5. PENGUJIAN SISTEM
Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian sistem yang telah dibuat.
Pengujian dilakukan pada komputer dengan spesifikasi antara lain :
§ Prosesor Pentium IV 2,4 Ghz
§ Memory 512 Mbyte
§ HardDisk 60 Gigabyte
§ Windows XP sebagai operating system
Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari aplikasi morphing ini. Pengujian akan dilakukan terhadap waktu proses (runnning time) dan ketepatan gambar animasi yang dihasilkan untuk metode field morphing dan deformation techniques.
5.1. Pengujian Proses Image Morphing
Pengujian proses morphing ini dilakukan untuk membuktikan bahwa aplikasi morphing ini berguna dalam pembuatan suatu animasi atau film, selain itu, pengujian ini juga ditujukan untuk memperlihatkan setiap proses yang terjadi dalam proses morphing.
Proses pertama yang harus dilakukan untuk metode field morphing dan deformation techniques adalah membuka file image source dan file image destination dengan memilih menu File – Open image – Image source / Image destination atau dengan menekan tombol image source dan image destination.
Apabila ukuran kedua gambar berlainan maka proses selanjutnya adalah dengan melakukan resize dengan menekan tombol resize.
Setelah kedua gambar selesai di-input-kan, dilakukan pembuatan garis feature di setiap image sesuai dengan kesesuaian yang dimiliki oleh kedua gambar. Apabila semua garis feature telah dibuat, maka dilakukan pemilihan metode apa yang ingin digunakan dalam proses morph, dengan memilih menu Morphing – Field Morphing / Deformation Techniques atau dengan menekan tombol Field Morphing atau Deformation Techniques.
vii
Pada pengujian proses image morphing ini akan digunakan 3,8,18 dan 32 garis feature untuk membuktikan terjadinya perubahan pada image source.Hal ini dikarenakan garis feature yang hanya ditambahkan beberapa tidak berpengaruh banyak terhadap perubahan sebuah image source menjadi image destination.
Selain menggunakan 3,8,18 dan 32 garis feature, akan dilakukan juga pengujian dengan menggunakan 20 dan 50 frames. Hal ini untuk melihat perbandingan hasil yang terjadi antara bertambahnya jumlah frames dengan bertambahnya jumlah garis feature.
5.1.1. Pengujian 3 Garis Feature dan Jumlah Frame 20 dengan Ukuran Image 142 × 175
Pengujian dengan menggunakan 3 garis feature sebagai acuan akan memperhalus animasi yang terjadi antara dua buah image. Pada pengujian dengan menggunakan 3 buah garis feature, maka garis feature akan ditempatkan pada kedua alis dan hidung. Hasil dari pengujian dengan 18 garis feature dapat dilihat pada Gambar 5.1 – 5.5.
Gambar 5.1. Pengujian 3 Garis Feature
Gambar 5.2. Tampilan Akhir Pengujian 3 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
Gambar 5.3. Hasil Pengujian 3 Garis dengan Metode Field Morphing
ix
Gambar 5.3. Hasil Pengujian 3 Garis Feature dengan Metode Field Morphing (sambungan)
Gambar 5.4 Tampilan akhir Pengujian 3 garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
Gambar 5.5. Hasil Pengujian 3 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
5.1.2. Pengujian 8 Garis Feature dan Jumlah Frame 20 dengan Ukuran Image 142 × 175
Pengujian dilakukan dengan menggunakan 8 garis feature dikarenakan tidak terjadi perubahan yang berarti antara penggunaan 2 garis feature dan 3 garis feature. Pada pengujian dengan menggunakan 8 garis feature, maka garis feature
xi
akan diletakan pada alis, hidung, mulut dan dagu. Hasil dari pengujian dengan 8 garis feature dapat dilihat pada Gambar 5.6 – 5.10.
