PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN
Oleh :
Nurazizah Rambe NIM.409311033
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Medan
Nama : Nurazizah Rambe Nim : 409311033
Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 29 MEDAN
NURAZIZAH RAMBE NIM.(409311033)
ABSTRAK
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Persegi ABCD 29
Gambar 2.2 Segitiga ABC siku – siku 29
Gambar 2.3 Segitiga ABC siku – siku 30
Gambar 2.4 Segitiga ABC Teorema Phytagoras 30
Gambar 2.5 Segitiga ABC siku – siku siku – siku di titik A 31
Gambar 2.6 Segitiga ABC dan Segitiga PQR 32
Gambar 2.7 Segitiga ABC Lancip dan Tumpul 33
Gambar 2.8 Segitiga Tripel Phytagoras 34
Gambar 2.9 Segitiga ABC 34
Gambar 2.10 Segitiga ADC 34
Gambar 2.11 Segitiga ABC siku – siku 35
Gambar 2.12 Segitiga ABC siku – siku 35
Gambar 2.13 Segitiga ABC siku – siku sama kaki 36
Gambar 2.14 Kubus ABCDEFGH 36
Gambar 2.15 Segitiga BOU 37
Gambar 3.1 Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan
Alurnya 43
x
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I 103 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I 107 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II 111 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II 115
Lampiran 5 Lembar Validasi Tes Awal 119
Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 122
Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 125
Lampiran 8 Soal Tes Awal 128
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Tes Awal ... 130
Lampiran 10 Pedoman Penskoran Tes Awal 132
Lampiran 11 Tes Hasil Belajar I 134
Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 136
Lampiran 13 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar I 138
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I ... 139
Lampiran 15 Tes Hasil Belajar II ... 141
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 143
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 145
Lampiran 18 Kisi – kisi Tes Hasil Belajar II 147
Lampiran 19 Daftar Nama Siswa Kelas VIII – 1 SMP Negeri 29 Medan 148
Lampiran 20 Daftar Nilai Tes Awal 149
Lampiran 21 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I 150
Lampiran 22 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar II 151
Lampiran 23 Lembar Kerja Siswa I 152
Lampiran 24 Lembar Kerja Siswa II 156
Lampiran 25 Lembar Kerja Siswa III 158
Lampiran 26 Lembar Kerja Siswa IV 160
Lampiran 27 Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 161
Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 169
Lampiran 29 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Setiap Kategori Siklus I 173
Lampiran 30 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Setiap Kategori Siklus II 174
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan tolak ukur untuk kemajuan suatu negara, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga dan melanjutkan pembangunan dalam seluruh aspek kehidupan di suatu negara termasuk Indonesia. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu diikutsertakan dalam Ujian Nasional, baik di tingkat SD, SMP maupun SMA/SMK. Mata pelajaran yang diujiankan pada Ujian Nasional merupakan mata pelajaran yang dianggap sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam melanjutkan pendidikan ataupun menjalani kehidupan bermasyarakat sesuai jenjang pendidikan yang dijalani. Dan menurut Cornelius (dalam Abdurrahman 2003:253) mengemukakan :
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Kenyataan yang diperoleh (www.pikiran rakyat.com/cetak/2013/0701.html) adalah:
“Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran
2
dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006. Hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa prestasi Indonesia berada jauh di bawah negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tindak lanjut)”.
Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih mengecewakan. Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah. Tentu saja untuk meningkatkan prestasi tersebut harus didukung oleh proses belajar mengajar matematika siswa di sekolah.
Dalam serangkaian proses belajar mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting, hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah banyak tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Diharapkan dengan proses belajar mengajar matematika siswa yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa tersebut.
Namun, permasalahan yang sering muncul sampai saat ini adalah ketidakaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah. Siswa sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar. Keinginan dan aktivitas siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar cenderung menurun dan kurang diperhatikan.
3
kegiatan belajar mengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kondisi siswa yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Ahmad (2004:6) menyatakan bahwa :
“Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan ) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran”
Hal diatas senada dengan pendapat Sardirman (2009:97) bahwa “Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas,tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin berlansung dengan baik”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik dalam kegiatan belajar memiliki aktivitas fisik dan psikis yang baik.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mardiana Sitohang,S. Pd (salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri 29 Medan)
“Aktivitas siswa belajar matematika di kelas masih kurang, kebanyakan siswa hanya memperhatikan saja tanpa mau bertanya. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VIII juga masih rendah, bahkan masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata –rata”.
