• Tidak ada hasil yang ditemukan

Impor Guru Besar Harus Selektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Impor Guru Besar Harus Selektif"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Impor Guru Besar Harus

Selektif

NEWS UNAIR – Wacana “impor” Guru Besar yang dilontarkan

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) direspon positif oleh Rektor UNAIR Prof Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA. Ditemui awak media di ruang kerjanya Rabu pagi (19/10), lelaki kelahiran Gresik itu mengungkapkan, asalkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tidak dibebani anggaran untuk mereka, tidak ada alasan untuk takut. Yang tak kalah penting pula, jangan sampai kehadiran mereka menghambat proses pengangkatan Guru Besar di PTN masing-masing.

Prof. Nasih menuturkan, kehadiran Guru Besar atau Profesor dari luar negeri justru memiliki dampak positif. Mereka bisa melakukan riset atau publikasi bersama akademisi PTN. Sehingga, para dosen yang bertitel Doktor dapat ikut mendapat manfaat. Sebab, proses mereka menuju gelar profesor dapat lebih dipercepat. Transfer ilmu dari para profesor “impor” itu pun dapat menjadi pelecut dan katalisator dalam tubuh PTN.

“Kehadiran mereka untuk riset dan publikasi juga bisa menjadi sarana menguji tingkat kecemburuan para profesor lokal. Maksudnya, para profesor di PTN yang sudah jarang mengajak juniornya melakukan riset dan publikasi mestinya peka. Kalau mereka sudah tidak cemburu dan peka atas kehadiran profesor luar negeri yang ada di kampus, kecintaan mereka pada almamater perlu mulai dipertanyakan,” ungkap dia.

Seperti ramai diberitakan di media massa, Menristekdikti M. Nasir mewacanakan masuknya 500 profesor dari luar negeri. Dengan dalih, sebagai pemicu suasana akademik di segala aspek pada perguruan tinggi dalam negeri. Kabarnya, bila kebijakan itu jadi direalisasikan, ada kemungkinan enam sampai sepuluh guru besar akan diterjunkan ke UNAIR.

(2)

Bila memang demikian, bidang atau fakultas yang menurut Prof. Nasih perlu mendapat “asupan” profesor asing guna penguatan riset dan publikasi antara lain yang berkaitan dengan Humaniora. Keberadaan profesor asing akan membantu jaring relasi internasional pula.

“Bahkan, diberi lima puluh guru besar pun kami siap. Asalkan, sekali lagi, kami tidak dibebani anggaran. Bayangkan saja, kalau dari lima puluh profesor itu, setahun bisa menghasilkan publikasi internasional seratus judul, dan itu riset bersama para Doktor kami, manfaatnya sudah pasti besar,” papar dia. (*)v

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

Islamic Development Bank

Jalin Kerjasama dengan FEB

UNAIR

UNAIR NEWS – Dalam lima tahun terakhir, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis (FEB) Universitas Airlangga dipercaya oleh Islamic Development Bank (IDB) untuk menjalin kerjasama. Tahun ini, FEB dipercaya oleh IDB untuk mengundang para peneliti dari berbagai negara di dunia untuk berbagi ide seputar pengelolaan ‘social capital’.

Bentuk dari tukar pikir ide antar peneliti lintas negara tersebut bermacam-macam. Seperti yang telah diselenggarakan pada Senin-Selasa (18-19/10) yakni penyelenggaraan call for paper dan “Thematic Workshop On Islamic Cooperatives as The Economic Organization of Social Capital”. Acara bertempat di

(3)

FEB UNAIR, diikuti oleh puluhan peneliti yang berasal dari Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Nigeria, Afrika, Pakistan, dan Indonesia.

“Kalau negara hutang terus seperti yang terjadi selama ini, yang menanggung bebannya anak cucu kita. Di Indonesia bayi lahir langsung menanggung hutang, kalau dilihat dari besar hutang Indonesia dibanding besar jumlah penduduk. Padahal ada alternatif lain yang sebetulnya sudah lama ada di Indonesia,” ujar Nisful Laila, SE.,M.Com, Wakil Dekan III FEB UNAIR.