Gambar 5.6. Pengujian 8 Garis Feature
Gambar 5.7 Tampilan akhir Pengujian 8 garis Feature dengan Metode Field Morphing
Gambar 5.8. Hasil Pengujian 8 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
xiii
Gambar 5.9. Tampilan Akhir Pengujian 8 garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
Gambar 5.10. Hasil Pengujian 8 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
Gambar 5.10. Hasil Pengujian 8 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques (sambungan)
5.1.3. Pengujian 18 Garis Feature dan Jumlah Frame 20 dengan Ukuran Image 142 × 175
Dengan menggunakan 18 garis feature diharapkan dapat menciptakan sebuah animasi yang lebih halus. Garis feature akan diletakkan pada mata, alis, hidung dan dagu. Hasil dari pengujian dengan 18 garis feature dapat dilihat pada Gambar 5.11 – 5.15.
Gambar 5.11. Pengujian 18 Garis Feature
xv
Gambar 5.12. Tampilan Akhir Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
Gambar 5.13. Hasil Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
Gambar 5.13. Hasil Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Field Morphing (sambungan)
Gambar 5.14. Tampilan akhir Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
xvii
Gambar 5.15. Hasil Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques (sambungan)
5.1.4. Pengujian 32 Garis Feature dan Jumlah Frame 20 dengan Ukuran Image 142 × 175
Dengan menggunakan 32 garis feature diharapkan dapat menciptakan sebuah animasi yang lebih halus dibandingkan dengan hanya menggunakan 18 garis feature. Garis feature akan diletakkan pada mata, alis, hidung dan dagu.
Hasil dari pengujian dengan 32 garis feature dapat dilihat pada Gambar 5.16. – 5.20.
Gambar 5.16. Pengujian 32 Garis Feature
Gambar 5.17. Tampilan Akhir Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
xix
Gambar 5.18. Hasil Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
Gambar 5.19. Tampilan akhir Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
Gambar 5.20. Hasil Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
xxi
Gambar 5.20. Hasil Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques (sambungan)
5.1.5. Pengujian 3 Garis Feature dan Jumlah Frame 50 dengan Ukuran Image 142 × 175
Hasil pengujian dengan menggunakan 2 garis feature pada image berukuran 142 × 175 dan jumlah frame yang dimasukkan adalah 50 dapat dilihat pada Gambar 5.21, dan Gambar 5.22.
Gambar 5.21. Hasil Pengujian 3 Garis Feature dengan Metode Field Morphing dan Jumlah Frame 50
Gambar 5.21. Hasil Pengujian 3 Garis Feature dengan Metode Field Morphing dan Jumlah Frame 50 (sambungan)
Pada Gambar 5.26, hasil pengujian tidak dimasukkan secara keseluruhan karena jumlahnya yang banyak. Hasil frame yang ditampilkan adalah frame dengan kelipatan 5.
Gambar 5.22. Hasil Pengujian 3 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques dan Jumlah Frame 50
xxiii
5.1.6. Pengujian 8 Garis Feature dan Jumlah Frame 50 dengan Ukuran Image 142 × 175
Hasil pengujian dengan menggunakan 8 garis feature pada image berukuran 142 × 175 dan jumlah frame yang dimasukkan adalah 50 dapat dilihat pada Gambar 5.23, dan Gambar 5.24.
Gambar 5.23. Hasil Pengujian 8 Garis Feature dengan Metode Field Morphing dan Jumlah Frame 50
Gambar 5.24. Hasil Pengujian 8 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques dan Jumlah Frame 50
Gambar 5.24. Hasil Pengujian 8 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques dan Jumlah Frame 50 (sambungan)
5.1.7. Pengujian 18 Garis Feature dan Jumlah Frame 50 dengan Ukuran Image 142 × 175
Hasil pengujian dengan menggunakan 18 garis feature pada image berukuran 142 × 175 dan jumlah frame yang dimasukkan adalah 50 dapat dilihat pada Gambar 5.25, dan Gambar 5.26.
