• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN VIDEO KOMEDI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN DENTAL PRA-TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN VIDEO KOMEDI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN DENTAL PRA-TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN VIDEO

KOMEDI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN

DENTAL PRA-TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

SKRIPSI

OLEH:

RIZKA AYU FADILLAH LAENTY SAPUTRI

04031381621058

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

(2)

i

PERBANDINGAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN VIDEO

KOMEDI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN

DENTAL PRA-TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya

Oleh:

RIZKA AYU FADILLAH LAENTY SAPUTRI 04031381621058

BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain) dan berharaplah kepada tuhanmu.”

(Q.S Al-Insyirah: 6-8)

Yang utama dari segalanya...

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

Atas karunia yang kau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kehariban Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada semua orang yang sangat kukasihi dan sayangi

Ayah Ibu dan Adik Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga Ayu persembahkan karya kecil ini untuk Ayah, Ibu dan Adik yang sudah memberikan kasih

dan sayang, dukungan serta cinta yang tak terhingga yang tidak mungkin terbalas dengan selembar kata dan persembahan ini.

Semoga ini menjadi langkah awal Ayu untuk membuat Ayah dan Ibu bangga. Aamiin yarobbal alamin…

Sahabat ku “Selamat Sampai Tujuan”

Terimakasih selalu membersamai disetiap suka dan dukaku di perkuliahan ini. Doa terbaik dariku untuk kita semua. Semoga kita bisa “Selamat Sampai Tujuan” dengan

selamat dan berbahagia.

نْيِمَلاَعْلا

بَر

اَي

نيِمَا

(6)

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan:

1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (SKG), baik di Universitas Sriwijaya maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji.

3. Isi pada karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pelaksanaan prosedur penelitian yang dilakukan dalam proses pembuatan karya tulis ini adalah sesuai dengan prosedur penelitian yang tercantum. 5. Hasil penelitian yang dicantumkan pada karya tulis adalah benar hasil yang

didapatkan pada saat penelitian, dan bukan hasil rekayasa.

6. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Palembang, Agustus 2020

Yang membuat pernyataan,

Rizka Ayu Fadillah Laenty Saputri

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Terapi Musik Klasik dan Video Komedi Dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Dental Pra-Tindakan Ekstraksi Gigi”

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad الله ىلص هيلع

ملسو beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi, khususnya kepada:

1. dr. H. Syarif Husin, M. S. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan bantuan selama penulis menyelesaikan skripsi.

2. drg. Sri Wahyuningsih Rais, M.Kes., Sp.Pros selaku Ketua Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya yang memberikan bantuan, dukungan, masukan, serta semangat selama penulis melaksanakan perkuliahan.

3. drg. Galuh Anggraini Adityaningrum, MARS dan Amalia Juniarly, S.Psi., MA., Psikolog selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, masukan, semangat dan doa pada penulis dari awal penulisan hingga tersusunnya skripsi ini.

4. drg. Valentino Haksajiwo, M.Kes., Sp.BM., MARS dan drg. Anton, Sp. BM atas kesediaannya menguji, membimbing, dan memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Indah Purnama Sari S.KM., M.KM yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf tata usaha di PSKG FK Unsri yang telah membantu selama penulis menempuh pendidikan.

7. drg. Julius Herry Putu Sanjoyo, MARS yang bersedia membimbing, memfasilitasi, dan mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Klinik Tirta Husada, Depok Jawa Barat

8. Kedua orang tuaku tercinta Mayor CPL Ruslan dan Sugiharti, adikku tersayang Rizki Bagus yang telah memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

vii

9. Sahabatku tersayang Eka, Kiran, Arum, Reni, serta teman penyemangat hari-hariku Aulia Fajar, S.H yang dengan ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi.

10. Keluarga besar BEM KM PSKG Unsri, Maya, Revina, Sania, Moneta, dan teman-teman lainnya yang menjadi motivasi saya dalam pembuatan skripsi ini.

11. Teman-teman Psikologi FK Unsri Alfath, dan staf tata usaha Psikologi lainnya yang telah membantu dan memberikan saran dalam pembuatan skripsi ini. 12. Kak Hilwa serta keluarga besar PSKG yang telah memberikan contoh,

dukungan, doa, serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang diberikan kepada penulis akan di balas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda. Aamiin.

