• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL DENGAN TINGKAT PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL DENGAN TINGKAT PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PROFESIONALISME, DAN

ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL

DENGAN TINGKAT PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL

MODERASI

(Studi Kasus Pada Auditor Internal Inspektorat Kota Palembang)

SKRIPSI OLEH: SRI PURWANTI 01031181520034

Akuntasi (S1)

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto:

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya”

-Q.S Al Baqarah (2): 286-

“Orang yang tidur tidak akan tahu kalua dirinya sedang bermimpi kecuali setalah bangun, begitu juga orang yang lupa (lalai) akan akhirat

tidak akan tahu kalua dirinya sedang menyia-nyiakan amal akhirat, kecuali setelah dating kematian. Ya allah jangan jadikan kami

orang-orang pelupa (lalai).” -Syaikh Sami Al- Musaithir-

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

 Allah SWT

 Kedua Orang Tua  Adik-adikku  Teman-temanku  Almamater

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Purwanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 21 Mei 1997

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Macan Lindungan Komplek Primkopti no.3350 RT.02 Rw. 05 Kel. Bukit Baru Kec. Ilir barat 1 kota Palembang

Alamat Email : [email protected]

Pendidikan Formal

TK : TK Amalia Palembang (2002-2003)

Sekolah Dasar : SD Negeri 13 Palembang (2003-2009)

SMP : SMP Srijaya Negara Palembang (2009-2012)

SMA : SMA Srijaya Negara Palembang (2012-2015)

S-1 : Universitas Sriwijaya (2015-2020)

Pendidikan Non Formal

1. Kursus Akuntansi Lanjutan Prospek Palembang (2017-2018)

2. Kursus Bahasa Inggris Global English Language Palembang (2018- 2019) Pengalaman Organisasi dan Kerja

1. Komunitas Edukasi Ilmiah Ekonomi sebagai anggota kominfo (2016-2017) 2. Kominitas Sosial Palembang Social Project sebagai bendahara (2017-2018) 3. PT Pupuk Sriwijaya sebagai peserta magang (desember 2018- Januari 2019) 4. PT. Bank Mandiri cabang kanwil Palembang sebagai peserta magang

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 0

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN KOMPREHENSIF ... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRAC ... x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. LatarBelakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II STUDI PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Terori ... 10

2.1.1. Teori Sikap dan Perilaku ... 10

2.1.3. Teori Atribusi ... 11

2.1.3. Kinerja Auditor Internal ... 11

2.1.4. Tingkat Pengawasan ... 12

2.1.5. Locus of control ... 13

(14)

xiii

2.1.7. Etika Profesi ... 15

2.2. Penelitian Terdahulan ... 16

2.3. Kerangka Berfikir ... 21

2.4. Hipotesa Penelitian 2.4.1. Pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal ... 21

2.4.2. Pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor internal ... 21

2.4.3. Pengaruh Etika Profesi terhadap kinerja auditor internal ... 22

2.4.4. Hubungan Tingkat Pengawasan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal ... 23

2.4.5. Hubungan Tingkat Pengawasan dapat memperkuat atau memperlemah pengruh profesionalisme terhadap kinerja auditor internal ... 24

2.4.6. Hubungan Tingkat Pengawasan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor internal ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Variabel Operasional dan Pengukurannya ... 26

3.1.1. Variabel Dependen ... 26

3.1.2. Variabel Independen ... 26

3.1.3. Tingkat Pengawasan ... 28

3.2. Sumber data dan teknik Pengumpulan Data ... 28

3.3. Populasi dan Sampel ... 29

3.4. Teknik Analisa Data ... 29

3.4.1. Statistik Deskriptif... 30

3.4.2. Uji Kualitas Data ... 30

3.4.3. Uji Asumsi Klasik ... 31

3.4.4. Uji Hipotesis ... 32

(15)

xiv

4.1. Gambar umum objek penelitian ... 36

4.1.1. Deskripsi Data ... 36

4.1.2. Deskripsi Responden ... 37

4.1.3. Hasil Analisi Statistik Deskriptif... 39

4.1.4. Hasil Uji Kualitas Data ... 40

4.1.5. Uji Asumsi Klasik ... 47

4.1.6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

4.1.7. Hasil Uji Hipotesis ... 52

4.2. Pembahasan ... 60

4.2.1. Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Auditor Internal60 4.2.2. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja Auditor Internal 61 4.2.3. Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Internal ... 62

