• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai bentuk dan strategi penelitian, sumber data dan teknik sampling, teknik pengumpulan data dan uji kepercayaan, teknik analisis, dan prosedur dan jadual penelitian.

A. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan penggunaan strategi pendekatan fenomenologi. Penelitian ini akan mengeksplorasi dinamika perkembangan terapi pada anak berkebutuhan khusus (ABK) dan persepsi kepuasan kerja okupasi terapis yang menanganinya. Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subyektif dari berbagai jenis dan tipe subyek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasi interpretasi dunia. Dalam hal ini, para fenomenologis ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain (Moleong, 2009).

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Alsa, 2004) peneliti dengan pendekatan fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan saling pengaruhnya dengan manusia dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian fenomenologi dipilih untuk mengeksplorasi pengalaman kepuasan kerja okupasi terapis terhadap kemajuan terapi anak dengan gangguan perkembangan. Fenomena yang diteliti dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja okupasi terapis. Pengalaman individu terhadap suatu

(2)

fenomena yang dialami menjadi dasar pemahaman tentang fenomena kemajuan terapi anak dengan gangguan perkembangan.

B. Sumber Data dan Teknik Sampling

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah okupasi terapis yang menangani atau bekerja dengan anak-anak berkebutuhan khusus di rumah sakit atau klinik-klinik di Surakarta. Peneliti menargetkan untuk mendapatkan 5 sampai 7 sampel yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.

Sampel penelitian dipilih dengan non-probability sampling menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu dan dengan pertimbangan yang beragam (Creswell, 2013).

Adapun pertimbangan yang terkait adalah partisipan dalam sampel dan ukuran sampel. Sehingga dari pertimbangan tersebut penulis menentukan kriteria inklusi partisipan sebagai berikut: (1) Okupasi Terapis berpengalaman di atas 10 tahun di Surakarta; (2) Okupasi Terapis yang telah berpengalaman menangani kasus-kasus ABK, antara lain GSA, GPPH, anak dengan gangguan komunikasi dan belajar, cerebral palsy, down syndrome, retardasi mental/disabilitas intelektual; (3) Kooperatif atau mampu menjawab pertanyaan dengan baik, dan (4) Sampel tidak memiliki gangguan memori.

Sedangkan kriteria eksklusi partisipan yaitu: (1) Sampel yang merupakan pemilik klinik terapi; (2) Tidak konsisten dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian. Peneliti menentukkan lokasi di Surakarta, peneliti menyeleksi okupasi terapis yang berdomisili di Surakarta, kemudian peneliti menghubungi secara personal untuk ketersediaannya menjadi sampel penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Uji Kepercayaan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara dan dokumentasi.

(3)

a. In-depth interview

Definisi wawancara menurut Moleong (2009), adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Pengumpulan data menggunakan wawancara semi - struktur (semistruture interview) yang termasuk kedalam kategori in – depth interview yang bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya (Sugiyono, 2012). Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam penelitian ini informasi yang dicari adalah dinamika perkembangan terapi ABK dan persepsi kepuasan kerja okupasi terapis dalam menanganinya. Peneliti juga membuat panduan wawancara berupa beberapa pertanyaan terbuka yang bertujuan untuk menggali informasi yang ingin didapatkan.

Panduan wawancara disusun secara khusus berdasarkan teori-teori yang telah ada, kemudian dibuat dalam bentuk modul wawancara.

Sebelum wawancara dilakukan, peneliti menyiapkan panduan wawancara yang telah dibuat. Wawancara dilaksanakan mengikuti panduan wawancara. Untuk tambahan salah satu instrumen yang dipakai untuk crosscheck adalah The Job Satisfaction Survey (JSS).

b. Dokumentasi

Dokumentasi berupa perekaman menggunakan handphone atau alat perekam yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Perekaman dilakukan setelah memperoleh persetujuan, sampel menjawab beberapa pertanyaan yang telah peneliti susun dalam penelitian. Hasil rekaman akan dibuat dalam bentuk transkrip (verbatim).

(4)

2. Uji Kepercayaan Data

Menurut Sugiyono (2009) uji keabsahan data pada penelitiaan kualitatif dilakukan melalui uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektifitas). Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas untuk menguji keabsahan data.

Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Pengujian kredibilitas dalam penelitian ini digunakan triangulasi, perpanjangan pengamatan, dan member check.

