• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biasanya pergaulan dengan teman sebayanya yang berasal dari luar sekolahnya. Teman-teman ini juga mempunyai pengaruh besar bagi anak-anak remaja, mereka merasa dekat satu sama lain dan biasanya sudah membentuk kelompok (geng), mereka mempunyai rasa senasib dan sepenaggungan, rasa solidaritas tiggi. Dengan demikian, mereka akan dengan mudahnya melakukan hal-hal yang dianggap menyenangkan oleh kelompoknya. Mereka tidak memikirkan baik buruknya, tetapi memikirkan apa itu menyenangkan atau tidak. Juga tidak mempertimbangkan akan adanya resiko-resiko bagi dirinya. Bahkan, untuk memenuhi kekeinginannya agar diterima kelompoknya, mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal yang sebenarnya disadari merupakan perbuatan yang tidak baik.

Dalam mekanisme terjadinya penyalahgunaan zat, teman kelompok sebaya (peer geoup) mempunyai pengaruh yang dapat mendorong atau mencetuskan penyalahgunaan narkoba pada diri seseorang. Pada banyak kasus, perkenalan pertama dengan narkoba biasanya datang dari teman. Teman sebaya ini bisa berupa teman sekolah, teman sepermainan di lingkungan masyarakatnya, sesama anggota dari klub, kelompok atau geng tertentu yang rata-rata memiliki usia, karakteristik, permasalahan dan pola pikir yang hampir sama. Pengaruh teman ini sangat sukar dilepaskan karena dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan dalam diri remaja. Pengaruh teman ini tidak hanya dirasakan pada saat perkenalan pertama dengan narkoba, melainkan juga menyebabkan seseorang tetap menggunakan atau mengalami kekambuhan (relapse).

Kebanyakan pecandu yang menjadi responden pada banyak penelitian menyatakan, bahwa mereka mencoba narkoba pertama kali karena ditawari,

48

dibujuk, dipaksa bahkan dijebak oleh teman atau kelompok sebayanya. Selain itu mereka menyatakan sulit untuk lepas dari ikatan kelompok sebayanya. IV. Keadaan Masyarakat pada Umumnya

Dengan memasuki perkembangan jaman dan era globalisasi, teknologi informatika berkembang dengan cepat dan sedemikian canggih, juga media cetak, media audiovisual memiliki jangkauan yang jauh lebih luas daripada sebelumnya, dan akibatnya banyak budaya asing masuk ke indonesia melalui media tersebut. Bagi kawula yang belum matang dan masih belum kukuh kuat iman maupun masih kurang pengertian akan nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia, akan denagn mudah mengadaptasi budaya-budaya luar yang kadang kurang pas bagi para remaja kini. Di dalam kehidupan malam, hiruk piruk diskotik, night club dan tempat-tempat hiburan malam lainnya, pengedar narkoba juga semakin meningkat sehingga narkoba sangat mudah diperoleh dan harganya juga bervariasi, ada yang murah dan ada yang mahal tergantung jenis dan khasiat narkoba tersebut. Dimulai dari iseng-iseng, ajakan teman, rasa ingin tahu tentang bagaimana narkoba tersebut maka tidak banyak akhirnya menjadi korban penyalahgunaan Narkoba yang kita temukan.

Para ahli mengatakan bahwa perubahan-perubahan nilai sosial sebagai konsekuensi modernisasi juga merupakan faktor yang turut berperan pada penyalahgunaan narkoaba. Pada umumnya penyalah guna narkoba tidak lagi mematuhi sistem nilai yang dianut oleh orang tuanya. Mereka lebih dekat dan cocok dengan sistem nilai dari kelompok sebayanya yang sering berperilaku anti sosial dan menyalahgunakan zat. Pada hakikatnya penyalah guna zat merupakan ‘jeritan minta tolong’ dari remaja. Mereka menunjukkan ketidakmampuan menyesuaikan diri dan menjalin hubungan yang baik dan stabil dengan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, mereka

49

lalu bergabung dengan teman kelompok sebaya dan turut menyalahgunakan narkoba.

Bukan hanya remaja yang akhirnya lari ke dalam penyalahgunaan narkoba ini, melainkan orang tua juga banyak yang terjerumus kedalamnya. Adanya tekanan batin karena sulitnya mencari nafkah, banyaknya beban tanggung jawab yang berat dalam keluarga, terjadinya pengangguran atau pemutusan hubungan pekerjaan dapat menyebabkan frustasi pada seseorang dan akhirnya mencari pelarian melalui tindakan-tindakan yang salah seperti mabuk- mabukan dan memakai narkoba (Mastauli, 2007:40-47).

3. Faktor Keluarga

Keluarga mempunyai peranan terpenting didalam pendidikan dan pembentukan karakter anak. Dari sejak lahirlah si anak diasuh didalam keluarga sehingga pertumbuhan dan perkembangan hidupnya tidak terlepas dari apa yang disediakan dan diberikan keluarganya. Dengan kata lain, karakter atau kepribadian anak terbentuk oleh pola asuh yang sejak kecil diperolehnya, walaupun anak mempunyai watak atau sifat bawaan yang diperoleh dari orangtuanya, namun pengaruh lingkungan mempunyai andil yang besar dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian.

Departemen Kesehatan RI (dalam Afiatin,2008:13) memberikan deskripsi terhadap keluarga yang merupakan faktor resiko tertinggi bagi penyalahgunaan narkoba yaitu komunikasi antar anak dan orangtua kurang efektif, hubungan ayah dan ibu kurang harmonis, lingkungan keluarga terlalu permisif atau terlalu otoriter dan orangtua atau anggota keluarga lainnya telah menggunakan narkoba. Karakteristik-karakteristik seperti yang disebutkan sebagai faktor protektif keluarga mengantarai hubungan orangtua dengan kasih sayang dan kekuatan ikatan dengan keluarganya serta memperoleh norma-norma yang jelas berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkoba, remaja menjadi lebih tangguh untuk dapat

50

menolak terhadap bujukan penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya karakteristik- karakteristik yang telah disebutkan sebagai faktor resiko keluarga mengantarai hubungan remaja dengan keluarga, khususnya orangtua menjadi kurang kondusif dan rentan untuk menjadi penyalahguna narkoba juga. Salah satu indikator yang penting pada resiko keluarga adalah apabila dalam keluarga tersebut terdapat anggota keluarga yang telah menyalahgunakan narkoba, maka remaja tersebut beresiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba juga, atau disebut sebagai remaja kelompok beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba.

4. Faktor Ketersediaan Narkoba

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersedian dan mudahnya mendapatkan narkoba bagi remaja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Biasanya para remaja mendapatkan informasi tentang narkoba dalam pengedaran dan pemakai yang berasal dari teman sebaya.

Beberapa pengaruh adanya narkoba terhadap perilaku penyalahgunaan dikalangan remaja adalah sebagai berikut:

a. Mudahnya mendapatkan jenis dari narkoba.

b. Adanya persepsi bahwa dengan mengkonsumsi dapat menyelesaikan persoalan. Anggapan ini mungkin saja benar, namun perlu diketahui bahwa hilangnya persoalan itu hanya sesaat dan tidak menyelesaikan masalah yang sesungguhnya.

c. Cara menggunakan narkoba yang sangat mudah, misalnya diisap, disuntik, ditelan dan sebagainya.

d. Peredaran pengedar narkoba yang sudah masuk ke pelosok wilayah dimana berkumpulnya remaja.

51

Dokumen terkait