• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETNIK JAWA. (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL. Oleh SRI REJEKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ETNIK JAWA. (Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) JURNAL. Oleh SRI REJEKI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 1

ETNIK JAWA

(Studi Sejarah Sosial Di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong)

JURNAL

Oleh SRI REJEKI

231 411 037

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PROGRAM S1 PENDIDIKAN SEJARAH

(2)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 2

PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH

Artikel Ilmiah hasil penelitian mahasiswa :

Nama : Sri Rejeki

Nim : 231 411 037

Program Studi : S1-Pendidikan Sejarah

Fakultas : Ilmu Sosial

Judul Artikel Ilmiah : ETNIK JAWA (Studi Sejarah Sosial di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong) Artikel ilmiah di atas disarikan dari skripsi berjudul :

ETNIK JAWA

(Studi Sejarah Sosial di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong)

Telah diperiksa sesuai dengan pedoman penulisan artikel ilmiah pada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

dan disetujui untuk dipublikasikan.

(3)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 3

ETNIK JAWA

(Studi Sejarah Sosial di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong)

Sri Rejeki1, Joni Apriyanto2, Surya Kobi3

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah, 2-3Dosen Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Sri Rejeki, Nim : 231 411 037, Etnik Jawa (Studi Sejarah Sosial di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong). Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 2015 dibawah bimbingan Bapak. Drs. Joni Apriyanto, M.Hum dan Drs. Surya Kobi, M.Pd. Penelitian ini dilakukan di Desa Kotaraya, Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah guna memenuhi persyaratan untuk menempuh ujian akhir sarjana.

Masyarakat sebagai kumpulan individu yang saling berinteraksi. Masyarakat juga merupakan kumpulan dari beberapa etnik yang ada di Indonesia. Etnik yang saling berinteraksi untuk menciptakan keharmonisan tanpa ada pertentangan. Dalam kehidupan sehari-hari etnik memiliki adat istiadat kebudayaan masing-masing, sehingga memiliki karakter yang berbeda.

Etnik Jawa adalah salah satu etnik terbesar di Indonesia dan salah satu etnik yang masuk dalam Program Transmigrasi. Etnik yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia hingga kepedalaman. Berkembang dan melangsungkan kehidupan hingga berakhir pula di tanah transmigran.

Perkembangan etnik Jawa sangat berpengaruh terhadap perkembangan daerah Parigi Moutong khususnya Desa Kotaraya dan sekitarnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana asal mula kedatangan etnis Jawa di Desa Kotaraya dan proses perkembangan etnis Jawa di Desa Kotaraya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial. Dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah yang memiliki empat tahapan penelitian, yaitu Heuristik, Verifikasi (Kritik Sumber, Interprestasi, dan Historiografi.

Kata kunci : Etnik Jawa, Proses, Perkembangan.

1

Sri Rejeki Penulis Skripsi Yang Berjudul “ETNIK JAWA “Studi Sejarah Sosial di Kotaraya, Kab. Parigi Moutong)

2

Drs. Joni Apriyanto, M.Hum Pembimbing 1

(4)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 4

PENDAHULUAN

Sejarah sosial merupakan kajian sejarah tentang masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang mencoba untuk melihat bukti-bukti sejarah dari sudut pandang sosial untuk mengembangkan sebuah tren sosial. Kehidupan sosial masyarakat tidak terlepas dari etnis-etins yang ada. Etnis (ethnic) berlaku sebagai ciri budaya, etnis merujuk pada orang yang mengidentifikasikan diri satu sama lain atas dasar keturunan dan warisan budaya bersama. Salah satunya adalah etnis Jawa yang jumlah setiap berapa tahunnya semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk inilah yang membuat pemerintah melakukan sebuah program transmigrasi, dimana para masyarakat berpindah dari satu tempat ketempat yang lain. Adapun alasan lain untuk masyarakat Jawa melakukan transmigrasi karena alasan terpaksa oleh keadaan ekonominya, ada juga karena mendapat citra yang negatif dilingkungan masyarakat maupun keluarga yang ditinggalkan, dengan harapan dapat memperbaiki kehidupan ekonomi dan martabatnya.

Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama. Indonesia memiliki banyak etnis yang tersebar diberbagai daerah dan sudah menetap didaerah-daerah, tetapi ada juga yang sudah melakukan transmigrasi keberbagai daerah bahkan sampai menetap dan memajukan daerah yang ditinggali semenjak transmigrasi. Salah satunya adalah daerah Parigi Moutong yang menjadi sasaran para transmigrasi, sehingga menyebabkan bergesernya penduduk asli disuatu daerah. Parigi Moutong adalah sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah, yang memliki beberapa Kecamatan dan desa-desa yang ada disetiap kecamatan. Salah satunya adalah Desa Kotaraya yang akan menjadi tempat penelitian. Desa adalah sasaran bagi para transmigran untuk memulai kehidupan baru dengan peruntungan ekonomi yang lebih baik. Desa sebagai tempat kediaman yang tetap pada masyarakat orang Jawa didaerah pedalaman dan merupakan suatu wilayah hukum

(5)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 5

yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan tingkat daerah paling rendah. Desa, setiap orang mendengar nama desa pastilah berfikir tentang kesejukan, kenyamanan, dan keaslian alam yang terkadang membuat seseorang menjadi lebih tenang. Begitulah dengan Desa Kotaraya, dimana sebuah desa yang pada awal tahun 1973 belum berpenghuni dan belum memiliki nama separti saat ini yang sudah dikenal dengan Desa Kotaraya. Pada tahun 1980 kebelakang, Desa Kotaraya dikenal dengan Unit 1, Desa Sumber Agung sebagai Unit 2, dan Desa Kayu Agung sebagai Unit 3. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan pengetahuan serta keinginan dari pemerintah dan masyarakat demi kelangsungan hidup yang sejahtera akhirnya sebuah lahan tidur dijadikan pemukiman untuk rakyat transmigran yang dibawa langsung dari Pulau Jawa.

METODOLOGI PENELITIAN

Secara lebih singkat Richard F. Clarice (1927: 462)dalam bukunya logic (London and New York, 1927) mengartikan metode sejarah sebagai sistem prosedur yang benar untuk mencapai kebenaran sejarah. Sedangkan Louis Gottschalk menyimpulkan bahwa prosedur penelitian dan penulisan sejarah bertumpu pada empat pokok yaitu :

1. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu zaman dan pengumpulan bahan-bahan tertulis dan lisan yang relevan.

2. Menyingkirkan bahan-bahan yang tidak otentik

3. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang otentik

4. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau suatu penyajian yang berarti.

Sesuai dengan langkah-langkah yang diambil dalam keseluruhan prosedur, metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Heuristik, yaitu kegiatan menghimpun sumber-sumber sejarah

2. Kritik (Verifikasi), meneliti apakah sumber-sumber itu sejati, baik bentuk maupun isinya

(6)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 6

3. Interprestasi, untuk menetapkan makna dan saling berhubungan dari fakta-fakta yang telah diverifikasi yaitu menafsirkan atau memberi makna kepada fakta-fakta atau bukti-bukti sejarah.

4. Historiografi, penyajian hasil sintesis yang ditulis ataupun penulisan sejarah dari hasil-hasil penelitian yang sudah melalui tiga tahap yang ada.

Metode penelitian inilah yang akan digunakan untuk mendukung proses penelitian dan mendapatkan hasil yang baik mengenai asal mula dan perkembangannya.

