BAB III
METODOLOGI
3.1
Tinjauan Umum
Dalam suatu perencanaan embung, terlebih dahulu harus dilakukan survei dan
investigasi dari daerah atau lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang
berhubungan dengan perencanaan yang lengkap dan teliti. Untuk mengatur pelaksanaan
perencanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar, karena metodologi
merupakan acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil
dalam perencanaan. Dalam perencanaan embung ini kami membuat metodologi
penyusunan sebagai berikut :
• Survey dan Investigasi Pendahuluan
• Pengumpulan Data
• Analisa Hidrologi
• Analisa Kebutuhan Air
• Optimasi Embung
• Perencanaan Konstruksi embung
• Stabilitas Konstruksi Embung
• Gambar Desain Konstruksi
• Rencana Kerja dan Syarat - syarat
• Rencana Anggaran Biaya
Proses penyusunan tugas akhir pada perencanaan embung di Kabupaten Blora
dapat disajikan dalam diagram alir yang tersaji dalam gambar 1.4.
3.1.1 Pengumpulan Data
Sesudah latar belakang dari gagasan pembangunan embung tersebut diketahui
dengan pasti dan gagasan tersebut memang berlandaskan dasar-dasar yang kuat,
• Data primer didapat dari hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan data-data aktual lainnya yang berkaitan dengan
kondisi saat ini.
• Data sekunder yaitu data-data kearsipan yang diperoleh dari instansi
terkait, serta data-data yang berpengaruh pada perencanaan.
Dalam perencanaan embung dikawasan Kabupaten Blora ini data-data yang
dikumpulkan adalah :
1. Data topografi
Data ini digunakan untuk menentukan elevasi dan tata letak lokasi
dimana akan didirikan embung.
2. Data geologi
Data ini digunakan untuk mengetahui karakteristik batuan yang berguna
untuk merencanakan struktur bendungan.
3. Data hidrologi
Data ini berupa data klimatologi, evapotranspirasi dan data-data
pendukung lainnya.
4. Data tanah
Data tanah ini diperlukan untuk merencanakan pondasi yang akan
dipakai, data ini berupa data mekanika tanah yang meliputi :
• Sudut geser dalam (φ )
• Nilai kohesi (c)
• Kadar air (w)
• Void ratio (e)
• Berat isi tanah kering (γb)
• Spesific gravity (Gs)
• Porosity (n)
• Permeabilitas
Dalam proses pengumpulan data pada perencanaan embung di Kabupaten Blora
Gambar 3.1. Diagram Alir Pengumpulan Data
3.1.2 Analisa Hidrologi dan Kebutuhan Air
Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer
maupun data sekunder. Setelah data yang diperlukan terkumpul, kemudian
pengolahan data meliputi kegiatan pengakumulasian, dilanjutkan dengan pengolahan
berdasarkan jenis data dan kemudian pengolahan hidrologi yaitu untuk mendapatkan
data – data debit banjir rencana dan data debit andalan dimana kedua faktor tersebut
sebagai dasar dalam perencanaan embung.
1. Analisa Hidrologi
Analisa Hidrologi adalah salah satu langkah yang akan membahas debit
banjir dan debit andalan. Debit banjir rencana diperlukan dalam
pendimensian konstruksi bendung dan tubuh embung, sedangkan debit
andalan lebih mengarah ke optimasi penggunaan air tampungan untuk
memenuhi kebutuhan air yang ada. Dalam proses analisa hidrologi ini
dapat disajikan dalam diagram alir berikut ini:
Mulai
Penentuan Jenis Data yang Diperlukan
Data Primer Survei lapangan
Data Sekunder Pengumpulan data melaui instansi
Pengumpulan data keseluruhan
Memenuhi syarat & lengkap?