Triangulasi yang digunakan meliputi triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan menggali informasi dari ketua Jendela Ide lalu triangulasi ke fasilitator serta melebar ke anggota workshop. Data dari sumber-sumber tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana yang memiliki pandangan sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dari sumber yang sama yaitu salah satu fasilitator. Jika hasil kroscek ketiganya saling terkait maka data dapat dipercaya kebenarannya. Kemudian peneliti juga melakukan perpanjangan pengamatan yakni peneliti tidak hanya mengobservasi kegiatan workshop sekali saja. Peneliti juga menggunakan member check dengan melakukan pengecekan data yang diperoleh disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut valid. Triangulasi data dapat dilakukan melalui sampel itu sendiri, keluarga dan teman terdekat dari sampel.

D. Teknik Analisis

Dalam analisis data peneliti menggunakan teknik thematic analysis.

Peneliti menggunakan teknik ini guna untuk mendukung penelitian karena

(5)

dalam studi riset fenomenologis membutuhkan prosedur analisis data yang terstruktur. Dalam thematic analysis ini peneliti mencoba untuk mengelompokkan makna-makna yang sama secara umum atau garis besar, kemudian dari pengelompokan data yang telah dibuat peneliti membuat kode tertentu dan mendiskripsikan tema tersebut dengan semua data yang ada.

Terakhir peneliti membuat tema dari keseluruhan coding atau kode yang telah dibuat sebelumnya (Creswell, 2013). Penggunaan thematic analisys memungkinkan peneliti menemukan tema yang pihak lain tidak bisa melihatnya secara jelas. Tema tersebut tampil seolah secara acak dalam tumpukan informasi yang tersedia. Thematic analisys merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema, atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal-hal di antara gabungan dari yang telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena (Sweeney, Hausknecht, & Soutar, 2000). Menurut Smith (2009), tahap-tahap Interpretative Phenomenological Analysis yang dilaksanakan sebagai berikut: 1) reading and re-reading, 2) initial noting, 3) developing emergent themes, 4) searching for connections acrossemergent themes, 5) moving the next cases, and 6) looking for patterns across cases. Masing-masing tahap analisis diuraikan sebagai berikut:

1. Reading and Re-reading

Dengan membaca dan membaca kembali penulis menenggelamkan diri dalam data yang original.Bentuk kegiatan tahap ini adalah menuliskan transkrip interview dari rekaman audio ke dalam transkrip dalam bentuk tulisan. Dengan membaca dan membaca kembali juga memudahkan penilaian mengenai bagaimana hubungan dan kepercayaan yang dibangun antar interview dan kemudian memunculkan letak-letak dari bagian-bagian yang kaya dan lebih detail atau sebenarnya kontradiksi dan paradox.

(6)

2. Initial Noting

Analisis tahap awal ini sangat mendetail dan mungkin menghabiskan waktu. Tahap ini menguji isi/konten dari kata, kalimat dan bahasa yang digunakan partisipan dalam level eksploratori.Analisis ini menjaga kelangsungan pemikiran yang terbuka (open mind) dan mencatat segala sesuatu yang menarik dalam transkrip. Proses ini menumbuhkan dan membuat sikap yang lebih familier terhadap transkrip data. Selain itu tahap ini juga memulai mengidentifikasi secara spesifik cara-cara partisipan mengatakan tentang sesuatu, memahami dan memikirkan mengenai isu-isu.

3. Developing Emergent Themes (Mengembangkan kemunculan tema- tema)

Meskipun transkrip interview merupakan tempat pusat data, tetapi data itu akan menjadi lebih jelas dengan diberikannya komentar eksploratori secara komprehensip. Dengan komentar eksploratori tersebut maka pada seperangkat data muncul atau tumbuh secara substansial. Untuk memunculkan tema-tema penulis membatasi perubahan data dengan menganalisis secara simultan.

4. Searching for connection a cross emergent themes

Partisipan penelitian memegang peran penting semenjak mengumpulkan data dan membuat komentar eksploratori. Atau dengan kata lain pengumpulan data dan pembuatan komentar eksploratori di lakukan dengan berorientasi pada partisipan. Mencari hubungan antar tema-tema yang muncul dilakukan setelah penulis menetapkan seperangkat tema-tema dalam transkrip dan tema-tema telah diurutkan secara kronologis. Hubungan antar tema-tema ini dikembangkan dalam bentuk grafik atau mapping/pemetaan dan memikirkan tema-tema yang bersesuaian satu sama lain.

