• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI ETNIS JAWA DAN BALI DI DESA KOTARAYA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INTERAKSI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI ETNIS JAWA DAN BALI DI DESA KOTARAYA KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRASI

ETNIS JAWA DAN BALI DI DESA KOTARAYA KECAMATAN

MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I Made Suardi Yasa1, Samuel Sanda Patampang2, dan Nurvita2

imadesuardiyasa@yahoo.com; vitamombine@gmail.com

Mahasiswa Pendidikan Geografi1 Dosen Pendidikan Geografi2

Program Studi Penddikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial ekonomi masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong. Sejalan dengan tujuan tersebut, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan menggambarkan data dengan kata-kata atau penjelasan tentang suatu permasalahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial ekonomi masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya terjadi dalam bentuk:

kerjasama (cooperation), persaingan (coompetition), dan akomodasi (accomodation). Interaksi sosial

bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan sosial ekonomi dengan mengacu pada nilai kebersamaan dan persatuan yang terwujud dalam sikap dan perilaku saling menghargai, menghormati dan menerima perbedaan.

Kata kunci: Interaksi, Sosial Ekonomi, Transmigrasi

ABSTRACT

This research intends to identifi how is form of social economic interaction of ethnictransmigration of Java and Bali in Kotaraya Viillage Mepanga Sub-District Parigi Moutong Regency. This qualitative descriptive research aims at describing data through wordsor explanation of a problem. Data were collected through data observation, interview, and documentation. Data were analyzed through data reduction, data presentation, and conclusion. The result of this research shows that forms of social economic interaction of ethnic transmigration of Java and Bali in Kotaraya Village Mepanga Sub-District Parigi Moutong Regency are: cooperation, competition, and accommodation. Social interaction aims to fill the need of social economic that refers to the value of togetherness and unity embidied in attitudes and behaviors of respect, and acceptance of differences.

(2)

PENDAHULUAN

Negara Indonesia kaya akan sumber daya alam, untuk memanfaatkan sumber daya

alam tersebut dibutuhkan sumber daya manusia untuk mengolahnya. Namun sumber daya

manusia itu tidak tersebar secara merata di Indonesia. Menurut Charras (1997), pada tahun

1971 Indonesia berpenduduk 119 juta jiwa, 65% diantaranya berada di pulau Jawa dan Bali.

Dengan kepadatan penduduk dipulau Jawa berkisar antara 565 jiwa/km², sedangkan pulau

Bali memiliki kepadatan penduduk berkisar antara 369 orang jiwa/km². Sedangkan

pulau-pulau lain berpenduduk sedikit dan potensi pertaniannya masih belum dikelola sebagaimana

mestinya. Keadaan geografis yang kontras itulah yang mengharuskan adanya program

transmigrasi guna meningkatkan kesejahteraan.

Transmigrasi merupakan istilah negara Indonesia untuk migrasi yang diselenggarakan

oleh pemerintah, adanya proses perpindahan individu atau kelompok masyarakat ke daerah

yang relatif masih kurang penduduknya baik secara terencana melalui program pemerintah

maupun dengan keinginan mereka sendiri merupakan hal positif dalam usaha mengantisipasi

masalah kepadatan penduduk. Sedangkan peningkatan kesejahteraan dimaksudkan bahwa

melalui perpindahan untuk bermukim, menetap serta berusaha didaerah yang baru dengan

dukungan fasilitas, pemberian hak milik atas tanah yang diberikan oleh pemerintah melalui

program transmigrasi diharapkan akan dapat mengubah tingkat kehidupan sosial ekonomi

para transmigran kearah yang lebih baik dari pada sebelum berpindah.

Pulau Sulawesi menurut luasnya merupakan pulau terbesar keempat di Indonesia,

dengan luas 227.654 km² sedangkan kepadatan penduduknya hanya berkisar antara 37

jiwa/km². Dengan jumlah penduduk yang masih sedikit maka provinsi Sulawesi Tengah

mendukung program transmigrasi tersebut dengan menempatkan transmigran yang berasal

dari daerah Jawa dan Bali menuju Kabupaten Parigi Moutong Kecamatan Mepanga tepatnya

di Desa Kotaraya pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1974. Alasan utama dari para

transmigran mengikuti program transmigrasi yaitu untuk memperbaiki kehidupan sosial

ekonomi dikarenakan tidak adanya tanah milik sendiri didaerah asal. Untuk memperbaiki

perekonomian para transmigran, pemerintah memberikan bantuan kepada setiap kepala

keluarga masing-masing 2 hektar yang merupakan lahan kosong berupa hutan yang harus

digarap sendiri oleh para transmigran.

Pada umumnya masyarakat transmigrasi mengidealkan kondisi kehidupan yang

sejahtera, oleh sebab itu selalu ada usaha untuk mewujudkannya, upaya melakukan

perubahan menuju kondisi yang ideal berlangsung sepanjang waktu. Usaha mereka untuk

(3)

untuk mewujudkan kondisi perekonomian yang diidealkan adalah dengan berinteraksi. Pada

dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia

membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya baik itu dalam hal kebutuhan fisik

maupun rohani serta kebutuhan lain demi keberlangsungan hidupnya. Karena interaksi sosial

adalah kunci dari kehidupan sosial maka masyarakat transmigrasi desa Kotaraya juga

melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bidang sosial maupun dalam

bidang ekonomi demi terciptanya kehidupan bersama dalam upaya peningkatan taraf hidup

kearah yang lebih baik. Karena kemampuan dan sumberdaya yang mereka miliki terbatas,

maka dengan demikian masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya harus

menjalin hubungan yang baik antar kelompok masyarakat tersebut dalam upaya peningkatan

taraf hidup yang diharapkan dan untuk menciptakan keharmonisan antara mereka.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan

deskriptif. Menurut Tika (2005) penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu

masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada,

walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Dalam penelitian ini penulis

ingin menggambarkan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial ekonomi masyarakat

transmigrasi khususnya etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya Kecamatan Mepanga

Kabupaten Parigi Moutong.

Subjek dalam penelitian ini adalah Unit Analisis dan Informan. Unit analisis dalam

penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau dapat juga dikatakan orang-orang yang

bersangkutan dengan objek penelitian atau mereka yang dapat memberikan informasi

mengenai objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat etnis

Jawa dan Bali yang berada di Desa Kotaraya Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi

Moutong. Sedangkan, Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek

penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Penentuan

informan dilakukan dengan cara purposive sampling atau pengambilan sampel secara sengaja

yang dapat memberikan informasi yang cukup bagi penelitian ini sesuai dengan

permasalahan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik wawancara, observasi

dan dokumentasi. Pengolahan data wawancara dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan

(4)

1. Reduksi Data

Reduksi dilakukan dengan memilih, menyeleksi data, menyederhanakan dan

transformasi data kasar yang terdapat dalam catatan lapangan. Reduksi data ditujukan untuk

menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak dibutuhkan serta

mengorganisir data menurut permasalahan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah untuk menyusun seluruh informasi dari informan sehingga dari

penyajian data tersebut dapat memberikan kemungkinan untuk ditarik suatu kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah diperoleh sekumpulan informasi dan data

yang tersusun melalui penyajian data. Ketiga alur analisis ini berlangsung terus menerus

sepanjang penelitian ini berlangsung.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigrasi Etnis Jawa dan

Bali Di Desa Kotaraya

Interaksi yang dilakukan antara masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa

Kotaraya terjadi hampir setiap saat baik di lingkungan tempat tinggal, maupun di area

persawahan mereka. Interaksi tersebut terjadi karena adanya rasa saling membutuhkan antara

satu sama lain. Interaksi yang terjadi melahirkan dua aspek yang saling menguntungkan yaitu

aspek sosial dan ekonomi. Kehidupan sosial yang terjadi adalah saling berhubungan atau

berinteraksi dalam melaksanakan suatu pekerjaan sebagai usaha dalam memenuhi kehidupan

ekonomi dari kedua belah pihak.

Interaksi sosial merupakan sebuah proses sosial yang didalamnya terkandung makna

bahwa setiap manusia senantiasa membangun sebuah hubungan yang dinamis dalam rangka

mencapai tujuan hidup yang diinginkan, sehingga interaksi sosial menyangkut hubungan

antara individu, antara kelompok, maupun antara individu dan kelompok. Interaksi sosial

merupakan suatu proses yang dapat memberikan pola interaksinya. Pola interaksi sosial

merupakan bentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dengan individu, individu

dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang bersifat dinamis dan mempunyai

pola tertentu. Interaksi merupakan kunci dari segala kehidupan sosial maka dalam memenuhi

kehidupan ekonomi masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya juga

(5)

interaksi yang terjadi antara masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya

seperti:

1) Kerjasama

Kerjasama merupakan bagian dari kehidupan keseharian masyarakat transmigrasi di

Desa Kotaraya, kerjasama yang terjalin antara masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di

Desa Kotaraya berjalan dengan sangat baik karena adanya rasa saling membutuhkan antara

satu sama lain. Adapun bentuk kerjasama yang dilakukan masyarakat transmigrasi etnis Jawa

dan Bali di Desa Kotaraya yaitu:

a) Kerjasama Spontan

Kerjasama spontan yang dilakukan masyarakat transmigrasi antara etnis Jawa dan

Bali terlihat pada saat salah satu anggota masyarakat Desa Kotaraya mengalami musibah

seperti kedukaan, tanpa memandang suku maupun agama yang sedang berduka, dengan

dilandasi rasa persatuan sebagai masyarakat Desa Kotaraya maka mereka datang untuk

melayat atau membantu keluarga yang sedang berduka.

b) Kerjasama Langsung

Kerjasama langsung yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kotaraya yaitu melalui

kegiatan siskamling atas instruksi yang diberikan oleh kepala Desa Kotaraya demi menjaga

keamanan lingkungan Desa. Kegiatan ini juga merupakan sarana dalam berinteraksi dan

bersilaturahmi bagi masyarakat transmigrasi Desa Kotaraya yang berlainan etnis, sehingga

dapat mempererat rasa kebersamaan mereka sebagai masyarakat Desa Koataraya.

c) Kerukunan (Gotong Royong)

Kerukunan (Gotong royong) yang dilakukan oleh masyarakat transmigrasi etnis Jawa

dan Bali di Desa Kotaraya dapat dilihat pada saat mereka melakukan kegiatan kerja bakti

dilingkungan Desa atau dalam kelompok tani yang dilakukan secara bersama-sama demi

kepentingan bersama tanpa memandang perbedaan baik etnis maupun agama yang mereka

anut, sehingga kegiatan gotong-royong ini dapat meningkatkan pula rasa kebersamaan

diantara masyarakat transmigrasi di Desa Kotaraya.

d) Bargaining

Bargaining atau perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa yang dilakukan oleh

masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya terjadi dalam hal pengelolaan

lahan pertanian yaitu dengan mengadakan sistem bagi hasil antara pihak pemilik lahan dan

pihak yang menggarap lahan sesuai perjanjian yang mereka sepakati yaitu pembagian berupa

(6)

modern (odong-odong) pembagian hasil panen sesuai perjanjiian antara pemilik lahan dengan

pemilik alat pemanen padi (odong-odong). Selain itu dalam pengelolaan pertanian ada juga

tenaga buruh yang digunakan dengan sistem upah harian dengan melakukan perjanjian

terlebih dahulu antara satu pihak dengan pihak yang lain.

e) Kerjasama Kontrak

Kerjasama kontrak yang dilakukan oleh masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali

di Desa Kotaraya terjadi pada saat meminjam modal di gilingan, karena dalam usaha bertani

para petani memerlukan modal untuk persiapan penanaman dan dalam proses perawatan agar

dapat memproduksi hasil pertanian secara maksimal, namun keterbatasan petani untuk

mengakses sumber-sumber pembiayaan, khususnya perbankan karena persyaratan yang

sedemikian berat, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat transmigrasi Desa

Kotaraya melakukan interaksi dengan mengadakan kerjasama kontrak dengan pihak gilingan.

Kerjasama kontrak yang dilakukan yaitu dengan menggiling hasil panen (padi) mereka

dipenggilingan padi tempat mereka mengambil modal sehingga kerjasama tersebut dapat

dikatakan sebagai kerjasama kontrak.

2) Persaingan

Adapun Bentuk persaingan yang terjadi antara masyarakat transmigrasi etnis Jawa

dan Bali adalah persaingan sehat yaitu dalam upaya untuk lebih memaksimalkan atau

meningkatkan hasil produksi dari pekerjaannya sebagai petani guna memenuhi berbagai jenis

kebutuhan ekonomi anggota keluarganya.

