• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

17 A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Laboratorium Pangan dan Gizi, Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta;

Laboratorium MIPA Pusat Sub Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Laboratorium Teknologi Farmasi Bagian Sediaan Padat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015, Desember 2015 dan Maret 2016.

B. Bahan dan Alat 1. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu daging sapi bagian

has bagian dalam. Daging sapi diperoleh dari Rumah Pemotongan

Hewan (RPH) di jagalan. Bahan yang digunakan sebagai pengawet

alami dalam penelitian ini adalah mikrokapsul oleoresin daun kayu

manis (Cinnamomum burmanii) dua tahap. Daun kayu manis

didapatkan dari Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten

Wonogiri yang didestilasi menggunakan air sebagai pelarut. Dalam

proses ekstraksi ampas destilasi daun kayu manis digunakan etanol

teknis (kadar 70%). Bahan penyalut mikrokapsul menggunakan

maltodekstrin (DE 10-12) dan susu skim. Bahan yang digunakan untuk

penyimpanan daging giling yaitu plastik nylon merek Salaman dengan

ketebalan 0,75 mikro. Pengujian jumlah bakteri (TPC) menggunakan

alkohol, larutan fisilogis dan PCA. Uji TBA menggunakan aquadest,

larutan HCl 4 M dan Reagen TBA. Uji derajat keasaman menggunakan

aquades, larutan buffer pH 7 dan pH 4.

(2)

2. Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dua tahap meliputi alat untuk pembuatan oleoresin daun kayu manis dua tahap dan alat untuk pembuatan mikrokapsul pembuatan oleoresin daun kayu manis dua tahap. Pada tahap pembuatan oleoresin daun kayu manis dua tahap menggunakan alat pencacah, satu set alat destilasi uap air. Selajutnya ampas destilasi dikeringkan dalam etalase khusus, setelah kering ampas diekstrasi maserasi menggunakan satu set alat maserasi labu leher tiga dan rotary evaporator vaccum. Proses mikroenkapsulasi oleoresin daun kulit kayu manis menggunakan satu set alat spray dryer (Buchi Mini Spray Dryer B-290) dan homogenizer (Ultra Turax® Basic® Woke). Daging digiling menggunakan Dry Mill Blender Miyako BL 151 dan daging dikemas menggunakan vakum sealer Maksipack Automatic Vakum Packager DZ-260/PD.

a. Analisis TPC menggunakan autoklaf (Pressure Steam Sterilizer Electric Model No. 75) , petridish, gelas ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet ukur, propipet, laminar flow, bunsen, hot plate, vortex dan inkubator.

b. Analisis TBA menggunakan alat timbangan analitik, tabung destilasi, pipet ukur, tabung reaksi, pemanas dan spektrofotometer UV mini 1240.

c. Analisis derajat keasaman menggunakan alat pH meter (pHep by Hanna ) dan beker glass.

d. Analisa warna menggunakan alat Color Analyzer Model: RGB-

1002 Lutron Electronic.

(3)

C. Tahapan Penelitian

Tahapan proses yang dilakukan dalam penelitian meliputi pembuatan oleoresin daun kayu manis dua tahap, pembuatan mikrokapsul oleoresin daun kayumanis dua tahap dan mengaplikasikan dalam daging sapi giling.

1. Pembuatan Oleoresin Daun Kayumanis (Cinnamomum burmanii) Dua Tahap

a. Persiapan Bahan

Daun kayu manis (Cinnamomum burmannii) dikeringanginkan di atas jaring selama 5 hari sehingga diperoleh kadar air daun kayu manis sebesar 10% kemudian dipotong secara acak (Nugraheni, 2012).

b. Destilasi

Proses penyulingan minyak atsiri daun kayu manis dilakukan dengan metode destilasi uap air selama 3 jam (Sundari, 2002).

c. Pengeringan

Daun kayu manis ampas dari proses destilasi dikeringanginkan dalam etalase hingga kadar air mencapai 11-12%.

d. Ekstraksi

Ekstraksi ampas daun kayu manis dilakukan dengan menggunakan metode maserasi, yaitu mengontakkan ampas daun kayu manis secara langsung dengan pelarut. Suhu dan lama waktu ekstraksi maserasi mengacu pada hasil optimasi penelitian Uyun (2013) yaitu dipertahankan pada suhu ±78°C dan lama ekstraksi 5 jam 9 menit. Perbandingan bahan baku dan pelarut yaitu 1 : 6 dengan pelarut etanol (Nurdjannah, 1994). Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi maserasi adalah etanol 70%.

e. Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan antara ampas dan

filtrat. Proses penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring

dan corong.

(4)

f. Evaporasi

Proses pembuatan oleoresin daun kayu manis dua tahap menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 80°C dengan kecepatan 120 rpm dan proses ini dihentikan setelah pelarut etanol teruapkan semua serta didapatkan oleoresin (Nurdjanah dkk, 1994).

g. Blending

Blending dilakukan untuk mencampur minyak atsiri daun kayu

manis dan oleoresin daun kayu manis ampas destilasi. Banyaknya

minyak atsiri daun kayu manis dan oleoresin daun kayu manis

ampas destilasi yang digunakan pada saat blending dihitung

berdasarkan rendemen yang diperoleh dari masing-masing proses

(Uyun, 2013).

