LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat dan Ridho-NYA, kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Militer III-14 Denpasar Tahun Anggaran 2020.
Penyusunan LKjIP ini di dasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah dan terakhir disempurnakan dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Kemudian dalam rangka penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja tahun 2020, Mahkamah Agung RI melalui Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI. Nomor : 1931A/SEK/OT.012/11/2020, tanggal 27 November 2020, perihal penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2020 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2021.
Laporan ini merupakan perwujudan dari upaya transparansi dan akuntabilitas kinerja Pengadilan Militer III-14 Denpasar selama tahun 2020, yang menggambarkan pencapaian kinerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Militer III-14 Denpasar, baik berupa kebijakan, program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis, indikator dan target yang telah ditetapkan dan Penetapan Kinerja Tahun 2021.
i
KATA PENGANTAR
Akhirnya, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak di lingkungan Pengadilan Militer III-14 Denpasar yang telah membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja Pengadilan Militer III-14 Denpasar Tahun 2020 dan dapat menjadi tolak ukur untuk peningkatan kinerja di tahun berikutnya.
Denpasar, 1 Februari 2021 Kepala Pengadilan Militer III-14
Arwin Makal, S.H., M.H.
Letkol Chk NRP. 11980011310570.
ii
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
DAFTARISI
Halaman
KATAPENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
IKHTISAR EKSEKUTIF iv
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI 6
C. STRUKTUR ORGANISASI 8
D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI 15
E. REGULASI TAHUN 2019 S.D 2020 21
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN 24
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 25
A. RENCANA STRATEGIS 2020-2024 25
B. RENCANA KINERJA TAHUN 2021 36
C. PERJANJIAN KINERJA (DOKUMEN PENETAPAN 37 KINERJA TAHUN 2021)
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2020 41
A. PENGUKURAN KINERJA TA 2020 41
B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA 43
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN 52
BAB IV : PENUTUP 60
A. KESIMPULAN 60
B. SARAN 63
iii
Tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban Pengadilan Militer III-14 Denpasar dalam memberikan laporan akuntablitas kinerja lembaganya selama kurun waktu 1(satu) tahun yaitu tahun anggaran 2020. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sekaligus dalam rangka memenuhi amanah yang tertuang dalam :
1. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 20/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Indikator KinerjaUtama.
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Presiden Nomor : 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
6. Permenpan Nomor : 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Tehnis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Di dalam perencanaan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Militer III-14 Denpasar mengacu kepada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan. Pengadilan Militer III-14 Denpasar telah menentukan 3 (tiga) sasaran strategis yang telah dicapai dalam tahun 2020. Ketiga sasaran strategis tersebut diukur dengan mengaplikasikan 8 (delapan) indikator kinerja dan 3 (tiga) target kinerja.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 3 (tiga) sasaran strategis yang ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2020 terdapat 3 (tiga) sasaran strategis pula yang berhasil dilaksanakan dengan baik, yaitu; Terwujudnya Proses Peradilan yang pasti, Transparan dan Akuntabel, Peningkatan efektifitas Pengelolaan penyelesaian perkara serta meningkatnya Akses Masyarakat miskin dan terpinggirkan (Acces to Justice).
iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Secara keseluruhan tingkat pencapaian kinerja Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah sebesar 98,3 %.
Rincian pencapaian kenerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
SASARAN STRATEGIS 1
Terwujudnya Proses peradilan yang pasti, transparan dan Akuntabel Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan :
a. Pidana Militer b. Pidana Umum
100%
100%
100%
100%
100%
100%
2. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu :
a. Pidana Umum b. Pidana Militer
c. Pidana Pelanggaran
100%
100 % 100%
100 % 100%
100%
100 % 100%
100%
3. Persentase perkara In absensia yang diselesaikan dalam jangka waktu 5 (lima) bulan
100% 100% 100%
4. Persentase penurunan sisa perkara : a. Pidana Militer
b. Pidana Umum
100%
100%
100%
100%
100%
50%
5. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum :
a. Banding b. Kasasi
c. Peninjauan kembali
100%
100%
100%
100%
100%
100%
95,12%
92,69%
100%
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 1
94,34 %
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
2
SASARAN STRATEGIS 2
Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
1. Persentase Salinan Putusan yang dikirim ke Papera, Oditur, Polisi Militer dan Ankum/Terdakwa dan Penasehat Hukum atas permintaan/Pengadilan Pengaju tepat waktu.
100% 100% 100%
2. Persentase berkas perkara yang dimohonkan upaya hukum Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu.
100% 100% 100%
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 2 100%
SASARAN STRATEGIS 3
Meningkatnya Akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1. Persentase perkara yang di-
selesaikan di luar Gedung Pengadilan. 100% 100% 57,14%
Rata-rata Capaian Kinerja pada Sasaran Strategis 3 57,14 %
Ke-3 (tiga) sasaran strategis tersebut didukung dengan anggaran yang dikelola Pengadilan Militer III-14 Denpasar pada tahun 2020 yang terdiri dari DIPA Badan Urusan Administrasi (DIPA 01) sebesar Rp. 5.642.296.000,- (Lima milyar enam ratus empat puluh dua juta dua ratus sembilan puluh enam ribu rupiah), kemudian pada awal bulan Oktober 2020 terdapat Revisi Pemangkasan pagu menjadi Rp. 3.588.906.000,-(tiga milliard lima ratus delapan puluh delapan juta sembilan ratus enam ribu rupiah) dan DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara (DIPA 05) sebesar Rp.
61.097.000,- (Enam puluh satu juta sembilan puluh tujuh ribu rupiah), sehingga total keseluruhan anggaran yang dikelola adalah sebesar Rp. 3.650.003.000,- (Tiga milyar enam ratus lima puluh juta tiga ribu rupiah).
Pada DIPA BUA mengalami revisi pemangkasan pagu sehingga mengalami perubahan pagu untuk DIPA BUA menjadi Rp. 3.588.906.000,- (Tiga milyar lima ratus delapan puluh delapan juta sembilan ratus enam ribu rupiah) untuk DIPA Dirjen Badilmiltun terdapat revisi, namun tidak mengakibatkan perubahan pagu, sehingga pagu untuk DIPA Dirjen Badilmiltun tetap.
Dari total anggaran tersebut, berikut ini akan kami uraikan program- program pada masing-masing DIPA yaitu :
A. DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI (DIPA 01).
Pada DIPA BUA tahun 2020 ada 2 untuk program (01) yaitu “Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung” dengan pagu awal sebesar Rp. 5.467.296.000,- (Lima milyar empat ratus enam puluh tujuh juta dua ratus sembilan puluh enam ribu rupiah), kemudian mengalami revisi pemangkasan terhadap pagu sehingga menjadi Rp. 3.413.906.000,- (tiga milliard empat ratus tiga belas juta sembilan ratus enam ribu rupiah), dimana didalamnya termasuk anggaran untuk belanja pegawai dan belanja barang.