“Degan adanya realitas yang seperti itu, kita dipercaya oleh IDB untuk mengundang para peneliti dari seluruh dunia, dunia islam terutama, untuk berbagi ide mereka terkait pengelolaan ‘social capital’, bagaimana optimalisasinya, dan juga bagaimana memitigasi resiko kalau ada resikonya. Hal lain yang di diskusikan adalah bagaimana best praktices pengelolaan social capital di masing-masing negara peserta workshop” lanjutnya.

Nisful menambahkan, konsep sosial capital telah menjadi isu kekinian di lingkup internasional. Sebab, pengelolaan keuangan dengan konsep social capital ini, memiliki ciri from local for local. Jadi dana dari masyarakat Surabaya, misalnya, akan digunakan untuk mendanai keperluan masyarakat Surabaya juga. Berbeda dg konsep bank.

Contoh institusi keuangan dengan social capital adalah koperasi syariah atau yang lebih umum dikenal dengan Baitul Maal wa at-Tamwil (BMT), dimana sumber dananya bisa berasal dari dana-dana zakat, infaq, sodaqoh, dan wakaf, disamping dana simpanan masyarakat lainnya. Konsep pendanaan dengan social capital tersebut bisa digunakan untuk menjalankan pembangunan di Indonesia yang selama ini dilakukan dengan hutang ke luar negeri dan terbukti memberatkan negara.

“Dengan mengoptimalkan social capital, negara tidak dibebani dengan bunga yang harus dibayar setiap kurun waktu tertentu.

(4)

Ini jelas potensi yang luar biasa, seperti halnya potensi zakat yang sekarang ini banyak diberi perhatian pemerintah sebagai salah satu sumber pendanaan pembangunan. Sekarang kan orang yang sudah bayar zakat, pajaknya bisa dikurangi. Artinya, itu sudah diakui sebagai kontribusi masyarakat dalam pembangunan” tambahnya.

Regulasi dari social capital sudah ada saat ini, seperti dibentuknya koperasi syariah berbentuk BMT. Pemerintah selama ini memang lebih memperhatikan bank dibanding koperasi, sebab regulasi bank begitu lengkap hingga bisa tumbuh berkembang. Sementara social capital, baru belakangan ini ditawarkan kepada pemerintah untuk menjadi alternatif pembiayaan negara. Nisful menambahkan, social capital juga relatif aman, tidak mengandung banyak resiko, juga murah karena tidak mengandung bunga. Konsep ini memerlukan dukungan berbagai pihak untuk bisa telaksana secara menyeluruh. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh

Darurat Narkoba Di Indonesia,

Farmasi UNAIR Adakan Seminar

NAPZA & PREKURSOR

UNAIR NEWS – Departemen Farmasi Klinik UNAIR mengadakan acara

Seminar dan Pelatihan NAPZA & PREKURSOR bertajuk “From Regulation, Basic Science, to Clinical Practice”. Sedikitnya ada tiga sesi diskusi dalam acara tersebut dan satu sesi sebagai pelatihan.

(5)

Sjamsiah, Apt., Mahardian Rahmadi,S.Si, Ph.D, Apt., dr. Agus Ali Fauzi, PGD, Pal.Med.ECU., dr. Roni Subagyo, Sp.KJ, Kombes Pol. Kuswardani, S.Si., M.Farm., Apt., dan Dr. Suharjono, MS, Apt.

Acara yang berlangsung pada Sabtu (15/10), di ruang RK3.1 Fakultas Farmasi UNAIR dibuka secara langsung oleh Dekan Fakultas Farmasi, Dr. Umi Athiyah, MS, Apt. Setidaknya 300 peserta dengan latar belakang disiplin ilmu farmasi memadati ruang seminar.