PEMBAHASAN

Indonesia yang memiliki banyak etnik dan budaya yang tersebar diseluruh pelosok Negeri. Salah satunya adalah etnik Jawa yang masuk dalam pelosok Sulawesi Tengah, tepatnya di Desa Kotaraya, Kec. Mepanga, Kab. Parigi Moutong. Sebuah desa yang lahir dari perkembangan etnik Jawa. Perkembangan yang dimulai sejak tahun 1973 hingga saat ini 2015 sudah menjadi Desa definitif pada tahun 1980 dan sejak itulah etnik Jawa sudah mulai berkembang dan pada tahun 2007 dan 2010 etnik Jawa yang mengalami pertumbuhan penduduk semakin meningkat membuat pemekaran di Desa Kotaraya.

Desa Kotaraya adalah sebuah desa yang dulunya hutan belantara, berkat adanya program transmigrasi di era orde baru yang berhasil membawa masyarakat etnis Jawa ke daerah Sulawesi Tengah, Kab. Parigi Moutong, Kec. Mepanga, tepatnya Desa Kotaraya di akhir tahun 1973 memberikan cahaya terang terhadap lahan tidur yang saat itu mendapat sebutan Unit Desa Transmigran Mepanga Unit 1. Desa Kotaraya yang pradesanya adalah ditumbuhkan atas penyelenggaraan program transmigrasi, proyek transmigrasi Mepanga terletak diwilayah Mepanga, Kec. Tomini, Kab. Donggala, Prov. Sulawesi Tengah, selanjutnya setelah terbentuknya proyek transmigrasi Ongka Malino yang terletak di Kec. Tomini dan Moutong adalah merupakan salah satu bagian unitnya, sehingga mendapat sebutan Unit Desa Transmigrasi Mepanga Unit 1. Sejarah lahirnya Desa Kotaraya tidak terlepas dengan sejarah kehidupan Etnis Trasnmigran Jawa. Sebab para etnis

(7)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 7

inilah yang kemudian membuka lembar-lembar kehidupan baru yang berkembang dan mengembangkan seiring berjalannya waktu.

Jember dan Banyuwangi yang termasuk dalam kota besar dipulau Jawa dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Meskipun perekonomian di Jawa maju tetapi perekonomian lebih banyak diperankan oleh pihak asing dan rakyat pribumi lebih banyak menjadi budak ditanah sendiri. Dua daerah ini adalah asal dari para transmigran pertama yang ada di Desa Kotaraya pada akhir tahun 1973. Selain etnis Jawa Timur ada juga etnis Jawa Tengah, Jawa Barat, dan etnis Bali yang melakukan transmigrasi pada awal tahun 1974 dan awal tahun 1975. Alasan utama para etnis Jawa untuk mengikuti program transmigrasi adalah tidak adanya tanah milik sendiri, selain itu ada juga yang ingin merubah nasib dan tidak banyak pula para transmigran mengikuti program karena ajakan dari pemerintah. Jika melihat keadaan pulau Jawa yang padat penduduk dengan jumlah setiap tahunnya meningkat, sedangkan masih banyak daerah-daerah kosong yang memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan tetapi tidak memiliki sumber daya manusia yang mengelolanya. Sehingga tidak salah jika pemerintah melakukan program transmigrasi demi kesejahteraan rakyat dan perkembangan serta kemajuan Negara Republik Indonesia. Program inipu menyelamatkan jutaan masyarakat Indonesia yang menjadi budak ditanah sendiri.

Etnis Transmigran Jawa hadir di Kotaraya pada akhir tahun 1973 tepatnya bulan November merupakan awal dari perjalanan hidup etnis transmigran Jawa ditanah transmigrasi (Desa Kotaraya). Mereka datang dengan rombongan yang dipimpin oleh Bapak Drs. Djamaluddin Amin yang dibantu dengan seluruh struktur yang masuk dalam proyek transmigrasi. Masyarakat etnik Jawa dibawa dari Jawa ke Sulawesi Tengah turun di Pelabuhan Melalang dengan jalan kaki dari Melalang ke Kotaraya.

