• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG

KOMPETENSI BERBICARA BAHASA PRANCIS MELALUI VIDEO KOLABORATIF DI MASA PANDEMI COVID-19

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

(2)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

RINGKASAN………1

BAB 1 PENDAHULUAN...2

1.1 Latar Belakang...2

1.2 Urgensi Penelitian...4

1.3 Rumusan Masalah...4

1.4 Tujuan Penelitian...4

1.5 Temuan dan Kontribusi...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1 Landasan Teori...5

2.2 Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis...6

2.3 Standar Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis...7

2.4 Evaluasi Pembelajaran...8

2.5 Media Evaluasi Berbicara Bahasa Prancis: Video...10

2.6 Video Kolaboratif...11

2.7 Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya………12

2.8 Road Map Penelitian……….13

BAB III METODE PENELITIAN...14

3.1 Jenis dan Desain Penelitian...14

3.2 Subjek dan Objek Penelitian...14

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...14

3.4 Instrumen Penelitian...14

3.5 Metode dan Teknik Pengambilan Data...15

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data...15

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN...16

4.1 Anggaran Biaya...16

4.2 Jadwal Penelitian...17

DAFTAR PUSTAKA...17

(3)

1

RINGKASAN

Menghadapi berbagai dampak pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai bahkan telah berlangsung lebih dari 1 tahun bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan oleh siapapun baik perorangan maupun kelompok di berbagai bidang maupun sektor kehidupan. Tidak luput juga di bidang pendidikan, di berbagai jenjang dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi.

Seluruh proses pembelajaran dilakukan secara daring, dari proses pembelajaran sampai evaluasi/ujian. Dengan demikian, diperlukan adanya terobosan-terobosan baru yang inovatif, efektif, dan efisien serta menarik dan tidak membosankan untuk dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan kondisi psikis pembelajar dalam hal ini mahasiswa sangat tidak baik dalam kondisi seperti saat ini yang mana harus mengikuti perkuliahan bahkan sampai satu hari penuh. Terlebih lagi jika terdapat mata kuliah praktek yang membutuhkan waktu lebih lama, sehingga mahasiswa pun juga harus lebih lama di depan leptop untuk mengikuti praktIk.

Oleh karena itu, video kolaboratif dapat menjadi alternatif media pembelajaran sekaligus media evaluasi dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa asing, khususnya dalam hal ini adalah bahasa Prancis. Mahasiswa dapat melakukan praktIk berbicara tanpa harus berjam-jam di depan leptop, tanpa harus mengikuti perkuliahan 1 hari penuh karena mereka dapat berinovasi sekaligus mempraktIkkan kemampuan berbicara mereka melalui video kolaboratif tersebut.

Dengan demikian, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas dan praktik, bahkan mengikuti ujian berbicara bahasa Prancis dengan menyenangkan, menarik, dan inovatif melalui kolaborasi dengan dosen melalui video.

Kata kunci : keterampilan berbicara, bahasa Prancis, video, video kolaboratif, kuliah daring

(4)

2 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyebaran virus Corona yang masif di berbagai negara telah memaksa kita untuk melihat fakta bahwa dunia sedang berubah, (Sholihah, 2020: 706). Virus tersebut telah menggemparkan seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 masih terus mewabah di Indonesia bahkan jumlah korban terkonfirmasi positif maupun yang meninggal dunia terus meningkat setiap harinya. Berdasarkan data terbaru WHO sampai dengan saat ini tanggal 24 Februari 2021 terdapat 111.593.583 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan 2.475.020 orang meninggal (https://covid19.who.int/). Anhusadar (2020: 44) menegaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 di Indonesia mulai merambah dunia pendidikan, pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Salah satu kebijakan di bidang pendidikan yang diambil pemerintah dalam menghadapi virus Covid-19 ini adalah kuliah daring atau online (Riadi, 2020: 220).

Di Unila sendiri, pelaksanaan perkuliahan daring telah berlangsung selama 2 semester terakhir (1 tahun), dan akan masih berlanjut pada semester depan yaitu semester genap Tahun Akademik 2020/2021. Sholihah (2020: 707) mengungkapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, kondisi yang mengharuskan pembelajaran secara daring, tentu berdampak pada sistem pembelajaran dan seluruh komponen yang ada di dalamnya. Termasuk dalam praktik pembelajaran yang biasanya mengharuskan mahasiswa untuk melakukannya secara tatap muka, maka dialihkan menjadi pembelajaran secara daring. Dosen yang semula mengamati perkembangan kemampuan belajar mahasiswa secara langsung, pada masa pandemi ini kehilangan banyak kesempatan untuk mengamatinya, (Darmuki, 2020:

655).

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat untuk tetap dapat melaksanakan perkuliahan seperti halnya ketika dilakukan secara luring. Bagaimana mata kuliah praktik dapat diakomodir dengan optimal sehingga mahasiswa tetap dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Misalnya mata kuliah praktik bahasa asing terutama untuk keterampilan berbicara bahasa Prancis bukanlah hal yang mudah baik bagi dosen maupun bagi mahasiswa untuk dapat melakukan proses pembelajaran dan praktik seperti ketika kuliah luring. Sholihah (2020: 707) menegaskan bahwa pada pembelajaran keterampilan

(5)

3

berbahasa produktif, selain perlu menguasai teori dengan baik, memerlukan praktik dalam penerapannya. Oleh karena itu, dosen seharusnya benar-benar memperhatikan kemampuan berbicara mahasiswa, termasuk di dalamnya teknik berbicara yang benar, (Darmuki, 2020: 656). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang baik akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tulisan (Hermansyah, 2017: 39).

