• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA PUNTHUK SETUMBU KABUPATEN MAGELANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA PUNTHUK SETUMBU KABUPATEN MAGELANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA

PUNTHUK SETUMBU

KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

FERRY RAHMADHANI NIM. 12020110141003

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Ferry Rahmadhani Nomor Induk Mahasiswa : 12020110141003

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / IESP

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang

Dosen Pembimbing : Nenik Woyanti, S.E., M.Si.

Semarang, 17 April 2017 Dosen pembimbing

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Ferry Rahmadhani Nomor Induk Mahasiswa : 12020110141003

Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / IESP

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang

Telah dinyatakan lulus ujian pada tangal 2 Mei 2017 Tim Penguji

1. Nenik Woyanti. SE, M.Si (... ) 2. Drs. H. Edy Yusuf Agung Gunanto, MSc. Ph.D. (... ) 3. Dr. Nugroho SBM, MSP. ( ...)

Mengetahui, Pembantu Dekan I

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya Ferry Rahmadhani, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Strategi Pengembangan Wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 17 April 2017 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Anda mungkin bisa menunda, tapi waktutidak akan menunggu”

-Benjamin franklin-

“Orang sukses akan mengambil keuntungan dari kesalahan dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda”

-Dale carnegie-

“Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman”

-Albert einstein-

(6)

vi

ABSTRACT

Indonesia is one of the countries which is known in the worldwide as a country that has variety of tourism destinations such as natural tourism, culture, and historical heritage. It is inevitable that tourism is one of the strategic sectors in the economic development of Indonesia. Tourism industry being a proper sector to be recognized to lift growth of regional economic development. By continuing to bring tourists are expected to affect the development of the region through regional income and community empowerment. Magelang is the district which has tourism destination included to the world heritage list. It caused Magelang increasingly well known in Indonesia and worlwide.

This research aims (1) to analyze community participation and stakeholders perfomance in the resource management of Punthuk Setumbu and (2) to analyze the prior policies that need to be done in order to manage the tourists attraction of Punthuk Setumbu Magelang. This research using Analysis Hierarcy Process (AHP ).

The result of the study stated that criteria that are prioritized in order to develop tourists attraction of Punthuk Setumbu are (1) the expansion of parking area with a value of 0,229, (2) system management of tourism with a value of 0,218, and (3) the increase of the role of local goverment with a value of 0,151. The stakeholders of Punthuk Setumbu have the an important role in Planning, Implementation, and Control of the attractiveness management of Punthuk Setumbu. The government is only as a mediator, as an observer, and as a facilitator of the attractiveness management of Punthuk Setumbu.

(7)

vii

ABSTRAK

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki beragam destinasi wisata, dari wisata alam, budaya, hingga sejarah, di dunia internasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian Indonesia. Industri pariwisata menjadi sektor yang layak diperhitungkan untuk mengangkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah. Dengan terus mendatangkan wisatawan diharapkan dapat mempengaruhi perkembangan daerah dalam bentuk pendapatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar daya tarik wisata. Kabupaten Magelang termasuk kabupaten yang memiliki tempat pariwisata yang termasuk dalam daftar warisan dunia, sehingga sampai saat ini Kabupaten Magelang semakin terkenal baik di Indonesia sendiri bahkan sampai ke penjuru dunia.

penelitian ini bertujuan (1) menganalisis partisipasi aktif masyarakat dan kinerja pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya Punthuk Setumbu serta (2) menganalisis prioritas kebijakan yang perlu dilakukan dalam rangka pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analysis Hierarcy Process (AHP).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kriteria yang diprioritaskan dalam pengembangan daya tarik wisata Punthuk Setumbu adalah (1) perluasan area parkir dengan nilai 0,229, (2) Pengaturan sistem tata kelola wisata dengan nilai 0,218, serta (3) peningkatan peran Pemda dengan nilai 0,151. Pengelola daya tarik wisata Punthuk Setumbu memiliki peranan yang dominan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Kontrol dalam pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu. Pemerintah hanya sebagai penengah dan pengawas sekaligus fasilitator terhadap pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Strategi Pengembangan Wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang”.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Kedua orang tuaku bapak Samidjo dan ibu Suprapti yang telah membesarkan, mendidik dan senantiasa memberikan doa dan bimbingan bagi penulis untuk memperoleh kehidupan yang terbaik. Dan adikku Bayu Dwi Prasetyo yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Suharnomo, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

3. Ibu Nenik Woyanti. SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan perhatiannya memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan skripsi ini.

