• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP N. 1 SEI BAMBAN T. A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP N. 1 SEI BAMBAN T. A."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA POKOK

BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP N. 1 SEI BAMBAN T.A 2014/ 2015

Oleh :

Silva Purnama Dewi Sagala NIM 4113111074

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, rahmat dan kasih karunia yang diberiakan kepada penulis sehingga

penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan sesuai

dengan waktu yang diharapkan.

Skripsi ini berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT) dan Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada

Pokok Bahasan Aritmetika Sosial di Kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban” disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Dr. Asrin Lubis, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan

skripsi ini sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. W. L Sihombing, M. Pd, Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, yang telah memberikan

masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan

skripsi ini. Tak lupa juga ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak

Drs. Togi, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak

dan Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan matematika FMIPA UNIMED yang

sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak kepala

sekolah (Bapak Sudariyono, S. Pd) dan guru matematika (Ibu R. Samosir, S. Pd)

di SMP N.1 Sei Bamban yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda R. Sagala,

dan Ibunda N. Simbolon serta saudara penulis Bang Bona Tua Sagala, Bang Mitra

Setiadi Sagala, Adik Asima Arta Uli Sagala dan juga Adik Simon Patrick Sagala

serta keluarga yang selalu mendukung penulis dalam perkuliahan dan telah

banyak memberi motivasi, kasih sayang, semangat, nasehat, dan doa sehingga

(4)

Ucapan terimakasihjuga kepada orang-orang luar biasa di sekeliling

penulis yang selalu memberi dukungan dan semangat, teman seperjuangan yang

banyak membantu penulis Martha, Stepany, Nonce, Mery, Chrisna, Putri, Jesica,

Mai, kk Lenra, Risda, grestica, teman-teman seangkatan 2011 jurusan Matematika

terlebih Dik C 2011. Tak lupa juga mengucapkan terima kasih buat teman

sepenanggungan se-PS Martha Napitupulu, Dina Ria Ambarita, dan Rani Lubis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,

namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini berguna bagi penulis dan

pembaca dalam usaha peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2015 Penulis

(5)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP N. 1 SEI BAMBAN TA. 2014/2015

SILVA P. D. SAGALA (4113111074)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dan dilakukan di SMP. N. 1 Sei Bamban yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dan tipe STAD pada pokok bahasan Aritmetika Sosial di Kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban T.A. 2014/ 2015.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban T.A. 2014/2015, sedangkan yang menjadi sampel sasaran dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas VII-1sebanyak 42 siswa sebagai kelas eksperimen 1 dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT dan kelas VII-2 sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen 2 dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Instrumen penelitian ini berupa soal Tes Hasil Belajar yang berbentuk pilihan berganda yang telah valid dan reliabel sebanyak 10 soal. Sebelum instrumen diberikan pada siswa kelas eksperimen 1 dan siswa kelas eksperimen 2, soal Tes Hasil Belajar terlebih dahulu diuji coba di kelas VIII-2 SMP N. 1 Sei Bamban.

Nilai rata-rata Tes Hasil Belajar yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada pretest 32,3809 dan pada postest 54,5238. Sedangkan nilai rata-rata Tes Hasil Belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pretest 31,25 dan pada postest 61,25. Dari hasil analisis data dengan menggunakan data pretest diperoleh, untuk uji normalitas diperoleh kelas eksperimen 1 χ2 hitung = 10,6346 < χ2 tabel= 11,070 dan kelas eksperimen 2 χ2 hitung = 9,7901 < χ2 tabel = 11,070 sehingga dapat disimpulkan kedua kelas adalah berdistribusi normal pada taraf signifikansi α = 0,05. Untuk uji homogenitas data diperoleh Fhitung = 1,0847 < Ftabel = 1,6965 adalah homogen dengan taraf nyata �= 0,05.

Berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakn uji t dua pihak dengan dk = n1 + n2 – 2 = 80 dan taraf nyata α = 0,05, diperoleh t hitung = -2,1476 dan t tabel

= 1.9933. Karena t hitung = -2,1476 tidak berada diantara interval -1,9933 < t hitung <

(6)

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Persetujuan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Pembatasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 9

1.5.Tujuan Penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Hasil Belajar 10

2.1.2. Pembelajaran Matematika 11

2.1.3. Model Pembelajaran 13

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 14

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) 17

2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT) 17

2.1.5.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe

(7)

vii

2.1.5.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) 20

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) 21

2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) 21

2.1.6.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) 23

2.1.6.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) 25

2.1.7. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

dan STAD 27

2.1.8. Materi Aritmetika Sosial 28

2.1.9. Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Model Numbered

Head Together (NHT) 31

2.1.10. Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Model Student

Teams Achievement Division (STAD) 33

2.2. Kerangka Konseptual 36

2.3. Hipotesis Penelitian 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 39

3.2.1. Populasi Penelitian 39

3.2.2. Sampel Penelitian 39

3.3. Variabel Penelitian 40

3.4. Definisi Operasional variabel 40

3.5. Jenis Dan Desain Penelitian 41

3.5.1. Jenis Penelitian 41

3.5.2. Desain Penelitian 41

(8)

3.7. Instrumen Penelitian 45

3.7.1. Uji Validitas 46

3.7.2. Uji Reabilitas 47

3.7.3. Daya Pembeda Soal 48

3.7.4. Analisis Tingkat Kesulitan 50

3.8. Teknik Analisis Data 52

3.8.1. Menghitung Rata-Rata Skor 52

3.8.2. Menghitung Standart Deviasi 52

3.8.3. Uji Normalitas 52

3.8.4. Uji Homogenitas 54

3.8.5. Uji Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data 58

4.2. Analisis Data 60

4.2.1. Uji Hipotesis 60

4.3. Pembahasan 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 65

(9)

ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16

Tabel 2.2 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 23

Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan 24

Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok 24

Tabel 2.5 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT dan STAD 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian 42

Tabel 3.2 Validitas Uji Coba THB 47

Tabel 3.3 Daya Pembeda Uji Coba THB 49

Tabel 3.4 Indeks Kesulitan Soal Uji Coba THB 51

Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data 53

Tabel 3.6 Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data 54

Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Pengujian Kesamaan Rata-rata Pretest 57

Tabel 4.1 Data Posstest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 58

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 44

Gambar 4.1. Histogram Data Posstest Siswa Kelas Eksperimen 1 dan

Kelas Eksperimen 2 59

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 : RPP 1 Kelas Eksperimen 1 68

Lampiran 2 : RPP 2 Kelas Eksperimen 1 73

Lampiran 3 : RPP 3 Kelas Eksperimen 1 78

Lampiran 4 : RPP 1 Kelas Eksperimen 2 83

Lampiran 5 : RPP 2 Kelas Eksperimen 2 87

Lampiran 6 : RPP 3 Kelas Eksperimen 2 92

Lampiran 7 : Lembar Aktivitas Siswa 1 96

Lampiran 8 : Lembar Aktivitas Siswa 2 100

Lampiran 9 : Lembar Aktivitas Siswa 3 104

Lampiran 10: Alternatif Jawaban LAS 1 107

Lampiran 11: Alternatif Jawaban LAS 2 109

Lampiran 12: Alternatif Jawaban LAS 3 112

Lampiran 13: Kisi-kisi Soal Uji Coba THB 114

Lampiran 14: Soal Uji Coba Tes Hasil Belajar 115

Lampiran 15: Jawaban Soal Uji Coba THB 118

Lampiran 16: Lembar Validasi THB 119

Lampiran 17: Distribusi Jawaban Uji Coba soal THB 122

Lampiran 18: Perhitungan Validitas THB 124

Lampiran 19: Pehitungan Reliabilitas THB 126

Lampiran 20 : Perhitungan Daya Pembeda THB 128

Lampiran 21 : Perhitungan Analisis Tingkat Kesulitan THB 130

Lampiran 22 : Kisi-kisi Soal THB 132

Lampiran 23 : Tes Hasil Belajar 133

Lampiran 24 : Jawaban Tes Hasil Belajar 136

Lampiran 25 : Data Hasil Belajar Matematika Siswa 137

Lampiran 26 : Uji Normalitas Data 139

Lampiran 27 : Uji Homogenitas Varians THB 142

(12)

Lampiran 29 : Uji Hipotesis Hasil Posstest Kelas Sampel 146

Lampiran 30 : Dokumentasi Penelitian 148

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang besar pengaruhnya dan

memegang peranan penting dalam suatu bangsa. Menurut Hermino (2013: 18) bahwa: “ Pendidikan merupakan inti kemajuan suatu bangsa dalam mewujudkan cita-cita untuk kelangsungan kehidupan bangsa tersebut”. Dalam mewujudkan

cita-cita tersebut, diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas yang

menciptakan sumber daya manusia yang tumbuh menuju pematangan kualitas

hidup.

Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003 (dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/defenisi-pendidikan-defenisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/), bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan poses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Dengan adanya pendidikan peserta didik dapat mengembangkan sikap,

kepribadian, watak, kecerdasan dan juga ketrampilan yang sangat diperlukan

dalam suatu bangsa sehingga manusia mutlak membutuhkan pendidikan.

Mulyasana (2011) mengatakan bahwa:

(14)

pematangan kualitas diri menuju terbentuknya kepribadian unggul dan tercapainya titik puncak kesempurnaan diri. (8) Pendidikan membantu menumbuhkan akhlak mulia.

Matematika salah satu mata pelajaran yang sangat diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk

mengkaji sesuatu secara logis dan juga sistematis. Sejalan dengan pendapat

Hudojo (2005: 37) bahwa “Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan

cara berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan

sehari-hari”. Matematika juga merupakan pelajaran yang memiliki peran yang

sangat penting dalam memudahkan untuk berpikir. Hal ini senada dengan

pengertian matematika menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman 2012: 202), “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi

teoretisnya adalah memudahkan untuk berpikir”. Selain hal tersebut ada alasan

lainnya tentang perlunya belajar matematika seperti yang dikemukakan oleh

Cornelius (dalam Abdurrahman 2012: 204 ) yaitu:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”

Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak sejalan

dengan tanggapan siswa. Karena pada kenyataannya tidak sedikit siswa yang

menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga siswa kurang

berminat dalam belajar matematika. Abdurrahman (2012: 202) menyatakan bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh para siswa, baik yang tidak

berkesulitan belajar dan lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”. Hal tersebut

mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan survey PISA tahun 2013 dikatakan bahwa “Indonesia berada di peringkat 64 atau kedua dari bawah untuk kemampuan matematika. Hanya

(15)

3

matematika”

(http://www.cpps.or.id/content/survei-kualitas-pendidikan-anak-memasuki-tahap-endline). Dari informasi tersebut diperoleh bahwasannya

kemampuan matematika siswa di Indonesia masih kurang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP N. 1 Sei Bamban

melalui wawancara dari salah satu guru matematika kelas VII yaitu Ibu Rosinda

(dalam wawancara 15 Januari 2015) bahwa: “Hasil belajar matematika siswa

khususnya kelas VII di kategorikan rendah yang dikarenakan siswa menganggap

matematika itu pelajaran yang menakutkan. Permasalahan dalam bentuk soal

cerita merupakan salah satu materi yang menyulitkan siswa, dimana siswa sulit memahami soal berbentuk cerita”. Materi kelas VII yang dominan berbentuk soal cerita adalah materi Aritmetika Sosial.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kelas VII-1 SMP N. 1

Sei Bamban diperoleh keterangan hasil belajar siswa kelas VII-1 SMP N. 1 Sei

Bamban pada semester ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian I, Ujian Tengah Semester, dan Ujian

Semester Kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban

Tes KKM Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

UH 1 75 3 7,14 39 92,8

UTS 75 5 11,9 37 88,1

US 75 6 14, 28 36 85,72

(Sumber: Guru Matematika Kelas VII-1 SMP N. 1 Sei Bamban)

Dari tabel diatas diperoleh dari tiga kali tes hasil belajar, jumlah siswa yang tidak

tuntas ataupun yang memiliki hasil belajar rendah masih tergolong banyak.

Slameto (2010:54) mengatakan bahwa:

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 1. Faktor-faktor internal

- Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

- Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

- Kelelahan

2. Faktor-faktor eksternal

(16)

- Sekolah (metode,mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran , waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

- Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupanmasyarakat).

