• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Verifikasi / Pemeriksaan Atas Objek di Lapangan Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Verifikasi / Pemeriksaan Atas Objek di Lapangan Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga)."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Mengingat begitu besarnya peranan pajak sebagai sumber penerimaan negara, maka selayaknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP-PBB) melengkapi dirinya dengan prosedur pemeriksaan yang baik, serta kesadaran warga negara untuk membayar pajak sesuai peraturan yang berlaku.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Peranan Verifikasi / Pemeriksaan Atas Objek Pajak Di Lapangan Dalam Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data dianalisis menggunakan Uji Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T-test).

Untuk keperluan analisis dan penelitian, diperoleh data perbandingan Pajak Bumi dan Bangunan terutang sebelum dan sesudah verifikasi lapangan tahun 2004 – 2005. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa 48 orang wajib pajak mengalami kenaikan dan mengakibatkan penerimaan negara dari Pajak Bumi dan Bangunan meningkat. Secara total peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan ini sebesar 20,46%. Hipotesis yang diambil adalah ”Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebelum pemeriksaan dan setelah pemeriksaan”. Hipotesis diuji dengan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan penelitian di KP-PBB yang kemudian diolah dan diuji dengan Paired Sample T-test. Asymp. Sig (Asymptotic Significance) yang diperoleh adalah 0,027 atau probabilitas di bawah 0,05 (0,027< 0,05).

(2)

Universitas Kristen Maranatha

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 5

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Pajak ... 8

2.1.1 Peran Pajak Dalam Pembangunan... 9

2.1.2 Definisi Pajak ... 9

2.1.3 Fungsi Pajak ... 10

2.1.4 Teori Pemungutan Pajak dan Syarat Pemungutan Pajak... 11

2.1.4.1 Teori Pemungutan Pajak ... 11

2.2 Pemeriksaan (Auditing) ... 21

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.6 Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Terhutang... 33

2.3.7 Tahun Pajak, Saat, dan Tempat yang Menentukan Pajak Terhutang ... 35

2.3.7.1 Tahun Pajak... 35

2.3.7.2 Saat Pajak Terhutang... 35

2.3.7.3 Tempat Pajak Bumi dan Bangunan Terhutang ... 35

2.3.8 Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP), dan Surat Tagihan Pajak (SKP)... 36

2.3.8.1 Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) ... 36

2.3.8.2 Surat Ketetapan Pajak (SKP) ... 36

2.3.8.3 Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan ... 38

2.3.9 Surat Tagihan Pajak (STP ... 40

2.3.10 Penetapan Pembayaran... 41

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Objek Penelitian ... 45

3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga ... 45

3.1.2 Tugas, dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan .. 48

3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 49

3.2 Metode Penelitian... 53

3.2.1 Metode yang Digunakan ... 53

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.2.3 Metode Analisis... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 56

4.1 Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Objek Pajak Bumi dan Bangunan serta Tata Cara Pembayaran, Pemindahbukuan, dan Pelimpahan Hasil Penerimaan PBB Sektor Perkotaan dan Pedesaan Melalui Tempat Pembayaran PBB ... 56

4.1.1 Pendaftaran... 56

4.1.2 Pendataan ... 59

(4)

Universitas Kristen Maranatha 4.1.4 Tata Cara Pembayaran, Pemindahbukuan, dan Pelimpahan Hasil

Penerimaan PBB Sektor Perkotaan dan Pedesaan Melalui

Tempat Pembayaran PBB ... 62

4.1.4.1 Tata Cara Pembayaran, Pemindahbukuan, dan Pelimpahan Hasil Penerimaan PBB Sektor Perkotaan... 63

4.1.4.2 Tata Cara Pembayaran, Pemindahbukuan, dan Pelimpahan Hasil Penerimaan PBB Sektor Pedesaan ... 67

4.1.5 Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga... 74

4.1.6 Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. ... 78

4.2 Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga, Data Hasil Pemeriksaan / Verifikasi Lapangan serta Analisis Data dengan Menggunakan SPSS ... 80

4.2.1 Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga... 80

4.2.2 Data Hasil Pemeriksaan / Verifikasi Lapangan... 88

4.2.3 Analisis Data ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan... 100

5.2 Saran... 102

(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan PBB

Tahun 2003 – 2005... 75 Tabel 4.2 Pembagian Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

Tahun 2003 -2005 ... 79 Tabel 4.3 Perbandingan PBB Terutang Sebelum dan Sesudah

Pemeriksaan / Verifikasi Lapangan Tahun 2004 – 2005 ... 90 Tabel 4.4 Perbandingan PBB Terutang Sebelum dan Sesudah

(6)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Bumi

(7)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran IA Keputusan Menteri Keuangan No.523/KMK.04/1998. 2. Lampiran IB Keputusan Menteri Keuangan No.523/KMK.04/1998. 3. Lampiran IIA Keputusan Menteri Keuangan No.523/KMK.04/1998. 4. Lampiran IIB Keputusan Menteri Keuangan No.523/KMK.04/1998.

5. Collection Rate Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga, tahun 2003 – 2005.

6. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).

7. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan. 8. Surat Tanda Terima Setoran (STTS).

(8)

Lampiran IA Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.04/1998

Tanggal : 18 Desember 1998

Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) Kelompok A

Klas Penggolongan Nilai Jual

Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) Permukaan Bumi (Tanah)

(9)

32 > 41.000 s.d. 55.000 48.000

33 > 31.000 s.d. 41.000 36.000

34 > 23.000 s.d. 31.000 27.000

35 > 17.000 s.d. 23.000 20.000

36 > 12.000 s.d. 17.000 14.000

37 > 8.400 s.d. 12.000 10.000

38 > 5.900 s.d. 8.400 7.150

39 > 4.100 s.d. 5.900 5.000

40 > 2.900 s.d. 4.100 3.500

41 > 2.000 s.d. 2.900 2.450

42 > 1.400 s.d. 2.000 1.700

43 > 1.050 s.d. 1.400 1.200

44 > 760 s.d. 1.050 910

45 > 550 s.d. 760 660

46 > 410 s.d. 550 480

47 > 310 s.d. 410 350

48 > 240 s.d. 310 270

49 > 170 s.d. 240 200

(10)

Lampiran IB Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.04/1998

Tanggal : 18 Desember 1998

Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)

Kelompok B

Klas Penggolongan Nilai Jual

Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah) Permukaan Bumi (Tanah)

(11)

32 > 15.620.000 s.d. 16.950.000 16.155.000 33 > 14.590.000 s.d. 15.620.000 15.105.000 34 > 13.600.000 s.d. 14.590.000 14.095.000 35 > 12.650.000 s.d. 13.600.000 13.125.000 36 > 11.740.000 s.d. 12.650.000 12.195.000 37 > 10.870.000 s.d. 11.740.000 11.305.000 38 > 10.040.000 s.d. 10.870.000 10.455.000 39 > 9.250.000 s.d. 10.040.000 9.645.000

40 > 8.500.000 s.d. 9.250.000 8.875.000

41 > 7.790.000 s.d. 8.500.000 8.145.000

42 > 7.120.000 s.d. 7.790.000 7.455.000

43 > 6.490.000 s.d. 7.120.000 6.805.000

44 > 5.900.000 s.d. 6.490.000 6.195.000

45 > 5.350.000 s.d. 5.900.000 5.625.000

46 > 4.840.000 s.d. 5.350.000 5.095.000

47 > 4.370.000 s.d. 4.840.000 4.605.000

48 > 3.940.000 s.d. 4.370.000 4.155.000

49 > 3.550.000 s.d. 3.940.000 3.745.000

(12)

Lampiran IIA Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.04/1998

Tanggal : 18 Desember 1998

Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Kelompok A

Klas Penggolongan Nilai Jual

(13)

Lampiran IIB Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 523/KMK.04/1998

Tanggal : 18 Desember 1998

Klasifikasi, Penggolongan, dan Ketentuan Nilai Jual Bangunan Kelompok B

Klas Penggolongan Nilai Jual

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Risko

NRP : 0251146

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir / Skripsi ini adalah hasil

karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila di kemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah

dikeluarkan.