3) Akomodasi

Sebagai makhluk sosial manusia memiliki naluri untuk hidup bersama dengan

manusia lain sehingga mereka melakukan interaksi antara satu dengan yang lain. Sama

halnya seperti yang terjadi di Desa Kotaraya yaitu antara transmigran etnis Jawa dan Bali

maka mereka senantiasa berinteraksi dan menginginkan hubungan yang harmonis sehingga

mereka mengutamakan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal tersebut dilakukan

karena mereka sadar, bahwa mereka berada dan hidup di tengah-tengah masyarakat yang

(7)

2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Ekonomi Masyarakat Transmigrasi Etnis Jawa

dan Bali Di Desa Kotaraya

Desa Kotaraya adalah Desa yang berkembang karena adanya program transmigrasi

yang dilaksanakan oleh pemerintah pada tahun 1974 yang dikenal dengan permukiman

transmigrasi unit I Mepanga yaitu transmigran yang berasal dari pulau Jawa dan Bali. Desa

yang pada waktu itu masih berupa kawasan hutan kini sudah jauh lebih baik bahkan menjadi

acuan dalam hal pembangunan dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan Mepanga,

perubahan tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya kerja keras para transmigran dalam

memajukan desa Kotaraya. Intensnya interaksi sosial masyarakat transmigrasi yang terjadi

oleh kepentingan ekonomi menyebabkan meleburnya identitas kultural lama dan membentuk

ikatan baru di Desa Kotaraya yang mengubah mereka menjadi satu kesatuan masyarakat

yakni masyarakat Desa Kotaraya.

Gambaran tersebut jika dikaitkan dengan realitas kehidupan masyarakat yang sebagian

besar bermata pencaharian sebagai petani dalam memenuhi perekonomian mereka, maka

sangat tampak terlihat adanya bentuk-bentuk interaksi sosial yang dilakukan yaitu dibidang

pertanian sebagai usaha memenuhi kehidupan ekonomi mereka. Untuk lebih jelasnya berikut

ini akan diuraikan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial ekonomi yang dilakukan masyarakat

transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya.

1. Kerjasama

a) Kerjasama Spontan

Masyarakat pedesaan pada umumnya mempunyai ikatan sosial dan solidaritas sosial

yang tinggi dalam mewujudkan berbagai keperluan. Solidaritas sosial tersebut tumbuh dari

interaksi sosial, sehingga dapat menciptakan partisipasi masyarakat secara sukarela. Praktik

semacam inilah yang menjadi pendorong terciptanya hubungan yang baik diantara

masyarakat, sama halnya seperti yang dilakukan antara masyarakat transmigrasi etnis Jawa

dan Bali di Desa Kotaraya sehingga mereka dapat membangun hubungan sosial yang lebih

erat sebagai satu kesatuan masyarakat Desa Kotaraya. Hal tersebut dapat terlihat pada saat

terjadi kedukaan, bilamana terjadi suatu musibah yang dialami oleh seorang anggota

masyarakat atau salah satu anggota keluarganya meninggal dunia, maka tanpa memandang

suku dan agama orang yang sedang berduka, secara spontan dan dilandasi jiwa persatuan

sebagai anggota masyarakat Desa Kotaraya maka mereka datang kerumah keluarga yang

mengalami kedukaan tersebut untuk melayat dan membantu dalam mendirikan tenda atau

(8)

b) Kerjasama Langsung

Kerjasama juga terjadi pada sosial kemasyarakatan dengan melaksanakan sistem

keamanan lingkungan (siskamling), yang dilakukan warga Desa Kotaraya atas instruksi

kepala Desa Kotaraya demi menjaga lingkungan Desa. Kegiatan (siskamling) yang dilakukan

merupakan sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan untuk meningkatkan rasa

kebersamaan antar masyarakat Desa Kotaraya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat

dilakukan sendiri-sendiri sehingga dibuat kelompok piket malam, kelompok tersebut tidak

hanya terdiri dari satu etnis saja namun diatur sedemikian rupa agar terdiri dari etnis yang

berbeda sehingga mereka yang berbeda etnis ini saling berinteraksi antara satu dengan yang

lain sehingga dapat lebih meningkatkan rasa kebersamaan diantara mereka sebagai satu

kesatuan masyarakat Desa Kotaraya. Pola kehidupan sosial yang didasarkan pada nilai-nilai

kebersamaan yang mewarnai segi kehidupan masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali

sangat nampak dengan adanya kebijakan dari pemerintah untuk melibatkan secara langsung

seluruh masyarakat Desa Kotaraya dalam berbagai bentuk kegiatan.

c) Kerukunan (Gotong-royong)