(9)

ix

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Seluruh staf administrasi dan karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

7. Seluruh teman-teman IESP reguler II 2010, terima kasih atas dukungan dan kenangan yang tak terlupakan kepada penulis selama kuliah.

8. Terima kasih kepada teman-teman dari Kost Ungu atas semua tawa yang kita tertawakan. Semoga silaturahmi kita terus terjalin walaupun hidup telah memisahkanjalan kita.

9. Teman-teman KKN Desa karangayu, terima kasih telah menjadi keluarga selama 30 hari dan memberikan penulis pengalaman menarik selama kuliah.

10.Terima kasih kepada Fitrah Sari Islami yang telah memberikan semangat, motivasi dan bimbingannya selama ini.

11.Terima kasih kepada Hendrik Widiyanto yang telah membantu mengelola usaha Trabazz yang kita dirikan bersama.

(10)

x

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar skripsi ini menjadi lebih sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orang lain yang membacanya.

Semarang, 17 April 2017 Penulis,

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ………... i

Halaman Persetujuan ………. ii

Pengesahan Kelulusan Ujian ………... iii

Pernyataan Orisinalitas Skripsi ………. iv

(12)

xii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ……….. 60

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Magelang …………... 60

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Borobudur ………… 61

4.1.3 Gambaran Umum Desa Karangrejo ……….. 61

(13)

xiii

4.2.3 Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Punthuk

Setumbu ……… 75

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ………... 82

5.2 Saran ……….. 83

Daftar Pustaka ………. 85

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Wisata Menurut Kabupaten/Kota

Di Jawa Tengah (2010-2014) ………... 4 Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung dan Retribusi Daya Tarik Wisata

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Penawaran ……….. 21 Gambar 2.2 Konsep Ketrtarikan Input Output Wisata Ekologi …………. 39 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ………. 47 Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Magelang ………... 60 Gambar 4.2 Foto Satelit Daya Tarik Wisata Punthuk Setumbu ………... 62 Gambar 4.3 Priotitas Pengembangan Wisata Punthuk Setumbu ………... 68 Gambar 4.4 Priotitas Pengembangan Sarana Prasaran Fisik

Wisata Punthuk Setumbu ………... 69 Gambar 4.5 Priotitas Pengembangan Budaya Di Lokasi

Wisata Punthuk Setumbu ……….. 70 Gambar 4.6 Priotitas Pengembangan Evaluasi Lokasi Wisata

Punthuk Setumbu ……….. 71

Gambar 4.7 Priotitas Pengembangan Kelembagaan Lokasi

Wisata Punthuk Setumbu ……….. 72 Gambar 4.8 Priotitas Pengembangan Lokasi Wisata Punthuk

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kuesioner ……….. 87

Lampiran B Profil Responden ………... 91

Lampiran C Hasil Analysis Hierarcy Process (AHP) ………... 94

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai organisasi internasional seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh John

Naisbitt dalam bukunya Global Paradox yakni bahwa “where once travel was

considered a privilege of the moneyed elite, now it is considered a basic human

right”. Hal ini tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula Indonesia (Santosa, 2002).

(18)

2

Pembangunan pariwisata mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan daerah itu sendiri, hingga pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Industri pariwisata menjadi sektor yang layak diperhitungkan untuk mengangkat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah. Berbagai hasil penelitian telah menunjukkan adanya korelasi dan kontribusi pariwisata terhadap peningkatan perekonomian daerah atau setidaknya peningkatan taraf ekonomi masyarakat daerah wisata karena pariwisata yang berhasil dengan padat investasi akan mampu menyerap jumlah tenaga kerja, peningkatan perputaran dan pendistribusian uang di daerah wisata, serta peningkatan ekonomi masyarakat.

