• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN DESA KELURAHAN BONTO SUNGGU KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG SULASTRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN DESA KELURAHAN BONTO SUNGGU KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG SULASTRI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i SULASTRI

Nomor Stambuk : 105640133311

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

ii SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu pemerintahan (S.Ip)

Disusun dan Diusulkan Oleh

SULASTRI

Nomor Stambuk : 105640133311

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita lihat sekarang ini banyak Kabupaten yang tidak berkembang dikarenakan kurangnya inovasi – inovasi yang mendukung perkembangan suatu Kabupaten tersebut, terkadang juga berpengaruh pada suatu pemimpin yang ada karena suatu pememimpin sangat berperan penting dalam suatu pengembangan Kabupaten. Seiring berkembangnya waktu dan semakin canggihnya teknologi, masyarakat pasti atau ingin tempat tinggalnya berkembang seperti Kabupaten yang lain, mempunyai pemimpin yang bertanggung jawab dan memperhatikan masyarakatnya, dan masyarakat juga menginginkan perubahan baik dari segi pertanian dan semacamnya.

Setiap pemimpin harus mempunyai tujuan atau pilar yang harus dicapai agar setiap perkembangan suatu kabupaten bisa terlihat bagi masyarakat dan juga pembangunan – pembangunan tersusun sesuai pencapaian. Adapun tiga pilar yang ada Di Kabupaten Bantaeng dalam program pembangunan yaitu : 1.Pilar penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, 2. Pilar menjadikan Kabupaten Bantaeng berbasis teknologi, 3. Pilar Bantaeng sebagai pusat perkembangan ekonomi baru

Program yang dicanangkan ini, bukan program muluk – muluk, tapi program ini di dasari dari hasil evaluasi Badan Penelitian Provinsi Sulawesi Selatan, tentang kajian layanan publik terhadap kabupaten dan kota. Hasil evaluasi Bank Indonesia melalui pendekatan regional Long Devision Ratio

(14)

(LDR), MOU dengan Ehime Toyota Jepang, menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai daerah binaan dalam rangka akselerasi pembangunan di Kabupaten Bantaeng.

Badan Evaluasi Penelitian Provinsi Sulawesi Selatan, Bantaeng berhasil menduduki rangking pertama dengan nilai 93,72%, disusul masing – masing dari Kabupaten Pangkep, Barru dan Enrekang, serta urutan kelima Sinjai.

Penilaian ini, melalui beberapa pendekatan. Diantaranya pendekatan pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Hasil penilaian Bank Indonesia, melalui pendekatan regional, Long Devision Ratio (LDR), Kabupaten Bantaeng berhasil meraih rangking 1 dengan nilai 135%. Dalam skala nasional, Kabupaten Bantaeng berdasarkan survey Bappenas melalui pendekatan wilayah kabupaten tertinggal, dari 14 kabupaten tertinggal di Sul-Sel, Kabupaten Bantaeng sudah keluar dari kabupaten tertinggal, yang sebenarnya pemerintah menargetkan keluar dari kabupaten tertinggal nanti pada tahun 2012.hasil ini diperoleh melalui survey Bappenas yang dilakukan berdasarkan pendekatan pendidikan, kesehatan dan ekonomi, infrastruktur dan kapasitas keuangan daerah.

Skala internasional, Kabupaten Bantaeng juga telah berhasil melakukan MOU dengan Ehima Toyota Jepang, menjadikan Kabupaten Bantaeng sebagai daerah binaan dalam rangka akselerasi pembangunan di Kabupaten Bantaeng. Dan keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama dengan semua komponen yang terkait dalam struktur pemerintahannya. Terbukti, program pembangunan yang direncanakan telah mengalami proses perealisasian. Seperti baru – baru ini telah dilakukan pembangunan rumah sakit berlantai lima.

(15)

1. Bidang pariwisata, pemerintah merencanakan pembangunan wisata pantai yang refresentatif dan sudah dilaksanakan pembangunan tempat rekreasi di Korongbatu, yang bertaraf internasional dengan luas areal 4 hektar.

2. Bidang perikanan dan kelautan serta perhubungan, telah dilakukan pembangunan pelabuhan samudra terletak di desa Bonto Jai. Serta sarana perhubungan darat yang semakin luas sehingga dapat membuat transportasi darat semakin lancar dan aman.

3. Bidang perdagangan, telah dibangun pusat perbelanjaan dengan desain yang padu sebagai pasar tradisional dengan suasana modern yang berlokasi di Lambocca.

Yang tak kalah pentingnya, Pemerintah Kabupaten Bantaeng telah menandatangi kerjasama Jepang dalam bidang ekspor Talas, dengan wacana kalau disiapkan lahan seluas 200 ha dengan hasil 300 ribu ton/tahun. Diprediksi royalty Rp. 10.000/kg, akan diperoleh pemasukan per tahun dari ekspor Talas ini sebesar Rp. 30 milyar/tahunnya. (Jalal Maulana)

Pentingnya Model Komunikasi di Pemerintahan agar terjalin kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan guna menunjang kinerja pegawai dalam menjalankan tugas yang telah disusun dalam program kerja suatu instansi pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Model Komunikasi

(16)

Pemerintah Daerah Dalam Pelembagaan Inovasi Akselarasi Desa Mandiri Kabupaten Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Model Komunikasi Pemerintah Daerah Dalam Pelembagaan Inovasi Akselarasi Desa mandiri Kabupaten Bantaeng.

D. Kegunaan penelitian

1. Kegunaan dari segi keilmuan/akademis:

a. Memperluas dan memperbanyak khazanah ilmiah keilmuan akselerasi desa mandiri yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah khususnya Aselerasi Desa Mandiri yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kebijakan manusia.

b. Menjadikan pendorong bagi studi lebih lanjut untuk pengembangan model inovasi dalam cakupan yang lebih luas.

2. Kegunaan dari segi praktis

a. Memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan model inovasi komunikasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Memberikan bahan pengempurna kebijakan dalam pelaksanaan model inovasi komunikasi yang sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah setempat dan lingkungan dalam upaya meningkatkan kinerja model inovasi komunikasi.