Semoga bermanfaat.

Palembang, Agustus 2020

(9)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi ABSTRAK ... xii ABSTRACT ... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.3.1 Tujuan Umum ... 6 1.3.2 Tujuan Khusus ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6 1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencabutan Gigi ... 8

2.1.1 Definisi Pencabutan Gigi ... 8

2.1.2 Indikasi Pencabutan Gigi ... 10

2.1.3 Kontraindikasi Pencabutan Gigi ... 10

2.1.3.1 Kontraindikasi Sistemik ... 10

2.1.3.2 Kontraindikasi Lokal ... 11

2.1.4 Teknik pencabutan Gigi ... 11

2.1.4.1 Pencabutan Intra Alveolar (Close Method) ... 11

2.1.4.2 Pencabutan Trans Alveolar (Open Method) ... 12

2.1.5 Komplikasi Pencabutan Gigi... 15

2.2 Kecemasan Dental ... 15

2.2.1 Definisi Kecemasan Dental ... 15

2.2.2 Gejala Kecemasan Dental ... 16

2.2.2.1 Dimensi Gejala Kecemasan Dental ... 17

2.2.3 Faktor Penyebab Kecemasan Dental ... 18

2.2.4 Tingkat Kecemasan Dental ... 20

2.2.4.1 Kecemasan Ringan ... 20

2.2.4.2 Kecemasan Sedang... 21

2.2.4.3 Kecemasan Berat ... 21

2.2.4.4 Panik ... 22

(10)

ix

2.2.5.1 Dental Anxiety Scale (DAS)... 22

2.2.5.2 Modified Dental Anxiety Scale (MDAS)... 23

2.2.5.3 Dental Fear Scale (DFS) ... 23

2.2.5.4 Index of Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C) ... 24

2.3 Musik Klasik ... 25

2.3.1 Definisi Musik Klasik ... 25

2.3.2 Pemanfaatan Musik Klasik Dalam Kedokteran Gigi ... 27

2.4 Video Komedi ... 28

2.4.1 Definisi Video Komedi ... 28

2.4.2 Pemanfaatan Video Komedi Dalam Kedokteran Gigi ... 29

2.5 Kerangka Teori... 31

2.6 Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 33

3.2.1 Waktu Penelitian ... 33 3.2.2 Tempat Penelitian... 33 3.3 Subjek Penelitian ... 33 3.3.1 Populasi ... 33 3.3.2 Sampel ... 34 3.3.3 Jumlah Sampel ... 34

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 35

3.4.1 Kriteria Inklusi ... 35

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 35

3.5 Variabel Penelitian ... 35

3.5.1 Variabel Bebas (Independent) ... 35

3.5.2 Variabel Terikat (Dependent) ... 35

3.5.3 Variabel Perancu ... 35

3.6 Definisi Operasional... 36

3.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 37

3.7.1 Instrumen Penelitian... 37 3.8 Prosedur Penelitian... 38 3.9 Analisis Data ... 40 3.9.1 Analisis Univariat... 40 3.9.2 Uji Bivariat ... 40 3.10 Alur Penelitian ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 42

4.2 Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 38

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Usia ... 43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Penelitian berdasarkan Riwayat Dental ... 44

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kecemasan Responden Penelitian Sebelum Pemberian Terapi Musik Klasik Dan Video Komedi ... 45

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan Dental berdasarkan Jenis Kelamin Sebelum Pemberian Terapi ... 45

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan berdasarkan Usia Sebelum Pemberian Terapi ... 46

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan Dental berdasarkan Tingkat Pendidikan Sebelum Pemberian Terapi ... 48

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan Dental berdasarkan Riwayat Dental Sebelum Pemberian Terapi ... 49

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kecemasan Responden Penelitian Setelah Pemberian Terapi Musik Klasik dan Video Komedi ... 51

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan Dental berdasarkan Jenis Kelamin Setelah Pemberian Terapi ... 51

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan berdasarkan Usia Setelah Pemberian Terapi ... 52

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan Dental berdasarkan Tingkat Pendidikan Setelah Pemberian Terapi ... 53

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Kategori Kecemasan Dental berdasarkan Riwayat Dental Setelah Pemberian Terapi ... 54