“Peserta secara keseluruhan 90 persen adalah apoteker. Selebihnya adalah mahasiswa profesi, S1, S2 atau S3, bahkan juga ada peserta dari wilayah lain yaitu Balikpapan, Pontianak, Solo, Yogyakarta dan juga perwakilan dari KEMENKES,“ tutur Dr. Suharjono, MS, Apt.

Selaku ketua acara, Suharjono menuturkan bahwa Indonesia saat ini sedang terjadi darurat narkoba dengan tersangka dari berbagai kalangan. “Selebritis, oknum aparat PNS, pejabat bahkan juga oknum DPRD,” jelasnya.

Melalui seminar dan pelatihan tersebut, Suharjono berharap agar para peserta mampu menambah wawasan intelektual, khususnya terkait jenis-jenis narkoba yang baru. “Dalam hal ini, apoteker lebih tahu dan memahami kejadian di lapangan, sehingga perlu waspada dan mengamankan akan adanya obat narkotika psikotropika legal atau prekursor yang kemungkinan dapat disalahgunakan,” pungkasnya. (*)

Penulis : Akhmad Janni Editor : Dilan Salsabila

(6)

BLC UGM Kunjungi dan Sharing

Bersama FSB FH UNAIR

UNAIR NEWS – Sebanyak 42 Mahasiswa Hukum Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta, yang tergabung dalam Bisnis Law Community (BLC) UGM melakukan kunjungan ke Fakultas Hukum UNAIR. Program kunjungan yang diberi nama “UGM Visit FSB” tersebut dalam rangka bertemu dan sharing dengan para anggota Badan Semi Otonom (BSO) Forum Study Bisnis (FSB). Mereka juga mengikuti

workshop yang bertajuk “Alternative Dispute Resolution” di

Aula Pancasila, Sabtu (15/10).

Ada dua pemateri yang dihadirkan dalam workshop UGM Visit FSB. Pertama, Abdullah S.H.., M.Si. yang merupakan wakil dari pengadilan Malang. Kedua, Faizal Kurniawan S.H., M.H., LL.M. selaku Sekretaris Dekan FH UNAIR yang juga merupakan staf pengajar hukum perdata.

UGM Visit ini bertujuan untuk memberi wawasan kepada para anggota BLC serta FSB tentang penyelesaian sengketa alternatif, sekaligus mengasah softskill. Selain itu, kunjungan tersebut juga dapat mempererat hubungan antara anggota BLC UGM dan FSB FH UNAIR, serta memperkenalkan NBLC (National Bisnis Law Community) kepada seluruh mahasiswa FH UNAIR yang berminat mendalami Hukum Bisnis.

“Tujuan dari UGM Visit ini, yang pertama, menambah ilmu dan wawasan kita, utamanya tentang penyelesaian sengketa alternatif. Kedua, mengasah softskill yang kita miliki. Ketiga, mempererat hubungan BLC dan FSB, dan yang keempat, memperkenalkan NBLC ke seluruh mahasiswa FH UNAIR yang minat kepada hukum bisnis,” ungkap Irfan Naufal selaku Presiden Direktur FSB periode 2016-2017.

Rencananya, UGM Visit FSB akan diadakan secara berkelanjutan setiap tahun. Sebelumnya, Anggota FSB juga sempat mengikuti

(7)

“Legal Discussion” di UGM pada 16 April 2016 lalu.

“Ini (UGM Visit FSB, red) merupakan program kerja antara BLC dan FSB yang mungkin akan diadakan berkelanjutan setiap tahun, dan tidak menutup kemungkinan kalau nantinya FSB yang akan Visit ke UGM,” imbuh Irfan.

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Dilan Salsabila

DPR RI Kunjungi UNAIR, Bahas

Rancangan UU Kekarantinaan

Kesehatan

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara yang terletak di

antara 2 benua dan 2 samudra, serta memiliki jumlah pulau kurang lebih 17.504. Sehingga, hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki posisi strategis pada jalur lalu lintas dan perdagangan internasional.