(17)

5 A. Konsep Model Komunikasi

Pada umumnya literatur tentang model sepakat untuk mendefinisikan kata „model‟ sbagai suatu representasi atau formuliksasi dalam bahasa tertentu yang disepakati dari suatu sistem nyata. Adapun sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang dijadikan titik perhatian dan permasalahan. Dengan demikian, pemodelan adalah proses membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu.

(Ackoff, 1962) mencatat bahwa pengertian model dapat dipandang dari tiga jenis kata. Sebagai kata benda, model berarti (gambaran, perwakilan, atau perlambangan), misalnya miniatur pesawat terbang N250 adalah model dari pesawat sebenarnya. Sebagai kata sifat berarti (ideal, idaman, teladan, atau cita-cita), misalnya dermawan adalah model mahasisswa teknik masa kini. Model sebagai kata kerja berarti memperagakan, mempertunjukkan (demonstrasi) atau memamerkan, misalnya pasangan itu memamerkan gaun pengantin budaya Makassar. Ketiga arti model ini dipakai dalam proses pemodelan, model dirancang sebagai gambaran operasi suatu sistem nyata secara ideal guna menjelaskan atau menunjukkan hubungan-hubungan penting yang terlibat.

Murthy (1990) menyatakan bahwa model adalah representasi yang memadai dari suatu sistem. Model itu disebut memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pemikiran analisis (pemodel).

(18)

(Murdick, 1984) menyatakan bahwa model adalah aprocksimasi atau penyimpulan (abstraction) dari sistem nyata yang dapat kita susun dalam berbagai bentuk. (Gordon, 1978) mendefinisikan sebagai kerangka utama informasi (body of information) tentang sistem yang dikumpulkan untuk mempelajari sistem tersebut. Karena tujuan mempelajari sistem akan menentukan informasi-informasi apa saja yang dikumpulkan dari sistem, maka tidak hanya satu model sistem saja yang akan membuat suatu gambaran sistem. Hal ini mengakibatkan bahwa dengan sistem yang sama dapat dihasilkan dengan model yang berlainan oleh analisis yang berbeda, karena aspek yang menarik perhatian para analis pada sistem itu berbeda-beda pula. Atau bisa saja terjadi bahwa analis yang sama akan membuat model yang berbeda untuk sistem sejenis karena pemahamannya tentang sistem yang diamati berubah. Kata-kata kunci pengertian ini adalah sistem yang terdiri semua elemen permasalahan yang dipelajari. Elemen-elemen yang terpenting yaitu adanya proses penyederhanaan, karena jika model terlalu kompleks tidak memungkinkan memberikan pengertian padahal kegunaan model adalah untuk memahami permasalahan penampilan yaitu dapat ditampilkan dengan berbagai cara, ruang lingkup masalah yang dimaksud yang tergantung pada sudut pandang tertentu.

Pemodelan menyangkut kemampuan untuk menampilkan persoalan dan juga metodologi untuk menganalisis persoalan. Hasil akhir permodelan itu sendiri adalah model dan kita dapat mengatakan bahwa model adalah representasi kualitatif dan kuantitatif suatu proses atau usaha yang memperlihatkan pengaruh faktor-faktornya secara signifikan dari masalah yang dihadapi. Oleh karena itu,

(19)

ukuran keberhasilan permodelan bukan dilihat dari besar atau rumitnya model, tetapi kecukupan jawab terhadap permasalahan yang ditinjau (Gordon, 1978).

Melakukan eksperimen langsung pada sistem nyata untuk memahami beberapa kondisi adalah mungkin dan lakukan. Namun pada kenyataannya, kebanyakan sistem nyata itu terlalu kompleks atau terlalu hipotesis, sehingga tidak akan layak (terlalu mahal atau tidak praktis) atau tidak mungkin dilakukan eksperimen secara langsung. Secara umum, kendala-kendala inilah yang menjadi alasan bagi analis untuk membuat model (Gordon, 1978).

B. Konsep Komunikasi Pemerintahan 1. Pengertian komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris “communicattion”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis dalam kata communis ini memiliki makna „berbagi‟ atau „menjadi milik bersama‟ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi adalah sebagai suatu proses penyampaian pikiran, perasaan dari seseorang kepada orang lain. Pendapat lain menyatakan, komunikasi sebagai pengoperan ide dan gagasan untuk menyatukan kekuatan sehingga terjadi interaksi antara orang-orang yang berkomunikasi, menuju pencapaian tujuan bersama (kesamaan makna).

Kincaid mengemukakan, komunikasi adalah proses saling berbagi atau menggunakan informasi secara bersama danpertalian antara para peserta dalam proses informasi. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Siporin bahwa,

(20)

komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan dalam proses itu terjadi kegiatan-kegiatan member/mengirim, menerima, dan menanggapi pesan-pesan di antara orang-orang yang berinteraksi.

Berlo dalam bukunya Communication Process mengemukakan komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebut dimana makna yang diperolehnya tersebut sama dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber (Berlo). Sedangkan Myers & Myers mengemukakan pendapatnya tentang komunikasi sebagai titik pusat kekuatan menyatukan sehingga terjadi koordinasi antara orang-orang dan karenanya mereka akan bergerak pada suatu tindakan yang terorganisir.

Berdasarkan pernyataan dan definisi tersebut diatas dapat dikemukakan secara umum bahwa, komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia mengenai isi fikiran dan perasaannya. Pengungkapan isi fikiran dan perasaan tersebut apabila mengaplikasikan secara benar dengan etika yang tepat akan mampu mencegah dan menhindari konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku, bahkan antar bangsa, sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Perkembangan selanjutnya penyampaian isi fikiran dan atau perasaan oleh seseorang dalam istilah komunikasi disebut komunikator dan isi fikiran atau perasaan yang disampaikan dinyatakan sebagai pesan, sedangkan yang menerima disebut komunikan. Apabila antara komunikator dan komunikan atau sebaliknya tidak terdapat kesamaan makna karena salah satunya tidak mengerti apa yang dimaksud isi pesan yang disampaikan, kondisi demikian dinyatakan suasana

(21)

komunikasi yang belum efektif. Dengan kata lain komunikasi yang berlangsung tidak komunikatif. Persoalannya adalah bagaimana kiat, keterampilan dan strategi berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti, dipahami dan dilakukan oleh komunikasi persis seperti apa yang ada pada pikiran dan perasaan komunikator. Untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut terlebih dahulu kita harus memahami pengertian komunikasi baik secara etimologos maupun pengertian dan definisi komunikasi itu sendiri, tujuan, fungsi serta proses juga unsur-unsur komunikasi dan hal-hal mendasar dalam berkomunikasi.