Tabel 4.15 Hasil Analisis Uji Saphiro-Wilk ... 56

Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji Paired-T test ... 57

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Etik

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. Kuesioner Kecemasan Dental Lampiran 4. Foto Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 6. Data Hasil Penelitian

Lampiran 7. Output SPSS Analisis Data Lampiran 8. Lembar Bimbingan

(13)

xii

PERBANDINGAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN VIDEO

KOMEDI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN

DENTAL PRA-TINDAKAN

EKSTRAKSI GIGI

Rizka Ayu Fadillah Laenty Saputri

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

ABSTRAK

Latar belakang: Ekstraksi gigi merupakan tindakan yang paling ditakuti dalam perawatan gigi serta dapat menimbulkan kecemasan dental. Kecemasan dental dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perawatan gigi, dan menghambat kinerja dokter gigi dalam melakukan prosedur ekstraksi gigi. Kecemasan dapat dikurangi melalui teknik distraksi yang efektif seperti musik klasik Mozart dan video komedi. Tujuan: Membandingkan pengaruh terapi mendengarkan musik klasik dan menonton video komedi terhadap penurunan kecemasan pra-ekstraksi gigi di Klinik Tirta Husada. Metode: Penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif dengan rancangan penelitian

quasi-experimental dengan desain penelitian two group pre test dan post test. Penelitian ini

melibatkan 32 pasien ekstraksi gigi di Klinik Tirta Husada. Pengukuran kecemasan menggunakan kuesioner Index of Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C+) sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik dan video komedi. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian terapi musik klasik dan video komedi dalam menurunkan tingkat kecemasan, dengan nilai (p<0,05) sehingga hipotesis diterima. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecemasan

dental pasien ekstraksi gigi permanen yang diberikan terapi Musik Klasik dan Terapi

Video Komedi di Klinik Tirta Husada, dengan nilai rata-rata kecemasan dental pada kelompok Terapi Musik Klasik sebesar 0,525 dan kelompok Terapi Video Komedi sebesar 0,575.

(14)

xiii

The Comparison of Clasical Music Therapy and Comedy Videos

in Reducing Dental Anxiety Level Before

Dental Extraction

Rizka Ayu Fadillah Laenty Saputri

Dentistry Program of Medical Faculty of Sriwijaya University

ABSTRACT

Background: Tooth extraction is the most feared action in dental treatment and can

cause dental anxiety. Dental anxiety can affect the success of a dental treatment thus inhibit the performance of dentists during dental extraction procedures. Anxiety can be reduced by using distraction techniques such as Mozart Classical Music and Comedy Videos.Objective: Comparing the effect of classical music listening therapy and watching comedy videos on decreasing dental pre-extraction anxiety at Tirta Husada Clinic.

Method: This research is a quantitative experiment with a quasi-experimental research

design with two group pre-test and post-test research designs.The study involved 32 dental extraction patients at Tirta Husada Clinic. The measurement of anxiety using the Index of Dental Anxiety and Fear (IDAF-4C+) questionnaire before and after classical music therapy and comedy videos. Results: The study result showed that there was a difference siginificantly between the classical music therapy and comedy videos in reducing anxiety levels, (p<0,005) so the hypothesis was accepted. Conclusion: There was a significant difference in the level of dental anxiety of patients with permanent tooth extraction who were given classical music therapy and comedy video therapy at Tirta Husada Clinic,with average of dental anxiety level in the Classical Music Therapy group of 0.525 and the Comedy Video Therapy group of 0.575.

Keywords: Tooth Extraction, Dental Anxiety, Interpersonal Communication, Classical

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekstraksi gigi (exodontia) adalah cabang ilmu Kedokteran Gigi yang

berhubungan dengan prosedur pencabutan gigi dari soketnya di dalam tulang

alveolar.1 Menurut Jeffrey dan Howe, pencabutan gigi yang ideal adalah prosedur pencabutan seluruh gigi atau akar gigi tanpa rasa sakit dengan sedikit trauma pada

jaringan, tanpa menimbulkan banyak luka dan masalah prostetik pasca bedah yang

minimal.2

Ekstraksi gigi dapat dilakukan pada karies yang besar atau gigi patah yang

sudah tidak dapat direstorasi lagi.1 Sebagian besar pasien lebih memilih pencabutan gigi sebagai alternatif yang lebih murah daripada melakukan perawatan dengan