Faktor keterkaitan hubungan masyarakat pedesaan yang cukup dominan salah satunya

dibentuk oleh sistem pertanian, terbukti dalam kegiatan pertanian masyarakat pedesaan

seringkali melakukan gotong-royong. Kegiatan ini merupakan suatu bentuk hubungan

kebersamaan untuk saling melengkapi yang berlaku didaerah pedesaan yang dominan adalah

masyarakat petani. Masyarakat transmigrasi Desa Kotaraya menjunjung tinggi rasa

kebersamaan yang terbukti dengan semangat gotong-royong terutama yang tujuannya untuk

kepentingan bersama seperti membersihkan saluran air (irigasi), atau dalam hal memperbaiki

jalan menuju areal persawahan mereka. Kegiatan gotong-royong ini dapat meningkatkan

hubungan-hubungan sosial karena mereka dapat saling bertemu, berbincang-bincang, atau

dapat dikatakan berinteraksi. Interaksi tersebut dapat menumbuh kembangkan rasa

solidaritas, kebersamaan, senasib dan sepenanggungan, sehingga hubungan akan tetap

terpelihara. Dari segi ekonomi pranata sosial tersebut nampaknya dapat menguntungkan dari

kedua belah pihak atau antar anggota yang terlibat.

d) Bargaining

Kerjasama bargaining atau perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa yang

terjadi khususnya antara masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya

dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lain seperti dalam hal menggarap

lahan pertanian dengan sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan penggarap lahan,

(9)

mengolahnya secara maksimal karena kurangnya tenaga pengelola sedangkan dipihak yang

lain tidak mempunyai lahan tetapi sanggup bekerja, sehingga perlu adanya interaksi dengan

mengadakan perjanjian antara kedua belah pihak yaitu pemilik lahan dan penggarap lahan

agar terjadi kerjasama yang saling menguntungkan dan sumber daya alam yang adapun bisa

dimanfaatkan secara optimal. Selain itu juga dilakukan dalam hal saling membutuhkan tenaga

buruh sebagai usaha meringankan pekerjaan mereka sebagai petani. Buruh tani yang

dimaksud bukanlah orang yang tidak memiliki lahan, melainkan orang yang menyerahkan

dirinya untuk bekerja pada orang lain ketika pekerjaan mereka sudah agak berkurang,

sehingga mereka mengisi waktu luang tersebut dengan menjadi buruh tani yang biasanya

dipekerjakan oleh pemilik lahan dengan digaji (diupah) sebagai pekerja harian sehingga

mereka bisa saling mengisi kekurangan tenaga kerja antara satu sama lain.

e) Kerjasama Kontrak

Adapun kerjasama yang dilakukan masyarakat transmigrasi Desa Kotaraya secara

kontrak terjadi pada saat menggiling hasil panen (padi) dalam usaha bertani para petani

memerlukan modal untuk persiapan penanaman dan dalam proses perawatan agar dapat

memproduksi hasil pertanian secara maksimal, namun keterbatasan petani untuk mengakses

sumber-sumber pembiayaan, khususnya perbankan karena persyaratan yang sedemikian

berat, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut masyarakat transmigrasi Desa Kotaraya

melakukan interaksi dengan mengadakan kerjasama kontrak dengan pihak gilingan.

Penerapan sistem ini dapat menciptakan kordinasi yang baik, petani mendapatkan kemudahan

yaitu akses teknologi pertanian, modal, dan pemasaran sedangkan pihak gilingan

mendapatkan keuntungan yaitu bahan baku yang dibutuhkan. Keberhasilan dari penerapan

sistem kontrak ini tergantung dari kedua belah pihak dalam menjalankan kesepakatan dimana

hasil panen harus digiling dipenggilingan tempat mereka mengambil modal awal.

2. Persaingan

Berdasarkan observasi dan hasil penelitian yang dilakukan penulis di Desa Kotaraya,

tidak dipungkiri bahwa adanya persaingan antara etnis Jawa dan Bali. Kedua etnis ini dikenal

memiliki etos kerja yang tinggi, hal itu dikarenakan para transmigran memiliki kemauan

untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi mereka kearah yang lebih baik, persaingan

yang dilakukan oleh masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya yaitu

dalam pekerjaan sebagai petani. Adapun Bentuk persaingan yang terjadi antara masyarakat

transmigrasi etnis Jawa dan Bali adalah persaingan sehat yaitu dalam upaya untuk lebih

(10)

memenuhi berbagai jenis kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Dengan adanya

persaingan dalam meningkatkan pendapatan pertanian serta untuk meningkatkan keuntungan

merupakan hal yang sangat baik, dimana ketika ada persaingan memungkinkan seorang

petani berusaha secara optimal untuk terus meningkatkan potensi hasil pertaniannya

merupakan hal yang positif. Artinya persaingan yang terjadi masih dalam tahap yang

sederhana.