Menelusuri asal kata komunikasi, berasal dari bahasa latin yakni

“communicatio” bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama.

Menurut Gde secara etimologis mendefinisikan, komunikasi sebagai proses yang membuat suasana berbeda dalam kebersamaan kepada dua orang atau lebih yang tadinya monopoli satu orang saja.

Pengertian dan asal kata komunikasi tersebut di atas apabila dicirikan merupakan suatu karakteristik dari makna yang releven dengan komunikasi manusia, yakni kebersamaan. Dengan demikian pengertian yang berkaitan dengan komunikasi pada kenyataannya adalah merupakan fenomena sosial. Karena jelas aspek makna yang fundamental sebagaimana terdapat dalam komunikasi manusia adalah sifat sosialnya. Kajian lebih mendalam tentang makna bersama tersebut bukanlah bararti sama, karena konsep tentang kebersamaan itu berbeda-beda diantara berbagai perspektif. Namun mengupayakan suasana kebersamaan dalam perbedaan.

(22)

Apa arti makna dalam komunikasi, bagaimana serta mengapa para komunikator berbagi makna bersama dalam komunikasi? Untuk menjawab semua pertanyaan itu dapat dipahami melalui wacana apa yang sedang dibahas untuk konteks tertentu. Maksudnya adalah menjawabnya ada dalam suatu prspektif yang digunakan untuk memandang kondisi tersebut. Di samping itu perlu diingat bahwa suatu perspektif belum tentu akan relevan menurut perspektif yang lain.

Demikian juga pertanyaan tentang apakah suatu jawaban itu benar atau salah atau cukup baik, juga tidak relevan karena telah disadari bahwa kebenaran sejati tidak perna menjadi permasalahan, namun justru menemukan daya guna secara teoritis dan praktis merupakan permasalahannya. Sosialisasi tentang makna komunikasi, adalah salah satu alternative dalam rangka pemehaman komunikasi. Karena makna sebagai konsep komunikasi, mencakup lebih daripada sekedar penafsiran atau pemahaman seorang individu saja.

2. Fungsi Komunikasi

Bertolak dari pengertian dan pemaknaan komunikasi yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar bagi semua interaksi manusia, termasuk didalamnya interaksi kelompok. Oleh sebab itu komunikasi dikaitkan memiliki peran dominan dalam kehudupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan peran tersebut, yaitu antara lain :

a. Mencapai pengertian satu sama lain; b. Membina kepercayaan;

(23)

d. Merencanakan strategi;

e. Melakukan pembagian pekerjaan; f. Melakukan aktivitas kelompok; dan g. Berbagi rasa.

Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human

communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena itu

komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi dan ia juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Arus penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan melalui jaringan yang sifat hubungannya saling tergantung satu sama lain berdasarkan aturan-aturan formal. Pesan yang disampaikan dan yang diterima bukan saja berupa informasi, melainkan juga penyebaran ide-ide (sharing ideas), instruksi (instruction), atau perasaan-perasaan

(feelings) berhubungan dengan tindakan dan kebijakan pemerintah. Melalui

komunikasi pemerintahan, birokrat pemerintah berbagi informasi, gagasan atau perasaan, dan sikap dengan partisipan komunikasi lainnya yang disebut komunikan, yaitu aparatur pemerintah untuk internal organisasi dan dunia usaha, masyarakat dan organisasi- organisasi non-pemerintah untuk eksternal organisasi, dan sebaliknya.

Bagaimanapun organisasi pemerintahan tidak akan dapat melaksanakan fungsinya, dan tidak akan dapat mengefisienkan dan mengefektifkan penggunaan sumber-sumbernya, dan pada akhirnya tidak akan dapat mencapai tujuannya tanpa komunikasi. Pemahaman tentang peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi dalam organisasi pemerintah, seperti apakah pesan diterima dan dilaksanakan

(24)

dengan benar, memungkinkan organisasi pemerintah mencapai tujuannya sesuai dengan harapan. Oleh karena itu komunikasi pemerintahan merupakan salah satu fungsi penting dalam organisasi pemerintahan baik untuk managing staff dan managing people.

Komunikasi pemerintahan untuk managing staff merupakan komunikasi internal organisasi dan bertujuan agar pegawai atau staf mengetahui dan memahami apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan dan agar eksekutif pemerintah mendapatkan informasi dari pegawai tentang hasil pelaksanaan pekerjaan yang kesemuanya bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi pemerintah secara efektif dan efisien. Komuniksi pemerintahan untuk managing

people merupakan komunikasi eksternal organisasi untuk memberikan informasi

tentang berbagai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan pemerintah kepada masyarakat, organisasi-organisasi non pemerintah, termasuk komunitas atau institusi bisnis, sekaligus mendapatkan informasi dari mereka untuk membuat kebijakan dan peraturan dan juga informasi tentang dampak dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menentukan apakah kebijakan atau peraturan tersebut dilanjutkan atau dihentikan, direvisi atau dimodifikasi.

3. Pengertian Pemerintahan dan Fungsi Pemerintahan

Secara etimologis kata pemerintahan berasal dari “pemerintah”, kata pemerintah sendiri berasal dari kata “perintah” yang berarti menyuruh melakukan sesuatu pekerjaan (Pamuji Hasan, 2010;1)

Pemerintahan dalam arti sempit adalah semua aktifitas, fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan Negara.

(25)

Pemerintahan dalam arti luas adalah semua aktifitas yang terorganisasi yang bersumber pada kedaulatan, dan kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat, atau penduduk dan wilayah negara itu demi tercapainya tujuan negara. Pemerintahan juga dapat didefinisikan dari segi struktural fungsional sebagai sebuah sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mencapai tujuan Negara (Haryanto, 1997).