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sedang gencar untuk mempromosikan tempat wisata–wisata yang potensial untuk dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Dengan terus mendatangkan wisatawan diharapkan dapat mempengaruhi perkembangan daerah dalam bentuk pendapatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar daya tarik wisata. Seperti kita ketahui pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki tagline “Visit

Jawa Tengah” dengan harapan Jawa Tengah mampu mendatangkan

(19)

3

Sektor industri pariwisata Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi yang sangat tinggi, jika dilihat dari banyaknya destinasi wisata yang berada di Jawa Tengah, bisa dikatakan sangat lengkap. Mulai dari wisata alam pegunungan, wisata bahari, wisata sejarah, wisata religi, wisata seni dan budaya hingga berbagai wisata kuliner yang hampir di setiap kabupaten/kota ada dan memiliki ciri khas masing-masing. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah (2013) potensi daya tarik wisata di 35 kabupaten/kota saat ini tercatat sebanyak 417 lokasi yang terdiri atas 132 lokasi wisata alam, 88 lokasi wisata budaya, 105 lokasi wisata buatan, 21 lokasi wisata minat khusus, dan wisata lain-lain sebanyak 71 lokasi.

(20)

4 Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Wisata Menurut Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah(2010-2014)

(21)

5 Tabel 1.1 Lanjutan...

22. Kab. Semarang 875477 887017 1216426 1367452 1526549 1,32 37,14 12,42 11,63 5872921 14,91

23. Kab.

Temanggung 223666 352259 365198 290906 306661 57,49 3,67 -20,34 5,42 1538690 8,21 24. Kab. Kendal 127166 146666 190826 189795 186470 15,33 30,11 -0,54 -1,75 840923 10,04 25. Kab. Batang 436605 417730 407450 356971 317040 -4,32 -2,46 -12,39 -11,19 1935796 -7,69 26. Kab. Pekalongan 82723 231984 206307 280603 259659 180,43 -11,07 36,01 -7,46 1061276 33,10 27. Kab. Pemalang 675443 503711 408038 296293 286098 -25,43 -18,99 -27,39 -3,44 2169583 -19,33 28. Kab. Tegal 532172 526580 551533 625913 666876 -1,05 4,74 13,49 6,54 2903074 5,80 29. Kab. Brebes 211096 159358 160596 259554 292928 -24,51 0,78 61,62 12,86 1083532 8,54 30. Kota Magelang 889507 613368 3309065 681319 693689 -31,04 439,49 -79,41 1,82 6186948 -6,03 31. Kota Surakarta 816546 1763987 2133848 2362527 3265137 116,03 20,97 10,72 38,21 10342045 41,41 32. Kota Salatiga 35801 198317 136639 251586 85226 453,94 -31,1 84,12 -66,12 707569 24,21 33. Kota Semarang 1710324 1162605 1745709 2002286 2704982 -32,02 50,15 14,7 35,09 9325906 12,14 34. Kota Pekalongan 226531 228721 236812 347740 234359 0,97 3,54 46,84 -32,61 1274163 0,85 35. Kota Tegal 443496 389088 394974 456325 502789 -12,27 1,51 15,53 10,18 2186672 3,19

Jumlah 22592951 22219865 25603157 29818752 30271679 -1,65 15,23 16,47 1,52 130506404 7,59

(22)

6

Tabel 1.1 menunjukkan banyaknya pengunjung daya tarik wisata menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2014. Pada tahun 2011 Kabupaten Magelang mengalami pertumbuhan jumlah pengunjung yang menurun sebesar 17,11%. Tahun 2012 terjadi penurunan kembali sebanyak 57,51% tetapi pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 260,1%. Hal ini menjelaskan bahwa kemungkinan banyak kunjungan dilakukan pada akhir tahun 2012 hingga awal tahun 2013 namun pencatatatan jumlah kunjungan banyak yang dimasukkan pada tahun 2013. Namun demikian faktor harga BBM dunia yang masih tinggi diduga dapat menjadi penyebab kurangnya kunjungan wisata. Selain itu faktor promosi yang dilalukan oleh tujuan wisata lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat menjadikan semakin banyaknya destinasi wisata di beberagai daerah yang dapat menjadi pesaing bagi daya tarik wisata di Kabupaten Magelang.

Pada tahun 2014 jumlah pengunjung di Kabupaten Magelang mengalami penurunan sebesar 1,13%. Secara keseluruhan Kabupaten Magelang selama 5 tahun terakhir memiliki jumlah pengunjung terbesar dibandingkan daerah lain di Jawa Tengah yaitu sebanyak 15.035.475 wisatawan. Dengan banyaknya jumlah wisatawan yang datang ke wilayah Kabupaten Magelang dinilai dapat meningkatan perekonomian wilayah tersebut, baik dalam segi pendapatan daerah, pertumbuhan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat di wilayah Kabupaten Magelang.

(23)

7

Kabupaten Magelang semakin terkenal baik di Indonesia sendiri bahkan sampai ke penjuru dunia. Berbagai situs yang merupakan peninggalan sejarah di antaranya yaitu candi Borobudur, candi Mendut, candi Pawon dan lain-lain. Selain daya tarik wisata candi ada juga daya tarik wisata alam seperti Ketep Pass, Curug Silawe dan lain-lain, kemudian ada juga wisata religi yaitu makam Kyai Sirot Payaman, makam Kyai Chudlori Tegalrejo dan ada pula wisata keluarga seperti Taman Panca Arga, Taman Bermain Badaan, Pemandian kali Bening, Kolam Renang Mendut di Sawitan. Oleh karena itu tidak heran lagi jika banyak wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Kabupaten Magelang.

Penurunan jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Magelang tersebut sedikit memberikan peringatan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang untuk mengevaluasi berbagai destinasi wisata di wilayah tersebut. Pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Magelang nampaknya dapat menjadi salah satu topik penelitian yang menarik. Pengembangan destinasi wisata berkaitan dengan peningkatan kualitatif maupun kuantitif atas destinasi wisata.

(24)

8

jauh dari candi Borobudur, pemandangan yang dapat diperoleh oleh lokasi wisata tersebut dinilai cukup indah dilihat terutama pada saat terbitnya matahari.

Saat ini pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu masih dilakukan oleh warga setempat. Daya tarik wisata Punthuk Setumbu oleh warga setempat secara resmi dibuka pada tahun 2013. Namun demikian jumlah kunjungan ke lokasi tersebut cukup tinggi sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 1.2

Jumlah Pengunjung dan Retribusi Daya Tarik Wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang(2012–2015) 2013 12.400 372.000.000 11.338 170.070.000 23.738 542.070.000 324,04 2014 22.222 666.660.000 21.265 318.075.000 43.487 985.635.000 83,20 2015 28.503 855.090.000 30.743 461.145.000 59.246 1.316.235.000 36,24 Sumber : Pengelola Daya tarik wisata Punthuk Setumbu 2016

(25)

9

yang tidak terdata pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 sudah terdata dengan baik. Secara administrasi mengalami pelonjakan kenaikan yang signifikan.

Kunjungan yang cukup besar dan memiliki tren peningkatan pada kenyataannya belum menjadikan ketersediaan infrastruktur yang ada di lokasi tersebut mencukupi karena tempat parkir yang masih sempit serta belum memenuhi syarat. Menurut bapak Nuryazid sebagai ketua pengelola:

“Parkiran yang ada semuanya milik warga, pengelola hanya menyewa 2 petak lahan secara permanen. Penerangan jalan pun sudah ada tetapi terkadang jaringan listrik terputus/mati. Fasilitas penunjang lainnya juga sudah ada mulai dari warung, kamar mandi, musholla, rumah pohon dan

homestay.”

Berdasarkan hasil pra survei di lokasi Punthuk Setumbu diperoleh bahwa beberapa infrastrutur memang sudah ada seperti tempat parkir, penerangan jalan, warung, kamar mandi, musholla, wahana rumah pohon dan homestay. Namun keberadaan sarana tersebut masih kurang memadai dan memenuhi standar, misalnya tempat parkir, penerangan jalan, warung, musholla, kamar mandi, wahana rumah pohon dan homestay.

