1
PENGARUH SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA BINAAN AL-KAMAL
SIBOLANGIT CENTER
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial
DISUSUN OLEH
MICHAEL CHENEY HURA
100902086
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
NAMA
: MICHAEL CHENEY HURA
NIM
: 100902086
ABSTRAK
(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 142 halaman, 18 kepustakaan,
52 tabel, serta lampiran)
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks,
sehingga memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif dengan
melibatkan multidisipliner, multisektor, dan peran serta masyarakat yang
aktif yang dilaksanakan dengan cara berkesinambungan, konsekuen, dan
konsisten. Penyalahgunaan narkoba saat ini melibatkan kalangan anak
remaja, dewasa, hingga orang tua dan tidak sedikit diantara mereka wanita
yang ikut dalam penyalahgunaan narkoba.
Populasi dari penelitian ini adalah 55 orang yang menjadi total
binaan Al-Kamal Sibolangit Center. Sampel dalam penelitian ini adalah 15
orang remaja yang berusia 12-23 Tahun dengan menggunakan metode
penarikan sampel Purposive Sampling. Metode yang digunakan adalah
metode penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi dan wawancara. Data
yang didapat ditabulasikan ke dalam tabel selanjutnya dianalisis dengan
teknik Korelasi Product Moment.
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisi
bahwa pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap penyalahgunaan narkoba
berpengaruh sangat rendah dimana nilai korelasi product moment hitung
lebih kecil dari moment tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
terdapat pengaruh yang sangat rendah antara sosial ekonomi keluarga
terhadap penyalahgunaan narkoba. Kesimpulan bahwa sosial ekonomi
keluarga
memberikan pengaruh yang sangat rendah
terhadap
penyalahgunaan narkoba.
Kata kunci: Pengaruh, Sosial Ekonomi Keluarga, Penyalahgunaan
Narkoba
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
NAMA
: MICHAEL CHENEY HURA
NIM
: 100902086
ABSTRACT
(This thesis consists of: 6 chapters, 142 pages, 18 libraries, 52
tables, and attachments)
Drug abuse is a complex issue, requiring a comprehensive
prevention efforts involving multidisciplinary, multisector, and active
community participation is implemented by means of continuous,
consistent, and consistent. Drug abuse currently involves among teenagers,
adults, up to the parents and not the least among them women who
participated in drug abuse.
The population of this study were 55 people who became the target
of Al-Kamal total Sibolangit Center. The samples in this study were 15
12-23 year old adolescents using purposive sampling method sampling. The
method used is an explanatory research methods with quantitative
approaches. The technique of collecting data through questionnaires and
observation and interviews. The data obtained are tabulated in the table
were then analyzed with the Product Moment Correlation technique.
Based on the data that has been collected and analyzed that
socioeconomic influences on drug abuse affected families is very low as the
value of the product moment correlation count is smaller than the moment
the table, then Ho is rejected and Ha accepted. This means that there is a
very low influence between family socioeconomic against drug abuse.
Conclusion that family socioeconomic impact is very low against drug
abuse.
Keywords: Influence, Social Economic Family, Drug Abuse
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala penyertaan dan berkatNya penulis dapat memulai, melaksanakan, dan
menyelesaikan masa perkuliahan di Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP
USU) dan atas izinNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah
Pengaruh Sosial
Ekonomi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada Binaan
Al-Kamal Sibolangit Center
Pada kesempatan ini, secara khusus penulis menyampaikan rasa
hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua Saya,
ayahanda Alm. Rara Dodo Hura dan terutama My Lovely Mom Atiria
Telaumbanua yang dengan penuh cinta kasih dan perjuangan mulai dari
melahirkan, merawat, membesarkan, mendidik, mendukung, serta selalu
berupaya memenuhi kebutuhan penulis sendirian sebagai Single Parent’s.
Makasiyah Ma buat semua yang telah Mama kasih kepada Kami, Mama
memang Orangtua yang paling hebat buat Ika dan Saya sendiri. Semoga
dengan ini MAMA bisa samakin bangga kepada kami. Love You Mom,
Everafter.
Penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan
yang telah membantu penulis selama kuliah sampai penulis lulus, yaitu:
1.
Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan FISIP-USU.
5
2.
Ibu Hairani Siregar, S. Sos, MSP selaku Ketua Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial FISIP-USU.
3.
Ibu Mastauli Siregar S.Sos. M. Si selaku Dosen pembimbing
penulis yang telah membimbing penulis penuh kesabaran atas
segala kekurangan dan kelambatan penulis, mengarahkan, dan
meluangkan waktu selama penulisan skripsi.
4.
Ibu Dra. Berlianti MSP selaku dosen pembimbing akademik
penulis yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan.
5.
Seluruh staff pengajar departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang
telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.
Secara istimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Adikku Veronika Patricia Hura, Bang Markus Gea di Jakarta dan
Semua Keluarga yang Selalu Memberikan Dukungan dan
Motivasi, semangat sampai Penulis dapat Menyelesaikan
Perkuliahan ini.
2.
Buat Sahabat-sahabatku dari jaman gag enak ampe sekarang (dari
SMARAK), Saritua Panjaitan SE, Deslansyah Girsang S.Pk yang
telah Lulus Duluan. “aku uda lulus ya!! kelen piker klen ajj yang
bisa? Wkwkwk” dan Terkhusus Buat Wandro Sitanggang Kessos
2011 “jgn maen-maen lg kau Su, uda cukup itu maen-maennya.
Sekarang waktunya kita yang kerja n membanggakan orangtua
kita, Dengan cara Tamat, Bekerja dan Mewujudkan apa yang
sudah kita impikan dari dulu. Cocok Klen Rasa? Hahaha.
6
3.
Sahabat – sahabatku Kessos 2010, Madoku (Meisyah), Syamsul
(Anton), Si-Nua (Helen), Gondlong (July), Tuken (Jonathan),
Nande Kristin dan Dwi Purba, Rongit (Edward), Rin (Riada),
Angga, Mas Bro (Pram), Paman Sam, Desi G, Debora, Ummi,
Intan, Cilung (Nanda), Kapten Asu ( Lamsar), Kyrez, dan semua
Konkawan Kessos 2010 yang belum sempat penulis sebutkan satu
per satu, masakasiyah yaa semua buat kebersamaan kita dari Awal
abg masuk ke Kessos deq ampe Abg tamat sekarang. Wkwkwk.
Dari Janjalan, Keliling Hutan, ampe Sinabung pun kita daki.
Semua itu bagiku gag mungkin terlupakan. Dan akan menjadi
kenangan paling indah bagiku. Oia, Terkhusus Buat Doping
Duaku yang selalu membantu selama awal membuat Skripsi ini
sampe Akhir, Son, A lot of thank’s yaa Hallason Sims uda mau
bantu aku, klo gag ntah kek mana jadinya ne Skripsi. Hahha. Bagi
konkwan yang belum tamat “Hatop pls, gag bosan klen di
kampus?”
4.
Buat Para Abangda Kessos 09 makasiiyah buat bantuannya selama
dikampus.
5.
Buat CFC ( Chumy Fans Club ), Dewi, Hera, Riska, dan
adek-adek kami kessos 11, makasiiyah udah mau jadi Fans abg. Tp,
teringatnya klen ngefans kenapa pula? ckckckck
6.
Buat Tim GG, Nati Kribas (Fahmi), Dadang Homo (Rizky),
Anginribut (Farid) dan SiJoni kami (Aganta) yang gag suka
begadang kita trus tiap malam maen DotA, Open mau kuliah/ujian
7
besok ya kn? Wkwkwk. Abg tamat duluan yaa deq. Uda bisa kita
istirahat maen nya bentar, tamatkan dulu baru kita maen lagi ampe
mampus pun jadi. Ntar asal-asal ajj kek si joni kita D3 ampe 5
tahun. Iya Jon? wkowkokwokwo
7.