Wulandari & Mandasari (2020: 190) mengungkapkan bahwa dosen sebaiknya memberikan kegiatan pembelajaran yang bisa meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Terlebih di saat pandemi seperti saat ini, yang masih mengharuskan proses perkuliahan dilakukan secara daring. Oleh karena itu, berbagai alternatif harus diupayakan oleh dosen agar dapat melaksanakan perkuliahan khususnya keterampilan berbicara dengan optimal. Meskipun tentu saja bukan hal yang mudah, terlebih jika jumlah mahasiswa per kelasnya cukup banyak, maka akan sangat sulit melakukan evaluasi/penilaian terkait dengan keterampilan berbicara tersebut. Belum lagi berbagai kendala yang mungkin saja terjadi selama proses praktik/evaluasi seperti sinyal yang tidak stabil, mahasiswa yang tiba-tiba kehabisan kuota, kondisi di rumah yang tidak kondusif, dan lain-lain.

Dikarenakan beberapa kondisi tersebutlah, penggunaan video sebagai alternatif media evaluasi praktik berbicara bahasa Prancis dapat menjadi solusi dan terobosan inovatif di masa pandemi. Hal ini dikarenakan video dapat meningkatkan program pendidikan dan sangat berguna dalam mengembangkan keterampilan belajar dan memiliki potensi besar sebagai bantuan yang berharga dalam pendidikan keterampilan lisan (Cahyanti &

Kurniawati, 2020: 2). Oleh karena itu, Burke (2009:8, dalam Darmuki, 2020: 656) menyatakan dibutuhkan aplikasi pembelajaran daring dan evaluasi pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa tetap maksimal dalam pembelajaran berbicara serta evaluasi yang berbasis performa melalui media yang dekat dengan keseharian mahasiswa.

Di sisi lain, untuk menunjang proses perkuliahan praktik keterampilan berbicara bahasa Prancis maka akan lebih optimal jika penggunaan video tersebut menggunakan pendekatan kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif muncul dikarenakan setiap pembelajar adalah aktor yang memiliki rasa penasaran, inisiatif, kemampuan memilih dan mengorganisasi rangsangan belajar dalam lingkungan belajar. Tantangan yang ada selanjutnya adalah

(6)

4

pembelajaran kolaboratif bahasa asing yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran daring, (Asnur, dkk., 2019: 3). Artinya di sini adalah, bahwa mahasiswa dalam praktik berbicara bahasa Prancis melalui video tidak hanya individual atau berkelompok dengan teman sekelasnya, tetapi juga akan berkolaborasi dengan dosen.

1.2 Urgensi Penelitian

Ketercapaian tujuan pembelajaran di perguruan tinggi sesuai dengan KKNI selama masa pandemi Covid-19 tetap perlu dilakukan secara optimal, meskipun praktik dan evaluasi cukup sulit dilakukan terutama keterampilan berbicara bahasa Prancis. Oleh karena itu, video kolaboratif menjadi alternatif dan solusi atas beberapa kendala telah dipaparkan di atas.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hal tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1) Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Prancis mahasiswa melalui video kolaboratif? 2) Bagaimana respon mahasiswa terhadap praktik berbicara melalui video kolaboratif? 3) Apa kelebihan dan kekurangan video kolaboratif sebagai media evaluasi sekaligus wadah berekspresi secara lisan bagi mahasiswa?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Kemampuan berbicara bahasa Prancis mahasiswa melalui video kolaboratif, 2) Respon mahasiswa terhadap praktik berbicara melalui video kolaboratif, serta 3) Kelebihan dan kekurangan video kolaboratif sebagai media evaluasi sekaligus wadah berekspresi secara lisan bagi mahasiswa. Di samping itu, tujuan khusus yang lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah peneliti dapat tetap mengoptimalkan proses praktik keterampilan berbicara mahasiswa melalui media evaluasi yang inovatif dan kooperatif serta merupakan bidang yang sangat dekat dengan karakter mahasiswa masakini.

1.5 Temuan dan Kontribusi

Adapun temuan dan kontribusi yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.

(7)

5

1. Hasil penelitian ini dapat memperkaya bidang keilmuan bahasa Prancis khususnya terkait dengan keterampilan berbicara bahasa Prancis.

2. Penelitian ini akan memperkuat hasil penelitian yang telah ada sebelumnya tentang penggunaan media video dalam keterampilan berbicara bahasa Prancis.

3. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan keleluasaan dan kebebasan berekspresi secara lisan khususnya bagi mahasiswa. Merdeka belajar pun dapat diimplementasikan melalui praktik berbicara bahasa Prancis dengan menggunakan media video kolaboratif.

4. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Prancis mahasiswa, sehingga akan sangat bermanfaat ketika mereka lulus sebagai bekal ketika terjun di dunia pekerjaan.

5. Output penelitian :

a. Luaran dari video kolaboratif yang dihasilkan dapat menjadi media pembelajaran inovatif/referensi bagi mahasiswa maupun dosen bahasa Prancis di universitas lain baik di dalam maupun di luar negeri.

a. Menemukan solusi praktis sekaligus terobosan baru yang inovatif dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis.

b. Artikel di jurnal nasional terakreditasi dan internasional.

Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan

No. Jenis Luaran Indikator

TS TS+1 TS+2

1 Publikasi ilmiah Nasional

Internasional

2 Pemakalah dalam seminar/konferensi Nasional

Internasional

3 Hak kekayaan intelektual Hak Cipta

4 Produk pembelajaran Video

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Teori sebagai sebuah landasan dan acuan dalam meneliti merupakan bagian yang sangat fundamental. Oleh karena itu, dalam proposal penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai teori penting untuk mendukung pernyataan dan pendapat peneliti berkaitan dengan hasil

(8)

6

penelitian. Adapun teori-teori primer yang digunakan di dalam penelitian ini mencakup : keterampilan berbicara bahasa Prancis, evaluasi keterampilan berbicara bahasa Prancis, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan video kolaboratif.