Gambar 5.25. Hasil Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Field Morphing dan Jumlah Frame 50
xxv
Gambar 5.25. Hasil Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Field Morphing dan Jumlah Frame 50 (sambungan)
Gambar 5.26. Hasil Pengujian 18 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques dan Jumlah Frame 50
5.1.8. Pengujian 32 Garis Feature dan Jumlah Frame 50 dengan Ukuran Image 142 × 175
Hasil pengujian dengan menggunakan 18 garis feature pada image berukuran 142 × 175 dan jumlah frame yang dimasukkan adalah 50 dapat dilihat pada Gambar 5.27, dan Gambar 5.28.
Gambar 5.27. Hasil Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Field Morphing dan Jumlah Frame 50
Gambar 5.28. Hasil Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques dan Jumlah Frame 50
xxvii
Gambar 5.28. Hasil Pengujian 32 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques dan Jumlah Frame 50 (sambungan)
5.2. Pengujian Kualitatif Secara Subjektif
Pengujian dilakukan dengan melakukan proses morphing terhadap sumber gambar yang sama dengan menggunakan metode field Morphing, deformation techniques, kemudian meminta bantuan beberapa orang untuk menilai tiap teknik secara subyektif. Cara penilaian dilakukan dengan menggunakan tabel nilai di bawah ini.
Tabel 5.1. Tabel Penilaian Pengujian Kualitatif Secara Subjektif
Uji Kualitatif Score Uji Kualitatif
Buruk 1 2 3 4 5 Baik
Gambar 5.29. Hasil Pengujian16 Garis Feature dengan 20 Frame Menggunakan Metode Field Morphing dengan Perhitungan Vektor
Gambar 5.29. Hasil Pengujian16 Garis Feature dengan 20 Frame Menggunakan Metode Field Morphing dengan Perhitungan Vektor (sambungan)
Gambar 5.30. Hasil Pengujian 16 Garis Feature dengan 20 Frame Menggunakan Metode Deformation Techniques
xxix
Gambar 5.30. Hasil Pengujian 16 Garis Feature dengan 20 Frame Menggunakan Metode Deformation Techniques (sambungan)
Gambar 5.31. Hasil Pengujian 16 Garis Feature dengan 20 Frame Menggunakan Metode Field Morphing dengan Perhitungan Geometri
Gambar 5.31. Hasil Pengujian 16 Garis Feature dengan 20 Frame Menggunakan Metode Field Morphing dengan Perhitungan Geometri (sambungan)
Dari tiga metode yang ada, maka akan dibandingkan secara subjektif, hasil yang mana yang secara visual mata manusia terlihat lebih baik. Hasil pengamatan responden dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Tabel Hasil Penilaian secara Subyektif Responden
ke-
Field Morphing (Geometri)
Field Morphing (Vektor)
Deformation Techniques
1 3 4 4
2 3 4 3
3 3 5 4
4 3 4 4
5 2 4 3
6 3 4 4
7 3 5 3
8 3 3 3
9 3 5 4
10 3 4 4
Rata-rata 2.9 4.2 3.6
Dari hasil pengujian kualitatif secara subjektif terhadap ketiga teknik morphing di atas dapat dilihat bahwa yang terbaik adalah teknik field morphing dengan perhitungan vektor, sedangkan yang terburuk adalah teknik field morphing dengan perhitungan geometri.
xxxi
5.3. Pengujian Waktu untuk Proses Image Morphing
Dari hasil pengujian yang dapat dilihat pada tabel 5.3, dapat dibandingkan waktu proses antara tiap gambar dengan jumlah garis feature, frame dan ukuran image yang berbeda.