4.2.4. Tingkat Pengawasan Memoderasi Hubungan Locus of Control Terhadap Kinerja Auditor Internal ... 63

4.2.5. Tingkat Pengawasan Memoderasi Hubungan Profesionalisme Terhadap Kinerja Auditor Internal ... 64

4.2.6. Tingkat Pengawasan Memoderasi Hubungan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Internal ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 71

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 3.1 Sampel... 29

Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner... 37

Tabel 4.2. Data Responden ... 38

Tabel 4.3. Hasil Analisis Stastistik ... 39

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Internal ... 41

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Locus Of Control... 42

Tabel 4.6. Hasil Uji Validatas Profesionalisme ... 43

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Etika Profesi ... 44

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengawasan ... 45

Tabel 4.9. Hasil Uji Relliabilitas ... 46

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

Tabel 4.12 Hasil Uji Heterokesdatistas ... 49

Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Linear Berganda ... 50

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 52

Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 55

Tabel 4.16 Hasil Uji Interaksi MRA Locus of control ... 56

Tabel 4.17 Hasil Uji Interaksi MRA Profesionalisme ... 58

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Reformasi pada tahun 1998 membawa dampak yang cukup penting dalam pengelolaaan keuangan pemerintah khususnya pada pemerintah daerah. Untuk menghindari terjadi kecurangan atau ketidaktaatannya terhadap hukum dan peraturan maka dalam suatu pengelolaan keuangan pemerintah daerah diperlukan pengawasan dan penilaian terhadap laporan keuangan daerah. Oleh karena itu, perlu adanya Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atau inspektorat khususnya pada pemerintah kota Palembang. Inspektorat kota Palembang yang memilik i wewenang untuk mengakses seluruh informasi, catatan, dokumentasi, aset, dan personil pada instasi/unit kerja/satuan kerja di lingkungan inspektorat daerah. Aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) atau inspektorat di bentuk dengan tugas melaksanakan audit internal di lingkungan pemerintah daerah.

Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola secara independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambahan nilai untuk meningkatan kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor internal menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer dalam melaksanakan tanggung jawab. Penilaian secara independen dilakukan auditor internal pada suatu perusahaan untuk menilai kegiatan operasional dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efektivitas dan efesiensi dari kinerja perusahaan (Sawyer, 2005:7). Sama halnya dengan auditor internal perusahaan,

(19)

2

auditor internal inspektorat kota Palembang melakukan audit atas ekonomis, efesien dan efektivitas (value for money audit) evaluasi program, evaluasi kebijakan pemerintah dan memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang di periksa pada semua tingkat manajemen serta menila i secara independen dan objektif serta menyediakan informasi yang akurat untuk masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan keputusan Menteri Pendayagunaa n Aparatur Negara No. KEP/46/M.PAN/4/2004 tentang petunjuk pelaksanaan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah bahwa pengawasan merupakan unsur terpenting dalam rangka peningkatan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengupayakan memperkuat kelembagaan inspektorat di daerah. Diharapkan dengan penguatan kelembagaan APIP daerah atau inspektorat akan semakin memperkuat sistem pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaian tugas pokok dan kewenangan kemendagri yang diatur dalam UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah. (sumber: sumeks.co.id, akses pada 1 November 2018). Maka itu, inspektorat kota Palembang dituntut untuk menjadi aparatur pengawasan internal yang profesional untuk meningkatkan atau mendorong pelaksanaan Good Governance dan Clean Governance. Selain itu, sebagai aparatur pengawas intern pemerintah inspektorat dituntut untuk melaksanakan pengawasan sesuai dengan peraturan yang ada dan juga sebagai audit intenal pemerintah daerah juga harus memperkuat hal-hal mendasar seperti nilai-nilai atau asas untuk memastika n

(20)

3

adanya audit internal yang kuat dan relevan dan memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan.