Meningkatnya pergerakan penduduk sebagai dampak pembangunan dan perkembangan teknologi transportasi menyebabkan kecepatan waktu tempuh perjalanan antar negara melebihi masa inkubasi penyakit.

Sebagai konsekuensi logis, faktor risiko penyebaran penyakit menular dan gangguan kesehatan pun menjadi tinggi karena banyaknya pintu masuk ke wilayah Indonesia. Sehingga, penyelenggaraan karantina kesehatan perlu dilakukan secara komprehensif, serta melakukan reintegrasi dalam rangka cegah tangkal.

(8)

Badan Legislasi DPR RI dalam rangka pembahasan rancangan undang-undang tentang kekarantinaan kesehatan. “Kunjungan dalam rangka pembahasan RUU tentang kekarantinaan kesehatan ini masih dalam pembahasan tingkat satu,” jelas H. Totok Daryanto, Se., Ketua Tim Badan Legislasi DPR RI.

“Dengan kunjungan ini kami berharap dapat masukan-masukan dan informasi yang mungkin luput dari pengetahuan kami,” imbuhnya. Kunjungan kerja yang dilangsungkan di Ruang Kahuripan 301, Kantor Manajemen, pada Selasa (18/10) tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Universitas Surabaya (UBAYA), Universitas Wijaya Kusuma (UWK). Sedangkan UNAIR diwakili oleh Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin.

“UNAIR menjadi motor penggerak IPTEK kesehatan di Indonesia. Ke depan kami juga ditargetkan agar menembus kampus 500 dunia,” tandas Madyan. “UNAIR memang menjadi rujukan untuk pengembangan kesehatan nasional,” tambahnya.

Penyelenggaraan tindakan karantina kesehatan saat ini dilakukan terhadap alat angkut, orang, dan barang di pintu masak, yaitu pelabuhan dan bandar udara. Namun demikian, Undang-Undang tentang Karantina Laut dan Karantina Udara yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan kebutuhan hukum masyarakat, termasuk perkembangan pengaturan di tingkat internasional.

Selain itu, penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan di pos lintas barat darat negara dan wilayah belum diatur sama sekali. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan baru dengan undang-undang baru yang mengatur kekarantinaan kesehatan di pintu masuk dan keluar, baik di pelabuhan, bandar udara, maupun di perbatasan darat.

Selain Jawa Timur, kunjungan kerja Badan Legislasi DPR RI yang dilaksanakan mulai tanggal 18 hingga 20 Oktober tersebut juga akan dihelat di Provinsi Sumatera Utara dan juga Provinsi Bali.

(9)

“Semoga silaturahmi ini bisa terus berlanjut ke arah yang lebih baik,” pungkas Madyan. (*)

Penulis : Dilan Salsabila dan Nuri Hermawan

D3 Teknisi Perpustakaan UNAIR

Adakan

Konferensi

Internasional

UNAIR NEWS – Guna menambah kemewahan intelektual, Prodi D3

Teknisi Perpustakaan Vokasi UNAIR telah menyelenggarakan konferensi internasional arsip dan perpustakaan. Acara yang dihelat di Ruang Grand Bromo Hotel Ibis Surabaya tersebut dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Vokasi UNAIR, Dr. Widi Hidayat, S.E., M. Si., Ak.

Acara yang dilangsungkan selama dua hari sejak tanggal 12 Oktober tersebut mengusung tema “Transforming Information In The New Media”. “Acara ini menjadi acara tahunan Prodi kami dan telah memasuki tahun kedua,” ujar Nove Eka Variant Ana, S.Sos., MIMS selaku Ketua Konferensi.

Animo peserta konferensi juga dinilai cukup baik dan mencapai ekspektasi panitia. Pasalnya, jumlah total peserta konferensi tersebut mencapai kurang lebih 200 peserta. Bahkan, 37 di antaranya mengikuti lomba presenter paper.

“Hal tersebut menurut kami sudah bagus,” tutur Nove.