(26)

10

Faktor penting lain yang masih belum baik adalah penerangan jalan. Penerangan jalan yang ada masih minim.Kebutuhan penerangan jalan sangat penting mengingat karekteristik destinasi wisata Punthuk Setumbu sangat indah untuk pemandangan matahari terbit, dimana banyak kunjungan dilakukan pada waktu malam hari dan menjelang pagi hari, artinya aspek penerangan lokasi menjadi hal yang sangat penting. Jaringan listrik yang ada masih seringkali terputus/mati dan ketersediaannya masih terbatas. Di beberapa titik perjalanan masih kurang penerangan apabila tidak membawa penerangan sendiri. Jarak antar tiang lampu dirasa masih terlalu jauh.

Petunjuk jalan yang lengkap mengarahkan wisatawan yang datang agar wisatawan tidak salah melangkah karena mengingat karakteristik medan perjalanan yang merupakan lembah perbukitan. Faktor pengamanan seperti pagar pembatas dibangun pengelola untuk menjaga keselamatan wisatawan.

Pengelola telah membangun warung di sepanjang jalan dari loket daya tarik wisata sampai ke lokasi sunrise view untuk menambah kenyamanan wisatawan yang datang. Pembangunan warung ini sangat membantu wisatawan dalam memenuhi kebutuhan wisatawan. Warung ini bisa juga dijadikan tempat untuk beristirahat sejenak karena kelelahan dalam perjalanan menuju lokasi

(27)

11

besar sehingga hanya menampung sedikit wisatawan yang ingin beristirahat dan makan minum.

Pengelola pun telah membangun fasilitas pendukung lainnya seperti musholla dan kamar mandi. Keberadaan musholla sangat membantu wisatawan maupun pengelola yang beragama Islam dalam menjalani kewajiban ibadahnya. Terdapat 2 bangunan musholla yang dapat digunakan wisatawan. Lokasinya berada di dekat lokasi sunrise view dan didepan loket daya tarik wisata Punthuk Setumbu. Namun, luas musholla yang ada dirasa kurang luas karena hanya menampung sekitar 10 orang. Sedangkan kamar mandi sangat membantu wisatawan dalam urusan buang air. Keberadaan kamar mandi sangat dibutuhkan wisatawan agar wisatawan tidak kesulitan dalam buang air. kamar mandi dibangun di 2 lokasi berbeda yaitu di lokasi sunrise view dan di belakang loket daya tarik wisata Punthuk Setumbu. kamar mandi yang terletak dibelakang loket daya tarik wisata Punthuk Setumbu terdapat 4 buah, sedangkan kamar mandi yang terletak di lokasi sunrise view terdapat 2 buah. Keterbatasan air karena debit air kecil membuat pengelola tidak bisa membuat kamar mandi terlalu banyak di dekat lokasi sunrise view. Hal ini berakibat membuat calon pengguna harus antri panjang.

(28)

12

Setumbu dan di dekat lokasi sunrise view. Wisatawan yang ingin menikmati pemandangan dari wahana rumah pohon harus membayar retribusi lagi karena belum termasuk dalam tiket daya tarik wisata Punthuk Setumbu.Retribusi yang didapat dari wisatawan digunakan untuk pemeliharaan wahana rumah pohon.

Rumah disekitar daya tarik wisata Punthuk Setumbu ada yang disewakan menjadi homestay kepada wisatawan. Adanya homestay ini membantu wisatawan yang ingin bermalam di kawasan daya tarik wisata Punthuk Setumbu. Jumlah

homestay yang tersedia hanyasekitar 2 rumah itupun tidak selalu disewakan menjadi homestay dan tidak semua wisatawan yang ingin bermalam dan dekatnya daya tarik wisata ini terhadap Kota Magelang maupun Kota Yogyakarta, sehingga banyak wisatawan yang memilih perjalanan langsung dari pada menginap disana.