Pemerintahan merupakan suatu bentuk organisasi dasar dalam suatu negara. Tujuan dari pemerintahan harus bersifat mendidik dan memimpin yang diperintah, ia harus serempak dijiwai oleh semangat yang diperintah, menjadi pendukung dari segala sesuatu yang hidup diantara mereka bersama, menciptakan perwujudan segala sesuatu yang diingini secara samar-samar oleh semua orang yang terbaik dan terbesar.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka terdapat beberapa pernyataan yang menunjukkan fungsi pemerintahan antara lain : 1) Bersikaf mendidik dan memimpin yang diperintah artinya pemerintahan yang berfungsi sebagai leader (pemimpin) dan educator (pendidik). Para pamong, diharapkan dapat memimpin dan menjadi panutan masyarakat; 2) serempak dijiwai oleh semangat yang diperintah, artinya pemerintah dapat memahami aspirasi yang berkembang di masyarakat. Pemerintahan yang baik adalah mengerti apa yang diinginkan dan menjadi kebutuhan masyarakat; 3) menjadi pendukung dari segala sesuatu yang hidup diantara mereka barsama artinya pemerintahan sebagai katalisator dan dinamisator masyarakat. Sebagai katalisator artinya sebagai penghubung bagi

(26)

setiap kelompok kepentingan di masyarakat. Sedangkan sebagai dinamisator artinya penggerak segala bentuk kegiatan masyarakat; 4) menciptakan perwujudan segala sesuatu yang diingini segala samar-samar oleh semua orang artinya pemerintah harus peka terhadap perubahan yang terjadi di nasyarakat; 5) melukiskan semua secara nyata dan dituangkan semua dalam kata-kata oleh orang-orang yang terbaik dan terbesar. Artinya pemerintahan harus merancang berbagai kebijakan yang dituangkan dalam peraturan-peraturan.

Kemudian kembali kepada fungsi pemerintahan, menurut Van Vollenhofen (1934) dalam bukunya Staatsrecht ivezee, yang dikutip oleh Salam, pemerintahan dibagi menjadi empat fungsi yaitu: 1) fungsi besstur atau pemerintahan dalam arti sempit; 2) fungsi preventive (pencegahan timbulnya pelenggaran-pelanggaran terhadap tata tertib hukum dalam usahanya untuk memelihara tata tirtib masyarakat; 3) fungsi peradilan yaitu kekuasaan untuk menjamin keadilan didalam negara; 4) fungsi regeling yaitu kekuasaan untuk membuat peraturan-peraturan dalam negara. Sesuai pendapat tersebut pada dasarnya fungsi Pemerintahan bertujuan terwujudnya kesejahteraan masyarakat yaitu jika ketertiban, keadilan dan keamanan masyarakat bisa benar-benar terjadi.

C. Model – Model Komunikasi

1. Model Komunikasi dalam Hubungan Kerja

Dalam hubungan kerja dikenal adanya komunikasi informasi dan komunikasi hubungan kerja. Komunikasi informasi biasanya disampaikan oleh pimpinan kepada unit-unit kerja dibawahnya melalui kegiatan apel kerja atau dalam suasana rapat, sedangkan komunikasi hubungan kerja adalah suatu cara

(27)

dalam penyampaian kegiatan yang harus dilaksanakan dengan tujuan agar kegiatan tersebut dapat berhasil, secara efesien dan efektif. Walaupun secara tegas antara kedua bentuk komunikasi itu tidak dapat dibedakan, namun ditinjau dari sifat dan syaratnya dapat diuraikan berikut ini

Pada komunikasi informasi ide atau gagasan yang disampaikan oleh pihak pertama bertujuan agar pihak kedua dapat menangkap ide dan gagasan tersebut dengan pengertian yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh pihak pertama. Dengan perkataan lain komunikasi informasi memiliki sifat agar terdapat kesesuaian paham antara ide yang disampaikan oleh pihak pertama dengan pihak kedua sebagaimana gagasan, sehingga tercipta ide yang dimunculkan (Yager dalam Pace, 2010:202).

2. Model komunikasi horisontal

Bentuk model komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Bahkan bentuk komunikasi horisontal tertulis cenderung menjadi lebih lazin. Model komunikasi horisontal paling sering trjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan ditelefon, memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran kondisi. Lingkaran kualitas adalah sebuah kelompok pekerja sukarela yang bebagi wilayah tanggung jawab. Yang, penting kelompok ini adalah kelompok kerja biasa yang membuat atau memperbaiki sebuah produk. Prara anggota kelompok mengadakan pertemuan setiap minggu untuk berdiskusi, menganalisis dan mengemukakan gagasan untuk menyemournakan pekerjaan mereka. Mereka dilatih dalam penggunaan prosedur dan teknik-teknik khusus pemecahan masalah,

(28)

seperti diagram sebab-akibat, diagram pareto atau grafik lajur yang datanya disusun menurut urutan kepentingan, histogram, daftar pemeriksaan, dan grafik-grafik. Pemimpin kelompok dilatih dalam keahlian kepemimpinan, metode pengajaran orang dewasa, dan teknik-teknik motivasi dan komunikasi. Lingkaran kualitas umumnya diberi tanggung jawab penuh untuk mengenali dan memecahkan masalah (Yager dalam Pace, 2010:197).

Hambatan-hambatan pada komunikasi horisontal banyak persamaannya dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi ke atas dan bawah. Ketiadaan kepercayaan diantara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas, dan persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi pegawai yang sama tingkatnya dalam organisasi dengan sesamanya.

3. Model komunikasi lintas saluran

Dalam kebanyakan organisasi, muncul keingin pegawai untuk berbagi informasi melalui batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Misalnya, bagian-bagian seperti teknik, peneliti, akunting, dan personalia mengumpulkan data, laporan, rencana persiapan, kegiatan koordinasi, dan memberi nasehat kepada manager mengenai pekerjaan pegawai disemua bagian organisasi. Mereka melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan mengawasi tetapi bukan atasan bawahan mereka (Davis dalam Pace,2010:197).