Selesai Ya
Gambar 3.2. Diagram Alir Analisa Hidrologi
2. Analisa Kebutuhan air
Dari hasil study yang dilakukan embung di Kabupaten Blora selain
digunakan sebagai tempat penyimpanan air juga direncanakan sebagai
sarana air baku. Untuk mengetahui kebutuhan air baku, diperlukan data
jumlah kebutuhan air setiap orang maka dapat diketahui debit kebutuhan
air secara keseluruhan. Dalam proses analisa kebutuhan air ini pada
perencanaan embung di Kabupaten Blora dapat disajikan diagram alir
berikut ini:
P erh itung an D istribu si S ebaran U ntu k D a ta H ujan
P erhitu ngan intensitas hujan: + M etode Talbot + M etode Ishigoro + M etode M onon obe + M etode S herm a n
P erh itung an debit su ngai
Pe rh itung an D e bit Ba njir:
Gambar 3.3. Diagram Alir Analisa Kebutuhan Air
3.1.3 Perencanaan Konstruksi Bendung dan Tubuh Embung
Dalam perhitungan konstruksi ini meliputi penentuan desain konstruksi bendung
dan konstruksi tubuh embung. Dalam perencanaan konstruksi bendung meliputi
spillway dan bangunan peredam energi. Sedangkan perencanaan tubuh embung
meliputi pondasi embung, penentuan tinggi jagaan, elevasi puncak embung,
penentuan lebar mercu, kemiringan tubuh tanggul dan penutup lereng. Di dalam
perencanaan konstuksi dan tubuh embung dapat disajikan dalam diagram alir berikut
ini:
S e le s a i M u la i
A n g k a P e rta m b a h an P e n d u d u k Y a n g D ila y a n i
P rp y e k s i J u m la h P e n d u d u k T a h u n k e -n A rith m a tic E s tim a te G e o m e tric E s tim ate
P e rk ira a n K e b u tu h a n A ir R a ta - ra ta
D e b it K e b u tu h a n A ir D a ta S ta n d a r K e b u tu h a n A ir d i Ind o n e s ia
D a ta J u m la h O ra n g y a n g D ila y a n i
mulai
Perencanaan Bendung: -Perencanaan Spillway
-Perencanaan Peredam Energi -Saluran Peluncur -Kolam Olakan
Perencanaan Embung: - Perencanaan Pondasi - Menentukan Tingi Jagaan - Menentukan Pencak elevasi Embung - Menentukan Lebar Mercu Embung - Perencanaan Kemiringan Embung - Perencanaan Pelindung Lereng - Dimensi Konstruksi Tubuh Embung
3.1.4 Stabilitas Konstruksi Bendung dan Tubuh Embung
Dalam perencanaan konstruksi bendung maupun tubuh embung perlu adanya
pengecekan apakah konstruksi tersebut sudah aman dari pengaruh gaya – gaya luar
maupun beban yang diakibatkan dari konstruksi sendiri. Untuk itu perlu adanya
pengecekan konstruksi baik bendung maupun tubuh embung. Proses perhitungan
konstruksi bendung dan tubuh embung dapat disajikan dengan diagram alir sebagai
berikut:
Gambar 3.5. Diagram Alir Stabilitas Konstruksi Embung
3.1.5 Gambar Desain Konstruksi
Untuk membantu proses pelaksanaan dari pekerjaan embung tersebut perlu
dibantu dengan gambar desain konstruksi yang jelas dan benar. Proses ini tergantung
dari perhitungan atau perencanaan konstruksi yang telah dicek keamanannya
terhadap beberapa gaya maupun dari konstruksi itu sendiri. Adapun proses
Gambar 3.6. Diagram Alir Penyusunan Gambar Desain Konstruksi
3.1.6 Rencana Kerja dan Syarat – syarat
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pada pembangunan suatu bangunan konstruksi
diperlukan suatu rencana dan syarat-syarat. Hal ini membantu kelancaran proyek
tersebut terutama pada syarat spesifikasi. Syarat-syarat ini terdiri dari
syarat-syarat umum, syarat-syarat-syarat-syarat teknis dan syarat-syarat-syarat-syarat administrasi. Adapun proses
pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat pada laporan tugas akhir dapat dijelaskan
dalam diagram alir sebagai berikut:
Gambar 3.7. Diagram Alir Penyusunan Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat
M ulai
S elesai
G a m bar D e sa in Pa da K ertas A 3
P eng aju an Ke D o sen P em b im b ing
G am ba r Kalkir M e m en uhi S ya rat
H a sil Perhitung an Pe ren ca naa n Kon stru ksi
Y a
Tid ak
Mulai
Selesai Syarat - Syarat Adm inistrasi
Syarat - Sayrat Um um
pekerjaan yang akan berlaku di lokasi pekerjaan, analisa harga suatu pekerjaan dan
volume pekerjaan dapat dijelaskan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut:
Gambar 3.8. Diagram Alir Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
3.1.8 Time Schedule dan Network Planning
Time Schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk
masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari pekerjaan awal sampai pekerjaan akhir
serta sebagai sarana koordinasi suatu jenis pekerjaan. Network Planning adalah
gambar yang memperlihatkan susunan urutan pekerjaan dan logika ketergantungan
antara kegiatan yang satu dengan yang lain. Adapun proses pembuatan Time
Schedule dan Network Planning pada penyusunan tugas akhir dapat disajikan dalam
bentuk diagram alir sebagai berikut:
M u lai
S e les a i D a fta r H a rg a U p ah d a n B a h a n
D a ftar H a rga S a tua n P e ke rja a n
R e nca n a A n gg a ra n B ia ya A n a lis a H a rga S a tu a n
R e ka p itu la s i R en ca na A n gg ara n B ia ya V olu m e S a tu a n P ek e rja a n
M ulai
S elesai Jenis pekerjaan
P enyusunan Tim e Schedule dan N etw ork Planning