2.2 Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis (Production Orale)

Dalam mempelajari sebuah bahasa, dalam hal ini bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, terdapat 4 keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa sebagai pembelajar. 4 keterampilan tersebut mencakup keterampilan menyimak (Compréhension Orale), membaca (Compréhension Écrite), berbicara (Production Orale), dan menulis (Production Écrite). Dari keempat keterampilan tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam keterampilan yaitu keterampilan pasif (menyimak dan membaca) serta keterampilan aktif (berbicara dan menulis). Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari adalah keterampilan berbicara sebagai media komunikasi lisan yang efektif (Beta, 2019: 48). Di sisi lain, Maghfiroh (2016: 50-51) mengungkapkan bahwa tujuan dari pembelajaran bahasa adalah menggunakan bahasa target dalam kehidupan nyata, sehingga pembelajar dapat selalu belajar menyesuaikan setiap bentuk bahasa yang digunakan dengan situasi dan kondisi ketika bahasa itu sedang digunakan. Menurut Beta (2019: 49) kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap individu dengan tidak mengabaikan kemampuan-kemampuan yang lain seperti kemampuan menyimak, membaca, menulis. La nécessité d’un travail sur l’oral, découle du fait que l’oral est la compétence première, que l’homme apprend de son environnement et le besoin quotidien de communiquer avec son entourage (Zeineb, 2019 : 10). Yang dapat diartikan bahwa berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang paling utama harus dikuasai sehingga dapat berkomunikasi dengan lawan bicara dalam kehidupannya.

Tarigan (2008: 132) mendefinisikan berbicara sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Bahasa lisan di sini artinya kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Di sisi lain Zeineb (2019 :9) mengungkapkan bahwa Produire à l’oral, c’est soumettre à des règles linguistiques et des normes de communication, telles que, l’écoute, le respect de l’autre ; etc. Yang artinya bahwa berbicara merupakan penerapan aturan-aturan linguistik dan norma-norma komunikasi seperti mendengarkan, menghargai

(9)

7

lawan bicara, dan lain-lain. Lebih lanjut, Hendri (2017 : 198) menambahkan bahwa keterampilan berbicara dapat diperoleh dengan pembiasaan. Pembiasaan itu sendiri wujud pelaksanaannya latihan berulang kali dalam program revisi termasuk di dalamnya strategi dalam pembelajaran tersebut. Keterampilan berbicara perlu dikembangkan di lingkungan kampus, (Firmansyah, 2018: 119).

Terkait dengan keterampilan berbicara bahasa Prancis, ada dua hal penting yang wajib dikuasai oleh mahasiswa yaitu dapat melakukan percakapan dan dapat berargumen secara berkelanjutan. Hal ini senada dengan pernyataan Gunday (2016 : 15) « Convenablement aux principes présentés par le Cadre Européen Commun de Référence pour les Langues (CECRL), il s’agit de deux types d’activités de production orale: prendre part à une conversation, s’exprimer oralement en continu ». Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan di Pedoman Bahasa-bahasa Eropa (CECRL), ada dua jenis aktivitas berbicara yaitu melakukan percakapan dan mengungkapkan pendapat.

2.3 Standar Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis

Adapun dalam keterampilan berbicara bahasa Prancis, khusunya untuk level B1 dan B2 biasanya terdiri dari tiga bentuk evaluasi yaitu : 1) perkenalan diri (entretien dirigé), 2) bermain peran (exercice en interaction), dan 3) argumentasi (expression d’un point de vue).

Oleh karena itu dalam penilaian keterampilan berbicara bahasa Prancis tersebut, dosen menggunakan standar penilaian bahasa Prancis yang telah ditentukan secara internasional yaitu Cadre Éuropéen Commun de Référence pour les Langues (CECRL). Adapun aspek- aspek yang dievaluasi dalam keterampilan berbicara bahasa Prancis adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Standar Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Level B1

No Aspek Persyaratan Rentang

Poin 1 Perkenalan diri

(entretien dirigé)

Peut parler de soi avec une certaine assurance en donnant informations raisons et explications relatives à ses centres d’intérêt, projets, et actions.

0-2 Peut aborder sans préparartion un échange sur un sujet

familier avec une ceratine assurance. 0-1

2 Bermain peran

(exercice en interaction)

Peut faire face sans préparation à des situations même un peu inhabituelles de la vie courante (respect de la situation et des codes sociolinguistiques).

0-1 Peut adapter les actes de parole à la situation. 0-2 Peut répondre aux solicitations de l’interlocuteur (vérifier

et confirmer des informations, commenter le point de vue d’autrui, etc.).

0-2

(10)

8 3 Argumentasi

(expression d’un point de vue)

Peut présenter d’une manière simple et directe le sujet à

développer. 0-1

Peut présenter et expliquer avec assez de précision les

points principaux d’une réflexion personnelle. 0-2,5 Peut relier une série d’éléments en un discours assez clair

pour être suivi sans difficulté la plupart du temps. 0-1,5 4 Linguistik – leksikal

(étendue et maîtrise)

Possède un vocabulaire suffisant pour s’exprimer sur des sujets courants, si nécessaire à l’aide de périphrases, des erreurs sérieuse se produisent encore quand il s’agit d’exprimer une pensée plus complexe.

0-4

Linguistik

morfosintaksis (morphosyntaxe)

Maîtrise bien la structure de la phrase simple et les phrases complexes les plus courantes. Fait preuve d’un bon contrôle malgré de nettes influences de la langue maternelle.

0-4

Linguistik – fonologi (maîtrise du système phonologique)

Peut s’exprimer sans aide malgré quelques problèmes de formulation et des pauses occasionnelles. La prononciation est claire et intelligible malgré des erreurs ponctuelles.