4. Model komunikasi informal, pribadi, atau selentingan

Bila pegawai berkomunikasi satu sama lainnya tanpa mengindahkan posisinya dalam organisasi, faktor-faktor yang mengarahkan aliran informasi lebih

(29)

bersifat pribadi. Arah informasi kurang stabil. Informasi mengalir keatas, kebawah, horisontal dan melintasi saluran hanya sedikit kalau ada perhatian dalam hubungan posisional. Karena informasi informal/personal muncul dari interaksi diantara orang-orang, informasi ini tampaknya mengalir dengan tidak terduga, dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan (grapevine). Kiasan ini tampaknya sesuai. Grapevine terlihat tumbuh dan menjalar kesetiap arah, menangkap dan menyembunyikan buahnya dibawah kerimbunan dedaunan, nyaris menantang penyelidikan. Informasi yang mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan juga terlihat berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istila komunikasi, selentingandigunakan sebagai “metode penyampaian laporan rahasia dari orang keorang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa (Stein dalam Pace, 2010:200).

5. Model komunikasi interpersonal

Sebelum membicarakan apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal, adalah penting untuk memahami lebih dahulu apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal dan peranannya terhadap komunikasi yang lain. Sesungguhnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi dalam diri sendiri. Dalam diri kita masing-masing terdapat komponen-komponen seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam komunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat. Pesan mulai dan terakhir dalam diri individu masing-masing. Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. (Wenburg dan wilmat dalam muhammad, 1995:159) mengatakan bahwa persepsi individu tidak dapat dicek oleh orang lain tetapi semua atribut pesan ditentukan oleh masing-masing individu.

(30)

6. Model komunikasi umpan balik

Model komunikasi umpan balik adalah suatu elemen yang telah ada dalam model-model komunikasi yang lebih awal. Akan tetapi, pengembangan teori dalam bidang ini lebih terbelakang bila dibandingkan elemen-elemen lain. Hampir seluruh teori komunikasi cenderung menganggap bahwa umpan balik adalah suatu aliran paralel dari arah yang berlawanan (cf Schramm dalam Jahi, 1988:13).

Komunikasi adalah suatu yang berkaitan dengan siapa yang mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai).

Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan. Lalu hubungan dari setiap bagian sosial yang terpisah yang memberikan respon kepada lingkungan. Dan yang terakhir adalah transmisi masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya. 7. Model Komunikasi Interaksi (Wilbur Schramm)

Source to encode message ─ reveiver to decode the message, Model linier berasumsi bahwa seorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan – partisipan dalam proses komunikasi. Oleh karenanya, Wilbur Schraman (1954) mengemukakan bahwa kita juga mengamati hubungan antara seorang pengirim dan penerima. Ia mengonseptualisasikan model komunikasi interaksional yang menekankan proses komunikasi dua arah diantara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah : dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada

(31)

pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus.

Pada komunikasi Interaksi (Wilbur Schramm), sumber dapat menjandi dan sasaran dapat menjandi balik pesan, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing – masing. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu artinya tidak ada pengalaman bersama – sama sehingga komunikasi tidak berlangsung. Bila wilayah yang berimpit itu kecil artinya pengalaman sumber dan pengalaman sasaran sangat jauh berbeda maka sangat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang kepada orang lainnya.

D. Proses Komunikasi Pemerintahan

Seperti komunikasi pada umumnya, maka komunikasi pemerintahan menunjukkan proses pengiriman dan penerimaan pesan (massages) dari satu pihak kepada pihak lain melalui cara-cara dan saluran-saluran tertentu dengan harapan terjadi perubahan perilaku sesuai dengan pesan yang diterima. Jadi tiap komunikasi pemerintahan adalah hasil dari proses rumit yang meliputi baik kognisi (thinking) dan perilaku (doing). Oleh karena itu setiap aktivitas komunikasi harus didasarkan pada elemen-elemen inti yang meliputi: why?, for whom?, what‟s it about?, when?, how?, which channels? (http://www.corporate

interlinkcom.au/planning.html). Dan pemahaman tentang elemen-elemen dalam

(32)

tentang komunikasi pemerintahan atau komunikasi di sektor publik. Satu model umum tentang proses komunikasi pemerintahan diawali oleh pengirim (administrator atau manajer pemerintah) yang berusaha berkomunikasi dengan aparatur birokrasi, masyarakat dan organisasi lain.

Untuk itu dipilih seperangkat informasi sebagai pesan yang ingin dikirimkan (ideation). Ketika hendak mengirim informasi, pengirim menterjemahkan informasi tersebut dalam bentuk kata-kata, tanda-tanda, atau lambang-lambang yang tepat yang diharapkan dapat dengan mudah dipahami oleh penerima dan diharapkan memiliki efek terhadap orang lain. Ekspresi gagasan atau ide dalam bentuk verbal (lisan dan tulisan), atau nonverbal (bahasa isyarat, ekpresi wajah, gerakan, atau gambar), disebut pesan (message). Pesan yang disampaikan dapat berupa kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, keputusan-keputusan. Pesan yang sudah disandi (encode) kemudian disampaikan.

Pesan tersebut dapat disampaikan dengan cara verbal (berbicara untuk menyampaikan pesan lisan, menulis untuk menyampaikan pesan tulisan); atau cara nonverbal (menggambar untuk menyampaikan pesan dalam bentuk gambar, atau melalui tindakan untuk menyampaikan pesan bahasa isyarat). Pesan disampaikan melalui saluran (channel) yang dianggap lebih efektif. Saluran atau alat melalui mana pesan disampaikan dapat berupa surat, memo, laporan, telegram, faksimili, surat kabar, majalah, buku manual, buletin, poster untuk bentuk tulisan; telepon, interkom, TV, konferensi dan pertemuan, pembicaraan untuk komunikasi oral. Masing-masing saluran komunikasi tersebut memiliki

(33)

efektivitas dilihat dari: general available, relatively low cost, high speed,

immediate interaction, dan high impact and attention (Gordon, 1993: 276).

Setelah pesan dikirimkan, maka perhatian dalam proses komunikasi diarahkan ke penerima pesan (receiver). Satu respon khusus diharapkan oleh pengirim dari setiap pesan yang disampaikannya. Dalam kontek ini, pertama-tama penerima melakukan pemaknaan atau interpretasi (decoding) atas pesan yang diterima, dan baru kemudian ia memberi respons terhadap pesan. Bagaimana penerima memberi respon terhadap pesan ditentukan oleh pemahaman penerima atas pesan yang diterimanya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehendaki, bukan suatu persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak berbagai informasi atau tidak.

Respon apa yang diberikan oleh penerima menjadi umpan balik, atau balikan (feedback) bagi pengirim pesan. Atas dasar balikan tersebut, maka pengirim pesan mungkin mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepeda penerima, mungkin mempertimbangkan saluran yang dugunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Umpanbalik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi derajat efektivitas komunikasi. Umpan balik dari penerima pesan terhadap pesan yang diterimanya dapat disampaikan dalam bentuk verbal atau nonverbal. Dalam kontek umpan balik, maka penerima berposisi menjadi pengirim, dan pengirim berposisi menjadi penerima. Jadi komunikasi pemerintahan pada hakekatnya merupakan proses penyebaran dan pertukaran informasi di dalam dan dengan luar organisasi. Melalui komunikasi pemerintahan, maka eksekutif pemerintahan bertukar dan membagi informasi

(34)

dengan yang lain, yaitu dengan legislatif, dengan staf, dengan pelaku bisnis, dan dengan masyarakat. Melalui komunikasi, eksekutif pemerintah atau administrator atau manajer pemerintah bermaksud untuk mempengaruhi sikap (attitude), pemahaman (understanding), dan perilaku (behavior) birokrasi dan masyarakat.

Dengan demikian, tiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis merupakan bagian dari proses komunikasi pemerintahan, baik sebagai sender di satu waktu, dan di waktu lain ia menjadi receiver. Bahkan, komunikasi pemerintahan tidak saja sebagai sarana atau alat bagi pemerintah untuk menyampaikan dan atau menerima informasi tentang suatu kebijakan publik, misalnya, tetapi juga sebagai sarana memadukan kegiatan-kegiatan secara terorganisasi dalam mewujudkan kerjasama. Juga merupakan sarana penyaluran masukan sosial ke dalam sistem sosial, dan sarana memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, sarana untuk mencapai tujuan serta membantu pelaksanaan dan memadukan fungsi-fungsi manajemen. Adapun fungsi komunikasi dalam suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintah sebagai organisasi nonprofit adalah: fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif. Fungsi informatif berarti, komunikasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi dan kemudian menyebarkannya kepada pihak yang membutuhkan, baik internal maupun eksternal. Fungsi regulatif, berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Regulasi dibuat melalui proses komunikasi oleh orang-orang yang berada dalam posisi otoritas pembuat regulasi. Fungsi persuasif dimaksudkan sebagai suatu cara melalui komunikasi dilakukan persuasi kepada

(35)

orang lain sehingga mereka menerima pesan dan melaksanakannya dengan cara sukarela, tanpa paksaan atau dipaksa.

Jaringan komunikasi yang kaku dalam birokrasi pemerintahan era orde baru ditampilkan dalam jaringan berbentuk U terbalik (scalar chain), sebagaimana jaringan rantai komando (chain of command) seperti dalam bagan 1. Ini sesuai dengan ciri-ciri organisasi birokratis: pembagian kerja, struktur hirarkhi, aturan formal dan prosedur, impersonalitas, karir didasarkan atas prestasi, dan rasionalitas. Bagaimanapun juga ciri-ciri tersebut berpengaruh besar terhadap kegiatan komunikasi pemerintahan yang secara khas dianggap sebagai organisasi yang “mengadopsi” ciri-ciri birokrasi. Komunikasi bentuk ini sangat menekankan komunikasi vertikal (vertical communication) dengan arus komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) berdasarkan hubungan kekuasaan (power

relationship) dalam hirarkhi organisasional.

Hubungan kerja dalam komunikasi pemerintahan dikenal adanya komunikasi informasi dan komunikasi penugasan. Yang pertama untuk menyampaikan informasi saja seperti dalam proses komunikasi pada umumnya, sedangkan yang kedua adalah cara memberi tugas supaya diselesaikan dengan efektif dan efisien. Pada komunikasi informasi, info atau ide (buah pikiran) disampaikan oleh administrator pemerintah kepada aparatur birokrasi. Tujuannya utamanya ialah agar aparatur birokrasi yang berada di bawah kewenangannya menangkap informasi dan ide itu dengan pengertian yang sama seperti pengertian pihak administrator.

Tujuan komunikasi ialah menyampaikan informasi sehingga ada kesesuaian paham di antara kedua belah pihak Sebaliknya, tujuan komunikasi

(36)

dalam organisasi pemerintah tidak sekedar menyampaikan informasi (tugas). Pihak pertama atau administrator pemerintah berkeinginan agar tugas itu dikerjakan sampai selesai menurut norma dan standar yang berlaku. Komunikasi tidak berhasil apabila informasi yang dikomunikasikan oleh pihak pertama tidak dapat ditangkap dan dipahami oleh pihak kedua atau paham yang diperoleh pihak kedua tidak sesuai dengan paham yang disampaikan kepadanya. Dalam hubungan kerja biasanya informasi dikomunikasikan untuk digunakan atau diterapkan dalam bidang kerja pihak kedua. Komunikasi dikatakan berhasil apabila hasil kerja pihak kedua itu mencerminkan penerapan informasi yang diperolehnya. Kesesuaian paham dalam hal ini penting sekali. Corson dan Paul mengatakan:

Ada dua arah komunikasi dalam internal organisasi pemerintah: downward

communication atau kemunikasi ke bawah dan upward communication atau komunikasi ke atas. Komunikasi ke bawah merupakan jaringan komunikasi

dengan arus bergerak dari pimpinan ke bawahan mengikuti hirarki organisasi. Pesan yang disampaikan umumnya berupa instruksi jabatan atau tugas, cara mengerjakan tugas, penjelasan prosedur dan kebijakan, misi dan tujuan dan umpanbalik kepada pegawai. Downward communication berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran puncak organisasi mengirim pesan kepada bawahan. Ia berfungsi:

a. Job instruction, pemberian atau penyampaian instruksi kerja.

b. Job rationale, penjelasan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan

c. Policy and procedures information, penyampaian informasi mengenai kebijakan- kebijakan dan peraturan-peraturan yang berlaku

(37)

d. Feedback, memberi balikan tentang kinerja yang dicapai. e. Motivation, pemberian motivasi untuk bekerja lebih baik.

f. Indoctrination, memberitahukan tujuan organisasi sebagai sesuatu yang harus dicapai.