Nove mengungkapkan, tujuan utama konferensi internasional tersebut antara lain untuk mendatangkan akademisi, praktisi, Saints, serta peneliti di bidang perpustakaan dan kearsipan. Hal tersebut berguna agar peserta konferensi bisa saling

(10)

haring wawasan intelektual mereka, khususnya di bidang ilmu perpustakaan dan kearsipan.

“Peserta yang hadir hampir dari seluruh Perguruan Tinggi Indonesia yang memiliki jurusan atau Prodi serupa, seperti Kalimantan dan Bali,” ungkapnya. “Nantinya kami berharap untuk acara ini akan di ikuti oleh peserta dari mancanegara, karena konferensi ini merupakan konferensi tingkat internasional” imbuhnya.

Ketua Prodi D3 Teknisi Perpustakaan UNAIR, Endang Fitriyah Mannan, S.Sos., M.Hum mengatakan bahwa konferensi tersebut mengundang Prof. Daniel M. Rosyid, PhD., M.RINA., yang pernah menjabat sebagai ketua dewan pendidikan Jawa Timur dan Abrizah Abdullah, PhD., Professor dari University Of Malaya Malaysia. “Prof. Daniel lebih banyak berbicara tentang literasi di tingkat sekolah tentang metode dan materi pembelajaran. Sedang Abdullah berbicara tentang Open Access,” pungkasnya.

Penulis : Akhmad Janni Editor : Dilan Salsabila

Menpan RB Akan Pecat Aparat

Negara Lakukan ’Pungli’

UNAIR NEWS – Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi

Birokrasi (Menpan RB) H. Asman Abnur, SE., M.Si., mengatakan jika ada aparat sipil negara yang masih mungut-mungut uang dari pelayanan perizinan dan layanan publik agar segera dilaporkan kepada Kemenpan RB.

(11)

ada yang main-main dalam pelayanan publik, karena (pelayanan – red) ini adalah hak rakyat,” kata Menpan RB Asman Abnur kepada pers, usai menghadiri undangan promosi Doktor untuk Lusy Asa Akhrani, S.Psi., M.Psi.T., di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Rabu (19/10).

Hal itu ditegaskan dalam menindaklanjuti program pemberantasan pungutan liar (pungli) yang digencarkan kembali pemerintah. Menurut Asman Abnur, pungli itu bukan “penyakit sosial” yang baru-baru saja, tetapi sudah lama. Hanya sayangnya, selama ini dirasakannya belum pernah serius dalam membenahi persoalannya. Karena itu, dalam program kerjanya kedepan, yang pertama Kemenpan RB tidak akan memperbaiki sistem yang lain, tetapi akan fokus memperbaiki sistem perijinan-perijinan ini. Dalihnya, jika sistem ini sudah “terkunci” maka tidak akan lagi bergantung pada orang yang menjalankan sistem, sehingga tidak akan mudah untuk dibuka lagi.

Sasaran yang kedua, alur pelayanan perijinan itu harus jelas. Mulai dari pengurusannya sampai dengan lama waktunya. Ditengarai persoalan waktu inilah yang memicu masyarakat pemohon pelayanan menjadi jenuh dalam mengurus sesuatu ke pemerintah. Karena jenuh dan karena tidak ada kepastian kapan selesainya, sehingga mereka mencari jalan keluar, mencari perantara dan bantuan, lalu muncullah calo,” kata politisi PAN alumnus S2 UNAIR ini.

Pembenahan yang ketiga, biaya pelayanan perijinan akan dibuat jelas dan transparan. Sebab dengan transparan, maka aparat sipil negara diharapkan tidak lagi berani bermain-main dengan persoalan perijinan dan layanan publik.

“Tidak boleh lagi mungut-mungut dari perijinan dan layanan masyarakat. Kalau itu masih ada pada aparat sipil negara, segera laporkan ke Menpan RB. Saya akan pecat langsung, jadi dalam pelayanan publik ini tidak boleh main-main, karena ini hak rakyat,” tandas Aswan Abnur.