0-3

Tabel 3. Standar Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Level B2

No Aspek Persyaratan Rentang

Poin 1 Monolog : argumentasi

(monologue suivi : défense d’un point de vue argumenté)

Peut dégager le thème de réflexion et introduire le débat. 0-1,5 Peut présenter un point de vue en mettant en évidence des

éléments significatifs et/ou des exemples pertinents. 0-3 Peut marquer clairement les relations entre les idées. 0-2,5 2 Debat

(exercice en interaction:

débat)

Peut confirmer et nuancer ses idées et ses opinions,

apporter des précisions. 0-3

Peut réagir aux arguments et déclarations d’autrui pour

défendre sa position. 0-4

3 Linguistik – leksikal (étendue et maîtrise)

Possède une bonne variété de vocabulaire pour varier sa formulation et éviter des répétitions, le vocabulaire est précis mais des lacunes et des confusions subsistent.

0-5

Linguistik

morfosintaksis (morphosyntaxe)

A un bon contrôle grammaticals, malgré de petites fautes

syntaxiques. 0-3

Linguistik – fonologi (maîtrise du système phonologique)

A acquis une prononciation et une intonation claires et

naturelles. 0-3

2.4 Evaluasi Pembelajaran

Zaim (2016 : 71-72) mengungkapkan bahwa melalui tes dapat diketahui sejauh mana program pembelajaran yang dilakukan telah tercapai atau belum dan perbaikan apa yang perlu dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu, tes dapat dilakukan di akhir pokok bahasan (tes formatif) dan dapat juga dilakukan di akhir program pembelajaran (tes sumatif). Di sisi lain, ditinjau dari kegunaannya, tes dapat dikategorikan atas beberapa jenis yaitu tes diagnostik, tes profisiensi, tes hasil belajar, tes penempatan, dan tes seleksi.

Adapun tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

(11)

9

peserta didik dalam penguasaan materi yang diajarkan serta mencari faktor penyebabnya.

Sedangkan tes profisiensi adalah tes untuk mengukur kemampuan atau keterampilan umum berbahasa, tidak terbatas pada kurikulum yang digunakan pada tingkat pendidikan tertentu, tetapi mencakup kemampuan atau keterampilan berbahasa dalam arti yang luas. Selanjutnya, tes hasil belajar adalah tes yang diberikan kepada peserta didik untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran setelah suatu program pembelajaran diberikan dalam rangkaian proses pembelajaran.

Terkait dengan tes hasil belajar yang digunakan di dalam penelitian ini, ada dua bentuk tes hasil belajar yaitu tes formatif dan tes sumatif. Tes formatif adalah tes yang mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam rangkaian proses pembelajaran dengan tujuan membantu peserta didik memahami ilmu yang sedang dipelajarinya. Bagi pendidik, tes formatif ini berguna untuk mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik. Tes formatif biasanya dilakukan pendidik setiap mengakhiri satu pokok atau subpokok bahasan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai. Misalnya tes formatif berbicara bahasa Prancis terkait dengan materi exposé d’un point de vue sur les actualités dalam bentuk praktik berbicara. Sedangkan tes sumatif adalah tes untuk mengukur apa yang telah dikuasai peserta didik di akhir unit satuan pembelajaran. Artinya, tes sumatif dilaksanakan setelah semua unit satuan pembelajaran selesai diajarkan. Tes sumatif bertujuan untuk menentukan keberhasilan peserta didik setelah menempuh program pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, misalnya Ujian Akhir Semester (UAS).

Ada dua jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbicara, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengikut kegiatan pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan berdasarkan unjuk kerja yang dilakukan siswa ketika menyajikan kompetensi berbicara yang dituntut kurikulum atau mempresentasikan secara individual ataupun kelompok. Dalam penilaian proses digunakan lembar penilaian sikap (afektif) yang dapat terdiri atas aspek: (1) kedisiplinan, (2) minat, (3) kerja sama, (4) keaktifan, dan (5) tanggung jawab. Dalam penilaian hasil digunakan rubrik penilaian untuk mengetahui kompetensi peserta didik dalam berbicara. Ada beberapa aspek yang dapat dinilai, yaitu (1) kelancaran menyampaikan pendapat/tanggapan, (2) kejelasan vokal, (3) ketepatan intonasi, (4) ketepatan pilihan kata (diksi), (5) struktur kalimat (tuturan), (6) kontak mata dengan

(12)

10

pendengar, (7) ketepatan mengungkapkan gagasan disertai data tekstual, (Hermansyah, 2017:

40).

2.5 Media Evaluasi Berbicara Bahasa Prancis : Video

Video menjadi solusi untuk praktik berbicara bahasa asing oleh mahasiswa mengingat jumlah waktu yang sangat terbatas terlebih jika jumlah mahasiswa cukup banyak. Video pun juga dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa. Salah satu minat belajar terlihat dari meningkatnya viewer video-video pembelajaran, seperti belajar berbahasa asing melalui video-video sehingga kemampuan berbahasa asing meningkat (Combe et.al., 2016).