Sebaliknya, komunikasi keatas merupakan arus komunikasi mengikuti jaringan dari bawahan ke pimpinan. Pesan yang disampaikan biasanya berupa laporan pelaksanaan pekerjaan, keluhan pegawai, sikap dan perasaan pegawai tentang berbagai hal, pengembangan prosedur dan teknik, informasi tentang produksi dan hasil yang dicapai. Upward communication terjadi ketika subordinasi mengirim pesan kepada atasannya. Ia berfungsi sebagai:

a. penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.

b. penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan.

c. penyampaian saran-saran perbaikan.

d. penyampaian keluhan bawahan tentang dirinya sendiri dan pekerjaannya. Komunikasi pemerintahan dalam good governance menekankan ketanggapan (responsiveness), transparansi (transparency), partisipasi (participation), dan akuntabilitas (accountability). Ketanggapan berarti perhatian manajemen publik harus secara konstan, intensif, dan cepat terhadap informasi yang disampaikan secara langsung oleh warga baik kepada birokrasi maupun melalui legislator atau politisi transparansi berarti memberi informasi secara benar, jujur dan adil; partisipasi berarti masyarakat diikutsertakan memberi informasi dalam membuat kebijakan dan berjalannya kontrol sosial; dan

(38)

akuntabilitas menunjukkan suasana pemerintahan yang bertanggungjawab atas informasi kebijakan dan penyelenggaraan pemerintahan.

Informasi-informasi yang penting dalam good governance ialah informasi sektor publik berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan, hukum, dan administrasi; informasi sektor dunia usaha yang berhubungan dengan pengembangan potensi ekonomi; dan informasi sektor sosial yang berhubungan dengan kegiatan- kegiatan sosial dan ekonomi yang tidak dijangkau oleh institusi publik dan bisnis. Jadi komunikasi eksternal menunjukkan adanya komunikasi antar pemerintah, masyarakat dan sektor swasta dalam berbagai tindakan-tindakan pemerintah (seperti: regulasi, kebijakan) yang dibuat dan dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah dalam kaitannya dengan kepentingan publik atau masyarakat dan dunia usaha.

Komunikasi eksternal berhubungan dengan penyampaian pesan seperti kebijakan, peraturan perundang-undangan, oleh pemerintah kepada masyarakat. Feedback-nya adalah berbagai kritik atas berbagai kebijakan dan peraturan- peraturan yang diberikan oleh masyarakat dan institusi bisnis kepada pemerintah. Hal penting diperhatikan yang mempengaruhi dan atau mengganggu komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dan dunia usaha ialah faktor lingkungan, seperti: politik, ekonomi, sosial dan budaya, hukum, dan geografi dari suatu negara.

E. Inovasi

Istilah penemuan dapat diterjemahkan menjadi (discovery), (invention), ataupun (innovation). Discovery biasa diartikan sebagai penemuan sesuatu yang sudah ada, tetapi belum dikenal oleh suatu masyarakat tertentu. Misal: Columbus

(39)

sebagai warga masyarakat Eropa menemukan Benua Amerika. Invention biasa diartikan sebagai penemuan sesuatu yang sama sekali baru bagi warga masyarakat manapun. Misal: Edison menemukan listrik. innovation biasa diketengakan dalam sangkut paut dengan usaha mencari pemecahan masalah. Cara konvensional atau tradisional dirasakan memberi pemecahan yang tidak sesuai lagi dengan konteks tertentu, sehingga dituntut munculnya suatu pemecahan baru. Predikat baru untuk penemuan dalam artian inovasi, tidak berlaku bagi semua system social. Inovasi selalu bersangkut-paut dengan konteks social tertentu dan dalam kurun waktu tertentu. Dengan system komunikasi yang sangat luas jangkauannya seperti sekarang ini, inovasi dapat berlaku bagi suatu social yang sangat luas, dan bukan mustahil seluruh dunia menjadi satu satuan sosial, yang berada dalam suatu konteks dan satu kurun waktu.

Secara substantif, inovasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Inovasi berupa wawasan/konsep/teori baru, 2. Inovasi berupa produk teknologi baru, 3. Dan inovasi berupa struktur serta fungsi baru.

Penemuan teknologi computer mendorong berkembangnya konsep penelitian yang lebih luas dan dan mengubah fungsi para peneliti. Perubahan struktur politik di Indonesian pada tahun 1945, mendorong berkembangnya wawasan demokratik di banyak bidang. Pada suatu masyarakat, mula-mula muncul inovasi berupa wawasan, pada masyarakat lain mungkin muncul teknologi, dan pada masyarakat lain mungkin muncul restrukturisasi dan refungsionalisasi. Hubungan ketiganya bersifat timbale balik, dan ketiganya mendorong terjadinya perubahan sosial.

(40)

F. Akselerasi

Sebuah buku mengenai komunikasi organisasi harus mempertimbangkan setidaknya dua konsep dasar organisasi dan komunikasi. Pengetahuan mutakhir kita mengenai komunikasi organisasi telah berkembang beberapa decade; baik akademisi ataupun praktisi dari berbagai perspektif telah menganalisis dan membuat teori mengenai organisasi dan komunikasi. Seperti yang anda liat, studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek-objek, juga studi mengenai objek-objek itu sendiri.

Kepustakaan tradisional mengenai bidang ini menekankan bahwa komunikasi dan keberhasilan organisasi berhubungan. Memperbaiki komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi. Pandangan tersebut menyarankan hal-hal berikut:

a. Terdapat unsur-unsur universal yang membentuk suatu organisasi ideal. b. Unsur-unsur universal ini dapat ditemukan dan digunakan untuk mengubah

suatu organisasi.

c. Unsur-unsur ini dan cara unsur-unsur ini digunakan “mengebabkan” atau setidaknya memproduksi hasil.

d. Organisasi yang berfungsi baik mengandung campuran yang pas dan menggunakan unsur-unsur ini.

e. Unsur-unsur ini berkaitan dengan hasil organisasi yang diharapkan. f. Komunikasi adalah satu dari unsur-unsur organisasi.