3
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Untuk program (02) yaitu Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Mahkamah Agung dengan pagu awal Rp. 175.000.000 (seratus tujuh puluh lima juta rupiah).
B. DIPA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN MILITER DAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA (DIPA 05).
Untuk Pada DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara tahun 2020 hanya terdapat satu program saja yaitu “Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara”
dengan total anggaran sebesar Rp 61.097.000,- (Enam puluh satu juta sembilan puluh tujuh ribu rupiah), dimana didalamnya hanya terdapat belanja barang.
Untuk DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Militer dan Tata Usaha Negara (Bagian Anggaran 005.05.663336) telah mengalami Revisi pada DIPA sebanyak 1 (satu) kali, namun revisi-revisi tersebut tidak mengakibatkan perubahan pagu, sehingga Pagu untuk DIPA Dirjen Badilmiltun sampai dengan akhir tahun 2020 ada kenaikan.
Salah satu tugas pokok dan fungsi Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah penyelesaian perkara baik administrasi maupun produk hukumnya yang dapat dijadikan salah satu Indikator keberhasilan kinerja dalam tahun anggaran 2020. Keberhasilan pencapaian kinerja sangat bergantung pada beberapa kendala yang dihadapi antara lain adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia baik secara kualitas maupun secara kuantitas serta infra struktur yang kurang memadai yakni belum mempunyai Gedung kantor dan rumah jabatan yang mandiri.
Namun dengan segala keterbatasan yang ada Pengadilan Militer III-14 Denpasar selalu berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja disemua unit termasuk Sumber Daya Manusianya sehingga dapat meningkatkan kinerja instansi secara keseluruhan dalam rangka memberikan pelayanan bagi Prajurit dan masyarakat pencari keadilan.
4
AB I – PENDAHULUAN
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945). Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman yang meliputi Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan Militer Pertempuran.
Mengacu pada Undang-undang Nomor 48 tahun 2009 tersebut, serta berdasarkan pada Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor : Kep/109/VII/1985 dan Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer maka Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah merupakan Pengadilan tingkat pertama dengan Tipe A yang melaksanakan kekuasaan kehakiman untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara pidana yang terjadi di lingkungan Militer, yang dalam hal ini dilakukan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan ketentuan :
1. Prajurit yang berpangkat prajurit dua sampai dengan berpangkat Kapten.
2. Yang berdasarkan Undang-undang dipersamakan dengan prajurit yang berpangkat Kapten ke bawah.
3. Anggota sesuatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit berdasarkan Undang-undang yang berpangkat Kapten ke bawah.
4. Seseorang yang tidak masuk golongan pada nomor 1, 2, 3 tetapi atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh suatu Pengadilan dalam lingkungan Pengadilan Militer.
Dimana pelaksanaan kekuasaan kehakiman untuk memeriksa, mengadili dan memutus tersebut dilakukan untuk tindak pidana yang :
1. Tempat kejadiannya berada di daerah hukum Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
2. Terdakwanya termasuk dalam satuan yang berada di wilayah hukum Pengadilan Militer III-14 Denpasar
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Gedung Pengadilan Militer III-14 Denpasar sendiri berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 1 Denpasar, sedangkan wilayah hukumnya meliputi propinsi Bali dan NTB.
Kewenangan Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah memeriksa dan memutus perkara pidana bagi Prajurit TNI berpangkat Prajurit dua sampai dengan Prajurit yang berpangkat Kapten yang melakukan tindak pidana dan atau yang kesatuannya berkedudukan di Propinsi Bali dan Propinsi NTB sebagai bagian dari Pengadilan di lingkungan Peradilan Militer. Sejalan dengan program One Roof Sistem (peradilan satu atap) maka segala bentuk kegiatan dan laporan yang dilakukan seluruh peradilan harus dilaporkan ke Mahkamah Agung RI tanpa terkecuali termasuk Peradilan Militer, ini semua dilakukan dalam upaya mengembalikan citra Mahkamah Agung serta Pengadilan dibawahnya sebagai lembaga yang terhormat dan dihormati, Pengadilan Militer III-14 Denpasar selama tahun 2020 telah melakukan beberapa hal diantaranya, bidang yustisial sesuai visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia dan selaku Pembina administrasi personel sesuai ketentuan yang berlaku, pada Tahun Anggaran 2020 telah dapat melaksanakan tugas dan fungsi utamanya sedangkan di bidang Organisasi, Administrasi, Financial dan Teknis Yudisial tersebut merupakan pelaksanaan program kerja tahun 2020, yang dilaksanakan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada sesuai skala prioritas, serta mengacu kepada anggaran DIPA tahun 2020.
Pengadilan Miliiter III-14 Denpasar sebelum tahun 2004 secara Organisasi, Administrasi, Financial dan Teknis Yudisial masih dibawah Mabes TNI, namun sesuai dengan Kepres 56 tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Militer dari Mabes TNI ke Mahkamah Agung RI. Sejak pengalihan tersebut Pembinaan Organisasi, Administrasi dan Finansial Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer berada di bawah Mahkamah Agung RI. Lebih lanjut ketentuan tersebut dijabarkan dalam Surat Keputusan bersama antara Ketua Mahkamah Agung RI dan Panglima TNI, yaitu Keputusan bersama Nomor : KMA/065A/SKB/IX/2004 dan Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/5/VIII/2004.
Gedung Pengadilan Militer III-14 Denpasar yang beralamat di Jl.Yos Sudarso No.
1 Denpasar adalah Gedung Exs Pengadilan Tinggi Denpasar yang telah diserah terimakan pada tanggal 29 September 2011 sesuai dengan Berita Acara Pengalihan Fungsi Penggunaan sebagian Tanah dan Bangunan Gedung Kantor Pengadilan Tinggi Denpasar yang lama dan sekarang tanah dan bangunan telah menjadi milik Kantor Pengadilan Militer III-14 Denpasar dengan luas 1.365 M2.