Bandung, Januari 2007

Yang menyatakan,

(24)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risko Sitanggang

Tempat &Tanggal Lahir : Bandung, 04 Juli 1983

Alamat : Jl. Mulya Bakti No.166 Cimindi - Bandung

Pendidikan Formal

1. Universitas Kristen Maranatha Tahun 2002 – 2007

2. SMU Santa Maria 3 Tahun 1999 – 2002

3. SLTP Santo Mikael Tahun 1996 – 1999

(25)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara yang sebagian besar corak kehidupan masyarakatnya

agraris, bumi termasuk perairan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

mempunyai fungsi penting dalam pembangunan masyarakat adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang Dasar 1945. Pasal 33 ayat 3

Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran

rakyat sebesar-besarnya. Oleh karena itu, orang yang memperoleh manfaat dari bumi,

air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya wajib menyerahkan sebagian

kenikmatan yang diperolehnya kepada negara. Untuk melakukan pembangunan yang

berkesinambungan diperlukan dana yang cukup besar. Dana yang digunakan untuk

pembangunan tersebut berasal dari sumber pendapatan negara, dimana salah satu

bagian terbesarnya adalah dari sektor pajak.

Agar penerimaan negara dari sektor pajak semakin meningkat, maka sistem

perpajakan harus dilaksanakan sesuai asas kesamaan, kepastian hukum, pemungutan

pada saat yang tepat dan pemerataan. Pelaksanaan perpajakan harus didukung oleh

sistem dan prosedur pemeriksaan yang memadai. Di samping itu, kesadaran

(26)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 2

ditingkatkan dengan diimbangi peningkatan pelayanan aparatur perpajakan yang

tercermin dalam tanggung jawab, kejujuran dan dedikasi yang tinggi.

Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang–undang oleh pemerintah yang

dipakai untuk menyediakan barang atau jasa publik. Pajak Bumi dan Bangunan

merupakan pajak pusat dimana pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Sedangkan yang menjadi dasar

hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang No. 12 Tahun 1985

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994.

Asas Pajak Bumi dan Bangunan adalah :

♣ Memberikan kemudahan dan kesederhanaan.

♣ Adanya kepastian hukum.

Mudah dimengerti dan adil.

♣ Menghindari pajak berganda.

Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu sarana perwujudan

kegotongroyongan nasional dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengingkatkan penerimaan pajak

khususnya Pajak Bumi dan Bangunan adalah melakukan pembenahan aparatur

perpajakan dan pembaharuan sistem dan prosedur perpajakan agar target penerimaan

dari sektor pajak dapat tercapai dan terus meningkat.

Mengingat begitu luasnya masalah perpajakan, maka penulis mengambil suatu

(27)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 3

peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Bumi

dan Bangunan Bandung Tiga, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian

mengenai masalah yang berkaitan dengan hal tersebut dalam bentuk skripsi dengan

judul :

“Peranan Verifikasi / Pemeriksaan Atas Objek Pajak Di Lapangan Dalam

Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.”

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat di identifikasi adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan pendaftaran, pendataan, dan penilaian objek

Pajak Bumi dan Bangunan serta tata cara pembayaran, pemindahbukuan,

dan pelimpahan hasil penerimaan PBB sektor perkotaan dan pedesaan

melalui Tempat Pembayaran PBB (TP-PBB)?

2. Bagaimana pelayanan pemeriksaan atas pajak di lapangan di Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga serta bagaimana

peranan pemeriksaan atas Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan

Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga?

1.3 Tujuan Penelitian

(28)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 4

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pendaftaran dan pendataan objek

Pajak Bumi dan Bangunan serta mengetahui bagaimana cara pembayaran,

pemindahbukuan, dan pelimpahan hasil penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan sektor pedesaan dan perkotaan melalui tempat pendaftaran

Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Mengetahui bagaimana peranan pemeriksaan pajak yang dilakukan di

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga serta

mengetahui bagaimana peranan pemeriksaan pajak atas pemeriksaan

lapangan dalam menunjang peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis baik secara teoritis maupun

praktis, khususnya mengenai pemeriksaan atas pajak dilapangan terutama

pada Pajak Bumi dan Bangunan, serta untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh ujian akhir sarjana (program S1) pada Fakultas Ekonomi

(29)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 5

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak, diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat

memberikan sumbangan pemikiran dalam hal pemeriksaan pajak sebagai

upaya meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Memberikan bahan masukan kepada pihak-pihak lain yang memerlukan

informasi sehingga penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana

perpajakan khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Pajak merupakan salah

satu usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari

masyarakat dan diatur dalam bentuk undang-undang dan peraturan-peraturan

pelaksanaan. Pembaharuan peraturan perpajakan merupakan salah satu usaha

pemerintah untuk mencari penerimaan negara yang lebih besar terutama dari sektor

pajak. Penyempurnaan undang-undang pajak yang dilakukan pemerintah bertujuan

untuk membuat sistem perpajakan di Indonesia menjadi lebih baik dan diharapkan

dapat mendukung pembiayaan pembangunan bagi bangsa Indonesia melalui

pemungutan pajak yang efisien dengan prosedur pemeriksaan yang memadai.