Dari pernyataan di atas faktor eksternal yaitu sekolah berpengaruh dalam

hasil belajar siswa. Salah satu faktor sekolah tersebut meliputi: metode dan

mengajar. Dari hasil observasi di kelas VII-1 SMP N. 1 Sei Bamban, ternyata

pengajaran dan metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional, dimana

guru menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Setelah melakukan wawacara

dengan guru mata pelajaran kelas tersebut yaitu Ibu Rosinda, mengatakan: “Metode pembelajaran yang sering dilakukan adalah ceramah, tanya jawab, dan diskusi”. Ibu Rosinda juga mengatakan bahwa: “Keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang ia lakukan masih tergolong pasif dan jarang bertanya. Siswa

yang aktif dalam proses pembelajaran adalah sekitar ±25%”.

Faktor sekolah lainnya yang dinyatakan di atas adalah relasi siswa dengan

siswa. Saat dilakukan observasi di kelas VII-1 SMP N. 1 Sei Bamban, ternyata

relasi siswa dengan siswa saat pembelajaran di kelas tersebut kurang baik terjalin.

Dimana siswa belajar secara individualistis dan juga kompetitif. Mereka terkesan

berlomba dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan guru secara

sendiri dan tidak mau bekerjasama dan bertukarpikiran bersama dalam

memecahkan persoalan matematika tersebut. Dalam pembelajaran siswa tidak

berinteraksi sosial dengan baik dengan temannya. Dari hasil wawancara dengan

Ibu Rosinda Samosir juga menyatakan hal yang demikian juga bahwa: “Siswa

dominan belajar secara individualistis dan jarang terjadi interaksi dengan sesama

seperti berdiskusi bersama”.

Belajar individualistis dan kompetitif jika disusun dengan baik, akan

efektif dan merupakan cara memotivasi siswa untuk melakukan yang terbaik.

Namun Slavin menyatakan (dalam Trianto 2009: 55) bahwa:

(17)

5

diberikan salah, (b) siswa berkemampuan rendah akan kurang termotivasi, (c) siswa berkemampuan rendah akan sulit untuk sukses dan semakin tertinggal, dan (d) membuat frustasi siswa lainnya”.

Untuk menghindari hal-hal tersebut dan agar siswa dapat membantu siswa yang

lain untuk mencapai sukses, maka jalan keluarnya adalah dengan belajar

kooperatif. Sejalan dengan hal tersebut Stahl (dalam Isjoni 2009: 15) menyatakan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan

meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial. Kemudian Johnson

& Johnson (dalam Trianto 2009: 57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar

kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi

akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang menuntut adanya kelompok-kelompok untuk bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas bersama dan mereka harus saling berdiskusi untuk

menyelesaikan tugas bersama yang telah diberikan oleh guru dalam

memaksimalkan belajar mereka. Slavin (2005: 10) menyatakan model

pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama

dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu

membuat diri mereka belajar sama baiknya. Sehingga dengan model ini

pembelajaran mendukung terjalinnya hubungan siswa dengan siswa yang baik dan

efektif dalam meningkatkan hasil belajar metematika siswa. Ada berbagai jenis

model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan tipe Student Teams

Achievement Division (STAD).

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional

(Trianto, 2009: 82). Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) siswa dituntut untuk lebih aktif saling berdiskusi untuk

memikirkan jawaban tanpa saling mengharapkan teman. Melalui tipe ini juga

(18)

mengecek seberapa jauh pemahaman siswa tersebut akan materi yang sedang

berlangsung. Sejalan dengan pendapat Trianto (2009: 82) bahwa: “NHT

melibatkan lebih banyak siswa dalam menalaah materi yang tercakup dalam suatu

pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut”.

Sehingga pada model pembelajaran tipe NHT ini lebih terjamin keaktifannya

dalam berkelompok dan dalam proses pembelajaran karena tipe ini memiliki ciri

khas yaitu guru hanya menunjuk seorang siswa tiap kelompok tanpa mengetahui

sebelumnya untuk mewakili kelompoknya dalam menjawab pertanyaan sehingga

setiap siswa harus siap apabila dirinya akan ditunjuk untuk mewakili dalam

menyatakan jawaban dari kelompoknya.