2
Wilayah Hukum Pengadilan Militer III-14 Denpasar meliputi 2 (dua) wilayah Propinsi yaitu Propinsi Bali dan Propinsi Nusa Tenggara Barat yang meliputi satuan- satuan di jajaran TNI-AD, TNI-AL dan TNI-AU yang terdiri dari :
1. Kodam IX/Udayana dan Satker Jajarannya yang berkedududkan di Denpasar.
2. Rindam IX/Udayana yang berkedudukan di Tabanan.
3. Korem 163/WSA yang berkedudukan di Denpasar membawahi beberapa Satuan :
a. Kodim 1609/Buleleng.
b. Kodim 1610/Klungkung.
c. Kodim 1611/Badung.
d. Kodim 1616/Gianyar.
e. Kodim 1617/Jembrana.
f. Kodim 1619/Tabanan.
g. Kodim 1623/Karangasem.
h. Kodim 1626/Bangli l. Denpom IX/3 Denpasar.
j. Yonif 741 Mekanis/Negara
k. Densatkomlek Strada di Denpasar.
l. Denpal Singaraja.
m. Denkesyah Singaraja.
4. Korem 162/WB Mataram membawahi beberapa Satuan : a. Kodim 1606/Lombok Barat.
b. Kodim 1607/Sumbawa.
c. Kodim 1608/Bima.
d. Kodim 1614/Dompu.
e. Kodim 1615/Lombok Timur.
f. Kodim 1620/Lombok Tengah.
g. Yonif 742/SWY.
h. Denpom IX/2 Mataram.
i. Denkesyah Mataram.
j. Denzibang Mataram.
k. Denhubrem Mataram.
l. Denpal Mataram.
m. Denbekang Mataram.
3
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
5. Yonif 900/ Raider yang berkedudukan di Singaraja.
6. Yon Zipur 18/Ykr yang berkedudukan di Gianyar.
7. Ki Kavser Dam IX/Udayana yang berkedudukan di Badung.
8. Otmil III-14 yang berkedudukan di Denpasar.
9. Denkomlek Strada yang berkedudukan di Denpasar.
10. Pekas TNI yang berkedudukan di Denpasar.
11. Lanud Ngurah Rai yang berkedudukan di Badung.
12. Lanal Denpasar yang berkedudukan di Denpasar.
13. Lanud Rembiga yang berkedudukan di Mataram.
14. Lanal Mataram yang berkedudukan di Mataram.
Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah merupakan salah satu Instansi Pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), dalam penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor : 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahdan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 Tahun 2010, serta Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan LKjIP Pengadilan Militer III-14 Denpasar sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya, anggaran maupun kewenangan dalam melayani pencari keadilan selama TA 2020 dalam rangka mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran yang telah ditetapkan di dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) TA 2021.
Secara kronologis penerapan Sistem Akuntabilatas Kinerja Pemerintah (SAKIP) dilakukan dengan:
1. Mempersiapkan dan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang berisi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis untuk mencapai tujuan.
2. Menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
3. Menyusun dan Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) TA 2021
4. Merumuskan Indikator Kinerja dengan berpedoman kepada kebijakan dan pelaksanaan program dan kegiatan
5. Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
6. Melakukan pengukuran pencapaian dan evaluasi kinerja dengan mengkaji kinerja aktual dengan rencana/target yang ditetapkan dan membandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya
4
7. Melakukan evaluasi secara keseluruhan
Penerapan LKjIP tahun 2020 merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya dan dilaksanakan pada tahun ke lima pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Militer III-14 Denpasar berdasarkan Renstra 2020-2024. Diharapkan penerapan LKjIP ini dapat optimal, sehingga dapat dijadikan salah satu instrumen utama dalam pelaksanaan pembaharuan untuk mempercepat terwujudnya penyelenggaraan Lembaga Peradilan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktek-praktek penyimpangan.
5
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
KEDUDUKAN
Pengadilan Militer III-14 Denpasar Tmt. 9 Juli 2004 secara Organisasi, Administrasi dan Finansial berkedudukan/berada di bawah Mahkamah Agung RI, sebagaimana dalam Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 2004 tanggal 9 Juli 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Militer Dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Ke Mahkamah Agung.
TUGAS POKOK
Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan di Wilayah Hukum Pengadilan Militer III-14 Denpasar. Dalam melaksanakan tugas, sebagaimana ketentuan organisasi dan tata laksana yang berlaku di seluruh badan peradilan, struktur yang mengatur tata kerja disuatu lembaga peradilan dalam hal ini Pengadiln Militer III-14 Denpasar yang tugas pokoknya menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
FUNGSI
1. Fungsi Mengadili (Judicial Power) yakni:
a. Memeriksa dan memutus dalam Peradilan Tingkat Pertama atas perkara-perkara tindak pidana dan pelanggaran yang terdakwanya adalah prajurit TNI berpangkat Prada sampai dengan Kapten (berdasarkan Perundang-undangan menjadi wewenangnya).
b. Mengatur dan meneruskan permohonan Banding, Kasasi, Grasi dan Peninjauan Kembali dalam perkara-perkara yang menjadi wewenangnya.
2. Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan kepada Jajarannya tentang teknis yudisial, administrasi peradilan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pembangunan.
3. Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan pengawasan internal di lingkungan Pengadilan Militer III-14 Denpasar atas pelaksanaan tugas peradilan, perilaku Hakim, perilaku Panitera dan Pegawai, pelaksanaan administrasi perkara, pelaksanaan dan administrasi umum.
6
B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
4. Fungsi Administrasi, yakni menyelenggarakan administrasi umum, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan lainnya untuk mendukung pelakasanaan tugas pokok teknis peradilan dan administrasi peradilan.
[
5. Fungsi lainnya sesuai kewenangan dan undang-undang.
7
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Struktur Organisasi Pengadilan Militer di dasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 7 tahun 2015 tanggal 7 Oktober 2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
1. Susunan Organisasi
Organisasi Pengadilan MiliterIII-14 Denpasar disusun sebagai berikut:
1. Unsur Pimpinan
a. Kepala Pengadilan Militer
b. Wakil Kepala Pengadilan Militer.
2. Unsur Kepaniteraan.
Panitera membawahi antara lain : a. Panitera Muda Pidana.
b. Panitera Muda Hukum.
Serta membawahi kelompok jabatan Fungsional : a. Panitera Pengganti
b. Pranata Peradilan
3. Unsur Kesekretariatan Pengadilan Militer.
Sekretariat membawahi Sub Bagian antara lain :
a. Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan.
b. Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana.
c. Sub Bagian Umum dan Keuangan.
Serta membawahi kelompok jabatan Fungsional : a. Fungsional Arsiparis.
b. Fungsional Pustakawan.
c. Fungsional Pranata Komputer.
d. Fungsional Bendahara.
4. Unsur Pelaksana.
a. Majelis Hakim.
b. Kelompok Hakim Militer, disingkat Pokkimmil.
8
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pengadilan Militer III-14 Denpasar sebagaimana tercantum dalam Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR
KEPALA
LETKOL CHK ARWIN MAKAL, SH. MH.