Buat Semua Teman-teman di Komisi Pemuda BNKP Hilisawato
Simalingkar, Makasiiyah yaa uda didoain buat cepat tamat.
8.
Buat Teman-teman BBA Fam’s (Alumni SMA RAKSANA, IPS
2) Khususnya buat Rika (Qha) buat buku-buka referensi yang
sudah diberikan selama penyusunan skripsi ini, jadi gag
susah-susah nyarinya lagi deh.
9.
And last for My SAIKUCIKU, Juni Novita MT, Makasiiyah Ciaan
dah Bantuin, Nemenin, Doain, semuanya laah pokoknya .
Mudah-mudahan bisa trus seperti itu Everater. Muachh :*
8
DAFTAR ISIABSTRAK ... i
ABSTRACK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
1.4 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosial Ekonomi ... 10
2.1.1 Pengertian Sosial ekonomi ... 10
2.2 Narkoba ... 16
2.2.1 Pengertian Narkoba ... 16
2.2.2 Sejarah Perkembangan Narkoba ... 31
2.3 Penyalahgunaan ... 32
2.3.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba ... 32
2.3.2 Modus Operandi Penyalahgunaan Narkoba ... 34
2.3.3 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba ... 36
2.3.4 Tahap-tahap Penyalahgunaan Narkoba ... 37
2.3.5 Dampak Penyalahgunaan Narkoba ... 40
2.3.6 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ... 41
2.4 Proses Terjebak Narkoba ... 44
2.5 Beberapa Gejala Dini Penyalahgunaan Narkoba ... 45
2.6 Beberapa Ciri Psikologis dan Prilaku yang Tertentu Terhadap Penyalahgu naan Narkoba ... 46
2.7 Faktor-faktor Remaja Menggunakan Narkoba ... 47
2.8 Kerangka Pemikiran ... 57
9
2.9 Hipotesis ... 60
2.10 Defenisi Konsep ... 60
2.11Defenisi Operasional ... 62
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 65
3.2 Lokasi Penelitian ... 65
3.3 Populasi dan Sampel ... 66
3.3.1 Populasi ... 66
3.3.2 Sampel ... 66
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 67
3.5 Teknik Analisis Data ... 67
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Berdirinya Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 69
4.2 Visi dan Misi Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 70
4.2.1 Visi Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 70
4.2.2 Misi Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 70
4.3 Struktur Organisasi ... 71
4.4 Fasilitas Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 75
4.5 Metode Pengobatan di Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 83
4.6 Syarat-syarat Menjadi Warga Binaan di Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre ... 86
BAB V : ANALISIS DATA 5.1 Pengantar ... 87
5.2 Identitas Responden ... 88
5.2.1 Umur ... 88
5.2.2 Jenis Kelamin ... 89
5.2.3 Suku Bangsa ... 90
5.2.4 Agama ... 91
5.2.5 Pendidikan Terakhir ... 91
5.3 Sosial Ekonomi Keluarga ( Variabel X )... 92
5.4 Penyalahgunaan Narkoba ( Variabel Y ) ... 106
10
5.5 Uji Hipotesa ... 128
BAB VI : PENUTUP
6.1 Kesimpulan ... 132
6.2 Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
NAMA
: MICHAEL CHENEY HURA
NIM
: 100902086
ABSTRAK
(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 142 halaman, 18 kepustakaan,
52 tabel, serta lampiran)
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang kompleks,
sehingga memerlukan upaya penanggulangan yang komprehensif dengan
melibatkan multidisipliner, multisektor, dan peran serta masyarakat yang
aktif yang dilaksanakan dengan cara berkesinambungan, konsekuen, dan
konsisten. Penyalahgunaan narkoba saat ini melibatkan kalangan anak
remaja, dewasa, hingga orang tua dan tidak sedikit diantara mereka wanita
yang ikut dalam penyalahgunaan narkoba.
Populasi dari penelitian ini adalah 55 orang yang menjadi total
binaan Al-Kamal Sibolangit Center. Sampel dalam penelitian ini adalah 15
orang remaja yang berusia 12-23 Tahun dengan menggunakan metode
penarikan sampel Purposive Sampling. Metode yang digunakan adalah
metode penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik
pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi dan wawancara. Data
yang didapat ditabulasikan ke dalam tabel selanjutnya dianalisis dengan
teknik Korelasi Product Moment.
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisi
bahwa pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap penyalahgunaan narkoba
berpengaruh sangat rendah dimana nilai korelasi product moment hitung
lebih kecil dari moment tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
terdapat pengaruh yang sangat rendah antara sosial ekonomi keluarga
terhadap penyalahgunaan narkoba. Kesimpulan bahwa sosial ekonomi
keluarga
memberikan pengaruh yang sangat rendah
terhadap
penyalahgunaan narkoba.
Kata kunci: Pengaruh, Sosial Ekonomi Keluarga, Penyalahgunaan
Narkoba
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
NAMA
: MICHAEL CHENEY HURA
NIM
: 100902086
ABSTRACT
(This thesis consists of: 6 chapters, 142 pages, 18 libraries, 52
tables, and attachments)
Drug abuse is a complex issue, requiring a comprehensive
prevention efforts involving multidisciplinary, multisector, and active
community participation is implemented by means of continuous,
consistent, and consistent. Drug abuse currently involves among teenagers,
adults, up to the parents and not the least among them women who
participated in drug abuse.
The population of this study were 55 people who became the target
of Al-Kamal total Sibolangit Center. The samples in this study were 15
12-23 year old adolescents using purposive sampling method sampling. The
method used is an explanatory research methods with quantitative
approaches. The technique of collecting data through questionnaires and
observation and interviews. The data obtained are tabulated in the table
were then analyzed with the Product Moment Correlation technique.
Based on the data that has been collected and analyzed that
socioeconomic influences on drug abuse affected families is very low as the
value of the product moment correlation count is smaller than the moment
the table, then Ho is rejected and Ha accepted. This means that there is a
very low influence between family socioeconomic against drug abuse.
Conclusion that family socioeconomic impact is very low against drug
abuse.
Keywords: Influence, Social Economic Family, Drug Abuse
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Setiap masyarakat pasti menghadapi masalah sosial. Masyarakat modern
yang serba kompleks sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisme,
industrialisasi dan urbanisasi memunculkan banyak masalah sosial. Adaptasi atau
penyesuaian diri terhadap masyarakat modern yang serba kompleks itu menjadi
tidak mudah. Kesulitan mengadakan adaptasi atau penyusuaian diri menyebabkan
kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik, baik yang terbuka dan eksternal
sifatnya, maupun yang tersembunyi dan internal dalam batin sendiri, sehingga
banyak orang yang mengembangkan pola tingkah laku yang menyimpang dari
norma-norma umum atau berbuat semau sendiri demi kepentingan sendiri dan
mengganggu atau merugikan orang lain.
Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat
dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan narkoba. Masalah
penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu permasalahan sosial. Masalah ini
merupakan masalah yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan, serta
berakibat negative tidak hanya bagi penyandang masalah saja, melainkan juga bagi
keluarganya, lingkungan sosialnya dan dapat membahayakan masa depan bangsa
dan Negara.
Masalah tersebut juga bukan hanya mengakibatkan ketergantungan
narkoba secara fisik maupun psikis terhadap pemakainya, namun juga dapat
mengakibatkan kehancuran pada perkembangan kepribadian korban yang pada
gilirannya nanti akan berlanjut pada perbuatan yang mengarah pada kriminalitas
2
ketentraman dan keamanan masyarakat seperti pembunuhan, pencurian dan
lain-lain.