Kehidupan para transmigran ini diatur oleh pemerintah karena dalam mengikuti program transmigrasi, mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sudah diatur. Dimana para transmigran harus mendapatkan hak yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah untuk mendapatkan fasilitas yang sudah disediakan, berhak mengikuti pendidikan, pelatihan keterampilan, keterampilan management

(8)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 8

usaha, dan management tata pemerintahan. Selain itu, kewajiban bagi setiap transmigran adalah mematuhi dan melaksanakan segala ketentuan yang sudah ditetapkan demi suksesnya program pembinaan sehingga pada jangka waktu 5 tahun sudah mampu menjadi Desa Definitif, dilarang meninggalkan proyek jika melanggar dan kedapatan meninggalkan proyek selama 6 bulan maka hak-haknya akan dibatalkan. Kewajiban yang lain adalah mereka harus membuka dan mengolah lahan-lahan yang telah diberikan sehingga dapat menjadi lahan-lahan yang produktif.

Kebudayaan asli ditanah transmigran merupakan kebudayaan yang muncul dengan sendirinya, ada yang berawal dari keturunan ada juga yang berawal dari aktivitas-aktivitas dan pandangan baru dari setiap masyarakat. Pengaruh kebudayaan modern juga dapat mempengaruhi perubahan dan semakin bertambahnya luas dan sifat berbagai kebutuhan hidup masyarakat desa. Kebudayaan mampu mereka pertahankan ataupun mereka kembangkan dengan cara mereka sendiri. Kebudayaa etnis Jawa sangat luas yang meliputi seluruh bagian tengah dan timur pulau Jawa dengan beberapa daerah-daerah yang secara kolektif sering disebut dengan daerah kejawen. Etnis Jawa sendiri memiliki perbedaan dalam unsur-unsur kebudayaan, seperti adat istiadat, dialek/cara berbicara, norma dan aturan yang semuanya bergantung pada kepribadian keluarga dan lingkungan sekitar perbedaan ini sesungguhnya menjadi sistem dalam kebudayaan Jawa. Didalam pergaulan-pergaulan hidup maupun saat perhubungan sosial sehari-hari masyarakat menggunakan bahasa Jawa yang saat pengucappannya, seseorang harus melihat dan memperhatikan serta membedakan keadaan orang yang diajak berbicara ataupun yang sedang berbicara, yang dilihat berdasarkan usia dan status sosialnya. Sebab pada prinsipnya ada dua macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya, yaitu ada Jawa Ngoko dan Jawa Krama.4 Jawa ngoko sebenarnya bahasa untuk kalangan remaja yang sudah

4 Bahasa Jawa Ngoko digunakan untuk orang yang sudah dikenal akrab, dan kepada

orang yang lebih muda usianya serta lebih rendah derajat atau status sosialnya. Sedankan Bahasa Jawa Krama adalah sebaliknya yaitu digunakan untuk orang yang belum dikenal akrab, tetapi yang sebaya dalam umur maupun derajat, dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur dan status sosialnya.

(9)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 9

terbiasa berinteraksi atau bisa dikatakan lebih banyak menggunakan kata-kata kasar, sedangkan Jawa krama lebih banyak menggunakan kata-kata yang lebih sopan ada tata kramanya untuk menghargai orang lain.

Kebudayaan yang lain adalah terlihat dari cara mereka membuat rumah dengan menggunakan anyaman bambu sebagai dinding genting sebagai atap rumah tidak banyak masyarakat yang masih menggunakan rumah jenis ini karena perkembangan zaman serta tanda gengsi dan status sosial tersendiri bagi masyarakat, tetapi terkadang masyarakat yang sudah berwawasan memilih mengkombinasikan antara arsitek tradisional Jawa dan modern hal ini juga mewakili status sosial seseorang. Kebudayaan asli ditanah transmigran sangat dipengaruhi oleh status sosial masyarakat. Sama halnya dengan kesenian tarian kuda lumping, gandrung, campur sari, dan wayang kulit. Beberapa kesenian ini dipertunjukkan ketika ada hajatan besar dan hanya masyarakat menengah keatas yang lebih banyak mengundang pemain untuk atraksi kuda lumping maupu campur sari. Berbeda ketika ada kegiatan peringatan hari besar karena pihak pemerintah desa yang bertanggung jawab. Kebudayaan lain bisa dilihat dari cara mereka bertani, berkebun, berladang, yang bangun sebelum subuh untuk mempersiapkan segala peralatan dan kebutuhan yang akan dibawa untuk bekerja.