WAKIL KEPALA
LETKOL SUS NIARTI, SH. MH.
PANITER A MUDA PIDANA
PANITER A MUDA HUKUM
KASUB BAG PERENCA
NAAN, TI
&
PELAPOR AN
KASUB BAG KEPEGA
WAIAN, ORGANIS
ASI &
TATALAK SANA
KASUB BAG UMUM
DAN KEUANGA
N
LETTU CHK GUNADI, SH.
DIJABAT PAMA
PANGKAT LETTU KATHARINA I NYOMAN SUARTIKA, SE
SH
I WAYAN PARNA, SH.MH.
9
SEKRETARIAT
I KETUT KARDA, SH.
PANITERA
MAYOR CHK REZA YANUAR, SH.SE
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. Fungsional Arsiparis 2. Fungsional Pustakawan 3. Fungsional Pranata Komputer 4. Fungsional Bendahara.
KELOMPOK JAB.
FUNGSIONAL
1.Pelda Chk Kadek Subrata, SH.
sebagai Panitera Pengganti 2. Pranata Peradilan
MAJELIS
1. Letkol Chk Arwin Makal, SH. MH.
2. Letkol Sus Niarti, SH. MH.
3. Mayor Chk Agustono, SH MH.
4. Mayor Chk Kuat Gayu Raegen, SH.
POK KIMMIL
1 .Letkol Sus Niarti, SH. MH.
2. Mayor Chk Agustono, SH. MH.
3. Mayor Chk Kuat Gayu Raegen, SH.
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab
1. Kepala Dilmil III-14 Denpasar.
a. Kadilmil dijabat oleh seorang Pamen Sarjana Hukum, yang secara fungsional sebagai Hakim Militer yang disingkat Kimmil, dengan tugas kewajiban sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan, mengawasi dan memberikan pengarahan atas penyelenggaraanfungsi-fungsi Dilmil.
2) Menentukan kebijaksanaan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin Dilmil guna menjamin terselenggaranya fungsi utama Dilmil.
3) Merencanakan, mempersiapkan dan mengatur penyelenggaraan penyidangan perkara yang dilimpahkan kepada Dilmil.
4) Mengatur pembagian pekerjaan antara Kadilmil, Waka Dilmil dan para Pok Kimmil sehingga dapat menjamin daya guna dan keseimbangan yang baik dalam menyelenggarakan fungsi Dilmil.
5) Mengawasi pelaksanaan permohonan banding, grasi, kasasi dan peninjauan kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan putusan Dilmil, sebagai yang dimaksud dalam pasal 33 Undang-undang No. 14 tahun 1970.
b. Kadilmil bertanggung jawab atas pelaksanaan kekuasaan kehakiman sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan atas pelaksanaan tugas pembinaan Dilmilti kepada Dirjen Badilmiltun MARI
2. Wakil Kepala.
Mewakili Kepala Pengadilan Militer apabila Kepala Dilmil berhalangan, melaksanakan tugas-tugas ke dalam.
3. Panitera.
a. Kepaniteraan dipimpin oleh seorang Pama ahli hukum yang berkedudukan sebagai Panitera, dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1) Penanggung jawab terselenggaranya pengurusan administrasi perkara sejak berkas perkara diterima oleh Dilmil. Pada saat ini telah mengacu pada buku II edisi 2007 pedoman teknis administrasi dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam lingkungan peradilan militer yang diterbitkan oleh MARI.
10
2) Penanggung jawab terselenggaranya penyimpanan berkas perkara baik selama perkara-perkara yang bersangkutan masih dalam proses tingkat pertama oleh Dilmil maupun dalam proses kelanjutannya.
3) Penanggung jawab terselenggaranya administrasi upaya hukum dan meneruskan permohonan Banding, Grasi, Kasasi dan Peninjauan Kembali sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Mengatur dan mempersiapkan penyelenggaraan persidangan Dilmil.
5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi kepaniteraan.
6) Menyelenggarakan pengurusan arsip dan dokumen-dokumen perkara di Dilmil.
7) Mengatur pembagian pekerjaan di antara para Panitera,
8) Bertindak sebagai Panitera dalam persidangan Dilmil atas penunjukkan Kepala Pengadilan Militer.
9) Penunjukkan Panitera pengganti.
b. Panitera membawahi, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Pama sebagai Panitera Muda Pidana dan Panitera Muda Hukum, serta membawahi kelompok jabatan Fungsional antara lain : Panitera Pengganti dan Pranata Peradilan.
c. Panitera bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya selaku Panitera dalam persidangan Dilmil kepada Hakim Ketua yang bersangkutan dan atas pelaksanaan tugas lainnya kepada Kepala Pengadilan Militer.
4. Kesekretariatan.
a. Kesekretaritan dipimpin oleh seorang Pama/PNS Eselon III a, sebagai Sekretaris dengan tugas dan fungsi sebagai berikut :
1) Keskretariatan Pengadilan Militer adalah aparatur tata usaha negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pengadilan Militer.
Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Sekretaris.
2) Kesekretariatan Pengadilan Militer mempunyai Tugas melaksanakan pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana dilingkungan Pengadilan Militer.
11
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Selain melaksanakan tugas kesekretariatan Pengadilan Militer menyelenggarakan fungsi antara lain :
a) penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan anggaran;
b) pelaksanaan urusan kepegawaian;
c) pelaksanaan urusan keuangan;
d) penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana;
e) pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistik;
f) pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat dan perpustakaan; dan
g) penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan di lingkungan kesekretariatan Pengadilan Militer.
2) Kesekretariatan Pengadilan Militer dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Subbagian yang memiliki tugas antara lain : a. Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan.
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
pelaksanaan program dan anggaran, pengelola teknologi informasi dan statistik serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.
b. Subbagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata laksana.
Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana.
c. Subbagian Umum dan Keuangan.
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan urusan surat penyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, perpustakaan serta pengelolaan keuangan.
3) Kesekretariatan juga membawahi 4 (empat) jabatan Fungsional yang terdiri dari ;
a. Fungsional Arsiparis.
b. Fungsional Pustakawan.
12
c. Fungsional Pranata Komputer.
d. Fungsional Bendahara.
b. Kesekretariatan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Pengadilan Militer.
