KERANGKA ACUAN
Lembaga Pelaksana Kegiatan Peningkatan Kapasitas & Penyuluhan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta
16 Mei 2012
1. LATAR BELAKANG PROYEK
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dengan didukung Fasilitas Multi Donor Indonesia untuk Pemulihan Bencana (Indonesian Multi Donor Fund Facility for Disaster Recovery/IMDFF‐DR), bersama FAO dan UNDP melaksanakan Program Pemulihan Mata Pencaharian Paska Letusan Gunung Merapi yang membantu pemulihan paska bencana di wilayah yang terdampak letusan Merapi 2010 di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Program IMDFF‐DR ini adalah inisiatif bersama antara Pemerintah Republik Indonesia, lembaga internasional dan United Nations (UNDP, FAO dan IOM) dalam membantu pemulihan wilayah terdampak letusan Merapi 2010 di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Program bersama ini dirancang untuk memberikan hasil sebagai berikut: meningkatkan pemulihan keberlanjutan mata pencaharian dan meningkatkan ketahanan masyarakat di wilayah yang terpengaruh letusan Merapi 2010. Hasil yang hendak dicapai program IMDFF‐DR ini adalah sebagai berikut: (1) Pemulihan mata pencaharian dan bantuan penciptaan pendapatan yang berkesinambungan, menggabungkan pendekatan rantai nilai bagi komoditas tertentu, (2) Memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam mengelola dan mengkoordinasi program pemulihan berbasis PRB dan pengarusutamaan PRB pelibatan seluruh pemangku kepentingan, serta (3) Meningkatkan ketangguhan masyarakat dan memperkuat keterhubungan antara masyarakat dengan pemangku kepentingan yang relevan. Di dalam hasil‐hasil yang akan dicapai tersebut, IOM adalah lembaga yang mengkoordinir pencapaian hasil 3, yang akan banyak berfokus pada peningkatan ketangguhan masyarakat dan penguatan parameter pengurangan Risiko bencana di wilayah target.
Melalui pengkajian kebutuhan dan konsultasi dengan masyarakat, Organisasi Masyarakat dan pemerintah daerah yang dilakukan selama tahap pendalaman kajian lapangan (Maret‐April 2012), IOM mengidentifikasi beberapa desa yang membutuhkan bantuan dalam kegiatan Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) untuk meningkatkan ketangguhan masyarakatnya. Kemudian, IOM juga mengidentifikasi kebutuhan untuk mendukung Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam memperluas jangkauan informasi dan pesan Pengurangan Risiko Bencana serta memperkuat keterhubungan di antara berbagai pemangku kepentingan PRB yang relevan. Untuk memperkuat dukungan bagi berbagai penerima bantuan, IOM akan melibatkan organisasi mitra untuk memberikan kegiatan peningkatan kapasitas yang terhubung namun tidak terbatas pada CBDRM dan mengelola kegiatan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran Pengurangan Risiko Bencana yang pada akhirnya akan membantu terciptanya masyarakat yang berketahanan.
2. SASARAN KERJA
Sasaran kerjanya adalah sebagai berikut
1. Melakukan kegiatan pelibatan masyarakat pada masyarakat sasaran;
2. Memfasilitasi peningkatan kapasitas bagi para penerima bantuan IOM;
3. Mengelola produksi media dan kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat yang berkaitan dengan ketangguhan masyarakat.
Pekerjaan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan lingkup kerja yang dicantumkan berikut ini, dan dengan koordinasi erat bersama IOM.
3. LINGKUP KERJA DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
3.1 Wilayah Target
Organisasi pelaksana akan melaksanakan proyek pada masyarakat sasaran IOM sebagai berikut:
Desa Deskripsi pemukiman masyarakat sasaran
Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta
Hunian Sementara (Huntara), Hunian tetap pribadi, Hunian tetap bersama (Huntap), hunian asli.
Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta
Hunian Sementara (Huntara), Hunian tetap pribadi, Hunian tetap bersama (Huntap), hunian asli.
Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta
Hunian Sementara (Huntara), Hunian tetap pribadi, Hunian tetap bersama (Huntap), hunian asli.