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah manusia seutuhnya, artinya
melibatkan aspek jasmani, kejiwaan (psikologis-sosial), dan rohani (moral
spiritual) seseorang. Penyalahgunaan narkoba menyebabkan gangguan kesehatan
jasmani, emosional dan sosial mental, bahkan cacat permanen, kematian,
kehilangan produktivitas, kemerosotan nilai-nilai sosial-budaya dan
moral-spiritual, kehancuran keluarga dan masyarakat, serta peningkatan kejahatan. Itu
sebabnya penyalahgunaan narkoba merupakan ancaman bagi masa depan bangsa.
Di Indonesia, Permasalahan penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini
kian hari kian meningkat saja, terbukti dengan semakin banyaknya
pemberitaan-pemberitaan melalui media. Baik itu di media massa maupun di media elektronik,
yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku
penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Data yang diperoleh dari Gerakan
Nasional Anti Narkoba (Granat) menyatakan, sepanjang tahun 2012 terdapat
sebanyak 26.458 kasus penyalahgunaan narkoba yang terdiri dari: 17.620 kasus
narkotika, 1.599 kasus psikotropika, serta 7.239 kasus zat adiktif. Sementara,
jumlah tersangka yang terkait kasus narkoba ini mencapai 32.743 orang. Di lain
sisi, Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) mencatat sebanyak 50 orang per hari
meninggal akibat narkoba.
Pada tahun 2013, Entimasi kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan narkoba +_ Rp. 57 triliun. Yang terdiri dari komponen biaya
private dan biaya sosial, sehingga secara global penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkoba semakin mempengaruhi segenap sendi kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia. Indonesia yang semula hanya menjadi negara transit
3
satu negara tujuan bahkan merupakan negara eksportir atau negara produsen
(BNNP-Sumut,2013)
Permasalahan penyalahgunaan narkoba dapat mempengaruhi berbagai
sudut misalnya: Dari sudut kesehatan, penyalahgunaan narkoba tergolong
gangguan kesehatan jiwa serta masalah perilaku dan sosial (psikososial) karena
narkoba berpengaruh pada kerja otak. Disini penyalahgunaan narkoba harus
dipandang sebagai masalah manusia seutuhnhya, bukan semata-mata masalah
narkoba itu sendiri (it is not a problem of drugs, but it is a problem of people).
Dari sudut sosial budaya, penyalahgunaan narkoba merupakan gaya hidup.
Misalnya : siswa merokok akibat pengaruh kelompok sebaya. Rokok, yang
mengandung nikotin, menyebabkan orang ketergantungan. Sulit untuk menghindari
tidak merokok di pesta, rapat, tempat kerja, tempat umum, dan di rumah. Akan
tetapi, orang kecanduan bukan saja terhadap narkoba, melainkan juga seks, judi,
uang, makan, pekerjaan, dan kekuasaan. Kecanduan narkoba sering berkaitan
dengan kecanduan jenis lain itu, sebagai keyakinan adiktif dan kepribadiaan
adiktif.
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri dan dunia sekitar
yang bersifat adiktif, artinya bergantung pada hal-hal diluar dirinya. Kepribadian
adiktif adalah kepribadian yang berpusat pada diri sendiri untuk memuaskan
dirinya tanpa harus bersusah payah. Memakai narkoba merupakan cara
menghindari kenyataan atau persoalan dan rasa tidak nyaman, dan bukan mencari
penyelesaian masalah secara konstuktif yang sering menyakitkan.
Dari sudut sosial ekonomi, penyalahgunaan narkoba adalah produk dari
sistem sosial yang kurang menguntungkan, seperti modernisasi, urbanisasi yang
terkait penggangguran, kemiskinan dan korupsi. Didorong oleh kemudahan
memperoleh narkoba dan keuntungan besar bagi pengedar gelapnya,
4
Sosial ekonomi berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba, misalnya
mereka yang berasal dari keadaan sosial ekonomi yang pas-pasan memaksa
seseorang tersebut harus mencari jalan untuk bisa menggunakan narkoba dengan
bertindak yang dapat merugikan masyarakat lainnya, tindakan tersebut bisa seperti
pencurian maupun yang lainnya, yang terpenting seseorang tersebut dapat
mengkonsumsi narkoba, sedangkan seseorang dari kalangan sosial ekonomi yang
tinggi tidak memaksanya untuk bertindak yang merugikan masyarakat, karena
untuk dapat mengkonsumsi narkoba seseorang tersebut menggunakan apa yang
dimilikinya yang terpenting bisa mendapatkan narkoba.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kerawanan tinggi
terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, harus memiliki komitmen
untuk melaksakan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Komitmen ini sejalan dengan tujuan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan
dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia membangun masyarakat
sejahtera, adil dan makmur. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil
dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai salah
satu modal pembangunan nasional perlu ditingkatkan secara terus-menerus
termasuk derajat kesehatannya.
Guna meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia Indonesia
dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat maka perlu generasi-generasi yang sehat
baik jasmani maupun rohani tanpa terkontaminasi unsur-unsur ketergantungan
terhadap barang-barang terlarang baik itu narkotika, psikotropika maupun
bahan-bahan adiktif lainnya.
Mengatasi penyalahgunaan narkoba ini, pemerintah harus bertindak
dengan serius untuk menanggulanginya, bila pemerintah tidak segera bertindak
5
besar lagi. Fakta bahwa sebagian besar penyalahguna merupakan remaja dan
berpendidikan tinggi yang merupakan modal bangsa yang tidak ternilai, besaran
biaya yang sesungguhnya jauh lebih besar dari biaya hitungan studi ini. Dampak
ekonomi dan sosial penyalahgunaan narkoba yang yang sangat besar ini menggaris
bawahi upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba sebagai upaya yang sangat
mendesak.
Masalah ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap
kelangsungan hidup dan masa depan pelakunya tetapi juga sangat membahayakan
bagi kehidupan masyarakat bangsa dan negara. Penyalahgunaan narkoba ini sudah
sangat mendesak, harus terus menjadi perhatian serius dari seluruh komponen
masyarakat. Bahaya penyalahgunaan Narkoba tidak saja menyebabkan terjadinya
degradasi usia produktif tapi juga telah memicu meluasnya penderita HIV/AIDS.
Untuk mengurangi angka penyalahgunaan narkoba, dibutuhkan berbagai upaya
dalam melakukan pengurangan penggunaan narkoba, misalnya dengan melakukan
upaya sosialisasi tentang bahaya narkoba bisa dilakukan antara lain dengan
melakukan seminar-seminar ataupun diskusi terbuka mengenai permasalahan ini.
Keluarga juga mempunyai peran penting dalam mengurangi angka penyalahgunaan
narkoba. Orangtua harus bisa menjadi polisi keluarga, orangtua harus memberikan
pengarahan kepada anak-anaknya agar bisa terhindar dari narkoba. Orangtua perlu
memberikan penjelasan akibat-akibat yang ditimbulkan narkoba, bagaimana cara
menghindarinya dari berbagai sudut pandang. Dengan bimbingan itu diharapkan
anak memiliki bekal konsep mengenai narkoba sehingga diharapakan anak bisa
menghindarinya (Zulkarnain, 2004:68).
Upaya Preventif merupakan pencegahan yang dilakukan agar seseorang
jangan sampai terlibat baik secara langsung maupun tidak secara langsung dengan
narkoba. Sedangkan upaya represif artinya usaha penanggulangan dan pemulihan
6
bahwa usaha-usaha refresif dapat dilakukan dengan mendirikan panti-panti
rehabilitasi maupun Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO). Didalam RSKO
atau panti rehabilitasi itulah nantinya dilaksanakan program-program pemulihan
bagi pengguna narkoba (Budiarta, 200:54).