Penerimaan perpajakan sebagai sumber penerimaan dalam negeri, khususnya

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pendapatan negara yang diharapkan menjadi

hal yang cukup penting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

(30)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 6

selayaknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan melengkapi dirinya dengan

prosedur pemeriksaan yang baik, sehingga memungkinkan Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan mampu mengawasi dan melindungi penerimaan negara yang

berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan. Karena sistem perpajakan kita menganut

sistem self assessment maka sangat dituntut kesadaran masyarakat untuk

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajaknya. Dengan demikian

dibutuhkan pula partisipasi aktif dari anggota masyarakat khususnya wajib pajak

untuk memenuhi kewajibannya.

Salah satu tindakan untuk mendorong kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban pajaknya adalah dengan dilakukan pemeriksaan pajak (tax audit), sesuai

dengan Pasal 29 Ayat 1 Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 :

“Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.

Untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka dibutuhkan

prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk memberikan kepastian bahwa pajak

yang seharusnya dipungut dapat dipertanggungjawabkan dengan semestinya. Selain

itu dituntut adanya pelayanan yang maksimal kepada masyarakat untuk memenuhi

kewajibannya kepada negara.

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan

bangunan. Dalam hal ini, bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di

(31)

rawa-Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 7

rawa dan tambak perairan) serta laut wilayah Indonesia. Sedangkan bangunan adalah

konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau

perairan.

Pelaksanaan pemeriksaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

dilakukan berdasarkan keberatan dari wajib pajak, berdasarkan pemeriksaan

lapangan, dan pemeriksaan atau penilaian individual. Pemeriksaan atas pajak di

lapangan sangat memungkinkan terjadinya peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan, maka dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan aturan atau kriteria yang

telah ditetapkan sehingga pemeriksaan pajak tersebut berjalan efektif.

Dengan penerapan prosedur pemeriksaan pajak yang dirancang sedemikian rupa,

diharapkan dapat mengurangi atau menghindari kesalahan atau penyelewengan,

sehingga dapat meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

Atas dasar kerangka pemikiran di atas maka penulis mengambil hipotesis bahwa :

“Terdapat perbedaan yang signifikan antara penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan sebelum pemeriksaan dan setelah pemeriksaan”.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga yang

terletak di Jl. Raya Cimareme No.205 Ngamprah Kabupaten Bandung, penelitian

secara bertahap ini dimulai dari bulan September sampai bulan November 2006.

(32)

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan pendaftaran objek Pajak Bumi dan Bangunan dilakukan oleh wajib

pajak sendiri dengan menggunakan dokumen Surat Pemberitahuan Objek Pajak

(SPOP). Sedangkan pendataan dan penilaian dilakukan oleh Kantor Pelayanan

Pajak Bumi dan Bangunan atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal

Pajak.

Tata cara pembayaran, pemindahbukuan, dan pelimpahan hasil penerimaan PBB

sektor perkotaan dan pedesaan melalui tempat pembayaran PBB, pada umumnya

hampir sama. Letak perbedaannya adalah pada petugas pemungut yang membantu

memungut setoran dari wajib pajak pada daerah pedesaan atau kota kecil.

2. Pelaksanaan verifikasi atas pajak di lapangan di Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan Bandung Tiga yaitu dengan langsung mendatangi objek

Pajak Bumi dan Bangunan, tujuannya agar diketahui keadaan yang sebenarnya.

Pelaksanaan pemeriksaan ini bersifat tidak rutin, tetapi mungkin saja dilakukan

pemeriksaan setiap tahun namun bukan pada daerah yang sama.

Tingkat penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga dari 50 sampel

(33)

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 101

sesudah pemeriksaan khusus mengalami kenaikan menjadi Rp 172.066.751,00.