5. Moving the next cases

Tahap analisis 1-4 dilakukan pada setiap satu kasus/partisipan.Jika satu kasus selesai dan dituliskan hasil analisisnya maka tahap selanjutnya

(7)

berpindah pada kasus atau partisipan berikutnya hingga selesai semua kasus. Langkah ini dilakukan pada semua transkrip partisipan, dengan cara mengulang proses yang sama.

6. Looking for patterns across cases

Tahap akhir merupakan tahap keenam dalam analisis ini adalah mencari pola-pola yang muncul antar kasus/partisipan. Apakah hubungan yang terjadi antar kasus, dan bagaimana tema-tema yang ditemukan dalam kasus-kasus yang lain memandu peneliti melakukan penggambaran dan pelabelan kembali pada tema-tema. Pada tahap ini dibuat master table dari tema-tema untuk satu kasus atau kelompok kasus dalam sebuah institusi/organisasi.

E. Prosedur dan Jadwal Penelitian 1. Prosedur Penelitian

Penelitian kualitatif didesain secara longgar, tidak ketat sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di lapangan. Menurut Sugiyono (2007) terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1) Tahap deskripsi atau tahap orientasi

Pada tahap ini peneliti mendiskripsikan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, kemudian peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.

2) Tahap pereduksi

Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.

3) Tahap seleksi

Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci, kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi

(8)

berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru.

Menurut Sudjana (2001) secara spesifik ketiga tahap di atas dapat dijabarkan dalam tujuh langkah penelitian kualitatif yaitu:

1) Identifikasi masalah

Di dalam penelitian, sebaiknya seorang peneliti melakukan identifikasi masalah dengan mengungkapkan semua permasalahan yang terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.

2) Pembatasan masalah

Dalam penelitian kualitatif, kajian yang terlalu luas memungkinkan adanya hambatan dan tantangan yang lebih banyak, sehingga pembatasan masalah merupakan langkah penting dalam menentukan kegiatan penelitian.

3) Menetapkan fokus penelitian

Penetapan fokus berarti membatasi kajian dan menetapkan kriteria data penelitian.

4) Pengumpulan data

Pada tahap ini yang perlu dipenuhi antara lain rancangan atau skenario penelitian, memilih dan menetapkan setting (latar) penelitian, mengurus perijinan, memilih dan menetapkan informan (sumber data), menetapkan strategi dan teknik pengumpulan data, serta menyiapkan sarana dan prasarana penelitian.

5) Pengolahan dan pemaknaan data

Analisis data kualitatif yang meliputi pengolahan dan

pemaknaan data dimulai sejak peneliti memasuki lapangan, saat pengumpulan sampai akhir kegiatan pengumpulan data secara berulang sampai data jenuh (tidak diperoleh lagi informasi baru).

(9)

6) Pemunculan teori

Dalam penelitian kualitatif, teori tidak dimanfaatkan untuk membangun kerangka pikir dalam menyusun hipotesis. Teori berfungsi sebagai alat dan berfungsi sebagai fungsi tujuan.

7) Pelaporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah melakukan kegiatan pengumpulan data penelitian dinyatakan sukses.

2. Jadwal Penelitian

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Tahun 2019 2020

Mei Jun Jul Agt Sep Okt- Des

Jan

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal 3. Perizinan

Penelitian 4. Pelaksanaan

Penelitian dan Pengumpulan Data

5. Analisis Data dan Penyusunan Laporan

6. Presentasi Hasil

Gambar

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(2009) menyimpulkan bahwa hubungan pengaruh yang paling kuat terhadap sikap petani adalah variabel keuntungan yang dirasakan, variabel kemudahan yang dirasakan dan variabel

Faktor Internal: Kekuatan yang di miliki objek wisata air terjun Sumber Pitu yaitu (panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli, suasana objek wisata, kondisi alam,

Berdasar- kan hasil analisa yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar orang tua atau wali murid TKIT Al Mukmin memperlihatkan bahwasannya gadget memiliki

Strategi pembelajaran aktif peer lesson merupakan strategi pembelajaran aktif peer lesson yang disertai teori sibernetik. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga skripsi dengan judul Studi Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan di

Due to the consideration that speaking is important, the writer suggests a new learning situation for teaching speaking to the second semester students of the

Sistem Pb 2 Ba 2 Ca 2 Cu 3 O 9 juga merupakan senyawa oksida keramik yang mempunyai struktur berlapis-lapis dengan ciri khas sisipan lapisan CuO 2 .Ada korelasi antara

(2) Faktor-faktor yang mendorong pergeseran konsumsi pangan pokok non beras menjadi beras adalah pendapatan yang cukup sebesar 70 persen, kemudahan dalam memperoleh pangan