• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JEP 0906205 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JEP 0906205 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

89

BAB 5 PENUTUP

5.1.Kesimpulan

5.1.1. Wujud Penerjemahan

Setelah melakukan analisis tentang bagaimana penerjemahan ateji dalam

komik Jepang (manga) ke dalam bahasa Indonesia, dapat ditarik kesimpulan

bahwa penerjemah dihadapkan kepada 2 pilihan dalam menerjemahkannya,

pertama memilih menerjemahkan dari sudut pembaca, dengan kata lain

menerjemahkan makna sebenarnya dari teks atau yang terkandung dalam ateji;

atau kedua memilih menerjemahkan dari sudut pengarang, dengan kata lain

menerjemahkan seolah penerjemah adalah pengarang yang memiliki ungkapan –

ungkapan dengan ciri khas tersendiri dalam teks-nya atau mengabaikan ateji.

5.1.2. Kecenderungan Penerjemah Indonesia

Dari seluruh contoh penggunaan yang ditemukan dapat terlihat bahwa

penerjemah Indonesia cenderung menerjemahkan ateji dari sudut pembaca.

Dengan kata lain pemahaman pembaca akan teks menjadi prioritas nomor satu,

terlihat dari hampir seluruh makna yang terkandung dalam ateji dapat terlihat

dalam teks hasil terjemahan.

5.1.3. Pengaruh ateji

Dengan wujud dan kecenderungan yang terlihat, dapat disimpulkan bahwa

ateji sangat berpengaruh dalam menghilangnya ciri khas yang diungkapkan oleh

pengarang dalam wujud gaya bicara tokoh – tokoh komik ciptaannya dalam versi

terjemahan. Kemudian, kesempatan yang awalnya dimiliki pembaca komik

Jepang orisinil (berbahasa Jepang) untuk mempelajari berbagai hal lewat komik

tersebut, seperti mempelajari istilah – istilah kejuruan, tidak didapatkan oleh

pembaca versi terjemahan, dalam hal ini pembaca komik Jepang versi bahasa

(2)

90

5.2.Implikasi dan Rekomendasi

Dengan adanya temuan ini, diharapkan dapat membuka mata para peneliti juga pembelajar bahasa Jepang lainnya, bahwa komik Jepang merupakan satu objek penelitian yang masih jarang terjamah tangan – tangan peneliti. Dan yang paling utama, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu peneliti, pembelajar juga penerjemah dalam menjawab pertanyaan seputar penggunaan ateji dalam komik beserta penerjemahannya. Akan tetapi, penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dengan meninggalkan banyak poin – poin yang memerlukan perbaikan maupun penelitian lebih jauh.

Pertama, desain dan metode penelitian yang masih jauh dari kata baik, dikarenakan jarangnya peneliti yang meneliti tentang komik membuat peneliti kekurangan contoh dan panutan dalam melakukan penelitian ini. Kedua, masih ada beberapa contoh penggunaan ateji yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi yang penulis utarakan, hal ini disebabkan masih kurangnya contoh penggunaan serupa yang ditemukan. Lalu, penulis juga menyadari bahwa klasifikasi yang penulis utarakan dinilai banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki penulis terhadap bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jepang yang bukan bahasa ibunya.

Ketiga, teori penggunaan ateji dalam penelitian ini hanya berlaku terhadap penggunaan ateji dalam komik Jepang saja. Harus dilakukan penelitian tentang penggunaan ateji dalam media berbahasa Jepang lainnya seperti novel, majalah, video game, internet dan sebagainya sebelum dapat menyimpulkan penggunaan ateji secara keseluruhan. Begitu juga dengan penerjemahannya, teori penerjemahan penggunaan ateji dalam penelitian ini hanya berlaku dalam proses penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, penelitian ini hanya mendeskripsikan karakteristik penerjemah Indonesia menerjemahkan penggunaan ateji dalam komik Jepang. Harus dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penerjemahan penggunaan ateji ke dalam bahasa asing lain selain bahasa Indonesia sebelum bisa menyimpulkan bagaimana penerjemahan penggunaan ateji secara keseluruhan.

Selanjutnya, penulis tidak membedakan tahun penerbitan komik yang dijadikan korpus dalam penelitian ini. Dengan kata lain, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan pola penggunaan ateji yang digunakan dalam komik – komik pada kurun waktu tertentu yang diakibatkan oleh unsur – unsur eksternal yang terjadi pada kurun waktu tersebut.

(3)

91

Dalam penelitian ini, memang benar para penerjemah juga bisa dikatakan sebagai pembaca asing yang dimaksud, tetapi para penerjemah hanyalah sebagian kecil dari banyaknya orang dengan kewarganegaraan asing khususnya Indonesia yang membaca juga pastinya mempelajari fenomena bahasa Jepang tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF MURDER DALAM MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

dengan media gambar untuk pembelajaran berbicara Bahasa Jepang pada. mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI, maka

rasa asin antara orang Jepang penutur asli dialek Kansai dengan. orang Jepang yang bukan penutur asli dialek Kansai yang

Kesalahan pembelajar dalam menentukan verba yang tepat (tsukau.. dan mochiiru) di sebuah kalimat yang memiliki

Bagi pembelajar, dapat mempermudah pembelajar dalam kegiatan menulis dan memberikan suasana baru pada pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan metode Pairs

Efektivitas Penggunaan Media Lagu Berbahasa Jepang Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

media yang akan dijadikan materi pembelajaran tersebut bisa berupa salah satu kebudayaan dari jepang yang banyak disukai oleh pembelajar bahasa Jepang,

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Devision) Dalam Meningkatkan Penguasaan Huruf Hiragana Bagi Pembelajar Sma Universitas