Donaghy (2014) juga menyarankan agar mahasiswa membuat sendiri video mereka, karena melalui pembuatan video sendiri akan dapat melatih sekaligus meningkatkan kemampuan berbicara. Legget (2016) pun menyebutkan keuntungan-keuntungan melalui pembuatan video tersebut sebagai media praktik berbicara yaitu melalui video dapat memfasilitasi mahasiswa dalam berpikir dan menyelesaikan masalah, (facilitating thinking and problem solving), memotivasi dan membuat mahasiswa menjadi lebih kreatif (inspiring and engaging students), memperkaya pengalaman mahasiswa (enhances learning experiences), meningkatkan potensi secara mendalam dalam proses pembelajaran (potentials for deeper learning), serta meningkatkan pembelajaran yang mandiri maupun kerjaasama tim (learner autonomy and enhances team working). Selain itu, Hadi (2017: 100) menambahkan kelebihan lainnya yang dimiliki media video diantaranya dapat memenuhi kebutuhan semua peserta didik yang memiliki karakter belajar yang berbeda-beda (audio, visual, atau audio-visual), dapat menghadirkan peristiwa yang tidak mungkin dialami peserta didik diluar sekolah seperti melihat terjadinya bencana banjir, gempa bumi, tsunami, dll. Kelebihan tersebut secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Sebagai sebuah media, video efektif digunakan untuk proses pembelajaran secara masal, individu maupun kelompok (Daryanto, 2012). Efektivitas media video ini dilandasi oleh dua teori, yaitu teori Edgar Dale dan teori Brunner. Pertama, Edgar Dale dengan teori Dale’s cove of experience. Teori tersebut menggambarkan tingkatan pemahaman siswa dalam sebuah kerucut pengalaman. Pada kerucut pengalaman dari Edgar Dale, video terletak pada bagian tengah karena termasuk pada kategori “Television”. Posisi tersebut menunjukkan bahwa media video lebih baik daripada media gambar dan media audio. Kedua, teori dari Brunner yang menggolongkan modus belajar menjadi tiga tingkatan, yaitu pengalaman langsung

(13)

11

(enactive), pengalaman piktorian/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic) (Arsyad, 2006). Kedua teori ini menegaskan bahwa peserta didik akan merasakan pengalaman belajar yang lebih bermakna jika pendidik menghadirkan suasana belajar yang dapat dirasakan peserta didik menggunakan semua panca inderanya. Dengan kata lain, semakin banyak panca indera yang digunakan peserta didik saat belajar, maka proses belajar tersebut akan lebih mudah diserap oleh peserta didik.

Terkait penggunaan video sebagai media evaluasi pembelajaran tertentu, ada beberapa jenis video yang dapat digunakan dosen yaitu sebagai berikut : 1) video tutorial (Susilawati, 2017), video visite guidée (Yuliati & Simonutti, 2017), 3) video bermuatan lokal (Nurlina &

Fathonah, 2017), 4) video profil (Kertiasih & Budhayasa, 2017), 5) video blog (Vindiyanasari, 2018), 6) video dokumenter (Wijayanti, dkk., 2019), 7) video scribe (Adrian, 2019), 8) video streaming web (Ardianto & Nst, 2016), 9) video animasi (Sulistiyowati &

Kristanto, 2018), 10) video kreatif (Pritama dkk., 2019), dan 11) video iklan (Satrio, 2019).

2.6 Video Kolaboratif

Video kolaboratif merupakan video yang isinya merupakan kolaborasi antara mahasiswa yang sedang praktik berbicara dengan dosen sebagai pendidik. Video kolaboratif ini merupakan jenis video baru yang diciptakan sendiri oleh peneliti berdasarkan pengalaman mengajar yang dilakukan sebagai salah satu media evaluasi khususnya dalam mata kuliah berbicara. Hal ini dimaksudkan agar mahasiwa dapat lebih termotivasi dan tertantang serta semangat dalam melakukan praktik berbicara yaitu dengan cara berkolaborasi dengan dosennya. Jika selama ini, mahasiwa hanya melakukan sendiri praktik berbicara (tugas individual), maupun dengan teman sekelasnya (tugas kelompok), maka saat ini perlu kiranya dosen juga ikut serta aktif dalam proses praktik berbicara tersebut melalui video. Pada dasarnya, jenis video ini adalah video kreatif karena pembuatannya tergantung pada kreativitas masing-masing mahasiswa dengan tetap memperhatikan perintah atau ketentuan- ketentuan yang diberikan oleh dosen.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembuatan video kolaboratif yang dimaksud peneliti adalah sebagai berikut.

1) Dosen memberikan tugas praktik berbicara bahasa Prancis baik secara individual maupun praktik sesuai dengan materi yang dibahas.

(14)

12

2) Dosen meminta mahasiswa untuk melakukan praktik berbicara tersebut dengan membuat video kolaboratif dengan dosen.

3) Masing-masing mahasiswa membuat konsep untuk pembuatan video tersebut berdasarkan perintah/soal yang diberikan, kemudianberkoordinasi dengan dosen terkait dengan konsep yang telah dirancang serta membuat kesepakatan jadwal untuk pengambilan video secara daring dengan memanfaatkan video call/ aplikasi zoom/

google meet dan aplikasi tatap muka lainnya.

4) Mahasiswa melakukan editing video yang telah direkam dan mengunggah video tersebut di akun Youtube mereka.

5) Dosen melakukan penilaian terkait praktik berbicara yang telah dilakukan oleh mahasiswa melalui video tersebut, dan memberikan evaluasi serta feedback kepada mahasiswa baik melalui kolom komentar di masing-masing akun Youtube mereka, maupun ketika perkuliahan berbicara berlangsung.

2.7 Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya

Terdapat banyak sekali penelitian terkait dengan keterampilan berbicara (bahasa Prancis) yang juga dilakukan oleh para peneliti lainnya baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini tentu saja dikarenakan keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai oleh pembelajar agar mereka dapat berkomunikasi dengan baik dengan menggunakan bahasa yang dipelajari. Berikut ini beberapa contoh hasil penelitian yang memiliki tema yang sama.

Tabel 4. Hasil-hasil Penelitian Relevan

No Bidang/Judul Nama &

Tahun Penelitian

Dimensi-dimensi Teoretis

A 1

Teknik & Strategi pembelajaran keterampilan berbicara

Les Stratégies d'apprentissage vers une autonomie de l'apprentissage en productuion orale

Mohammedi

& Chtatha (2019)

Strategi pembelajaran yang otonom dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat membuat peserta didik lebih termotivasi dalam berbicara.

2 Les jeux comme potentialisateurs de la mémoire et la production orale en FLE

Bonilla, dkk.