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Terhadap Waktu Ukuran
Gambar
Jumlah frame
Jumlah garis feature
Field Morphing (Geometri)
Field Morphing
(Vektor)
Deformation Technique
142 × 175 20 3 5 detik 6 detik 4 detik
142 × 175 20 8 10 detik 10 detik 7 detik
142 × 175 20 18 20 detik 19 detik 12 detik
142 × 175 20 32 34 detik 31 detik 19 detik
142 × 175 50 3 12 detik 14 detik 10 detik
142 × 175 50 8 25 detik 26 detik 16 detik
142 × 175 50 18 49 detik 47 detik 28 detik
142 × 175 50 32 1 menit
24 detik
1 menit 16 detik
46 detik
142 × 175 100 3 25 detik 28 detik 19 detik
142 × 175 100 8 49 detik 50 detik 32 detik
142 × 175 100 18 1 menit
38 detik
1 menit 31 detik
58 detik
142 × 175 100 32 2 menit
47 detik
2 menit 29 detik
1 menit 38 detik
200 × 200 20 3 8 detik 10 detik 6 detik
200 × 200 20 8 16 detik 16 detik 11 detik
200 × 200 20 16 25 detik 24 detik 16 detik
200 × 200 50 3 21 detik 23 detik 16 detik
200 × 200 50 8 39 detik 40 detik 26 detik
Tabel 5.3. Hasil Pengujian Terhadap Waktu (sambungan)
200 × 200 50 16 1 menit
3 detik
1 menit 1 detik
39 detik
200 × 200 100 3 41 detik 47 detik 31 detik
200 × 200 100 8 1 menit
18 detik
1 menit 21 detik
51 detik
200 × 200 100 16 2 menit
5 detik
2 menit 1 detik
1 menit 16 detik
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu proses pada image morphing adalah :
• Ukuran gambar, semakin besar gambar yang digunakan, maka waktu proses akan semakin lama
• Jumlah frame, semakin banyak jumlah frame yang diinginkan, semakin lama waktu prosesnya.
• Jumlah garis feature, semakin banyak jumlah garis feature yang diinputkan, semakin lama waktu yang diperlukan untuk melakukan proses deformasi.
Sehingga waktu proses secara keseluruhan pun bertambah lama.
• Metode yang digunakan.
5.4. Pengujian Proses Video Morphing
Pengujian proses morphing file video dilakukan untuk membuktikan bahwa aplikasi video morphing ini berguna dalam pembuatan suatu animasi atau film yang membutuhkan morphing file video, selain itu pengujian juga dilakukan untuk memperlihatkan setiap proses yang terjadi dalam proses video morphing.
Proses yang dilakukan pada video morphing tidak berbeda dengan proses yang harus dilakukan pada image morphing. Proses pertama yang harus dilakukan untuk metode field morphing dan deformation techniques adalah membuka file AVI source dan fileAVI destination dengan memilih menu File – Open– AVI source / AVI destination.
Setelah kedua file AVI selesai dimasukkan, dilakukan pembuatan garis feature disetiap image sesuai dengan kesesuaian yang dimiliki oleh kedua file AVI. Apabila semua garis feature telah dibuat, maka dilakukan pemilihan metode
xxxiii
apa yang ingin digunakan dalam proses morph, dengan memilih menu Morphing – Field Morphing / Deformation Techniques.
5.4.1. Pengujian pada Citra Biner
Pada pengujian citra biner ini ingin ditunjukkan perubahan dari sebuah segitiga menjadi sebuah kotak. Pada pengujian ini digunakan 3 buah garis feature yang akan diletakkan di sisi kanan, sisi kiri, dan bagian bawah dari segitiga dan kotak.