Jumoyo, Salam, Magelang, Central Java
Hunian sementara (Huntara), hunian asli
3.2 Keterlibatan Masyarakat
Untuk memastikan kelancaran jalannya kegiatan dan pencapaian masyarakat berketahanan, keterlibatan aktif dari masyarakat sasaran sangat dibutuhkan. Maka, organisasi mitra akan berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai tingkatan pemerintahan desa, pemimpin masyarakat dan juga penerima bantuan.
3.3 Peningkatan Kapasitas
Untuk mencapai masyarakat yang lebih tangguh kegiatan peningkatan kapasitas diberikan kepada para penerima bantuan di Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pelatihan tersebut akan memiliki elemen sebagai berikut:
Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) termasuk pemetaan risiko bencana, pembuatan peraturan manajemen bencana desa, rencana aksi manajemen bencana desa, peningkatan tim tanggap bencana desa termasuk kemungkinan pemberian pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat dan pelatihan lain yang berkaitan dengan PRB terhadap tim tanggap bencana desa, penciptaan atau pengaktifan kembali Sistem Peringatan Dini Bencana (Emergency Warning System/EWS) berbasis masyarakat, perencanaan darurat tanggap bencana desa dan ketahanan mata pencaharian (meninjau pengarusutamaan PRB dalam rencana usaha yang dibuat kelompok usaha masyarakat)
3.4 Produksi Media dan Kesadaran Masyarakat
Organisasi mitra akan mengelola kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menyebarkan pesan‐pesan atau informasi Pengurangan Risiko Bencana melalui berbagai media, misalnya radio, TV dan media cetak. Mitra pelaksana juga akan memberikan dukungan kepada Forum PRB daerah untuk mampu memfasilitasi koordinasi informasi mengenai PRB yang lebih kuat di antara para pemangku kepentingan PRB yang relevan dan menjangkau masyarakat serta Organisasi Masyarakat secara lebih luas berkaitan dengan ketangguhan masyarakat.
3.5 Manajemen, Pengawasan dan Evaluasi Proyek
Mitra pelaksana akan melakukan manajemen proyek harian dengan memastikan pembiayaan dan penggunaan dana yang efisien sesuai dengan anggaran proyek. Mitra pelaksana dan IOM akan menyepakati kerangka kerja pengawasan dan evaluasi (Monitoring and Evaluation/M&E) serta melaksanakan kegiatan M&E berkala, memastikan pendokumentasian yang layak dan membuat database penerima bantuan. Gender, transparansi, keikutsertaan masyarakat dan kelestarian lingkungan adalah hal‐hal lintas sektoral yang akan diintegrasikan dalam rancangan dan pelaksanaan.
Kegiatan para mitra akan dikoordinasikan dengan erat oleh IOM. Kemudian, organisasi mitra akan memastikan keikutsertaan pemerintah dalam kegiatan pelatihan, juga mengambil tanggungjawab penuh atas persiapan logistik, seperti lokasi pelaksanaan, jadwal, administrasi dan mobilisasi peserta.
3.6 Hasil yang Diharapkan
Kegiatan Utama Kegiatan Mitra Pelaksana
Kegiatan IOM Hasil yang Diharapkan Indikator Keberhasilan
Keterlibatan Masyarakat
Mengidentifikasi dan melibatkan semua desa dan dusun pemangku kepentingan PRB
Memberikan hasil penjajakan lapangan kepada mitra untuk
Identifikasi dan pelibatan anggota Tim PRB Dusun atau Desa (Tim Siaga Desa)
Koordinasi Tim dan Upaya PRB di tingkat Desa
memberikan saran arahan untuk kemungkinan tindak lanjut berikutnya dalam kegiatan pelibatan masyarakat Verifikasi dan seleksi
penerima bantuan di sektor mata pencaharian dan Pengurangan Risiko Bencana yang teridentifikasi setelah Kajian Rantai Nilai (Value Chain Analysis)
berdasarkan kriteria yang ditentukan IOM
Mencanangkan kriteria seleksi penerima bantuan untuk digunakan mitra terpilih
Seleksi penerima bantuan untuk intervensi mata pencaharian dan
