• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Penggunaan Narkoba Pada Pria Yang Direhabilitasi Di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Penggunaan Narkoba Pada Pria Yang Direhabilitasi Di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGGUNAAN NARKOBA PADA PRIA YANG DIREHABILITASI DI YAYASAN AL-KAMAL SIBOLANGIT CENTER

TAHUN 2010

S K R I P S I

OLEH :

NIM 071000215 DEWI JAYATI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGGUNAAN NARKOBA PADA PRIA YANG IREHABILITASI DI YAYASAN AL-KAMAL SIBOLANGIT CENTER

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM:071000215 DEWIJAYATI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul

GAMBARAN PENGGUNAAN NARKOBA PADA PRIA YANG DIREHABILITASI DI YAYASAN AL-KAMAL SIBOLANGIT CENTER

TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM: 071000215 DEWIJAYATI

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 22 Juni 2010

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima TIM PENGUJI

Ketua Penguji Penguji I

Asfriyati, SKM, MKes Drs.Abdul Jalil Amri Arma, MKes

NIP. 197012201994032001 NIP. 195812021991031001

Penguji II Penguji III

dr. Ria Masniari Lubis, MSi Heru Santosa, Ph.D NIP. 195310181982023001 NIP. 195811101984031002

Medan, 22 Juni 2010

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan

(4)

ABSTRACT

The quickly or slow threats will destroy our young generation are Narcotics,

Psychotropic and the other Adiktif Subtance is a material/Subtance/drag that if it enter into the human body will influence. The body especially brain/central nervous system so that it cause interference physical healt, psychological and sosial. Because it can make dependence.

The research aims to know the illustration of narkoba user for man in Sibolangit Center Regency Deli Serdang in 2009-2010. This research is a descriptive with the amount of sampel are 32 persons, the method of collecting data is using questionnaires.

The result of research of availability narkoba factor shows that 68,7%, narkona are gotten easily and get it secretly way, from family factor shows that 68,7% family manage respondent life, environment factor show that 81,3% there are narkoba user in respondent environment, 62,5% show that there is a place for narkoba trasaction, and there isn’t an action that the society do for narkoba user and dealer, the mayority of narkoba user have medium self- respect

The funtion of goverment institution, family and society are very influential in establishment behavior. Because of that. It’s very important for doing illumination and socialization about narkoba’s danger and it’s very important for doing rehabilitation to narkoba abuse.

(5)

Abstrak

Ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi muda kita adalah narkoba, narkoba (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi tubuh, terutama otak/susunan syaraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan sosial. Karena

menyebabkan ketergantungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan narkoba pada pria di Sibolangit Center Kabupaten Deli Serdang tahun 2009-2010. Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan jumlah sampel 32 orang. Metode pengumpulan data dengan

menggunakan kuisioner.

Hasil penelitian dari faktor tersedianya narkoba menunjukkan 68,7% narkoba mudah diperoleh dan mendapatkanya dengan cara sembunyi-sembunyi, dari faktor keluarga 68,7% keluarga mengatur kehidupan responden, faktor lingkungan 81,3% ada pengguna narkoba dilingkungan responden, 62,5% terdapat tempat transaksi narkoba, dan tidak ada tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna dan pengedar narkoba. mayoritas pengguna narkoba memiliki harga diri sedang.

Peran lembaga pemerintah, keluarga dan masyarakat sangatlah berpengaruh pada pembentukan prilaku, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya narkoba sejak dini dan pentingnya rehabilitasi bagi penyalahgunaan narkoba

(6)

ABSTRACT

The quickly or slow threats will destroy our young generation are Narcotics,

Psychotropic and the other Adiktif Subtance is a material/Subtance/drag that if it enter into the human body will influence. The body especially brain/central nervous system so that it cause interference physical healt, psychological and sosial. Because it can make dependence.

The research aims to know the illustration of narkoba user for man in Sibolangit Center Regency Deli Serdang in 2009-2010. This research is a descriptive with the amount of sampel are 32 persons, the method of collecting data is using questionnaires.

The result of research of availability narkoba factor shows that 68,7%, narkona are gotten easily and get it secretly way, from family factor shows that 68,7% family manage respondent life, environment factor show that 81,3% there are narkoba user in respondent environment, 62,5% show that there is a place for narkoba trasaction, and there isn’t an action that the society do for narkoba user and dealer, the mayority of narkoba user have medium self- respect

The funtion of goverment institution, family and society are very influential in establishment behavior. Because of that. It’s very important for doing illumination and socialization about narkoba’s danger and it’s very important for doing rehabilitation to narkoba abuse.

(7)

Abstrak

Ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi muda kita adalah narkoba, narkoba (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh akan mempengaruhi tubuh, terutama otak/susunan syaraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan sosial. Karena

menyebabkan ketergantungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan narkoba pada pria di Sibolangit Center Kabupaten Deli Serdang tahun 2009-2010. Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan jumlah sampel 32 orang. Metode pengumpulan data dengan

menggunakan kuisioner.

Hasil penelitian dari faktor tersedianya narkoba menunjukkan 68,7% narkoba mudah diperoleh dan mendapatkanya dengan cara sembunyi-sembunyi, dari faktor keluarga 68,7% keluarga mengatur kehidupan responden, faktor lingkungan 81,3% ada pengguna narkoba dilingkungan responden, 62,5% terdapat tempat transaksi narkoba, dan tidak ada tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna dan pengedar narkoba. mayoritas pengguna narkoba memiliki harga diri sedang.

Peran lembaga pemerintah, keluarga dan masyarakat sangatlah berpengaruh pada pembentukan prilaku, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya narkoba sejak dini dan pentingnya rehabilitasi bagi penyalahgunaan narkoba

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Setiap tahunnya penggunaan narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya) semakin meningkat, sementara fenomena narkoba itu sendiri seperti gunung es (ice berg) yang artinya tampak di permukaan lebih kecil di bandingkan dengan yang tidak tampak. Penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah, mengingat hampir seluruh penduduk dunia dengan mudah mendapatkan narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab (Hawari, 2009).

Pada akhir tahun 2003 diperkirakan terdapat 13,2 juta pengguna narkoba suntikan di dunia. Sekitar 22% di antaranya hidup di negara maju, sedangkan sisanya berada di negara yang sedang berkembang atau sedang mengalami transisi. Di Eropa Barat terdapat sekitar 1 juta sampai 1,4 juta pengguna narkoba suntikan (9,41%), sedangkan di Eropa Timur dan Asia Tengah mencapai 2,3 sampai 4,1 juta (24,18%). Di Asia Selatan dan Asia Tenggara jumlahnya jauh lebih banyak lagi yaitu mencapai 5,3 juta (25,36%). Sementara di Asia Timur dan Pasifik 4 juta orang (17,66%), Afrika Utara dan Timur Tengah 0,6 juta orang, Amerika Latin 1,3 juta, Amerika Utara 1,4 juta, Australia dan Selandia Baru hanya sekitar 298.000 orang (Djauzi, 2007).

(9)

100.000 orang selain Bangladesh, India, Iran, Pakistan, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. Pengguna narkoba suntikan di Indonesia pada mulanya tidak banyak hal ini karena kebanyakan dari pengguna narkoba suntik hanya terdapat di kota-kota besar saja, tetapi saat ini sudah didapati pengguna narkoba suntikan di kota-kota kecil di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini lebih dari 50% pengidap HIV adalah juga pengguna narkoba. Setiap bulannya ada 30-50 pengidap HIV baru datang untuk konsultasi atau mengecek kesehatan mereka dan sebagian besar dari mereka adalah pengguna narkoba dan berusia remaja 12-25 tahun baik laki- laki maupun perempuan, dari 1.200 orang yang menggunakan narkoba terdapat 200 orang yang menjalani test HIV didapatkan hasil test yang mengejutkan, sebanyak 93% atau 163 orang positif terkena HIV (Dewi, 2006).

(10)

Tabel 1.1. Data kasus pengguna narkoba di Indonesia tahun 2004-2008

No Usia dalam tahun Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1 < 16 71 127 175 110 133

2 16-19 763 1.668 2.447 2.617 2.001

3 20-24 2.879 5.503 8.383 8.275 6.441

4 25-29 2.888 6.442 8.105 9.278 10.126

5 >29 4.722 9.040 12.525 15.889 25.993

Jumlah 11.323 22.780 31.635 36.169 44,694

Sumber : BNN(Badan Narkotika Nasional), Pimansu dan Divisi litbang GAN Indonesia, Januari 2009.

Dengan jumlah pengguna narkoba dari tahun 1997-2008 adalah 176,334 dan terbanyak pada jenis kelamin pria sebanyak 162,521 dan wanita 13,823 dengan Angka kematian pecandu mencapai 1,5% pertahun atau 15000 orang meninggal dalam setahun (Hendarman, 2009).

Dalam waktu yang relatif singkat beberapa tahun belakangan ini penyalahgunaan narkoba telah menjadi momok yang begitu mengerikan. Hal ini dikarenakan narkoba dapat masuk kesemua usia dan lapisan masyarakat. Para pengguna narkoba sebenarnya sangat memerlukan perhatian semua pihak baik dari orang tua, masyarakat, maupun pemerintah, karena menyangkut masa depan setiap orang, dampak penyalahgunaan narkoba pada setiap orang berbeda-beda tergantung jenis yang digunakan (Hawari, 2009).

(11)

gangguan sperma. Sedangkan pada wanita terjadi penurunan dorongan sex, gangguan pada hormon estrogen dan progesteron, kegagalan orgasme, hambatan menstruasi, pengecilan payudara, gangguan sel telur, hambatan menjadi hamil dan kecatatan pada bayi (Lin, 2007).

Propinsi Sumatera Utara menjadi Propinsi terbesar ketiga pengguna narkoba di Indonesia setelah DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Jumlah total penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara pada januari – juli 2009 mencapai 1055 orang, dengan jumlah pengguna pada pria 959 orang, pada wanita 49 orang dan 47 orang tidak diketahui jenis kelaminnya. Dengan usia berkisar antara 15 tahun keatas (Samosir, 2009).

(12)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan di atas, maka yang menjadi masalah adalah “ Bagaimana Penggunaan Narkoba Pada Pria yang Direhabilitasi di Yayasan Al–Kamal Sibolangit Center Tahun 2010’’.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Penggunaan Narkoba Pada Pria yang Direhabilitasi di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui gambaran penggunaan narkoba pada pria berdasarkan faktor tersedianya narkoba.

2. Untuk mengetahui gambaran penggunaan narkoba pada pria berdasarkan faktor lingkungan : keluarga, masyarakat.

3. Untuk mengetahui gambaran penggunaan narkoba pada pria berdasarkan faktor individu : harga diri.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

(13)

2. Sebagai bahan acuan bagi pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini ataupun penelitian yang ada kaitannya dengan peyebab penggunaan narkoba.

(14)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Narkoba

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya (Kurniawan, 2008). Narkoba dibagi dalam 3 jenis :

1. Narkotika 2. Psikotropika 3. Zat adiktif lainnya 1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).

Jenis narkotika di bagi atas 3 golongan :

(15)

b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin dan turunannya,

benzetidin, betametadol.

c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan turunannya (Martono, 2006).

2. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997).

Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :

a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin). b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan

Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh :

ampetamin dan metapetamin.

c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.

(16)

3. Zat Adiktif Lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

a) Rokok

b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.

c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

2.1.1. Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh Narkoba 1. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis

Tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong dan berbulu halus, jumlah jarinya selalu ganjil, yaitu 5,7,9. Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. bahan yang digunakan dapat berupa daun, biji maupun bunga. Dibeberapa daerah Indonesia yaitu di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, pulau Jawa dan lain, akibat dari menggunakan adalah berpariasi tergantung dari jumlah, jenis cannabis serta waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit, nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang.

2. Kokain

(17)

freebase adalah kokain yang diproses untuk menghilangkan kemurnian dan campurannya

sehingga dapat dihisap dalam bentuk kepingan kecil sebesar kismis. Salah satu bentuk populer dari kokain adalah crac, kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan ketergantungan fisik dan fisiologis, prilaku yang lazim selama dibawah pengaruh kokain dapat termasuk hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga dapat berprilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan menjadi agresif dan suka bertengkar. Kondisi yang dapat mematikan dapat terjadi dari kepekaan yang tinggi terhadap kokain atau overdosis secara besar-besaran. Beberapa jam setelah pemakaian terakhir, rasa pergolakan dan depresi dapat terjadi.

3. Opium

Adalah bunga dengan bentuk dan warna yang sangat indah, dari getah bunga opiun dibuat candu (opiat), dahulu di Mesir dan Cina digunakan untuk pengobatan, menghilangkan rasa sakit tentara yang terluka akibat perang dan berburu, opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma, Kamboja, Thailand dan segitiga emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan.

4. Alkohol

(18)

Minuman ini terbagi dalam 3 golongan, yaitu

a. Golongan A : yaitu berbagai minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 1% s/d 5%. Contoh minuman keras adalah : bir, greensand, dan lain-lain

b. Golongan B : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 5% s/d 20 %. Contohnya adalah Anggur malaga, dan lain-lain.

c. Golongan C : yaitu berbagai jenis minuman keras yang mengandung kadar alkohol antara 29% s/d 50 %. Contoh adalah Brandy, Vodka, Wine, Drum, Champagne, Wiski, dan lain-lain (Partodiharjo, 2008).

5. Amfetamin

Amfetamin pertama dibuat di Jerman pada akhir abad ke-19 tetapi baru dipatenkan pada 1930-an. Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik. Merupakan zat perangsang sintetik yang dapat berbentuk tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang digunakan untuk kepentingan medis. Amfetamin tersedia dalam merk-merk umum dalam bentuk dexamphetamin (dexedrine) dan pemoline (volisal). Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6 jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan tidak bisa konsentrasi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan, mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan psikosis. Kematian yang diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin jika amfetamin disuntikkan. 6. Sedatif

(19)

7. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K.

Sering digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi. tablet ini diproduksi khusus untuk disalahgunakan yaitu untuk mendapatkan rasa gembira, hilang rasa sedih, tubuh terasa fit dan segar. Dari kasus-kasus yang ada memperlihatkan bahwa ekstasi dapat memperlemah reaksi daya tahan tubuh, ada pengaruh terhadap perubahan menstruasi, termasuk ketidak teraturan menstruasi dan jumlah yang lebih banyak atau amenorhoe (tidak haid). Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat. Terbukti dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati. Pemakai teratur telah mengakui adanya depresi berat dan telah ada kasus-kasus gangguan kejiwaan (Partodiharjo, 2008).

8. Shabu-shabu

Merupakan kombinasi baru yang sedang laris, berbentuk bubuk mengkilat seperti garam dapur, shabu berisi metapetamin yang dicampur dengan berbagai psikotropika. Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata merah, malas mandi, emosi labil, dan loyo. Beberapa kasus menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu menyebabkan orang menjadi ganas, serta meningkatkan kepercayaan diri yang tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal (Nasution, 2004).

9. Kafein

Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan dalam obat generik, kopi, teh coklat atau makanan bersoda.

10.Tembakau

(20)

paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar. menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah, dan menyebabkan kanker (Partodiharjo, 2008).

2.1.2. Faktor-faktor Penyebab Penggunaan Narkoba 1. Tersedianya Narkoba

Permasalahan penyalahgunaan dan ketergantungan narkoba tidak akan terjadi bila tidak ada narkobanya itu sendiri. Dalam pengamatan ternyata banyak tersedianya narkoba dan mudah diperoleh.

Hawari (1990) dalam penelitiannya menyatakan bahwa urutan mudahnya narkoba diperoleh (secara terang-terangan, diam-diam atau sembunyi-sembunyi) adalah alkohol (88%), sedatif (44%), ganja, opiot dan amphetamine (31%).

Menurut Gunawan (2009) faktor tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan memperoleh narkoba juga menjadi faktor penyabab banyaknya pemakai narkoba. Indonesia bukan lagi sebagai transit seperti awal tahun 80-an, tetapi sudah menjadi tujuan pasar narkotika. Para penjual narkotika berkeliaran dimana-mana, termasuk di sekolah, lorong jalan, gang-gang sempit, warung-warung kecil yang dekat dengan pemukiman masyarakat.

(21)

Terjadinya penyebab penyalahgunaan narkoba yang sebagian besar dilakukan oleh usia produktif dikarenakan beberapa hal, antara lain :

a. Keluarga

Menurut Kartono dalam Wina (2006) keluarga merupakan satu organisasi yang paling penting dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga didalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan biologis anak manusia.

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba

2. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada jalan keluar yang memuaskan semua pihak dalam keluarga. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.

3. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidak setujuan.

4. Keluarga tidak harmonis

(22)

b. Masyarakat

Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.

Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain :

1. Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.

2. Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

3. Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan kekerasan.

4. Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.

5. Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.

6. Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi (Alifia, 2008).

3. Individu a. Harga Diri

(23)

Menurut Sellet dan Littlefield dalam Sulistiyowati (2008), harga diri merupakan aspek kepribadian yang pada dasarnya dapat berkembang. Kurangnya harga diri pada seseorang dapat mengakibatkan masalah baik akademik, olahraga, pekerjaan dan hubungan sosial . Harga diri dapat dibedakan atas 3, yaitu :

1. Harga diri tinggi, yaitu memiliki sifat aktif, sukes dalam kehidupan sosial, mampu mengontrol diri, menghargai orang lain, dan percaya diri.

2. Harga diri sedang yaitu memiliki sifat hampir sama dengan harga diri tinggi hanya ia bimbang menilai diri perlu dukungan sosial dan percaya diri.

3. Harga diri rendah yaitu memiliki sifat kurang aktif, sebagai pendengar dan pengikut, minder, gugup, sering salah dalam mengambil keputusan dan rendah diri.

Teori yang digunakan adalah dengan menggunakan teori Dr. Florence Rosenberg yang dinamakan dengan teori Self-Esteem Scale, yang menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya yang dikembangkan secara luas dalam riset ilmu sosial. Dengan menggunakan 10 item pernyataan, dimana dalam menjawab terdapat pilihan.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Sangat tidak setuju

Dengan pernyataan :

1. Saya merasa orang yang berharga setidaknya untuk orang lain. 2. Saya merasa bahwa saya tidak cukup baik.

(24)

4. Saya dapat melakukan sesuatu hal sama seperti orang lakukan. 5. Saya merasa tidak ada yang dapat saya banggakan.

6. Saya mengambil sikap positif terhadap diri saya. 7. Secara keseluruhan saya puas akan diri saya. 8. Saya ingin agar saya di hargai.

9. Saya merasa tidak berguna.

10. Kadang saya berfikir saya tidak berguna. Nilai pernyataan di kelompokkan atas 2:

Untuk pernyataan 1,2,4,6 dan 7 nilai yang digunakan: a. Sangat setuju : 3

b. Setuju : 2

c. Kurang setuju : 1 d. Sangat tidak setuju : 0

Untuk pernyataan 3,5,8,9 dan10 nilai yang digunakan: a. Sangat setuju : 0

b. Setuju : 1

c. Kurang setuju : 2 d. Sangat tidak setuju : 3 Dengan total nilai antara :

>25 : Harga diri tinggi 15-25 : Harga diri sedang

(25)

2.1.3. Tiga Sifat Jahat Narkoba

Narkoba memiliki 3 sifat jahat yang dapat membelenggu pemakainya untuk menjadi budak setia. Sehingga tidak dapat meninggalkannya, selalu membutuhkannya dan mencintainya melebihi siapapun. tiga sifat khas yang sangat berbahaya:

1. Habitualis adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat, terkenang dan terbayang sehingga cenderung untuk mencari dan rindu. sifat ini lah yang membuat pemakai narkoba yang sudah sembuh dapat kambuh kembali.

2. Adiktif adalah sikap yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan tidak dapat menghentikan, penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba akan menimbulkan ‘efek putus zat’ yaitu perasaan sakit yang luar biasa.

3. Dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itu sehingga menuntut dosis yang lebih tinggi. Bila dosis tidak dinaikkan narkoba itu tidak akan bereaksi, tetapi malah membuat pemakainya mengalami sakaw.

2.1.4 Ciri –ciri Umum Pengguna Narkoba

Biasanya orang mengetahui anaknya menggunakan narkoba selalu ketika keadaannya sudah parah dan terlambat. Oleh karena itu ciri awal pengguna narkoba perlu diketahui dengan baik, secara umum penguna narkoba terdiri dari 4 tahap.

1. Tahap Coba-coba

(26)

Gejala psikologi

Terjadi perubahan pada sikap anak, akan timbul rasa takut dan malu yang disebabkan oleh perasaan bersalah dan berdosa, anak lebih sensitif, resah dan gelisah, kemanjaan dan kemesraan akan berkurang bahkan hilang.

Pada fisik

Pada fisik belum tampak pada tubuh anak. Tetapi bila sedang memakai psikotropika, ekstasi, atau sabu, ia akan tampak riang, gembira, murah senyum dan ramah, bila menggunakan jenis putaw, ia akan tampak tenang, tentram, tidak peduli pada orang lain, bila tidak memakai tidak akan tampak gejala apapun.

2. Tahap Pemula

Setelah tahap eksperimen atau coba- coba, lalu meningkat menjadi terbiasa. anak akan terus memakai karena kenikmatannya dan akan terus menggunakannya. Pada tahap ini akan muncul gejala sebagai berikut:

Gejala psikologi

Sikap anak menjadi lebih tertutup, jiwanya resah, gelisa, kurang tenang dan lebih sensitif, hubungan dengan orang tua dan saudara–saudara mulai renggang tidak lagi terlihat riang, ceria. Ia mulai tampak banyak menyembunyikan rahasia.

Pada fisik

(27)

Setelah berapa kali memakai narkoba sebagai pemakai insidentil, pemakian narkoba terdorong untuk memakai lebih sering lain. Selain merasa nikmat, ia juga mulai merasakan sakaw, kalau terlambat atau berhenti mengkonsumsi narkoba, ia memakai narkoba pada saat tertentu secara rutin. Pemakai sudah menjadi lebih sering dan teratur. Misalnya setiap malam minggu, sebelum pesta tampil, atau sebelum belajar agar tidak mengantuk.

Ciri mental

Sulit bergaul dengan teman baru. Pribadinya menjadi lebih tertutup, lebih sensitif dan mudah tersinggung, ke akraban dengan orang tua dan saudara sangat berkurang dan apabila tidak menggunakan narkoba sikap dan penampilannya sangat murung, gelisa dan kurang percaya diri.

Ciri fisik

Terjadi gejala sebaliknya dari tahap 1 dan 2. Apabila menggunakan, ia tampak normal, apabila tidak menggunakan ia akan tampak murung, lemah, gelisa, malas.

4. Tahap Tetap/Madat

Setelah menjadi pemakai narkoba secara berkala, pemakai narkoba akan dituntut oleh tubuhnya sendiri untuk semakin sering memakai narkoba dengan dosis yang lebih tinggi, bila tidak ia akan merasa penderitaan (sakaw), pada tahap ini pemakai tidak dapat lagi lepas dari narkoba sama sekali, ia harus selalu mengunakan narkoba. ia disebut pemakai setia, pecandu, pemadat atau junkies.

(28)

Tanda – tanda psikis

Sulit bergaul dengan teman baru, ekslusif, tertutup, sensitif, mudah tersinggung, egois, mau menang sendiri, malas dan lebih menyukai hidup di malam hari. Pandai berbohong, gemar menipu, sering mencuri, merampok dan tidak malu menjadi pelacur (pria atau wanita) ia tidak merasa berat untuk berbuat jahat dan membunuh orang lain termasuk orang tuanya sendiri.

Tanda –tanda fisik

Biasanya kurus lemah (loyo) namun ada juga yang dapat membuat dirinya gemuk dan sehat. Dengan banyak makan dan minum suplement. Gigi kuning kecoklatan, mata sayup, ada bekas sayatan atau tusukan jarum suntik pada tangan, kaki, dada, lidah, atau kemaluan (Partodiharjo, 2008).

2.1.5. Dampak yang ditimbulkan Akibat Penyalahgunaan Narkoba Secara Umum a. Euforia

1. Perasaan senang dan gembira yang luar biasa di tambah munculnya keberanian yang luar biasa.

2. Hilangnya segala beban fikiran, seperti rasa sedih, resah, khawatir, menyesal dan sebagainya.

b. Delirium

1. Disusul dengan ketegangan psikis, tekanan jiwa yang berat sekali.

2. Diikuti kegelisahan jiwa yang besar sehingga timbul gangguan koordinasi gerakan motorik (gangguan kerja otak ).

(29)

2. Indra pendengaran dan penglihatan tidak stabil sehingga terdengar dan tampak sesuatu yang tidak ada.

d. Weakness

1. Keadaan Jasmani dan Rohani lemah.

2. Keadaan lemah dan ingin tidur terus-menerus. e. Drawsines

Keadaan menurun seperti setengah tidur dengan fikiran ingin menggunakan lagi, dan akhirnya menjadi apatis dan tidak menghiraukan sekelilingnya (Alifia, 2008).

2.1.6.Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba memberikan pengaruh yang menyenangkan bagi si pemakai . namun kesenangan itu hanya sesaat, sementara penuh kepalsuan. Seolah-olah hidup bahagia dan menyenangkan, serta indah padahal kenyataannya tidak begitu.

Penyalahgunaan narkoba bukan hanya berpengaruh buruk bagi pemakai saja tetapi juga bagi masyarakat dan negara. Bagi pemakai dampak yang ditimbulkan terbagi atas 3 1. Dampak psikis

a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga c. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

d. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri. 2. Dampak sosial

(30)

b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga c. Pendidikan terganggu masa depan suram 3. Dampak fisik

a. Gangguan pada sistem syaraf : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran b. Gangguan pada jantung dan pembulu darah: infeksi akut otot jantung, gangguan

peredaran darah

c. Gangguan pada kulit : penanahan, alergi

d. Gangguan pada paru-paru : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernapas, pengerasan jaringan paru.

e. Sering sakit kepala, mual dan muntah, pengecilan hati dan sulit tidur. (Widianti, 2007)

f. Akan berakibat fatal apabila terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over Dosis dapat menyebabkan kematian (Abdalla, 2008).

(31)

2.1.7. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Ada 5 bentuk penanggulangan masalah narkoba

1. Promotif ( pembinaan)

Ditujukan kepada masyarakat yang belum mengunakan narkoba, prinsipnya adalah meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba. dengan pelaku program adalah lembaga kemasyarakatan yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.

2. Preventif (program pencegahan)

Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk mengunakanya. Selain dilakukan oleh pemerintah, program ini juga sangat efektif bila dibantu oleh lembaga propesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat.

Bentuk kegiatan preventif yang dilakukan: Kampanye anti penyalahgunaan Narkoba

Dengan memberikan informasi satu arah tanpa tanya jawab, hanya memberiakan garis besarnya, dangkal dan umum, disampaikan oleh toma, ulama, seniman, pejabat bukan tenaga propesional. Dapat juga dengan mengunakan poster, brosur atau baliho. Dengan misi melawan penyalahgunaan narkoba tanpa penjelasan yang mendalam atau ilmiah tentang narkoba.

a) Penyuluhan seluk beluk narkoba.

b) Pendidikan dan pelantikan kelompok sebaya.

(32)

3. Kuratif (pengobatan)

Ditujukan kepada para penguna narkoba. tujuannya adalah untuk mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit, sebagai akibat dari pemakai narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. tidak sembarangan orang boleh mengobati narkoba. Pengobatan harus dilakukan oleh dokter yang mempelajari narkoba secara khusus. Bentuk kegiatan kuratif.

a. Penghentian pemakaian narkoba.

b. Penggobatan gangguan kesehatan akibat penghentian dan pemakaian narkoba. c. Penggobatan terhadap organ tubuh akibat penggunaan narkoba.

d. Penggobatan terhadap penyakit yang masuk bersama narkoba (penyakit tidak langsung yang disebabkan oleh narkoba) seperti : HIV/AIDS, hepatitis B/C, sifilis, pnemonia, dan lain – lain.

4. Rehabilitatif

Upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalanin program kuratif. Tujuanya agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakai narkoba, Pemakai narkoba dapat mengalami penyakit ikutan berupa:

a) Kerusakan fisik (syaraf, otak, darah, jantng, paru-paru, ginjal, hati dan lain-lain). b) Kerusakan mental, perubahan karakter ke arah negatif .

c) Penyakit- penyakit ikutan. 5. Represif

(33)

mengawasi dan mengendalikan produksi maupun distribusi semua zat yang tergolong narkoba (Martono, 2006).

2.1.8. Cara Menghindari Jeratan Narkoba

Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari jeratan Narkoba

1) Dapatkan dahulu informasi mengenai ketegantungan tentang bahaya narkoba kepada ahlinya atau melalui media seperti koran, majalah, seminar- seminar dan lain-lain.

2) Persiapan diri untuk menolak apabila ditawari. 3) Belajar berkata tidak untuk narkoba.

4) Memiliki cita-cita dalam hidup untuk masa depan.

5) Lakukan kegiatan positif yang berguna untuk orang tua dan sekeliling.

6) Kuatkan iman dan ketakwaan kapada Tuhan yang Maha Esa (Kartono, 2006). 2.1.9. Ciri-ciri Berisiko Tinggi Untuk Menjadi Pengguna Narkoba

Ciri-ciri orang yang berisiko tinggi untuk menjadi pengguna Narkoba 1) Orang yang mudah kecewa.

2) Orang tidak sabaran.

3) Orang suka menentang aturan.

4) Orang yang suka mengambil resiko yang berlebihan. 5) Orang yang cepat bosan.

6) Orang yang sudah menunjukkan perilaku anti sosial sejak usia dini. 7) Pengaruh terhadap keluarga korban narkoba.

(34)

2.2. Variabel yang diteliti

Berdasarkan variabel yang diteliti tersebut, terlihat bahwa pengukuran faktor penggunaan narkoba pada pria menyangkut ketersediaan narkoba, lingkungan dan individu. Tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan narkoba. Lingkungan adalah menyangkut keluarga dan masyarakat. Individu adalah menyangkut harga diri. Masing-masing defenisi operasional tersaji dalam bab metode penelitian.

Faktor penggunaan narkoba pada pria 1. Tersedianya Narkoba

-Ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh Narkoba

2. Lingkungan -Keluarga -Masyarakat 3. Individu

(35)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif, penelitian deskriptif adalah metode penelitian dengan tujuan membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan srcara objektif, untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang di hadapi khususnya masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2005)

Penelitian ini berjutuan untuk mengetahui gambaran penggunaan narkoba pada pria yang direhabilitasi di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center dengan pertimbangan diperoleh data seluruh responden berusia produktif dan sebagian dari responden mengalami gangguan pada sistem reproduksinya diantaranya 1 orang menderita HIV/AIDS, 6 orang herpes dan penyakit kulit.

Waktu

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 - Juni tahun 2010. 3.3 Populasi dan Sampel

Populasi

(36)

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pria yang sedang direhabilitasi di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center dimulai Januari 2009 - Juni 2010 yaitu sebanyak 32 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center yang berkaitan dengan penggunaan narkoba dan gambaran umum dari Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center .

3.5.Definisi Operasional

1. Tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan dalam memperoleh narkoba oleh responden

2. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekeliling responden

a. Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari suami, istri, dan juga anak-anak yang tinggal dalam satu rumah dan mempunyai ikatan keturunan dengan responden.

(37)

3. Individu adalah responden yang berada direhabilitasi.

Harga diri adalah pendapat responden mengenai arti atau nilai yang dimilikinya yang ditujukan melalui sikap terhadap dirinya sendiri.

4. Umur adalah usia responden sejak dilahirkan sampai saat dilakukan penelitian dikategorikan atas 5 kelompok:

1. 15-20 2. 21-25 3. 25-30 4. 31-35 5. 36-40 6. 41-45

5. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan responden dinyatakan dalam bentuk ijasah di kategorikan atas 3 kelompok:

1. Pendidikan Tingkat Dasar (SD,SMP)

2. Pendidikan Tingkat Menengah (SMA/STM) 3. Pendidikan Tingkat Tinggi (Akademi/Sarjana)

6. Lama menghuni adalah dihitung dari waktu pertama kali responden datang menjalani rehabilitasi hingga saat dilakukan penelitian dikategorikan atas 3 kelompok:

1. < 6 bulan 2. 6 bulan-1 tahun 3. > 1 tahun

7. Asal adalah tempat dimana responden tinggal dalam kehidupan sehari-hari dikategorikan atas 2 kelompok:

(38)

8. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan responden secara rutin untuk memperoleh upah sebelum direhabilitasi, dikategorikan atas 4 kelompok:

1. Pegawai Negeri ( PNS, TNI, POLRI, PURNAWIRAWAN) 2. Wirasasta

3. Pegawai Swasta 4. Tidak Bekerja

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum penyebaran kuesioner pada sampel penelitian, butir-butir pertanyaan pada kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitas sebagai alat ukur maka terlebih dahulu diuji pada 30 pengguna narkoba yang berada di Belawan dan di Rumah Sakit Jiwa Daerah melalui uji Pearson Product Moment.

Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total variabel dengan nilai item corrected correlation pada analisis reability

statistics. Jika nilai item correted correlation > rtabel (0,361), maka nilai dinyatakan valid.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r

Cronbach’s Alpha > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel.

Setelah dilakukan pengujian ternyata didapat hasil bahwa nilai item correted

(39)

yaitu menggunakan metode Cronbach’s Alpha didapat hasil, nilai r Cronbach’s Alpha (0.8909) > rtabel (0,361), maka dinyatakan reliabel, yang dapat dilihat pada lampiran.

3.7.Aspek Pengukuran

Pada variabel individu diukur dengan menggunakan teori Dr. Florence Rosenberg yang disebut dengan teori Self-Esteem Scale

Nilai pernyataan di kelompokkan atas 2:

Untuk pernyataan 1,2,4,6 dan 7 nilai yang digunakan: e. Sangat setuju : 3

f.Setuju : 2

g. Kurang setuju : 1 h. Sangat tidak setuju : 0

Untuk pernyataan 3,5,8,9 dan10 nilai yang digunakan: e. Sangat setuju : 0

f.Setuju : 1

g. Kurang setuju : 2 h. Sangat tidak setuju : 3 Dengan total nilai antara :

(40)

3.8.Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dimulai dari

editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu memberikan kode

numerik atau angka kepada masing-masing kategori. Data entry yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputerisasi.

3.9.Tehnik Analisa Data

Data yang diolah akan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian berdasarkan teori dari kepustakaan yang ada.

(41)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Al-Kamal Sibolangit Center berdiri pada tanggal 12 Februari 2001, diatas lahan seluas 4 Ha. Berada di Jln. Medan Brastagi km 45, Desa Suka Makmur Kec. Sibolangit. Kabupaten Deli Serdang.

Tenaga pengelola pada Al-Kamal Sibolangit Center: 1. Agama

2. Ahli pengobatan tradisional 3. Dokter dan perawat

4. Keamanan 5. Kakak senior

Fasilitas di Al-Kamal Sibolangit Center: 1. Ruang medis dan obat-obatan standart 2. Okup

3. Masjid

4. Ruang pijat tradisional 5. Ruang ramuan tradisional 6. Ruang ibadah

7. Kantin

(42)

10. Gajebo

11. Lapangan olah raga 12. Komputer

13. Ruang diskusi 14. Kolam renang

15. Kolam mandi air panas Pengobatan

1. Pengobatan rohani

Pengobatan rohani yang dilakukan dengan pendekatan dalam bidang keagamaan sesuai dengan agaman dari para pengguna

2. Pengobatan tradisional

Dilakukan untuk mengeluarkan racun narkoba dari pori-pori badannya, dengan melakukan pemijatan pada tubuh untuk melancarkan peredaran darah dan menyehatkan tubuh, juga pemberian jamu untuk menghilangkan racun dan menetralisir syaraf.

3. Pengobatan medis

Dalam pengobatan ini pasien memperoleh pengobatan dan perawatan medis, pengobatan ini bertujuan memulihkan kesehatan fisik pasien, secara berjadwal pasien diperiksa dokter dan perawat.

4. Latihan fisik

(43)

5. Kebatinan

Pasien mendapat olah batin seperti senam pernapasan kegiatan ini dimaksudkan untuk memulihkan pola konsentrasi pasien yang selama ini terganggu.

4.2. Data Umum Responden 4.2.1. Umur Responden

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Al-Kamal Sibolangit Center

Umur n %

15-20 2 6,2

21-25 8 25

26-30 11 34,4

31-35 6 18,8

36-40 5 9,4

41-45 2 6,3

Total 32 100

(44)

4.2.2. Pendidikan Responden

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Al-Kamal Sibolangit Center

Pendidikan n (%)

Pendidikan tingkat dasar (SD, SMP) 8 25

Pendidikan tingkat menengah (SLTA) 20 62,5

Pendidikan tingkat tinggi (D3/S1) 4 12,5

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa jumlah responden tertinggi berada pada kategori pendidikan tingkat menengah sebanyak 20 responden (62,5%), sedangkan yang terendah berada pada kategori pendidikan tingkat tinggi sebanyak 4 responden (12,5%). 4.2.3. Lama Menghuni Responden

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menghuni di Al-Kamal Sibolangit Center

Lama menghuni n (%)

< 6 bulan 18 56,2

6 bulan – 1 tahun 7 21,9

>1 tahun 7 21,9

Total 32 100

(45)

4.2.4. Asal Responden

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Asal dari Responden

Asal responden n (%)

Medan 18 56,2

Luar medan 14 43,8

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa responden yang berasal dari medan sebanyak 18 responden (56,2%), sedangkan responden yang berasal dari luar medan sebanyak 14 responden (43,8%).

4.2.5. Pekerjaan Responden

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan n (%)

Pegawai negeri (PNS, TNI, POLRI, PURNAWIRAWAN)

5 15,6

Wiraswasta 9 28,2

Pegawai swasta 13 40,6

Tidak bekerja 5 15,6

Total 32 100

(46)

4.3.Faktor Penggunaan Narkoba 4.3.1. Faktor Tersedianya Narkoba

Adapun gambaran tersedianya narkoba dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Tersedianya Narkoba Setiap Saat

Tersedianya narkoba setiap saat n (%)

Ya 22 68.7

Tidak 10 31,3

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan narkoba tersedia setiap saat sebanyak 22 responden (68,7%), sedangkan yang mengatakan narkoba tidak tersedia setiap saat sebanyak 10 responden (31.3%).

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Dari Siapa Mendapatkan Narkoba

Dari siapa mendapatkan narkoba n (%)

Sesama pemakai 12 37,5

Bandar 11 34,4

Penjual 9 28,1

Total 32 100

(47)

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Mudah Untuk Mendapatkan Narkoba

Mudah untuk mendapatkan narkoba n (%)

Ya 22 68,7

Tidak 10 31,3

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan mudah untuk mendapatkan narkoba sebanyak 22 responden (68,7%), sedangkan yang menyatakan tidak mudah untuk mendapatkan narkoba sebanyak 10 responden (31,3%).

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mendapatkan Narkoba

Cara untuk mendapatkan narkoba n (%)

Sembunyi-sembunyi 31 96.9

Terang-terangan 1 3,1

Total 32 100

(48)

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Khusus Mendapatkan Narkoba

Adakah tempat khusus mendapatkan narkoba n (%)

Ya 26 81,3

Tidak 6 18,7

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan ada tempat khusus mendapatkan narkoba sebanyak 26 responden (81,3%), sedangkan yang menyatakan tidak ada tempat khusus mendapatkan narkoba sebanyak 6 responden (18,7%). Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Dimana Mendapatkan Narkoba

Dimana anda mendapatkan narkoba n (%)

Pemukiman masyarakat 21 65,6

Lorong jalan 11 34,4

Total 32 100

(49)

Tabel 4.12. Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Ketersediaan Narkoba

Pertanyaan Umur total

15-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 Jlh % 1. Narkoba tersedia

setiap saat

4. Bagaimana narkoba diperoleh 5. Tempat khususn

mendapatkan b. Lorong jalan

(50)

1 3 4 1 2 - 11 34,4

Berdasarkan tabel 4.12. diatas diketahui mayoritas umur responden yang mengatakan ya bahwa narkoba tersedia setiap saat pada kategori umur 26-30 tahun, sedangkan minoritas yang mengatakan narkoba tidak tersedia setiapa saat pada kategori umur 15-20. Mayoritas responden yang mengatakan narkoba didapat dari sesama pemakai pada kategori umur 26-30 tahun, sedang minoritas yang mengatakan didapat dari penjual pada kategori umur 15-20 tahun, mayoritas dari responde mengatakan narkoba mudah didapat berada pada kategori umur 26-30 tahun sedangkan yang mengatakan narkoba tidak mudah didapat pada kategori umur 15-20 tahun, mayoritas dari responde mengatakan narkoba diperoleh secara sembunyi-sembunyi berada pada kategori umur 26-30 sedangkan minoritas secara terang-terangan dan terdapat tempat khusus mendapatkan narkoba berada pada kategori umur 26-30 tahun dan tempat khusus untuk mendapatkan narkoba mayoritas responden mengatakan di pemukiman penduduk pada kategori umur 26-30 tahun.

4.3.2. Faktor Lingkungan

4.3.2.1. Lingkungan Keluarga

Adapun gambaran lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.12

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Ada atau Tidak Anggota Keluarga yang Menggunakan Narkoba

Adakah anggota keluarga yang menggunakan narkoba n (%)

Ya 7 21,9

Tidak 25 78,1

(51)

Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba sebanyak 25 responden (78,1%), sedangkan yang menyatakan ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba sebanyak 7 responden (21,9%).

Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Baik dengan Anggota Keluarga

Hubungan baik dengan anggota keluarga n (%)

Ya 20 62.5

Tidak 12 37,5

Total 32 100

(52)

Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Memiliki Hubungan Baik Dengan Anggota keluarga

Memiliki hubungan baik dengan anggota keluarga n (%)

Istri 8 40

Ibu 7 35

Ayah 3 15

Saudara 2 10

Total 20 100

Berdasarkan tabel 4.15 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan memiliki hubungan baik dengan istri merupakan yang tertinggi sebanyak 8 responden (40%). Sedangkan yang terendah dengan saudara sebanyak 2 responden (10,0%).

Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan yang Tidak Memiliki Hubungan Baik dengan Keluarga

Memiliki hubungan tidak baik dengan keluarga n (%)

Istri 6 50

Ayah 5 41.7

Saudara 1 8,3

Total 12 100

(53)

Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Memiliki Waktu Berkomunikasi Bersama Keluarga

Memiliki waktu berkomunikasi bersama keluarga n (%)

Ya 28 87,5

Tidak 4 12,5

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.17 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan memiliki waktu berkomunikasi bersama keluarga sebanyak 28 responden (87,5%), sedangkan yang menyatakan tidak memiliki waktu berkomunikasi bersama keluarga sebanyak 4 responden (12,5%).

Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan yang Memiliki Waktu Bekomunikasi Bersama Keluarga

Memiliki waktu bersama keluarga n (%)

Istri 12 42,9

Ibu 9 32,1

Ayah 4 14,3

Saudara 3 10,7

Total 28 100

(54)

Tabel 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Tidak Memiliki Waktu Berkomunikasi Bersama Keluarga

Tidak memiliki waktu bersama keluarga n (%)

Ibu 1 75,0

Ayah 3 25,0

Total 4 100

Berdasarkan tabel 4.19 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan tidak memiliki waktu bersama ayah merupakan yang tertinggi sebanyak 3 responden (75,0%), sedangkan yang tidak memiliki waktu bersama ibu terendah sebanyak 1 responden (25,0%).

Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Setiap Ada Masalah Keluarga Membantu Responden

Setiap ada masalah keluarga membantu anda n (%)

Ya 23 71,9

Tidak 9 28,1

Total 32 100

(55)

Tabel 4.21. Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Mengatur/Melarang Keinginan Responden

Keluarga mengatur / melarang keinginan anda n (%)

Ya 22 68,7

Tidak 10 31,3

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.21 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan keluarga mengatur/melarang keinginan sebanyak 22 responden (68,7%), sedangkan yang menyatakan keluarga tidak mengatur/melarang keinginan sebanyak 10 responden (31,3%).

Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga yang Harmonis

Keluarga anda keluarga yang harmonis n (%)

Ya 17 53,1

Tidak 15 46,9

Total 32 100

(56)

Tabel 4.23. Tabulasi Silang Antara Ada Anggota Keluarga yang Menggunakan Narkoba Dengan Faktor Lingkungan

Pertanyaan Ya Tidak Total

jumlah % 1. Hubungan baik dengan anggota

keluarga

2. Apakah anda memiliki

waktuberkomunikasi bersama

3. Saat ada masalah keluarga membantu anda

4. Keluarga mengatur atau melarang keinginan anda

(57)
(58)

4.3.2.2. Lingkungan Masyarakat

Tabel 4.24. Distribusi Responden Berdasarkan Ada Pengguna Narkoba di Lingkungan Responden

Ada pengguna narkoba di lingkungan anda n (%)

Ya 26 81,3

Tidak 6 18,7

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.24 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan ada pengguna narkoba sebanyak 26 responden (81,3%), sedangkan yang menyatakan tidak ada pengguna narkoba sebanyak 6 responden (18,7%).

Tabel 4.25. Distribusi Responden Berdasarkan Terdapat Tempat Transaksi Narkoba di Lingkungan Responden

Terdapat tempat transaksi narkoba di lingkungan anda n (%)

Ya 20 62,5

Tidak 12 37,5

Total 32 100

(59)

Tabel 4.26. Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Responden yang Berdekatan Dengan Tempat Hiburan yang Buka Larut Malam

Anda tinggal di tempat yang berdekatan dengan tempat hiburan yang buka larut malam

n (%)

Ya 27 84,4

Tidak 5 15,6

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.26 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan bahwa tinggal berdekatan dengan tempat hiburan yang buka larut malam sebanyak 27 responden (84,4%), sedangkan yang menyatakan tinggal tidak berdekatan dengan tempat hiburan yang buka larut malam sebanyak 5 responden (15,6%).

Tabel 4.27. Distribusi Responden Berdasarkan Adakah Tindakan yang Dilakukan Masyarakat Terhadap Pengedar Narkoba

Adakah tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengedar narkoba

n (%)

Ya 12 37,5

Tidak 20 62,5

Total 32 100

(60)

Tabel 4.28. Distribusi Responden Berdasarkan Adakah Tindakan yang Dilakukan Masyarakat Terhadap Pengguna Narkoba

Adakah tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna narkoba

n (%)

Ya 14 43,8

Tidak 18 56,2

Total 32 100

Berdasarkan tabel 4.28 diatas diketahui bahwa responden yang mengatakan tidak ada tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna narkoba sebanyak 18 responden (56,2%), sedangkan yang menyatakan ada tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna narkoba sebanyak 14 responden (43,8%).

4.3.3. Faktor individu

Adapun gambaran harga diri dapat dilihat pada tabel 4.29. Tabel 4.29. Distribusi Responden Berdasarkan harga diri

Harga diri responden n (%)

Harga diri tinggi 3 9,4

Harga diri sedang 25 78,1

Harga diri rendah 4 12,5

Total 32 100

(61)

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka akan dibahas secara berurutan sesuai dengan analisis dan variabel-variabel penelitian.

5.1 . Data umum Responden

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden di Al-Kamal Sibolangit Center diperoleh bahwa umur mayoritas diperoleh pada kategori 24-29 tahun sebanyak 16 responden (50%), Pendidikan mayoritas dari responden berada pada kategori pendidikan tingkat menengah (SLTA) sebanyak 20 responden (62,5%), mayoritas baru menghuni

selama < 6 bulan sebanyak 18 responden (56,2%) dan pekerjaan responden mayoritas berada pada kategori pegawai swasta sebanyak 13 responden (40,6%).

Menurut Wartini (2009) usia pemakaian narkoba adalah pengguna yang berkisar antara usia 19-30 tahun, tidak menutup kemungkinan ada usia 40 tahun atau lebih yang menggunakan narkoba.

Hasil penelitian Heriyanti, A (2003) sebagian besar pengguna narkoba dengan status tidak bekerja sebanyak 75% sedangkan paling sedikit dengan status bekerja dan

(62)

5.2. Faktor Penggunaan Narkoba

Dalam penelitian ini terdapat tiga faktor penggunaan narkoba yang terdiri dari faktor tersedianya narkoba, faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan

masyarakat dan faktor individu berupa harga diri. 5.2.1. Faktor Tersedianya Narkoba

Hasil penelitian mengenai faktor tersedianya narkoba pada 32 responden di Al-Kamal Sibolangit Center. Diperoleh 22 responden (68.7%) mengatakan narkoba tersedia setiap saat, mereka mendapatkan narkoba dari sesama pemakai sebanyak 12 responden (37,5%), ada 22 responden (68,7%) mengatakan mudah memperoleh narkoba, untuk mendapatkan narkoba dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi sebanyak 31 responden (96,9%), dalam memperoleh narkoba terdapat tempat khusus sebanyak 26 responden (81,3%) dan 21 responden (65.6%) mengatakan bahwa pemukiman masyarakat merupakan tempat untuk mendapatkan narkoba.

Menurut Gunawan (2009) faktor tersedianya narkoba adalah ketersediaan dan kemudahan memperoleh narkoba juga menjadi faktor penyabab banyaknya pemakai narkoba. Indonesia bukan lagi sebagai negara transit seperti awal tahun 80-an, tetapi sudah menjadi tujuan pasar narkotika. Para penjual narkotika berkeliaran dimana-mana, termasuk di sekolah, lorong jalan, gang-gang sempit, warung-warung kecil yang dekat dengan pemukiman masyarakat, dengan demikian semakin banyak orang yang dapat

menyalahgunakan narkoba.

(63)

5.2.2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. 5.2.2.1. Lingkungan Keluarga

Hasil penelitian dari faktor lingkungan diperoleh sebanyak 25 responden (78,1%) mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba, mereka berhubungan baik dengan anggota keluarga sebanyak 20 responden (62,5%), dari yang memiliki

hubungan baik dengan keluaraga, mayoritas berhubungan baik dengan istri sebanyak 8 responden (40%), sedangkan yang tidak memiliki hubungan baik dengan keluarga terdapat 12 responden (37,5%), yang mengatakan memiliki hubungan tidak baik dengan istri 6 responden (50,0%), ada 28 responden (87,5%) mengatakan memiliki waktu berkomunikasi dengan keluarga, sebanyak 12 responden (42,8%) berkomunikasi baik dengan istri,

sedangkan yang tidak memiliki waktu berkomunikasi dengan keluarga sebanyak 4 responden (12,5%), mayoritas mengatakan tidak memiliki waktu berkomunikasi dengan ayah sebanyak 3 responden (75,0%), ada 23 responden (71,9%) mengatakan keluarga

membantu setiap mengalami masalah, 22 responden (68,7%) mengatakan keluarga mengatur atau melarang dan 17 responden ( 53,1%) mengatakan keluarga mereka adalah keluarga harmonis.

Penyebab penggunaan narkoba salah satunya adalah keluarga dengan ciri-ciri sebagai berikut:

5. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orang tua) pengguna narkoba

(64)

7. Keluarga dengan orang tua yang otoriter, yang menuntut anaknya harus menuruti apapun kata orang tua, dengan alasan sopan santun, adat-istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa memberi kesempatan untuk berdialog dan menyatakan ketidak setujuan (Alifia, 2008).

Riset tahun 2002 yang dilakukan oleh Yayasan Cina Anak Bangsa (YCAB) tentang faktor resiko terkena narkoba memperlihatkan bahwa kebanyakan kelompok mengaku memiliki hubungan yang cukup baik dengan orang tuanya (ayah dan ibunya). Sering bercanda dengan dengan keluarga . 70% sering menghabiskan waktu luwang bersama keluarga (Bobby, 2007)

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat mayoritas responden memiliki hubungan baik dengan keluarga dan memiliki waktu berkomunikasi walaupun tidak semua dari responden tetapi mayoritas dari responden mengatakan keluarga mengatur kehidupan responden.

5.2.2.2. Lingkungan Masyarakat

Terdapat pengguna narkoba dilingkungan responden sebanyak 26 responden (81,3%), juga terdapat tempat transaksi narkoba sebanyak 20 responden (62,5%), mayoritas dari responden tinggal dekat dengan tempat hiburan sebanyak 27 responden (84,4%). Hingga sekarang tidak ada yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna narkoba dan pengedar narkoba hal ini dapat dilihat dari 20 responden (62,5%) mengatakan tidak adanya tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna dan 18 responden (56,2%) mengatakan tidak ada tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap pengedar narkoba.

(65)

narkoba, sekitar 45% pengguna narkoba tinggal dilingkungan tempat hiburan yang buka larut malam hal ini sesuai dengan hasil penelitian.

Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat menjadi faktor terganggunya perkembangan jiwa kearah perilaku yang menyimpang yang pada gilirannya terlibat penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.

Lingkungan sosial yang rawan tersebut antara lain :

1. Semakin banyaknya penggangguran, anak putus sekolah dan anak jalan.

2. Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan hingga dini hari dimana sering digunakan sebagai tempat transaksi narkoba.

3. Banyaknya penerbitan, tontonan TV dan sejenisnya yang bersifat pornografi dan kekerasan.

4. Masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan.

5. Kebut-kebutan, coret-coretan pengerusakan tempat-tempat umum.

6. Tempat-tempat transaksi narkoba baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi (Alifia, 2008).

Riset yang dilakukan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) pada 2004 menemukan bahwa tidak ada wilayah di Jakarta ini yang sungguh-sungguh bebas narkoba. Penelitian yang dilakukan di lima wilayah DKI Jakarta itu menemukan bahwa disemua lokasi yang diteliti mengakui keberadaan pecandu di tempat mereka. Lebih menakjubkan para partisipan mengaku tahu bahaya narkoba serta konsekuensi yang menyertainya, tapi mereka tetap menggunakan narkoba (Bobby, 2007).

(66)

responden, juga terdapat tempat transaksi narkoba, mayoritas dari responden tinggal dekat dengan tempat hiburan. Hingga sekarang tidak ada yang dilakukan masyarakat terhadap penguna narkoba dan pengedar narkoba yang ada dilingkungan masyarakat.

5.2.3. Faktor Individu

Dalam faktor individu yang dilihat adalah apakah responden memiliki harga diri tinggi, harga diri sedang dan harga diri rendah. Dari hasil penelitian didapat bahwa dari 32 responden 25 responden (78,1%) memiliki harga diri sedang, sedangkan harga diri rendah sebanyak 4 responden (12,5%), dan 3 responden (9,4%) memiliki harga diri tinggi.

4. Harga diri tinggi, yaitu memiliki sifat aktif, sukes dalam kehidupan sosial, mampu mengontrol diri, menghargai orang lain, dan percaya diri.

5. Harga diri sedang yaitu memiliki sifat hampir sama dengan harga diri tinggi hanya ia bimbang menilai diri perlu dukungan sosial dan percaya diri.

6. Harga diri rendah yaitu memiliki sifat kurang aktif, sebagai pendengar dan pengikut, minder, gugup, sering salah dalam mengambil keputusan dan rendah diri.

Hawari (1990) dengan gangguwan kepribadian (antisosial) mempunyai resiko19,9 kali untuk terlibat penyalahgunaan narkoba

Menurut penelitian dalam harga diri, mayoritas penggu na memiliki harga diri sedang, minoritas harga diri tinggi dan haga diri rendah. Menurut teori yang ada seseorang yang pada harga diri sedang memiliki sifat bimbang memerlukan dukungan dalam menilai diri dan perlu dukungan sosial, sedangkan pada harga diri rendah memiliki sifat pendengar dan pengikut, minder, gugup, sering salah dalam mengambil keputusan dan rendah diri.

(67)
(68)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010, diketahui bahwa penggunaan narkoba pada pria, di karenakan oleh faktor tersedianya narkoba dan faktor lingkungan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas responden mengatakan narkoba tersedia setiap saat, mudah di dapat, mereka mendapatkan narkoba di pemukiman masyarakat dari sesama pemakai. Sedangkan dari faktor lingkungan masyarakat diperoleh bahwa ada pengguna narkoba dilingkungan responden, terdapat tempat transaksi narkoba di lingkungan responden, mayoritas responden tinggal dekat dengan tempat hiburan. Hingga sekarang tidak ada yang dilakukan masyarakat terhadap pengguna dan pengedar narkoba

6.2. Saran

1. Penguatan dan ketahanan didalam keluarga baik dalam bidang agama pendidikan dan keeratan hubungan diantara ayah, ibu dan anak dari segala pengaruh buruk dari luar.

2. Kepada para pengguna narkoba yang sedang direhabilitasi apabila keluar jangan pernah menggunakan narkoba lagi.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, R, 2008. Bahaya Narkoba Dikalangan Remaja. http://www.wikimu.com/news/displaynewremaja.aspx?id=5691. Diakses tanggal 26 Agustus 2009.

Alifia, U, 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. PT Bengawan Ilmu, Semarang.

Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

Bobby, H, P, 2007. KKK (Keluarga, Kerja, Narkoba). indonesia.com/webturial/ycab_old/?ar_id=mjc2. Diakses 23 September 2009. Departemen Kesehatan RI, 2001. Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

Dewi, W, 2006. Pengguna Narkotika Suntik Terinfeksi HIV/AIDS. http/www.info anda.com/wap/id.link.php. Diakses tanggal 5 Desember 2009

Djauzi, S, 2007. Waspadai Peningkatan Jumlah Pengguna Narkoba Suntikan. http://www.kesrepro.info/?=forwand/336. Diakses tanggal 26 Agustus 2009. Eka, E, 2006. Pengaruh Kelekatan Pada Orang Tua Terhadap Harga Diri Remaja

Akhir. Psikologi, 2(2): 65-70.

Hapsari, M, 2007. Pelajar Pengguna Narkoba Meningkat.

Diakses tanggal 21 Agustus

2009.

Hawari, D, 2009. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza. Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.

Hendarman, 2009. Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia. http://www. rumahweb.com/idev/idevaffiliate.php?id=2821. Diakses tanggal 22 Agustus 2009. Heriyanti, A, 2003. Karakteristik Penyalahgunaan Narkotika, Psikitropika Dan Zat

Adiktif (Napza) Di Pusat Pendidikan Anti Narkoba Sibolangit Center Tahun 2001-2003. Skripsi, FKM Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kartono, K, 2006. Kenakalan Remaja. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kurniawan, J, 2008.

Gambar

Tabel 1.1. Data kasus pengguna narkoba di Indonesia tahun 2004-2008
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Al-Kamal Sibolangit Center
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Al-Kamal Sibolangit  Center
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bekerja dengan memanfaatkan prinsip gaya magnet dari suatu mineral untuk memisahkan mineral yang bersifat magnetic dengan yang non-magnetic4. Hasil dari alat ini adalah

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Dhimas Rama Adhikumara, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Perbedaan Kualitas Laba antara Perusahaan Publik Milik

No. Text of folklore in the textbook of class X contains precise readings to be given to students. Through the use of folklore text has given motivation to students

Menurut pandangan konstruktivistik belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan individu yang belajar. Ia harus aktif

Pencatatan akuntansi yang diperlukan pada Kanwil ATR/BPN Sumatera Utara terhadap aktiva tetap pada saat perolehan dan digunakan dalam operasional pemerintahan

Karena dinyatakan dengan kata- kata atau bahasa dan secara lisan, humor yang ditunjang oleh implikatur yang dikandung tuturan Tralala itu adalah tipe humor verbal

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi bertutur yang digunakan oleh kaum wanita Minangkabau untuk melindungi citra dirinya dan citra diri orang

MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERSTANDAR TERHADAP DEGRADASI SEL MUKOSA RONGGA MULUT MENCIT YANG MENGALAMI TRANSFORMASI MELALUI.. EKSPRESI BCL-2, VEGF,