Kenyataan bahwa pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu saat ini masih dilakukan oleh masyarakat sekitar, menjadikan pengembangan destinasi wisata belum dapat dilakukan secara optimal mengingat diperlukannya kesadaran masyarakat akan kepentingan bersama dan investasi yang cukup besar untuk pengembangan. Belum adanya perhatian yang besar dan penanganan yang lebih jauh dari pemerintah daerah setempat menjadikan pengembangan daya tarik wisata Punthuk Setumbu belum banyak dilakukan dan juga belum memiliki manajemen yang baik dan profesional. Menurut bapak Nuryazid:

(29)

13

Pengembangan daya tarik wisata yang dilakukan masyarakat saat ini belum dilakukan dengan kajian akademis menyeluruh. Belum adanya pengembangan yang signifikan yang dilakukan Pemerintah Daerah menjadikan pemerintah juga belum mendapatkan sumber PAD dari lokasi wisata tersebut.

Pengembangan wisata Punthuk Setumbu oleh Pemerintah Kabupaten Magelang nampaknya perlu mendapat perhatian oleh beberapa pihak, terutama dalam kaitannya dengan potensi untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai sebagai lokasi alternatif maupun lokasi yang dapat mendukung destinasi wisata candi Borobudur yang hanya berjarak sekitar 2 km. Strategi pengembangan wisata yang berkonsep alam dapat mendukung destinasi wisata candi Borobudur yang berkonsep sejarah.

(30)

14

diberikan untuk pengembangan Punthuk Setumbu akan memungkinkan memiliki orientasi jangka panjang yang lebih baik karena Punthuk Setumbu setidaknya sudah memiliki modal pemandangan yang baik untuk destinasi wisata pendukung. Beberapa strategi dapat dirumuskan dan diterapkan pada kasus lokasi daya tarik wisata Punthuk Setumbu tersebut dalam upaya untuk mengembangkannya menjadi tujuan wisata yang lebih professional. Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa dalam pengembangan wisata perlu didukung oleh kondisi yang sesuai dengan keinginan wisatawan dan nampaknya Punthuk Setumbu sudah memilikinya.

Salah satu indikator dalam strategi pengembangan wisata adalah daya dukung wisata (Soemarwoto, 2004). Organisasi Wisata dunia atau World Tourism Organisation (WTO) memberi pengertian daya dukung wisata sebagai jumlah maksimum orang yang boleh mengunjungi satu tempat wisata pada saat bersamaan tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, ekonomi dan sosial budaya dan penurunan kualitas yang merugikan bagi kepuasan wisatawan (Livina, 2009). Kepuasan wisatawan adalah indikator pengakuan atas keberhasilan kapasitas dan pengelolaan tempat wisata. Kepuasan wisatawan merupakan suatu pernyataan loyalitas dalam berwisata dan bermakna positif. Pemahaman terhadap kepuasan wisatawan menjadi sesuatu yang penting dalam memposisikan strategi bagi tempat wisata (Cerina et al., 2011).

(31)

15

bahwa pengembangannya dapat mendukung diversifikasi kegiatan wisata yang ingin dikembangkan. Hal ini berarti bahwaa kesesuaian lahan untuk membangun wisata mutlak memerlukan dukungan data dan informasi yang benar.

Sejumlah penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengetahui penentu daya tarik atau citra tujuan wisata berdasarkan analisis atribut tujuan (Das

et al, 2007), Beberapa penelitian telah meneliti citra tujuan wisata atas dasar analisis kesenjangan antara tingkat harapan dan pengalaman pengunjung pada atribut yang berbeda (Chaudhary, 2000). Studi kontemporer menggunakan pendekatan multi-atribut maupun tampilan holistik dari situs wisata untuk mencari tahu daya tarik wisata (Das et al., 2007). Namun, penelitian tersebut hampir tidak berkaitan dengan proses merancang strategi khusus yang perlu dilakukan untuk merancang produk pariwisata, yang akan memenuhi kebutuhan wisatawan atau lebih meningkatkan daya tarik tujuan. Sebelumnya pariwisata dalam literatur terkait telah memberikan konsep dan teori yang diadopsi dari cabang lain dari ilmu-ilmu sosial.

(32)

16

Penelitian yang dilakukan oleh Hafif (2009) yang menggunakan pendekatan co-management dan analytical hierarchy process (AHP) menyatakan bahwa pengelolaan obyek wisata air terjun Kalipancur menggunakan pola kemitraan dalam artian, masyarakat dan pemerintah desa setempat bekerja sama dalam pengelolaan. Obyek wisata Kalipancur memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi wisata andalan di Kabupaten Semarang. Pengelola memiliki peranan yang dominan dalam perencanaan, pelaksanaan dan kontrol dalam pengelolaan obyek wisata air terjun Kalipancur.