Seorang auditor internal pemerintah yang menyediakan informasi yang akurat, efektif dan efisien itu karena di pengaruhi oleh kinerja yang baik. Menurut Mangkunegara (2010:9) istilah kinerja berasal dari kata Job Perfomance atau Actual Perfomance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Sebab itu, Auditor internal yang berkerja dengan kinerja yang baik akan menjadi suatu perwujudan atau pencapaian kerja yang lebih menonjol kearah tercapainya suatu tujuan. Tidak hanya itu, tuntunan masyarakat akan pengawasan yang baik dan bebas dari KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) maka diperlukannya kinerja auditor internal yang lebih baik dan objektif.

Inspektorat daerah juga memainkan peran yang sangat penting untuk kemajuan dan keberhasilan pemerintah daerah dan perangkat daerah dalam menyelenggarakan pemerintah maka itu sebagai penunjang agar pelaksanaan tugas dari inspektorat daerah dalam melaksanakan fungsi pengawasan dapat berjalan secara maksimal diperlukannya adanya kinerja yang lebih intensif dan optimal dari inspektorat daerah. Untuk mencapai kinerja yang baik tersebut auditor internal inspektorat kota Palembang harus melaksanakan dan menjalankan perencanaan kerja (action) yang telah disusun oleh inspektorat kota Palembang. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan daerah kota Palembang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pembentukan susunan organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah kota Palembang, bertanggung jawab kepada walikota dan sekertaris daerah kota Palembang. Dalam pelaksanaanya inspektorat kota Palembang telah menyusun

(21)

4

manajemen kinerja/perencanaan yang disusun sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja melalui rencana strategis, rencana kerja, dan penetapan kinerja karena adanya perencanaan kerja tersebut maka pelaporan auditnya akan berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Tidak hanya perencanaan kerja sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja audit internal inspektorat kota Palembang akan tetapi piagam audit intern juga merupakan indikator dan tolak ukur kinerja audit internal kota Palembang. Piagam audit intern merupakan dokumen formal yang menyatakan tujuan, wewenang, dan tanggung jawab kegiatan audit intern oleh APIP serta penegasan komitmen dari para pemangku kepentingan (stakeholder) terhadap arti pentingnya fungsi audit intern atas penyelenggaran pemerintahan di lingkunga n pemerintah kota Palembang

Akan tetapi, pada inspektorat kota Palembang tidak menjalankan sepenuhnya indikator tersebut sebagai penilai kinerja auditor internalnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kasubag umum kepegawaian inspektorat kota Palembang (pada 10 Desember 2018) yang menyatakan bahwa audit internal kota Palembang diberikan tugas rangkap padahal dalam piagam audit intern yang telah disahkan oleh Walikota Palembang dan dijadikan sebagai indikator kinerja auditor internal inspektorat kota Palembang yang didalamnya berisi larangan perangakapan tugas dan jabatan auditor. Akan tetapi, auditor internal inspektorat kota Palembang tetap menjalankan perangkapan tugas tersebut. Hal ini jika dilakukan secara terus menerus dapat mengakibatkan kinerja auditor internal inspektorat dinilai kurang baik. selain itu, rangkap tugas juga akan memberi dampak yang buruk terhadap kinerja auditornya seperti dengan banyak tugas yang diberikan maka akan

(22)