5. Majelis Hakim.
Majelis hakim adalah bertugas menetapkan hari sidang, memeriksa dan mengadili berkas perkara pidana maupun pelanggaran yang diberikan kepadanya terhadap Prajurit TNI yang berpangkat Kapten ke bawah.
a. Majelis Hakim terdiri dari seorang Hakim Ketua yang serendah- rendahnya berpangkat Mayor dibantu 2 (dua) orang Hakim Anggota yang terdiri dari Kimmil masing-masing serendah-rendahnya berpangkat Kapten dan dibantu oleh Panitera, Panitera Muda Pidana dan Panitera Muda Hukum dengan tugas kewajiban memeriksa dan memutus setiap perkara pidana yang diajukan kepadanya, menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan,
b. Susunan Majelis Hakim dalam setiap persidangan ditetapkan oleh Kepala Pengadilan Militer.
c. Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, Majelis Hakim menganut asas peradilan bebas.
d. Majelis Hakim bertanggung jawab atas pelaksanaan kekuasaan kehakiman menurut peraturan perundang-undangan.
6. Pok Kimmil.
a. Pok Kimmil merupakan wadah dari Hakim Militer pada Dilmil untuk melaksanakan tugas kewajibannya baik sebagai Hakim pada Dilmil maupun dalam memberikan saran dan pertimbangan tentang penyelenggaraan fungsi teknis kepada Kepala Pengadilan Militer.
b. Kelompok Hakim Militer pada Dilmil terdiri dari para Kimmil.
c. Kimmil adalah seorang Pama dan Pamen Sarjana Hukum dengan tugas kewajiban sebagai berikut :
1) Bertindak sebagai Hakim Ketua atau Hakim Anggota dalam persidangan Dilmil atas penunjukkan Kepala Pengadilan Militer.
2) Sebagai Hakim Ketua :
13
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
a) Mengetuai sidang Dilmil dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana yang diserahkan kepadanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Memberikan pertimbangan mengenai permohonan grasi yang diajukan terhadap perkara yang diperiksa dan diputus oleh Majelis Hakim yang dipimpinnya.
d. Kimmil bertanggung jawab atas pelaksanaan kekuasaan kehakiman sesuai dengan perundang-undangan.
Berdasarkan Struktur Organisasi Pengadilan Militer III-14 Denpasar, penempatan pegawai berdasarkan jabatan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Pengadilan, minimal dijabat oleh seorang Perwira Menengah dengan jenjang pendidikan S-1 Hukum, dimana Kepala Pengadilan berkedudukan pula sebagai Hakim Militer.
2. Sekretaris, minimal dijabat oleh seorang Perwira Pertama dengan jenjang pendidikan S-1.
3. Hakim Militer, menimal diduduki oleh Perwira Pertama dengan jenjang pendidikan S-1 Hukum.
4. Panitera, minimal dijabat oleh seorang Perwira Pertama dengan jenjang pendidikan S-1 Hukum.
5. Kepala Sub Bagian, minimal dijabat oleh seorang PNS dengan pangkat Penata Muda Tingkat I Golongan III/b dengan jenjang pendidikan serendah- rendahnya SMA.
6. Panitera Muda, minimal dijabat oleh seorang Perwira Pertama dengan jenjang pendidikan S-1 Hukum
7. Panitera Pengganti, minimal dijabat oleh seorang Bintara Tinggi dengan jenjang pendidikan SMA.
14
Pengadilan Militer III-14 Denpasar dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya masih dihadapkan beberapa permasalahan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja Pengadilan, berikut ini beberapa aspek strategis dan beberapa permasalahan yang dihadapi Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
1. Produktifitas Penyelesaian Perkara
Upaya untuk meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara di Mahkamah Agung secara konsisten terus menerus meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya para pencari keadilan, salah satunya adalah kebijakan Mahkamah Agung menerbitkan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung RI No. 2 Tahun 2014 tentang Penyeleaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan, yang mengatur penyelesaian perkara pada Pengadilan Banding paling lambat 3 (tiga) bulan dan pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.
Kebijakan tersebut dijadikan acuan dalam membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) penyelesaian perkara di Pengadilan Militer III-14 Denpasar, adalah sebagai berikut;
a. SOP penyelesaian perkara tingkat pertama untuk perkara pidana Militer maupun pidana Umum paling lama 5 (lima) bulan;
b. SOP penyelesaian perkara tingkat pertama untuk perkara pidana Militer khususnya Desersi dimasa damai yang Terdakwanya tidak diketemukan dengan Putusan In absensia, paling lambat 5 (lima) bulan, sebagaimana diatur dalam Pasal 143 UU RI No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.
Persentase penyelesaian perkara
TAHUN PERKARA JUMLH PKR YG HRS DISELESAIKAN
PKR YG DISELESAIKAN DLM WKT 5 (LIMA)
BLN
PERSENTASE PKR YG TELAH DISELESAIKAN DLM WKT 5 (LIMA)
BLN
Perkara Tk. Pertama, diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan
2020
Pidana Umum 25 24 100 %
Pidana Militer 17 17 100 %
Pelanggaran 17 17 100 %
15
D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
2. Manajemen Penanganan Perkara
Manajemen penanganan perkara dimulai sejak perkara masuk, diperiksa, diputus (minutasi) dan eksekusi putusan. Dalam proses penyelesaian perkara tersebut diperlukan adanya jaminan, bahwa proses penyelesaian perkara dengan cepat, sederhana dan biaya murah, menjamin keadilan dan kepastian hukum, akuntabel dan transparan.
Beberapa faktor yang mendukung hal tersebut antara lain; substansi aturan, SDM, sarana prasarana dan teknologi informasi.
Salah satu upaya Mahkamah Agung untuk meningkatkan penyelesaian perkara di Pengadilan adalah memanfaatkan teknologi informasi dengan membuat Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung.
Sistem Informasi ini telah menggunakan template putusan sebagai standar pembuatan putusan, dan juga digunakan sebagai monitoring penanganan perkara.
Pelaksanaan sistem informasi ini didukung dengan Perma dan SOP penggunaan dan supervisi SIPP.
Sistem Informasi ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan efesiensi penanganan perkara dan tertib administrasi, namun pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen penanganan perkara masih banyak dikeluhkan para pencari keadilan (publik) tentang akurasi informasi pada SIPP dan masih terbatasnya kemampuan SDM dalam hal pemanfaatan teknologi informasi ini.