PenguranganRisiko Bencana mencakup survey data dasar para penerima bantuan yang terpilih
Penerima bantuan dipilih dan data dasar para penerima bantuan dikumpulkan
Melibatkan penerima bantuan baik yang berfokus pada pemulihan mata pencaharian maupun PRB untuk berperan serta dalam bantuan yang diberikan
Mengawasi berlangsungnya proses
pelibatan masyarakat yang dilaksanakan oleh mitra dan memberikan arahan pada mitra untuk potensi mata pencaharian dan bantuan PRB yang diberikan pada masyarakat
Pelibatan penerima bantuan dari sektor mata
pencaharian yang terpilih
Jumlah penerima bantuan yang secara aktif ikutserta dalam berbagai kegiatan pemulihan mata
pencaharian dan PRB yang sesuai dan
diselenggarakan oleh IOM/mitra pelaksana
Menghubungkan Tim PRB Dusun dan Tim PRB Desa serta kelompok usaha masyarakat yang telah ada dari sektor mata pencaharian yang terpilih
Memberikan arahan teknis pada mitra kerja dan mengawasi prosesnya, usulkan keterhubungan lebih jauh mengenai bagaimana tim PRB Dusun dan Desa dapat bersinergi dengan kelompok usaha masyarakat yang sudah ada
Keterhubungan antara Tim Dusun dan Desa, dan kelompok usaha yang dibantu dari sektor mata pencaharian terpilih
Memberikan bantuan teknis untuk memperkaya Tim PRB Desa yang telah ada dan mengadakan simulasi untuk menguji kesiagaan bencana masyarakat
Menyediakan konsultasi berkala bagi mitra agar tercapai bantuan PRB yang lebih akurat bagi masyarakat atau tim PRB desa,
Revitalisasi Tim PRB Desa
Tim PRB Desa di tiap desa sasaran aktif,
beroperasional dan mendapatkan dukungan yang signifikan dari kelompok usaha masyarakat
mengawasi dan mengevaluasi simulasi yang dilaksanakan oleh masyarakat dan mitra Melaksanakan
pengkajian kebutuhan desa secara mendalam untuk potensi peningkatan kapasitas ketangguhan desa yang dibutuhkan oleh masyarakat
Menyediakan konsultasi rutin kepada mitra dan hasil pengkajian awal dari masyarakat yang sudah dikaji
Hasil Penjajakan mengenai bantuan teknis untuk mata pencaharian atau PRB yang relevan dan dibutuhkan
Bantuan teknis mata pencaharian atau PRB yang relevan dan dibutuhkan diidentifikasi kemudian
dikomunikasikan ke IOM sebelum ditindaklanjuti oleh mitra
Memberikan pelatihan yang berkaitan dengan PRB berdasarkan kebutuhan masyarakat
Melakukan pengawasan rutin pada pelatihan yang diberikan mitra
Pelatihan untuk kesenjangan atau kebutuhan
ketangguhan desa yang teridentifikasi.
Peningkatan pengetahuan atas indikator
ketangguhan Desa seperti pemetaan risiko, PRBBK, pembuatan peraturan manajemen bencana desa, rencana aksi manajamen bencana desa, peningkatan tim tanggap bencana, EWS berbasis masyarakat, rencana darurat tanggap bencana desa dan ketahanan mata pencaharian
(pengarusutamaan PRB dalam rencana usaha yang dibuat oleh kelompok usaha masyarakat)
Mengevaluasi peta risiko desa yang telah ada dan memperbarui peta risiko berdasarkan keadaan terbaru yang dihadapi masyarakat
Memberikan konsultasi tentang evaluasi dan
pemutakhiran peta risiko
Memperbarui Peta Risiko Desa
Peta Risiko Desa Terbaru
Memfasilitasi masyarakat dalam pengevaluasian atau Pembuatan rencana aksi PRB Dusun dan menyertakan rencana aksi tersebut ke rencana aksi PRB satu desa
Memberikan konsultasi tentang pengevaluasian dan pembuatan rencana aksi PRB desa
Pembuatan/perbaikan Rencana Aksi PRB Desa
Rencana Aksi PRB Desa yang telah diperbaiki
Memfasilitasi pembuatan atau perbaikan Rencana Penanggulangan Bencana Desa agar dipromosikan sebagai Peraturan Penanggulangan Bencana Desa (Perdes PB)
Memberikan konsultasi tentang evaluasi atau
pembuatan Peraturan Penanggulangan Bencana Desa (Perdes PB)
Penyusunan/perbaikan Peraturan Penanggulangan Bencana Desa seperti yang tampak dalam Peraturan Desa.