penambalan atau pembuatan mahkota pada gigi dengan karies yang besar.2 Prosedur ekstraksi gigi ini yang seringkali menjadi pencetus kecemasan pasien dan dapat

menjadi penghambat kinerja dokter gigi.3

Prathima (2014) menyatakan kecemasan menjadi faktor yang menyebabkan

pasien enggan untuk melakukan perawatan gigi.4 Perasaan cemas ini selalu ada

dengan derajat dan manifestasi yang berbeda-beda.5 Kecemasan dan perasaan takut merupakan hal yang wajar dialami seseorang saat ingin melakukan perawatan gigi.6

Rasa cemas dan rasa takut sering berhubungan erat namun diantara keduanya ada

sedikit perbedaan.7 Menurut Soemartono (2003), saat orang merasa takut akan sesuatu hal, maka orang tersebut juga merasakan cemas.8

(16)

1

Kecemasan didefinisikan sebagai suatu kekhawatiran atau ketegangan terhadap suatu

ancaman yang sumbernya tidak diketahui, bersifat internal, samar-samar, dan konfliktual.6 Kecemasan merupakan suatu bentuk keadaan emosional seseorang karena adanya stimulus yang

muncul dari dirinya sendiri.5

Kecemasan dapat dibedakan dengan rasa takut dalam hal perawatan gigi dari bentuk situasi

yang terjadi.5 Takut pada umumnya dianggap respons psikologi, perilaku dan emosi terhadap

kecemasan. Karakteristik rasa takut adalah adanya suatu objek sumber yang spesifik dan dapat

didefinisikan serta dapat dijelaskan oleh individu.7

Kecemasan pada prosedur ekstraksi gigi ini sering disebabkan oleh penggunaan benda-benda

tajam seperti jarum, elevator (bein) dan tang, yang dimasukkan secara berurutan maupun bergantian

ke dalam mulut.4 Kecemasan dan rasa takut terhadap dokter gigi juga bisa menjadi penyebab utama menurunnya kesehatan gigi dan mulut.6 Masalah yang sangat serius dapat juga terjadi bila kecemasan membuat pasien tidak bisa bekerja sama sehingga menghambat kinerja dokter gigi

dalam melakukan prosedur ekstraksi gigi.9

Gejala kecemasan dental dibagi menjadi dua tingkat, yaitu tingkat psikologis, berupa

kecemasan yang berwujud gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

perasaan tidak menentu, gelisah, gugup, dan sebagainya. Kedua yaitu tingkat fisiologis, berupa

kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala fisik, terutama pada fungsi sistem

saraf pusat, seperti tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, keluar keringat dingin berlebihan,

sering gemetar, perut mual, pusing, dan sebagainya.20

Peneliti melakukan survei pendahuluan terhadap 20 orang pasien ekstraksi gigi di Rumah

Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan, pada hari Kamis, 16 Januari 2020 dengan

(17)

1

mengalami gejala kecemasan dental berupa gelisah, gugup, khawatir, tegang, bingung, dan perasaan

tidak menentu (tingkat psikologis), 30% responden mengalami gejala kecemasan berupa jantung

berdebar-debar, keluar keringat dingin berlebihan, gemetar, pusing, dan perut mual (tingkat

fisiologis), dan 15% responden tidak merasakan gejala kecemasan dental dari kedua tingkat

kecemasan tersebut. Dari survei pendahuluan ini diketahui bahwa sebagian besar pasien ekstraksi

gigi mengalami gejala kecemasan psikologis.

Penelitian yang dilakukan oleh Seily pada tahun 2017 menunjukkan adanya kecemasan saat

perawatan gigi berawal dari masa anak-anak (51%) dan remaja (22%). Tingkat kecemasan tinggi

ditemukan paling banyak pada usia 6-8 tahun (20,48%), sedangkan yang dengan tingkat kecemasan

rendah ditemukan pada usia 9-12 tahun (47,74%).3

Tingkat kecemasan yang tinggi akan berdampak pada ketidakberhasilan perawatan dan

beberapa pasien kemungkinan akan menghindari perawatan gigi untuk seumur hidupnya, maka

kecemasan pada pasien harus dikurangi.4 Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi

kecemasan pada pasien, salah satunya yaitu distraksi.8 Manajemen kecemasan menggunakan metode distraksi yaitu dengan cara pengalihan seorang dokter gigi terhadap pasien dengan

memberikan permainan games, menonton video dan mendengarkan musik. Terapi suara atau terapi

musik digunakan seseorang agar tetap tegar dalam menghadapi gangguan (tekanan atau stres).9 Prasetyo (2005) menyimpulkan bahwa musik memberikan keuntungan bagi pasien yang akan

melakukan perawatan gigi. Pasien yang diberi terapi musik juga menunjukkan penurunan kadar

kortisol dalam saliva dan setelah satu jam penurunannya relatif sama dengan pasien yang tidak

sedang dalam perawatan. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik memiliki efek menguntungkan

(18)

1

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Abdillah (2010) menyatakan bahwa alunan musik

Mozart, Sonata in D mayor yang bertempo lambat, dengan ketukan dasar yang tetap dan tenang,

serta melodi yang berlarut-larut, memberikan pengaruh yang kuat bagi pasien sehingga tercipta

suatu keadaan relaksasi dimana pasien merasa lebih nyaman dan tenang.11 Keadaan relaksasi akan memicu teraktivasinya sistem saraf parasimpati yang berfungsi sebagai penyeimbang dari fungsi

sistem saraf simpatis.11

Berkurangnya kecemasan pada saat perawatan gigi di dalam ruang praktek, disebabkan juga

oleh kemampuan distraksi dari musik tersebut.14 Distraksi musik Mozart yang terus menerus,

menyebabkan perhatian pasien mau tidak mau akan beralih ke musik tersebut, sehingga konsentrasi

pasien akan terpecah dan tanpa disadari, ketegangan ataupun kecemasan pasien menjadi

berkurang.11

Penelitian lain yang dilakukan oleh Jeongwoo (2012) mengenai pengaruh musik pada

manusia menunjukkan bahwa tidak semua musik memberikan tanggapan yang rileks. Distraksi

visual adalah salah satu teknik distraksi yang cukup baik selain distraksi audio karena mudah

ditemui dalam kehidupan sehari-hari.12

Distraksi menggunakan video komedi merupakan intervensi yang praktis dan efektif untuk

mengurangi rasa tertekan dan meningkatkan koping.13 Koping merupakan upaya seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan cara berpikir, perubahan perilaku maupun perubahan

lingkungan yang bertujuan untuk mengatasi kecemasan yang dihadapi.13 Cara yang dilakukan yaitu dengan memfokuskan perhatian pada suatu hal yang disukai oleh banyak orang, misalnya menonton

video komedi. Selingan video komedi merupakan salah satu cara yang mudah dan efektif untuk

menurunkan kecemasan pasien sebelum menjalani ekstraksi gigi karena memfokuskan pasien

(19)

1

Penayangan video komedi yang mengandung unsur humor inilah yang menimbulkan perasaan

senang atau gembira bagi seseorang yang menontonnya sehingga dapat meningkatkan kadar

endorfin dalam tubuh.14 Penelitian oleh Berk (2006) menunjukkan bahwa peningkatan endorfin juga dapat terjadi saat seseorang tersenyum dan tertawa.7 Endorfin yang meningkat menimbulkan efek analgesia dan distraksi terhadap kecemasan sehingga tingkat kecemasan seseorang menurun.8

Adanya kecemasan dental pada saat ekstraksi gigi dan belum adanya penelitian mengenai

perbandingan antara kedua teknik distraksi tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan

pengaruh mendengarkan musik klasik dan menonton video komedi dalam menurunkan kecemasan

pra-ekstraksi gigi di Klinik Tirta Husada. Pemilihan lokasi penelitian di Klinik Tirta Husada dipilih

karena merupakan salah satu instansi yang menangani perawatan gigi lebih khusus.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan pengaruh pemberian terapi mendengarkan musik klasik dan

menonton video komedi terhadap penurunan kecemasan pra-ekstraksi gigi di Klinik Tirta

Husada

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Membandingkan pengaruh terapi mendengarkan musik klasik dan menonton video

komedi terhadap penurunan kecemasan pra-ekstraksi gigi di Klinik Tirta Husada.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh mendengarkan musik klasik terhadap penurunan kecemasan

pra-ekstraksi gigi.

b. Mengetahui pengaruh menonton video komedi terhadap penurunan kecemasan

(20)

1

c. Membandingkan efek terapi mendengarkan musik klasik dan menonton video komedi

setelah diberikan terapi terhadap penurunan kecemasan pra-ektraksi gigi.