Gambar 5.32. Pengujian Citra Biner
Gambar 5.33. Hasil Pengujian Citra Biner dengan metode Field Morphing
Gambar 5.33. Hasil Pengujian Citra Biner dengan metode Field Morphing (sambungan)
Gambar 5.34. Hasil Pengujian Citra Biner dengan metode Deformation Techniques
xxxv
Gambar 5.34. Hasil Pengujian Citra Biner dengan metode Deformation Techniques (sambungan)
5.4.2. Pengujian dengan 2 Garis Feature
Pada pengujian 2 garis feature, garis feature akan diletakkan pada bagian bawah gambar hati dan bagian bawah gambar halilintar. Dalam hal ini, berarti bawah bagian bawah halilintar nantinya akan diubah menjadi bagian bawah gambar hati diiringi dengan pergerakan dari atas ke bawah.
Gambar 5.35. Pengujian 2 Garis Feature
Gambar 5.36. Hasil Pengujian 2 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
xxxvii
Gambar 5.36. Hasil Pengujian 2 Garis Feature dengan Metode Field Morphing (sambungan)
Gambar 5.37. Hasil Pengujian 2 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
Pada pengujian dengan menggunakan 2 garis feature pada Gambar 5.35 – Gambar 5.37, dapat dilihat bahwa halilintar semakin lama semakin membesar menjadi sebuah hati. Hal ini digabungkan dengan pergerakan dari atas ke bawah.
5.4.3. Pengujian dengan 4 Garis Feature
Pada pengujian 4 garis feature, garis feature akan diletakkan pada daerah di sekitar mobil dan pesawat. Dalam hal ini, sebuah mobil akan diubah menjadi sebuah pesawat yang akan terbang ke atas. Pengujian ini sekaligus membuktikan bahwa morphing ini dapat digunakan untuk arah vertikal dan horisontal, meskipun pergerakannya miring ke atas, atau ke bawah.
Gambar 5.38. Pengujian 4 Garis Feature
Gambar 5.39. Hasil Pengujian 4 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
xxxix
Gambar 5.39. Hasil Pengujian 4 Garis Feature dengan Metode Field Morphing (sambungan)
Gambar 5.40. Hasil Pengujian 4 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
xli
Pada Gambar 5.39 dan Gambar 5.40 dapat dilihat perubahan di setiap frame yang terjadi antara file awal dan file akhir. Perubahan yang terjadi diurutkan dari kiri ke kanan dan seterusnya.
5.4.4. Pengujian dengan 6 Garis Feature
Pada pengujian 6 garis feature, garis feature akan diletakkan pada daerah di sekitar halilintar dan hati Dalam hal ini, sebuah halilintar akan diubah menjadi sebuah hati dengan arah gerakan dari atas ke bawah.
Gambar 5.41. Pengujian 6 Garis Feature
Gambar 5.42. Hasil Pengujian 6 Garis Feature dengan Metode Field Morphing
Gambar 5.43. Hasil Pengujian 6 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques
xliii
Gambar 5.43. Hasil Pengujian 6 Garis Feature dengan Metode Deformation Techniques (sambungan)
5.5. Pengujian Waktu untuk Proses Video Morphing
Pengujian waktu ditujukan untuk mengetahui waktu proses untuk mengubah sebuah file AVI. Pengujian waktu ini akan dilakukan terhadap ukuran gambar, jumlah frame dan jumlah garis feature yang berbeda. Pengujian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Terhadap Waktu Ukuran File
AVI
Jumlah Frame
Jumlah Garis Feature
Field Morphing
Deformation Techniques
85 × 234 10 1 20 detik 14 detik
85 × 234 10 3 28 detik 20 detik
85 × 234 20 1 1 menit
15 detik
56 detik
Tabel 5.4. Hasil Pengujian Terhadap Waktu (sambungan)
85 × 234 20 3 1 menit
35 detik
1 menit 17 detik
200 × 200 13 1 1 menit
32 detik
1 menit 4 detik
200 × 200 13 3 1 menit
58 detik
1 menit 27 detik
300 × 109 10 1 32 detik 23 detik
300 × 109 10 3 45 detik 31 detik
300 × 109 20 1 2 menit
10 detik
1 menit 33 detik
300 × 109 20 3 3 menit
2 detik
2 menit 6 detik