Rencana Penanggulangan Bencana Desa yang telah diperbaiki seperti yang tampak dalam Peraturan Desa
Peningkatan Kapasitas
Merekrut fasilitator PRB untuk
ketangguhan desa berdasarkan
Menentukan kualifikasi fasilitator ketangguhan
Mendorong pembuatan pool fasilitator PRB
Pool fasilitator PRB terbentuk
kualifikasi yang ditentukan IOM
desa
Mengkaji desa potensial sebagai tujuan studi banding dan kegiatannya
Memberikan konsultasi untuk pilihan desa tujuan untuk studi banding serta berbagai kegiatannya
Studi banding ke desa dengan praktek ketangguhan masyarakat terbaik termasuk mata pencaharian yang berkesinambungan
1 studi banding
dilaksanakan melibatkan perwakilan dari desa‐desa sasaran
Berkoordinasi dengan Forum PRB memfasilitasi produksi Layang PRB dan bekerja erat dengan IOM untuk memfinalisasikan tiap edisi sebelum mencetak dan mendistribusikannya
Melakukan pengawasan ketat terhadap isi dan rancangan Layang PRB serta melakukan proof reading sebelum penerbitan Layang PRB
Produksi dan Distribusi Layang PRB
7 (tujuh) edisi Layang PRB diproduksi selama durasi kemitraan program dan didistribusikan kepada semua pemangku kepentingan
Memfasilitasi produksi acara diskusi dan bincang‐
bincang radio dan TV yang melibatkan kontribusi &
keikutsertaan aktif dari masyarakat, pemerintah daerah dan masyarakat sasaran
Membantu proses seleksi TV dan Radio dan juga memberikan persetujuan kepada mitra atas ajuan draf skenario
Acara bincang‐bincang di radio dan TV berkaitan dengan ketangguhan masyarakat melibatkan berbagai pemangku kepentingan PRB
Terlaksananya 4 acara bincang‐bincang di TV dan 10 acara bincang‐bincang di radio
Mengidentifikasi kegiatan peningkatan kesadaran ketangguhan desa dan melibatkan semua pemangku kepentingan PRB di Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk melaksanakan semua kegiatan kesadaran PRB
Memberikan bantuan teknis untuk kegiatan peningkatan kesadaran ketangguhan desa yang diajukan oleh mitra daerah dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang terpilih
Kegiatan peningkatan kesadaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan PRB
Jumlah kegiatan peningkatan kesadaran yang dilaksanakan
Jumlah masyarakat dan pemangku kepentingan PRB lainnya yang terlibat dan menghadiri kegiatan
Melibatkan masyarakat, staf kantor desa dan LNGO lain yang memungkinkan di desa sasaran untuk menjalankan dan memutakhirkan Sistem informasi bencana desa atau Sistem Informasi Desa yang telah dikembangkan jika ada atau mendirikan sistem informasi desa bagi desa yang belum memiliki
Mengawasi berjalannya sistem informasi desa untuk dikembangkan menjadi sistem manajemen informasi bencana desa
Memperbarui data terutama data manajemen bencana pada Sistem Informasi Desa
Integrasi Sistem Informasi Desa dengan Manajemen Informasi Bencana Desa dalam satu sarana informasi Produksi Media
dan Kesadaran Masyarakat
Memfasilitasi penyediaan dua staff untuk
membantu kegiatan media dan
Menentukan standar kualifikasi staf yang akan dikirim ke
Mendukung Forum PRB Dukungan 10 bulan terhadap Forum PRB
administrasi di Forum PRB Yogyakarta (satu staf) dan Jawa Tengah (satu staf)
Forum PRB Yogyakarta dan Jawa Tengah
Menentukan rencana kerja secara keseluruhan mencantumkan dengan jelas hasil yang diharapkan dan kerangka kerja
& database M&E yang layak serta melaksanakan kegiatan M&E selama pelaksanaan program
Menyetujui kerangka kerja
& database M&E yang diajukan oleh mitra daerah
Pelaksanaan kerangka kerja
& database M&E
Semua hasil dicapai dalam kerangka waktu proyek dan dalam batasan anggaran yang telah disepakati