3. Penerimaan masyarakat terhadap putusan pengadilan
Tingginya jumlah perkara yang masuk ke Mahkamah Agung (upaya hukum Kasasi) disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain;
a. Ketidakpuasan para pencari keadilan terhadap hasil putusan Pengadilan baik pada tingkat pertama maupun di tingkat banding yang dirasa tidak memenuhi rasa keadilan;
Untuk meminimalisir rasa ketidak puasan para pencari keadilan, harus secara konsisten secara berjenjang dilaksanakan peningkatan SDM Hakim dalam hal hukum formil dan Materiil.
b. Masih rendahnya pengetahuan tentang Hukum Positif (ancaman pidana) dan kesadaran para pencari keadilan terhadap apa yang dilakukan (tindak pidana)
16
Persentase perkara yang mengajukan Upaya Hukum
TAHUN PERKARA
JUMLAH PERKARA YANG
DISELESAIKAN
PERKARA YANG MENGAJUKAN UPAYA
HUKUM
PERSENTASE PKR YG MENGAJUKAN UPAYA HUKUM
2020
Pidana Umum 25 4 16 %
Pidana Militer 17 - -
Pelanggaran 17 - -
4. Akses terhadap Pengadilan
Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan tentang prosedur di pengadilan, dan masih sulitnya mengakses perjalanan perkara baik di pengadilan tingkat pertama, tingkat banding maupun di tingkat kasasi (MA RI).
Sebagai tindak lanjut Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 1-144/KMA/SK/I/2011 serta Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. 026/KMA/SK/II/2012 tentang Standar Pelayanan Peradilan, maka Mahkamah Agung RI secara komitmen akan berusaha terus mewujudkan layanan publik yang prima dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan membangun sebuah Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) untuk 4 Lingkungan Peradilan, khusus Peradilan Militer dimulai tahun 2015 sampai dengan saat ini masih dalam tahap penyempurnaan konten yang belum tersedia, SIPP ini merupakan web-based application, suatu aplikasi yang terinstal di server dan diakses menggunakan penjelajah web atau yang dikenal sebagai browser melalui jaringan internet atau intranet, dan merupakan upaya pengembangan dan penyempurnaan dari sistem aplikasi sebelumnya (SIADMIL).
Pengadilan Militer III-14 Denpasar dalam hal memberikan kemudahan layanan akses informasi kepada pencari keadilan, telah menyediakan/menggunakan sarana meja informasi maupun teknologi informasi untuk mengakses berbagai informasi termasuk perjalanan/tahapan penyelesaian perkara (konten Direktori putusan) pada website pengadilan.
5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis peradilan maupun non teknis.
17
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Dalam hal penguatan SDM di bidang teknis peradilan, Mahkamah Agung menetapkan kebijakan pelatihan teknis peradilan bagi Hakim dan Panitera, sedangkan untuk tenaga non teknis melalui pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan kepemimpinan.
Selain kebijakan tersebut, Mahkamah Agung RI dalam rangka peningkatan SDM, dan peningkatan kinerja aparatur, telah menetapkan dan melaksanakan fit and propertest untuk pola karir promosi jabatan Eselon II keatas.
6. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan salah satu komponen evaluasi kinerja aparatur maupun secara kelembagaan, Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan dan sekaligus merupakan kawal depan (voorvost) Mahkamah Agung dalam menindak lanjuti laporan/pengaduan yang berada di wilayah hukum Pengadilan Militer III-14 Denpasar
Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan ini masih terdapat permasalahan dalam hal keterbatasan SDM pengawasan, dan masih kurangnya pemahaman masyarakat mekanisme pengaduan dan juga belum adanya regulasi jaminan mengenai kerahasiaan dan perlindungan terhadap identitas pelapor pengaduan (Jaminan Keamanan Pelapor).
Potensi dan Permasalahan
Potensi Permasalahan
1. Penyelesaian Perkara
1
2
SE MA RI No. 2 Tahun 2014 tentang
Penyelesaian perkara di Pengadilan Tk. Pertama dan Tk. Banding pada 4 Lingkungan Peradilan.
SOP Penyelesaian perkara Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
1 Penyelesaian perkara untuk Tk. Pertama tidak lebih dari 5 bulan,seperti
penyelesaian perkara Desersi Di Masa Damai yang
Terdakwanya tidak diketemukan, hal ini diatur dalam Pasal 143 UU RI No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer untuk
penyelesaian perkara Inabsensia dapat diselesaikan paling lama 5 bulan.
2. Manajemen penanganan perkara
1
2
3
4
Pemanfaatan teknologi informasi
Menggunakan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP)
Menggunakan template putusan
Regulasi MA RI yang mendukung pelakanaan SIPP’
1
2
Masih banyaknya keluhan public tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif;
Etos kerja SDM dalam memanfaatkan SIPP untuk penanganan perkara
3. Penerimaan masyarakat terhadap putusan Pengadilan
Dalam rangka meningkatkan
kompetensi SDM yang tersedia, MA RI telah melaksanakan Diklat Hakim dan Panitera.
1 Masih tingginya para pencari keadilan yang belum merasa
mendapatkan keadilan dalam berperkara baik ditingkat pertama maupun di tingkat banding, sehingga memicu para pihak untuk melakukan upaya hukum (Kasasi).
4. Akses terhadap Pengadilan
1
2
3
Adanya program penyelesaian perkara dengan cara sidang keliling.
Pemanfaatan/tersedianya teknologi informasi dalam mengakses informasi Pengadilan melalui sarana meja informasi.
SK Ketua MA RI No. 1- 144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi Pengadilan.
1
2
Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk penyelesaian perkara dengan program sidang keliling, mengingat secara wilayah hukum Pengadilan Militer III-4 Denpasar yaitu Bali dan NTB
Masih terbatasnya sarana informasi yang disediakan, sehingga belum menjamin transparansi di Pengadilan.
5. SDM 1
2
Pelatihan bagi tenaga teknis peradilan.
Dilaksanakannya sistem kompetensi dalam rangka promosi jabatan melalui Fit and Propertest
1
2
3
Masih kurangnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan non teknis peradilan Pola karier yang belum berdasarkan kompetensi.
Beban kerja yang belum merata.
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
6 Fungsi Pengawasan
1
2
3
Pengadilan Militer III-14 Denpasar sebagai kawal depan (Voorvost) MA RI dalam hal menindak lanjuti pengaduan/
laporan dari daerah/
Peradilan di jajarannya.
Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial No.
02/PB/MA/IX/2012, 02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.
Keputusan KMA RI No.
076/KMA/SK/VI/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penanganan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan.
1
2
3
Terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM Pengawasan.
Masih kurangnya pemahaman para Pencari keadilan tentang mekanisme pengaduan.
Belum adanya regulasi jaminan terhadap kerahasiaan identitas, perlindungan bagi pelapor pengaduan.
20
1. Pada penghujung tahun 2015 telah ditetapkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 7 Tahun 2015 tanggal 7 Oktober 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
Perma tersebut mengatur pemisahan Tugas Pokok dan Fungsi Kepaniteraan dan Kesekretariatan, sehingga tidak ada lagi jabatan rangkap/rangkap jabatan.