G. Kerangka Pikir

Model Komunikasi organisasi lebih daripada sekedar apa yang dilakukan orang-orang. Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat

(41)

mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat. Meskipun kita mengakui nilai keberadaan teoretisi, praktisi, dan pengkritik, dalam suatu pengantar semua kebutuhan tidak dapat dibahas secara merata. Inovasi akselerasi desa mandiri ini dimasukkan dalam salah satu dari inovasi agar desa-desa yang terpencil bisa berkembang, untuk mewujudkan desa berkembang atau mandiri tidaklah mudah, banyak faktor yang mempengaruhi, dan faktor tersebut digolongkan menjadi dua yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat.

Gambar Kerangka Fikir

H. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah bagaimana pencapaian peran Model Komunikasi Pemerintah Daerah dalam Pelembagaan Akselerasi Desa mandiri di Kabupaten Bantaeng. Model Komunikasi Pemerintahan Daerah Sosialisasi: -Inovasi Akselerasi Desa Mandiri Advokasi: -Pelatihan:

(42)

-I. Definisi Fokus

1. Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena itu komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi dan ia juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Arus penyampaian dan penerimaan pesan dilakukan melalui jaringan yang sifat hubungannya saling tergantung satu sama lain berdasarkan aturan-aturan formal.

2. Sosialisasi tentang akselerasi Desa mandiri nbagaimana peran pemerintah daerahdalam menyampaikan apa saja yang terkait tentang akselerasi desa mandiri.

3. Advokasi terhadap desa yaitu pendampingan terhadap kasus yang terkait dengan upaya akselerasi desa mandiri.

4. Pelatihan akselerasi desa mandiri merupakan suatu bentuk pemberian berbagai macam pemahaman tentang bagaimana seharusnya pemerintah daerah bila dihadapkan dengan kondisi desa yang kurang berkembang. 5. Faktor penghambat adalah faktor yang dapat mempengaruhi dalam

pelaksanaan akselerasi desa mandiri sehingga tidak dapat terlaksana dengan baik.

6. Faktor pendukung adalah faktor yang dapat menunjang terlaksananya akselerasi desa mandiri sehingga dapat terlaksana dengan baik.

7. Akses, dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumberdaya-sumberdaya produktif di dalam lingkungan.

(43)

8. Manfaat, yaitu bahwa setiap masyarakat desa berhak menikmati hasil pemanfaatan sumberdaya atau pembangunan secara bersama dan setara 9. Partisipasi, yaitu keikutsertaan dalam mendayagunakan aset atau

(44)

32 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah dua bulan, mulai awal bulan nopember sampai akhir bulan desember adapun lokasi penelitian bertempat di Kelurahan Bonto Sunggu, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada adanya kondisi dimana terlaksananya sosialisasi model komunikasi tentang akselerasi desa mandiri belum optimal karena masih banyak masyarakat dilokasi penelitian yang belum diberikan pendampingan atau pelatihan tentang cara pengembangan desa agar menjadi desa mandiri.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan.

Peneliti kualitatif bertolak dari filsafat kontruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh individu-individu. Penelitian kualitatif diajukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan.

(45)

2. Tipe Penelitian

Grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasari diri

kepada fakta dan menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisa data berjalan.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data Primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung dari Kantor Dinas Daerah Kabupaten Bantaeng, serta dari masyarakat desa setempat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan resmi seperti kementerian-kementerian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histori, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pegawai kantor dinas Daerah Kabupaten Bantaeng.

(46)

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah kepala bidang Kantor Dinas Daerah untuk memberikan informaasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Informan pada penelitian ini yaitu :

Tabel. I. Informan Penelitian

No Informan Jabatan Jumlah

1 Kepala bidang Kantor Dinas Daerah Kapala bidang 1 orang 2 Staf bidang Kantor Dinas Daerah Staf bidang 2 orang

3 Masyarakat Masyarakat 3 orang

4 Masyarakat yang mengikuti pelatihan Perwakilan kelompok / ketua

3 orang Total informan penelitian 9 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data dan agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

a. Observasi

Obeservasi adalah cara pengambilan data dengan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematis tentang bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam mewujudkan akselerasi Desa mandiri di kelurahan Bonto Sunggu, kecamatan Bissappu, kabupaten bantaeng.

(47)

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa intruksi, majalah, bulletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan oleh media massa.

F. TeknikAnalisis Data a. Tahap Reduksi Data

Seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan berfikir sensitif dengan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan yang tertinggi. Berdasarkan kemapuan tersebut peneliti dapat melakukan aktivitas reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian.

b. Tahap Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan di analisis sebelumnya, mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display adalah format menyajikan informasi secara sistematik kepada pembaca. Miles dan Huberman (1984) memperkenalkan dua macam format, yaitu : diagram konteks (context chart) dan matriks.

(48)

c. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Seperti dijelaskan di atas bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti baru yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi data.

G. Pengabsahan Data a. Triangulasi Sumber

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif .

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik bermakna data yang dipeoleh di uji keakuratan dan ketidak akuratannya dengan menggunakan teknik tertentu.

c. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

Gambar

Gambar Kerangka Fikir

Referensi

Dokumen terkait

(1) Dinas Kebersihan dan Pertamanan merupakan unsur pelaksana tugas Walikota, mempunyai tugas Pokok melaksanakan urusan pemerintahan Kota dibidang Kebersihan dan

Perkembangan TI telah banyak mengubah karakter sosial pemakainya.. kebutuhan informasi, dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam berkompetisi, dan lain-lain. Kebutuhan

Memberikan pembebasan dan pelunasan sepenuhnya kepada para anggota Dewan Komisaris dari tanggung jawab atas tindakan-tindakan pengawasan dan para anggota Direksi dari tanggung

Pasar persaingan bebas atau persaingan sempurna adalah pasar dengan pr!dusen sangat  banyak. Dengan demikian banyak pesaing. Pada pasar persaingan sempurna atau bebas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis metil eugenol yang efektif untuk menangkap Bactrocera dorsalis terdapat pada perlakuan C (1,5 ml), dengan jumlah tangkapan sebanyak

Bentuk kromatografi yang paling awal adalah kromatografi kolom yang digunakan untuk pemisahan sampel dalam jumlah yang besar (Gandjar dan Rohman,

Sampel dalam penelitian ini ialah semua konsumen yang mengkonsumsi ikan bandeng yang dibeli pada pedagang ikan bandeng di pasar Peureulak Kabupaten Aceh