(12)

Tiga hal tersebut diatas akan dijadikan tumpuan utama program Kementerian PAN/RB. Program yang kedua adalah memperbaiki sistem pemerintahan dengan menerapkan sistem TI (Teknologi Informasi), sehingga kedepan tidak boleh lagi main-main dengan anggaran.

”Kedepan budgeting anggaran ini harus di-planning berdasarkan sasaran yang sebenarnya. Kalau sasarannya A maka benar-benar harus mencapai sasaran A. Kalau sasarannya B harus mencapai sasaran B. Kalau tidak tercapai berarti anggarannya ada yang bocor,” katanya.

Hal-hal demikian itu ditekankan oleh Menpan RB harus menjadi ciri khas bangsa Indonesia kedepan. Karena itu ia berharap dengan sistem TI, sistem transparansi, perbaikan sistem yang baik, maka negara kita tidak akan kalah dengan Singapura, Malaysia, Vietnam dan Korea.

“Masak kita sudah 71 tahun merdeka tapi nggak maju-maju. Kemudian untuk perguruan tinggi, saya selalu bicara kepada Pak Rektornya, kedepan tidak boleh lagi kalah dengan perguruan tinggi yang mendunia itu, termasuk UNAIR. Itu tantangan Pak Rektor tentunya,” kata Menpan Asman Abnur. (*)

Penulis: Bambang Bes

FKG

UNAIR

Selenggarakan

Pameran

Kedokteran

Gigi

Terbesar di Indonesia

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

(13)

Timur. Bekerja sama dengan beberapa pihak profesional dan industri, acara pameran bertajuk “AIDENTEX: Airlangga International Dental Expo 2016” dilaksanakan di Dyandra Convention Center, Kamis sampai Sabtu tanggal 20 – 22 Oktober. Ada seratus perusahaan yang bergerak di bidang instrumentasi kedokteran gigi yang membuka stan dan memenuhi area hall dalam pameran ini. Ratusan stan perusahaan yang mengikuti pameran itu di antaranya Pepsodent, Thomasong, dan Royal Dental Hospital. Selain pameran, ada pula lokakarya dan mini simposium. Lokakarya dan mini simposium itu diisi oleh beragam akademisi FKG UNAIR yang memiliki kepakaran di bidangnya masing-masing.

Acara AIDENTEX dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Wakil Rektor IV UNAIR Junaidi Khotib, Ph.D., Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes, dan Ketua AIDENTEX Bambang Agustono, drg., Sp.Pros.

Dalam sambutannya, Dekan FKG mengatakan pameran ini dilaksanakan untuk memperkenalkan kepada publik tentang kemajuan teknologi kedokteran gigi. Sekaligus mengingatkan profesionalisme para dokter gigi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami mengundang Wakil Gubernur Jatim agar ke depannya, kita bisa bergerak secara bersama-sama dalam memperjuangkan kesehatan di Indonesia,” tutur Darmawan Setijanto.

Wakil Rektor IV UNAIR Junaidi Khotib mengapresiasi pelaksanaan acara AIDENTEX. Sebagai wakil rektor yang mengemban tanggung jawab bidang kerja sama bisnis, ia mengatakan bahwa acara ini merupakan kesempatan untuk bertemu oleh para akademisi dan para industri.

“Saat ini, material dan biomaterial baik di kedokteran gigi maupun obat-obatan yang lain kebanyakan masih diimpor. Dari pertemuan seperti ini, diharapkan lahir berbagai macam inovasi sehingga masyarakat bisa puas dengan layanan medis terutama di

(14)

bidang kedokteran gigi,” tutur Junaidi.

Dalam pembukaan itu juga dihadiri oleh dekan fakultas kedokteran gigi se-Indonesia, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jatim, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Surabaya, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, dan berbagai asosiasi yang berkaitan dengan kedokteran gigi.