Kemudian sebagaimana dalam Pasal 461 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 7 Tahun 2015 tanggal 7 Oktober 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan menyebutkan “Dengan ditetapkan Perma ini maka Organisasi Kepaniteraan Pengadilan berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor : KEP/01/P/1/1984 tentang Pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Badan Pelaksana Pusat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (BALAKPUS ABRI), ………….dst.” dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 7 Tahun 2016 tentang Penegakan Disiplin Kerja Hakim pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya, mengatur tentang:
Bab I : Ketentuan Umum
Pasal 1 (1-8), Berisikan tentang hal-hal yang dimaksud; Disiplin Kerja, Hakim, Sanksi, Hakim, Hakim Ad Hock, Hakim Yustisial, Hakim Non Palu, Pimpinan Mahkamah Agung, Ketua/Kepala dan Wakil Ketua/Wakil Kepala.
Bab II : Disiplin Kerja Hakim
Pasal 2 s.d. 12, Mengatur tentang Kewajiban, Hari Kerja, Jam Kerja, Jam Istirahat, Daftar Hadir, Daftar Pulang dan Izin.
Bab III : Pembinaan
Pasal 13 s.d. 15, Mengatur tentang Cuti Sakit dan Sanksi Bab IV : Pelaporan
Pasal 16 s.d. 19, Mengatur tentang Kewajiban Melaporkan dalam hal adanya tindak pelanggaran disiplin.
Bab V : Pembentukan dan Susunan Tim Pemeriksa.
Pasal 20, Mengatur tentang Pembentukan dan Susunan Tim Pemeriksa.
21
E. REGULASI TAHUN 2019 S.D. 2020
AGUNG RI
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Bab VI : Pelanggaran
Pasal 21, Mengatur tentang Penjatuhan Sanksi atas Tindak Pelanggaran
Bab VII : Sanksi
Paal 22, 23, Mengatur tentang Jenis-jenis Sanksi.
Bab VIII : Ketentuan Peralihan
Pasal 24, Menyatakan bahwa dengan berlakunya Peraturan Mahkamah Agung ini, Kep KMA Nomor 069/KMA/SK/V/2009 tentang Perubahan Pertama atas Kep KMA No.
071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya, sepanjang yang mengatur penegakan disiplin kerja dalam pelaksanaan pemberian tunjangan khusus kinerja Hakim dinyatakan tidak berlaku.
3. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pembinaan Atasan Langsung di lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya, mengatur tentang:
Bab I : Ketentuan Umum
Pasal 1, mengatur tentang yang dimaksud dengan Pengawasan dan Pembinaan Atas Langsung, Pengawasan Melekat, Pengawasan Fungsional, Hakim, Bawahan, Apartur, Kode etik aparatur Peradilan, Atasan Langsung, Pimpinan Mahkamah Agung, Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding, Pimpinan Pengadilan Tingkat Pertama, Pejabat Struktural, Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama.
Bab II : Kewajiban Pengawasan dan Pembinaan Atas Langsung.
Pasal 2 s.d. 8, mengatur tentang Kewajiban Atas LAngsung, Tindak lanjut, Bentuk-bentuk Penghargaan dan Penjatuhan Sanksi Sementara.
Bab III : Pelanggaran, Sanksi dan Penghargaan
Pasal 9 s.d. 11, mengatur tentang Bentuk-bentuk Sanksi dan Penghargaan.
Bab IV : Penutup
Pasal 12 dan 13, menyatakan bahwa pada saat diberlakukannya Peraturan Mahkamah Agung ini, Surat Keputusan KMA Nomor :
22
096/KMA/SK/X/2006 tentang Tanggung Jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dalam melaksanakan tugas pengawasan dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Mahkamah Agung ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
4. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 9 Tahun 2016, tentang Pedoman Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.
Bab I : Ketentuan Umum
Pasal 1 s.d. 3, mengatur tentang hal-hal yang dimaksud:
Pengaduan, Penanganan Pengaduan, Meja Pengaduan, Penelaahan Pengaduan, Pimpinan Mahkamah Agung, Hakim, Pihak Terkait, ASN, Pelanggaran, Pemeriksaan, Konfirmasi, Klarifikasi, Rekomendasi, Tindak lanjut, Rehabilitasi, Pejabat Pembina Kepegawaian, Pelapor dan atau Whistleblower, Terlapor, Saksi, Ahli, Pendamping, SIWAS MARI, SIKEP, Hari, Tujuan Penanganan Pengaduan dan Sarana Pengaduan.
Bab II : Prinsip-prinsip Penanganan Pengaduan
Pasal 4, mengatur tentang prinsip-prinsip pengaduan yang meliputi:
Terintegrasi, Objektivitas, Efektif, Transparansi, Akuntabilitas, Kerahasiaan, Adil, Non Diskriminatif, Independensi, Netralitas, Kepastian Hukum, Profesionalitas, Proporsionalitas dan Menjunjung tinggi Independensi Peradilan.
Bab III : Kewenangan Penanganan Pengaduan
Pasal 5 s.d. 9, mengatur tentang Penanganan Pengaduan adalah kewenangan Badan Pengawasan, Pendelegasian wewenang kepada Pengadilan Tingkat Banding dan Tingkat Pertama, Badan Pengawasan melaksanakan Penanganan Pengaduan atas inisiatif sendiri maupun atas perintah Pimpinan Mahkamah Agung dan Penanggung Jawab Penanganan Pengaduan.
Bab IV : Penyampaian dan Pengadministrasian Pengaduan Bab V : Tindak Lanjut Penanganan Pengaduan
Bab VI : Pelaporan dan Pengarsipan Bab VII : Penutup
23
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Militer III-14 Denpasar disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, menguraikan gambaran secara garis besar tentang Pengadilan Militer III-14 Denpasar dan tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan antara lain : Latar Belakang, Kedudukan,Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Organisasi dan Sistematika Penyajian.
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menguraikan perencanaan dan penetapan kinerja yang berisikan antara lain;
A. Rencana Strategis 2020-2024 1. Visi dan Misi
2. Tujuan dan Sasaran Strategis
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok B. Rencana Kinerja Tahunan TA 2021
C. Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja Tahunan) TA 2021 BAB III Akuntabilitas Kinerja yang menguraikan tentang capaian Kinerja
Pengadilan Militer III-14 Denpasar, yang terdiri dari;
A. Pengukuran Kinerja (Perbandingan antara Target dan Realisasi Kinerja) B. Analisis Akuntabilitas Kinerja (diuraikan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi dengan pengukuran dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja).