(2019)

Strategi permainan memiliki banyak manfaat dalam menstimulus peserta didik berbicara bahasa Prancis.

B 1

Media untuk keterampilan berbicara Penerapan multimedia situs languages online dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis

Gisella (2019) Penggunaan media berbasis online dalam pembelajaran keterampilan berbicara membuat peserta didik menjadi lebih tertarik dan tidak bosan karena kekinian.

2 Penggunaan video dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis pada

Lutfi (2018) Penggunaan video sebagai media pembelajaran keterampilan berbicara dapat

(15)

13

mata kuliah français de l’hôtellerie et de la restauration

menstimulus peserta didik untuk berani dan percaya diri dalam berbicara.

C 1

Upaya peningkatan keterampilan berbicara Peningkatan kemampuan bahasa Prancis lisan mahasiswa prodi bahasa dan sastra Prancis melalui tugas pembuatan video visite guidée

Yuliati &

Simonutti (2017)

Tugas praktik berbicara melalui pembuatan video dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik.

2 Les Pratiques théâtrales: vers une amélioration de la compétence orale en FLE

Maarouf &

Benabbes (2015)

Kemampuan berbicara juga dapat meningkat melalui praktik teater karena menarik dan peserta didik aktif dalam bermain peran.

Berdasarkan contoh-contoh penelitian di atas, terlihat sangat jelas bahwa keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang terus diupayakan untuk dapat dicapai secara optimal oleh peserta didik agar mereka dapat menggunakan dengan baik bahasa yang sedang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dengan memanfaatkan video tetapi juga dapat mengoptimalkan berbagai macam perkembangan TIK yang lain, juga memanfaatkan berbagai macam strategi dan teknik pembelajaran serta media yang inovatif, menarik, dan mengikuti perkembangan zaman.

2.8 Road Map Penelitian

Adapun road map penelitian digambarkan melalui diagram di bawah ini.

2021

Identifikasi kendala penguasaan keterampilan berbicara bahasa Prancis (praktik, durasi, media, motivasi, linguistik, dll.).

Solusi pemecahan masalah melalui media berbasis teknologi yaitu video kolaboratif dalam praktik berbicara bahasa Prancis level B1 (semester 4) & B2 (semester 6).

Hasil evaluasi praktik melalui video kolaboratif dan respon mahasiswa.

2022

Mengembangkan video kolaboratif tidak hanya terbatas kolaborasi dengan dosen tetapi juga pihak lain yang menguasai bahasa Prancis (mahasiswa dari universitas lain, akademisi, para penutur bahasa Prancis di seluruh

dunia) untuk menunjang keberanian, kreativitas, dan kelancaran mahasiswa dalam berbicara.

Identifikasi hambatan-hambatan yang masih dialami mahasiswa dalam menguasai keterampilan berbicara.

2023

Implementasi praktik berbicara bahasa Prancis melalui video kolaboratif di dalam mata kuliah berbicara untuk semua jenjang/semester.

Terjadinya peningkatan kemampuan berbicara bahasa Prancis mahasiswa yang signifikan baik dalam proses perkuliahan berbicara maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 1. Road Map Penelitian

(16)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan video kolaboratif dalam praktik berbicara bahasa Prancis mahasiswa. Adapun penggunaan video kolaboratif ini dilakukan dalam praktik berbicara setiap minggunya di semester genap TA. 2020/2021 dengan mempertimbangkan waktu dan kondisi. Kolaborasi yang dilakukan adalah dengan dosen pengampu mata kuliah berbicara yaitu peneliti sendiri.

Dengan demikian hasil evaluasi video-video tersebut dan respon mahasiswa terhadap penggunaan video tersebut, digunakan desain dan metode penelitian deskriptif kualitatif.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 4 (level B1) dan semester 6 (level B2).

Sedangkan objek penelitian ini adalah praktik berbicara bahasa Prancis melalui video kolaboratif yang mana cakupan materi disesuaikan dengan perangkat perkuliahan semester genap TA. 2020/2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2006: 55-56) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dengan demikian, populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif PS Pendidikan Bahasa Prancis yang masih mengikuti perkuliahan yaitu sebanyak 84 orang. Sedangkan sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa semester 4 (18 orang) dan semester 6 (31 orang) sehingga total sampel adalah 49 orang.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode, (Arikunto, 2002: 126). Oleh Karena itu, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencakup : 1) Studi pustaka, 2) Perangkat perkuliahan, 3) Standar penilaian berbicara

(17)

15

bahasa Prancis level B1 dan B2, 4) Tabel identifikasi penilaian berbicara bahasa Prancis melalui video kolaboratif, dan 5) Angket.

3.5 Metode dan Teknik Pengambilan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah dengan evaluasi praktik berbicara bahasa Prancis melalui video kolaboratif dan angket. Teknik dasar metode ini adalah dengan observasi dan analisis hasil evaluasi berbicara dengan menggunakan standar penilaian Eropa untuk keterampilan berbicara bahasa Prancis dan analisis hasil angket. Adapun praktik berbicara dengan video kolaboratif artinya mahasiswa akan melakukan praktik berbicara bahasa Prancis berdasarkan materi-materi yang dipelajari dengan melakukan kolaborasi baik dengan teman maupun dengan dosen. Selama proses evaluasi dan penilaian video tersebut, peneliti mencatat dan mendokumentasikan apa-apa saja yang terjadi. Kemudian, melalui angket yang diisi oleh mahasiswa terkait dengan respon mereka terhadap penggunaan video tersebut juga dicatat sebagai data penelitian.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara mahasiswa melalui video kolaboratif, sehingga dalam analisis data yang dilakukan adalah dengan acuan hasil penilaian berdasarkan standar penilaian Eropa sesuai dengan levelnya yaitu B1 dan B2.