Salah satu Pusat Panti Rehabilitasi Ketergatungan Narkoba terbesar di
Sumatera Utara adalah Pusat Rehabilitasi Narkoba Al Kamal Sibolangit Centre
yang didirikan oleh H Kamaluddin SH Lubis. Bapak H Kamaluddin SH Lubis
berkecimpung mengelola panti rehabilitasi miliknya di Kawasan Sibolangit
Sumatera Utara. Panti tersebut di beri nama Pusat Rehabilitasi Narkoba Al
Kamal Sibolangit Centre. Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Center
berada dibawah naungan Lembaga PIMANSU dan GAN. Menurut beliau
sudah ratusan penghuni yang mendapat perawatan di Panti tersebut. Berasal dari
berbagai daerah di Sumut maupun Aceh, bahkan ada juga pasien dari provinsi lain.
Mereka yang menjadi korban ketergantungan obat terlarang itu umumnya para
kawula muda yang masih berusia produktif.
Bapak Kamaluddin sendiri mengaku terinspirasi mendirikan pusat
rehabilitasi tersebut karena dampak dari zat Psikotropika itu juga turut merenggut
nyawa puteranya, Baron sepuluh tahun lalu. Dimana anaka beliau mengalami
kerusakan sistem pompa jantung (gagal jantung) akibat kebanyakan
mengkonsumsi. Akibatnya ayah empat anak ini pun berjanji untuk mendirikan panti
rehabilitasi, karena keinginannya yang kuat untuk bisa mengobati putera-puteri
bangsa ini yang mengalami nasib yang sama seperti puteranya.
Panti ini awalnya merupakan swadaya dan tanpa bantuan dari pemerintah
provinsi maupun daerah. Menurut Kalamuddin, tekadnya dengan ikhlas mengelola
panti rehabilitasi itu juga karena amanah sang anak yang sebelum meninggal
7
yang bernasib sama seperti dirinya. “Selamatkan juga teman-teman saya ayah,”
kata Kamaluddin menceritakan pesan puteranya itu.
Beranjak dari apa yang sudah dipaparkan sebelumnya, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih mendalam lagi untuk mengidentifikasi dan
menganalisis apa saja faktor dominan yang mempengaruhi remaja menggunakan
narkoba. Untuk itu peneliti membuatnya dalam suatu karya tulis yaitu skripsi untuk
bisa mengetahui dengan lebih jelas lagi. Penelitian skipsi ini berjudul Pengaruh
Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal
Sibolangit Centre.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan oleh
penulis pada latar belakang, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut : adakah pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap penyalahgunaan
narkoba binaan al-kamal sibolangit center
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sosial
ekonomi keluarga terhadap penyalahguna narkoba pada binaan al-kamal sibolangit
center
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis,
Memberikan kontribusi terhadap keilmuan dalam menambah referensi dan kajian
serta studi bagi peneliti atau mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap penyalahgunaan
narkoba.
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi pemikiran bagi
pihak-pihak yang terlibat di dalam program rehabilitasi korban penyalahgunaan
narkoba dan juga lembaga lainnya yang berkecimpung di dunia narkoba.
1.4 Sistematikan Penulisan
Adapun sistemtikan penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,
kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan uraian metodologi penelitian yang terdiri dari
tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan uraian sejarah geographis dan gambaran umum
tentang lokasi dimana peneliti melakukan penelitian.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian beserta hasilnya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang
9
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sosial Ekonomi
2.1.1 Pengertian Sosial dan Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian
sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Istilah sosial (social
dalam bahasa inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda beda, misalnya
istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah departemen sosial, jelas kedua
duanya memiliki menunjukan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto,
apabila istilah soaial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat,
sosialisme suatu ideology yang berpokok pada prinsip pemikiran umum atas
alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi.
Sedangkan istilah sosial pada departemen sosial, menunjukan pada
kegiatan-kegiatan dilapangan sosial. Artinya kegiatan yang ditujukan untuk
mengatasi persoalan yang di hadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan,
seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu, dan
lain-lain. Selain itu Soekanto (1993:464) mengemukakan bahwa istilah sosial pun
berkenaan dengan pelaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses-proses
sosial. (Soekanto, dalam Supardan, 2009:27).
Defenisi sosial pada dasarnya bisa diartikan sebagai kemasyarakatan.
Dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan yang menghadirkan orang lain dalam
kehidupan manusia. Kehadiran orang lain itu bisa bersifat nyata maupun tidak
nyata. Kehadiran manusia secara nyata bisa dirasakan baik audio maupun visual.
Sedangkan untuk kehadiran manusia tidak nyata bisa berupa imajenasi, kenangan,
khayalan, dan lain sebagainya. Defenisi sosial ini terkait pada hubungan-hubungan
manusia dengan lingkungan masyarakat, manusia dengan manusia lainnya,
10
Hal ini juga berkaitan langsung dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk
sosial di muka bumi, karena manusia tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan
selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari
pukul 22.00).
Sedangkan ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi
disebutkan barasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos atau Oiku” dan “Nomos” yang
berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah
semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perkehidupan dalam
rumah angga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah
tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah
tangga bangsa, negara, dan dunia (Putong, 2005:9). Ekonomi juga sering diartikan
sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan
bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia
sehari-hari
2014 pukul 22.00).
Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan,
dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penghasilan.
Hal ini disesuikan dengan penelitian yang dilakukan.
Salah satu yang terpenting dalam kehidupan sosial individu adalah
interaksi sosial. Pengalaman-pengalaman interaksi sosial dalam keluarga
menentukan pula cara-cara tingkah laku individu terhadap orang lain yang berada
di lingkungan pergaulan sosial diluar keluarganya, didalam masyarakat pada
11
beberapa sebab tidak lancar atau tidak wajar, kemungkinan besar bahwa interaksi
sosial dengan masyarakat pada umumnya juga berlangsung tidak wajar.
Peran umum kelompok keluarga sebagai kelompok pertama, dimana
tempat manusia berkembang sebagai makhluk sosial. Terdapat pula peran-peran
tertentu dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai
makhluk sosial. Keluarga menjadi kelompok sosial utama tempat anak belajar
manjadi manusia sosial. Rumah tangga menjadi tempat pertama dalam
perkembangan segi-segi sosial anak. Dalam interaksi sosial dengan orangtuanya
yang wajar, anak dapat memperoleh hasil yang memungkinkan menjadi anggota
masyarakat berguna kelak. Sedangkan apabila hubungan dengan orangtuanya
kurang baik, kemungkinan bahwa interaksi sosial pada umunya berlangsung
kurang baik pula (Gerungan, 2004:216)
Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi seseorang dilihat dari pekerjaan,
penghasilan, dan pendidikan.
1. Pendapatan
Pendapatan dapat didefenisikan sebagai gaji, upah, keuntungan, sewa, dan setiap
aliran pendapatan yang diterima. Namun, cara lain untuk melihat generasi sumber
penghasilan (pendapatan) adalah dalam bentuk kompensasi pekerja, jaminan sosial,
uang pensiun, kepentingan atau deviden, royalti, piutang, tunjangan atau tunjangan
lain dari pemerintah, masyarakat, atau bantuan keuangan keluarga.