Acara AIDENTEX didatangi banyak pengunjung mulai dari mahasiswa FKG, masyarakat umum, perwakilan industri, hingga akademisi kedokteran gigi dari seluruh Indonesia. Menurut Bambang, pendaftar via dalam jaringan sebanyak lebih dari 1.800 orang. (*)

Penulis : Defrina Sukma Edfitor : Faridah Hari

HIMA FKM UNAIR Banyuwangi

Sosialisasikan Kesehatan dan

Anti Rokok

UNAIR NEWS – Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat,

khususnya mengenai personal hygiene, terus digelorakan oleh

Banyuwangi Public Health Assosiation (B-PHA) divisi SAS (Society, Art and Sport) di PDD Banyuwangi. B-PHA adalah

organisasi himpunan mahasiswa (Hima) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) di PDD UNAIR Banyuwangi.

Seperti sosialisasi terbaru yang dilaksanakan serentak dan berakhir Minggu kemarin, telah dipromosikan kesehatan lingkungan dan menekan kebiasaan merokok. Sasarannya masyarakat usia remaja, usia dewasa, dan orang tua yang ada di

(15)

sepanjang jalan kawasan lingkungan Kramat RT 03/RW 03 Kelurahan Kertosari, Banyuwangi, dimana terdapat 97 kepala keluarga (KK).

Menurut Saiful Azis Setyawan, wakil ketua pelaksana sosialisasi serentak (Soser) ini merupakan salah satu program kerja B-PHA dari divisi Society, Art and Sport dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, dalam hal ini dilaksanakan di RT 03/RW 03 Lingkungan Kramat, Kertosari.

”Tema kegiatan ini Green And Clean yang tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan sampah dengan memperhatikan lingkungan sekitar serta memperhatikan dirinya sendiri,” tambah Ogis Mega Pratiwi, ketua pelaksana kegiatan Soser 2016 ini, seraya menambahkan bahwa kegiatan ini diikuti 83 mahasiswa dan terbagi menjadi 20 kelompok yang terdiri dari mahasiswa FKM angkatan 2014, 2015 dan 2016.

Penggiat dan praktisi kesehatan lingkungan, Dr. Bintari, yang memberikan materi tentang persampahan ini, menjelaskan kegiatan sosial sepertinya ini menjadi kegiatan wajib bagi mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR PDD Banyuwangi. Ini juga merupakan sosialisasi lanjutan setelah sebelumnya dilaksanakan saat memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS).

Sementara itu, Yogi Yhuwono, Ketua B-PHA UNAIR membenarkan ada yang berbeda dalam soser kali ini. Keterlibatan seluruh mahasiswa FKM, termasuk mahasiswa baru dan perwakilan prodi yang lain, menjadikan kegiatan ini semakin semarak. Rangkaian acaranya diawali dengan kerja bakti yang dalam hal ini dibantu oleh Tunas Muda Airlangga (TMA) dan masyarakat setempat. Sedangkan pelaksanaan sosialisasi sebagai inti acaranya.

”Mekanisme pelaksanaan Soser ini dilakukan dengan jemput bola, memasuki ke rumah-rumah warga. Jadi fasilitator sosialisasi ini juga mahasiswa yang terbagi dalam beberapa kelompok, sedangkan teknis sosialisasinya dengan penilaian kuesioner,”

(16)

kata Yogi.

Rizky Bagas Ardiansyah (19), mahasiswa peserta sosialisasi, berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut hingga beberapa tahun kedepan, mengingat kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, menyadarkan masyarakat akan pentingnya lingkungan, memperhatikan kesehatan sendiri, serta mendorong penghentian perilaku merokok. (*)

Penulis: Siti Mufaidah Editor: Bambang Bes.

Dosen UNAIR Jadi Pembicara

dalam

Legal

Preventive

Program Pertamina

UNAIR NEWS – Iman Prihandono, Ph.D, Ketua Departemen Hukum

Internasional, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, diundang sebagai pembicara pada acara Legal Preventive Program (LPP). Acara ini diselenggarakan oleh Pertamina Refinery Unit VII Kasim bertempat di Sorong, Papua Barat, pada Selasa (18/10). Pada kesempatan ini, Iman menyampaikan materi seputar ‘Audit Bisnis dalam Industri Hilir Migas Ditinjau dari Perspektif Hukum’ kepada sekitar 35 peserta. Mereka diantaranya terdiri dari general manager hingga supervisor lapangan Pertamina Refinery Unit VII Kasim, Sorong, Papua Barat.