Etnik Jawa berkembang dengan cara hidup dan binaan dari pihak pemerintah transmigrasi. Para etnis transmigran mendapatkan pembinaan dari Dir. Jend. Transmigrasi Provinsi Sulawesi Tengah kisaran selama 7 tahun dari tahun 1974-1980. Sampai akhirnya para etnis transmigran Jawa ini berkembang hingga sekarang, sudah memiliki keturunan dan memiliki tanah sendiri yang lebih luas dan kesuksesan bisa mereka dapatkan.

Mata pencarian yang paling dominan pada masyarakat etnik Jawa di Desa Kotaraya adalah bertani. Baik sektor pertanian lahan basah (seperti tanaman padi) dan sektor pertanian lahan kering (seperti kakao). Dimana untuk budidaya padi tidak hanya penting bagi ekonomi, melainkan juga berkaitan dengan kebudayaan. Sehingga jenis tanaman padi termasuk kakao inilah yang paling membuat masyarakat sejahtera sejak kedatangan sampai sekarang.

(10)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 10

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Desa Kotaraya yang berada di Pulau Sulawesi, sebuah desa yang merupakan daerah kaya akan potensi sumber daya alam dan belum terekspolarasi dan belum di manfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan desa Kotaraya sebagai tujuan transmigrasi. Pada awal tahun 1973, Desa Kotaraya merupakan daerah yang sangat jarang penduduknnya sebab masih banyak semak blukar yang mengelilingi bahkan dapat dikatakan hutan belantara dan memiliki potensi sumber daya alam yang belum di manfaatkan. Para peserta transmigrasi melakukan interkasi atau bersosialisasi dengan peserta lain dari luar daerah ataupun penduduk setempat, mereka saling bertukar pengalaman saling bahu membahu melakukan berbagai aktivitas sehingga rasa kekerabatan mereka semakin erat satu sama lainnya. Dengan demikian masalah yang di hadapi akan dapat di selesaikan dengan mudah secara bersama dan mereka saling mengenal, mereka pun melakukan percampuran kebudayaan dengan perkawinan campuran misalnnya antara orang tomini dengan orang jawa, meskipun mereka berbeda prinsip dan berbeda adat istiadat. Kebudayaan dalam kesenian tari-tarian dari jawa timur seperti kuda lumping dan lain-lain masih melekat di masyarakat etnik Jawa di Desa Kotaraya dan perekonomian Desa Kotaraya masih stabil karena mempunyai pasar induk yang menjadi pusat perdagangan masyarakat Kotaraya dan desa-desa tetangga. Dengan banyaknnya masyarakat pendatang dari berbagai daerah maka akan bercampur adat- adat yang akan berbaur dengan masyarakat etnik Jawa di Kotaraya.

Seiring perkembangan zaman tidak dapat dipungkiri, bahwa Desa Kotaraya lahir dari program transmigrasi yang berasal dari Pulau Jawa khususnya yang saat ini menjadi etnik dominan, bahkan bisa dikatakan sudah menjadi tuan rumah ditanah rantau, sebab segala bentuk pemerintahan diatur oleh masyarakat etnik Jawa termasuk Kepala Desa Kotaraya selama ini, mulai dari tahun 1980 sampai 2015 saat ini.