Pendapatan dapat dilihat dalam dua istilah, relatif dan mutlak. Pendapatan mutlak,
sebagaimana diteorikan oleh ekonomi John Maynard Keynes, adalah hubungan
yang seiring dengan kenaikan pendapatan, sehingga akan konsumsi, tetapi tidak
pada tingkat yang sama. Pendapatan relatif menentukan seorang atau tabungan
keluarga dan konsumsi berdasarkan pendapatan keluarga dalam kaitannya dengan
12
status sosial ekonomi masyarakat karena relatif mudah untuk mengetahui seorang
individu.
Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dapat mengumpulkan
kekayaan dan tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok (primer) tetapi
pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier sambil dapat mengkonsumsi dan
menikmati kemewahan. Sedangkan keluarga dengan pendapatan yang rendah
hanya bisa memenuhi kebutuhan pokoknya (primer), bahkan mereka terkadang
meminjam uang dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. Pendidikan
Tingkat Pendidikan sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan
fenomena “cross cutting” untuk semua individu. Pencapaian pendidikan individu
dianggap sebagai cadangan untuk Nya atas semua prestasi dalam hidup, yang
tercermin melalui nilai-nilai atau derajatnya. Akibatnya pendidikan memainkan
sebua peran dalam pendapatan.
Pendidikan memberikan dorongan dan dengan demikian meningkatkan
penghasilan. Sebagaimana disampaikan pada grafik, derajat tertinggi, gelar
professional dan doktor, membuat pendapatan mingguan tertinggi sementara
mereka tanpa ijasah sekolah tertinggi terhukum secara finansial. Tingkat
pendidikan yang lebih tinggi berhubungan dengan hasil ekonomi dan psikologis
yang lebih baik (yaitu : pendapatan lebih, kontrol yang lebih, dan dukungan sosial
dan jaringan yang lebih besar).
Pendidikan memainkan peranan penting dalam mengasah keterampilan
seorang individu yang membuat dia sebagai orang yang siap untuk mencari dan
memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi khusus yang mengelompokkan orang
dengan status sosial ekonomi tertinggi dari status sosial ekonomi terendah. Annette
Lareau berbicara pada gagasan budidaya terpadu, dimana orang tua kelas
13
mereka dengan menggunakan kendali mengorganisir kegiatan dan mendorong rasa
hak melalui diskusi.
Lareau berpendapat bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak
berpartisipasi dalam gerakan ini, menyebabkan anak-anak mereka memiliki rasa
kendala. Sebuah divisi dalam pencapaian pendidikan dengan demikian lahir dari
dua perbedaan dalam membesarkan anak. Secara teori, keluarga berpenghasilan
rendah memiliki anak yang tidak berhasil sedangkan anak-anak yang
berpenghasilan menengah, yang merasa berhak, yang argumentatif, dan lebih siap
untuk kehidupan dewasa.
3. Pekerjaan
“Pekerjaan yang bergengsi” sebagai salah satu contoh komponen status sosial
ekonomi, terdiri dari pendapatan dan pencapaian pendidikan. Status pekerjaan
sesuai dengan tingkat pendidikan suatu individu yaitu melalui, mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, mengeksplorasi dan mempertahankan posisi yang baik.
Status pekerjaan akibatnya menjadi sebuah indikator untuk posisi sosial kita atau
status dalam masyarakat, maka menggambarkan karakteristik pekerjaan,
pengambilan membuat kemampuan dan pengendalian emosi, dan psikologis
tuntutan pada pekerjaan.
Pekerjaan dirangkingkan oleh jejak pendapat (antara organisasi lainnya)
dan pendapat dari masyarakat umum yang disurvei. Beberapa pekerjaan yang
paling bergengsi adalah dokter dan ahli bedah, pengacara, insinyur kimia dan
biomedis, spesialis komputer dan komunikasi analisis. Pekerjaan ini, dianggap
dikelompokkan dalam klasifikasi status sosial ekonomi tinggi, memberikan lebih
banyak pekerjaan menantang dan kemampuan dan kontrol yang lebih besar
14
pramusaji makanan, petugas counter, bartender dan pembantu, pencuci piring,
tukang sapu, pelayan dan pembantu rumah tangga, pembersih kendaraan, dan
tukang parkir. Pekerjaan yang kurang dihargai juga dibayar secara signifikan
kurang dan lebih melelahkan, secara fisik berbahaya, dan memberikan otonomi
yangkuran
Melly. G. Tan mengatakan berdasarkan pekerjaan, penghasilan, dan
pendidikan maka masyarakat itu dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial
ekonomi rendah, sedang dan tinggi (Tan, dalam Koentjaraningrat, 1981 : 35).
Golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Yaitu masyarakat yang menerima
pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal.
Untuk memenuhi tingkat hidup minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari
orang lain
Golongan masyarakat berpenghasilan sedang. Yaitu pendapatan yang
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.
Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi. Yaitu selain dapat memenuhi
kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan
digunakan untuk kebutuhan yang lain.
2.2 Narkoba
2.2.1 Pengertian Narkoba
Istilah narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika Nasional
(BNN) No SE/03/IV/2002 merupakan akronim dari narkotika, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika
dimasukan ke dalam tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena dan lain sebagainya dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan
15
I. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnnya rasa, mengurangi sampai menghilangi rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berdasarkan bahan asalnya, Narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu:
1. Alami
Jenis zat/obat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi,
isolasi atau proses produksi lainnya. Contoh jenis obat ini adalah:
ganja, opium, daun koka dan lain-lain.
Didalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika
yang berasal dari alam dan tidak boleh digunakan untuk terapi adalah
golongan I terdiri dari:
a. Tanaman papaver soniferum L
b. Opium mentah, opium masak (candu,jicing,jicingko)
c. Opium obat
d. Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina,ekgonim
(kerja alkoid koka berbeda dengan alkoid opium).
e. Heroin, morfin (alkoid opium yang telah diisolasi)
f. Ganja, damar ganja.
2. Semi Sintesis
Yakni zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ekstrasi dan
isolasi. Contohnya: morfin, heroin, kodein dan lain-lain. Jenis obat ini
menurut Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang narkotika
16
3. SintesisJenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan
medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit
(analgesik) seperti penekanan batuk (antitusif). Jenis obat yang masuk
dalam kategori sistensis antara lain: Amfetamin, Dekssamfetamin,
Penthidin, Meperidin, Methadon, Dipipanon, Dekstropakasifen, LSD
(lisergik, dietilamid).
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika dapat dibagi
kedalam 3 jenis yaitu:
a. Depressan (downer)
Jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas membuat pengguna
menjadi tertidur atau tidak sadar.
b. Stimulan (upper)
Jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja(segar dan bersemangat) secara berlebih-lebihan.
c. Halusinogen
Zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi, dapat
merubah perasaan dan pikiran.
Jenis – Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan
A. Ganja
Dikenal dengan nama: cannabis, mariyuana, hasish, gelek, budha
stick, cimeng, grass, rumput dan sayur.
a. Bentuk :
Berupa tanaman yang dikeringkan. Daun ganja bentuknya
memanjang, pinggirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat
17
bagian belakang agak kasar. Jumlah helai daun ganja selalu
ganjil yaitu 5,7 atau 9 helai.
b. Warna :
Ganja berwarna hijau tua segar dan berubah kecoklatan bila
sudah lama dibiarkan kena udara dan panas.
c. Penggunaan :
Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga
dihisap dengan menggunakan pipa rokok. Daun ganja
mengandung zat THC yaitu zat penyebab terjadinya
halusinasi. Getah yang kering disebut hasish, apabila
dicairkan akan menyebabkan minyak yang dikenal dengan
minyak kanabis.
d. Efek :
a) Denyut jantung semakin cepat, temperatur badan
menurun dan mata merah.
b) Nafsu makan bertambah
c) Santai, tenang dan melayang-layang
d) Pikiran selalu rindu pada ganja
e) Daya tahan menghadapi problema menjadi lemah
f) Malas, apatis
g) Tidak peduli dan kehilangan semangat untuk belajar
maupun bekerja
h) Persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun
moral terganggu.