Setiap aspek yang dinilai akan diberi catatan sehingga dapat dideskripsikan dengan jelas.

Adapun tabel analisis data terkait dengan kemampuan berbicara mahasiswa adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Level B1 (Individu/Kelompok)

Praktik ke …/ Materi …/Individu-Kelompok No.

Data

Perkenalan diri

Bermain peran

Argumentasi Leksikal Morfosintaksis Fonologi Kreativitas Skor

1/nama 2/nama

dst

(18)

16

Tabel 6. Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Level B2 (Individu/Kelompok)

Praktik ke …/ Materi …/Individu-Kelompok No.

Data

Perkenalan diri

Monolog Debat Leksikal Morfosintaksis Fonologi Kreativitas Skor

1/nama 2/nama

dst

Adapun tahapan penelitian, digambarkan ke dalam bagan alir berikut ini.

Gambar 2. Bagan Alir Prosedur Penelitian

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

Anggaran biaya yang dibutuhkan dijabarkan di dalam tabel di bawah ini.

Tabel 7. Anggaran Biaya Penelitian

Mulai

Selesai

Studi pustaka

Penyusunan instrumen penelitian (angket) & tabel identifikasi data penelitian Pemantapan Perangkat Perkuliahan sebagai instrumen pengambilan data

penelitian

Pengambilan data penelitian Praktik berbicara bahasa Prancis mahasiswa (semester 4 & 6) selama perkuliahan daring

melalui video kolaboratif Penyebaran angket terkait respon/tanggapan

penggunaan video kolaboratif kepada mahasiswa

Identifikasi data penelitian berdasarkan hasil penilaian evaluasi praktik berbicara bahasa Prancis. Fakta-fakta apa saja yang diperoleh,

bagaimana praktik berbicara mahasiswa melalui video kolaboratif tersebut.

Pengolahan data penelitian baik angket maupun hasil evaluasi berbicara yang telah dilakukan.

Mengunggah video kolaboratif yang dihasilkan selama penelitian di Youtube sebagai referensi untuk keterampilan berbicara bahasa Prancis.

Mengambil kesimpulan penelitian.

Menyusun laporan penelitian.

(19)

17

No. Jenis Pengeluaran Jumlah Harga Satuan Biaya

1 Pengadaan alat dan bahan - Kuota peneliti - Penyimpan data - Souvenir responden - Bantuan kuota responden

6 1 49 49

200.000 1.000.000 50.000 100.000

1.200.000 1.000.000 2.450.000 4.900.000 Rp 9.550.000

2 Biaya perjalanan penelitian 2 500.000 1.000.000

Rp 1.000.000 3 ATK/Bahan habis pakai

- Perbanyak laporan penelitian - ATK

6 1

150.000 550.000

900.000 550.000 Rp 1.450.000 4 Laporan/Diseminasi/Publikasi

- Pendaftaran seminar internasional - Pendaftaran jurnal internasional - Transportasi

2 1 2

500.000 5.000.000 1.000.000

1.000.000 5.000.000 2.000.000 Rp 8.000.000 Total (biaya 1 + biaya 2 + biaya 3 + biaya 4) Rp 20.000.000

4.2 Jadwal Penelitian

Adapun rincian jadwal penelitian yang dimaksud peneliti paparkan di bawah ini.

Tabel 8. Anggaran Biaya Penelitian

N

o Kegiatan

Bulan dan Minggu ke-

April, Mei, Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Pengurusan izin penelitian 2 Studi

pendahuluan

3

Pengambilan data

penelitian selama proses perkuliahan 4 Penyebaran

angket 5 Analisis data 6

Penyusunan laporan penelitian

7

Seminar hasil penelitian (nasional &

internasional)

8

Pendaftaran jurnal nasional dan internasional

(20)

18

DAFTAR PUSTAKA

ABOE, R. W. (2020). PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN SPEAKING. Humano: Jurnal Penelitian, 11(1), 33-38.

ADRIAN, M. (2019). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGOLAHAN ROTI MENGGUNAKAN SPARKOL VIDEO SCRIBE PADA JENIS-JENIS ROTI (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA).

Anhusadar, L. (2020). Persepsi mahasiswa PIAUD terhadap kuliah online di masa pandemi Covid 19. KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education, 3(1), 44-58.

Ardianto, I., & Nst, M. B. K. (2016). Perancangan aplikasi video streaming web menggunakan xampp di universitas al-washliyah labuhanbatu. Jurnal Ilmiah INFOTEK, 1(3).

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Asnur, M. N. A., Adhima, F., Ayuwijayanti, M., & Marsuki, R. R. (2019). Karaketristik Pembelajaran Kolaboratif Bahasa Asing dalam Google Classroom. In Prosiding Seminar Nasional Literasi Bahasa Dan Sastra Ke-4 Pembelajaran Bahasa Asing Di Era Digital.

Beta, P. (2019). Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Metode Bermain Peran. Cokroaminoto Journal of Primary Education, 2(2), 48-52.

Cahyanti, T. W. (2020). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Menggunakan Video Refleksi Diri dalam Kompetisi Pidato. Dharma Pendidikan, 15(2), 1-9.

Combe, Christelle et.al. 2016. Vlogging: A New Channel for Language Learning and Intercultural Exchanges. Eurocall. Hal.119-124.

Darmuki, A. (2020). UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA MENGGUNAKAN MEDIA APLIKASI GOOGLE MEET BERBASIS UNGGAH TUGAS VIDEO DI YOUTUBE PADA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 6(2), 655-661.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Satrio, D. A. (2019). Perancangan Promosi Grofwood melalui Video Iklan (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).

(21)

19

Dewi, N. L. D. S., & Carniasih, N. P. S. E. (2019). HASIL BELAJAR MAHASISWA DENGAN PENERAPAN VIDEO YOU TUBE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN GRAMMAR AND USAGE 2. LITERA: Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra, 5(1).