1.4

Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan keilmuwan di bidang

Bedah Mulut mengenai pengaruh mendengarkan musik klasik dan menonton video komedi

dalam menurunkan kecemasan pra-ekstraksi gigi.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi praktisi kesehatan dalam upaya

menurunkan tingkat kecemasan pasien pra-ekstraksi gigi.

b. Bagi Pasien

Melalui peranan dari tenaga kesehatan dengan memberikan edukasi tentang manajemen

kecemasan kepada pasien ekstraksi gigi, diharapkan dapat berpengaruh dalam

menurunkan kecemasan pasien.

c. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam meningkatkan kinerja

pelayanan dan perawatan kesehatan gigi melalui pemanfaatan musik klasik dan video

(21)

1 DAFTAR PUSTAKA

1. Balaji SM. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier; 2009. p 211-5.

2. Howe, G.L. Pencabutan Gigi Geligi, 2nd ED., Jakarta: Buku Kedokteran, 1990; hal.82-103. 3. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut. Alih bahasa: Purwanto, Basoeseno. Jakarta:

EGC, 1996; p. 29-36,101-3,117-8.

4. Prathima V, Anjum MS, Reddy PP, Jayakumar A, Mounica M. Assesment of anxiety related dental treatments among patients attending dental clinics and hospitals in ranga reddy district, Andrha Pradesh, India. Oral Health &

5. Preventive Dentistry. 2014; 12(4): 357-64.

6. Gracia, Mia. Hypnosis in Destistry. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015.

7. Oosterink F.M.D., Jongh, A.D., Hoogstraten, Johan. Prevalence of Dental Fear and Phobia Relative to Other Fear and Phobia. Europa Journal Oral Science, 2009.

8. Maharezi, S. Pengaruh Teknik Distraksi (Boneka Tangan) Terhadap Perubahan Skala Nyeri Saat Imunisasi Campak Pada Bayi Di Wilayah KerjaPustu Bulakan Balai Kandi, Koto Nan IV, Payakumbuh Barat. Fakultas Kesehatan & MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Sumatera Barat: 2014.

9. Campbell. Efek Mozart. Alih bahasa: Hermaya T. Jakarta: Gramedia, 2001; p. 82

10. Priyo Prasetyo, Eric. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 1 2005: 41–44. 11. Abdilah, Nova. Pengaruh Musik Mozart terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Dokter Gigi.

Mutiara Medika Vol. 10 No. 1:22-28, 2010

12. Lee, Jeongwoo., Jihye, Lee., Hyungsun, Lim., Ji-Seon, Son., Jun-Rae, Lee., Don-Chan, Kim, & Seonghoo, Ko. Cartoon Distraction Allevietas Anxiety in Children During Induction of Anesthesia. Anesthesia & Analgesia, 2012; 115 (5)

13. Zulkarnain dan F Novliadi. Sense of humor dan kecemasan menghadapi ujian di kalangan mahasiswa. Majalah Kedokteran Nusantara 2009; 42 (1): 48- 54.

14. Hasanat NU dan Subandi. Pengembangan alat kepekaan terhadap humor. Jurnal Psikologi 1998; 25 (1): 45-52.

(22)

1

15. Harlindong, Gisela, Maryati, Ni wayan., dan Hutagalung, Berniat. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Pencabutan Gigi di SMPN 2 Langowan. Journal e-Gigi, 2014; Vol (2).

16. Borle RM. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. India: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2014. p195-21.

17. Datarkar AN. Exodontia practice. New Delhi: Jaypee; 2007. p31-7.

18. Andersson L, Kahnberg KE, Pogrel MA. Oral and maxillofacial surgery.USA: Willey Blackwell; 2010. p181-92.

19. Fragiskos FD. Oral surgery. New York: Springer; 2007. p181-200.

20. Vitria EE. Penatalaksanaan kegawatdaruratan di tempat praktek gigi. Indonesian Journal of Dentistry. 2006: 170-3.

21. Marginean I, Filimon L. Dental fear survey: a validation study on the Romanian population. J Of Psychological and educational research. Vol 19 2011

22. Hmud R, Walsh LJ. Dental anxiety: causes, complications, and management approaches. J Minim Interv Dent. 2009; 9(5):6-14.