3. Akomodasi

Akomodasi yang dimaksud dalam penelitan ini adalah suatu poses dalam

hubungan-hubungan sosial yang mengarah kepada adaptasi sehingga antar individu atau kelompok

terjadi hubungan saling menyesuaikan untuk menghindari ketegangan-ketegangan, dimana

masyarakat transmigrasi Desa Kotaraya menjadikan toleransi sebagai dasar sikap saling

menghargai, menghormati dan menerima perbedaan sehingga perselisihan dapat dicegah atau

tidak terjadi.

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

masyarakat transmigrasi etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya senantiasa berinteraksi antara

satu sama lainnya. Berlangsungnya proses interaksi sosial antara masyarakat transmigrasi

etnis Jawa dan Bali di Desa Kotaraya bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan,

terutama kebutuhan sosial ekonomi mereka.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan perekonomiannya, masyarakat transmigrasi etnis

Jawa dan Bali melakukan kerjasama dengan mengacu pada nilai kebersamaan dan persatuan

seperti yang terlihat dalam kegiatan gotong-royong maupun dalam kegiatan keseharian

mereka sebagai petani yang dilakukan bersama tanpa memandang perbedaan baik etnis

maupun agama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan persaingan yang terjadi hanya

dalam meningkatkan hasil pertanian, yang merupakan mata pencaharian mereka, Artinya

persaingan yang terjadi adalah persaingan sehat yang terjadi dalam hal positif.

Meskipun masyarakat transmigrasi Desa Kotaraya mempunyai latarbelakang etnis dan

agama yang berbeda namun perbedaan tersebut tidak dipandang sebagai faktor pemicu

terjadinya konflik. Hal ini dikarenakan tingginya kesadaran masing-masing untuk menjaga

(11)

Bali menjadikan toleransi sebagai dasar sikap saling menghargai dan menghormati sehingga

perselisihan dapat dicegah atau tidak terjadi.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah penulis

paparkan diatas, penulis memberikan saran sebagai masukan yakni:

1) Demi menjaga keharmonisan hubungan antara masyarakat tranmigrasi etnis Jawa dan

Bali di Desa Kotaraya hendaknya selalu mengedepankan rasa kebersamaan dan

persatuan, serta sikap saling menghargai, menghormati dan menerima perbedaan

dalam kehidupan bermasyarakat.

2) Pemerintah hendaknya memberikan penyuluhan mengenai kesenjangan sosial dan

dampaknya, sehingga masyarakat sadar bahwa menjaga keharmonisan adalah suatu

hal yang begitu penting guna tetap menjaga hubungan dan lingkungan yang kondusif.

DAFTAR RUJUKAN

Charras, M. (1997). Dari Hutan Angker Hingga Tumbuhan Dewata, Yogyakarta: Gadjah

Mada.

Miles, M. & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tejetjep.

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diungkap dari penelitian ini adalah : (1) Bagaimana gambaran umum perkembangan Etnis Cina di Kudus (2) Interaksi sosial antara Etnis Cina dan Jawa di Kudus

Selain dilihat dari bidang pendidikan perubahan sosial ekonomi desa A Widodo dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat yang semakin beragam, yang pada mulanya hanya bermata

Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial masyarakat dengan interaksi sosial lansia di Desa Panusupan Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas..

Kondisi sosial ekonomi keluarga transmigrasi di Desa Bumi Makmur tersebut antara lain meliputi : luas lahan yang dimiliki, jenis pekerjaan kepala keluarga,

Jadi sebagaimana telah disebut di atas, masalah yang terjadi dalam pola interaksi sosial suku jawa dan suku dawas belum diketahui penyebab suku jawa dan suku

Masyarakat Tuban (Studi Mengenai Kohesivitas Sosial Etnis Jawa.. ADLN Perpustakaan

Namun masyarakat Bali Kristen baik yang Katholik maupun Protestan tidak saja memiliki masalah sosial-ekonomi, tetapi juga sosial-budaya, dan sosial-politik, terutama

Masyarakat Jawa dari Jawa Barat dan Jawa Tengah yang merupakan masyarakat transmigrasi ke daerah mandar pada masa kolonisasi india belanda pada tahun 1937, pada masa itu Masyarakat