasch dilakukan dengan bantuan aplikasi Winstep.

Hasil atau output yang digunakan untuk analisis data adalah output summary statistics dan item measure. Output summary statistics dapat memberikan gambaran informasi mengenai kualitas instrumen (item) dan responden (person). Tabel ini akan menunjukkan interaksi item dan responden.

Item measure dapat memberikan gambaran tingkatan tiap butir soal yang paling disetujui dan yang paling tidak disetujui oleh responden (Sumintono &

Widhiarso, 2015).

Data yang dianalisis secara kuantitatif lainnya adalah penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli materi, penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli media, penilaian Articulate Storyline oleh siswa, dan penilaian Articulate Storyline oleh guru. Data hasil penilaian Articulate Storyline dapat memberikan gambaran tingkat kelayakan atau kategori nilai Articulate Storyline yang dihasilkan sudah baik atau belum. Penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli materi dan media memiliki poin maksimal 4 pada setiap aspek penilaian. Skala 4 ini mengandung arti bahwa pada satu poin aspek penilaian memenuhi 4 kriteria indikator di dalamnya. Sedangkan pada penilaian Articulate Storyline oleh siswa dan guru skala penilaian menunjukkan kategori: sangat setuju (4), setuju (3), kurang setuju (2), dan tidak setuju (1). Data hasil penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli, siswa, dan guru dianalisis dengan rumus:

Hasil presentase: 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 100%

(Jarmita et al., 2020)

Hasil skor yang didapatkan dikonversi menjadi bentuk data kualitatif dalam bentuk kategori-kategori skor penilaian. Interpretasi data kuantitatif menjadi data kualiatatif dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(9)

Tabel 3.1 Interpretasi Skor Kelayakan No. Hasil Presentase Kategori

1. 81,26% – 100 % Sangat layak, dapat digunakan tanpa revisi 2 62,51% – 81,25% Layak, dapat digunakan dengan revisi kecil 3. 43,76% – 62,50% Tidak layak, perlu revisi besar disarankan

tidak digunakan

4. 25% – 43,75% Sangat Tidak layak, tidak boleh dipergunakan (Sa’dun, 2013)

2. Analisis Kualitatif

Data-data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Data kualitatif yang dianalisis secara deskriptif kualitatif adalah data hasil wawancara guru, wawancara siswa, systematic literature review, dan penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli. Analisis wawancara guru, wawancara siswa, dan systematic literature review permasalahan pembelajaran jaringan tumbuhan dapat memberikan penjelasan mengenai permasalahan pembelajaran siswa serta dapat mengetahui bentuk penyampaian materi yang baik untuk materi jaringan tumbuhan. Systematic literature review media Articulate Storyline berhubungan dengan alasan menggunakan articulate storyline sebagai media pembelajaran. Saran yang terdapat pada penilaian kelayakan Articulate Storyline oleh ahli dianalisis secara deskriptif kualitatif. Saran yang diberikan menjadi bahan perbaikan yang dapat peneliti lakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

F. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan terbagi dalam tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahapan persiapan diawali dengan melakukan analisis masalah terkait materi jaringan tumbuhan serta media pembelajaran, kemudian mengajukan judul penelitian berdasarkan analisis masalah, penyusunan instrumen-instrumen penelitian, melaksanakan seminar proposal, serta pengajuan surat perizinan. Penyusunan instrumen penelitian meliputi wawancara guru, angket kebutuhan siswa, instrumen penilaian Articulate Storyline oleh ahli materi, instrumen penilaian Articulate Storyline oleh ahli media, angket penilaian Articulate Storyline oleh siswa serta

(10)

guru. Wawancara guru serta angket kebutuhan siswa disusun untuk mengetahui permasalahan pembelajaran siswa pada materi jaringan tumbuhan serta untuk mengetahui media pembelajaran yang siswa senangi.

Penelitian dilanjutkan pada tahap pelaksanaan yang meliputi analisis data awal, validasi instrumen penelitian oleh ahli, validasi Articulate Storyline oleh ahli materi dan media. Validasi instrumen dilakukan sampai mendapatkan hasil yang baik sehingga dapat dilanjutkan untuk pengambilan data. Analisis kebutuhan siswa dilakukan menggunakan pemodelan rasch dengan bantuan software Winstep.

Validasi Articulate Storyline dan revisi Articulate Storyline dilakukan hingga mendapatkan penilaian dalam kategori layak. Setelah tervalidasi dengan baik, Articulate Storyline dibagikan kepada siswa dan guru untuk memberikan penilaian terhadap Articulate Storyline. Hasil penilaian akan dijadikan bahan evaluasi kembali terhadap media Articulate Storyline. Penilaian Articulate Storyline oleh siswa dan guru juga dapat menggambarkan manfaat apa saja yang telah diberikan dari penyusunan Articulate Storyline dengan pengalaman siswa setelah menggunakan Articulate Storyline.

Penyusunan laporan adalah bagian tahap penyelesaian penelitian yang membahas hasil analisis data, mengkaji keseluruhan data, dan menghubungkan korelasi antar data yang diperoleh. Penyusunan laporan yang telah direvisi menunjukan bahwa laporan skripsi sudah siap untuk diujikan.

Gambar

Gambar 3.1 Desain tipe concurrent triangulation

Referensi

Dokumen terkait

website informasi untuk mendapatkan informasi secara langsung. Sesuai dengan perubahan status unit pelayanan menjadi Badan Perizinan dan Penanaman Modal, maka Sistem

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian meliputi (1) Tahap Persiapan: Pada tahap ini difokuskan pada persiapan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ozacar dan Sengil (2002), penggunaan tanin yang tidak dimodifikasi lebih cocok sebagai bahan pembantu koagulan, yaitu digunakan untuk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian i ni adalah : “ Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi aplikasi

buruk yang wajar untuk dijadikan tolak ukur sebab akibat telah sudah terpenuhinya syarat batal produk hukum yang ditimbulkannya dengan mengacu pertama kepada pertama sebagai

FreshChoco memiliki satu menu special sebagai icon dari café tersebut yaitu dessert dengan tiga bahan yang berupa potongan buah (mangga,pisang,strawberry,melon),potongan buah

Untuk itu diperlukan metode yang akan mendukung keputusan dalam penentuan jumlah pengadaan AC, salah satu metode yang diperlukan adalah fuzzy sugeno.. Metode sugeno merupakan

[r]