Kenaikan sebesar Rp 29.225.970 tersebut diperoleh berdasarkan laporan

keberatan dari wajib pajak, berdasarkan pemeriksaan lapangan, dan pemeriksaan

atau penilaian individual. Peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

tersebut dalam persentase yaitu sebesar 20,46%. Hal ini merupakan salah satu

usaha yang berdampak positif bagi peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Analisis perbandingan dilakukan melalui Uji Paired Sample T-test. Dalam hal ini

uji 2 pihak dengan hipotesis bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

sebelum pemeriksaan mempunyai perbedaan yang signifikan dengan setelah

dilakukannya pemeriksaan Pajak Bumi dan Bangunan, dengan tingkat

kepercayaan 0,95% dan tingkat signifikansi 0,05% dengan 50 sampel, maka

diperoleh Asymp. Sig (Asymptotic Significance) adalah 0,027 atau probabilitas di

bawah 0,05 (0,027< 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pemeriksaan / verifikasi atas pajak di lapangan mempunyai peranan yang cukup

penting dalam upaya meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga, di mana dengan

dilakukannya pemeriksaan tersebut maka sebagian besar penerimaan Pajak Bumi

(34)

Bab V Kesimpulan Dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 102

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, terdapat kelemahan dalam hal

pemeriksaan pajak atas verifikasi lapangan. Kelemahan tersebut yaitu tidak

adanya jadwal rutin untuk melakukan verifikasi atas pajak di lapangan, padahal

dengan dilakukan pemeriksaan tersebut penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

sangat memungkinkan meningkat.

Dengan melihat kelemahan tersebut, maka saran yang dapat mendukung

peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah dibuat jadwal rutin

untuk melakukan verifikasi lapangan. Jadwal tersebut dibuat pertahun untuk

daerah-daerah yang perkembangannya cukup pesat, dan untuk daerah-daerah

lainnya dibuat jadwal agar dilakukan pemeriksaan per 3 tahun.

2. Dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang akan

datang dapat menggunakan data dari hasil verifikasi / pemeriksaan tahun-tahun

berikutnya. Selain itu dapat juga dilakukan penelitian pada Kantor Pelayanan

Pajak lainnya guna mengetahui tingkat perkembangan penerimaan pajak pada

(35)

Universitas Kristen Maranatha 103

DAFTAR PUSTAKA

Arens and Loebbecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Indonesia, (Amir Abadi Jusuf, Penterjemah), Salemba Empat, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Maranatha. 2001. Modul Praktika Statistika 2, Bandung.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan, Edisi Revisi, Andi,Yogyakarta.

Soemitro, Rochmat dan Zainal Muttaqin. 2001. Pajak Bumi dan Bangunan, Edisi Revisi, Refika Aditama, Bandung.

Sudjana. 1997. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II, Edisi Baru, Tarsito, Bandung.

Tim Penyusun Direktorat Jenderal Pajak dan Yayasan Bina Pembangunan. 1992. Buku Panduan Pajak Bumi dan Bangunan, Bina Rena Pariwara, Jakarta.

Waluyo. 2002. Perpajakan Indonesia, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2002. Perpajakan Indonesia, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Balai Pendidikan Pelatihan Keuangan Perpajakan (BPPKP). Pajak Bumi dan Bangunan.

Referensi

Dokumen terkait

Memanfaatkan informasi hasil  penilaian dan evaluasi  pembelajaran untuk  meningkatkan kualitas  pembelajaran 

kerja di setiap divisi karena kuota tidak akan melebihi dari yang

Memiliki kedudukan yang sama sebagai ruang terbuka, galeri kota dan taman kota dapat dibangun berdampingan dan menjadi pusat ruang terbuka di Kota Tasikmalaya tanpa

 Kerjak kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hukum Islam tentang makanan dan minuman.  Diskusi: Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema

[r]

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dalam tiga siklus pada pembelajaran kosakata dengan menggunakan media Thematic Word Search Games. Data yang terkumpul berupa

Hasil pengujian penggulungan tanpa kardus, perbedaan waktu rata-rata penggulungan benang disebabkan karena perbedaan tegangan tali dan putaran penggerak, pada eksperimen

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan Model Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Operasi Hitung Campuran

atau yang setant tahun 2007,2008 dan 2009, peserta paket C yang akan me- ngikuti SNMPTN disyaratkan untuk lulus paket C dan me- nyerahkan rapor tiga tahun ter- akhir, memiIikr