23. Kumar S, Bhargav P, Patel A, Bhati M, Balasubramanyam G, Duraiswamy P, et al. Does dental anxiety Influences oral health-related quality of life? Observation from a cross-sectional study among adults in Udaipur district, India. Journal of Oral Science 2009; 51 (2): 245-254.

24. Wasilah NP. Penatalaksanaan pasien cemas pada pencabutan gigi anak dengan menggunakan anestesi topical dan injeksi. JKG Unej. 2011 Vol. 8

25. Brukiene V, Jolanta A, Irena B. Is dental treatment experience related to dental anxiety? A cross-sectional study in Lithuanian adolescents. Stomatologica, Baltic Dental and Maxillofacial Journal 2006; 8 (4): 108 – 115

26. Riksavianti F, Samad R. Reliabilitas dan validitas dari modified dental anxiety scale dalam versi Indonesia. 2014; Vol 13 (3): 145 – 149.

27. Schuurs, A. H. B. & Hoogstraten, J. Appraisal of dental anxiety and fear questionnaires: A review. Communi O. Dentistry and Oral Epidemiology 1995; 21, 329–39.

28. Lopez-Jornet P, Camacho-Alonso F, Sanchez-Siles M. Assessment of general pre and post operative anxiety in patients undergoing tooth extraction: a prospective study. British Journal of Oral and Maxillofacial Surgery 2014; 52: 18–23.

(23)

1

29. Armfield JM. Development and psychometric evaluation of the index of dental anxiety and fear (IDAF-4C+). Psychological Assesment. 2010; 22(2): 279-86.

30. Yuhana. E. Skripsi Sarjana. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 2010.

31. Ratnawati, A. E., Julianti H. P. dan Anies. Perbedaan musik klasik mozart dan musik instrumental modern kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil primigvida trisemester III dalam menghadapi persalinan. Jurnal Universitas Diponegoro. 2014. hal 6

32. Armfield JM. Development and psychometric evaluation of the index of dental anxiety and fear (IDAF-4C+). Psychological Assesment. 2010; 22(2):279-86.

33. Lerik, D.C. Pengaruh terapi Musik Terhadap Depresi Diantara Mahasiswa. Jurnal psikologi. Program Studi Psikologi Sekolah Pasca sarjana universitas Gadjah Mada, 2003.

34. Mucci, R. The Healing Sound of Music. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka Utama, 2002

35. Alexander M. The charms of music: step-by-step prescription for patients. NCMJ 2001; 62(2): 91–4.

36. Barnason S, Zimmerman L, Nieveen J. The effects of music interventions on anxiety in the patient after coronary artery bypass grafting. Heart Lung 1995; 24(2): 124–32.

37. Eriyanto. Analisis Isi. Jakarta: Kencana, 2012.

38. Kozier and Erb. 1991. Fundamental of Nursing: Concepts and Procedures 4th Edition.

California: Addison Wesley Publishing Company, pp. 253, 495, 839, 892, 914.

39. Fahruliana, R. Pengaruh Pemberian Terapi Humor Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Sosial Pada Narapidana Menjelang Masa Pembebasan Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA. Tesis. Malang: UIN, 2011.

40. Royce E, IK Timotius, I Setyawan. Sistem pendeteksi senyum berdasarkan metode edge detection, histogram equalization, dan nearest neighbor. Jurnal Ilmiah Elektroteknika 2012; 11 (1): 75-82.

41. Hartono, Lisa Amelia Anggelina. 2014. Teknik Humor dalam Film Warkop DKI. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

42. MacLaren JE and LL Cohen. A comparison of distraction strategies for venipuncture distress in children. Journal of Pediatric Psychology 2005; 30 (5): 387-396.

(24)

1

43. Berger, Arthur Asa. 2012. An Anatomy of Humor. United States of America: Transaction Publishers.

44. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2014. p130-45, 377.

45. Hilwa, Fairuz. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dental Pasien Ekstraksi Gigi Yang Dilakukan Dokter Gigi Muda dan Dokter Gigi; Skripsi Sarjana. Universitas Sriwijaya, 2018.