Efek paling terburuk dari pemakain ganja secara kronis dapat
menyebabkan kanker paru-paru dikarenakan pengaruh tar pada ganja jauh lebih
18
dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan. Hampir
setiap orang yang menjadi pecandu narkoba yang lebih berat seperti heorin pada
awalnya mengkonsumsi ganja.
B. Cocain
Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Columbia di
Ameriak Latin.
a. Bentuk :
Berupa bubuk, daun coca, buah coca dan cocain kristal.
b. Warna :
a) Cairan berwarna putih/tidak berwarna
b) Kristal berwarna putih
c) Tablet berwarna putih
d) Bubuk/serbuk seperti tepung
c. Penggunaan :
Dengan cara menghirup melalui hidung dengan
menggunakan alat penyedot atau dapat juga dibakar
bersama-sama dengan tembakau bagi perokok, ditelan
bersama minuman atau di suntikan pada pembuluh darah.
d. Efek :
a) Tidak bergairah bekerja
b) Tidak bisa tidur
c) Halusinasi
d) Tidak nafsu makan
e) Berbuat dan berpikir tanpa tujuan
f) Merasa gelisah dan cemas berlebihan
Selanjutnya apabila sudah pada tingkat over dosis atau takaran yang
19
pernapasan dan terhadap serangan jantung. Disamping itu juga dapat menimbulkan
keracunan pada susunan saraf sehingga korban dapat mengalami kejang-kejang,
tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata yang gelap. Dampak negatif
yang sangat berbahaya dari penyalahgunaan kokain dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah diotak (stroke)
C. Morfin dan Heroin (Nama lain: Putaw, Smack, Junk, Horse, H, PT,
Etep, Bedak Putih).
Morfin dan heroin berasal dari getah opium yang membeku sendiri
dari tanaman papaver somniferum dengan melalui proses
pengolahan dapat menghasilkan morfin, kemudian dengan proses
tertentu dapat menghasilkan heroin yang mempunyai kekuatan 10
kali melebihi morfin.
a. Bentuk : berupa serbuk.
b. Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua.
c. Penggunaan :
Dengan cara menghirup asapnya setelah bubuk heroin
dibakar diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing)
dengan menyuntikannya langsung ke pembuluh darah
setelah heroin dilarutkan dalam air.
d. Efek
a) Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan
dungu, jalan mengambang
b) Rasa sakit seluruh badan
c) Badan gemetar, jantung berdebar-debar
d) Susah tidur dan nafsu makan berkurang
20
f) Problem pada kesehatan: bengkak pada daerah
menyuntik, tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C,
problem jantung, dada dan paru-paru serta sulit buang
air, ada wanita menggangu sirkulasi menstruasi.
Gejala putus zat (sakaw) adalah sangat menyiksa sehingga yang
bersangkutan akan berusaha untuk mengkonsumsi heroin, oleh karena itu pecandu
heroin akan berusaha dengan cara apapun dan resiko apapun guna memperoleh
heroin. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau
kejahatan misalnya mencuri, menodong, merampok dan melakukan pembunuhan.
Telah banyak remaja putri yang terlibat dalam pelacuran hanya sekedar untuk
mendapatkan uang guna membeli heroin. Pecandu heroin sangat sulit untuk
menghentikan pemakaian heroin dan cenderung untuk mengkonsumsi dalam
jumlah/dosis semakin bertambah dan sesering mungkin, akibatnya adalah over
dosis.
D. Katinone
Merupakan tanaman khat (chata edulis) yang bukan asli tanaman
Indonesia, melainkan tanaman yang dibawa oleh turis luar negeri.
Tanaman ini pada hakikatnya berasal dari Timur Tengah yaitu
negara Yaman yang dibawa pada tahun 1997.
Tanaman ini dikenal juga dengan sebutan Teh Arab dengan dua
jenis yaitu khat yang berwarna merah dan warna hijau. Pengaruh
yang ditimbulkan antara lain: tidak bisa tidur, dapat merusak gigi,
merusak susunan pusat syaraf manusia dan dapat mengakibatkan
ketergantungan.
Tanaman khat mengandung zat narkotika “Chatinone” yang
termasuk Narkotika Golongan I nomor urut 35 lampiran
21
II. PsikotropikaZat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Dalam bidang farmakologi, Psikotropika dapat dibedakan ke dalam 3
golongan yaitu:
a. Golongan psikostimulansi
Jenis zat yang menimbulkan rangsangan. Jenis obat yang termasuk
kedalam golongan psikostimulansi adalah:
a) Amfetamin (lebih populer dikalangan masyarakat sebagai
shabu-shabu dan ekstasy)
b) Desamfetamine
b. Golongan psikodepresen
Golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Merupakan
jenis obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas. Jenis
obat yang termasuk golongan ini adalah:
a) Amobarbital
b) Pheno karkital
c) Penti karkital
c. Golongan sedativa
Jenis obat-obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas
dan digunakan sangat luas dalam terapi. Jenis obat yang termasuk
ke dalam golongan sedativa adalah
a) Diazepam
b) Klobazam
22
d) Fenibarbitale) Barbital
f) Klonazepam
g) Klordiazepam
h) Klordiazepoxide
i) Nitrazezam seperti BK, DUM dan MG
Jenis – Jenis Psiktoropika yang sering disalahgunakan
A. Ekstasy
Dikenal dengan nama : Inex, I, Kancing, Huge Drug, Yuppie Drug,
Essence, Clarity, Butterfly dan Black Hearth.
a. Bentuk : berupa tablet dan kapsul
b. Warna : bermacam-macam
c. Penggunaan : ditelan
d. Efek
a) Timbul rasa gembira yang berlebihan. Banyak orang
mengkonsumsi ekstasy utuk tujuan bersenang-senang .
ekstasy hanya digunakan oleh anak-anak muda agar dapat
berpesta/diskotik sepanjang malam, karena sangat
gembiranya kadang-kadang sampai lepas kendali sehingga
tidak malu-malu melakukan pesta seks.
b) Merasa cemas
c) Tidak mau diam
d) Rasa percaya diri meningkat
e) Mengalami keringat dan gemetaran
f) Susah tidur
23
Pemakaian ekstasy dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas yang
melampau batas kemampuannya akibatnya dapat menyebabkan kekurangan cairan
pada tubuh (dehidrasi) karena terlalu banyak menggerakan tenaga dan terlalu
banyak berkeringat. Pada pemakaian yang berlebihan (over dosis) mengakibatkan
penglihatan kabur, mudah tersinggung (pemarah), tekanan darah meningkat, nafsu
makan berkurang dan denyut jantung bertambah cepat. Kematian sering terjadi
karena pemakaian yang berlebihan yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah di otak.
B. Shabu – Shabu
Dikenal dengan nama : Kristal, Ubas, SS dan Mecin
a. Bentuk : berupa Kristal
b. Warna : Putih
c. Penggunaan
Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya dihirup
melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus
(bong) dan disuntikan.
d. Efek
a) Badannya merasa lebih kuat dan energik (meningkatkan
stamina)
b) Tidak mau diam
c) Rasa percaya diri meningkat
d) Rasa ingin diperhatikan orang lain
e) Nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin kurus.
Sering digunakan sebagai salah satu alternatif pengrus
badan
f) Susah tidur
24
h) Tekanan darah meningkati) Mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan
Penggunan shabu-shabu mendorong tubuh melakukan aktifitas yang
melampaui batas kemampuan fisik, berkeringat secara berlebihan sehingga dapat
menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi).