Pemilihan analisis strategi adalam hal ini akan menjadi bagian yang penting. Adanya beberapa alternatif strategi pengembangan wisata yang dapat dipilih untuk dilakukan pada beberapa daya tarik wisata baik di dalam maupun luar negeri, menjadikan motivasi peneliti untuk menggunakan AHP sebagai dasar analisis strategis untuk diimplementasikan pada daya tarik wisata Punthuk Setumbu.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini mengambil judul, “Strategi Pengembangan Wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang”.

1.2 Rumusan Masalah

(33)

17

pembatalan kunjungan oleh sebagian wisatawan atau wisatawan bahkan tidak bersedia berkunjung kembali.

Pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu selama ini hanya menggunakan sistem swadaya masyarakat sekitar. Hal ini menjadikan pengembangan daya tarik wisata kurang optimal. Bagaimanapun pengembangan wisata memerlukan investasi yang tidak sedikit. Selain itu pengembangan yang dilakukan masyarakat tidak dilakukan dengan kajian akademis yang komprehensif. Berkaitan dengan hal tersebut, pengembangan daya tarik wisata Punthuk Setumbu perlu mendapatkan perhatian berupa perumusan strategi pengembangan daya tarik wisata agar dapat memberikan nilai lebih bagi pemerintah daerah maupun bagi warga sekitarnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah pokok yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya Punthuk Setumbu?

2. Apa dan bagaimana prioritas kebijakan yang perlu dilakukan dalam rangka pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(34)

18

2. Untuk menganalisis prioritas kebijakan yang perlu dilakukan dalam rangka pengelolaan daya tarik wisata Punthuk Setumbu Kabupaten Magelang. 1.4 Manfaat Penelitian

Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau tambahan pengetahuan bagi masyarakat, pihak-pihak yang terkait maupun bagi peneliti sendiri. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak pengelola daya tarik wisata Punthuk Setumbu dalam menentukan kebijakan terutama berkaitan dengan pengelolaan daya tarik wisata tersebut dengan melibatkan peran serta masyarakat sekitar.

b. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang akan datang dan dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pembaca memahami isi penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu :

Bab 1 adalah Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah yang menjadi dasar penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

(35)

19

penelitian terdahulu sebagai bahan referensi untuk peneltian ini, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian.

Bab 3 mengemukakan tentang metode penelitian, membahas tentang variabel penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data tersebut untuk mencapai tujuan penelitian.

Bab 4 berisi hasil dan pembahasan, menguraikan tentang gambaran umum obyek penelitian, gambaran singkat variabel penelitian, analisis data, dan pembahasan mengenai hasil analisis dari obyek penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Wisata Menurut Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah(2010-2014)
Tabel 1.1 Lanjutan...
Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung dan Retribusi Daya Tarik Wisata Punthuk Setumbu

Referensi

Dokumen terkait

KRITERIA PENAPISAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TIDAK TERMASUK DALAM DAFTAR JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

Hasil uji statistik memperoleh nilai P untuk uji t sebesar 0.000 (P<0.01) maka tolak H0, dengan demikian hasil uji sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini

Sedangkan, hasil penelitian pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di SGX tahun 2015 adalah variabel leverage, profitabilitas, kepemilikan asing dan kepemilikan

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, syarat-syarat, kompetensi, sumber cerita, penilaian, dan.. tahapan bercerita (

SERAH TERIMA BERKAS PENDAFTARAN CALON SERTIFIKASI GURU DARI RA/MADRASAH KEPADA. KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dt.I.V2/PP.OO/l 09112012 perihal Pendidikan Profesi Guru, diberitahukan bahwa STAIN Tulungagung menjadi salah satu LPTK Penyelenggara

Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan

Kesimpulan : Kepekaan Neisseria gonorrhoeae terhadap siprofloksasin lebih baik daripada seftriakson sehingga antibiotik siprofloksasin dapat menjadi rekomendasi