46. Astramskaite I, Poskevicius L, Juodzbalys G. Factors determining tooth extraction anxiety and fear in adult dental patients: a systematic review. International Journal of Oral & Maxillofacial Surgery. 2016;1-14.

47. Pontoh, Beatrix I, Pangemanan, Damajanti HC, Mariati, Ni Wayan. Hubungan tingkat kecemasan dengan perubahan denyut nadi pasien ekstraksi gigi dipuskesmas tuminting Manado. Jurnal e-Gigi (eG). 2015;3(1):13-7

48. Mohammed RB, Lalithamma T, Varma DM. Prevalence of dental anxiety and its relation to age and gender in Coastal Andhra (Visakhapatnam) populationIndia. Journal of Natural Science Biology and Medicine 2014;5(2):409-14

49. Acharya S. Factors affecting dental anxiety and beliefs in an Indian population. J Oral Rehabil. 2008;35(4):259-67.

50. Suranto AW. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.Hal.3.

51. Bachri S, Cholid Z, Rochim A. Perbedaan tingkat kecemasan pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengalaman pencabutan gigi di RSGM FKG Universitas Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2017; 5(1):138-44.

52. Yildirim TT, Dundar S, Bozoglan A, Karaman T, Dildes N, Kaya FA, et al. Is there a relation between dental anxiety, fear and general psychological status? PeerJ. 2017; 10:1-11. 53. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry. 10th

ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. p579.

54. . Carter AE, Carter G, Boschen M, AlShwaimi E, George R. Pathways of fear and anxiety in dentistry: a review. World J Clin Cases. 2014; 2(11): 642

55. Beaton L, Freeman R, Humphris G. Why are people afraid of the dentist? observations and explaination. Med Princ Pract. 2014; 23:295-301.

56. Medojevic M, Neskovic J, Medojevic A. Dental anxiety: etiology and treatment options. Serbian Dental Journal.2015; 62(4): 174-83

(25)

1

57. Kandow, Joyce. Gambaran tingkat kecemasan pasien usia dewasa pra tindakan pencabutan gigi di Balai Prngobatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Manado. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 2013.

58. Wheeler BL. A Psychotherapeutic Classification of Music Therapy Practices: A Continuum of Procedures. Music Ther Perspect. 1983;1(2):8-12

59. Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks H. Ganong’s Review of Medical Physiology, 24th Edition. McGraw Hill Professional; 2012.

60. Vincent. Efficacy of Audiovisual Distraction in the Reduction of Dental Anxiety During Endodontic Treatment. University of Michigan Graduate Endodontics; 2018

61. Naithani, Madhumita. Child’s Dental Anxiety: Management by Audio and Audio‑visual Distraction Technique ‑ A Comparative Study. Universal Research Journal of Dentistry; 2014.

62. Baghdadi ZD. Evaluation of audio analgesia for restorative care in children treated using electronic dental anaesthesia. J Clin Pediatr Dent 2000;25(1):9–12.

63. Hmud, R., Walsh, L. 2007. J. Dental Anxiety: Causes, Complications and Management Approaches. International Dentistry SA; 9(5): 6-14.

64. Tangkere, Harlye. Gambaran Kecemasan Pasien Saat Menjalani Prosedur Ekstraksi Gigi Sambil Mendengarkan Musik Mozart di Puskesmas. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 69-78

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

Puji Syukur penulis ucapkan Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Persepsi

Output Laporan Tahunan STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta tahun 2017 adalah dokumen yang berisi informasi mengenai penyelenggaraan program dan

Implikasi pengaturan yang demikian, yakni bahwa layanan syariah hanya dapat dilaksanakan oleh Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat yang sematamata melaksanakan

Kesimpulan: Kesalahan radiograf panoramik di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan masih sering terjadi, dan dapat diminimalisir

Dokumen untuk pembuatan produk Kebutuhan.. dihasilkan fase ini masih berupa skema atau dalam bentuk sketsa atau skeleton. Pada prinsipnya, semua alternatif konsep produk

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Gambar D.10 Perbandingan Tingkat Pengetahuan dengan Prodi Responden Mahasiswa.... D-13 Gambar D.11 Perbandingan Kepedulian dengan Jenis