(5)

Daun kayu manis (Cinnamomum burmanii)

Persiapan Bahan

Destilasi Minyak Atsiri

Ampas

Ekstraksi maserasi pada suhu 78°C selama 5 jam 9 menit (uyun, 2013) Pelarut etanol 70%

(1:6)

Pengeringan hingga KA 11-12 %

Penyaringan

Ekstrak

Ampas

Evaporasi pada suhu 80°C, 120 rpm Pelarut

Oleoresin daun kayu manis

Blending

Oleoresin daun kayu manis dua tahap

Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Oleoresin Daun Kayu Manis

(Cinnamomum burmanii) Dua Tahap

(6)

2. Pembutan Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayumanis (Cinnamomum burmanii)

Larutan dan bahan penyalut yang digunakan dalam penelitian sebesar 1324 ml. Pembuatan emulsi dengan bahan penyalut maltodektrin dan susu skim sebanyak 264,8 gram dengan perbandingan (2 : 4) disuspensi ke dalam aquades dengan homogenizer secara berlahan-lahan dengan kecepatan putaran 8000 rpm. Campuran bahan penyalut yang ditambahkan ke dalam aquades sedikit demi sedikit dengan tujuan mempermudah proses pencampuran. Setelah seluruh bahan homogen, ditambahkan oleoresin daun kayu manis dua tahap 10% dari total larutan bahan penyalut (132,4 gram). Homogenisasi antara bahan penyalut dan oleoresin dilakukan hingga semua bahan teremulsi, proses ini membutuhkan waktu 15 menit (Khasanah dkk., 2015). Campuran yang didapat selanjutnya dikeringkan dengan spray dryer. Suhu inlet dan outlet spray dryer yang digunakan adalah 120°C dan 60°C (Nurlaili dkk., 2014).

Oleoresin daun kayu manis dua tahap

Pencampuran dan homogenisasi Penyalut maltodektrin :

susu skim (2:4) dan aquadest

Pengeringan (spray drying)

Mikrokapsul

Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Mikrokapsul Daun Kayu Manis

(Cinnamomum burmanii) Dua Tahap dengan Proses Spray Drying

(7)

3. Pengaplikasian Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayumanis (Cinnamomum burmanii) Dua Tahap ke Daging Giling

Daging sapi segar yang diperoleh dari tempat pemotongan digiling menggunakan dry mill blender. Daging sapi giling ditambahkan dengan mikrokapsul dengan konsentrasi 0%; 0,5%; dan 1%, lalu dicampurkan secara merata pada daging. Daging giling lalu dikemas vakum dengan menggunakan plastik nyilon dengan ketebalan 0,75 mikro dan di simpan dalam refrigerator pada suhu 4 ± 1 ᵒC (Michalczyk, 2012). Daging kemudian diamati TPC, kadar TBA, pH dan perubahan warna selama 16 hari pada hari ke 0, 4, 8, 12 dan 16.

Pengilingan Daging sapi segar

Daging giling

Pencampuran dan homogenisasi Mikrokapsul (konsentrasi

0%; 0,5% dan 1%)

Daging giling dengan mikrokapsul

Analisis pH, TPC, TBA dan Warna

Penyimpan

Gambar 3.3 Diagram Alir Pengaplikasian Mikrokapsul Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) dua tahap ke Daging Giling

D. Metode Analisis

Analisis yang dilakukan terdiri dari karakteristik fisik, kimia dan

mikrobiologi. Metode analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(8)

Tabel 3.1 Metode Analisis

No Macam Analisis Metode

1 Warna Color Analyzer (RGB)

2 Derajat Keasaman pH Meter (Bintoro, 2006)

3 Oksidasi Lemak Bilangan TBA (Apriyantono et al., 1989) 4 Total Mikroba Total Plate Count (TPC) (Fardiaz, 1993)

E. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan variasi konsentrasi Mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dengan konsentasi 0 %, 0,5%, dan 1,5% yang disimpan selama 16 hari. Dilakukan pengamatan pada hari ke 0, 4, 8, 12, dan 16.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan berdasar perbedaan konsentrasi mikrokapsul oleoresin daun kayu manis (Cinnamomum burmanii). Data yang didapatkan dianalisis dengan ANOVA dengan α = 0,05 dan dilanjutkan dengan analisis DMRT.

Rancangan percobaan disusun seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rancangan Percobaan Penyimpanan

Konsentrasi

0 hari (T0)

4 hari (T1)

8 hari (T2)

12 hari (T3)

16 hari (T4)

0% (P0) P0T0 P0T1 P0T2 P0T3 P0T4

0,5 % (P1) P1T0 P1T1 P1T2 P1T3 P1T4

1,5 % (P2) P2T0 P2T1 P2T2 P2T3 P2T4

Referensi

Dokumen terkait

Triangulasi Sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Jadi untuk menguuji kredibilitas data

Makna kinesik yang dipaparkan dalam scan foto pada penelitian menunjukkan ekspresi wajah, gerak tubuh, dan sikap tubuh yang bermkna pada bentuk senang atau tidak

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, secara rinci tujuan dari pembahasan tulisan ini adalah menyajikan informasi penggunaan obat program kombinasi

akan diteliti, untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian ini dan agar tidak terjadi pelebaran dalam pembahasan, maka peneliti memfokuskan pada implementasi

Kelimpahan mikroplastik dari setiap zona di tiga stasiun, tiga transek, dan dua kedalaman yang diamati menunjukkan bahwa zona 1 memiliki kelimpahan mikroplastik tertinggi

Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada

35 Maka dari itu dapat dipahami bahwa guru Kristen tidak hanya sekedar mengajarkan mata pelajaran dan memenuhi kognitif siswanya dengan berbagai macam teori tetapi

Untuk operasional kegiatan peran dan fungsi TKPK provinsi, maka tim teknis TKPK Provinsi telah melakukan fasilitasi, koordinasi dan pengendalian terhadap TKPK Provinsi dan