General Manajer Pertamina RU VII Kasim, I Gusti Bagus Prihanta menyampaikan, kegiatan legal preventive program ini rutin d i s e l e n g g a r a k a n d u a k a l i d a l a m s a t u t a h u n . D e n g a n berlangsungnya kegiatan, diharapkan dapat membantu Pertamina

(17)

untuk meningkatkan kepatuhan hukum dalam menjalankan operasi usahanya.

Lokasi Pertamina RU VII yang berada di Kasim, yakni sekitar hampir 100 kilometer dari kota Sorong, memerlukan pengetahuan khusus dalam bidang hukum, terutama hukum yang berkaitan dengan keadaan sosial. Sebab, letak dan jarak wilayah ini menyebabkan masyarakat dan lingkungan memiliki penanganan yang bersifat khusus.

Iman dalam materinya mengemukakan, hadirnya instrumen internasional berkaitan dengan tanggungjawab sosial, masyarakat, dan lingkungan perusahaan. Salah satu diantara instrumen internasional tersebut adalah United Nations Guiding P r i n c i p l e s 2 0 1 1 d a n I S O 2 6 0 0 0 G u i d a n c e o n S o c i a l Responsibility.

Kedua instrumen ini masih bersifat sukarela, dan belum menjadi wajib secara hukum bagi korporasi di Indonesia. Meskipun belum wajib, kedua instrumen ini sangat bermanfaat dalam membantu mengidentifikasi risiko yang dapat ditimbulkan oleh perusahaan, dan bagaimana perusahaan dapat mengambil langkah yang sesuai untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh Febriyani S. Rahayu, S.H. selaku Junior Legal Counsel Dispute Management Pertamina RU VII Kasim yang juga alumnus FH UNAIR, dikemukakan berbagai tantangan yang ditemukan di lapangan.

Secara umum, kegiatan ini mendapatkan sambutan yang baik dari karyawan Pertamina RU VII, baik di tingkat manajer sampai pengawas lapangan. Subandi Z selaku Senior Supervisor Legal Counsel Pertamina RU VII Kasim, mengapresiasi kerjasama dengan UNAIR dalam program ini. Ke depan, pihaknya juga akan melanjutkan kerjasama untuk kegiatan LPP lainnya. (*) Editor : Binti Q. Masruroh

Referensi

Dokumen terkait

Secara persentase kunjungan mahasiswa ke ala- mat situs dosen (17.7%) masih lebih baik dibandingkan pemanfaatan mesin pencari (2.8%).Pemanfaatan fasilitas internet tiap

Penambahan metode Kalman Filter membuat rata-rata waktu pelacakan objek lebih cepat daripada waktu pelacakan dengan metode Camshift saja pada keseluruhan video.. Kata kunci:

Arus globalisasi yang semakin deras membuat banyak di kalangan remaja kita kehilangan sikap nasionalisme dan kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal

Pene- litian ini dilakukan untuk membentuk portofolio yang optimal pada nilai tukar mata uang agar investasi yang dilakukan memberikan resiko yang minimal dan return yang

Kita mungkin mempertanyakan apakah mungkin bahwa semua pernyataan matematika, bahkan kontradiksi, dapat diturunkan dari aksioma-aksioma teori mengatur, apalagi,

Produk yang dibawa oleh Penyuluh Swasta ketika Penyuluhan.. (DIAMBIL MENGGUNAKAN KAMERA SONY XPERIA MINI PRO ,

Plagiat.. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan Hotel Desa Puri Syariah untuk menghadapi persaingan dalam industri akomodasi syariah di Yogyakarta hari ini adalah: 1)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSA DI RUMAH SAKIT HORAS INSANI