Bagi mereka yang sudah ketagihan, apabila pemakainnya dihentikan (putus
zat) akan menimbulkan gejala-gejala berikut:
i. Merasa lelah dan tidak berdaya (stamina menurun)
ii. Kehilangan semangat hidup yang dapat menyebabkan bunuh diri
iii. Merasa cemas dan gelisah secara berlebihan, kehilangan rasa
percaya diri
iv. Susah tidur
III. Bahan Adiktif
Bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan
kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) yaitu keinginan untuk menggunakan kembali
secara terus menerus.
Jenis – Jenis Bahan Adiktif
A. Inhalen
zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)
a. Penggunaan :
Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian
mendadak seperti tercekik (sudden sniffing, death syndrome)
b. Efek :
a) Hilang ingatan
b) Tidak dapat berpikir
25
d) Kerusakan sistem syarafe) Kerusakan hati dan ginjal
f) Sakit maag
g) Sakit pada waktu buang air kecil
h) Kejang-kejang otot dan batuk-batuk
Penyalahgunaan inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan
otot, syaraf dan organ tubuh lain. Menghirup sambil mengunakan obat anti depresi
seperti obat penenang oabat tidur, alkohol akan meningkatkan resiko over dosis
dan dapat mematikan dan jika pengguna melakukan aktifitas normal seperti berlari
atau berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.
B. Alkohol
Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau
destilasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain,
mencampur konsentrat dengan ethanol ataupun dengan proses pengenceran
minuman yang mengandung ethanol.
Efek yang ditimbulkan dari alkohol adalah :
a) Menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat
b) Jika penggunaan dicampur dengan obat lain
c) Sipemakai akan pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri
d) Menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya
darah dari otak)
e) Menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan
f) Mengakibatkan mundurnya kepribadian
g) Peradangan dilambung (gastritis)
26
C. Tembakau/Rokok
Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam
bentuk rokok. Pengaruh penggunaannya hanya dapat dilihat apabila
digunakan dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama. Zat tembakau
itu sendiri merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan pada
umumnya. Sebenarnya hal yang paling mempengaruhi adalah racun dalam
tembakau yang disebut nikotin. Nikotin adalah satu dari 4.000 zat kimia
pada tembakau. Rokok mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan
karbon monoksida yang dinyatakan sebagai penyebab kanker. 2 tetes
nikotin murni dapat membunuh orang dewasa secara instan.
Efek yang dapat ditimbulkan dari Tembakau/Rokok adalah:
a) Menyumbat saluran-saluran darah baik dari manapun menuju
jantung sehingga memperlambat aliran darah.
b) Menimbulkan penyakit kanker
c) Serangan jantung
d) Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin
D. Obat Penenang (Obat tidur, Pil koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan
lain-lain)
a. Bentuk : Tablet, Kapsul dan Serbuk
b. Cara penggunaan : ditelan secara langsung
c. Efek yang dapat ditimbulkan
a) Bicara jadi pelo, memperlambat respon fisik, mental dan emosi.
Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur, kemudian akan
menimbulkan perasaan cemas, sensitive dan marah.
b) Penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat kematian
27
d. Zat yang mudah Menguap (Lem aica aibon, Thinner, Bensin dan
Spritus).
Efek yang dapat ditimbulkan adalah
a) Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat
b) Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran,
gangguan penglihatan dan pelo.
c) Problem kesehatan terutama otak, lever, ginjal dan paru-paru
d) Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada
jantung
e. Zat yang menimbulkan halusinasi (Jamur, Kecubung, Kotoran kerbau
dan sapi)
Bekerja pada sistem syaraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan
emosi pengguna.
Efek yang dapat ditimbulkan adalah:
a) Perubahan pada proses berpikir, hilangnya kontrol, hilangnya
orientasi dan depresi
b) Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan.
2.2.2 Sejarah Perkembangan Narkoba
Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau
kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur
di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia
lainnya.
Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu
28
masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad XIX
terjadi perang candu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus
merelakan Hong Kong.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim
sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian
dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama
Morphius).
Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat
populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian
tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London,
merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis
jamur) Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing
tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898
pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin, sebagai obat
resmi penghilang sakit (pain killer).
Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah
"Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan produksi: 700 ribu
ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan
Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika.
Selain morphin & heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor
coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya
digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.
Di akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin
meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran
29
2.3 Penyalahgunaan2.3.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakaian obat-obatan
atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobata dan penelitian serta
digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang
cukup wajar/sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka
penggunaan narkoba secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan,
depedensi, adiksi atau kecanduan.
Sarason dan Sarason (1993) mendefenisikan penyalahgunaan zat sebagai
penggunaan bahan kimia, legal atau ilegal, yang menyebabkan kerusakan fisik,
mental dan sosial seseorang. Sedangkan Wicaksana (1996), Holmes (1996), dan
Hawari (1998) mendefenisikan penyalahgunaan zat sebagai pola penggunaan yang
bersifat patologik paling sikit satu bulan lamanya, sehingga menimbulkan
gangguan funsi sosial dan okupasional (pekerjaan dan sekolah). Pola penggunaan
zat yang patologik dapat berupa intoksikasi sepanjang hari terus-menerus
menggunakan zat tersebut, meskipun pengguna mengetahui bahwa dirinya sedang
menderita sakit fisik yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa
ia tidak dpat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut.
Gordon dan Gordon (2000) membedakan pengertian pengguna, penyalah
guna, dan pecandu narkoba. Menurutnya, pengguna adalah seseorang yang
menggunakan narkoba hanya sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks
atau relaksasi, dan hidup mereka tidak berputar di sekitar narkoba. Pengguna jenis
ini disebut juga pengguna sosial rekreasional. Penyalahguna, adalah seseorang
yang mempunyai masalah secara langsung berhubungan dengan narkoba. Masalah
tersebut bisa muncul dalam ranah fisik, mental, emosional, maupun spritual.
Penyalah guna menolak untuk berhenti sama sekali dan selamanya. Sedangkan
30
emosional serta fisik. Bagi pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain
memperoleh narkoba, sehingga jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami
gejala-gejala putus obat dan kesakitan.
2.3.2 Modus operandi penyalahgunaan Narkoba
Dalam melakukan aksinya, penyalahguna Narkoba dapat melalui beberapa
cara atau modus operandi sebagai berikut :
1. Kelompok Pengedar
a. Guna melancarkan aksinya, mereka sering melakukan penyuapan
kepada petugas, seperti Polisi, Petugas Bea dan Cukai, Jaksa maupun
Hakim. Ada kalanya mereka juga mempengaruhi petugas-petugas
tersebut atau keluarganya sebagai target operasi untuk
menyalahgunakan Narkoba. Sindikat pelaku terdiri dari jaringan yang
juga terkait dengan jaringan yang sangat luas yang ada kota-kota
besar di Indonesia dengan menggunakan sistem sel atau ”cut”, yaitu
terdapat beberapa tingkatan pengedar, dimana masing-masing tingkat
tidak saling kenal sehingga jika salah satu tingkatan pengedar
tertangkap, dia tidak bisa menunjuk jaringan di atasnya.
b. Modus operandi peredaran Narkoba dari pengedar tingkat paling
bawah yang berhubungan langsung dengan pengguna, biasanya
dengan cara mempengaruhi kelompok ”rentan” yaitu kelompok
masyarakat bermasalah secara ekonomis, psikologis, sosial dan
lain-lain, melalui dua cara, yaitu :
1) Terhadap kelompok bermasalah secara ekonomis, seperti orang
tua yang kurang mampu termasuk ibu-ibu rumah tangga, mereka
mempengaruhi dengan menjanjikan keun-tungan ekonomi yang
tinggi dengan mengatakan bahwa saat ini hanya dengan
31
dalam waktu yang relatif cepat sehingga dapat mengatasi
permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi.