Membuat laporan awal, pertengahan dan akhir kepada IOM juga memberikan ringkasan kemajuan bulanan kepada IOM
Mengajukan format Laporan Awal,
Pertengahan dan Akhir untuk digunakan mitra daerah
Pelaporan untuk Dokumentasi IOM
Mengirimkan laporan kepada IOM seperti yang sudah disepakati dalam Perjanjian Proyek Manajemen,
Pengawasan dan Evaluasi Proyek
Mengajukan jadwal kunjungan lapangan bersama kepada IOM untuk persetujuan lebih lanjut dan melibatkan semua penerima bantuan serta pemerintah desa dalam kunjungan lapangan jika diperlukan
Menyetujui jadwal
kunjungan studi lapangan yang diajukan oleh mitra lokaluntuk kegiatan pengawasan dan evaluasi
Kunjungan lapangan bersama melibatkan kantor pemerintahan yang relevan
Jumlah kunjungan lapangan yang dilaksanakan dengan melibatkan kantor pemerintahan yang relevan
4. JADWAL DAN PERIODE KINERJA
Pekerjaan akan dimulai dalam waktu satu minggu setelah penandatanganan Perjanjian antara IOM dan organisasi konsultan. Periode pekerjaan adalah enam bulan. Organisasi konsultan yang terpilih akan mengembangkan jadwal terperinci sebagai bagian dari proposal teknis.
Pekerjaan akan dimulai paling lambat satu minggu setelah IOM dan organisasi mitra telah menandatangani Perjanjian Pelaksanaan Proyek (diperkirakan awal/pertengahan Juni 2012)
Kegiatan yang termasuk dalam "Lingkup Kerja dan Hasil yang Diharapkan" di atas akan dilaksanakan secara paralel sepanjang kerja konsultasi, sesuai dengan tabel di bawah ini:
Mei Jun Juli Agt Sept Okt Nov Des
Pelibatan Masyarakat
Peningkatan Kapasitas
Produksi Media dan Kesadaran Masyarakat
Manajemen, Pengawasan dan Evaluasi Proyek
5. PENGATURAN KELEMBAGAAN
IOM akan menyediakan bantuan teknis untuk beberapa aspek yang berbeda dalam Pekerjaan sepanjang periode kinerjanya, sesuai dengan tabel berikut :
Aspek Focal Point IOM Input
Koordinasi Keseluruhan Proyek
National Project Manager Pengawasan, manajemen kontrak
Pelibatan Masyarakat Community Resilience Unit IOM
Mendukung kegiatan sosialisasi pada masyarakat sasaran
Peningkatan Kapasitas Community Resilience Unit IOM
Focal Point untuk pengawasan kerja
Media dan Kesadaran Publik Community Resilience Unit IOM
Point untuk pengawasan kerja dan juga perantara dengan Forum PRB Yogyakarta dan Jawa Tengah
Monitoring & Evaluation Community Resilience Unit IOM
Pengawasan pekerjaan di lapangan, konsultasi untuk laporan naratif
Unit Keuangan Finance Unit IOM Bantuan untuk laporan keuangan
Unit Pengadaan Procurement Unit Bantuan untuk pengadaan (jika berlaku)
6. KUALIFIKASI ORGANISASI MITRA YANG DIBUTUHKAN
• Organisasi mitra harus merupakan sebuah organisasi sipil masyarakat atau organisasi swasta dengan latar belakang di bidang pemrograman PRB;
• Organisasi mitra harus memiliki pemahaman atas Hyogo Framework for Action (HFA), standar SPHERE dan menguasai Peraturan Manajemen Bencana Indonesia No. 24/2007; prioritas akan diberikan kepada organisasi dengan pengalaman dengan Forum PRB Yogyakarta & Jawa Tengah;
• Organisasi mitra memiliki jaringan dan latar belakang yang baik berkaitan dengan pemangku kepentingan PRB yang relevan di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional;
• Organisasi mitra harus mampu mengerahkan sebuah tim yang terampil dengan jumlah anggota yang memadai dengan kualifikasi yang diperlukan guna melaksanakan proyek ini;
• Organisasi mitra mampu menunjukkan kapasitas untuk menyelelesaikan penugasan selama waktu pelaksanaan yang ditetapkan;
• Organisasi mitra memiliki kapasitas manajemen keuangan yang baik;
• Prioritas akan diberikan kepada organisasi yang memiliki pengetahuan mengenai wilayah sasaran.
LAMPIRAN 1: DESKRIPSI KERJA BAGI POSISI UTAMA
Koordinator Proyek:
• Memikul keseluruhan tanggungjawab operasional untuk persiapan, perencanaan, implementasi, pengawasan dan evaluasi pekerjaan,
• Merancang masukan peningkatan kapasitas dan kesadaran masyarakat segaris dengan kerangka acuan proyek,
• Memastikan pelaksanaan kegiatan proyek efektif dan efisien serta kontrol keuangan dan tindak lanjut yang layak,
• Mengukur kinerja proyek secara global: dampak, relevansi, konsistensi, keefektifan, efisiensi dan keberlanjutan,
• Melakukan koordinasi yang layak dengan pemangku kepentungan proyek yang relevan,
• Memastikan integrasi proyek ke dalam struktur daerah,
• Ikut serta dalam mendefinisikan pendekatan kemitraan bersama mitra institusi/lembaga pemerintahan,
• Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan teknis di kelompok sasaran
• Mengembangkan dan memperbarui rencana kerja untuk pelaksanaan proyek
• Mempersiapkan laporan kegiatan dan status keuangan proyek,
• Evaluasi dan memperbarui informasi kebutuhan proyek (sumber daya manusia, keuangan, logistik),
• Mengidentifikasi dan mengantisipasi permasalahan dan hambatan; mengajukan pemecahan atau perbaikan untuk kinerja proyek yang lebih baik,
• Melakukan kunjungan lapangan secara berkala ke lokasi proyek,
• Mengembangkan kerangka acuan bagi staf inti proyek; mengawasi dan membina staf proyek
• Menginisiasi dan melakukan perekrutan pelatih, fasilitator dan staf pendukung,
• Memastikan tersedianya modul pelatihan berkualitas tinggi dan relevan,
• Melatih tim dan memastikan mereka menyebarkan pesan yang jelas kepada masyarakat,
• Mengatur kerja tim: mengoptimalkan distribusi kerja.
Kualifikasi Koordinator Proyek:
Gelar akademis dalam studi lingkungan, studi pembangunan, ilmu politik atau bidang ilmu sosial lainnya atau kombinasi pendidikan dan pengalaman kerja yang terkait; setidaknya lima tahun pengalaman kerja dalam pengembangan masyarakat, Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat, melalui pengetahuan atau pemahaman peraturan nasional dan provinsi Indonesia sekaligus sarana yang berkaitan dengan PRB. Kemampuan membuat laporan dengan cermat; penguasaan komputer (word processor, excel, power point, database); kapasitas manajemen proyek, kemampuan analisa dan sintesa, kemampuan mengawasi tim, kualitas kelembagaan, fleksibilitas keterampilan interpersonal, dinamis.
Prasyarat Staf Inti Proyek:
• Staf inti proyek memiliki setidaknya tiga tahun pengalaman dalam pelaksanaan kegiatan CBDRM di tingkat akar rumput menggunakan pendekatan keikutsertaan dan pelaksanaan berbasis masyarakat,
• Staf peningkatan kapasitas harus memiliki pengetahuan yang baik dan pengalaman dalam CBDRM,
• Staf Media dan Kesadaran Masyarakat harus memiliki pengalaman dalam publikasi media dan komunikasi, memiliki jaringan yang baik dengan lembaga media, pengetahuan mengenai Pengurangan Risiko Bencana,
• Staf lapangan yang ditugaskan sebagai bagian dari proyek harus berpengalaman dalam melakukan penguatan kelompok, memfasilitasi pelatihan, studi bandung, rapat pemangku kepentingan dan kegiatan bantuan teknis lainnya menggunakan pendekatan keikutsertaan dan pelaksanaan berbasis masyarakat,
• Pengalaman staf lapangan dalam menyelenggarakan pertemuan masyarakat dan diskusi kelompok terarah diutamakan.