Hal diatas didukung ketika peneliti observasi di kelas VIII-5 SMP Negeri 29 Medan melihat berbagai aktivitas mereka ketika proses belajar mengajar berlansung. Mayoritas siswa tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan didepan. Siswa tersebut memilih dengan kegiatan mereka masing-masing seperti berbicara dengan teman sebangkunya atau mencatat yang mengakibatkan siswa cenderung menjadi pasif. Dengan kondisi kelas kurang kondusif, hanya siswa yang berada duduk didepan dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlansung. Dari keseluruhan siswa dalam satu kelas hanya 3 orang yang mampu mengerjakan soal yang diberikan guru di papan tulis.
4
kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah, dengan membagikan angket. Dari 35 orang siswa yang mengisi angket diperoleh data sebagai berikut: Pendapat siswa tentang mata pelajaran matematika yakni, 20 orang siswa kurang menggemari pelajaran matematika, 18 orang menyatakan matematika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan dan 16 siswa menyatakan biasa saja. Sedangkan pendapat siswa mengenai pelajaran matematika selama ini
dilakukan dengan mencatat dan mengerjakan soal terdapat 22 siswa. Jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung, maka akan
mengakibatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah kebutuhan, melainkan hanya sebagai tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa.
Ditambah lagi, guru masih mengajar dengan menggunakan metode belajar yang tidak bervariasi, sehingga siswa mudah bosan dan tidak bersemangat dalam belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan hasil belajar siswa meningkat. Serta berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika.
Salah satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
5
dan memberikan ide-ide baru dari siswa yang dapat melatih dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika di sekolah masih didominasi oleh pembelajaran konvensional.
2. Rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 3. Hasil belajar matematika pada materi Teorema Phytaogras masih rendah. 4. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang variatif.
1.3. Batasan Masalah
Dari keseluruhan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi hanya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa SMP melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada materi teorema phytagoras.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :
6
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan pokok penelitian yaitu :
1. Mengetahui peningkatan kadar aktivitas aktif siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pelajaran matematika melalui model Student Facilitator and Explaining
2. Bagi calon guru / guru matematika
Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas kegiatan belajar – mengajar matematika di SMP Negeri 29 Medan..
4. Bagi peneliti
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII SMP
Negeri 29 Medan dalam pembelajaran matematika pada materi Teorema Phytagoras.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 29 Medan dalam pembelajaran matematika pada materi Teorema Phytagoras.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah : 1. Kepada guru khususnya guru matematika, dalam pembelajaran
matematika hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining pada materi Teorema Phytagoras atau materi lain dengan membagikan tiga buah LKS untuk tiap kelompok. 2. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan untuk refleksi bagi guru
dan kepala sekolah.
3. Kepala sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan model – model pembelajaran di sekolah.
4. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Adinawa, M. Cholik dan Sugijono., (2007), Matematika SMP jilid 2A Kelas VIII, Jakarta: Erlangga.
Arikunto, Suharsimi., (2010), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Asosiasi Guru Matematika Indonesia, Rendahnya Prestasi Matematika Indonesia, (http://www.pikiran-rakyat.com), Diakses 18 Juli 2013
Daryanto, 2010, Belajar dan Mengajar, CV. Bandung: Yrama Widya.
Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed
Hamzah,U., 2009, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Humairoh, Lisa.(2013).Penerapan Model Kooperatif dengan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal. Jurusan Matematika FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: CV. ISCOM .
Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Rachmadwidodo’s(dalammodelpembelajaranstudentfacilitatorandexplaining. weblog.com)(diakses 30 Januari 2014)
102
Sinaga, Bornok. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Slameto. (2003), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Suyatno. (2009), Menjelajah Pembelajarn Inovatif, Surabaya: Mas Media Buana Pustaka.
Sudjana, Nana. (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Rosdakarya. Bandung.
Trianto. (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Penerbit Kencana.
Wina,Senjaya. (2008:126). (http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pendekatan-metode-teknik.html). Diakses Maret 2013