C. Akuntabilitas Keuangan.
BAB IV Penutup yang terdiri dari;
A. Kesimpulan B. Saran-saran.
LAMPIRAN berisi antara lain;
1. Indikator Kinerja Utama Tahun 2020
2. SK Ka Dilmil III-14 Denpasar tentang Penetapan IKU 3. Rencana Kinerja Tahunan TA 2021
3. Rencana Kinerja Tahunan TA 2022 4. Penetapan Kinerja Tahunan TA 2021
5. Matriks Rencana Strategis Kinerja 2020-2024
6. SK Tim Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
7. SK Renstra 8. SKP Anggota
24
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Tahun 2020 merupakan tahun pertama dari Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Militer III-14 Denpasar Tahun 2020-2024. Renstra Pengadilan Militer III-14 Denpasar merupakan dokumen perencanaan yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategis, Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengadilan Militer III-14 Denpasar sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
1. VISI DAN MISI
Visi pada hakekatnya adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan dan merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan kerjasama penglihatan.
Visi merupakan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dengan kata lain gambaran keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
Adapun Visi Pengadilan Militer III-14 Denpasar mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :
“Terwujudnya Pengadilan Militer III-14 Denpasar yang Agung”
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan tercapai dengan baik.
Adapun Misi Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah sebagai berikut : a. Menjaga kemandirian Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
c. Meningkatkan kualitas putusan hakim dan percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Militer III-14 Denpasar.
Dan sebagai pemacu semangat, motivasi dan sekaligus prinsip dalam bekerja, Pengadilan Militer III-14 Denpasar memiliki motto D.E.W.A.T.A yang bila diuraikan adalah merupakan singkatan dari :
D : Disiplin E : Energik W : Wibawa A : Adil
T : Transparan A : Akuntabel
25
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2020 - 2024
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pengadilan Militer III-14 Denpasar tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah sebagai berikut :
1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi
2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan untuk mencari keadilan
3. Meningkatnya kepastian hukum 2.2. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Militer III-14 Denpasar adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya proses percepatan dan penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan hakim
3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Peningkatan kualitas pengawasan
6. Peningkatan sarana dan prasarana 3. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan.
Seiring tuntutan reformasi birokrasi khususnya upaya peningkatan pelayanan publik yang baik, maka Pengadilan Militer III-14 Denpasar pada tahun 2020 (tahun keempat RPJM 2020-2024) telah melakukan Reviu-I terhadap RENSTRA 2020-2024 terutama mereviu Indikator Kinerja Utama ( IKU ) dalam proses percepatan penyelesaian perkara sebagaimana telah dituangkan dalam tujuan dan sasaran strategis, sebagaimana SE Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2014.
26
(REVIU I TAHUN 2020) INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGUNG
JAWAB SUMBER DATA 1.
Terwujudnya
Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan.
Panitera
Laporan Bulanandan Laporan Tahunan b. Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu : 1)Pidana/Kejahatan 2)Pelanggaran Lalu Lintas
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan c. Persentase penurunan sisaperkara.
Tn = Sisa perkara tahun berjalan Tn.1 = Sisa perkara tahun sebelumnya.
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan d. Persentase perkara yangTidak Mengajukan Upaya Hukum :
• Banding
• Kasasi
• PK
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan x 100%
x 100%
x 100%
x 100%
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
2.
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Salinan Putusan yang dikirim ke Papera, Oditur, Polisi Militer, Ankum/Terdakwa dan Penasehat Hukum atas permintaan/Pengadilan Pengaju tepat waktu.
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunanb. Persentase berkas perkara yang dimohonkan Upaya Hukum Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu
Jumlah berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap
Jumlah berkas perkara yang di selesaikan (putus)
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan3.
Meningkatnya Akses
Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
Panitera
Laporan Bulanan dan Laporan TahunanCatatan : Pengirman berkas tepat waktu (banding 14 hari).
27
x 100%
x 100%
x 100%
Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dapat digambarkan sebagai berikut :
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA FORMULA
1 4.
5. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasan
nya terpenuhi
1 Peningkatan proses percepatan dan
penyelesaian perkara
a
b
c
Persentase sisa perkara yang diselesaikan:
1) Tingkat Pertama - Pidana Umum - Pidana Militer - Pelanggaran Persentase Perkara Tingkat Pertama yang diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulan:
- Pidana Umum - Pidana Militer - Pelanggaran Persentase Perkara Tingkat Pertama (Perkara Inabcentia) yang diselesaikan dalam Jangka waktu 5 bulan :
- Pidana Militer
a
b
c
Jml sisa perkara yang diselesaikan dibagi Jml sisa perkara yang harus diselesaikan
X 100%
Jml Perkara Tingkat Pertama yang diselesaikan dlm jangka waktu 5 bl. dibagi Jml Perkara Tingkat Pertama yang hrs diselesaikan dlm jangka waktu 5 bulan X 100%
Jml Perkara Tingkat Pertama Inabcentia yang diselesaikan dlm waktu 5 bulan dibagi Jumlah Perkara Inabcentia yg hrs
diselesaikan dalam jangka waktu 5 bulanX 100%
6.
d Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling
- Pidana Umum - Pidana Militer - Pelanggaran
d Jumlah perkara yg diselesaikan dengan cara sidang keliling dibagi Jumlah perkara yang harus diselesaikan secara sidang keliling X 100%
28
LKjIP PENGADILAN MILITER III-14 DENPASAR TAHUN 2020
2 Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan untuk mencari keadilan
2 Peningkatan akseptabilitas putusan hakim
Persentase Perkara Tingkat Pertama yang tidak mengajukan upaya hukum:
- Banding - Kasasi - PK
Jumlah putusan Perkara Tingkat Pertama yang tidak mengajukan upaya hukum dibagi Jumlah Perkara Tingkat Pertama yang diputus X 100%
3 Meningkat nyakepas- tian hukum
3 Peningkatan efektifitas Pengelolaan administrasi penyelesaian perkara
a
b
c
d
e
Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK, yang disampaikan secara lengkap
Persentase berkas perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis
Persentase penyampaian pemberitahuan putusan tepat waktu, tempat dan para pihak
Ratio Majelis Hakim terhadap perkara Persentase responden yang puas terhadap proses Peradilan
a
b
c
d
e
Jml berkas perkara yg diajukan Banding, Kasasi dan PK yg lengkap dibagi Jumlah berkas yang diajukan Banding, Kasasi dan PK X 100%
Catatan:
Lengkap = terdiri dari bundel A dan B
Jml berkas perkara yang didistribusikan ke Majelis dibagi Jml berkas perkara yang diterima/tersedia X 100%
Jml pemberitahuan put yg disampaikan ke para pihak tepat waktu dibagi Jml putusan
X 100%
Jml perkara putus dibagi Jml Majelis Hakim = …… perkara Jml responden yang puas terhadap proses peradilan dibagi Jumlah responden yang disurvey X 100%
29