• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSTIKA RAHMALIA 22010111110148 LAP.HASIL KTI BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSTIKA RAHMALIA 22010111110148 LAP.HASIL KTI BAB III"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

25

BAB III

KERANGKA TEORI, KONSEP, DAN HIPOTESIS

2.2 Kerangka Teori

Gambar 7. Kerangka Teori

Faktor bayi -Berat lahir

(<2500 gram) -Prematuritas -Asfiksia

-Jumlah surfaktan Imaturitas Organ

PMH + CPAP

Kematian Faktor bayi

- Infeksi -Derajat

keasaman/pH

-Derajat PMH

-Tidak diberikan surfaktan

Faktor alat -Waktu mulai

pemberian CPAP (>5 jam dari kelahiran)

-Lama pemberian

CPAP

Fungsi surfaktan Faktor ibu

- Diabetes melitus - Sindroma aspirasi mekonium

(2)

26

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 8. Kerangka Konsep

3.3 Hipotesis

3.3.1 Hipotesis Mayor

Faktor bayi, ibu, dan alat merupakan faktor risiko terhadap terjadinya

kematian bayi baru lahir dengan PMH yang diberi CPAP.

3.3.2 Hipotesis Minor

1. Berat lahir (<2500 gram) merupakan faktor risiko terhadap terjadinya

kematian bayi baru lahir dengan PMH yang diberi CPAP.

2. Kejadian infeksi merupakan faktor risiko terhadap terjadinya kematian

bayi baru lahir dengan PMH yang diberi CPAP. Faktor ibu

- Tidak diberikan antenatal steroid

PMH + CPAP

Kematian

Faktor bayi -Berat lahir

(<2500 gram) -Infeksi -Prematuritas

-Derajat PMH

-Tidak diberikan surfaktan

(3)

27

3. Prematuritas merupakan faktor risiko terhadap terjadinya kematian bayi

baru lahir dengan PMH yang diberi CPAP.

4. Waktu mulai pemberian CPAP >5 jam dari kelahiran merupakan faktor

risiko terhadap terjadinya kematian bayi baru lahir dengan PMH yang

diberi CPAP.

5. Derajat PMH merupakan faktor risiko terhadap terjadinya kematian bayi

baru lahir dengan PMH yang diberi CPAP.

6. Asfiksia merupakan faktor risiko terhadap terjadinya kematian bayi baru

lahir dengan PMH yang diberi CPAP.

7. Tidak diberikan antenatal steroid merupakan faktor risiko terhadap

terjadinya kematian bayi baru lahir dengan PMH yang diberi CPAP.

8. Tidak diberikan surfaktan merupakan faktor risiko terhadap terjadinya

Gambar

Gambar 7. Kerangka Teori
Gambar 8. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Dahulu neonatus dengan berat lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut kelahiran premature. Pada tahun 1961 ( WHO ) semua bayi yang baru lahir dengan berat

dengan berat badan lahir 1500 sampai kurang dari 2500 gram.. 2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)/ Very low birthweight infant. adalah bayi dengan berat badan lahir

Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram disebabkan karena lahir kurang bulan

Kemungkinan faktor berat lahir pada penelitian kami tidak signifikan karena peneliti tidak menjelaskan apakah bayi mempunyai bayi berat lahir rendah (&lt;2500 gram), sangat

Semakin besar berat bayi yang dilahirkan meningkatkan risiko terjadinya ruptur perineum. Bayi besar adalah bayi yang begitu lahir memiliki berat lebih dari 4000 gram. Hal

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, berat badan.. lahir merupakan prediktor yang baik untuk pertumbuhan bayi

Menurut Departemen Kesehatan (1999) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, sehingga pertumbuhan

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir