• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosial Ekonomi 2.1.1 Pengertian Sosial dan Ekonomi - Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada Binaan Al-Kamal Sibolangit Center

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosial Ekonomi 2.1.1 Pengertian Sosial dan Ekonomi - Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada Binaan Al-Kamal Sibolangit Center"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sosial Ekonomi

2.1.1 Pengertian Sosial dan Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Istilah sosial (social dalam bahasa inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah departemen sosial, jelas kedua duanya memiliki menunjukan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto, apabila istilah soaial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme suatu ideology yang berpokok pada prinsip pemikiran umum atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi.

Sedangkan istilah sosial pada departemen sosial, menunjukan pada kegiatan-kegiatan dilapangan sosial. Artinya kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan yang di hadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu Soekanto (1993:464) mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenaan dengan pelaku interpersonal, atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial. (Soekanto, dalam Supardan, 2009:27).

(2)

10

Hal ini juga berkaitan langsung dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk sosial di muka bumi, karena manusia tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari pukul 22.00).

Sedangkan ekonomi atau economic dalam banyak literature ekonomi disebutkan barasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos atau Oiku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perkehidupan dalam rumah angga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, negara, dan dunia (Putong, 2005:9). Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari-hari 2014 pukul 22.00).

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuikan dengan penelitian yang dilakukan.

(3)

11

beberapa sebab tidak lancar atau tidak wajar, kemungkinan besar bahwa interaksi sosial dengan masyarakat pada umumnya juga berlangsung tidak wajar.

Peran umum kelompok keluarga sebagai kelompok pertama, dimana tempat manusia berkembang sebagai makhluk sosial. Terdapat pula peran-peran tertentu dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai makhluk sosial. Keluarga menjadi kelompok sosial utama tempat anak belajar manjadi manusia sosial. Rumah tangga menjadi tempat pertama dalam perkembangan segi-segi sosial anak. Dalam interaksi sosial dengan orangtuanya yang wajar, anak dapat memperoleh hasil yang memungkinkan menjadi anggota masyarakat berguna kelak. Sedangkan apabila hubungan dengan orangtuanya kurang baik, kemungkinan bahwa interaksi sosial pada umunya berlangsung kurang baik pula (Gerungan, 2004:216)

Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi seseorang dilihat dari pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan.

1. Pendapatan

Pendapatan dapat didefenisikan sebagai gaji, upah, keuntungan, sewa, dan setiap aliran pendapatan yang diterima. Namun, cara lain untuk melihat generasi sumber penghasilan (pendapatan) adalah dalam bentuk kompensasi pekerja, jaminan sosial, uang pensiun, kepentingan atau deviden, royalti, piutang, tunjangan atau tunjangan lain dari pemerintah, masyarakat, atau bantuan keuangan keluarga.

(4)

12

status sosial ekonomi masyarakat karena relatif mudah untuk mengetahui seorang individu.

Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dapat mengumpulkan kekayaan dan tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok (primer) tetapi pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier sambil dapat mengkonsumsi dan menikmati kemewahan. Sedangkan keluarga dengan pendapatan yang rendah hanya bisa memenuhi kebutuhan pokoknya (primer), bahkan mereka terkadang meminjam uang dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

2. Pendidikan

Tingkat Pendidikan sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan fenomena “cross cutting” untuk semua individu. Pencapaian pendidikan individu dianggap sebagai cadangan untuk Nya atas semua prestasi dalam hidup, yang tercermin melalui nilai-nilai atau derajatnya. Akibatnya pendidikan memainkan sebua peran dalam pendapatan.

Pendidikan memberikan dorongan dan dengan demikian meningkatkan penghasilan. Sebagaimana disampaikan pada grafik, derajat tertinggi, gelar professional dan doktor, membuat pendapatan mingguan tertinggi sementara mereka tanpa ijasah sekolah tertinggi terhukum secara finansial. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berhubungan dengan hasil ekonomi dan psikologis yang lebih baik (yaitu : pendapatan lebih, kontrol yang lebih, dan dukungan sosial dan jaringan yang lebih besar).

(5)

13

mereka dengan menggunakan kendali mengorganisir kegiatan dan mendorong rasa hak melalui diskusi.

Lareau berpendapat bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak berpartisipasi dalam gerakan ini, menyebabkan anak-anak mereka memiliki rasa kendala. Sebuah divisi dalam pencapaian pendidikan dengan demikian lahir dari dua perbedaan dalam membesarkan anak. Secara teori, keluarga berpenghasilan rendah memiliki anak yang tidak berhasil sedangkan anak-anak yang berpenghasilan menengah, yang merasa berhak, yang argumentatif, dan lebih siap untuk kehidupan dewasa.

3. Pekerjaan

“Pekerjaan yang bergengsi” sebagai salah satu contoh komponen status sosial ekonomi, terdiri dari pendapatan dan pencapaian pendidikan. Status pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan suatu individu yaitu melalui, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, mengeksplorasi dan mempertahankan posisi yang baik. Status pekerjaan akibatnya menjadi sebuah indikator untuk posisi sosial kita atau status dalam masyarakat, maka menggambarkan karakteristik pekerjaan, pengambilan membuat kemampuan dan pengendalian emosi, dan psikologis tuntutan pada pekerjaan.

(6)

14

pramusaji makanan, petugas counter, bartender dan pembantu, pencuci piring, tukang sapu, pelayan dan pembantu rumah tangga, pembersih kendaraan, dan tukang parkir. Pekerjaan yang kurang dihargai juga dibayar secara signifikan kurang dan lebih melelahkan, secara fisik berbahaya, dan memberikan otonomi yangkuran

Melly. G. Tan mengatakan berdasarkan pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan maka masyarakat itu dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi (Tan, dalam Koentjaraningrat, 1981 : 35). Golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain

Golongan masyarakat berpenghasilan sedang. Yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.

Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi. Yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain.

2.2 Narkoba

2.2.1 Pengertian Narkoba

(7)

15

I. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnnya rasa, mengurangi sampai menghilangi rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Berdasarkan bahan asalnya, Narkotika terbagi dalam 3 golongan yaitu: 1. Alami

Jenis zat/obat yang timbul dari alam tanpa adanya proses fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contoh jenis obat ini adalah: ganja, opium, daun koka dan lain-lain.

Didalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika yang berasal dari alam dan tidak boleh digunakan untuk terapi adalah golongan I terdiri dari:

a. Tanaman papaver soniferum L

b. Opium mentah, opium masak (candu,jicing,jicingko) c. Opium obat

d. Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina,ekgonim

(kerja alkoid koka berbeda dengan alkoid opium). e. Heroin, morfin (alkoid opium yang telah diisolasi)

f. Ganja, damar ganja. 2. Semi Sintesis

(8)

16

3. Sintesis

Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis untuk keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik) seperti penekanan batuk (antitusif). Jenis obat yang masuk dalam kategori sistensis antara lain: Amfetamin, Dekssamfetamin, Penthidin, Meperidin, Methadon, Dipipanon, Dekstropakasifen, LSD (lisergik, dietilamid).

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika dapat dibagi kedalam 3 jenis yaitu:

a. Depressan (downer)

Jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas membuat pengguna menjadi tertidur atau tidak sadar.

b. Stimulan (upper)

Jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja(segar dan bersemangat) secara berlebih-lebihan.

c. Halusinogen

Zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan pikiran.

Jenis – Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan A. Ganja

Dikenal dengan nama: cannabis, mariyuana, hasish, gelek, budha stick, cimeng, grass, rumput dan sayur.

a. Bentuk :

(9)

17

bagian belakang agak kasar. Jumlah helai daun ganja selalu ganjil yaitu 5,7 atau 9 helai.

b. Warna :

Ganja berwarna hijau tua segar dan berubah kecoklatan bila sudah lama dibiarkan kena udara dan panas.

c. Penggunaan :

Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga dihisap dengan menggunakan pipa rokok. Daun ganja mengandung zat THC yaitu zat penyebab terjadinya halusinasi. Getah yang kering disebut hasish, apabila dicairkan akan menyebabkan minyak yang dikenal dengan minyak kanabis.

d. Efek :

a) Denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun dan mata merah.

b) Nafsu makan bertambah

c) Santai, tenang dan melayang-layang d) Pikiran selalu rindu pada ganja

e) Daya tahan menghadapi problema menjadi lemah

f) Malas, apatis

g) Tidak peduli dan kehilangan semangat untuk belajar maupun bekerja

h) Persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun moral terganggu.

(10)

18

dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan. Hampir setiap orang yang menjadi pecandu narkoba yang lebih berat seperti heorin pada awalnya mengkonsumsi ganja.

B. Cocain

Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Columbia di Ameriak Latin.

a. Bentuk :

Berupa bubuk, daun coca, buah coca dan cocain kristal. b. Warna :

a) Cairan berwarna putih/tidak berwarna b) Kristal berwarna putih

c) Tablet berwarna putih d) Bubuk/serbuk seperti tepung c. Penggunaan :

Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan alat penyedot atau dapat juga dibakar bersama-sama dengan tembakau bagi perokok, ditelan bersama minuman atau di suntikan pada pembuluh darah. d. Efek :

a) Tidak bergairah bekerja b) Tidak bisa tidur

c) Halusinasi

d) Tidak nafsu makan

e) Berbuat dan berpikir tanpa tujuan f) Merasa gelisah dan cemas berlebihan

(11)

19

pernapasan dan terhadap serangan jantung. Disamping itu juga dapat menimbulkan keracunan pada susunan saraf sehingga korban dapat mengalami kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata yang gelap. Dampak negatif yang sangat berbahaya dari penyalahgunaan kokain dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah diotak (stroke)

C. Morfin dan Heroin (Nama lain: Putaw, Smack, Junk, Horse, H, PT, Etep, Bedak Putih).

Morfin dan heroin berasal dari getah opium yang membeku sendiri dari tanaman papaver somniferum dengan melalui proses pengolahan dapat menghasilkan morfin, kemudian dengan proses tertentu dapat menghasilkan heroin yang mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.

a. Bentuk : berupa serbuk.

b. Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua. c. Penggunaan :

Dengan cara menghirup asapnya setelah bubuk heroin dibakar diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing) dengan menyuntikannya langsung ke pembuluh darah setelah heroin dilarutkan dalam air.

d. Efek

a) Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan dungu, jalan mengambang

b) Rasa sakit seluruh badan

(12)

20

f) Problem pada kesehatan: bengkak pada daerah menyuntik, tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, problem jantung, dada dan paru-paru serta sulit buang air, ada wanita menggangu sirkulasi menstruasi.

Gejala putus zat (sakaw) adalah sangat menyiksa sehingga yang bersangkutan akan berusaha untuk mengkonsumsi heroin, oleh karena itu pecandu heroin akan berusaha dengan cara apapun dan resiko apapun guna memperoleh heroin. Mereka tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan kekerasan atau kejahatan misalnya mencuri, menodong, merampok dan melakukan pembunuhan. Telah banyak remaja putri yang terlibat dalam pelacuran hanya sekedar untuk mendapatkan uang guna membeli heroin. Pecandu heroin sangat sulit untuk menghentikan pemakaian heroin dan cenderung untuk mengkonsumsi dalam jumlah/dosis semakin bertambah dan sesering mungkin, akibatnya adalah over dosis.

D. Katinone

Merupakan tanaman khat (chata edulis) yang bukan asli tanaman Indonesia, melainkan tanaman yang dibawa oleh turis luar negeri. Tanaman ini pada hakikatnya berasal dari Timur Tengah yaitu negara Yaman yang dibawa pada tahun 1997.

Tanaman ini dikenal juga dengan sebutan Teh Arab dengan dua jenis yaitu khat yang berwarna merah dan warna hijau. Pengaruh yang ditimbulkan antara lain: tidak bisa tidur, dapat merusak gigi, merusak susunan pusat syaraf manusia dan dapat mengakibatkan ketergantungan.

(13)

21

II. Psikotropika

Zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Dalam bidang farmakologi, Psikotropika dapat dibedakan ke dalam 3 golongan yaitu:

a. Golongan psikostimulansi

Jenis zat yang menimbulkan rangsangan. Jenis obat yang termasuk kedalam golongan psikostimulansi adalah:

a) Amfetamin (lebih populer dikalangan masyarakat sebagai shabu-shabu dan ekstasy)

b) Desamfetamine b. Golongan psikodepresen

Golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Merupakan jenis obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas. Jenis obat yang termasuk golongan ini adalah:

a) Amobarbital b) Pheno karkital

c) Penti karkital c. Golongan sedativa

Jenis obat-obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan digunakan sangat luas dalam terapi. Jenis obat yang termasuk ke dalam golongan sedativa adalah

(14)

22

d) Fenibarbital e) Barbital f) Klonazepam g) Klordiazepam h) Klordiazepoxide

i) Nitrazezam seperti BK, DUM dan MG Jenis – Jenis Psiktoropika yang sering disalahgunakan

A. Ekstasy

Dikenal dengan nama : Inex, I, Kancing, Huge Drug, Yuppie Drug, Essence, Clarity, Butterfly dan Black Hearth.

a. Bentuk : berupa tablet dan kapsul b. Warna : bermacam-macam c. Penggunaan : ditelan d. Efek

a) Timbul rasa gembira yang berlebihan. Banyak orang

mengkonsumsi ekstasy utuk tujuan bersenang-senang . ekstasy hanya digunakan oleh anak-anak muda agar dapat berpesta/diskotik sepanjang malam, karena sangat gembiranya kadang-kadang sampai lepas kendali sehingga tidak malu-malu melakukan pesta seks.

b) Merasa cemas c) Tidak mau diam

d) Rasa percaya diri meningkat e) Mengalami keringat dan gemetaran f) Susah tidur

(15)

23

Pemakaian ekstasy dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas yang melampau batas kemampuannya akibatnya dapat menyebabkan kekurangan cairan pada tubuh (dehidrasi) karena terlalu banyak menggerakan tenaga dan terlalu banyak berkeringat. Pada pemakaian yang berlebihan (over dosis) mengakibatkan penglihatan kabur, mudah tersinggung (pemarah), tekanan darah meningkat, nafsu makan berkurang dan denyut jantung bertambah cepat. Kematian sering terjadi karena pemakaian yang berlebihan yang dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.

B. Shabu – Shabu

Dikenal dengan nama : Kristal, Ubas, SS dan Mecin a. Bentuk : berupa Kristal

b. Warna : Putih c. Penggunaan

Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan botol kaca khusus (bong) dan disuntikan.

d. Efek

a) Badannya merasa lebih kuat dan energik (meningkatkan

stamina)

b) Tidak mau diam

c) Rasa percaya diri meningkat d) Rasa ingin diperhatikan orang lain

e) Nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin kurus. Sering digunakan sebagai salah satu alternatif pengrus badan

f) Susah tidur

(16)

24

h) Tekanan darah meningkat

i) Mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan Penggunan shabu-shabu mendorong tubuh melakukan aktifitas yang melampaui batas kemampuan fisik, berkeringat secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi).

Bagi mereka yang sudah ketagihan, apabila pemakainnya dihentikan (putus zat) akan menimbulkan gejala-gejala berikut:

i. Merasa lelah dan tidak berdaya (stamina menurun)

ii. Kehilangan semangat hidup yang dapat menyebabkan bunuh diri iii. Merasa cemas dan gelisah secara berlebihan, kehilangan rasa

percaya diri iv. Susah tidur III. Bahan Adiktif

Bahan-bahan aktif atau obat yang dalam organisme hidup menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) yaitu keinginan untuk menggunakan kembali secara terus menerus.

Jenis – Jenis Bahan Adiktif A. Inhalen

zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner) a. Penggunaan :

Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak seperti tercekik (sudden sniffing, death syndrome) b. Efek :

a) Hilang ingatan b) Tidak dapat berpikir

(17)

25

d) Kerusakan sistem syaraf e) Kerusakan hati dan ginjal f) Sakit maag

g) Sakit pada waktu buang air kecil h) Kejang-kejang otot dan batuk-batuk

Penyalahgunaan inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf dan organ tubuh lain. Menghirup sambil mengunakan obat anti depresi seperti obat penenang oabat tidur, alkohol akan meningkatkan resiko over dosis dan dapat mematikan dan jika pengguna melakukan aktifitas normal seperti berlari atau berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.

B. Alkohol

Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi atau destilasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain, mencampur konsentrat dengan ethanol ataupun dengan proses pengenceran minuman yang mengandung ethanol.

Efek yang ditimbulkan dari alkohol adalah :

a) Menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat b) Jika penggunaan dicampur dengan obat lain

c) Sipemakai akan pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri

d) Menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya darah dari otak)

e) Menimbulkan habilutasi, toleransi dan ketagihan f) Mengakibatkan mundurnya kepribadian

g) Peradangan dilambung (gastritis)

(18)

26

C. Tembakau/Rokok

Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk rokok. Pengaruh penggunaannya hanya dapat dilihat apabila digunakan dalam jumlah besar dan jangka waktu yang lama. Zat tembakau itu sendiri merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan pada umumnya. Sebenarnya hal yang paling mempengaruhi adalah racun dalam tembakau yang disebut nikotin. Nikotin adalah satu dari 4.000 zat kimia pada tembakau. Rokok mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan karbon monoksida yang dinyatakan sebagai penyebab kanker. 2 tetes nikotin murni dapat membunuh orang dewasa secara instan.

Efek yang dapat ditimbulkan dari Tembakau/Rokok adalah:

a) Menyumbat saluran-saluran darah baik dari manapun menuju jantung sehingga memperlambat aliran darah.

b) Menimbulkan penyakit kanker c) Serangan jantung

d) Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin

D. Obat Penenang (Obat tidur, Pil koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan

lain-lain)

a. Bentuk : Tablet, Kapsul dan Serbuk b. Cara penggunaan : ditelan secara langsung c. Efek yang dapat ditimbulkan

a) Bicara jadi pelo, memperlambat respon fisik, mental dan emosi. Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur, kemudian akan menimbulkan perasaan cemas, sensitive dan marah.

(19)

27

d. Zat yang mudah Menguap (Lem aica aibon, Thinner, Bensin dan Spritus).

Efek yang dapat ditimbulkan adalah

a) Memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pusat

b) Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan pelo.

c) Problem kesehatan terutama otak, lever, ginjal dan paru-paru d) Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada

jantung

e. Zat yang menimbulkan halusinasi (Jamur, Kecubung, Kotoran kerbau dan sapi)

Bekerja pada sistem syaraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi pengguna.

Efek yang dapat ditimbulkan adalah:

a) Perubahan pada proses berpikir, hilangnya kontrol, hilangnya

orientasi dan depresi

b) Karena halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan.

2.2.2 Sejarah Perkembangan Narkoba

Kurang lebih tahun 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya.

(20)

28

masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad XIX terjadi perang candu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong.

Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius).

Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"

Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengan nama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer).

Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan produksi: 700 ribu ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika.

Selain morphin & heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.

(21)

29

2.3 Penyalahgunaan

2.3.1 Pengertian Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakaian obat-obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobata dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang cukup wajar/sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan.

Sarason dan Sarason (1993) mendefenisikan penyalahgunaan zat sebagai penggunaan bahan kimia, legal atau ilegal, yang menyebabkan kerusakan fisik, mental dan sosial seseorang. Sedangkan Wicaksana (1996), Holmes (1996), dan Hawari (1998) mendefenisikan penyalahgunaan zat sebagai pola penggunaan yang bersifat patologik paling sikit satu bulan lamanya, sehingga menimbulkan gangguan funsi sosial dan okupasional (pekerjaan dan sekolah). Pola penggunaan zat yang patologik dapat berupa intoksikasi sepanjang hari terus-menerus menggunakan zat tersebut, meskipun pengguna mengetahui bahwa dirinya sedang menderita sakit fisik yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa ia tidak dpat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut.

(22)

30

emosional serta fisik. Bagi pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain memperoleh narkoba, sehingga jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami gejala-gejala putus obat dan kesakitan.

2.3.2 Modus operandi penyalahgunaan Narkoba

Dalam melakukan aksinya, penyalahguna Narkoba dapat melalui beberapa cara atau modus operandi sebagai berikut :

1. Kelompok Pengedar

a. Guna melancarkan aksinya, mereka sering melakukan penyuapan kepada petugas, seperti Polisi, Petugas Bea dan Cukai, Jaksa maupun Hakim. Ada kalanya mereka juga mempengaruhi petugas-petugas tersebut atau keluarganya sebagai target operasi untuk menyalahgunakan Narkoba. Sindikat pelaku terdiri dari jaringan yang juga terkait dengan jaringan yang sangat luas yang ada kota-kota besar di Indonesia dengan menggunakan sistem sel atau ”cut”, yaitu terdapat beberapa tingkatan pengedar, dimana masing-masing tingkat tidak saling kenal sehingga jika salah satu tingkatan pengedar tertangkap, dia tidak bisa menunjuk jaringan di atasnya.

b. Modus operandi peredaran Narkoba dari pengedar tingkat paling bawah yang berhubungan langsung dengan pengguna, biasanya dengan cara mempengaruhi kelompok ”rentan” yaitu kelompok masyarakat bermasalah secara ekonomis, psikologis, sosial dan lain-lain, melalui dua cara, yaitu :

(23)

31

dalam waktu yang relatif cepat sehingga dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi.

2) Terhadap kelompok bermasalah lain seperti mahasiswa, pelajar dan generasi muda lainnya, setelah kenal biasanya dipengaruhi dengan memberikan Narkoba secara gratis untuk mengatasi permasalahan hidup atau untuk mendapat-kan kenikmatan dunia. Kemudian setelah korban dapat merasakan kenikmatan (halusinasi dan eforia) dan yakin korban akan menginginkannya kembali maka ia diminta untuk membeli. Setelah korban mengalami ketergantungan dan tidak memiliki uang untuk membeli maka dia diminta untuk membantu mengedarkan atau menjual atau mempe-ngaruhi teman-temannya yang lain untuk menggunakan Narkoba juga. Demikian seterusnya sampai mendapatkan banyak korban-korban baru.

2. Kelompok Pengguna

a. Biasanya mereka memesan Narkoba kepada pengedar melalui telepon/HP untuk diantarkan oleh kurir pada suatu tempat yang sudah ditentukan.

b. Dapat juga bagi para pengguna yang sudah menjadi pelanggan tetap melakukan transaksi langsung di TKP seperti di diskotik, pub, karaoke dan lain-lain.

(24)

32

d. Selain itu penggunaan Narkoba sering dilakukan secara bersama-sama di suatu tempat seperti hotel, tempat kost, rumah pribadi dan lain sebagainya.

2.3.3 Mekanisme Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba

Mekanisme atau proses terjadinya penyalahgunaan Narkoba dapat dijelaskan sesuai dengan rumus umum terjadinya kejahatan yang telah dikenal luas di kalangan Kepolisian, yaitu : C = N + K dimana : C : Crime/Kejahatan/Penyalahgunaan Narkoba. N : Niat K : Kesempatan . Niat adalah sama dengan Demand dalam hukum ekonomi, yaitu timbulmya keinginan dan permintaan dari seseorang terhadap Narkoba. Dalam teori Psikologi, niat atau demand ini dipengaruhi oleh tiga faktor yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi, yaitu :

a. Faktor predisposisi

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang tersebut, seperti adanya gangguan kepribadian, adanya kecemasan, depresi atau menderita suatu penyakit tertentu yang secara medis memerlukan pengobatan psikotropika dan atau narkotika.

b. Faktor kontribusi

(25)

33

c. Faktor pencetus

Adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat memberikan pengaruh langsung kepada kelompok rentan untuk melakukan penyalah-gunaan Narkoba. Misalkan adanya bujukan, jebakan, desakan dan tekan-an dari teman sebaya, berada di lingkungan pemakai Narkoba, dan lain-lain. Interaksi dari ketiga faktor tersebut di atas menyebabkan peningkatan demand seseorang atau timbul niat untuk menyalahgunakan Narkoba. Jika orang tersebut berhubungan dengan jaringan pengedar yang akan memberikan supply Narkoba, maka terjadilah pertemuan antara supply and demand atau dengan kata lain terjadi penyalahgunaan Narkoba.

2.3.4 Tahap – tahap penyalahgunaan Narkoba

Narkoba merupakan suatu zat atau substansi yang dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakainya. Proses terjadinya ketergan-tungan dapat secara bertahap yang pada garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap pengenalan awal.

(26)

34

b. Tahap rekreasional

Pada tahap ini seseorang telah dengan sengaja untuk coba-coba atau iseng ingin mengetahui reaksi dari Narkoba. Biasanya mereka akan merasakan reaksi halusinasi dan eforia sesuai yang diharapkan, sehingga secara psikologis dan efek farmakologis akan mendorong orang tersebut mengulanginya lagi, misalkan mengkonsumsi Narkoba setiap ada pesta atau pada acara-acara tertentu atau setiap bulan sekali dan seterusnya. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa dari sepuluh orang yang coba-coba, sembilan orang (90 %) akan berlanjut menjadi ketergantungan.

c. Tahap habitual/kebiasaan

Para pengguna sudah mengkonsumsi Narkoba secara teratur misalnya tiap minggu atau dua hari sekali. Pada tahap ini telah terjadi toleransi, yaitu mereka harus meningkatkan dosis pemakaian guna meng-hasilkan efek atau reaksi yang diharapkan. Konsumsi Narkoba sudah menjadi kebiasaan dan 95 % sampai 99 % orang yang telah memasuki tahap ini akan berlanjut menjadi ketergantungan. Orang ini belum terganggu fungsi sosialnya sehingga masih mampu melakukan pekerjaan atau aktifitas rutin seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain. d. Tahap adiksi/ketagihan

Pada tahap ini dapat dipastikan 100 % akan menjadi ketergan-tungan baik secara fisik, psikologis dan sosial. Penggunaan Narkoba akan dilakukan setiap hari dan kalau tidak menggunakan maka semua aktifitas atau pekerjaan rutin menjadi terganggu. Mereka merasa sudah tidak bisa hidup tanpa Narkoba.

(27)

35

Sama dengan tahap adiksi yaitu telah terjadi ketergantungan baik secara fisik, psikologis dan sosial, bedanya mereka yang telah memasuki tahap ini sudah tidak merasakan lagi nikmat atau ”reaksi enak” dari Narkoba, sedangkan pada tahap adiksi mereka masih dapat menikmati ”reaksi enak” seperti halusinasi, eforia dan lain-lain. Mereka yang masuk dalam tahap ini mengkonsumsi Narkoba bertujuan hanya untuk menghi-langkan rasa sakit yang berlebihan dan supaya tidak dianggap sebagai orang gila. Penggunaan Narkoba menjadi sangat intensif beberapa kali sehari, karena begitu reaksi obat/Narkoba sudah habis akan terjadi gejala putus obat (sakau) seperti rasa sakit yang amat sangat dan tidak tertahan-kan serta tidak bisa diatasi dengan apa saja kecuali mengkon-sumsi Narkoba lagi. Dengan demikian mereka sudah tidak mungkin lagi bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat apalagi melakukan aktifitas sehari-hari.

2.3.5 Dampak penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan Narkoba ini akan memberikan dampak yang sangat luas dan kompleks sebagai berikut :

a. Dampak terhadap pribadi/individu pemaka

b. Terjadi gangguan fisik dan penyakit yang diakibatkan langsung dari efek samping Narkoba seperti kerusakan dan kegagalan fungsi organ-organ vital, seperti merusak ginjal, liver, otak (susunan saraf), jantung, kulit dan lain-lain.

(28)

36

d. Terjadi gangguan kepribadian dan psikologis secara drastis seperti berubah menjadi pemurung, pemarah, pemalas dan menjadi masa bodoh.

e. Dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena over dosis atau kecelakaan karena penurunan tingkat kesadaran.

f. Dampak terhadap keluarga antara lainnya Mencuri uang atau menjual barang-barang di rumah guna dibelikan Narkoba.

g. Perilaku di luar dapat mencemarkan nama baik keluarga. Keluarga menjadi tertekan karena salah satu anggota keluarganya menjadi target operasi polisi dan menjadi musuh masyarakat.

h. Dampak terhadap masyarakat/lingkungan social.

20:45).

2.3.6 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba

Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi (ketergantungan). Jenis candu, menurut Hastutiningrum (1997), antara lain menekan fungsi jantung dan pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan dan bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria, dan ketergantungan.

(29)

37

terjadi kaedaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung, naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidaj wajar dan kejang.

Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi hyperaktif, dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa menjadi lebih berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat menyembunyikan rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang, terjadi gangguan daya ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat ekspansif disertai meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang berlebihan.

Hawari juga menyebut berbagai jenis narkoba dan akibat serta bahayanya. Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang mengandung alkohol yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat menimbulkan adiksi, yaitu ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat menimbulkan gangguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam funsi berfikir, perasaan dan perilaku.

Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa disadari, akan menambah takaran/dosis samai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. GMO yang terjadi pada seseorang ditandai dengan gejala-gejala:

(a) Terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak kekerasan, ketidakmampuan menilai realitas, gangguan dalam fungsisosial dan pekerjaan;

(30)

38

(c) Timbul gejala psikologik, misalnya perubahan perasaan, mudah marah dan tersinggung, banyak bicara (melantur), dan gangguan perhatian. Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya gangguan jiwa, yaitu adanya waham (delusi) mirip dengan waham yang terdapat pada gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan dampak munculnya gangguan mental organik (GMO) pada pengisap ganja yaitu:

(a) Euforia, rasa gembira tanpa sebab;

(b) Perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami gangguan persepsi tentang diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi (wham);

(c) Perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa dirasakan 1 jam;

(d) Apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada kemauan atau inisiatif, dan masa bodoh;

(e) Timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan bertambah dan mulut kering;

(31)

39

2.4 Proses terjebak narkoba

3

4

5

1.

Kompromi

2. Coba-coba

Tidak dengan tegas menentukan sikap menentang narkoba mau bergaul dengan pemakai narkoba.

Organ tubuh sudah rusak terutama Otaknya, biasanya menjadi gila atau Menjadi kematian.

Segan menolak tawaran atau ajakan teman untuk mencoba memakai narkoba, lalu ikut-ikutan

3. Toleransi Dengan memakai beberapa kali, tubuh sudah menjadi toleransi, perlu peningkatan dosis

4. Eskalasi

Peningkatan dosis dan tambah jenis narkoba yang dipakai dengan dosis yang terus bertambah

5. Habituasi

Pemakaian narkoba sudah menjadi kebiasaan

yang mengikat.

6. Adiksi/

Dependensi

Keterikatan pada narkoba yang sudah mendalam sehingga tidak dapat terlepas, gejala putus obat yang

7. Intoksikasi

Keracunan oleh narkoba, mengalami kerusakan pada organ tubuh dan otak, hilang kesadaran.

(32)

40

5.3 Beberapa Gejala dini Penyalahgunaan Narkoba

Gejala dini penyalahgunaan narkoba yang dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi orangtua, antara lain

1. Prestasi di sekolah tiba-tiba menurun secara mencolok, enggan belajar atau terlibat dalam kegiatan ektrakurikuler.

2. Perubahan pola tidur: pagi susah dibangunkan, malam suak begadang. Anak-anak yang besar biasanya pulang ralut malam tanpa alasan yang jelas.

3. Selera makan bekurang. Bisa terlihat dari berat badan yang cenderung turun atau kurus.

4. Banyak menghindari pertemuan dengan anggota keluarga lainnya, karena takut ketahuan jika ia menggunakan narkoba. Banyak mengurung diri dikamar dan menolak diajak makan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya.

5. Suka berbohong.

6. Pengeluarannya lebih besar dari sebelumnya tanpa jelas kegunaannya. 7. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibanding

sebelumnya.

(33)

41

5.4 Beberapa ciri psikologis dan perilaku yang tertentu terhadap penyalahgunaan narkoba

Beberapa anak dan remaja yang lebih rentan atau mempunyai kemungkinan desar dalam penyalahgunaan narkoba daripada anak atau remaja yang lain biasanya memiliki ciri-ciri:

1. Mudah mengalami kekecewaan dan kecenderungan menjadi agresif dan destruktif sebagai cara menanggulangi perasaan kecewa tersebut.

2. Adanya perasaan minder/rendah diri (low self-esteem). 3. Sifat tidak bias menunggu atau bersabar yang berlebihan.

4. Suka berpetualang, mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko bahaya yang berlebihan.

5. Sifat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Adanya hambatan atau penyimpangan seksual. 7. Adanya keterbelakangan mental.

8. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan

dalam pendidikan, pekerjaan atau lapangan kegiatan yang lain. Biasanya terlihat dari prestasi belajar yang cenderung rendah.

9. Kurangnya partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

10. Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan. 11. Kurang suka berolahraga

12. Suka melancarkan protes sosial 13. Cenderung makan berlebihan

14. Mempunyai anggapan bahwa hubungan dalam keluarganya kurang dekat, meskipun sering kali kenyataannya tidak demikian.

(34)

42

5.5 Faktor-Faktor Remaja Menggunakan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu fenomena yan terjadi, karena faktor yang secara kebetulan telah terjalin menjadi satu, sehingga berakibat demikina. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian

1. Faktor Individu

Sudah menjadi suatu kodrat bahwa manusia terdiri dari roh, jiwa dan raga. Idelanya roh, jiwa dan raga harus berfungsi secara seimbang. Jiwa manusia terdiri dari tiga aspek yaitu kognisi (berpikir), afeksi (emosi dan perasaan) dan konasi (kehendak, kemauan dan psikomotor). Selain mengalami pertumbuhan fisik, manusia juga mengalami perkembangan kejiwaannya. Didalam masa perkembangan kejiwaan inilah kepribadian terbentuk, dan terbentuknya kepribadian itu sangat dipenagruhi oleh dinamika perkembangan konsep dirinya. Perkembangan ini dialami secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.

Dengan demikian, tidak ada manusia yang memiliki kesamaan secara mutlak antara seorang dengan yang lain. Mungkin kita jumpai ada orang-orang yang mirip. Mereka memiliki persamaan dalam satu atau beberapa hal, yaitu bentuk fisik, sifat, sikap, pendapat atau kegemaran, juga watak, temperamen dan perilakunya, namun tidak dalam segala hal. Dalam kaitannya dengan penyalahgunaan narkoba, faktor-faktor individu yang menyebabkan seseorang dapat dengan mudah terjerumus. Antara lain:

I. Gangguan kepribadiaan

a. Gangguan cara berpikirnya: distorsi kognitif, keyakinan/cara berpikir yang salah atau negative thinking, penalaran semaunya sendiri.

(35)

43

benar oleh komunitasnya. Membuat alasan-alasan yang dianggap benar menurut penalarannya sendiri guna membenarkan perilakunya yang menyalahi norma-norma yang berlaku. Dapat juga berupa pandangan-pandangan negative atau selalu berpikir negatif dan pesimistis. Dengan cara pandang dan cara berpikirnya yang keliru, biasanya individu yang mengalami cara berpikir terdistorsi ini akan manghalalkan segala tindakannya dengan megumukakan alasan-alasan yang tidak wajar. Mengabaikan norma yang ada dan membenarkan dirinya atas perilakunya yang salah itu berlandaskan alasan-alasan yang dibuat-buat sekehendak hatinya. Prinsipnya asal ada alasan, maka tindakannya dapat dibenarkan. b. Gangguan emosi

Dengan adanya gangguan emosi, antara lain emosi labil, mudah marah, mudah sedih dan seringkali putus asa, ingin menuruti gejolak hati, maka kemampuan pengontrolan atau penguasaan dirinya akam terhambat. Gangguan emosi juga dapat terwujud melalui perasaan rendah diri, tidak mencintai diri sendiri mauun orang lain, tidak mengenal cinta kasih dan simpati, tidak dapat berempati, rasa kesepian dan merasa terbuang. Tidak jarang orang yang mengalami gangguan emosi menjadi taku kehilangan teman walau tahu temannya memiliki niat jahat atau berperilaku tidak sesuai dengan norma. Pengalaman yang menyakitkan hati yang berkepanjangan, luka batin yang sangat dalam dapat menimbulkan gangguan emosi. Misalnya luka hati karena perlakuan orangtua yang kelewat keras atau tidak adanya perhatian dari orangtua , ditinggalkan orang yang dikasihinya.

c. Gangguan kehendak dan perilaku

(36)

44

keinginannya juga mengalami dampak dari gangguan pada pikiran dan emosinya, sikap dan perilakunya akan terpengaruhi dan biasanya dapat terjadi kehilangan kontrol, sehingga bertindak tidak terkendali atau bertindak sesuai dengan norma yang ada di dalam lingkungan.

II. Pengaruh Usia

Dengan mencapai usia mendekati masa remaja, maka kelenjar kelamin mulai menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seksual anak yang meningkat pada remaja. Dalam akil baligh ini banyak perubahan yang terjadi. Perubahan secara fisik jelas terlihat dari bertambah tinggi, besar badan, tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya payudara pada wanita dan tumbuhnya jakun pada pria. Diikuti oleh perubahan emosi, minat, sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh perkembangan kejiwaan anaka remaja itu. Pada saat-saat ini remaja mengalami perasaan ketidakpastian, disatu sisi merasa sudah bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi juga belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa karena memang masih sangat mudah dan kurang pengalaman. Pada masa ini remaja lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayanya, ingin jadi anak gaul yang diterima didalam lingkungannya dan mulai mencari identitas dirinya. Ingin ngetrend dan mendapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu besar dan suka coba-coba,kurang mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman dan penalaran. Dalam keadaan demikian, biasanya remaja mudah terjebak ke dalam kenakalan remaja ataupun penyalahgunaan narkoba.

III. Pandangan atau Keyakinan yang keliru

(37)

45

yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang benar, akibatnya mereka dapat terjerumus ke dlam tindakan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba. IV. Religiusitas yang rendah

Anak yang bertumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang religiusitasnya rendah, bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian mengenai Tuhannya secara benar, maka biasanya memiliki kecerdasan spritual yang rendah. Dengan demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang dianutnya untuk bertindak, sehingga berperilaku sesuka hatinya, tidak tahu masalah yang baik dan buruk dan tidak takut akan berbuat dosa.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan hidup mempunyai pengaruh besar terhadap jatuhnya anak remaja terhadap penyalahgunaan narkoba, terutama faktor keluarga, faktor lingkungan tempat tinggal, keadaan di sekolah, pengaruh teman sepergaulan dan keadaan masyarakat pada umumnya.

I. Faktor Lingkungan Tempat Tinggal

Tempat tinggal di daerah hitam atau terlalu padat penduduk, suasana hiburan yang menggoda, bagi anak-anak remaja awal, kebiasaan hidup orang-orang yang mempunyai aktivitas di tempat-tempat hiburan dan gayanya yang kurang pas bagi anak-anak, sudahlah jelas bahwa ia mempunyai dampak yang negatif. Seperti halnya dengan anak-anak yang berasal dari keluarga mampu yang dapat dengan mudah membuang uang dan mencari hiburan di night club, diskotik, atau mencari tempat-tempat hiburan yang tidak sesuai dengan usianya, atau mengadakan pesta-pesta di rumah sendiri atau rumah teman, mungkin juga di villa-villa mewah milik orang tuanya. Yang jelas akibatnya sama saja, yaitu hidup lepas kendali dan terjerumus dalam kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.

(38)

46

Sekolah yang merupakan tempat belajar mengajar, setelah 32 tahun tidak lagi mendapat pendidikan budi pekerti, ditambah dengan perkembangan sosial di Indonesia yang tidak menentu ini. Tawuran dikalangan remaja sudah dapat dikatakan mewabah kebanyak sekolah-sekolah dari tingkat Sekolah dasar sampai Sekolah tingkat menengah. Jadi bukan merupakan jaminan dengan pergi kesekolah anak-anaknya atau remaja mengenal narkoba atau terlibat dengan kenakalan remaja.

Mengingat bahwa sekolah-sekolah juga menjadi target sasaran perdagangan narkoba, disamping adanya kemungkinan pihak sekolah berusaha melindungi diri agar mendapat predikat sekolahan bagus, maka walaupun tahu ada muridnya yang menyalahgunakan narkoba, bukannya mencoba membuka permasalahannya, tetapi dilakukan sebaliknya, menutupinya demi nama baik sekolah, kredibilitas guru dan pimpinan sekolah.

Dapat juga guru yang terlalu keras dan guru yang kurang atau tidak terlalu membekali anak didiknya dengan informasi yang akurat mengenai penyalahgunaan narkoba. Masalah ini terjadi karena guru tidak memiliki informasi yang akurat, kalaupun memberikan informasi, biasanya hanya untuk tujuan menegakan disiplin yang ada disekolah dengan ancaman agar muridnya tidak coba-coba menggunakan dan kalau ketahuan menggunakan akan dipecat.

(39)

47

III. Pengaruh Teman Sebaya

Biasanya pergaulan dengan teman sebayanya yang berasal dari luar sekolahnya. Teman-teman ini juga mempunyai pengaruh besar bagi anak-anak remaja, mereka merasa dekat satu sama lain dan biasanya sudah membentuk kelompok (geng), mereka mempunyai rasa senasib dan sepenaggungan, rasa solidaritas tiggi. Dengan demikian, mereka akan dengan mudahnya melakukan hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh kelompoknya. Mereka tidak memikirkan baik buruknya, tetapi memikirkan apa itu menyenangkan atau tidak. Juga tidak mempertimbangkan akan adanya resiko-resiko bagi dirinya. Bahkan, untuk memenuhi kekeinginannya agar diterima kelompoknya, mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal yang sebenarnya disadari merupakan perbuatan yang tidak baik.

Dalam mekanisme terjadinya penyalahgunaan zat, teman kelompok sebaya (peer geoup) mempunyai pengaruh yang dapat mendorong atau mencetuskan penyalahgunaan narkoba pada diri seseorang. Pada banyak kasus, perkenalan pertama dengan narkoba biasanya datang dari teman. Teman sebaya ini bisa berupa teman sekolah, teman sepermainan di lingkungan masyarakatnya, sesama anggota dari klub, kelompok atau geng tertentu yang rata-rata memiliki usia, karakteristik, permasalahan dan pola pikir yang hampir sama. Pengaruh teman ini sangat sukar dilepaskan karena dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan dalam diri remaja. Pengaruh teman ini tidak hanya dirasakan pada saat perkenalan pertama dengan narkoba, melainkan juga menyebabkan seseorang tetap menggunakan atau mengalami kekambuhan (relapse).

(40)

48

dibujuk, dipaksa bahkan dijebak oleh teman atau kelompok sebayanya. Selain itu mereka menyatakan sulit untuk lepas dari ikatan kelompok sebayanya. IV. Keadaan Masyarakat pada Umumnya

Dengan memasuki perkembangan jaman dan era globalisasi, teknologi informatika berkembang dengan cepat dan sedemikian canggih, juga media cetak, media audiovisual memiliki jangkauan yang jauh lebih luas daripada sebelumnya, dan akibatnya banyak budaya asing masuk ke indonesia melalui media tersebut. Bagi kawula yang belum matang dan masih belum kukuh kuat iman maupun masih kurang pengertian akan nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia, akan denagn mudah mengadaptasi budaya-budaya luar yang kadang kurang pas bagi para remaja kini. Di dalam kehidupan malam, hiruk piruk diskotik, night club dan tempat-tempat hiburan malam lainnya, pengedar narkoba juga semakin meningkat sehingga narkoba sangat mudah diperoleh dan harganya juga bervariasi, ada yang murah dan ada yang mahal tergantung jenis dan khasiat narkoba tersebut. Dimulai dari iseng-iseng, ajakan teman, rasa ingin tahu tentang bagaimana narkoba tersebut maka tidak banyak akhirnya menjadi korban penyalahgunaan Narkoba yang kita temukan.

(41)

49

lalu bergabung dengan teman kelompok sebaya dan turut menyalahgunakan narkoba.

Bukan hanya remaja yang akhirnya lari ke dalam penyalahgunaan narkoba ini, melainkan orang tua juga banyak yang terjerumus kedalamnya. Adanya tekanan batin karena sulitnya mencari nafkah, banyaknya beban tanggung jawab yang berat dalam keluarga, terjadinya pengangguran atau pemutusan hubungan pekerjaan dapat menyebabkan frustasi pada seseorang dan akhirnya mencari pelarian melalui tindakan-tindakan yang salah seperti mabuk-mabukan dan memakai narkoba (Mastauli, 2007:40-47).

3. Faktor Keluarga

Keluarga mempunyai peranan terpenting didalam pendidikan dan pembentukan karakter anak. Dari sejak lahirlah si anak diasuh didalam keluarga sehingga pertumbuhan dan perkembangan hidupnya tidak terlepas dari apa yang disediakan dan diberikan keluarganya. Dengan kata lain, karakter atau kepribadian anak terbentuk oleh pola asuh yang sejak kecil diperolehnya, walaupun anak mempunyai watak atau sifat bawaan yang diperoleh dari orangtuanya, namun pengaruh lingkungan mempunyai andil yang besar dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian.

(42)

50

menolak terhadap bujukan penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya karakteristik-karakteristik yang telah disebutkan sebagai faktor resiko keluarga mengantarai hubungan remaja dengan keluarga, khususnya orangtua menjadi kurang kondusif dan rentan untuk menjadi penyalahguna narkoba juga. Salah satu indikator yang penting pada resiko keluarga adalah apabila dalam keluarga tersebut terdapat anggota keluarga yang telah menyalahgunakan narkoba, maka remaja tersebut beresiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba juga, atau disebut sebagai remaja kelompok beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba.

4. Faktor Ketersediaan Narkoba

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersedian dan mudahnya mendapatkan narkoba bagi remaja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Biasanya para remaja mendapatkan informasi tentang narkoba dalam pengedaran dan pemakai yang berasal dari teman sebaya.

Beberapa pengaruh adanya narkoba terhadap perilaku penyalahgunaan dikalangan remaja adalah sebagai berikut:

a. Mudahnya mendapatkan jenis dari narkoba.

b. Adanya persepsi bahwa dengan mengkonsumsi dapat menyelesaikan

persoalan. Anggapan ini mungkin saja benar, namun perlu diketahui bahwa hilangnya persoalan itu hanya sesaat dan tidak menyelesaikan masalah yang sesungguhnya.

c. Cara menggunakan narkoba yang sangat mudah, misalnya diisap, disuntik, ditelan dan sebagainya.

(43)

51

2.8 Kerangka Pemikiran

Masalah penyalahgunaan NAPZA di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya semakin kompleks. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tersebut dapat kita lihat dari berbagai bentuk permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat mulai dari perdagangan narkoba secara internasional dan lokal, masalah kesehatan bagi pengguna narkoba seperti masalah terjangkit penyakit HIV/AIDS, masalah ekonomi dalam rumah tangga sebagai akibat dari penyalahgunaan Narkoba tersebut, masalah dalam keluarga seperti perceraian, kurang harmonisasi, masalah kriminalitas yang timbul akibat penyalah guna narkoba seperti pencurian, pembunuhan, penodongan dan berbagai bentuk kriminalitas lainnya yang kerap kali terjadi dan masih banyak lagi dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba tersebut.

Sosial ekonomi berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba, misalnya mereka yang berasal dari keadaan sosial ekonomi yang pas-pasan memaksa seseorang tersebut harus mencari jalan untuk bisa menggunakan narkoba dengan bertindak yang dapat merugikan masyarakat lainnya, tindakan tersebut bisa seperti pencurian maupun yang lainnya, yang terpenting seseorang tersebut dapat mengkonsumsi narkoba, sedangkan seseorang dari kalangan sosial ekonomi yang tinggi tidak memaksanya untuk bertindak yang merugikan masyarakat, karena untuk dapat mengkonsumsi narkoba seseorang tersebut menggunakan apa yang dimilikinya yang terpenting bisa mendapatkan narkoba.

(44)

52

(45)

53

Bagan Alur Pikir

2.9 Hipotesis

Secara Etimologis istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata, yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan. Secara sederhana hipotesi dapat diartikan sebagai pernyataan sementara. Kerlinger (1997) mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variable. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan (Siagian, 2011:147-148).

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat pengaruh Sosial Ekonomi keluarga terhadap penyalahgunaan narkoba pada binaan Al-Kamal Sibolangit Centre.

Panti Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit

Centre

Korban Penyalahgunaan Narkoba

Sosial Ekonomi

a. Pendidikan

b. Pendapatan

c. Perumahan

d. Interaksi

(46)

54

Ha : Terdapat pengaruh Sosial Ekonomi keluarga terhadap penyalahgunaan narkoba pada binaan Al-Kamal Sibolangit Centre.

2.10 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah khusus yang digunakan para ahli dalam menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek, peneliti harus menegaskan dan membatasi konsep yang diteliti. Perumusan definisi konsep dalam suatu peneliian menunjukkqn bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Definisi konsep adalah adalah pengertian terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian (Siagian,2011:136).

Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang akan digunakan dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunaan sebagai berikut:

a. Pengaruh yang peneliti maksud adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh

suatu keadaan atau kondisi yang disebabkan oleh terjadinya sesuatu.

b. Narkoba yang peneliti maksud adalah zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukan ke dalam tubuh baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena dan lain sebagainya dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang.

(47)

55

sesuai kebutuhan. Pemakaian obat atau zat yang berlebihan atau tidak sesuai dosis/ takaran maka menjadi salah guna.

d. Penyalahgunaan narkoba yang peneliti maksud adalah pemakaian narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya secara terus-menerus, atau sesekali tetapi berlebihan, dan tidak menurut petunjuk dokter.

e. Sosial ekonomi yang peneliti maksud adalah suatu kebutuhan yang saling berkaitan karena apabila kebutuhan ekonomi seseorang tidak terpenuhi maka akan terjadi dampak sosial yang terjadi di masyarakat.

f. Dampingan yang peneliti maksud adalah mereka yang menjadi korban penyalah guna narkoba yang sedang mengikuti proses rehabilitasi social. g. Al-Kamal Sibolangit Centre yang penulis maksud dalam penelitian ini

adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian.

2.11 Definisi Operasional

Definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses mengoperasionalisasikan konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep telah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terinci sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka (Siagian,2011:141).

Adapun yang menjadi definisi dalam Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Penyalahgunaan Narkoba Pada Dampingan Al-Kamal Sibolangit Centre yaitu dapat diukur melaui indikator-indikator sebagai berikut:

Variabel Bebas (Variabel X)

(48)

56

akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain (Siagian, 2011:89). Menurut Idrus (2009: 79), variabel bebas atau variabel (x) merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah 1. Sosial Ekonomi Keluarga

a. Pendapatan Orangtua  Jenis Pekerjaan  Penghasilan orangtua  Jumlah yang ditanggung  Kebutuhan keluarga

b. Pendidikan Orangtua  Tingkat Pendidikan c. Perumahan

 Jenis Bangunan  Jumlah Ruangan d. Interaksi

 Komunikasi dengan anak  Komunikasi dengan keluarga  Komunikasi dengan tetangga  Perkumpulan

Variabel Terikat (Variabel Y)

(49)

57

atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena ada variabel lain.

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah a. Penyalahgunaan Narkoba

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu untuk dapat memperbaiki pernikahan diperlukan dua orang untuk bersedia belajar, meluangkan waktu untuk mendengar dan bahkan mengampuni.Tetapi begitu

Perancangan hotel resort dengan penerapan struktur merupakan bangunan komersil yang digunakan sebagai tempat sementara para wisatawan untuk beristirahat

Tokoh dalam teori belajar kognitivisme dari Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses perubahan fungsi lahan yang terjadi di sepanjang koridor Jalan Selokan Mataram sehingga berkembang menjadi kawasan komersial

Oleh karena itu, diadakan penelitian mengenai perbandingan kinerja keua ngan antara kedua bank tersebut dengan judul “Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank

menggunakan pendekatan pembelajaran apresiatif, gaya belajar kesenian yang disenangi peserta didik adalah gaya belajar visual, sedangkan pada proses pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi bertutur yang digunakan oleh kaum wanita Minangkabau untuk melindungi citra dirinya dan citra diri orang

MEKANISME KERJA EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum L) TERSTANDAR TERHADAP DEGRADASI SEL MUKOSA RONGGA MULUT MENCIT YANG MENGALAMI TRANSFORMASI MELALUI.. EKSPRESI BCL-2, VEGF,