(11)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 11

SARAN

Kehidupan yang harmonis dalam masyarakat yang bermacam etnik yaitu masyarakat yang plural dan perkembangan yang signifikan ditanah transmigrasi adalah sebuah ukuran pencapaian yang sangat bagus. Hal ini ada dalam kehidupan masyarakat Kotaraya dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi masyarakat lain yang hidup dalam zaman yang semakin menuntut kita untuk saling berinteraksi dan bersosialisasi.

Sebuah harapan besar terutama bagi para masyarakat Desa Kotaraya termasuk etnik Jawa untuk bagaimana saling menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat, bergaul, beradaptasi, dan saling bermusyawarah. Serta selalu menjaga adat istiadat yang ada tanpa harus menyampingkan atau mensyirikkan agama yang dianut. Kebudayaan yang baik dilestarikan untuk anak cucu dimasa depan.

(12)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 12

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

James M. Henslin. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (edisi 6 jilid 2). Jakarta : Erlangga.

Siswono Yudohusodo. 1998. Transmigrasi (Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang). Jakarta : PT. Jurnalindo Aksara Grafika.

Koentjaraningrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Helius Sjamsuddin. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak. Daliman. 2012. Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Haliadi Sadi, dkk. 2012. Sejarah Kabupaten Parigi Moutong. Yogyakarta : Ombak.

Nyoman Kutha Ratna. 2010. Metodologi Penelitian (Kajian Budaya Dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sartono Kartodirdjo. 1994. Kebudayaan Pembangunan Dalam Prespektif Sejarah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Paulus Wirutomo dkk. 2012. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 2011. Sosiologi Pedesaan (Kumpulan Bacaan Jilid 1). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

(13)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 13

Licolin Arsyad, dkk. 2011. Strategi Pembangunan Perdesaan Berbasis Lokal. Yogyakarta: STIM YKPN.

Joko Tri Prasetya, dkk. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. SoedjiptoAbimanyu. 2014. Babad Tanah Jawi. Laksana: Jogjakarta. 2014.

R.Z. Leirissa, dkk. 2012. Sejarah Perekonomian Inodnesia. Ombak: Yogyakarta. 2012.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Abdul Syani. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka Jaya.

Deddy Mulyana, dan Jalaluddin Rakhmat. 1998. Komunikasi Antar Budaya Suatu Tinjauan Antropologis. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Ulrich Planck. 1993. Sosiologi Pertanian. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. Emmy Sumirto, Laporan Tahunan 2006/2007 Yang Dituangkan Dalam

Monografi TA. 2006/2007. Dihimpun/Dipersiapkan Oleh Kaur Pemerintahan. Wawancara bersama Bapak Suparjono selaku Kepala Desa Kotaraya periode

2012-2017. Kamis 04 Juni 2015.

Wawancara dengan Bapak Kateni selaku peserta transmigrasi pertama di Desa Kotaraya. Jum’at, 5 Juni 2015.

Wawancara dengan Bapak Wagiman selaku peserta transmigrasi pertama di Desa Kotaraya. Jum’at, 5 Juni 2015.

Wawancara bersama Bapak Atim selaku peserta transmigrasi pertama dan KUR Pembangunan di Desa Kotaraya, Kamis 4 Juni 2015.

(14)

Fakultas Ilmu Sosial UNG| 14

Sumber Skripsi :

Yayan Diansyah Yusuf. 2012. Dinamika Sosial Ekonomi Di Kecamatan Pinogaluman Abad XX. Gorontalo. Skripsi.

Kanti Lestari. 2013. Wanita Jawa. Gorontalo. Skripsi.

Sumber Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa

(diakses pada hari Jum’at, 11 Juni 2015. Pukul 22.35 Wita)

http://id.wikipedia.org/wiki/Banyuwangi,_Banyuwangi (diakses pada hari Jum’at, 11 Juni 2015. Pukul 23.45 Wita)

http://ikedwirahayu.blogspot.com/2014/03/kota-dan-kapitalisme-perkebunan-jember.html (diakses pada hari Sabtu, 12 Juni 2015. Pukul 14.50 Wita)

Referensi

Dokumen terkait