Istarani (2012:13) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

memiliki keunggulan yaitu:

“(1) Dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam

pembelajarannya siswa ditempatkan dalam suatu kelompok untuk berdiskusi, (2) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa secara bersama, sebab masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dibahas (3) Melatih siswa untuk menyatukan pikiran, karena Numbered Head Together mengajak siswa untuk menyatukan prepepsi dalam kelompok (4) Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain, sebab dari hasil diskusi dimintai tanggapan dari peserta lain”.

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division (STAD)

merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok

4-5 orang siswa secara heterogen (Trianto 2009: 68). Pada tipe ini, siswa dituntut

bekerja dengan tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah

menguasai pelajaran, sehingga siswa saling mendukung dan membantu satu sama

lain untuk mencapai pemahaman mengenai pelajaran. Hal ini sejalan dengan

gagasan utama yang dinyatakan Slavin (2005: 12) yaitu bahwa gagasan utama dari

STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan

membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Isjoni (2009: 74) yang mengatakan bahwa: “

STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan adanya aktivitas

(19)

7

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal”. Sehingga

STAD baik digunakan karena siswa yang kurang baik dalam pelajaran dapat

terbantu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian, dkk (2012) menyatakan

bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, dimana pembelajaran ini

melibatkan siswa secara aktif untuk bekerja sama dan melatih siswa dalam

berfikir dan bekerja sama secara kelompok. Selanjutnya, berdasarkan penelitian

yang dilakukan Hidayati (2008) diperoleh bahwa penggunaan model cooperative

learning tipe STAD meningkatkan hasil belajar peserta didik menjadi lebih tinggi

didalam pembelajaran materi pokok aljabar dan aritmetika sosial. Dimana

dikatakan bahwa skor-skor yang diperoleh secara individual meningkat dan

mendukung tim diskusi kelompok untuk bersaing terhadap kelompok lain.

Penghargaan yang diberikan menambah semangat siswa dalam meraih skor yang

lebih tinggi, dan fasilitas STAD membantu dan memotivasi siswa untuk

meningkatkan hasil belajar menjadi lebih tinggi. Dari hasil penelitian di atas

diperoleh informasi bahwa model kooperatif tipe NHT dan STAD dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Dari penjelasan di atas kedua model pembelajaran hampir sama dan kedua

model ini juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika, menyebabkan

penulis ingin melakukan penelitian dengan melihat perbedaan hasil belajar dari

kedua model yaitu Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams

Achievement Division (STAD) pada pokok bahasan aritmetika sosial. Untuk

melihat perbedaan hasil belajar dengan kedua model tersebut penulis mencoba

melakukan penelitian di SMP N. 1 Sei Bamban. Sekolah ini dipilih karena

menurut informasi yang diperoleh, bahwa di sekolah tersebut belum pernah ada

penelitian model NHT dan STAD dengan pokok bahasan aritmetika sosial. Oleh

karena itu, untuk dapat melihat perbedaan hasil belajar untuk pokok bahasan

aritmetika sosial dengan kedua model tersebut, maka perlu dilakukan

(20)

Sehubungan dengan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) Dan Tipe Student Teams Achiement Division (STAD)

Pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Di Kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban

T.A 2014/ 2015”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa.

2. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban masih

rendah berdasarkan hasil ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian

semester.

3. Siswa dalam pembelajaran masih bersifat individualistis ataupun interaksi

sesama siswa yang kurang

4. Siswa kelas VII SMP N. 1 Sei Bamban kesulitan dalam mempelajari

pelajaran matematika yang berbentuk soal cerita seperti Aritmetika Sosial

berdasarkan hasil wawancara dengan guru.

5. Model pembelajaran yang dilakukan di kelas kurang mendukung siswa untuk

aktif dalam mengungkapkan pendapat ataupun gagasan siswa.

1.3Batasan Masalah

Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan seeperti yang ada pada

identifikasi masalah, maka penelitian ini perlu dibatasi supaya apa yang diteliti

lebih terfokus. Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar matematika siswa pada

(21)

9

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa

dengan menerapkan Kooperatif Tipe Numbered Head together (NHT) dan Tipe

Student Teams Achievement (STAD) pada pokok bahasan Aritmetika Sosial di

kelas SMP N. 1 Sei Bamban pada T.A 2014/2015?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui

apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Kooperatif Tipe

Numbered Head together (NHT) berbeda dari Tipe Student Teams Achievement

(STAD) pada pokok bahasan Aritmetika Sosial di kelas VII SMP N. 1 Sei

Bamban pada T.A 2014/2015.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

khususnya pada pokok bahasan aritmetika sosial.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran

yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan pembelajaran

yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di masa yang akan

datang.

4. Bahan perbandingan bagi peneliti lain, yang memilih dan membahas

permasalahan yang sama.

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) pada pokok Aritmetika Sosial di kelas VII SMP N. 1 Sei

Bamban T.A. 2014/2015.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu

disampaikan antara lain:

1. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya menerapkan model

pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika khususnya pokok

bahasan Aritmetika Sosial.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran

kooperatif Tipe NHT dan STAD sebaiknya supaya bisa memaksimalkan

waktu sebaik mungkin dan persiapan yang matang agar proses pembelajaran

dapat berjalan dengan baik.

3. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif bekerjasama dalam diskusi

kelompok dan sebelum memulai pembelajaran siswa diharapkan untuk

mencari informai mengenai materi yang akan dipelajari.

4. Kepada peneliti lainnya diharapkan untuk meneliti hal yang sama pada

sekolah lainnya agar dapat dijadikan studi perbandingan dalam meningkatkan

(23)

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta

Akhmad, Sudrajat, (2010) Defenisi Pendidikan (online) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/defenisi-pendidikan-defenisi-pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/ (diakses 21 Januari 2015 12: 15)

Arief, Muhammad, (2014), Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Tipe NHT Pada Bangun Ruang Sisi Lengkung, FMIPA UNIMED, Medan

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Asdi Mahasatya, Jakarta

Dian, dkk, (2012), Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Pokok Bahasan Segitiga Kelas VIIC Semester 2 SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012, (online), (http://repository.library.ukws.edu/.../2/T1_202008064_Full_Text.pdf, diakses 21 Januari 2015 14:13)

Hermino, Agustinus, (2013), Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Gramedia, Jakarta

Hidayati, (2011) Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Pokok Aljabar Dan Aritmatika Sosial Di Kelas 7C SMPN 1 Pringsurat Tahun Pelajaran 2008/2009. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008, P.181, 185,(Online), (eprints.uny.ac.id/6924/1/P-15%20Pendidikan(Hidayati).pdf, diakses 21 Januari 2015 13:07)

http://www.cpps.or.id/content/survei-kualitas-pendidikan-anak-memasuki-tahap-endline/, diakses 21 Januari 2015 12: 14

Hudojo, Herman, (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang

Isjon, (2009), Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik, Pustaka Belajar, Yogyakarta

(24)

Mulyasana, Dedy, (2011), Pendidikan Bermutu dan Berdaya saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Medan

Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta

Nuharini, Dewi dan Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasi 1. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Setiawan, (2004), Aritmetika Sosial (Diklat Instruktur/ Pengembang Matematika

SMP Jenjang Dasar) (online),

(http://p4tkmatematika.org/.../smp/Arsos.pdf, diakses 3 Februari 2015 15:17)

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, Robert E, (2005), Cooperative Learning. Teori Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung

Sugiono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Alfabeta, Bandung

Suprijono, Agus, (2009), Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian I, Ujian Tengah Semester, dan Ujian

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Disamping digunakan untuk revegetasi lahan, tumbuhan ini juga memiliki nilai tambah yang juga belum banyak diketahui oleh masyarakat lokal yaitu buahnya mengandung

Penelitian ini berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Lahan Kering Di Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali” yang bertujuan untuk : (1) mengetahui

Ekstrak etanol rimpang jahe diuji terhadap Staphylococcus aureus untuk mendapatkan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which

Landasan aksiologis (sumber nilai) sistem politik Indonesia adalah dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi “……maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Bengkayang Bengkayang Pengadaan Langsung Rehabilitasi Drainase Jalan Ngura (depan Gedung Pancasila), Kec. Bengkayang Bengkayang Pengadaan Langsung Rehab Jembatan Ruas Jalan Lumar

putusan eksekusi yang mempunyai kekuatan hukum tetap (Studi Kasus Putusan.. Perkara