5

menghambat penyelesaian audit. Selain itu, dalam websitenya www.inspektorat.palembang.go.id Inspektorat kota Palembang hanya memilik i laporan kinerja auditor internalnya pada tahun 2014 yang dimana hasil kinerja pada tersebut menunjukkan hasil yang baik dengan menjalankan 8 indikator yang telah mencapi target dan 4 indikator yang masih belum mencapai target akan tetapi ditemukan juga permasalahan seperti masih rendahnya pemerataan pegawai yang mengakibatkan pada kurang efektifnya hasil kerja auditor internal serta permasalahan lainnya belum pernah dilaksankannya seperti bimtek penulisan dan penyusunan LHP yang efektif yang akan berpengaruh terhadap waktu pemeriksaan hal tersebut juga menjadi salah permasalahan yang belum terpecahkan hingga sekarang. Tidak hanya itu untuk laporan kinerja pada tahun 2015-2018 masih belum ada sehingga akuntabilitas pada Inspektorat kota Palembang perlu ditingkatkan lagi agar masyarakat mengetahui kinerja auditor internal.

Dengan demikian, kesimpulan dari permasalahan tersebut diperlukan lagi pencapian kinerja yang maksimal. Biasanya untuk pencapaian kinerja tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya locus of control. Menurut Rotter (1966) locus of control merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Artinya, Locus of control memberikan kontribusi yang baik terhadap suatu kinerja karena dalam suatu aktivitas sangat diperlukan pengendalian atau control agar dalam suatu penugasaan audit akan menghasilkan kinerja yang baik. Seperti dalam penelitian Saputra (2012) locus of control berpengaruh signifika n terhadap kinerja auditor internal. Selain itu locus of control menarik perhatian

(23)

6

peneliti untuk meneliti locus of control ini karena dalam suatu kinerja seseorang terkadang tidak mencapai hasil yang maksimal karena tidak adanya pengendalia n suatu peristiwa.

Selain Locus of control, Profesionalisme merupakan faktor lain yang mempengaruhi kinerja auditor internal. Menurut Rahmawati (1997) Profesionalisme adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Kinerja auditor internal yang baik itu dikarenakan sikap profesional seorang auditor internal. Ia bertanggungjawab dalam menyelesaikan auditnya tersebut. Dengan demikian penelitian ini memerluka n profesional auditor internal dalam kinerja auditor internal. Hal ini karena sikap profesionalisme itu mewajibkan seorang auditor internal menjalankan tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan dan apabila seorang auditor tidak memilik i sikap profesionalisme maka diyakini akan berdampak pada kinerjanya.

Selanjutnya etika profesi juga mempengaruhi kinerja auditor internal. Etika berkaitan dengan perilaku moral dan berfungsi sebagai kontrol pelaksanaan suatu aktivitas (Utami, 2009). Karena itu, setiap auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpang dari aturan dalam menyelesaikan tugasnya. Selain itu dalam menjalankan tugasnya auditor internal dituntut untuk memahami peran perilaku etis sebagai seorang auditor dengan memiliki prinsip dan moral serta perilaku etis sesuai dengan etika.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menganggap penting untuk menelit i pengaruh locus of control, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja

(24)

7

auditor internal. Diharapkan dengan adanya tingkat pengawasan sebagai variabel moderasi pada penelitian ini akan memperkuat dan memperlemah pengaruh locus

of control, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja auditor internal. Oleh

karena itu, peneliti memberi judul pada penelitian ini yaitu “PENGARUH LOCUS OF CONTROL, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL DENGAN TINGKAT PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI” (Studi kasus pada Auditor Internal inspektorat kota Palembang).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, dapat disimpulka n masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah locus of control berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal?

2. Apakah profesionalisme berpengaruh positif terhadap kinerja auditor internal?

3. Apakah etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor intenal? 4. Apakah tingkat pengawasan dapat memperkuat atau memperle ma h

pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal?

5. Apakah tingkat pengawasan dapat memperkuat atau memperle ma h pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor internal?

6. Apakah tingkat pengawasan dapat memperkuat atau memperle ma h pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor internal?