2) Terhadap kelompok bermasalah lain seperti mahasiswa, pelajar
dan generasi muda lainnya, setelah kenal biasanya dipengaruhi
dengan memberikan Narkoba secara gratis untuk mengatasi
permasalahan hidup atau untuk mendapat-kan kenikmatan dunia.
Kemudian setelah korban dapat merasakan kenikmatan
(halusinasi dan eforia) dan yakin korban akan menginginkannya
kembali maka ia diminta untuk membeli. Setelah korban
mengalami ketergantungan dan tidak memiliki uang untuk
membeli maka dia diminta untuk membantu mengedarkan atau
menjual atau mempe-ngaruhi teman-temannya yang lain untuk
menggunakan Narkoba juga. Demikian seterusnya sampai
mendapatkan banyak korban-korban baru.
2. Kelompok Pengguna
a. Biasanya mereka memesan Narkoba kepada pengedar melalui
telepon/HP untuk diantarkan oleh kurir pada suatu tempat yang sudah
ditentukan.
b. Dapat juga bagi para pengguna yang sudah menjadi pelanggan tetap
melakukan transaksi langsung di TKP seperti di diskotik, pub,
karaoke dan lain-lain.
c. Setelah mendapatkan barang/Narkoba, kemudian para pengguna
mengkonsumsinya terlebih dahulu di rumah, kemudian pergi
bersenang-senang di diskotik, pub, karaoke dan tempat-tempat pesta
lainnya. Hal ini untuk menghindari jika ada operasi dari polisi, maka
tidak kedapatan atau tidak ditemukan adanya barang bukti dalam
32
d. Selain itu penggunaan Narkoba sering dilakukan secara
bersama-sama di suatu tempat seperti hotel, tempat kost, rumah pribadi dan
lain sebagainya.
2.3.3 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba
Mekanisme atau proses terjadinya penyalahgunaan Narkoba dapat
dijelaskan sesuai dengan rumus umum terjadinya kejahatan yang telah dikenal luas
di kalangan Kepolisian, yaitu : C = N + K dimana : C :
Crime/Kejahatan/Penyalahgunaan Narkoba. N : Niat K : Kesempatan . Niat adalah
sama dengan Demand dalam hukum ekonomi, yaitu timbulmya keinginan dan
permintaan dari seseorang terhadap Narkoba. Dalam teori Psikologi, niat atau
demand ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang satu dengan yang lain saling
mempengaruhi, yaitu :
a. Faktor predisposisi
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang tersebut, seperti
adanya gangguan kepribadian, adanya kecemasan, depresi atau
menderita suatu penyakit tertentu yang secara medis memerlukan
pengobatan psikotropika dan atau narkotika.
b. Faktor kontribusi
Adalah faktor yang berasal dari luar, yang biasanya berasal dari
lingkungan terdekatnya yang dapat memberikan pengaruh pada
sese-orang untuk melakukan bentuk penyimpangan sosial. Misalkan
kondisi keluarga yang tidak utuh (cerai), kesibukan orang tua,
hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga, dan lain-lain. Kedua
faktor predisposisi dan faktor kontribusi ini akan saling
mempengaruhi dan membentuk kepribadian seseorang menjadi
33
c. Faktor pencetusAdalah faktor yang berasal dari luar yang dapat memberikan
pengaruh langsung kepada kelompok rentan untuk melakukan
penyalah-gunaan Narkoba. Misalkan adanya bujukan, jebakan,
desakan dan tekan-an dari teman sebaya, berada di lingkungan
pemakai Narkoba, dan lain-lain. Interaksi dari ketiga faktor tersebut
di atas menyebabkan peningkatan demand seseorang atau timbul niat
untuk menyalahgunakan Narkoba. Jika orang tersebut berhubungan
dengan jaringan pengedar yang akan memberikan supply Narkoba,
maka terjadilah pertemuan antara supply and demand atau dengan
kata lain terjadi penyalahgunaan Narkoba.
2.3.4 Tahap – tahap penyalahgunaan Narkoba
Narkoba merupakan suatu zat atau substansi yang dapat menimbulkan
ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Proses terjadinya ketergan-tungan
dapat secara bertahap yang pada garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap pengenalan awal.
Pada tahap ini terjadi konsumsi Narkoba untuk pertama kalinya oleh
seseorang baik secara sengaja karena alasan medis atau karena
ketidaktahuan/secara tidak sengaja mengkonsumsi Narkoba, misalkan
minumannya dicampur Narkoba oleh orang lain. Pada umumnya
orang tersebut belum merasakan ”reaksi enak” (halusinasi dan eforia)
dari Narkoba karena memang tidak ada niat/maksud untuk
mendapatkan atau mengetahui reaksi dari Narkoba yang terkonsumsi
34
b. Tahap rekreasionalPada tahap ini seseorang telah dengan sengaja untuk coba-coba atau
iseng ingin mengetahui reaksi dari Narkoba. Biasanya mereka akan
merasakan reaksi halusinasi dan eforia sesuai yang diharapkan,
sehingga secara psikologis dan efek farmakologis akan mendorong
orang tersebut mengulanginya lagi, misalkan mengkonsumsi Narkoba
setiap ada pesta atau pada acara-acara tertentu atau setiap bulan sekali
dan seterusnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa dari sepuluh
orang yang coba-coba, sembilan orang (90 %) akan berlanjut menjadi
ketergantungan.
c. Tahap habitual/kebiasaan
Para pengguna sudah mengkonsumsi Narkoba secara teratur misalnya
tiap minggu atau dua hari sekali. Pada tahap ini telah terjadi toleransi,
yaitu mereka harus meningkatkan dosis pemakaian guna
meng-hasilkan efek atau reaksi yang diharapkan. Konsumsi Narkoba sudah
menjadi kebiasaan dan 95 % sampai 99 % orang yang telah memasuki
tahap ini akan berlanjut menjadi ketergantungan. Orang ini belum
terganggu fungsi sosialnya sehingga masih mampu melakukan
pekerjaan atau aktifitas rutin seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain.
d. Tahap adiksi/ketagihan
Pada tahap ini dapat dipastikan 100 % akan menjadi ketergan-tungan
baik secara fisik, psikologis dan sosial. Penggunaan Narkoba akan
dilakukan setiap hari dan kalau tidak menggunakan maka semua
aktifitas atau pekerjaan rutin menjadi terganggu. Mereka merasa
sudah tidak bisa hidup tanpa Narkoba.
35
Sama dengan tahap adiksi yaitu telah terjadi ketergantungan baik
secara fisik, psikologis dan sosial, bedanya mereka yang telah
memasuki tahap ini sudah tidak merasakan lagi nikmat atau ”reaksi
enak” dari Narkoba, sedangkan pada tahap adiksi mereka masih dapat
menikmati ”reaksi enak” seperti halusinasi, eforia dan lain-lain.
Mereka yang masuk dalam tahap ini mengkonsumsi Narkoba
bertujuan hanya untuk menghi-langkan rasa sakit yang berlebihan dan
supaya tidak dianggap sebagai orang gila. Penggunaan Narkoba
menjadi sangat intensif beberapa kali sehari, karena begitu reaksi
obat/Narkoba sudah habis akan terjadi gejala putus obat (sakau)
seperti rasa sakit yang amat sangat dan tidak tertahan-kan serta tidak
bisa diatasi dengan apa saja kecuali mengkon-s