Donaghy, K. (2014). How can film help you teach or learn English? Accessed on 29 September 2016 from https://www.britishcouncil.org/voices-magazine/how-canfilm-help- you-teach-or-learn-english

GÜNDAY, R. (2016). La compétence de la production orale dans la méthode

«perspective actionnelle». İstanbul Eğitimde Yenilikçilik Dergisi, 2(3-2), 15-30.

Hadi, S. (2017, May). Efektivitas penggunaan video sebagai media pembelajaran untuk siswa sekolah dasar. In Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran Dan Pendidikan Dasar 2017 (pp. 96-102).

Hermansyah, A. K., Suyono, S., & Hasanah, M. (2017). Desain Pembelajaran Berbicara Untuk Mengenalkan Nilai-Nilai Moral Kemanusiaan Melalui Bermain Peran. Jurnal Edukasi, 4(1), 38-42.

Huri, D., & Wiyanti, S. (2017). PENGGUNAAN VIDEO PONSEL UNTUKPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA. PEMBELAJARAN BIPA:

PERUBAHAN, TANTANGAN, DAN PELUANG, 30.

Kartono, G., Mesra, M., & Azis, A. C. K. (2020). Pengembangan Media Ajar Grafis Komputer Materi WPAP Dalam Bentuk E-Book Dan Video Tutorial Bagi Mahasiswa Seni Rupa. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 127-132.

Kertiasih, N. K., & BUDHAYASA, I. P. (2017). Video Profil Sebagai Sarana Promosi Efektif Dalam Menunjang Eksistensi Program Studi Manajemen Informatika. JST (Jurnal Sains dan Teknologi), 6(2), 238-247.

Legget, A. (2016). Pedagogical benefits. http://www.uq.edu.au/teach/video- teachlearn/ped-benefits.htm

Maghfiroh, A. (2016). FROM DAILY TO FLUENCY: Melejitkan Kemampuan Bahasa Asing dengan Aktifitas Bahasa Harian. Jurnal Dimensi pendidikan dan pembelajaran, 3(2), 49-56.

Nurlina, L., & Fathonah, S. (2017, November). UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER MAHASISWA MELALUI PEMBUATAN VIDEO BERMUATAN BUDAYA LOKAL JAWA TENGAH. In SEMINAR NASIONAL BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA (Vol. 1, No. 01).

(22)

20

Pritama, A. D., Waluyo, R., & Sukmaningsih, W. (2019). Peningkatan Keterampilan Siswa Melalui Pelatihan Pembuatan Video Kreatif. Jurnal ABDIMAS (Pengabdian kepada Masyarakat) UBJ, 2(1).

Riadi, S., Normelani, E. N., Efendi, M., Safitri, I., & Tsabita, G. F. I. (2020). Persepsi Mahasiswa Prodi S1 Geografi FISIP ULM Terhadap Kuliah Online Di Masa Pandemi Covid-19. PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi), 2(2), 219-227.

Sholihah, R. A. (2020). Praktik Pembelajaran Keterampilan Berbicara Di Masa Pandemi Covid-19. NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 5(1), 705-717.

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Sulistiyowati, T., & Kristanto, A. (2018). Pengembangan Media Video Animasi Tentang Pembentukan Tanah Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Singowangi Kec. Kutorejo Kab.

Mojokerto. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 9(2).

Susilawati, N., & AN, D. N. (2017). PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN SILABUS DAN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA. Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(4), 364-372.

Tarigan. (2008). Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Vindiyanasari, P. (2018). TEMA DAN PESAN DALAM VIDEO BLOG" WIRDA MANSYUR"(Analisis Isi pada Video Blog Wirda Mansur Periode 3 Oktober 2015-7 Agustus 2017) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Wijayanti, S. H., Harnadi, A., Putra, P., Sayagiri, T., Thomas, A., & Frederich, W. (2019).

Muaragembong: Potensi alam dan olahan Dodol Pidada dalam video dokumenter. Riau Journal of Empowerment, 2(1), 1-8.

Wulandari, E., & Mandasari, Y. P. (2020). PENGGUNAAN VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS MAHASISWA BIDANG STUDI KEPERAWATAN. PROCEEDING UMSURABAYA.

Yuliati, R., & Simonutti, C. (2017). Peningkatan Kemampuan Bahasa Prancis Lisan Mahasiswa Prodi Bahasa Dan Sastra Prancis Melalui Tugas Pembuatan Video Visite Guidée. Puitika, 13(1), 49-61.

Zaim, M. (2016). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Kencana.

Gambar

Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan
Tabel 2. Standar Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Level B1
Tabel 3. Standar Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis Level B2
Tabel 4. Hasil-hasil Penelitian Relevan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Verifikasi memeriksa penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar (Law dan Kelton, 1991), sedangkan validasi adalah

Buah semu atau buah tertutup adalah, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih

Wilhelm von Humboldt’s concepts which are related to language and thought reappeared in the cognitive semantics approach that examines meaning in terms of concepts, as

pemasukan penawaran ternyata hanya 2 (dua) penyedia yang memasuld<an penawirran- Dengan demikian. pelelangan ini dinyatalcan gagal dan alcan

Memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan konsep transformasi geometri refleksi pada

Kesimpulan dari tabel diatas yaitu dengan persentase tertinggi (51%) pengunjung mengakui bahwa koleksi yang dimiliki Perpustakaan Universitas Indonesia sesuai dengan kebutuhan

Penting : Pada port ini juga terdapat VCC (5V) dan GND (ground) yang dapat digunakan sebagai sumber tegangan untuk rangkaian tambahan yang akan dihubungkan ke DT-51 MinSys..

Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum pidana lingkungan hidup dan ketentuan pidana dalam undang-undang terkait dengan lingkungan dalam menangani kasus kebakaran