(25)

8 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai:

1. Untuk mengetahui apakah locus of control berpengaruh terhadap kinerja auditor internal.

2. Untuk mengetahui apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor internal.

3. Untuk mengetahui apakah etika profesi terhadap kinerja auditor internal .

4. Untuk mengetahui apakah tingkat pengawasan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal.

5. Untuk mengetahui apakah tingkat pengawasan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor internal.

6. Untuk mengetahui apakah tingkat pengawasan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor internal.

1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan di masa kuliah mengena i tentang pentingnya locus of control, profesionalisme dan etika profesi bagi kinerja auditor internal.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini juga dapat memberikan manfaat bagi peneliti lainnya. Mereka bisa menggunakan penelitian ini sebagai dasar maupun referensi penelit ia n

(26)

9

selanjutnya. Serta penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh inspektorat dalam mengevaluasi kinerja auditor internalnya.

(27)

68

DAFTAR PUSTAKA

Admosudirdjo, P. (2010). Dasar-dasar Administrasi Management dan Office

Management. Jakarta.

Agoes, Sukirno. (2012). Auditing:Petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh

akuntan publik (Edisi Keem). Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin A. 2011. Jasa Audit dan Assurance. Jakarta:Salemba empat Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bangun, Andarias. (2009). Pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran

kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD dengan pengawasan internal sebagai variabel pemoderasi (Studi kasus pada pemerintah kabupaten Deli Serdang).Thesis. Univers itas

Sumatera Utara.

Chang, et al. (2006). The Relations Among Locus of Control, Preception of Stress, And Performance. Business Research, 14.

Davis, K. and N. J. (1985). Human Behavior at Work: Organization Behavior (Seventh Ed). Mc. Grow-Hill, Inc.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis MUltivarite dengan Program SPSS (Ketujuh). Semarang: Buku Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, M. I. (2008). Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskritif). Jakarta: Bumi Askara.

Ikhsan, A dan Ishak, M. (2005). Akuntansi Keperilakuan: Tinjauan Terhadap Ilmu

Keperilakuan. (Krista, Ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Khikmah, Siti Noor., & Priyanto, E. (2009). Komitmen Organisasi, Locus Of Control, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Audit Internal. Jurnal

Analisis Bisnis Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang, 7 (2),111-125.

Khikmah, Siti Noor. (2005). Pengaruh profesionalisme terhadap keinginan

berpindah dengan komitmen organisasi dan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Thesis. Universitas Diponegoro.

Kurniawan, Adi. (2005). Transformasi Pelayan Publik. Yogyakarta: Pembaharuan. Kusnadi, I. M. G., & Suputhra, D. G. D. (2015). Pengaruh Profesionalisme Dan Locus of Control Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, 13(1), 276–291.

Larkin, J. and S. J. (1992). Succes and The Internal Auditor, 49.

(28)

69

Control dan Perilaku Disfungsional Audit Terhadap Kinerja Auditor (Studi pada Kantor Akuntan Publik Indonesia). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 4, 92–113.

Luthans, F. (2005). Organisasi Behavior. (Andi, Ed.). Yogyakarta.

Mangkunegara, A. P. (2010). Evaluasi Kinerja SDM (Cetakan Pe). Bandung: PT. Refika Aditama.

Marita dan Yossy Purnama Sari Gultom. (2018). Pengaruh profesionalisme, etika profesi, independensi, motivasi dan komitmen organisasi terhaadap kinerja auditor internal, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

LamonganIII(1), 645–664.

Maturidi. (2016). Analisis Pengaruh Independensi Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja Auditor Internal ( Studi Pada Inspektorat Kabupaten Lombok Timur ). Journal Ilmiah Rinjani Universitas Gunung Rinjani, 4, 1–11.

Menezes, Alvaro Amaral. (2008). Analisis Dampak Locus Of Control Terhadap

Kinerja dan Kepuasan Kerja Internal Auditor.

Novatiani, R. Ait., Mustofa, Taofik. (2014). Pengaruh profesionalisme auditor internal dan komitmen organisasi auditor internal terhadap kinerja ( studi kasus pada inspektorat kabupaten Purwakarta ). E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 5(978), 104–110.

Putri, Kompiang Martina D., & Suputra, I. D. G. D. (2013). Pengaruh independens i, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di bali. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1, 39–53. Rahmawati. (1997). Hubungan antara profesionalisme internal auditor dengan

kinerja, kepuasan kerja, komitmen dan keinginan untuk pindah. E-Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Universitas Gajah Mada, vol 5 no 1.

Sitorus, Riris Rotua dan Lenny Wijaya. (2016). Pengaruh Profesionalisme Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Struktur Audit Sebagai Pemoderasi. Jurnal Media Studi Ekonomi, 19(2), 98–119.

Robbins, Stephen P. (2003). “Organizational Behavior”:Concept, Controversies,

Application (Seventh Ed). Prentice Hall Inc.

Rotter, Julian. B. (1966). Generalized Expextancies for Internal Versus External Control of Reinforcement. E-Jurnal Psychological Monograph, 80, 1–28. Rotter, Julian. B. (1990). Internal versus external control of reinforcement: A case

history of a variable. E-Jurnal American Psychologist, 45(4), 489–493. Saputra, Komang Adi Kurniawan. (2012). Pengaruh locus of control terhadap

kinerja dan kepuasan kerja internal auditor dengan moderasi. Jurnal Akuntansi

Multiparadigma, 3(1), 86–100.

(29)

70

Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Sekran, U. (2003). Research Method for Business. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Siagian, S. S. (2005). Filsafat Administrasi Manajemen (Edisi Revi). Jakarta: Bumi Askara.

Susilawati & Maya R. Atmawinata. (2014). Pengaruh Profesionalisme dan Indepedensi Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit:Studi pada Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Jurnal Etikonomi, 13, 2755–2789. https://doi.org/10.1007/978-1-4939-3474-4_84

Triandis, H. C. (1971). Attituden and Attitudes Change. New York: Jhon waley and Sons, Inc.

Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah

Utami, Ratna. (2009). Perbedaan Penerapan Perilaku Etika Profesi Akuntan pada Auditor Junior dan Auditor Senior. Akuntansi, 6, 108–115.

www.inspektorat.palembang.go.id/internalauditchapter akses pada 4 Februari 2020

www.sumeks.co.id/PerkuatanInspektoratDaerahDisejajaranSekda akses pada 1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa ibu yang memiliki jaminan kesehatan berpeluang lebih besar untuk bersalin secara operasi sesar dibandingkan

Sorotan kajian lampau menunjukkan tidak terdapat instrumen yang boleh digunakan bagi mengukur literasi pentaksiran guru-guru di Malaysia bersesuaian dengan konteks sistem

Adapun hasil angket yang telah di analisis oleh peneliti bahwa terdapat 24,24% atau 4 responden termasuk dalam kategori paham terhadap isi, pelaksanaan dan

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Ilham (2016) yang berlokasi di Pasar Ibuh Payakumbuh dan penelitian yang dilakukan oleh Roberson.. Namun, sejauh yang peneliti

29 Gangguan sistem kerja gamma-aminobutyric-acid (GABA) juga dapat diakibatkan karena respon penggunaan spektrum pengobatan dengan benzodiazepin untuk mengatasi

Untuk mengidentifikasi dan menjabarkan secara terperinci unsur-unsur rupa dari ragam hias semèn rama, semèn sida mukti, dan semèn sida luhur yang diterapkan

Kelengkapan jaringan transportasi/jalan merupakan tolok ukur tingkat kemajuan suatu wilayah. Sesuai dengan perannya dalam pembangunan ekonomi maka

Najveći nedostatak samokretne platforme jest taj što se napunjena box paleta ne moţe iznijeti na uvratinu voćnjaka nego se ostavlja na mjestu gdje je napunjena što stvara dodatni